PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA BEBERAPA …
Transcript of PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA BEBERAPA …
PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA BEBERAPA SAMPEL AIR BERSIH YANG DIAMBIL DI LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI BTKL-PP KELAS 1 MEDAN
TUGAS AKHIR
Oleh: ELSA APRIANTY CHANIAGO
NIM 142410044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA BEBERAPA SAMPEL AIR BERSIH YANG DIAMBIL DI LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI BTKL-PP KELAS 1 MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Oleh: ELSA APRIANTY CHANIAGO
NIM 142410044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
Universitas Sumatera Utara
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA BEBERAPA SAMPEL AIR BERSIH YANG DIAMBIL DI LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI BTKL-PP KELAS 1 MEDAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Oleh: ELSA APRIANTY CHANIAGO
142410044
Medan, Agustus 2017
Disetujui Oleh: Pembimbing,
Vriezka Mierza, S.Farm., M.Si., Apt NIP 83041910012001
Disahkan Oleh:
Dekan,
Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt. NIP 195707231986012001
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan segala
rahmat-Nya kepada kita semua khususnya saya sebagai penulis untuk dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pemeriksaan Bakteri Escherichia coli
pada beberapa sampel Air Bersih yang diambil di Laboratorium Mikrobiologi
BTKL-PP Kelas 1 Medan.” Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat
untuk mendapat gelar ahlimadya analis farmasi dan makanan pada Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran,
dorongan, bimbingan dari berbagai pihak, hingga akhirnya terselesaikan Tugas
Akhir ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Vriezka Mierza, S.Farm., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang
senantiasa sabar dan ikhlas dalam memberikan ilmu, waktu, nasehat,
arahan serta semangat selama proses penyelesaian penelitian dan tugas
akhir ini.
2. Ibu Prof. Dr.Masfria, MS,. Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Popi Patilaya, S.Si., M.Sc., Apt. selaku ketua Program Studi D-III
Analis Farmasi dan Makanan Universitas Sumatera Utara.
4. Kedua orang tua tercinta saya , Ayahanda Rizwan, Ibunda Murni
Pasaribu serta Abang dan adik saya, Rizky Saputra Caniago, Rizka
Universitas Sumatera Utara
Aprillah Caniago, serta dukungan baik moral maupun materil. Semoga
selalu dalam lindungan Allah SWT.
5. Seluruh teman-teman kuliah Angkatan 2014 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi arti keberadaan mereka
terutama Resmiyani Gultom, Arda Lestari Tampubolon, Febri Sitepu,
Jetri Silalahi dan Irene Aritonang .
6. Teman yang membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan
Tugas akhir penulis, Budi Prasetya Harahap dan Novayanti .
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat membuka luas bagi yang ingin
menyumbangkan masukan dan kritikan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun bagi pembaca.
Medan, Agustus 2017 Penulis
Elsa Aprianty Chaniago 142410044
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Elsa Aprianty Chaniago
Nomor Induk Mahasiswa : 142410044
Program Studi : D III Analis Farmasi dan Makanan
Judul Tugas Akhir : Pemeriksaa Bakteri Escherichia coli pada beberapa Sampel Air Bersih yang diambil di Laboratorium Mikrobiologi BTKL-PP Kelas 1 Medan.
dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar ahli madya di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah menyebutkan atau mencantumkan sumbernya di dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Medan, Agustus 2017 Yang Menyatakan, Elsa Aprianty 142410044
Materai Rp 6.000
Universitas Sumatera Utara
PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA BEBERAPA SAMPEL AIR BERSIH YANG DIAMBIL DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
BTKL-PP KELAS 1 MEDAN
ABSTRAK LatarBelakang :BakteriEscherichia coli adalah salah satu sumber kontaminan air bersih dalam makanan dan air minum. Air bersih ada beberapa macam yaitu air sumur, air hujan, air tanah. Bakteri Escherichia coli yang terdapat pada air bersih dapat menyebabkan infeksi saluran cerna seperti diare. Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli didalam air bersih yang diambil di Laboratorium Mikrobiologi BTKL-PP Kelas 1 Medan. Metode :Sampel diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi BTKL-PP Medan. Penentuan jumlah bakteri Escherichia coli dilakukan menurut metode Most Probable Number(MPN) sesuai dengan prosedur yang digunakan dilaboratorium balai teknik kesehatan lingkungan (BTKL-PP). Hasil :Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada sampel air bersih dengan nomor sampel 975/B/AB/21/02/2017 adalah 430MPN/100ml, dengan nomor sampel 978/B/AB/21/02/2017 adalah <1.8 MPN/100ml, dengan nomor sampel 979/B/AB/21/02/2017 adalah <1.8MPN/100ml. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No 416/Menkes/Per/IX/1990. Kadar maksimum bakteri Escherichia coli dalam air bersih adalah 0. Kesimpulan :Air bersih yang diuji dengan nomor sampel 975/B/AB/21/02/2017, 978/B/AB/21/02/2017, dan 979/B/AB/21/02/2017tidak memenuhi persyaratan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No 416/Menkes/Per/IX/1990 Kata kunci : air bersih, bakteri Escherichia coli, metode MPN.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
1.3 Manfaat ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4
2.1 Air ................................................................................................... 4
2.2 Air Bersih ......................................................................................... 5
2.3 Sumber Air Bersih ............................................................................ 5
2.4 Kriteria Kualitas Air ......................................................................... 7
2.5 Efek Pencemaran Air..................................... ................... ………… 8
2.6 IndikatorPencemaran Air............. .... ........................……………… 8
2.7 Bakteri ........ ................................................................................... .. 10
2.7.1 Bakteri Escherichia coli .................................................................. 10
2.8 Metode MPN.....................................…… ....................................... 13
BAB III METODE PENGUJIAN ................................................................ 14
Universitas Sumatera Utara
3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................... 14
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................. 14
3.2.1 Alat.......... ......................................................................................... 14
3.2.2 Bahan........ ........................................................................................ 14
3.2.3 Sampel....... ....................................................................................... 14
3.3 Pembuatan Media...... ....................................................................... 14
3.3.1 Pembuatan media LSB (Lauryl Sulfath Broth) ................................ 14
3.3.2 Pembuatan media Brilliant Green Lactose Broth ……. ................... 15
3.3.3 Pembuatan media Eosin Methylene Blue Agar ................................ 16
3.4 Prosedur Tetap BTKL-PP Kelas 1 Medan ....................................... 16
3.4.1 Tes Perkiraan.................................................................................... 16
3.4.2 Tes Penegasan.................................................................................. 17
3.4.3 Identifikasi Bakteri Escherichia coli ke Media EMBA................... 17
3.4.4 Tes Pelengkap (Complete Test) Uji Indol........................................ 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 17
4.1 HasilPemeriksaan Bakteri Escherichia coli ..................................... 18
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 20
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 20
5.2 Saran ......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21
LAMPIRAN……. ........................................................................................ 22
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan bakteri Escherichia coli ............................. 18
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar Alat dan Bahan ........................................................... 22
Lampiran 2 Tabel Perkiraan Terdekat Jumlah (MPN)................................. 25
Lampiran 3 Baku Mutu Air Bersih ............................................................. 28
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme (makhluk) kecil
yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil, bios = hidup, dan logos = ilmu).
Organisme kecil itu disebut dengan mikroorganisme. Mikrobiologi merupakan
bagian ilmu dari biologi, tersusun oleh banyak disiplin ilmu. Bagian dari
mikrobiologi yang mempelajari peranan mikroorganisme di dalam lingkungan
adalah mikrobiologi lingkungan. Lingkungan yang dimaksud terutama terdiri dari
air, tanah, dan udara (Waluyo, 2009).
Mikrobiologi air adalah mikrobiologi yang mempelajari kehidupan di
dalam lingkungan air. Kehidupan mikroba pada lingkungan air dapat berada di air
laut, air tawar, air limbah, air bersih, air minum, dan sebagainya. (Waluyo, 2009).
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satupun mahluk
hidup yang berada dibumi yang tidak membutuhkan air. Para ahli berkecimpung
di dalam masalah air baik air untuk keperluan rumah tangga ataupun untuk
kepentingan lainnya (industri, pertanian) sepakat bahwa penyebab terjadinya
krisis air dapat secara langsung dapat pula secara tidak langsung (Suriawiria,
2005).
Didalam sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan ataupun pada hewan (termasuk
didalamnya manusia) akan terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75%
kandungan sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% kandungan sel hewan,
terdiri dari air. Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan
Universitas Sumatera Utara
rumah tangga, ternyata berbeda untuk tiap tempat, tiap tingkatan kehidupan atau
untuk tiap bangsa dan negara (Suriawiria, 2005).
Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora
yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah
panas. Escherichia coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh
makanan berupa zat organik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun
sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme
lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik,
yaitu CO2, H2O, energi, mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini
berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Kusuma, 2010).
Escherichia coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena
keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi
oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen
lainnya. Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran
pencernaan meningkat atau berada diluar usus. Escherichia coli menghasilkan
enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Brooks, 2001).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli didalam sampel air
bersih dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN).
2. Untuk mengetahui jumlah bakteri Escherichia coli didalam sampel air
bersih apakah memenuhi persyaratan yang diterapkan dalam
PERMENKES 416/MENKES/PER/IX/1990.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat dari tugas akhir ini adalah untuk dapat mengetahui dan
mempraktikkan secara langsung metode yang digunakan oleh Instansi Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas 1 Medan dalam
hal pengukuran jumlah bakteri Esherichia coli. Hal tersebut akan bermanfaat
dalam hal pengaplikasian pengukuran jumlah bakteri Esherichia coli pada sampel
yang lain.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kebutuhan hidup
orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya
air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang maupun generasi yang akan datang dan aspek penghematan dan
pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air
(Effendi, 2003).
Dengan meningkatnya industrialisasi, sumber-sumber air yang tersedia
untuk konsumsi dan rekreasi telah tercemari oleh limbah industri serta kotoran
manusia dan hewan. Akibatnya, air kini menjadi faktor penyebab penyakit yang
tidak dapat diabaikan. Air yang tercemar mengandung sejumlah besar bahan yang
merupakan sumber nutrisi yang sangat baik bagi partumbuhan dan
perkembangbiakan mikrooragnisme. Keberadaan organisme nonpatogen tidak
menjadi fokus utama, tetapi kontaminan intestinal yang berasal dari feses (kotoran
manusia atau hewan). Patogen tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran cerna,
seperti disentri basiler, demam tifoid, kolera, dan demam paratifoid (Cappucino&
Natalie, 2013).
Universitas Sumatera Utara
2.2 Air Bersih
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh
dari berbagai sumber tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi air bersih
pada setiap daerah berbeda-beda tergantung pada kegiatan manusia yang terdapat
di daerah tersebut. Air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun
bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor,
air hujan, air dari sumber mata air.
Pemanfaatan air bersih secara umum dapat dikatakan penggunaan air bersih
sebagai berikut :
1. Akan diolah menjadi air siap minum.
2. Untuk keperluan keluarga (cuci, mandi).
3. Sarana pariwisata (air terjun).
4. Pada industri (sarana pendingin).
5. Sebagai alat pelarut (dalam bidang farmasi / kedokteran).
6. Pelarut obat.
7. Obatan dan infus (apabila air tersebut telah diolah menjadi air steril).
8. Sebagai sarana irigasi.
9. Sebagai sarana peternakan.
10. Sebagai sarana olah raga (kolam renang) (Gabriel.J,2001).
2.3 Sumber Air Bersih
Jumlah air di dunia ini relatif tetap dan mengikuti suatu aliran yang
dinamakan siklus hidrologi. Sumber-sumber air yang ada pada bumi, dapat
berasal dari : Air permukaan yang mengalir di permukaan bumi akan membentuk
air permukaan. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya pengotoran ini menyebabkan kualitas air permukaan menjadi
berbeda-beda. Air ini umumnya mendapat pengotoran selama pengalirannya
(Waluyo, 2009).
Sumber-sumber air bersih :
1. Air Tanah
Air tanah secara umum terbagi menjadi:
a. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal terjadi akibat proses penyarapan air dari permukaan
tanah dam mengalami proses filtrasi secara alamiah. Lumpur akan
tertahan, demikian juga dengan sebagai bakteri, sehingga air tanah dangkal
terlihat terlarut.
b. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam terdapat pada lapis rapat air yang pertama. Pengambilan
air tanah dalam lebih sulit dari pada air tanah dangkal. Air tanah
mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi tinggi.
2. Air Hujan
Air hujan merupakan sumber utama air bumi. Air hujan dalam keadaan
murni sangat bersih, tetapi sering terjadi pengotoran karena industri, debu, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air
minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada saat
hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran (Waluyo, 2009).
