Makalah Maes Kelompok 1

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya tanaman organik dilaksanakan di lahan yang bebas dari cemaran bahan agrokimia dari pupuk dan pestisida, menggunakan benih/bibit non-GMO atau berasal dari kebun pertanian organik. Upaya peningkatan kesuburan tanah dan pemenuhan nutrisi/ha tanaman dilakukan melalui penambahan pupuk organik, sisa tanaman, pupuk alam, dan rotasi dengan tanaman legum. Pengendalian hama, penyakit dan gulma dilakukan secara manual atau biopestisida dan agensia hayati Indonesia memiliki kekayaan sumber daya hayati tropika yang unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20% pertahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,2005 : 1). Pembangunan hortikultura di masa mendatang diarahkan untuk menumbuhkembangkan sistem agribisnis dan agroindustri. Salah satu komoditas hortikultura dari kelompok sayur-sayuran yang mempunyai prospek baik dan nilai ekonomi tinggi Pertanian berbasis kimia yang mempunyai ketergantungan cukup besar pada pupuk dan pestisida telah mempengaruhi kualitas dan keamanan bahan yang dihasilkan, kesehatan dan kehidupan lainnya. Dengan memperhitungkan generasi mendatang, maka diperlukan

Transcript of Makalah Maes Kelompok 1

Page 1: Makalah Maes Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya tanaman organik dilaksanakan di lahan yang bebas dari cemaran bahan

agrokimia dari pupuk dan pestisida, menggunakan benih/bibit non-GMO atau berasal dari kebun

pertanian organik. Upaya peningkatan kesuburan tanah dan pemenuhan nutrisi/ha tanaman

dilakukan melalui penambahan pupuk organik, sisa tanaman, pupuk alam, dan rotasi dengan

tanaman legum. Pengendalian hama, penyakit dan gulma dilakukan secara manual atau

biopestisida dan agensia hayati Indonesia memiliki kekayaan sumber daya hayati tropika yang

unik, kelimpahan sinar matahari, air dan tanah, serta budaya masyarakat yang menghormati

alam, potensi pertanian organik sangat besar. Pasar produk pertanian organik dunia meningkat

20% pertahun, oleh karena itu pengembangan budidaya pertanian organik perlu diprioritaskan

pada tanaman bernilai ekonomis tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian,2005 : 1). Pembangunan hortikultura di masa

mendatang diarahkan untuk menumbuhkembangkan sistem agribisnis dan agroindustri. Salah

satu komoditas hortikultura dari kelompok sayur-sayuran yang mempunyai prospek baik dan

nilai ekonomi tinggi

Pertanian berbasis kimia yang mempunyai ketergantungan cukup besar pada pupuk dan

pestisida telah mempengaruhi kualitas dan keamanan bahan yang dihasilkan, kesehatan dan

kehidupan lainnya. Dengan memperhitungkan generasi mendatang, maka diperlukan budidaya

secara organik. Disisi lain, sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan

tanaman dan limbah, sehingga kita sebagai produsen harus pandai dalam menentukan jenis

pupuk yang akan digunakan untuk menghasilkan produktivitas secara optimal Potensi dan

peluang pengembangan pertanian organik cukup terbuka di masa mendatang. Oleh karena itu

hasil-hasil tentang pertanian organic perlu disebarluaskan secara cepat dan meluas.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pertanian sayuran organik

2. Untuk mengetahui budidaya pertanian sayuran organik

3. Untuk mengetahui pola tanam dan tumpang sari

Page 2: Makalah Maes Kelompok 1

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pertanian sayuran organik ?

2. Bagaimana cara budidaya pertanian sayuran organik?

3. Bagaimana sistem pola tanam dan tumpang sari?

1.4 Manfaat

Adapun manfaat pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia

2. Menjaga kelestarian lingkungan

3. Lebih bergizi dan sehat

Page 3: Makalah Maes Kelompok 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertanian Organik

Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan

cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem,  keragaman hayati, siklus

bologi, dan aktifitas biologi tanah secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang

cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. sistem pertanian organik menggunakan bahan secara

alami atau menghindari penggunaan pestisida, pupuk kimia, atau hormon/zat tumbuh kimia.

Oleh karena itu, pertanian organik merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan

pertanian sistem berkelanjutan dengan menerapkaan teknologi atau teknik yang

penerapannya menyesuaikan  dengan lingkungan, agar ekosistem tetap berjalan seperti apa

adanya dan tidak menggangu keseimbangan lingkungan. Sehingga, dalam bercocok tanam

perlu diperhatikan seperti varietas, teknologi bercocok tanam hingga aspek – aspek

produksi pertanian lainnya. Dengan demikian, pertanian organik merupakan suatu

teknologi yang  pada  penerapannya  kita  menyesuaikan  dengan lingkungan, agar

ekosistem tetap berjalan seperti apa adanya secara alami tanpa harus memutuskan salah satu

mata rantai makhluk hidup. (Annonymous,2013)

2.2 Pengertian Sayuran Organik

Sayuran organik adalah sayuran yang dibudidayakan secara alami tanpa ada bantuan

bahan kimia. Karena itu sayuran organik bebas dari berbagai zat kimia Bebas dari zat kimia

berarti dari dibukanya lahan, pemberian pupuk, pemillihan bibit, proses tanam, pemeliharaan

dan pembasmian hama sampai pengemasan pascapanen tidak menggunakan zat kimia.

Pupuk yang diberikan untuk sayuran berasal dari pupuk organik, seperti kompos atau pupuk

kandang, bukan pupuk kimia. Pembasmian hama juga tidak menggunakan pestisida dari

bahan kimia. Tidak ada suntik hormon agar cepat tumbuh, juga tidak ada pengawet ketika

sayur dikemas untuk dijual. (Annonymous,2013)

Page 4: Makalah Maes Kelompok 1

2.3 Pengertian Budidaya Sayuran Organik

Budidaya sayuran organic merupakan kegiatan terencana pemeliharaan sumber daya

hayati (sayuran) yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat/hasil

panennya secara alami tanpa ada bantuan bahan kimia. (Annonymous,2013)

2.4 Pengertian Pola Tanam Tumpangsari

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran ( polyculture ) berupa pelibatan

dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau

agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang

hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, (Annonymous,2013)

2.5 Pengertian Seresah

Serasah atau seresah adalah tumpukan dedaunan kering, rerantingan, dan berbagai

sisa vegetasi lainnya di atas permukaan tanah. (Annonymous,2013)

2.6 Pengertian Suhu,Iklim dan Kelembaban

Suhu adalah suatu besaran pokok yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya

suatu benda.

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi

di bumi atau planet lain.

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat

diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.

(Sinukaban, N., 2003.)

2.7 Pengertian Pemupukan

Pemupukan adalah merupakan suatu cara pemberian unsur hara atau pupuk kepada tanah

yang tujuannya agar dapat diserap olah tanaman (unsur hara adalah makanannya tanaman),

apabila tanaman digambarkan sebagai manusia, maka apabila kita menghendaki

pertumbuhan tanaman agar dapat optimal kebutuhan makan suatu tumbuhan harus

mencukupi 4 sehat 5 sempurna, yaitu semua kebutuhan tanaman tercukupi, manusia tidak

akan dapat tumbuh sehat jika hanya mengkonsumsi karbohidrat saja walaupun itu dalam

jumlah sangat banyak. (Andi Yuwono, 1986.)

Page 5: Makalah Maes Kelompok 1

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Budidaya Sayuran Bayam Organik Dengan Pola Tanam Tumpangsari Tanaman

Jagung

1. Pengolahan tanah dikerjakan saat hujan pertama mulai turun. Saat ini musim hujan

kadang kurang jelas jatuhnya, namun sebagai ancer-ancer bisa pada bulan Oktober

sampai awal Nopember. Pengolahan tanah ini dilakukan agar tanah menjadi gembur.

Selain membuat tanah menjadi gembur, pengolahan tanah akan dapat menghilangkan

gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan dicangkul sedalam 10-15 cm, kemudian

dicacah sambil membuang gulma yang ada dan yang terakhir dibuat guludan. Arah

guludan sebaiknya menghadap ke barat-timur dengan lebar guludan antara 170-180

cm. Antara dua guludan dibuat saluran selebar 20-30 cm untuk mengalirkan air, agar

saat hujan tanah tetap dalam keadaan atus sehingga akar tanaman jagung maupun

bayam tidak tergenang.

2. Pemupukan dilakukan dua kali yaitu pada saat tanam dan pada saat tanaman telah

berumur 1 bulan. Dosis pupuk untuk jagung adalah 120 kg Urea, 65 kg SP-36 dan 50

kg KCL. Dosis pupuk untuk bayam adalah 40 kg Urea, 80 kg SP-36 yang masing-

masing diberikan dalam dua kali pemupukan.

3. Pemupukan pertama pada jagung adalah 80 kg Urea, 65 kg SP-36 dan 50 kg KCl,

satu bulan kemudian ditambahkan pupuk susulan yaitu Urea sebanyak 40 kg.

Pemupukan pertama pada bayam adalah: 20 kg Urea, 80 kg SP-36 dan 40 kg KCL,

selang satu bulan ditambahkan pupuk susulan yaitu 20 kg Urea. Cara pemupukan

yaitu semua pupuk yang akan diberikan dicampur jadi satu, kemudian dibuat larikan

dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan tanaman dengan kedalaman antara 5-

7 cm), pupuk ditabur sepanjang larikan kemudian ditutup kembali dengan tanah.

Pemupukan kedua untuk tanaman jagung larikan disesuaikan dengan tajuk tanaman,

sedangkan untuk bayam larikan dibuat di tengah jarak antara dua barisan tanaman

bayam.

4. Perawatan atau pemeliharaan tanaman meliputi beberapa kegiatan antara lain

penyulaman, penyiangan dan pembumbunan. Penyulaman sebaiknya dilakukan agar

tidak ada spot-spot kosong yang akan diisi oleh gulma bila tidak dilakukan

Page 6: Makalah Maes Kelompok 1

penyulaman. Penyulaman untuk tanaman jagung dilakukan antara 4-7 hari setelah

tanam, sedangkan untuk bayam antara 5-10 hari setelah tanam. Sebaiknya

penyulaman tidak terlalu lama melakukannya.

5. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan paling tidak sebanyak dua kali atau

menyesuaikan dengan kondisi gulma, bila memang gulma tumbuh dominan dapat

dilakukan penyiangan lagi. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman

berumur 15 hari, sedangkan penyiangan yang kedua dilakukan setelah tanaman

berumur 30 hari sebelum dilakukan pemupukan susulan. Pada penyiangan kedua ini

sekaligus dilakukan pembumbunan yaitu dengan menggemburkan tanah dan

menikkan tanah ke sekitar batang. Untuk bayam sebaiknya dilakukan pembumbunan

sekali lagi yaitu pada saat tanaman selesai berbunga sekitar 40 hari setelah tanam.

6. Pengendalian hama penyakit dimaksudkan agar kesehatan tanaman dapat terjaga

sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pengendalian hama

maupun penyakit dengan menggunakan biopestisida yang menggunakan bahan-bahan

alami. Pada jagung yang sering dijumpai adalah penyakit bulai untuk hamanya adalah

penggerek daun penghisap daun. (Harsono, 1995.)

3.2 Hubungan Timbal Balik Terhadap Lingkungan Pertanian

3.2.1 Manajemen Tumpangsari Tanaman Bayam dan Jagung

Pada pola tumpangsari jagung dan bayam, diatur dimana jagung sebagai tanaman

pokok dan bayam sebagai tanaman sela. Benih jagung yang akan ditanam adalah

jagung komposit (bersari bebas) varietas Bisma berlabel yang sudah diberi seed

treatment. Lubang tanam dibuat dengan tugal sedalam 2-3 cm, dengan jarak antar

barisan tanaman 200 cm, sedangkan jarak dalam barisan adalah 40 cm. Kebutuhan

benih jagung setiap hektar lahan dengan pola tumpangsari adalah 15 kg (2 benih tiap

lubang tanam), sehingga populasi tanaman jagung dalam 1 ha lahan adalah 25.000

batang. Sedangkan untuk bayam yang akan ditanam adalah bayam varietas Giti Hijau.

Jarak tanaman bayam adalah 25 x 25 cm, sehingga dalam setiap guludan terdapat 1

baris tanaman jagung dan 5 baris tanaman bayam. Populasi tanaman bayam dalam 1

ha kurang lebih 100.000 tanaman atau sekitar 70% dibanding pola monokultur.

Kebutuhan benih bayam untuk setiap 1 ha lahan dengan pola tumpangsari dengan

jagung adalah 50 kg biji kering (1 benih tiap lubang tanam). Pola ini akan

Page 7: Makalah Maes Kelompok 1

memeberikan manfaat pada tanaman bayam. Pada bayam manfaat yang diperoleh dari

tanaman jagung ialah bayam mendapatkan perlindungan dari tanaman jagung dari

lajunya angin yang kencang yang dapat merobohkan tanaman bayam, sebab tanaman

bayam sangat rentan dengan angin. (Hamilton, L.S. dan P.N.King, 1997.)

3.2.2 Manajemen Pupuk Organik Dengan Tanah

Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian

intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama

terkait dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%.

Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar

2,5%. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik

kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan

kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang

dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan karakteristik

fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh dari penggunaan

pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi. Selain itu, peranannya

cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan.

Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah akan mengalami beberapa kali

fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi humus Bahan organik

juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba tanah sehingga dapat

meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara

tanaman.Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi tanaman,

juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.

Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung

bahan berbahaya. Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota

sebagai bahan dasar kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan

asam-asam organik yang dapat mencemari lingkungan.Selama proses pengomposan,

beberapa bahan berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk.

Page 8: Makalah Maes Kelompok 1

Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan

berbahaya dan beracun (B3).Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran

primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk.Keadaan ini

memengaruhi penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan

organik dengan karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih

besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan

organik yang terdekomposisi seperti kompos.

Pupuk organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti:

1. Penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan

sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi,

meskipun jumlahnya relatif sedikit.

2. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.

3. Membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti

aluminium, besi, dan mangan. (Sukirno, 1995)

3.2.3 Manajemen Seresah Terhadap Tanaman Tumpangsari Bayam dan Jagung

Pemanfaatan serasah yang dicampur kotoran hewan sebagai pupuk, seperti yang

mereka lakukan telah memberi makanan pada tanah. Pupuk serasah yang sering juga

disebut mulsa, secara biologis akan hancur dan terurai ke dalam tanah. Proses ini bisa

dilakukan dengan membawa dan menebarkan langsung bahan-bahan organik seperti

jerami, pelepah pisang, rerumputan kering, daun-daun, ranting-ranting pohon, atau

serbuk gergaji ke sawah, atau bisa juga lewat proses pengomposan terlebih dulu.

Bahan-bahan organik ini selanjutnya dimanfaatkan oleh mikroorganisme, cacing, dan

hewan-hewan kecil lain di dalam tanah sehingga terurai lagi menjadi unsur-unsur—

seperti nitrogen, fosfor, kalium, serta unsur mikro lainnya—yang siap menjadi unsur

hara bagi tanaman. Proses biologis-ekologis inilah yang sesungguhnya menyuburkan

tanah.

Di daerah yang mempunyai iklim panas seperti Indonesia, pemakaian serasah

sebagai pupuk organik sangatlah ideal. Keuntungan menggunakan pupuk serasah

adalah sebagai berikut.

Page 9: Makalah Maes Kelompok 1

o Menghemat air. Dengan adanya serasah yang diselubungkan pada permukaan

tanah, maka penguapan air tanah bisa ditahan.

o Mencegah erosi. Dengan adanya serasah air hujan tidak langsung mengenai

tanah, sehingga butir-butir tanah yang halus terlindung dari pengikisan.

o Menghambat pertumbuhan gulma. Jika tanah ditutup dengan serasah, maka

rumput-rumputan tidak mudah tumbuh.

o Menjaga keseimbangan suhu tanah dan lapisan udara di dekat tanah. Serasah yang

menutupi permukaan tanah akan menahan sengatan sinar matahari sehingga tanah

menjadi tidak terlalu panas.

o Menjaga sari-sari makanan dalam tanah terhadap pencucian dan penghanyutan

oleh air hujan.

o Menjaga tekstur tanah tetap remah dan tidak cepat padat.

o Mencegah penyakit tanaman yang timbul akibat percikan tanah oleh air hujan.

o Menjadi sumber humus.

o Meningkatkan mutu hasil tanaman organik.

o Memperlancar kegiatan jasad renik tanah, seperti cacing tanah, dan akan sangat

membantu petani dalam proses penyuburan tanah. (Hamilton, L.S. dan P.N.King,

1997.)

Page 10: Makalah Maes Kelompok 1

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pertanian organik adalah sistem

produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan

dan produktivitas agroekosistem,  keragaman hayati, siklus bologi, dan aktifitas biologi tanah

secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan

berkelanjutan. sistem pertanian organik menggunakan bahan secara alami atau

menghindari penggunaan pestisida, pupuk kimia, atau hormon/zat tumbuh kimia. Pola

ini akan memeberikan manfaat pada tanaman bayam. Berbagai hasil penelitian

mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun

produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait dengan

sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahal untuk

memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%. Pupuk

organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun

kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan

secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat

meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Pemanfaatan

serasah yang dicampur kotoran hewan sebagai pupuk, seperti yang mereka lakukan

telah memberi makanan pada tanah. Pupuk serasah yang sering juga disebut mulsa,

secara biologis akan hancur dan terurai ke dalam tanah. Proses ini bisa dilakukan

dengan membawa dan menebarkan langsung bahan-bahan organik seperti jerami,

pelepah pisang, rerumputan kering, daun-daun, ranting-ranting pohon, atau serbuk

gergaji ke sawah, atau bisa juga lewat proses pengomposan terlebih dulu. Dari

penerapan system pertanian diatas maka kami menyimpulkan bahwa pertanian

budidaya sayuran organic yang diterpakan termasuk pengelolaan manajemen

agroekosistem yang sehat sebab uraian diatas menjelaskan system yang menerapkan

melalui pertimbangan lingkungan pertanian yang sehat.

4.2 Saran

Kami berharap tugas tugas seperti ini terus ditingkatkan karena menurut kami sangat

bermanfaat bagi kami dalam menambah suatu wawasan dan ilmu pengetahuan.

Page 11: Makalah Maes Kelompok 1

DAFTAR PUSTAKA

Andi Yuwono, 1986. Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Rencana Teknik Lapangan

Rehabilitasi Lahan dan Konservasi tanah. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Annonymous2013,http://pagemenu.blogspot.com/2012/09/pengertian-pertanian-

organik.html diakses pada tanggal 28 Maret 2013

Annonymous 2013,http://healthyvegetables.blogspot.com/ diakses pada tanggal 28 Maret

2013

Annonymous 2013,http://id.wikipedia.org/wiki/Tumpang_sari diakses pada tanggal 28

Maret 2013

Annonymous 2013,http://id.wikipedia.org/wiki/Serasah diakses pada tanggal 28 Maret

2013

Hamilton, L.S. dan P.N.King, 1997. Mengelola Agroekosistem. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Harsono, 1995. Manajemen Pola Tanam Tanaman Budidaya,. Program Pasca Sarjana

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Sinukaban, N., 2003. Bahan Kuliah Teknologi Pengelolaan Klimatologi. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Sukirno, 1995. Hand Out Teknik Pemupukan Organik Pada Tanah. Program Studi Teknik

Pertanian Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.