Proposal Binahong Jadi

15
Pemanfaatan Tanaman Binahong Sebagai Antiseptik Alami pada Luka Disusun oleh : Annisa Amalia Annisaulhusna Yasman Dhika Ananda Pratama Jimmy Widata Muhammad Fauzan Nabila Gea Saraya Nayla Majeda Alfarafisa

description

proposal

Transcript of Proposal Binahong Jadi

Page 1: Proposal Binahong Jadi

Pemanfaatan Tanaman Binahong Sebagai Antiseptik Alami

pada Luka

Disusun oleh :

Annisa Amalia

Annisaulhusna Yasman

Dhika Ananda Pratama

Jimmy Widata

Muhammad Fauzan

Nabila Gea Saraya

Nayla Majeda Alfarafisa

Siti Nurul Zhahara

Syifa Nafiah

Yuniar Setya Astuti

Page 2: Proposal Binahong Jadi

A. Latar Belakang

Terluka merupakan suatu kejadian yang hampir pasti dialami oleh semua orang

selama hidupnya. Meski kemungkinan untuk terluka dapat diperkecil dengan kehati-hatian,

tetapi tetaplah kemungkinan tersebut tidak dapat kita hilangkan sepenuhnya. Bahkan, tubuh

kita sendiripun telah dirancang untuk menangani kejadian terluka itu sendiri. Ketika

seseorang terluka, tubuhnya akan siap melepaskan zat pembeku darah guna mencegah darah

terus-terusan mengalir keluar melewati luka yang menganga hingga berujung pada kehabisan

darah.

Jenis luka sendiri sebenarnya amatlah beragam. Mulai dari luka insisi, luka memar,

luka lecet, luka tusuk, luka gores, luka bakar, hingga luka tembus. Prose penanganannya pun

berbeda-beda untuksetiap jenis luka. Namun terdapat satu tujuan yang sama yang menjadi

sasaran dari setiap proses penanganan luka yang ada, yakni mencegah terjadinya infeksi.

Infeksi adalah proses kolonialisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap inang dan

bersifat amat merugikan inang. Spesies asing tersebut biasanya mikroorganisme seperti

bakteri atau bahkan virus. Mikroorganisme tersebut dapat dengan mudah masuk dan

menginfeksi tubuh kita lewat luka yang menganga. Infeksi yang terjadi dapat menyebabkan

banyak hal yang pastinya dapat membahayakan kita selaku inang, misalnya saja keracunan

darah, kerusakan jaringan, kerusakan, organ, hingga menghilangnya nyawa seseorang.

Kenyataan yang mengejutkan adalah, infeksi merupakan penyebab kematian pertama

di negara-negara berkembang, terutama di daerah-daerah tropis seperti misalnya saja

Indonesia (Wahid, 2007). Dari penelitian tersebut sudah jelaslah bahwa penyakit akibat

infeksi haruslah mendapat penanganan yang serius. Salah satu pencegahan yang biasa

dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada sebuah luka adalah dengan memberikan

zat kimia berupa antiseptiK yang berfungsi membunuh mikroorganisme yang berpotensi

menimbulkan infeksi serta menghambat pertumbuhannya.

Obat antiseptic yang banyak beredar di pasaran saat ini adalah antiseptic berbahan

dasar iodine. Sebut saja merek dagang betadine.

Masalahnya kini adalah, tak semua orang dapat menggunakan obat tersebut. Bahan

dasar iodine pada antiseptik yang ada saat ini menimbulkan reaksi alergi pada beberapa

orang sehingga orang-orang dengan alergi terhadap iodine serta orang-orang yang tengah

Page 3: Proposal Binahong Jadi

mengalami gangguan di kelenjar tiroid tak dapat menggunakan antiseptic tersebut sebagai

obat lukanya.

Tumbuhan binahong (Anredera cordifolia) sendiri sebenarnya bukanlah spesies baru

dan telah sering digunakan masyarakat sebagai tanaman obat sejak zaman dahulu.

