STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

download STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

of 18

Transcript of STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    1/18

    STORY TELLING SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN

    KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS ANAK

    MAKALAH

     Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Ganjil

     Mata Kuliah Inovasi Pendidikan

    Dosen : Rosarina Giyartini, M.Pd.

    Oleh :

    Tsinta Nur Fajriah

     NIM : 1004128

    2 –  B

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    KAMPUS TASIKMALAYA

    2011

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    2/18

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha

    Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan

    makalah ini dapat diselesaikan.

    Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas ujian tengah

    semester ganjil mata kuliah Inovasi Pendidikan dengan judul “Story Telling

    sebagai Media Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris Anak”.  

    Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rosarina

    Giyartini, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Inovasi Pendidikan dan kedua orang

    tua penulis yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis, serta

     pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

    Tiada gading yang tak retak . Ungkapan itulah yang menggambarkan

     bagaimana isi daripada makalah ini. Karena penulis hanya manusia biasa yang tak

     pernah luput dari kesalahan. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila terdapat

     banyak sekali kesalahan dalam penulisan.

    Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat bagi para pembaca

    semuanya.

    Tasikmalaya, November 2011

    Penulis

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    3/18

    DDAAFFTTAAR R  IISSII 

    Halaman

    Kata Pengantar ...................................................................................... i 

    Daftar Isi ............................................................................................... ii 

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang ................................................................................. 1

    B.  Rumusan Masalah ............................................................................. 2

    C. 

    Tujuan .............................................................................................. 2

    D. 

    Metode .............................................................................................. 2

    E.  Sistematika Penyusunan .................................................................... 3

    BAB II PEMBAHASAN

    A.  Pengertian Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes ......................... 5

    B.  Penilaian Kelas ................................................................................. 5

    C.  Pengumpulan Informasi Hasil Belajar ............................................... 5

    D.  Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia ......................................... 12

    E. 

    Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar ............. 13

    BAB III PENUTUP

    A. 

    Kesimpulan ....................................................................................... 14

    B. 

    Saran ................................................................................................. 14

    DAFTAR PUSTAKA 

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    4/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Era globalisasi pada saat ini menuntut generasi muda untuk selalu

    mengembangkan potensi diri. Satu hal yang perlu dikuasai untuk meningkatkan

    daya saing di pasar global adalah penguasaan Bahasa Inggris. Bahasa Inggris

    sebagai bahasa internasional berperan sangat penting dalam dunia industri,

     perdagangan, pendidikan. Hampir semua sektor menggunakan bahasa Inggris

    sebagai bahasa pengantar. Melihat perannya yang dominan tersebut, sudah

    selayaknya penguasaan keterampilan bahasa Inggris menjadi bagian penting bagi

    siswa-siswi di Indonesia. Proses yang benar, materi yang baik serta pengajar yang

    mengetahui cara yang tepat dalam penyampaian materi merupakan kunci dalam

    menguasai Bahasa Inggris. Namun banyak kendala yang dihadapi dalam

    mengajarkan Bahasa Inggris, misalnya mencari materi yang sesuai dengan

    kebutuhan siswa bukanlah hal mudah. Langkanya materi yang sesuai dengan

    kebutuhan dan situasi dapat mendorong pengajar untuk menggunakan materi yang

    sama berulang-ulang tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan

     pembelajar. Hal ini tentu saja akan menimbulkan kebosanan pada siswa dan juga

    mengurangi kemutakhiran materi. Untuk mengatasinya, pengajar dapat

    memanfaatkan story telling dan news reading sebagai salah satu cara

     penyampaian materi bahasa Inggris kepada siswa-siswi SD.

    1

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    5/18

    I.2 Rumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, banyak

     permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tersebut antara lain :

      Apa permasalahan pembelajaran yang perlu diinovasi ?

      Mengapa permasalahan tersebut layak diinovasi ?

      Bagaimana cara menginovasinya ?

      Apa tujuan yang diharapkan ?

      Untuk siapa hasil inovasinya ?

    I.3 Tujuan

    Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah

      Mengetahui apa permasalahan pembelajaran yang perlu diinovasi.

      Mengetahui alasan permasalahan tersebut layak diinovasi.

      Mengetahui bagaimana cara menginovasinya.

      Mengetahui apa tujuan yang diharapkan.

      Mengetahui sasaran atau untuk siapa hasil inovasinya.

    I.4 Metode Penyusunan

    Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan.