Universitas Sumatera Utara
3. Air Laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam natrium klorida(NaCl).
Kadar garam natrium klorida(NaCl) dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka
air laut tak memenuhi syarat untuk air minum (Sutrisno, 1991).
2.4 Kriteria Kualitas Air
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hati sebaiknya adalah air yang
memenuhi kriteria sebagai air bersih. Air bersih merupakan air yang dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan yang dinamakan
air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tahap proses
pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Persyaratan
terbaru seperti yang telah ditetapkan oleh Menteri kesehatan Republik Indonesia
melalui Kepmenkes RI Nomor 907/menkes/SK/VII/2002/Tanggal 29 Juli 2002.
Jenis-jenis air minum seperti yang yang dimaksud adalah meliputi:
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga.
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air.
3. Air kemasan.
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang
disajikan untuk masyarakat.
5. Persyaratan kesehatan untuk air bersih dan air minum meliputi persyaratan
bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Efek Pencemaran Air
Efek pencemaran air dapat mempengaruhi kualitas lingkungan serta daya
dukungnya serta berdampak terhadap berbagai segi kehidupan. Untuk itu maka
efek pencemaran air dijelaskan sebagai berikut:
1. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Air
Pelepasan/pembuangan material yang sudah tercemar ke lingkungan
perairan umum untuk merubah ekosistemnya. Bahan pencemar yang menjadi
peran utama transformasi hidup, yaitu:
a. Bau busuk yang menyengat
b. Mikro-organisme
c. Kenaikan suhu
d. Perubahan pH
2. Pengaruh Pada Kesehatan Manusia
Air yang telah tercemar oleh organisme patogen seperti bakteri atau virus
dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk itu maka
sumber air yang digunakan untuk memasok kebutuhan air minum harus dicegah
dari pencemaran yang membahayakan kesehatan tubuh manusia (Sunu, 2001).
2.6 IndikatorPencemaran Air
Eksploitasi sumber-sumber air tanah secara berlebihan yang tidak
mempertimbangkan daya dukung lingkungan serta upaya konservasi lingkungan
yang tidak seimbang akan mempengaruhi kualitas air. Disamping itu juga
kurangnya kesadaran berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung seperti
membuang limbah akan mengakibatkan pencemaran air semakin meningkat
(Sunu, 2001).
Universitas Sumatera Utara
Telah dikemukakan bahwa membicarakan kualitas air pada dasarnya
adalah membicarakan karakteristik kualitas air yang berasal dari sumber perairan
alamiah, maka uraian tentang kualitas air akan dimulai dengan membahas
karakteristik-karakteristik fisik seperti suhu dan bahan terlarut dalam air.
Karakteristik lain (kimia) yang terbentuk oleh persenyawaan bahan-bahan organik
non-organik yang mempunyai peranan penting sebagai indikator kualitas air
(Asdak, 2007).
Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan setempat
(Departemen Kesehatan) serta ketentuan atau peraturan lain yang berlaku seperti
APHA (American Public Health Association atau Asosiasi Kesehatan Masyarakat
AS), layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan
persyaratan kualitas secara fisik, kimia, dan biologis. Kualitas secara fisik
meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa (Suriawiria, 2005).
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari sebaiknya adalah air yang
memenuhi kriteria sebagai air bersih. Air bersih merupakan air yang dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan
mengalami kesulitan jika diproses untuk air bersih. Kesulitannya antara lain
dalam proses penyaringan. Jika proses penyaringan dapat dilakukan akan
memerlukan biaya yang lebih besar dan mungkin pula mahal (Suriawirria, 2005).
Kualitas air secara biologis khususnya secara mikrobiologis ditentukan
oleh banyak diameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen, dan penghasil
toksin. Misalnya kehadiran mkiroba, khususnya bakteri pencemar tinja (coli) di
Universitas Sumatera Utara
dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tersebut untuk kepentingan
kehidupan manusia (rumah tangga) (Suriawiria, 2005).
2.6 Bakteri
Bakteri umumnya uniseluler atau sel tunggal, tidak mempunyai khlorofil,
berkembang biak dengan pembelahan sel secara transversal atau biner. Hidup
bebas secara cosmopolitan dimana – mana, khususnya di udara, di tanah, di dalam
air, pada bahan makanan, pada tubuh manusia, hewan atau ataupun tanaman.