Ekstraknya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari mulai penyakit ringan

hingga penyakit berat. Untuk mengobati luka pun, tanaman ini sering dijadikan referensi oleh

masyarakat, namun sayangnya belum banyak penelitian empiris yang membahas mengenai

kandungan kimia dalam ekstrak binahong sehingga dapat dijadikan bahan antiseptic alami

oleh masyarakat yang mungkin saja dapat menggantikan peran antiseptic berbahan dasar

iodine yang ada saat ini. Keunggulan antiseptic dari tanaman binahong dengan antiseptic

yang ada saat ini adalah ketersediaan binahong yang melimpah di alam karena binahong

merupakan tanaman rambat liar sehingga akan lebih mudah dibuat dan di dapat. Selain itu,

hingga saat ini belum ditemukan kasus alergi terhadap penggunaan tanaman binahong

sebagai antiseptic oleh seseorang. Selain itu, karena sifat tanaman binahong yang mudah

didapat di alam, harga jual antiseptic ini pastilah akan lebih murah dibandingkan dengan

antiseptic berbahan dasar iodine.

Berangkat dari permasalahan dan pemikiran itulah kami tergugah untuk membuat

penelitian kecil ini. Kami berniat mencari kandungan-kandungan yang ada pada ekstrak

tanaman binahong yang berpotensi untuk dijadikan antiseptic alami.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam tanaman

binahong yang berpotensi untuk menjadi antiseptic alami dan mungkin berguna bagi

kesehatan, Fokus kami adalah pemanfaatan daun binahong untuk mencegah infeksi pada luka

luar ringan. Mengacu pada beberapa jurnal yang sebelumnya telah membahas kandungan

kimia binahong, ekstrak daun binahong mengandung beberapa senyawa kimia seperti

saponin, flavonoid, asam oleanolik, polifenol, dan asam askorbat (Annisa, 2007) Secara

terperinci, penelitian ini bertujuan untuk :

Page 4: Proposal Binahong Jadi

- Mengetahui ada atau tidaknya kandungan saponin pada daun binahong. Saponin memiliki

sifat anti bakteri dan antivirus.

- Mengetahui ada atau tidaknya kandungan Flavonoid pada daun binahong. Flavonoid bersifat

sebagai anti inflamasi, analgesik, dan antioksidan

- Mengetahui ada atau tidaknya kandungan Alkaloid pada daun binahong. Alkaloid

diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur

tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion.

C. Rumusan Masalah

Zat apa saja yang terkandung pada tumbuhan binahong?

Zat apa yang terkandung dalam binahong yang berpotensi sebagai antiseptik?

D. Hipotesis

Menurut beberapa jurnal dan referensi yang kami baca, pada daun binahong terdapat

Saponin, Flavonoid, Alkaloid. Zat-zat tersebut dapat membantu proses penyembuhan luka

atau infeksi. Saponin memiliki sifat anti bakteri dan antivirus. Alkaloid diperkirakan sebagai

pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa

mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion. Berdasarkan referensi tersebut, ekstrak

tanaman binahong amatlah berpotensi untuk dijadikan sebagai antiseptic alami dengan

banyak keunggulan, diantaranya lebih mudah, lebih murah, dan tidak menimbulkan efek

alergi bagi masyarakat penggunanya.

Page 5: Proposal Binahong Jadi

Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Binahong

1.1 Deskripsi tanaman binahong

Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) merupakan tanaman yang berasal dari daratan

Asia Timur (China dan Korea). Sejak zaman dahulu, tanaman ini telah dipakai sebagai salah

satu tanaman obat karena khasiatnya yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis

penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti luka atau penyakit berat seperti Kanker (Manoi,

2009). Di daratan China tanaman ini disebut tanaman Dheng shan chi. Khasiatnya tak

mereka ragukan lagi, hampir semua obat herbal asal China menggunakan tanaman ini

sebagai bahan dasar.

Di Indonesia, tanaman binahong ini dikenal sebagai tanaman liar rambat yang melingkari

gapura-gapura. Belakangan ini, nama tanaman binahong tiba-tiba saja naik daun di kalangan

para ahli. Mereka percaya bahwa potensi yang dikandung oleh tanaman liar ini amatlah besar

untuk diteliti dan digali sebagai bahan fitofarmaka. Berbagai khasiat dan kegunaan yang

menyebar lewat pengalaman di antara masyarakat membuat peneliti percaya dan merasa

perlu untuk mengetahui lebih dalam sebenarnya bahan-bahan apa saja yang terkandung

dalam tanaman binahong.

Tanaman binahong merupakan tanaman menjalar dengan panjang maksimal +/- 5 meter.