    Dengan mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku ataupun browsing

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    6/18

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    7/18

    II.4 Tujuan Yang Diharapkan

    II.5 Sasaran Hasil Inovasi

    BAB III PENUTUP

    III.1 Kesimpulan

    III.2 Saran

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    8/18

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1 Permasalahan yang Layak Diinovasi

    Permasalahan yang penulis angkat dalam penyusunan makalah ini adalah

    kurangnya kemampuan berbicara dan menyimak anak dalam mata pelajaran

    Bahasa Inggris yang diakibatkan oleh kesalahan dalam metode pembelajaran yang

    digunakan.

    II.2 Mengapa Perlu Diinovasi ?

    Mengingat bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa International, dan di

    era globalisasi ini sangat diperlukan kemampuan berbahasa Inggris yang baik.

    Untuk itu, kemampuan berbahasa Inggris perlu ditingkatkan sejak usia dini.

    Dalam hal ini, usia Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu, perlu adanya

     pembaharuan atau inovasi dalam mengembangkan kemampuan berbicara dan

    menyimak anak dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.

    II.3 Cara Menginovasinya

    Berikut ini beberapa cara dalam menginovasi pembelajaran Bahasa Inggris

    :

    5

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    9/18

    a.  Memperkenalkan Story Telling untuk pembelajaran Bahasa

    Inggris

    Story sangat menarik bagi pembelajar karena berisi pengalaman yang

    indah, lucu dan menarik. Banyak orang memakai story untuk meninabobokan

    anak, memberi petuah dari orang tua kepada orang muda dan menceritakan hal-

    hal tersebut tidak mahal. Melalui cerita banyak hal yang dapat disampaikan dan

    dipahami oleh pendengar, karena cara penyampaiannya yang menarik, bahasa

    yang digunakan juga lebih sederhana. Situasi ini memberikan kesan yang

    tersendiri bagi pendengar, karena mereka merasa rileks. Melihat situasi ini, maka

    cara pembelajaran bahasa Inggris dapat mencontoh apa yang terjadi dalam

     penyampaian cerita.

    b. 

    Listening and reading fluency

    Anak-anak cenderung ingin mendengarkan lagi cerita lainnya segera

    setelah cerita yang sebelumnya berakhir. Jadi mereka sangat termotivasi untuk

    mendengarkan materi cerita. Kegiatan story telling ini sangat membantu

     peningkatan kemampuan menyimak siswa di sekolah dalam proses pembelajaran.

    Kemampuan lain yang terasah adalah membaca. Kemampuan tersebut dapat

    terasah karena banyaknya latihan membaca cerita dan menyimak. Seperti yang

    dikutip dalam Wright (1995: 4) Listening and reading fluency is based on: a

     positive attitude to not understanding everything, the skills of searching for

    meaning, predicting, and guessing.

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    10/18

    10 

    c.  Speaking and writing fluency

    Terasahnya kemampaun speaking dan writing juga merupakan salah satu

    keuntungan yang diperoleh melalui kegiatan story telling ini. Brown menyatakan

    (1994: 322) writing is, in fact, a transaction with words whereby you free your

    self from what you presently think, feel and perceive. Situasi yang lebih alami dan

    menyenangkan sangat melekat dalam pelaksanaan pembelajaran jika

    menggunakan story telling. Situasi alami inilah yang diyakini membantu siswa

    untuk lebih mudah menerima dan memahami materi tanpa harus merasa tegang

    dan gelisah jika dibandingkan dengan cara penyampaian yang lain. Cara ini

    tampak lebih alami bagi mereka untuk berani berbicara dan menulis. Jadi guru

    harus lebih peka dalam melihat kebutuhan siswa agar dapat memasukkan materi-

    materi yang sesuai dengan rencana.

    Pernyataan ini senada dengan apa yang diungkapkan dalam Wright (1995:

    4) It means that that the teacher must encourage situations in which the child can

     be fluent and can “have a go”.

    Dapat disimpulkan bahwa Storries memberikan bantuan yang banyak

    dalam pembelajaran empat keterampilan bahasa Inggris. Selain itu, stories juga

    memberikan motivasi bagi siswa untuk mendengarkan cerita. Hal ini mendorong

    mereka lebih berani dan percaya diri dalam memproduksi kalimat lisan dan

    tulisan.

    d.  Language awareness

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    11/18

    11 

    According to Brown (2000: 5) Language is a set of arbitrary symbols,

    other than that he also states that language is used for communication. Dengan

    kata lain, Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk bertukar ide, perasaan,

    dan hal lainnya.