Adapula yang hidup bersimbiosis dengan jasad hidup lainnya., baik hewan
ataupun tanaman.
Bakteri masuk ke dalam divisi Schizophyta yang terbagi ke dalam
beberapa kelas, antara lain Pseudomonadales, Chlamydobacteriales,
Eubacteriales, Actinomycetales, Spirochaetales, dan Rickettsiales (Suriawiria,
1996).
2.6.1 Bakteri Escherichia coli
Escherichia mula–mula ditemukan oleh Escherich pada 1885 dari feses
seorang bayi.Hasil penelitiannya membuktikan bahwa Escherichia juga banyak
ditemukan pada saluran pencernaan makanan manusia dewasa dan hewan-hewan
berdarah panas. Bakteri ini dapat hidup pada suhu 42°C. Dari sekitar 100- 150
gram feses yang setiap hari dikeluarkan oleh seorang manusia, ternyata di
dalamnya mengandung sekitar 3 x 1011 (300 milyar) sel Bakteri coli. Oleh karena
itu, kelompok Escherichia lebih dikenal dengan sebutan Kelompok Bakteri coli
Fecal (Fecal Coliform Bacterial/FCB).
Escherichia coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas
bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan :
Universitas Sumatera Utara
− Escherichia coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan
manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah
terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan
dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi.
− Escherichia coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi
jika pemeriksaan dilakukan dengan benar.
− Bila dalam air tersebut ditemukan Escherichia coli maka air tersebut
dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik.
− Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan
bersama-sama dengan Escherichia coli dalam air tersebut (Radji, 2011).
Sejak saat itu, bila dalam sumber air ditemukan bakteri coli fecal maka hal
ini dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut telat mengalami pencemaran oleh
feses manusia atau hewan-hewan berdarah panas (Nugroho, 2009).
Didalam usus, umumnya bakteri ini tidak menimbulkan penyakit dan
dapat membantu fungsi normal usus, dapat membuat sintesa vitamin K. Tetapi
pada kondisi tertentu dapat berubah menjadi patogen bila mencapai
permukaansel-sel epitel usus halus, saluran kemih, saluran empedu, paru-paru dan
selaput otak yang menyebabkan peradangan pada tempat tersebut (Bonang, 1986).
Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus
besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini bersifat unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak, seperti juga
kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus.
Escherichia coli terdiri dari 2 species yaitu: Escherichiacoli dan Escherichia
hermanis (Zuhri, 2009).
Universitas Sumatera Utara
Bakteri Escherichia coli terdiri dari ketiga kelompok, yaitu :
a. Kelompok Escherichia, misalnya Escherichia coli, Escherichia freundi,
dan Escherichia intermedia.
b. Kelompok Aerobacter, misalnya Aerobacter aerogenes, dan Aerobacter
cloacae.
c. Kelompok Klebsiela, misalnya Klebsiela pneumonia
Dari ke tiga kelompok tersebut kelompok Escherichia coli yang
merupakan bakteri yang paling tidak dikehendaki kehadirannya di dalam air
minum maupun makanan.Aerobacter dan Klebsiela merupakan bakteri yang
termasuk golongan perantara dan mempunyai sifat seperti kolifeka, tetapi tidak
dapat hidup pada suhu diatas 37oC dan lebih sering dijumpai di dalam tanah dan
air daripada di dalam saluran pencernaan manusia. Umumnya genus-genus
tersebut tidaklah patogen sehingga sehingga Aerobacter dan Klebsiela disebut
kelompok bakteri coli non-fekal (Nugroho, 2006).
Escherichia coli menyebabkan diare akut dapat dikelompokkan menjadi 4:
1. Escherichia coli Enteropatogenik
Bakteri ini menyebabkan gastroenteritis pada bayi yang baru lahir
sehingga terjadi kegagalan pertumbuhan pada bayi
2. Escherichia coli Enteroinvasif
Bakteri ini menyebabkan diare akut pada anak dan orang dewasa.Selain
itu, bakteri ini meyerang epitel usus besar dan meyebabkan sindrom klinis
seperti sindrom shingella.
3. Escherichia coli Enterotoksigenik
Universitas Sumatera Utara
Bakteri ini meyebabkan diare pelancong yang menyerang bayi di Negara
berkembang. Bakteri ini menghasilkan enterotoksin yang dapat
menyebabkan kematian pada anal-anak dan orang dewasa.
