TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

14
NAMA : TASTAPTIANI NPM : 09450401133 KELAS : BIOLOGI C /2009 TEORI KONSTRUKSIVISME Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan. Beberapa ahli konstruktivisme yang terkemuka berpendapat bahawa pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau pengalaman sedia ada murid. John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan bahawa pendidik yang cekap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berterusan. Beliau juga menekankan kepentingan penyertaan murid di dalam setiap aktiviti pengajaran dan pembelajaran. Dari persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum. Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan murid meniur dengan tepat apa saja yang disampaikan oleh guru kepada

Transcript of TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

Page 1: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

NAMA : TASTAPTIANI

NPM : 09450401133

KELAS : BIOLOGI C /2009

TEORI KONSTRUKSIVISME

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan

bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur

konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan

pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu

ketara dan tidak ditekankan.

Beberapa ahli konstruktivisme yang terkemuka berpendapat bahawa

pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau

pengalaman sedia ada murid.

John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan

bahawa pendidik yang cekap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran

sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berterusan. Beliau

juga menekankan kepentingan penyertaan murid di dalam setiap aktiviti

pengajaran dan pembelajaran.

Dari persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi

guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan

pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum.

Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan

pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan murid meniur dengan tepat apa

saja yang disampaikan oleh guru kepada kaedah pengajaran dan pembelajaran

yang menumpu kepada kejayaan murid membina skema pengkonsepan

berdasarkan kepada pengalaman yang aktif. Ia juga akan mengubah tumpuan

penyelidikan daripada pembinaan model daripada kaca mata guru kepada

pembelajaran sesuatu konsep daripada kaca mata murid.

Page 2: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

http://www.teachersrock.net/teori_kon.htm

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld).

Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia

kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif

melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan

skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat

konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi

kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik

dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur

pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala

baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif (mental). Untuk

itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau

perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman

tersebut.

http://rinimaryani.blogspot.com/2008/04/teori-konstruktivisme.html

konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar

bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik.

Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks

sosial budaya seseorang (Poedjiadi, 1999: 62). Dalam penjelasan lain Tanjung

(1998: 7) mengatakan bahwa inti konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara

aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam

belajar.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme/

Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktivisme

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa menurut teori belajar konstruktivisme,

pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran

siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur

pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan

Page 3: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan

berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.

Sehubungan dengan hal di atas, Tasker (1992: 30) mengemukakan tiga

penekanan dalam teori belajar konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah

peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua

adalah pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian

secara bermakna. Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi

baru yang diterima.

Wheatley (1991: 12) mendukung pendapat di atas dengan mengajukan dua

prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme.

Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif

oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu

pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.

Kedua pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak

secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian

ilmu pengetahuan melalui lingkungannya.

Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori

belajar konstruktivisme, Hanbury (1996: 3) mengemukakan sejumlah aspek

dalam kaitannya dengan pembelajaran, yaitu (1) siswa mengkonstruksi

pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2)

pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa

lebih bernilai, dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling

bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.

Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler (1996:

20) mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan

pembelajaran, sebagai berikut: (1) memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, (2) memberi kesempatan

kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih

kreatif dan imajinatif, (3) memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba

gagasan baru, (4) memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan

yang telah dimiliki siswa, (5) mendorong siswa untuk memikirkan perubahan

gagasan mereka, dan (6) menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain

itu Slavin menyebutkan strategi-strategi belajar pada teori kontruktivisme adalah

Page 4: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

top-down processing( siswa belajar dimulai dengan masalah yang kompleks

untuk dipecahkan, kemudian menemukan ketrampilan yang dibutuhkan,

cooperative learning(strategi yang digunakan untuk proses belajar, agar siswa

lebih mudah dalam menghadapi problem yang dihadapi dan generative

learning(strategi yang menekankan pada integrasi yang aktif antara materi atau

pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada

kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan

kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan

oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi

sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.