Akarnya berbentuk rumpang, berdaging lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah,

bagian dalam solid, permukaan halus, terkadang membentuk semacam umbi yang melekat di

ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Daun tunggal, bertangkai

sangat pendek (subsessile), tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata),

panjang 5-10 cm, lebar 3-7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, panjang berlekuk

(emerginatus), tepi rata, permukaan licin, dan bisa dimakan. Bunga majemuk berbentuk

tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan

berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5-1 cm, berbau harum.

Perbanyakan generative (biji), namun lebih sering berkembabng atau dikembangkan secara

vegetatif melalui akar rimpangnya (Mus, 2009)

Page 6: Proposal Binahong Jadi

1.2 Klasifikasi Tanaman Binahong

Menururt situs http://plantamor.com, tanaman binahong (Anredera cordifolia)

terklasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tanaman)

Subkingdom : Tracheobionta (Tanaman berpembuluh)

Superdivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)

Subkelas : Hamamelidae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Basellaceae

Genus : Anredera

Spesies : Anredera cordifolia

2. Kandungan padaTanaman Binahong untuk Menyembuhkan luka

2.1 Saponin

Saponin adalah glukosida yang larut pada air dan ethanol tetapi tidak larut dalam eter.

Saponini merupakan senyawa aktif yang akan menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan

pada konsentrasi rendah, menyebabkan hemolisis sel darah merah (Robinson, 1995). Saponin

sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu saponin tritertenoid dan saponin steroid. Saponin

tritertenoid umunya disusun oleh cincin ursana atau oleanana. Dalam menyembuhkan luka,

saponin berfungsi sebagai antimikroba, namun beberapa saponin juga berfungsi sebagai

bahan baku dalam sintesis hormon steroid.

2.2 Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa yang bersifat basa yang memiliki satu atau lebih atom nitrogen.

Umumnya alkaloid bersifat racun dan banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Fungsi

alkaloid dalam menyembuhkan luka adalah sebagai antibakteri. Menurut Robinson (1995),

mekanisme kerja alkaloid adalah menggangu komponen penyusun dinding bakteri yang

Page 7: Proposal Binahong Jadi

menyebabkan dinding sel bakteri tersebut tidak terbentuk dengan utuh dan menyebabkan

bakteri itu mati.

2.3 Flavonoid

Flavonoid adalah suatu senyawa polar yang mudah larut dalam pelarut polar seperti

alkohol, aseton, dan lainnya. Flavonoid adalah golongan terbesar senyawa fenol, senyawa

fenol mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan mikroba secara efektif.

Senyawa flavonoid juga bersifat antioksidan dan digunakan sebagai antimikroba dan

antivirus bagi tanaman (Nurahman, 2002). Selain itu, flavonoid juga berfungsi sebagai anti

HIV, anti tumor, anti hepatotoksik, anti hiperglikemik, anti diare, anti fungal,

immunostimulan, analgesik, anti radang, dan vasolidator (De Padua, et al., 1999)

Page 8: Proposal Binahong Jadi

Metodologi

1. Persiapan Ekstraksi Daun Binahong

Daun binahong dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil, potongan daun dianginkan pada

suhu 25ºC – 27ºC selama lima hari. Setelah itu daun binahong kering diblender sampai

haluus, dan menjadi serbuk lalu diayak.

2. Identifikasi Senyawa Polifenol/Flavonoid

a. Proses ekstraksi

1.) Ditimbang 50 gram serbuk daun, dibungkus kertas saring dan dimasukkan

labu soxhlet.

2.) Masukan eter sebanyak 300 ml, ekstraksi selama 3-4 jam sampai warna

uap pelarut yang akan masuk ke dalam labu jadi jernih dan eter yang ada

dalam labu didih berwarna hijau pekat, ekstrak yang dihasilkan sebanyak

200 ml.

3.) Ekstrak tersebut dipekatnkan hingga volumenya sepertiga volume semula

dengan cara diuapkan.

4.) Ampas daun binahong dikeringkan dalam oven.

5.) Ampas binahong tersebut diekstraksi kembali dengan 300 ml methanol

90% selama 3-4 jam sampai pelarut yang masuk kedalam labu didih jernih

berwarna coklat kehijauan.

6.) Ampas daun binahong dikeringkan kembali.

7.) Ampas daun binahong yang terakhir diekstraksi dengan 300 ml methanol

50% selama empat setengah jam sampai pelarut yang masuk kedalam labu

didih jernih berwarna kuning kecoklatan.

8.) Ekstrak methanol 90% dan 50% dicampur dan lalu dipekatkan sampai

sepertiga volume semula.

9.) 1 ml ekstrak pekat eter ditambah dengan tiga tetes FeCl3 1% warna tetap

hijau.

Page 9: Proposal Binahong Jadi

10.)1 ml ekstrak pekat metanol ditambah tiga tetes FeCl3 1% warna akan

berubah dari kuning kecoklatan menjadi coklat kehitaman menunjukkan

adanya senyawa fenol.

3. Identifikasi Senyawa Saponin

0,5 gram serbuk binahong kering dikocok dengan air dalam tabung reaksi dan kemudian

dididihkan dalam bejana air. Setelah mendidih, diamkan hingga buih yang terbentuk stabil.

Campur dengan 3 tetes minyak zaitun dan kocok dengan kuat, amati perubahan yang terjadi.

Emulsi yang terbentuk menunjukkan adanya saponin (Kapoor et al, 1969; Smolenski et al,

1974 dan Edeoga et al, 2005).

4. Identifikasi Senyawa Alkaloid

1. Ekstrak daun binahong ditambah HCl 2N sebanyak 5 ml lalu panaskan selama 2-3

menit

2. Dinginkan dan tambahkan 0,3gram NaCl lalu aduk dan saring.

3. Tambahkan dengan HCl 2N kembali sebanyak 5ml,lalu kocok.

4. Tambahkan NH4OH pekat.

5. Tambahkan kloroform 5 ml, lalu kocok.

6. Ambil bagian kloroform (lapisan bawah) lalu uapkan

7. Totolkan dengan pipa kapiler.

8. Masukkan dalam chamber dengan fase gerak etil asetat : methanol : air = 6 : 4 : 2

9. Semprot dengan penampak noda dragendorf, jika hasil berwarna jingga maka

binahong positif mengandung alkaloid.

Daftar Pustaka

Page 10: Proposal Binahong Jadi

Anredera cordifolia. 2012. Penentuan Senyawa saponin dari Anredera cordifolia (Ten) Steenis

Tanaman (Binahong) untuk Pengobatan Potensi Beberapa Penyakit.

http://khasiatmanfaatkegunaankandungankimiatanamandaunbinahong.agrisilk.com/2012/06/

penentuan-senyawa-saponin-dari-anredera-cordifolia-ten-steenis-tanaman-binahong-untuk-

pengobatan-potensi-beberapa-penyakit/ diakses tanggal 20 juni 2013

Ardika Zein. 2012. KANDUNGAN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) . http://ardika-zein-fst08.web.unair.ac.id/artikel_detail-46352-Umum-KANDUNGAN%20BINAHONG%20%28Anredera%20cordifolia%20%20%28Ten.%29%20%20Steenis%29%20.html diakses tanggal 20 juni 2013

Mufid Khunaifi. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa. http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=03520025 diakses tanggal 20 Juni 2013

Kiki Rizkia. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4523diakses tanggal 20 Juni 2013

Lampiran 1. Rancangan Anggaran Biaya

Page 11: Proposal Binahong Jadi

No. Nama Barang

Jumlah Satuan

Harga Satuan Total

1 Daun Binahong 1 KgRp. 100.000

Rp. 100.000

2 Kertas Saring 50Lembar RP. 400 Rp. 20.000

3 Labu Soxhlet 1 SetRP. 778.000

Rp. 778.000

4 Eter 500 ml Rp. 1.500Rp. 750.000

5 Metanol 500 ml Rp. 70 Rp.3.5006 FeCl3 1 % 100 gram Rp. 62,5 Rp. 6.2507 Minyak Zaitun 1 botol Rp. 55.000 Rp. 55.0008 HCl 2N 100 ml Rp. 192,4 Rp. 19.2409 NaCl 1 kg Rp. 5.000 Rp. 5.000

10 NH4OH 100 ml Rp. 168,8 Rp. 16.880

11 Klaroform 25 mlRp. 380.000

Rp. 380.000

12Penampak Noda Dragendrof 100 ml

Rp. 560.000

Rp. 560.000

TotalRp. 2.693.870