4. Escherichia coli Enterohemorganik
Bakteri ini dijumpai pada makanan yang tercemar oleh feses sapi dan
menghasilkan toksin yang dapat berkembang menjadi uremik hemofilik
dan gagal ginjal akut (Anwar, 2003).
2.7 Metode MPN (Most Probable Number)
Metode MPN (Most Probable Number)terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Karena beberapa jenis bakteri selain coliform
juga memiliki sifat fermentatif, diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali
kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji
kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat
fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk
batang, Gram negatif, tidak-berspora (Widyastuti, 2011).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. (Widyastuti, 2011).
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Pengujian pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada air bersih dilakukan
di Laboratorium Mikrobiologi Balai Teknik Kesehatan lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Medan di jalan KH.Wahid Hasyim
No.15 Medan, dilakukan pada tanggal 01 Februari 2017.
3.2 Alat, Bahan, dan Sampel
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah autoklaf (HL340), alat-alat gelas (pyrex),
bola hisap, bunsen, hot plate (Velp), inkubator suhu 35 ºC (Memmert), Jarum
Inokulasi, magnetic stirrer (MS-PA), neraca analitik (Ohaus), oven (Memmert).
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah akuades, media Brilliant Green Lactose
Broth (BGLB), media Lauryl Sulfath Broth (LSB)), media Trypton soy broth
(TSB), reagen konvac.
3.2.3 Sampel
Sampel yang digunakan adalah air bersih dengan kode sampe
l975/B/AB/21/02/2017, 978/B/AB/21/02/2017, 979/B/AB/21/02/2017 yang
diambil di Laboratorium Mikrobiologi BTKL-PP Kelas 1 Medan.
3.3 Pembuatan Media
3.3.1 Pembuatan Media LSB (Lauryl Sulfath Broth)
Pembuatan media Lauryl Sulfath Broth (LSB) dibagi 2 yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Single Streng
Ditimbang seksama media Lauryl Sulfath Broth (LSB) sebanyak 35,6 gr.
Dimasukkan kedalam beaker glass 1000 ml. dilarutkan ke dalam akuades
sebanyak 1 liter. Dimasukkan magnetic stirrer. Digunakan diatas hot plate sampai
homogen. Dimasukkan kedalam 10 tabung reaksi yang telah berisi tabung durham
masing-masing 5 tabung berisi 1 ml dan 5 tabung berisi 0,1 ml. Disterilkan di
dalam autoklaf dengan tekanan 1 atm pada suhu 121ºC selama 15 menit, setelah
dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.
2. Double streng
Ditimbang seksama media Lauryl Sulfath Broth (LSB) sebanyak 71,2 gr.
Dimasukkan kedalam beker glass 1000 mL, dilarutkan kedalam akuades
sebanyak 1 liter. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan diatas hot plate
sampai homogen. Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung
durham masing-masing 5 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1 atm
pada suhu 121ºC selama 15 menit, setelah dingin disimpan di tempat yang bersih
dan kering.
3.3.2 Pembuatan Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)
Ditimbang seksama media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) sebanyak
40 gr. Dimasukkan kedalam beaker glass, dilarutkan kedalam akuades sebanyak
1 liter. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan diatas hot plate sampai
homogen. Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi tabung durham
masing-masing 10 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan 1 atm pada
suhu 121ºC selama 15 menit, setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan
kering.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3 Pembuatan Media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
Timbang 37,5 gram bubuk media EMBA, larutkan dengan akuades sebanyak
1 liter.Panaskan sampai mendidih untuk melarutkan media.Sterilkan dalam
autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit.Tunggu suhu sampai hangat-hangat
kuku (45°C-50°C), homogenkan.Tuang kedalam cawan petri steril. Dibiarkan
media membeku kemudian dibungkus dengan kertas putih dengan cara
dibalik.Dimasukkan kedalam lemari pendingin.
3.4 Prosedur Tetap BTKL-PP Kelas 1 Medan
3.4.1 Tes Perkiraan
Disiapkan 15 tabung dengan volume media Lauryl Sulfat Broth 10 ml
tabung untuk setiap volume sampel yang akan dicoba : 1,0 ml, 0,1 ml, 0,01 ml,
dengan konsentrasi media Lactose Broth : 35,6 mg/L.Masukkan sampel yang
sudah dihomogenkan secara aseptik ke dalam masing-masing media LSB.