NAMA : IDA ROSDIANA

NPM : 0945040120

KELAS : BIOLOGI C /2009

Page 5: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

TEORI KONSTRUKSIVISME

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan

bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur

konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan

pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu

ketara dan tidak ditekankan.

Beberapa ahli konstruktivisme yang terkemuka berpendapat bahawa

pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau

pengalaman sedia ada murid.

John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan

bahawa pendidik yang cekap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran

sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berterusan. Beliau

juga menekankan kepentingan penyertaan murid di dalam setiap aktiviti

pengajaran dan pembelajaran.

Dari persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi

guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan

pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum.

Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan

pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan murid meniur dengan tepat apa

saja yang disampaikan oleh guru kepada kaedah pengajaran dan pembelajaran

yang menumpu kepada kejayaan murid membina skema pengkonsepan

berdasarkan kepada pengalaman yang aktif. Ia juga akan mengubah tumpuan

penyelidikan daripada pembinaan model daripada kaca mata guru kepada

pembelajaran sesuatu konsep daripada kaca mata murid.

http://www.teachersrock.net/teori_kon.htm

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld).

Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia

kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif

Page 6: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan

skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat

konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi

kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik

dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur

pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala

baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif (mental). Untuk

itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau

perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman

tersebut.

http://rinimaryani.blogspot.com/2008/04/teori-konstruktivisme.html

konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar

bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik.

Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks

sosial budaya seseorang (Poedjiadi, 1999: 62). Dalam penjelasan lain Tanjung

(1998: 7) mengatakan bahwa inti konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara

aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam

belajar.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme/

Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktivisme

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa menurut teori belajar konstruktivisme,

pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran

siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur

pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan

kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan

berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.

Sehubungan dengan hal di atas, Tasker (1992: 30) mengemukakan tiga

penekanan dalam teori belajar konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah

peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua

Page 7: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

adalah pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian

secara bermakna. Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi

baru yang diterima.

Wheatley (1991: 12) mendukung pendapat di atas dengan mengajukan dua

prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme.

Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif

oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu

pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.

Kedua pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak

secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian

ilmu pengetahuan melalui lingkungannya.

Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori

belajar konstruktivisme, Hanbury (1996: 3) mengemukakan sejumlah aspek

dalam kaitannya dengan pembelajaran, yaitu (1) siswa mengkonstruksi

pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2)

pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa

lebih bernilai, dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling

bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.

Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler (1996:

20) mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan

pembelajaran, sebagai berikut: (1) memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, (2) memberi kesempatan

kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih

kreatif dan imajinatif, (3) memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba

gagasan baru, (4) memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan

yang telah dimiliki siswa, (5) mendorong siswa untuk memikirkan perubahan

gagasan mereka, dan (6) menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain

itu Slavin menyebutkan strategi-strategi belajar pada teori kontruktivisme adalah

top-down processing( siswa belajar dimulai dengan masalah yang kompleks

untuk dipecahkan, kemudian menemukan ketrampilan yang dibutuhkan,

cooperative learning(strategi yang digunakan untuk proses belajar, agar siswa

lebih mudah dalam menghadapi problem yang dihadapi dan generative

Page 8: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

learning(strategi yang menekankan pada integrasi yang aktif antara materi atau

pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada

kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan

kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan

oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi

sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.

NAMA : SRI UTAMI

Page 9: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

NPM : 0945040129

KELAS : BIOLOGI C /2009

TEORI KONSTRUKSIVISME

Konstruktivisime merupakan proses pembelajaran yang menerangkan

bagaimana pengetahuan disusun dalam minda manusia. Unsur-unsur

konstruktivisme telah lama dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan

pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan universiti tetapi tidak begitu

ketara dan tidak ditekankan.

Beberapa ahli konstruktivisme yang terkemuka berpendapat bahawa

pembelajaran yang bermakna itu bermula dengan pengetahuan atau

pengalaman sedia ada murid.

