Rescue.asd
Transcript of Rescue.asd
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Senen
1.1.1.1 Keadaan GeografisKecamatan Tanah Abang mempunyai luas wilayah 930,85 Ha ( 9.31 km 2) Pembagian wilayah administrative menjadi 7 Kelurahan sesuai dengan Keputusan Gubernur nomor No. Ib/I/1/1/1996 tanggal 12 Agustus 1966, dimana pembagian tersebut meliputi 7 (tujuh) Kelurahan yaitu Kelurahan Keon Kacang, Kebon Melati, Bendungan Hilir, Karet Tengsin, Petamburan, Kampung Bali, dan Gelora seperti dapat dilihat pada table berikut :NOKELURAHANPENDUDUKLUAS WILAYAHKELURAHANRW RTKET
1Kel. Kampung Bali11,28773,40 Ha (0,73 Km 2)11081
2Kel. Kebon Kacang20,66171,00 Ha (0,71 Km2)111152
3Kel. Kebon Melati34,988125,63 Ha (1,26 Km2)115170
4Kel. Petamburan31,82990,10 Ha (0,90 Km2)111119
5Kel. Karet Tengsin23,671153,43 Ha (1,54 Km2)1971
6Kel.Bendungan Hilir21,070158,16 Ha (1,58 Km2)19124
7Kel.Gelora3,002259,13 Ha (2,59 Km2)1212
JUMLAH146,508930,85 Ha (9.31 km 2)767729
Sumber Data : RBA BLUD Puskesmas Tanah Abang Tahun 2012
Jumlah penduduk Kec. Tanah Abang saat ini berdasarkan BPS tahun 2011 sebanyak 146.408 jiwa, dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk sebesar 15.737 jiwa per Km22.1.2. Batas Wilayah Batas wilayah Kec. Tanah Abang adalah :a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Grogol Utara & Jl. Palmerah Utara, Kec. Palmerah dan Kec. Kebayoran Baru.
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Jati Baru & Jl. Kebon Sirih, Kec. Gambir.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. M.H. Thambrin & Kali Cideng, Kec. Menteng.d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl. Jend. Sudirman & Kali Grogol, Kec. Kebayoran Baru PETA WILAYAH :
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang merupakan salah satu Puskesmas yang melaksanakan kegiatan pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut Puskesmas Kecamatan Tanah Abang mempunyai Visi, Misi, Tujuan, Tugas Pokok, Fungsi, Sasaran an Prioritas Program.1.1.2.1 Visi Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Menjadi Pusat pelayanan Yang Bermutu Dengan Tenaga Profesional tahun 20151.1.2.2 Misi Puskesmas
1. Mengembangkan profesional SDM
2. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan untuk memuaskan pelanggan3. Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintas sektoral yang berhubungan dengan bidang kesehatan1.1.2.3 Tujuan
Meningkatkan cakupan kesehatan masyarakat
Menurunkan angka kesakitan penyakit
Meningkatkan angka kesembuhan penyakit
Meningkatkan caupan pelayanan kesehatan medis
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan medis
1.1.2.4 Fungsi
1.1.2.5 Sasaran
1.1.2.6 Strategi Puskesmas
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
b. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat dan keluarga
c. Meningkatkan profesionalisme petugas
d. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota1.1.2.7 Fungsi Puskesmas1. Menkoordinasikan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kelurahan, meliputi program KIA, Perbaikan Gizi, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Imunisasi, Pembinaan Kesehatan Linkungan, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, UKS dan R/RGambar 1.2 Fungsi Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan dan program kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan nasional, keduanya merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan.
1. Program Kesehatan Pengembangan
Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :
a. Program Kesehatan Sekolah
b. Program Kesehatan Olahraga
c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Program Kesehatan Kerja
e. Program Kesehatan Gigi & Mulut
f. Program Kesehatan Jiwa
g. Program Kesehatan Mata
h. Program Kesehatan Usia Lanjut
i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan Kabupaten/ Kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam keadaan tertentu program kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas Kabupaten / Kota.Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas, baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan.1.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib
Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Program Kesehatan Wajib Puskesmas adalah:
a. Program Promosi Kesehatan
b. Program Kesehatan Lingkungan
c. Program Kesehatan Ibu dan Anak
d. Program Keluarga Berencana
e. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
f. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
g. Program Pengobatan Dasar
h. Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.7 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Program Kesehatan WajibKegiatanIndikator
Promosi KesehatanPromosi Hidup Bersih dan SehatTatanan sehat
Perbaikan perilaku sehat
Kesehatan LingkunganPenyehatan PemukimanCakupan air bersih
Cakupan jamban keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Kesehatan Ibu dan AnakANCCakupan K1, K4
Pertolongan PersalinanCakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
ImunisasiCakupan imunisasi
Keluarga BerencanaPelayanan Keluarga BerencanaCakupan MKET
Pengendalian Penyakit MenularDiareCakupan kasus diare
ISPACakupan kasus ISPA
MalariaCakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasi
TuberkulosisCakupan penemuan kasus
Angka penyembuhan
GiziDistribusi vit A/ Fe / cap yodiumCakupan vit A /Fe / cap yodium
PSG% gizi kurang / buruk, SKDN
Promosi Kesehatan% kadar gizi
PengobatanMedik DasarCakupan pelayanan
UGDJumlah kasus yang ditangani
Laboratorium SederhanaJumlah pemeriksaan
(Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes)1.1.2.8.1 Upaya Kesehatan Pengembangan
Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :
a. Program Kesehatan Sekolah
b. Program Kesehatan Olahraga
c. Program Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Program Kesehatan Kerja
e. Program Kesehatan Gigi & Mulut
f. Program Kesehatan Jiwa
g. Program Kesehatan Mata
h. Program Kesehatan Usia Lanjut
i. Program Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan Kabupaten/ Kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota.Dalam keadaan tertentu program kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas Kabupaten/Kota. Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas, baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan.Tabel 1.8Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan PuskesmasUpaya Kesehatan PengembanganKegiatanIndikator
Upaya kesehatan sekolahUKS/UKGSJumlah Sekolah dengan UKS/UKGS % sekolah sehat
Upaya kesehatan olah ragaMemasyarakatkan olah raga untuk kesehatanJumlah kelompok senam
Jumlah klub jantung sehat
Upaya perawatan kesehatan masyarakatKunjungan rumah konseling% keluarga rawan yang dikunjungi
Upaya kesehatan kerjaMemasyarakatkan masker (norma sehat dalam bekerja)% pos UKK
Tingkat perkembangan pos UKK
Upaya kesehatan gigi dan mulutPoliklinik gigiJumlah kasus gigi
Upaya kesehatan jiwaKonselingJumlah kasus penyakit jiwa
Upaya kesehatan mataMencegah kebutaanJumlah penduduk katarak yang dioperasi
Jumlah kelainan visus yang dikoreksi
Upaya kesehatan usia lanjutMemasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjut% Posyandu Usila
Tingkat perkembangan Posyandu Usila
Usaha pembinaan pengobatan tradisionalMembina pengobatan tradisional yang rasionalJumlah sarasehan battra
Jumlah battra yang dibina
(Sumber : Trihono.2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes,ed.)1.1.2.9 Azas Puskesmas
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa :Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional: Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Program memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS, Puskesmas Keliling, Posyandu.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain 1). UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama. 2). Promosi Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian. 3). Perbaikan Gizi, keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha & organisasi kemsyarakatan. 4). Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan program kesehatan perorangan dibedakan atas 1). Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-lain. 2). Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. 3). Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam: 1). Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian. 2). Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam. 3). Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
(Sumber :Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes)1.2 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Senen
Wilayah Kecamatan Senen mempunyai satu unit Puskesmas tingkat Kecamatan, lima unit Puskesmas tingkat Kelurahan, yaitu :1. Puskesmas Kecamatan Senen
Puskesmas Kecamatan Senen merupakan puskesmas dengan luas bangunan 1500 m2 terdiri dari tiga lantai yang baru selesai dibangun tahun 2000 dan dioperasionalkan sebagai Puskesmas Kecamatan pada periode Juli 2000, dilengkapi dengan unit rawat inap rumah bersalin.
2. Puskesmas Kelurahan Kwitang
Dibangun di atas tanah seluas 542 m2 dengan luas bangunan 435 m2.
3. Puskesmas Kelurahan Kenari
Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 250 m2.4. Puskesmas Kelurahan Paseban
Dibangun di atas tanah seluas 700 m2 dengan luas bangunan 640 m2.
5. Puskesmas Kelurahan Kramat
Dibangun di atas tanah seluas 450 m2 dengan luas bangunan 435 m2.
6. Puskesmas Kelurahan Bungur
Dibangun di atas tanah seluas 500 m2 dengan luas bangunan 435 m2..Gambar 1.4 Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Senen
1.2.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen
Stuktur organisasi Puskesmas Kecamatan Senen tahun 2012, terdiri atas Kepala Puskesmas Kecamatan Senen yang dibantu oleh Tata Usaha, bagian Mutu, seksi Kesehatan Masyarakat, seksi Pelayanan Kesehatan dan bertanggung jawab terhadap Puskesmas Kelurahan Kenari, Puskesmas Kelurahan Kwitang, Puskesmas Kelurahan Paseban, Puskesmas Kelurahan Kramat dan Puskesmas Kelurahan Bungur. Seksi kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap bagian P2M, PTM, Gizi/PSM, Jiwa/NAPZA, Kesehatan Lingkungan dan Pomosi Kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan bertanggung jawab terhadap pelayanan dasar yang membawahi BPU, BPG, KIA/KB, Jamsostek, MTBS, Tindakan, Laboratorium, Rontgen, Loket, apotik selain itu seksi pelayanan kesehatan membawahi Gadar, Gakin, Haji, Spesialis dan RB (Rumah Bersalin).Diagram1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sekecamatan Senen 2012
1.2.1 Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Puskesmas Sekecamatan Senen
Dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No 15 Tahun 2001 tentang uji coba Puskesmas Kecamatan di Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta sebagai unit swadana daerah maka Puskesmas Kecamatan Senen resmi menjadi Puskesmas Unit Swadana Kecamatan Senen terhitung mulai tanggal 14 Februari 2001.
Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi wewenang mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.Visi Puskesmas adalah Pelayanan prima dan rujukan deteksi dini kanker leher rahim di Jakarta Pusat pada tahun 2015.Misi Puskesmas sebagai berikut :
1. Mengembangkan mutu pelayanan sesuai dengan standart mutu yangditetapkan2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional3. Mengembangkan efektifitas manajemen puskesmas4. Mengembangkan kemandirian masyarakat di dalam bidang kesehatan5. Mengembangkan Sumber Daya Manusia dan Prasarana untuk pelayanan deteksi dini untuk kanker rahim.Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Senen
Memberikan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada peningkatan kepuasan pelangganan serta secara terus menerus melakukan peningkatan mutu pelayanan melalui penetapan sistem manajemen mutu( Laptah puskesmas kecamatan senen 2011)Sasaran mutu puskesmas :a. Indeks kepuasan pelangganan/masyarakat : Minimal 3,3b. Keluhan pelanggan ditindak lanjuti : 100 % Tujuan Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
2. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat preventif
3. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif
4. Memperbanyak ragam pelayanan kesehatan yang bersifat rehabilitatif
5. Mengembangkan proses Perencanaan (P1), Pengorganisasian dan Pelaksanaan (P2), Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) dan pelayanan kesehatan
6. Mengembangkan pengorganisasian pelayanan kesehatan
7. Mengembangkan sistem pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan
8. Mengembangkan sistem pengendalian dan evaluasi pelayanan kesehatan
9. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknis petugas medis dan paramedik
10. Meningkatkan kemampuan teknis petugas-petugas non medis
11. Mensosialisasikan paradigma baru
1.2.2 Tugas Pokok
Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian, Puskesmas Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan di wilayah kerjanya.
1.2.2.1Fungsi Puskesmas adalah :
1. Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian Puskesmas Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan dan pendidikan di wilayah kerjanya
2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalianterhadap pengelolaan dan pelayanan Puskesmas Kelurahan
3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi: loket, rekam medis, klinik umum, ibu anak, KB, gigi, spesialis, konsultasi remaja, gizi, geriatri, klinik 24 jam
4. Rawat inap, laboratorium klinik, apotek, farmasi komunikasi, radiologi, optik, serta klinik lainnya sesuai kebutuhan.
Mengkoordinasi temu lintas batas, lintas sektoral dalam penanggulangan masalah kesehatan. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang meliputi kesehatan kader, Posyandu, Karang weda dan lain-lain.Gambar 1.5 Denah Lantai Dua Puskesmas Kecamatan Senen
(Sumber : Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Senen)
1.3 Sumber Daya Manusia (SDM)
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Senen Periode Januari oktober 2012 berjumlah 83 orang, dengan perincian:Tabel 1.9 Ketenagaan di Puskesmas Se-kecamatan SenenJenisPuskesmasJumlah
Kec. SenenKel. KwitangKel. KenariKel. KramatKel. PasebanKel. Bungur
Dr.Spesialis
Dr. Umum
Dr. Gigi
Apoteker
Bidan
Akper
Perawat
Perw. Gigi
Ass.Apoteker
Akzi
AKL
Ak.
Analisis
Pek. Kes
Lain-lain3
6
3
3
1
4
6
1
1
2
1
3
3
2
12-
1
-
1
-
1
1
1
-
1
-
-
-
-
1-
1
-
1
-
2
1
-
-
-
-
-
-
-
1-
1
-
1
-
1
2
-
-
-
-
-
-
-
1-
1
-
1
-
1
2
-
1
-
-
-
-
-
2-
1
1
1
-
1
-
1
-
-
-
-
-
-
-3
11
4
8
1
10
12
3
2
3
1
3
3
2
17
Jumlah517668583
(Sumber: Laporan Bulanan Kecamatan Senen 2012)
1.4 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Senen terdiri dari tiga lantai, pada lantai satu terdapat Rumah Bersalin (RB) yang dilengkapi dengan kamar rawat inap dan kamar mandi, Instalasi Gawat Darurat (IGD), serta satu poliklinik dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang dilengkapi dengan pemeriksaan USG. Di lantai dua terdapat loket pendaftaran, apotik, laboratorium, pelayanan KIA, KB, Imunisasi, Gizi, poli anak, poli penyakit dalam, poli khusus asuransi & rujukan (Jamsostek, Askes, dan Gakin), poli gigi, poli spesialis, ruang tindakan dan kamar mandi. Lantai tiga terdapat kantor kepala puskesmas, tata usaha, staff program puskesmas, ruang arsip dan aula. Lantai satu digunakan untuk rumah bersalin swadaya, sedangkan lantai tiga digunakan sebagai ruang tata usaha.Puskesmas Kecamatan Senen juga dilengkapi dengan sarana medis dan non medis. Sarana medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat - alat yang tidak habis pakai yang diberikan kepada Puskesmas, termasuk perlengkapan laboratorium seperti:
1. Basic Equipment:
a. Umum
b. KlA set
c. Poliklinik set
2. Public Health Nursing dan Midwifery kit3. Diagnostic and Surgical Equipment
4. Physician kit
5. Health Education Equipment
6. Laboratory Equipment
7. Alat - alat resusitasi dasar
8. Skrining kit bagi UKS di Puskesmas
9. Alat- alat imunisasi
10. IUD set (for family planning )
11. Alat - alat penyuluhan
12. Perangkat peralatan gigi A dan B
13. Perlengkapan / alat - alat pertolongan persalinan
14. Alat kesehatan gigi
15. Alat kesehatan untuk membantu partisipasi masyarakat
16. USG
17. EKG.Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Senen adalah :1. Meubel :
a. Lemari arsip dan obat
b. Lemari kartu
c. Lemari instrumen
d. Meja periksa
e. Meja rapat
f. Meja kerja
g. Kursi
h. Bangku tunggu
2. Kendaraan / transportasi :
a. Mobil puskesmas keliling 2 buah
b. Sepeda motor 11 buah
3. Perlengkapan kantor :
a. Administrasi (formulir, kertas,map, dll)
b. Mesin tulis (portabel, elektronik)
c. Mesin hitung
d. Peti uang / brankas
e. Personal komputer tiga unit pada puskesmas Kecamatan.
4. Alat komunikasi: telepon
5. Alat penerangan: PLN dan generator diesel
6. Alat rumah tangga kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset / Radio
c. Kulkas (bukan untuk vaksin)
d. Peralatan dapur
e. Kasur, bantal, sprei, gorden, taplak, Alat - alat kebersihan
Puskesmas Kecamatan Senen juga dilengkapi dengan sarana obat-obatan. Pengelolaan obat di Puskesmas marupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut perencanaan, pengadaan, pendistribusian dan penggunaan obat dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia, yang mencakup pola / tata laksana dan perangkat lunak lainnya, tenaga, sarana dan dana dalam rangka memelihara dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan ekonomis di unit-unit kesehatan meliputi penyediaan obat yang tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan tempat.1.5 Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Puskesmas Kecamatan Senen, yaitu :
A. Pengendalian penyakit TB paru
Penyakit Tuberculosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Tujuan P2M di Puskesmas Kecamatan Senen pada kasus TB paru adalah untuk mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Senen dan agar semua penderita TB yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa terputus). Sasaran dari program P2M di Puskesmas Kecamatan Senen pada kasus TB paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke poli TB paru.Rumus perhitungan Perkiraan BTA (+) 1 Tahun, CDR, Angka Konversi dan Angka Kesembuhan :
Rumus Perkiraan BTA (+) 1 tahun= 130/100.000 x Jumlah Penduduk
CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif pada penduduk suatu wilayah
=
Dengan target >70% CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB paru yang diobati.