    Kebanyakan orang memperoleh bahasa dengan cara berkomunikasi, baik

    lisan maupun tulisan. Memahami apa yang disampaikan oleh penutur merupakan

    hal penting dalam komunikasi, dan memiliki kemampuan ini berarti yang

     bersangkutan memiliki kompetensi berbahasa. Brown (2000: 31) states the

    definition of language competence is one’s underlying knowledge of system of a

    language –  its rules of grammar, its vocabulary, and all the pieces of language and

    how those pieces fit together.

    Beberapa poin yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan kegiatan ini agar

    tercapai maksud yang dikendaki. Berdasarkan Wright (1995: 7) poin-poin tersebut

    adalah:

    a. Level

    Pemberian level ini harus berdasarkan pada apa yang harus dlakukan oleh siswa,

     bukan berdasarkan pada kerumitan bahasa dalam cerita.

     b. Umur

    Umur menjadi pertimbangan untuk memilih cerita yang akan disampaikan.

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    12/18

    12 

    Sebagai contoh terkadang ada siswa yang sudah berusia remaja tetapi masih

    senang mendengar cerita anak-anak. Jadi umur harus menjadi salah satu

     pertimbangan dalam memilih cerita.

    c. Waktu

    Waktu sangat membatasi proses pembelajaran. Pemilihan cerita sebaiknya tidak

    terlalu memakan waktu yang lama, agar tidak mengganggu sisa kegiatan

     pembelajaran yang lain.

    d. Bahasa

    Bahasa disesuaikan dengan cerita dan level kemampuan siswa. Pemberian cerita

    yang mengandung bahasa yang telalu rumit akan mengganggu proses

     pembelajaran.

    e. Materi

    Materi harus dipersiapkan terlebih dahulu mengingat adanya rangkaian kreatifitas

    yang harus dilakukan setelah story telling dilakukan.

    f. Persiapan

    Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan story telling harus dipersiapkan sebelum

    kelas dimulai.

    g. In Class

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    13/18

    13 

    Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam memandu pembelajaran sangat

     penting dipersiapkan. Jikalau terjadi sesuatu yang tidak diharapkan dalam proses

     pembelajaran, guru dapat segera melakukan penyesuaian dan improvisasi.

    h. Follow-up(s)

    Pemberian contoh-contoh dan materi yang lain yang masih berkaitan dengan

     pembelajaran dan topik yang sudah diberikan.

    Contoh cerita

    Dayang Bandir

    Foklore from North Sumatra

    Once upon a time, there were two kingdoms in North Sumatra, the Eastern

    Kingdom and the Western Kingdom. The Eastern King got married with the

    Western King's sister. Later, they had a baby girl. They named her Dayang

    Bandir. Seven years later, they had another child. They named him Sandean Raja.

    When Sandean Raja was a kid, his father, the Eastern King died. The rule said that

    the king's son would be the next king. However, Sandean Raja was still a kid. He

    had to wait until he was adult to be the king. The elderly of the kingdom asked

    Uncle Kareang to be the king. Uncle Kareang was the Eastern King's younger

     brother.

    The Eastern king had a magical sword. Uncle Kareang wanted to have the sword.

    Without the sword, he was only the temporary king. He was looking for the sword

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    14/18

    14 

    everywhere but he could not find it. he knew Dayang Bandir hid the sword. She

    wanted to give the sword to her brother, Sandean Raja, when he was adult. She

    wanted her brother to be the next king. Uncle Kareang was really angry. He asked

    the soldiers to take Dayang Bandir and Sandean Raja to the jungle.

    Soldiers then tied Dayang Bandir on top of a big tree in the jungle. They would

     bring her down after Dayang Bandir told them where the sword was. But she

    never told them. Then the soldiers left Dayang Bandir and Sandean Raja alone in

    the jungle. Sandean Raja cried under the big tree. He could not climb the big tree.

    Everytime he tried to climb, he fell down. Days passed by. Dayang Bandir was

    getting weaker and weaker. She finally died.

    Sandean Raja then left alone in the jungle. He was not really alone actually. Her

    sister spirit always accompanied him. They still could talk each other. When

    Sandean Raja was adult, he decided to go to the Western Kingdom. The King,

    King Soma, was his uncle. He wanted to talk about his bad experience.

    King Sorma was surprised when he met Sandean Raja. He heard that sandean

    Raja and Dayang Bandir died in the jungle. He was not sure that Sandean Raja

    was really his nephew.

    If you are really my nephew, remove that big tree, said king Sorma. Sandean Raja

    was a powerful man. He could remove that big tree easily.

    "I have the last test. Go to that dark room. There are many girls there. Which one

    is my daughter?' said King Sorma.

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    15/18

    15 

    "Don't worry, my brother, I will help you," said Dayang Bandir's spirit.

    Sandean Raja then could find the King Sorma's daughter. The king then was sure

    that the young man was really his nephew. After that, Tandean Raja told told him

    about his sister and all his bad experience with Uncle Kareang. King Soma then

    asked his soldier to attack the Eastern Kingdom. The Western Kingdom won the

    war. Sandean Raja then became the king of the kingdom. Later, her sister's spirit

    told him where the sword was.***

    II.4 Tujuan Yang Diharapkan

    Kegiatan story telling ini sangat membantu peningkatan kemampuan

    menyimak siswa di sekolah dalam proses pembelajaran. Kemampuan lain yang

    terasah adalah membaca. Kemampuan tersebut dapat terasah karena banyaknya

    latihan membaca cerita dan menyimak. Terasahnya kemampaun speaking dan

    writing juga merupakan salah satu keuntungan yang diperoleh melalui kegiatan

    story telling ini.

    Melalui story telling ini membantu siswa untuk memiliki kompetensi

    tersebut. Dengan diberikannya kegiatan ini secara berkesinambungan, diharapkan

    akan menimbulkan language awareness. Siswa menjadi “aware” terhadap

     perasaan pada waktu mendengarkan bahasa asing. Memperdengarkan cerita

    membantu mereka untuk mempelajari bahasa Inggris tanpa harus membuat

    mereka memproduksi kata-kata dalam spoken dan written expression. Seperti

    dalam Wright (1995: 5) stories also introduce children to language items and

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    16/18

    16 

    sentence constructions without their necessarily having to use them productivity.

    Bila datang masanya mereka harus memproduksi bahasa Inggris bukanlah hal

    yang berat lagi karena bahasa Inggris bukan hal baru.

    Jadi tanpa diragukan lagi, bahwa story telling memberi contoh cara

     pembelajaran yang mudah dan alami bagi siswa dalam mempelajari bahasa asing.

    Pada akhir pembelajaran bahasa Inggris nanti mereka akan mencapai hasil yang

    memuaskan.

    II.5 Sasaran Hasil Inovasi

    Hasil inovasi ini ditujukan bagi siswa-siswi SD yang memiliki

    kemampuan berbicara dan menyimak Bahasa Inggris yang kurang maksimal.

    Sehingga dengan metode Story Telling ini kemampuan berbahasa Inggris siswa

    dapat berkembang secara maksimal.

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    17/18

    17 

    BAB III

    PENUTUP

    III.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan story

    telling dalam pembelajaran bahasa Inggris dapat mengasah kemampuan

    menyimak dan membaca serta menulis dan berbicara siswa. Hal ini memberikan

    hasil yang lebih baik bagi performance bahasa Inggris siswa dari waktu ke waktu.

    Selain itu suasana nyaman tersebut memberikan dorongan yang positif kepada

    siswa. Mereka mendapatkan motivasi selama dan setelah mendengarkan cerita.

    Kondisi yang seperti ini sangat membantu mereka untuk menguasai bahasa

    Inggris.

    III.2 Saran

    Melihat kenyataan ini, disarankan penggunaan story telling dalam pembelajaran

     bahasa Inggris lebih diintensifkan lagi.

    14

     

  • 8/15/2019 STORY_TELLING_SEBAGAI_MEDIA_PENINGKATAN.pdf

    18/18

    18 

    DAFTAR PUSTAKA

    Brown, H. Douglas. 1994. Principles of language learning and teaching (Third

    Edition). San Francisco: Prentice Hall Regents.

    --------------------------. 2000. Principles of language learning and teaching. San

    Francisco: Prentice Hall Regents.

    Wright, Andrew. 1995. Story telling with children. New York: Oxford University

    Press.

    Tri Wahyuni Floriasti. 2009. Pengenalan Story Telling sebagai Media

     Pembelajaran Bahasa Inggris. [Online]. Tersedia. http://staff.uny.ac.id/sites/ [10

     November 2011]

    Faizone. (2008).  Manfaat Story Telling.  [Online]. Tersedia.

    http://www.faizone.bloggaul.com. [10 November 2011]

    Priyanto, Agus Dwi. 2010. Stairway a Fun and Easy English Book for Grade 4 of

     Elementary School. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

    15

    http://www.faizone.bloggaul.com/http://www.faizone.bloggaul.com/