Spektrofotometer Serapan Atom
-
Upload
riskiyana-vialika-pradipta -
Category
Documents
-
view
276 -
download
1
Transcript of Spektrofotometer Serapan Atom
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 1/14
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode
analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada
penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.
Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari
unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya selektif,
spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb), dapat dengan
mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis sangat cepat dan
mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk analisa unsur, spektrofotometer
absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double beam layaknya
Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang hanya dapat
menganalisis unsur yang dapat memancarkan sinar terutama unsur golongan IA dan IIA.
Umumnya lampu yang digunakan adalah lampu katoda cekung yang mana penggunaanya
hanya untuk analisis satu unsur saja.Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh
atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya. Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak
bergantung pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit
teratomisasi, sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik.Teknik AAS menjadi alat yang
canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena sebelum pengukuran tidak selalu
memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan
tersedia. AAS dapat digunakan untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.Sumber cahaya
pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal dari elemen yang sedang
diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi,
kemudia radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator. Chopper digunakan
untuk membedakan radiasi yang berasal dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari
nyala api. Detektor akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya
mengukur arus bolak-balik dari sumber radiasi atau sampel. Atom dari suatu unsur pada
keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut akan menyerap energi dan
mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau
tereksitasi.Jika suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan mempercepat gerakan
elektron sehinggaelektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 2/14
dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar
yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada panjang
gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom tersebut.
Bagian-Bagian pada AAS
a. Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki
masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur
yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda
Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi
dua macam, yaitu :
1. Lampu Katoda Monologam :Digunakan untuk mengukur 1 unsur Lampu
2. Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam
sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan
untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam
soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari
ke-empat besi lainnya. Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk
memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi.Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar
dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat
menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar. Cara pemeliharaan lampu katoda
ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit
AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus
penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan, lamanya waktu
pemakaian dicatat.
b. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas
asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung
gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ±
30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 3/14
yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian
kanan regulator. Merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Pengujian
untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan
telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar
suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar.
Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada
bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk. Bila ada,
maka tabung gas tersebut positif bocor. Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan
menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat.
Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar
tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga
memiliki tekanan.
c. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar
pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi
lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah
sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya.Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal,
agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang
lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang
lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat.
Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena
bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk
menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui
cerobong asap yang terhubung dengan ducting
d. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat
iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada
waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 4/14
bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah
merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai
pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakan tombol pengaturan untuk
mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner. Bagian pada
belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai
penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar
bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisi
tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan
lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan
bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah., dan uap
air akan terserap ke lap.
e. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner
berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur
merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang
berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal
dari proses pengatomisasian nyala api. Perawatan burner yaitu setelah selesai
pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang berisi
aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau
menyedot larutan sampel dan standar yang akan diuji.
Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian
kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas
asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus
dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang
berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi.
Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang
dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila
warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api
paling biru, merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas, dengan
konsentrasi
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 5/14
f. Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada
AAS. Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian
rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi
dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel,
sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk. Tempat wadah buangan (drigen)
ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi dengan lampu indicator. Bila lampu
indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS atau api pada proses pengatomisasian
menyala, dan sedang berlangsungnya proses pengatomisasian nyala api. Selain itu,
papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak tersenggol kaki.
Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan
sedikit, agar tidak kering.
Prinsip analisis dengan SSA adalah interaksi antara energi radiasi dengan atom
unsur yang dianalisis. AAS banyak digunakan untuk analisis unsur. Atom suatu unsur
akan menyerap energi dan terjadi eksitasi atom ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Keadaan ini tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian
atau seluruh tenaga eksitasinya dalam bentuk radiasi. Frekuansi radiasi yang
dipancarkan karakteristik untuk setiap unsur dan intensitasnya sebanding dengan
jumlah atom yang tereksitasi yang kemudian mengalami deeksitasi. Teknik ini dikenaldengan SEA (spektrofotometer emisi atom). Untuk SSA keadaan berlawanan dengan
cara emisi yaitu, populasi atom pada tingkat dasar dikenakan seberkas radiasi, maka
akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat dasar
tersebut. Penyerapan ini menyebabkan terjadinya pengurangan intensitas radiasi yang
diberikan. Pengurangan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang berada pada
tingkat dasar tersebut.
Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam sampel
diubah menjadi uap atom sehingga nyala rnengandung atom unsur-unsur yang
dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh ayala, tetapi
kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state).
Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber
radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 6/14
dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorpsi
oleh atom dalam nyala. Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer. yakni absorbansi
berbanding lurus dengan panjang uyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom
dalam nyala. Kedua variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat
konstan sehingga absorbansi hanya berbanding langsung dengan konsentrasi analit
dalam larutan sampel. Teknik-teknik analisisnya sama seperti pada spektrofotometri
UV -Vis yaitu standar tunggal, kurva kalibrasi dan kurva adisi standar.
SISTEM ATOMISASI
1. SISTEM ATOMISASI NYALA
Setiap alat spektrometri atom akan mencakup dua komponen utama sistem
introduksi sampel dan sumber (source) atomisasi. Untuk kebanyakan instrumen sumber
atomisasi ini adalah nyala dan sampel di introduksikan dalarn bentuk larutan. Sampel
masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Aerosol biasanya dihasilkan oleh Nebulizer
(pengabut) yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray).
Ada banyak variasi nyala yang telah diapakai bertahun-tahun untuk
spektrometri atom. Namun demikian. yang saat ini menonjol dan dipakai secara luas
untuk pengukuran analitik adalah udara-asetilen dan nitrous oksida- asetilen. Dengan
kedua jenis nyala ini, kondisi analisis yang sesuai untuk kebanyakan ana!it (unsur yang
dianalisis) dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode emisi, absorbsi dan
juga fluoresensi.
1) Nyala udara-asetilen
Biasanya menjadi pilihan untuk analisis menggunakan AAS,. temperarur nyala-
nya yang lebih rendah mendorong terbentuknya atom netral dan dengan nyala yang
kaya bahan bakar pembentukan oksida dari banyak unsur dapat diminimalkan.
2) Nitrous oksida-asetilen
Dianjurkan dipakai untuk penentuan unsur-unsur yang mudah membentuk
oksida dan sulit terurai. Hal ini disebabkan temperatur nyala yang dihasilkan relative
tinggi. Unsur-unsur tersebut adalah: Al, B, Mo, Si, So, Ti, V danW.
Proses atomisasi adalah proses pengubahan sample dalam bentuk larutan
menjadi spesies atom dalam nyala. Proses atomisasi ini akan berpengaruh terhadap
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 7/14
hubungan antara konsentrasi atom analit dalam larutan dan sinyal yang diperoleh pada
detektor dan dengan demikian sangat berpengaruh terhadap sensitivitas analisis.
Langkah-langkah proses atomisasi melibatkan hal-hal kunci sebagaimana diberikan
pada Gambar 3. Secara ideal fungsi dari sistem atomisasi (source) adalah :
1) Mengubah sembarang jenis sampel menjadi uap atom fasa-gas dengan
sedikit perlakuan atau tanpa perIakuan awal.
2) Me!akukan seperti pada point 1) untuk semua elemen (unsur) dalam
sampel pada semua level konsentrasi.
3) Agar diperoleh kondisi operasi yang identik untuk setiap elemen dan
sampel.
4) Mendapatkan sinyal analitik sebagai fungsi sederhana dari konsentrasi
tiap-tiap elemen. yakni agar gangguan(interfererisi) dan penganih matriks (media)
sampel menjadi minimal.
5) Memberikan analisis yang teliti (precise) dan tepat (accurate).
6) Mendapatkan harga beli, perawatan dan pengoperasian yang murah.
7) Memudahkan operasi.
2. SISTEM ATOMISASI DENGAN ELEKTROTHERMAL (TUNGKU)
Sistem nyala api ini lebih dikenal dengan nama GFAAS. GFAAS dapat
mengatasi kelemahan dari sistem nyala seperti, sensitivitas, jumlah sampel dan penyiapan sampel. Ada tiga tahap atomisasi dengan tungku yaitu:
a. Tahap pengeringan atau penguapan larutan
b. Tahap pengabuan atau penghilangan senyawa-senyawa organik dan
c. Tahap atomisasi
Unsur-unsur yang dapat dianalsis dengan menggunakan GFAAS adalah sama
dengan unsur-unsur yang dapat dianalisis dengan sistem nyala. Beberapa unsur
yang sama sekali tidak dapat dianalisis dengan GFAAS adalah tungsten, Hf, Nd,
Ho, La, Lu, Os, Br, Re, Sc, Ta, U, W, Y dan Zr, hal ini disebabkan karena unsur
tersebut dapat bereaksi dengan graphit.
Petunjuk praktis penggunaan GFAAS:
1. Jangan menggunakan media klorida, lebih baik gunakan nitrat
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 8/14
2. Sulfat dan fosfat bagus untuk pelarut sampel, biasanya setelah sample
ditempatkan dalam tungku
3. Gunakan cara adisi sehingga bila sampel ada interferensi dapat terjadi pada
sampel dan standard.