=
Dengan target >80%
CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA negatif setelah pengobatan selesai
=
Dengan target >85%
Error Rate adalahangka kesalahan laboratorium yang menunjukkan persentasekesalahan diagnosis yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksaan pertama, setelah diuji silang oleh BLK atau laboratorium rujukan lain dimana kualitas diagnosis secara mikroskopis di laboratorium pemeriksaan pertama.
=
Tabel 1.11Angka Penemuan Penderita (CDR) TB di wilayah kerja Puskesmas Sekecamatan Senen Periode Januari Oktober 2012
NoPuskesmasPerkiraan BTA (+)
(a)Penemuan penderita BTA(+) (b)CDR (>70%)
(b/a x 100%)
1Pkc Senen182179,3%
2Pkl Paseban8244,8%
3Pkl Kwitang1001212%
4Pkl Kenari4112, 44%
5Pkl Bungur3512,85%
6Pkl Kramat991717,17%
Jumlah539529,65%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan BTA Puskesmas Kecamatan SenenPeriode Januari-Oktober 2012)Keterangan : Dari tabel 1.11 didapatkan angka penemuan penderita (CDR) di Kecamatan Senen sebesar 9,65%kurang dari target yaitu > 70%.Tabel 1.12Angka Konversi TB di wilayah Puskesmas SekecamatanSenen Periode JanuariOktober 2012NoPuskesmasPenemuan penderita BTA(+) (a)Penemuan penderita konversi (b)Angka konversi TB
(>80%)
(b/a x 100%)
1Pkc Senen1717100%
2Pkl Paseban44100%
3Pkl Kwitang121191,6%
4Pkl Kenari11100%
5Pkl Bungur11100%
6Pkl Kramat1717100%
Jumlah525198,07%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien baru BTA Positif P2M Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Oktober 2012)
Keterangan : Dari tabel 1.12 didapatkan angka konversi TB di Kecamatan Senen sebesar 27,27% ,lebih dari target yaitu > 80%.Tabel 1.13 Angka Kesembuhan (CR) TB di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode Januari-Oktober2012NoKelurahanPenemuan penderita BTA(+) (a)Penemuan penderita sembuh (b)Angka kesembuhan TB (>85%)
(b/a x 100%)
1Pkc Senen10150%
2Pkl Paseban400%
3Pkl Kwitang1200%
4Pkl Kenari300%
5Pkl Bungur200%
6Pkl Kramat1700%
Jumlah48031,25%
(Sumber: Laporan bulanan hasil pemeriksaan dahak akhir tahap intensif pasien baru BTA Positif P2M Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Oktober 2012)Keterangan :
Dari tabel 1.13 didapatkan angka kesembuhan TB di Kecamatan Senen sebesar 0%, kurang dari target yaitu > 85%. Error rate tidak dapat dihitung karena tidak terdapatnya data mengenai hasil false positive dan false negative.B. Pengendalian Penyakit ISPA/PneumoniaTujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan pneumonia pada balita, tatalaksana pneumonia dan menurunkan angka kematian balita. Indikator kinerja Pengendalian Penyakit ISPA adalah persentase kasus ISPA balita < 10 %. Kegiatan yang dilaksanakan pada program pengendalian penyakit ISPA/Pneumonia serta penyebar luasan informasi penyakit pneumonia yaitu melalui leaflet.
Incidence Rate kasus ISPA/Pneumonia= Jumlah penderita ISPA/Pneumonia baruX 100%Jumlah bayi dan balita
Tabel 1.14 Jumlah Penderita ISPA pada Balita di wilayah Puskesmas Sekecamatan Tanah Abang Periode Januari April 2013NoKelurahan Jumlah Penderita ISPA Balita
(a)Jumlah Seluruh Balita(b)Angka kesakitan
a x100% bTarget
1Pkc Kebon Melati686413716,58%