Tabung-tabung dalam rak digoyang, supaya sampel air bersih dengan media
bercampur rata.Inkubasikan pada suhu 35°C selama 24 jam. Reaksi dinyatakan
positif bila terbentuk asam dan gas dalam tabung fermentasi. Bila tidak ada reaksi
asam atau gas, inkubasikan kembali sampai 48 jam. Bila pada tabung fermentasi
tidak terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam, maka tes perkiraan dinyatakan
negatif, bila pada tabung fermentasi terbentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam,
maka tes perkiraan dinyatakan positif. Kemudian tabung-tabung yang positif
dilanjutkan ke tes penegasan.
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Tes Penegasan
Setiap tabung yang positif pada tes perkiraan dikocok, kemudian
dipindahkan dengan ose/lop dari tiap tabung yang membentuk gas pada media
Lauryl Sulfat Broth ke dalam tabung yang berisi 10 ml media Brilliant Green
Lactose Broth (BGLB). Dinkubasikan smua tabung kedalam inkubator dengan
suhu 44,5°C selama 24 jam. Adanya gas pada tabung durham dalam media
Brilliant Green Lactose Broth (BGLB) memperkuat adanya bakteri coliform.
3.6.1.2 Identifikasi Bakteri Escherichia coli ke Media EMBA
Buat goresan pada media EMBA dari tabung LSB yang positif, diinkubasi
pada temperatur 37°C selama 18 jam sampai dengan 24 jam untuk diidentifikasi.
Koloni yang diduga Escherichia coli berdiameter 2 mm sampai dengan 3 mm
berwarna hitam atau gelap pada bagian pusat koloni, dengan atau tanpa metalik
kehijauan yang mengkilap pada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).
3.6.1.4 Tes Pelengkap (Complete Test)Uji Indol
Inokulasikan koloni dari media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
kemudian teteskan 0,2 ml-0,3 ml reagen kovacs. Bila terbentuk cincin merah pada
permukaan media, maka tes dinyatakan positif. Bila tidak terbentuk cincin merah
pada permukaan media, maka tes dinyatakan negatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HasilPemeriksaan Bakteri Escherichia coli
Dari pemeriksaanbakteri Escherichia coli pada beberapa sampel air bersih
yang diambil di laboratorium mikrobiologi BTKL-PP Kelas I Medan didapatkan
hasil sebagai berikut:
NO KodeSampel
Jumlah tabung yang positif
HasilUji
Keterangan
5 tabung 10 ml
5 tabung
1 ml
5 tabung 0,1 ml
1 975/B/AB/21/02/2017
5 4 5 430
MPN/100 ml
TMS
2 978/B/AB/21/02/2017
0 0 0 < 1,8
MPN/100 ml
TMS
3 979/B/AB/21/02/2017
0 0 0 <1,8
MPN/100 ml
TMS
Keterangan: Sampel pertama tidak memenuhi syarat Escherichia coli yaitu 430
MPN/100 ml, pada sampel kedua juga tidak memenuhi syarat yaitu <1,8
MPN/100 ml, serta sampel ketiga tidak memenuhi syarat yaitu <1,8 MPN/100 ml
menurut syarat mutu air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, No 416/Menkes/Per/IX/1990, Tanggal 3 September 1990
adalah 0/100 ml.
4.2 Pembahasan
Escherichia coli merupakan salah satu kelompok bakteri yang dihindari
kehadirannya dalam air minum dan makanan lainnya. Kehadiran kelompok
bakteri ini digunakan sebagai indikator suatu sebagai suatu produk telah tercemar
Universitas Sumatera Utara
oleh materi fekal, yaitu materi yang berada bersama feses atau kotoran manusia.
Hal ini disebabkan oleh habitat alami kelompok bakteri ini adalah di dalam tinja
manusia dan hewan berdarah panas lainnya.