3. BAGAN ALAT AAS
Karena komponen lain dalam instrumentasi AAS telah disinggung sebelumnya
kecuali hollow cathode lamp: HCL (Iampu katoda cekung), maka selanjutnya hanya
akan dibahas komponen HCL yang merupakan kunci berkembang pesatnya AAS dan
sekaligus penjelasan mengapa metode AAS merupakan metode analsis yang sangat
selektif.
4. LAMPU HCL (HOLLOW CHATODE LAMP)
Lampu ini merupakan sumber radiasi dengan spektra yang tajam dan
mengemisikan gelombang monokhromatis. Lampu ini terdiri dari katoda cekung yang
silindris yang terbuat dari unsur yang akan ditentukan atau campurannya (alloy) dan
anoda yang terbuat dari tungsten. Elektroda-elektroda ini berada dalam tabung gelas
dengan jendela quartz karena panjang gelombang emisinya sering berada pada daerah
ultraviolet. Tabung gelas tersebut dibuat bertekanan rendah dan diisi dengan gas inert
Ar atau Ne. Beda voltase yang cukup tinggi dikenakan pada kedua elektroda tersebutsehingga atom gas pada anoda terionisasi. Ion positif ini dipercepat kearah katoda dan
ketika menabrak katoda menyebabkan beberapa logam pada katoda terpental dan
berubah menjadi uap, Atom yang teruapkan ini, karena tabrakan dengan ion gas yang
berenergi tinggi, tereksitasi ke tingkat energi elektron yang lebih tinggi; ketika kembali
ke keadaan dasar atom-¬atom tersebut memancarkan sinar dengan λ yang karakteristik
untuk unsur katoda tersebut. Berkas sinar yang diemisikan bergerak melalui nyala dan
berkas dengan λ tertentu yang dipilih dengan monokromator akan diserap oleh uap
atom yang ada dalam nyala yang berasal dari sampel. Sinar yang diabsorpsi paling kuat
biasanya adalah sinar yang berasal dart transisi elektron ke tingkat eksitasi terendah.
Sinar ini disebut garis resonansi.
Sumber radiasi lain yang sering digunakan adalah "Electrodless Discharge
Lamp ".Lampu ini mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan HCL, tetapi
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 9/14
mempunyai output radiasi lebih tinggi dan biasanya digunakan untuk analisis unsur-
unsur As dan Se, karena lampu HCL untuk unsur-unsur ini mempunyai sinyal yang
lemah dan tidak stabil.
Adapun bahan bakar yang biasa digunakan dalan AAS ini serta temperature
nyalanya dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel Temperatur nyala
Bahan bakar Oksidan udara Oksidan oksigen N2O
Hidrogen 2100 2780 -
Asetilen 2200 3050 2955
Propana 1950 2800 -
Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah propane,butane,hydrogen,dan
asetilen, sedangkan oksidatornya adalah udara,oksigen, N2O, dan asetilen. Berikut ini
table yang menunjukkan temperature maksimum berbagai nyala.
Eksitasi pada berbagai temperatur
Unsur Panjang
gelombang
2000oK 3000oK 4000oK
Cs 852 4 x 10-4 7 x 10-3 3 x 10-3
Na 590 1 x 10-5
6 x 10-4
4 x 10-3
Ca 420 1 x 10-7 4 x 10-3 6 x 10-4
Zn 210 1 x 10-15 6 x 10-20 2 x 10-2
Logam-logam yang mudah diuapkan seperti Cu, P b, Zn, Cd, umumnya ditentukan
pada suhu rendah sedangkan untuk unsure-unsur yang tak mudah diatomisasi diperlukan
suhu tinggi. Suhu tinggi dapat dicapai dengan menggunakan suatu oksidator bersama
dengan gas pembakar, contohnya atomisasi unsure seperti Al, Ti, Be, tanah jarang perlu
menggunakan nyala oksiasetilena atau nyala nitrogen oksidaasetilena sedangkan untuk
atomisasi unsure alkali yang membentuk refraktori harus menggunakan campuran
asetilena udara.Atomatisasi sempurna sampai saat ini sulit tercapai, meskipun sudah
banyak kombinasi bermacam gas. Belakangan ini ada kecenderungan untuk
menggunakan tungku grafit yang dengan mudah dalam beberapa detik dapat mencapai
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 10/14
temperature 2000-3000oK. Berbagai kondisi optimum penentuan logam secara AAS pada
berbagai panjang gelombang.
Ditinjau dari hubungan antara konsetrasi dan absorbansi, maka hokum Lambert-
Beer dapat digunakan jika sumbernya adalah monokromatis. Pada AAS , panjang
gelombang garis absopsi resonansi identik dengan garis-garis emisi disebabkan
keserasian transisinya. Untuk bekerja pada panjang gelombang ini diperlukan suatu
monokromator celah yang menghasilkan lebar puncak sekitar 0,002- 0,005 nm. Jelas
pada teknik AAS, diperlukan panjang gelombang yang tepat sama pada proses
absopsinya. Dengan efek ini pelebaran puncak dapat dihindarkan.
Gangguan Pada analisa AAS
Penyebab: faktor matriks sample dan faktor kimia
Faktor matriks sample dapat berupa:
- pengendapan unsure yang dianalisa,
Penyebab : hidrolisis ion-ion logam dalam air dan reaksi dg anion lain
Pencegahan: mengasamkan larutan (mencegah hidrolisa)
- Jumlah cuplikan dan standar yang mencapai nyala tidak sama
Penyebab : perbedaan sifat-sifat fisik larutan cuplikan dan standar
Faktor kimia:
a. Disosiasi tak sempurna dari senyawa-senyawaPembentukan senyawa refraktori, seperti : kalsium fosfat, senyawa-senyawa
fosfat, silikat, aluminat, dan oksida-oksida dari logam alkali tanah dan Mg.
Contoh : analisis logam kalsium, jika terdapat silikat dalam larutan maka akan terjadi:
CaO + MO.SiO2 CaO(SiO2)x + hasil reaksi lainnya
Penanggulangan:
- Penggunaan nyala yang lebih tinggi suhunya
- Penambahan unsur pembebas (releasing agent)
Contoh: Sr dan La, akan mengikat fosfat
-Ekstraksi unsur pengganggu atau unsure yang akan dianalisa
b. Ionisasi atom-atom di dalam nyala
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 11/14
Penanggulangan : menambahkan zat-zat yang memiliki potensial ionisasi lebih
rendah dari zat yang dianalisa dalam jumlah yang cukup besar, baik dalam cuplikan
maupun larutan standar
c. Penyerapan non atomic
Penyebab : konsentrasi cuplikan tinggi
Suhu nyala kurang tinggi
Panjang gelombang molekul berimpit dengan puncak atau garis serapan atom unsur yang
dianalisa
Penanggulangan:
1. Bekerja pada panjang gelombang yang lebih tinggi
2. Dengan menggunakan nyala yang suhunya lebih tinggi
3. Mengukur besarnya penyerapan non atomic
Koreksi terhadap adanya penyerapan non atomic dapat dilakukan dengan cara:
1. Absorban cuplikan diukur seperti biasa dengan menggunakan lampu hollow katoda
2. Dilakukan lagi pengukuran absorban pada pjg gelombang yang sama tetapi
menggunakan sinar lampu hydrogen, sehingga yang diukur adalah absorban non
atomic
3. Absorban atomic = selisih hasil pengukuran 1 dan 2.
Keuntungan metode AASKeuntungan metode AAS dibandingkan dengan spektrofotometer biasa yaitu
spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan yang sama bisa mengukur unsur-unsur
yang berlainan, pengukurannya langsung terhadap contoh, output dapat langsung dibaca,
cukup ekonomis, dapat diaplikasikan pada banyak jenis unsur, batas kadar penentuan luas
(dari ppm sampai %). Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak
mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh
ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga menimbulkan emisi
pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks misalnya pelarut.
BAB III
GAMBAR RANGKAIAN
3.1. Gambar Peralatan
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 12/14
3.2. Gambar Rangkaian
3.3. Keterangan Gambar Rangkaian
a. Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai
atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji
5/11/2018 Spektrofotometer Serapan Atom - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/spektrofotometer-serapan-atom-55a0ce51f0557 13/14
berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa
digunakan untuk pengukuran unsur Cu.
b. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas
asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung gas yang berisi
gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30000K.
c. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada
AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan,
agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar.
d. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi
sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat
terbakar pada pemantik api secara baik dan merata
e. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat iniberfungsi untuk
mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom
f. Dioda laser
Spektroskopi penyerapan atom juga dapat dilakukan oleh laser, dioda laser terutama karenasifat baik mereka untuk spektrometri penyerapan sinar laser. Teknik ini kemudian juga
disebut sebagai dioda laser spektrometri penyerapan atom (DLAAS atau DLAS), atau,
karena panjang gelombang modulasi paling sering digunakan, spektrometri penyerapan
panjang gelombang modulasi.
g. Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS. Buangan
dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian rupa, agar sisa
buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi dapat mematikan
proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang
dihasilkan akan terlihat buruk.Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan
yang juga dilengkapi dengan lampu indicator