John Dewey menguatkan lagi teori konstruktivisme ini dengan mengatakan

bahawa pendidik yang cekap harus melaksanakan pengajaran dan pembelajaran

sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara berterusan. Beliau

juga menekankan kepentingan penyertaan murid di dalam setiap aktiviti

pengajaran dan pembelajaran.

Dari persepektif epistemologi yang disarankan dalam konstruktivisme fungsi

guru akan berubah. Perubahan akan berlaku dalam teknik pengajaran dan

pembelajaran, penilaian, penyelidikan dan cara melaksanakan kurikulum.

Sebagai contoh, perspektif ini akan mengubah kaedah pengajaran dan

pembelajaran yang menumpu kepada kejayaan murid meniur dengan tepat apa

saja yang disampaikan oleh guru kepada kaedah pengajaran dan pembelajaran

yang menumpu kepada kejayaan murid membina skema pengkonsepan

berdasarkan kepada pengalaman yang aktif. Ia juga akan mengubah tumpuan

penyelidikan daripada pembinaan model daripada kaca mata guru kepada

pembelajaran sesuatu konsep daripada kaca mata murid.

http://www.teachersrock.net/teori_kon.htm

Page 10: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan

bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld).

Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia

kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif

melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan

skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat

konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi

kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik

dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur

pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala

baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif (mental). Untuk

itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau

perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman

tersebut.

http://rinimaryani.blogspot.com/2008/04/teori-konstruktivisme.html

konstruktivisme sosial yang dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar

bagi anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik.

Penemuan atau discovery dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks

sosial budaya seseorang (Poedjiadi, 1999: 62). Dalam penjelasan lain Tanjung

(1998: 7) mengatakan bahwa inti konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara

aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam

belajar.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/06/teori-konstruktivisme/

Pembelajaran Menurut Teori Belajar Konstruktivisme

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa menurut teori belajar konstruktivisme,

pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran

siswa. Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur

pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan

kata lain, siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan

berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.

Page 11: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

Sehubungan dengan hal di atas, Tasker (1992: 30) mengemukakan tiga

penekanan dalam teori belajar konstruktivisme sebagai berikut. Pertama adalah

peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna. Kedua

adalah pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian

secara bermakna. Ketiga adalah mengaitkan antara gagasan dengan informasi

baru yang diterima.

Wheatley (1991: 12) mendukung pendapat di atas dengan mengajukan dua

prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar konstrukltivisme.

Pertama, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif

oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu

pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak.

Kedua pengertian di atas menekankan bagaimana pentingnya keterlibatan anak

secara aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian

ilmu pengetahuan melalui lingkungannya.

Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori

belajar konstruktivisme, Hanbury (1996: 3) mengemukakan sejumlah aspek

dalam kaitannya dengan pembelajaran, yaitu (1) siswa mengkonstruksi

pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, (2)

pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti, (3) strategi siswa

lebih bernilai, dan (4) siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling

bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.

Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar konstruktivisme, Tytler (1996:

20) mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan

pembelajaran, sebagai berikut: (1) memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, (2) memberi kesempatan

kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih

kreatif dan imajinatif, (3) memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba

gagasan baru, (4) memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan

yang telah dimiliki siswa, (5) mendorong siswa untuk memikirkan perubahan

gagasan mereka, dan (6) menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain

itu Slavin menyebutkan strategi-strategi belajar pada teori kontruktivisme adalah

top-down processing( siswa belajar dimulai dengan masalah yang kompleks

untuk dipecahkan, kemudian menemukan ketrampilan yang dibutuhkan,

Page 12: TEORI KONSTRUKSIVISME SBM

cooperative learning(strategi yang digunakan untuk proses belajar, agar siswa

lebih mudah dalam menghadapi problem yang dihadapi dan generative

learning(strategi yang menekankan pada integrasi yang aktif antara materi atau

pengetahuan yang baru diperoleh dengan skemata.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada

kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan

kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan

oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi

sendiri pengetahuan mereka melalui