Pada pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada tiga sampel air bersih yang
diuji memiliki kode yang berbeda. Hasil ketiga Sampel tersebut adalah :
kode 975/B/AB/21/02/2017 dengan hasil yang diperoleh 430 MPN/100 ml
kode 978/B/AB/21/02/2017 dengan hasil yang diperoleh <1,8 MPN/100 ml
kode 979/B/AB/21/02/2017 dengan hasil yang diperoleh <1,8 MPN/100 ml
Dari hasil yang diperoleh bahwa ketiga sampel tersebut tidak memenuhi
syarat atau melebihi kadar maksimum menurut PERMENKES. Sedangkan baku
mutu air minum dan air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, No 416/Menkes/Per/IX/1990, Tanggal 3 September 1990 adalah 0/100
ml. Namun pada sampel ini ditemukannya bakteri Escherichia coli, hal ini
mungkin disebabkan oleh tempat pengambilan sampel yang dekat dengan
pembuangan tinja ataupun sampel tersebut telah tercemar.
Tingginya kadar atau kandungan bakteri Escherichia coli pada air bersih
berasal dari pencemaran atau kontaminasi dari kotoran hewan dan manusia.
Selama hujan, air membawa limbah dari kotoran hewan dan manusia meresap ke
dalam tanah atau mengalir dalam sumber air. Escherichia coli dapat masuk ke
dalam anak sungai, danau, atau air tanah. Dampak yang ditimbulkan dari bakteri
tersebut adalah diare parah, dan kerum perut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek dan pembahasan yang telah dilakukan
penulis di BTKLPP Kelas 1 Medan, maka penulis dapat mengambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Jumlah bakteri Escherichia coli yang diuji pada sampel dengan kode
sampel berbeda. Hasil ketiga sampel adalah kode 975/B/AB/21/02/2017
yaitu 430 MPN/100 ml, kode 978/B/AB/21/02/2017 yaitu <1,8 MPN/100
ml, kode 979/B/AB/21/02/2017 yaitu <1,8 MPN/100 ml.
2. Pada ketiga sampel yang diuji diperoleh kadar bakteri Escherichia coli
melewati ambang batas sehingga ketiga sampel tidak memenuhi syarat
mutu air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, No 416/Menkes/Per/IX/1990, Tanggal 3 September 1990.
5.2 Saran 1. Dalam memenuhi kebutuhannya, masyarakat sebaiknya harus lebih teliti
dalam memilih air yang berkualitas untuk dikonsumsi supaya terhindar
dari serangan penyakit yang mengganggu kesehatan.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan pengujian
bakteri-bakteri dengan metode yang yang lain seperti ALT.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sunga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal: 87-92. Cappuccino, J.G., dan Natalie, S. (2013). Manual Laborartorium Mikrobiologi Edisi 8. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal. 329-333. Bonang. G., dan Koeswardono, E. S. (1986). Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan Klinik. Jakarta: PT. Gramedia. Halaman 8-9. Brooks, J. (2001). Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika. Hal. 34. Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 11 – 13. Gabriel, J.F. (2001). Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates. Hal. 85-86. Kusuma, Sri Agung Fitri. 2010. Escherichia coli. Universitas Padjajaran Fakultas Farmasi Bandung. http://pustaka.unpad.ac.id. Nugroho, A.(2009). Bioindikator Kualitas Air. Jakarta: Universitas Trisakti. Halaman 9-10. Sunu, P. (2001). Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan Iso 14001. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal. 113. Suriawiria, U. (1996). Mikrobiologi Air. Bandung: Alumni. Hal. 5-6, 24-25, 79. Suriawiria, U.2005. Mikrobiologi Dasar. papas sinar sinanti, Jakarta. Hal: 6-9. Sutrisno, C.T. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Edisi Baru. Jakarta: Rineka Cipta Halaman 19, 21, 23. Waluyo, Lud. (2009). Mikrobiologi Lingkungan. Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang Hal:116-118, 135-13. Zuhri, S. (2009). Pemeriksaan Mikrobiologi Air Bersih di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi Muhammadiyah Surakarta. Hal:77-82.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar Alat dan Bahan
Inkubator suhu 35 ºC
Inkubator suhu 35 ºC(Memmert)
Bunsen Jarum Inokulasi
Universitas Sumatera Utara
Alat-alat gelas(pyrex)
Bola hisap Neraca analitik
Hot plate(Velp) Oven(Memmert)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. (lanjutan)
Magnetic stirrer(MS-PA)
Media Lauryl Sulfath Broth (single dan double strength)
Media Brilliant Green Lactose Broth(BGLB)
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara