Proposal Binahong Jadi
-
Upload
muhammad-fauzan -
Category
Documents
-
view
203 -
download
1
description
Transcript of Proposal Binahong Jadi
Pemanfaatan Tanaman Binahong Sebagai Antiseptik Alami
pada Luka
Disusun oleh :
Annisa Amalia
Annisaulhusna Yasman
Dhika Ananda Pratama
Jimmy Widata
Muhammad Fauzan
Nabila Gea Saraya
Nayla Majeda Alfarafisa
Siti Nurul Zhahara
Syifa Nafiah
Yuniar Setya Astuti
A. Latar Belakang
Terluka merupakan suatu kejadian yang hampir pasti dialami oleh semua orang
selama hidupnya. Meski kemungkinan untuk terluka dapat diperkecil dengan kehati-hatian,
tetapi tetaplah kemungkinan tersebut tidak dapat kita hilangkan sepenuhnya. Bahkan, tubuh
kita sendiripun telah dirancang untuk menangani kejadian terluka itu sendiri. Ketika
seseorang terluka, tubuhnya akan siap melepaskan zat pembeku darah guna mencegah darah
terus-terusan mengalir keluar melewati luka yang menganga hingga berujung pada kehabisan
darah.
Jenis luka sendiri sebenarnya amatlah beragam. Mulai dari luka insisi, luka memar,
luka lecet, luka tusuk, luka gores, luka bakar, hingga luka tembus. Prose penanganannya pun
berbeda-beda untuksetiap jenis luka. Namun terdapat satu tujuan yang sama yang menjadi
sasaran dari setiap proses penanganan luka yang ada, yakni mencegah terjadinya infeksi.
Infeksi adalah proses kolonialisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap inang dan
bersifat amat merugikan inang. Spesies asing tersebut biasanya mikroorganisme seperti
bakteri atau bahkan virus. Mikroorganisme tersebut dapat dengan mudah masuk dan
menginfeksi tubuh kita lewat luka yang menganga. Infeksi yang terjadi dapat menyebabkan
banyak hal yang pastinya dapat membahayakan kita selaku inang, misalnya saja keracunan
darah, kerusakan jaringan, kerusakan, organ, hingga menghilangnya nyawa seseorang.
Kenyataan yang mengejutkan adalah, infeksi merupakan penyebab kematian pertama
di negara-negara berkembang, terutama di daerah-daerah tropis seperti misalnya saja
Indonesia (Wahid, 2007). Dari penelitian tersebut sudah jelaslah bahwa penyakit akibat
infeksi haruslah mendapat penanganan yang serius. Salah satu pencegahan yang biasa
dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada sebuah luka adalah dengan memberikan
zat kimia berupa antiseptiK yang berfungsi membunuh mikroorganisme yang berpotensi
menimbulkan infeksi serta menghambat pertumbuhannya.
Obat antiseptic yang banyak beredar di pasaran saat ini adalah antiseptic berbahan
dasar iodine. Sebut saja merek dagang betadine.
Masalahnya kini adalah, tak semua orang dapat menggunakan obat tersebut. Bahan
dasar iodine pada antiseptik yang ada saat ini menimbulkan reaksi alergi pada beberapa
orang sehingga orang-orang dengan alergi terhadap iodine serta orang-orang yang tengah
mengalami gangguan di kelenjar tiroid tak dapat menggunakan antiseptic tersebut sebagai
obat lukanya.
Tumbuhan binahong (Anredera cordifolia) sendiri sebenarnya bukanlah spesies baru
dan telah sering digunakan masyarakat sebagai tanaman obat sejak zaman dahulu.
Ekstraknya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari mulai penyakit ringan
hingga penyakit berat. Untuk mengobati luka pun, tanaman ini sering dijadikan referensi oleh
masyarakat, namun sayangnya belum banyak penelitian empiris yang membahas mengenai
kandungan kimia dalam ekstrak binahong sehingga dapat dijadikan bahan antiseptic alami
oleh masyarakat yang mungkin saja dapat menggantikan peran antiseptic berbahan dasar
iodine yang ada saat ini. Keunggulan antiseptic dari tanaman binahong dengan antiseptic
yang ada saat ini adalah ketersediaan binahong yang melimpah di alam karena binahong
merupakan tanaman rambat liar sehingga akan lebih mudah dibuat dan di dapat. Selain itu,
hingga saat ini belum ditemukan kasus alergi terhadap penggunaan tanaman binahong
sebagai antiseptic oleh seseorang. Selain itu, karena sifat tanaman binahong yang mudah
didapat di alam, harga jual antiseptic ini pastilah akan lebih murah dibandingkan dengan
antiseptic berbahan dasar iodine.
Berangkat dari permasalahan dan pemikiran itulah kami tergugah untuk membuat
penelitian kecil ini. Kami berniat mencari kandungan-kandungan yang ada pada ekstrak
tanaman binahong yang berpotensi untuk dijadikan antiseptic alami.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui zat-zat yang terkandung dalam tanaman
binahong yang berpotensi untuk menjadi antiseptic alami dan mungkin berguna bagi
kesehatan, Fokus kami adalah pemanfaatan daun binahong untuk mencegah infeksi pada luka
luar ringan. Mengacu pada beberapa jurnal yang sebelumnya telah membahas kandungan
kimia binahong, ekstrak daun binahong mengandung beberapa senyawa kimia seperti
saponin, flavonoid, asam oleanolik, polifenol, dan asam askorbat (Annisa, 2007) Secara
terperinci, penelitian ini bertujuan untuk :
- Mengetahui ada atau tidaknya kandungan saponin pada daun binahong. Saponin memiliki
sifat anti bakteri dan antivirus.
- Mengetahui ada atau tidaknya kandungan Flavonoid pada daun binahong. Flavonoid bersifat
sebagai anti inflamasi, analgesik, dan antioksidan
- Mengetahui ada atau tidaknya kandungan Alkaloid pada daun binahong. Alkaloid
diperkirakan sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur
tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion.
C. Rumusan Masalah
Zat apa saja yang terkandung pada tumbuhan binahong?
Zat apa yang terkandung dalam binahong yang berpotensi sebagai antiseptik?
D. Hipotesis
Menurut beberapa jurnal dan referensi yang kami baca, pada daun binahong terdapat
Saponin, Flavonoid, Alkaloid. Zat-zat tersebut dapat membantu proses penyembuhan luka
atau infeksi. Saponin memiliki sifat anti bakteri dan antivirus. Alkaloid diperkirakan sebagai
pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa
mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion. Berdasarkan referensi tersebut, ekstrak
tanaman binahong amatlah berpotensi untuk dijadikan sebagai antiseptic alami dengan
banyak keunggulan, diantaranya lebih mudah, lebih murah, dan tidak menimbulkan efek
alergi bagi masyarakat penggunanya.
Tinjauan Pustaka
1. Tanaman Binahong
1.1 Deskripsi tanaman binahong
Tanaman Binahong (Anredera cordifolia) merupakan tanaman yang berasal dari daratan
Asia Timur (China dan Korea). Sejak zaman dahulu, tanaman ini telah dipakai sebagai salah
satu tanaman obat karena khasiatnya yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai jenis
penyakit, mulai dari penyakit ringan seperti luka atau penyakit berat seperti Kanker (Manoi,
2009). Di daratan China tanaman ini disebut tanaman Dheng shan chi. Khasiatnya tak
mereka ragukan lagi, hampir semua obat herbal asal China menggunakan tanaman ini
sebagai bahan dasar.
Di Indonesia, tanaman binahong ini dikenal sebagai tanaman liar rambat yang melingkari
gapura-gapura. Belakangan ini, nama tanaman binahong tiba-tiba saja naik daun di kalangan
para ahli. Mereka percaya bahwa potensi yang dikandung oleh tanaman liar ini amatlah besar
untuk diteliti dan digali sebagai bahan fitofarmaka. Berbagai khasiat dan kegunaan yang
menyebar lewat pengalaman di antara masyarakat membuat peneliti percaya dan merasa
perlu untuk mengetahui lebih dalam sebenarnya bahan-bahan apa saja yang terkandung
dalam tanaman binahong.
Tanaman binahong merupakan tanaman menjalar dengan panjang maksimal +/- 5 meter.
Akarnya berbentuk rumpang, berdaging lunak, silindris, saling membelit, berwarna merah,
bagian dalam solid, permukaan halus, terkadang membentuk semacam umbi yang melekat di
ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Daun tunggal, bertangkai
sangat pendek (subsessile), tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung (cordata),
panjang 5-10 cm, lebar 3-7 cm, helaian daun tipis lemas, ujung runcing, panjang berlekuk
(emerginatus), tepi rata, permukaan licin, dan bisa dimakan. Bunga majemuk berbentuk
tandan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun, mahkota berwarna krem keputih-putihan
berjumlah lima helai tidak berlekatan, panjang helai mahkota 0,5-1 cm, berbau harum.
Perbanyakan generative (biji), namun lebih sering berkembabng atau dikembangkan secara
vegetatif melalui akar rimpangnya (Mus, 2009)
1.2 Klasifikasi Tanaman Binahong
Menururt situs http://plantamor.com, tanaman binahong (Anredera cordifolia)
terklasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tanaman)
Subkingdom : Tracheobionta (Tanaman berpembuluh)
Superdivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Anredera cordifolia
2. Kandungan padaTanaman Binahong untuk Menyembuhkan luka
2.1 Saponin
Saponin adalah glukosida yang larut pada air dan ethanol tetapi tidak larut dalam eter.
Saponini merupakan senyawa aktif yang akan menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan
pada konsentrasi rendah, menyebabkan hemolisis sel darah merah (Robinson, 1995). Saponin
sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu saponin tritertenoid dan saponin steroid. Saponin
tritertenoid umunya disusun oleh cincin ursana atau oleanana. Dalam menyembuhkan luka,
saponin berfungsi sebagai antimikroba, namun beberapa saponin juga berfungsi sebagai
bahan baku dalam sintesis hormon steroid.
2.2 Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa yang bersifat basa yang memiliki satu atau lebih atom nitrogen.
Umumnya alkaloid bersifat racun dan banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Fungsi
alkaloid dalam menyembuhkan luka adalah sebagai antibakteri. Menurut Robinson (1995),
mekanisme kerja alkaloid adalah menggangu komponen penyusun dinding bakteri yang
menyebabkan dinding sel bakteri tersebut tidak terbentuk dengan utuh dan menyebabkan
bakteri itu mati.
2.3 Flavonoid
Flavonoid adalah suatu senyawa polar yang mudah larut dalam pelarut polar seperti
alkohol, aseton, dan lainnya. Flavonoid adalah golongan terbesar senyawa fenol, senyawa
fenol mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan mikroba secara efektif.
Senyawa flavonoid juga bersifat antioksidan dan digunakan sebagai antimikroba dan
antivirus bagi tanaman (Nurahman, 2002). Selain itu, flavonoid juga berfungsi sebagai anti
HIV, anti tumor, anti hepatotoksik, anti hiperglikemik, anti diare, anti fungal,
immunostimulan, analgesik, anti radang, dan vasolidator (De Padua, et al., 1999)
Metodologi
1. Persiapan Ekstraksi Daun Binahong
Daun binahong dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil, potongan daun dianginkan pada
suhu 25ºC – 27ºC selama lima hari. Setelah itu daun binahong kering diblender sampai
haluus, dan menjadi serbuk lalu diayak.
2. Identifikasi Senyawa Polifenol/Flavonoid
a. Proses ekstraksi
1.) Ditimbang 50 gram serbuk daun, dibungkus kertas saring dan dimasukkan
labu soxhlet.
2.) Masukan eter sebanyak 300 ml, ekstraksi selama 3-4 jam sampai warna
uap pelarut yang akan masuk ke dalam labu jadi jernih dan eter yang ada
dalam labu didih berwarna hijau pekat, ekstrak yang dihasilkan sebanyak
200 ml.
3.) Ekstrak tersebut dipekatnkan hingga volumenya sepertiga volume semula
dengan cara diuapkan.
4.) Ampas daun binahong dikeringkan dalam oven.
5.) Ampas binahong tersebut diekstraksi kembali dengan 300 ml methanol
90% selama 3-4 jam sampai pelarut yang masuk kedalam labu didih jernih
berwarna coklat kehijauan.
6.) Ampas daun binahong dikeringkan kembali.
7.) Ampas daun binahong yang terakhir diekstraksi dengan 300 ml methanol
50% selama empat setengah jam sampai pelarut yang masuk kedalam labu
didih jernih berwarna kuning kecoklatan.
8.) Ekstrak methanol 90% dan 50% dicampur dan lalu dipekatkan sampai
sepertiga volume semula.
9.) 1 ml ekstrak pekat eter ditambah dengan tiga tetes FeCl3 1% warna tetap
hijau.
10.)1 ml ekstrak pekat metanol ditambah tiga tetes FeCl3 1% warna akan
berubah dari kuning kecoklatan menjadi coklat kehitaman menunjukkan
adanya senyawa fenol.
3. Identifikasi Senyawa Saponin
0,5 gram serbuk binahong kering dikocok dengan air dalam tabung reaksi dan kemudian
dididihkan dalam bejana air. Setelah mendidih, diamkan hingga buih yang terbentuk stabil.
Campur dengan 3 tetes minyak zaitun dan kocok dengan kuat, amati perubahan yang terjadi.
Emulsi yang terbentuk menunjukkan adanya saponin (Kapoor et al, 1969; Smolenski et al,
1974 dan Edeoga et al, 2005).
4. Identifikasi Senyawa Alkaloid
1. Ekstrak daun binahong ditambah HCl 2N sebanyak 5 ml lalu panaskan selama 2-3
menit
2. Dinginkan dan tambahkan 0,3gram NaCl lalu aduk dan saring.
3. Tambahkan dengan HCl 2N kembali sebanyak 5ml,lalu kocok.
4. Tambahkan NH4OH pekat.
5. Tambahkan kloroform 5 ml, lalu kocok.
6. Ambil bagian kloroform (lapisan bawah) lalu uapkan
7. Totolkan dengan pipa kapiler.
8. Masukkan dalam chamber dengan fase gerak etil asetat : methanol : air = 6 : 4 : 2
9. Semprot dengan penampak noda dragendorf, jika hasil berwarna jingga maka
binahong positif mengandung alkaloid.
Daftar Pustaka
Anredera cordifolia. 2012. Penentuan Senyawa saponin dari Anredera cordifolia (Ten) Steenis
Tanaman (Binahong) untuk Pengobatan Potensi Beberapa Penyakit.
http://khasiatmanfaatkegunaankandungankimiatanamandaunbinahong.agrisilk.com/2012/06/
penentuan-senyawa-saponin-dari-anredera-cordifolia-ten-steenis-tanaman-binahong-untuk-
pengobatan-potensi-beberapa-penyakit/ diakses tanggal 20 juni 2013
Ardika Zein. 2012. KANDUNGAN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) . http://ardika-zein-fst08.web.unair.ac.id/artikel_detail-46352-Umum-KANDUNGAN%20BINAHONG%20%28Anredera%20cordifolia%20%20%28Ten.%29%20%20Steenis%29%20.html diakses tanggal 20 juni 2013
Mufid Khunaifi. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa. http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=03520025 diakses tanggal 20 Juni 2013
Kiki Rizkia. http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4523diakses tanggal 20 Juni 2013
Lampiran 1. Rancangan Anggaran Biaya
No. Nama Barang
Jumlah Satuan
Harga Satuan Total
1 Daun Binahong 1 KgRp. 100.000
Rp. 100.000
2 Kertas Saring 50Lembar RP. 400 Rp. 20.000
3 Labu Soxhlet 1 SetRP. 778.000
Rp. 778.000
4 Eter 500 ml Rp. 1.500Rp. 750.000
5 Metanol 500 ml Rp. 70 Rp.3.5006 FeCl3 1 % 100 gram Rp. 62,5 Rp. 6.2507 Minyak Zaitun 1 botol Rp. 55.000 Rp. 55.0008 HCl 2N 100 ml Rp. 192,4 Rp. 19.2409 NaCl 1 kg Rp. 5.000 Rp. 5.000
10 NH4OH 100 ml Rp. 168,8 Rp. 16.880
11 Klaroform 25 mlRp. 380.000
Rp. 380.000
12Penampak Noda Dragendrof 100 ml
Rp. 560.000
Rp. 560.000
TotalRp. 2.693.870