Teori teori belajar 1

30
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Teori-Teori Belajar 1

Transcript of Teori teori belajar 1

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MATEMATIKATeori-Teori Belajar 1

Teori Belajar BehaviorismeMenurut Jhon Locke, manusia merupakan organisme yang pasif, locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih, hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada orang yang menulisnya.

Menurut pandangan behaviorisme, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan stimulus dan respon.

Teori-teori yang termasuk kedalam kelompok behaviorisme antara lain :

1.Koneksionisme (Thorndike)2.Classical Conditioning (Pavlop)3.Operant Conditioning (Skiner)

1.Koneksionisme (Edward Lee Thorndike)

Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R).

Atau belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.

Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar dalam pikiran , perasaan, atau hal-hal yang dapat ditangkap melalui alat indra.

Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.

Pernyataan thordike ini berdasarkan pada hasil eksperiment yang dilakukannya mengunakan beberapa jenis hewan.

Seekor kucing misalnya, yang dimasukkan ke dalam kandang yang terkunci akan bergerak, berjalan, meloncat, mencakar, dan sebagainya sampai suatu saat secara kebetulan ia menginjak suatu pedal dalam kandang itu sehingga kandang itu terbuka. Sejak itu, kucing akan langsung menginjak pedal kalau ia dimasukkan dalam kandang yang sama.

Respon kucing ini disebut Trial and error atau situasi stimulus dalam belajar coba-coba.

Ciri-ciri belajar Trial and error :- Ada motif pendorong aktivitas- Ada berbagai respon terhadap situasi- Ada eliminasi respon-respon yang gagal

atau salah- Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai

tujuan dari penelitiannya itu.

Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error” atau “selecting and conecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah.

a. Hukum kesiapan (Law of readiness)

b. Hukum latihan (Law of exercise)

c. Hukum akibat (Law of effect)

Hukum-hukum belajar :

Hukum kesiapan (Law of readiness)

Semakin siap organisme memperoleh suatu perbuatan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat

Hukum akibat (law of effect)

Intensitas hubungan antara stimulus dan respon meningkat apabila hubungan itu diikuti oleh keadaan yang menyenangkan. Sebaliknya, hubungan itu akan berkurang, kalau diikuti oleh keadaan yang tidak menyenangkan. Dengan demikian, maka setiap tingkah laku yang menghasilkan keputusan tertentu, akan diasosiasikan dengan situasi tersebut.

Dalam contoh kucing dalam kandang di atas, tingkah laku injak pedal akan diasosiasikan dengan situasi menyenangkan karena terbebas dari kandang.

Hukum latihan (Law of Exercise)

Hubungan stimulus dan respon juga dapat ditimbulkan atau didorong melalui latihan yang berulang-ulang. Dengan demikian, ini berarti pula, hubungan stimulus dan respon juga ditimbulkan atau didorong melalui latihan yang berulang-ulang.

2.Classical conditioning (Ivan Petrovich Pavlop)

Individu dapat dikendalikaan melalui cara mengganti stimulus alami dengan yang tepat untuk mendapatkan pengulagan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Dalam percobaan ini sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.Makanan adalah rangsangan wajar, sedang sinar merah adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat

Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia?

Kelebihan dan kekurangan teori ini :

KelebihanDi saat individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya, akan memudahkan pendidik dalam melakukan pembelajaran terhadap anak didik tersebut.

KekuranganJika ini dilakukan secara terus-menerus maka ditakutkan murid akan memiliki rasa ketergantungan atas stimulus yang berasal dari luar dirinya. Padahal seharusnya anak didik harus memiliki stimulsu dari dirinya sendiri dalam melakukan kegiatan belajar.

3. Operant conditioning (Burrhus Frederic Skinner)

Menejemen kelas menurut skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.

Menurut Skinner pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.

Beberapa prinsip skinner antara lain :

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan

hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

5. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal.

7. Dalam pembelajaran digunakan shaping (pembentukan).

Aplikasi teori behaviorisme dalam pembelajaran :

a. Mementingkan pengaruh lingkungan.b. Mementingkan bagian-bagian (elementalistik).c. Mementingkan peranan reaksi.d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar

melalui prosedur stimulus respon.e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah

terbentuk sebelumnya.f. Mementingkan pembentukan kebiasan melalui latihan

dan pengulangan.g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku

yang diinginkan

Implikasi teori behaviorisme dalam pembelajaran :

a. Pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru kepada siswa.

b. Tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan.

c. Pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan belajar lebih ditekankan pada keterampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari.

d. Kegagalan dalam belajar atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.

e. Evaluasi lebih ditekankan pada respons pasif.

Teori belajar kognitif berasal dari pandangan kurt lewin

Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

Teori belajar Kognitivisme

Ciri-ciri Aliran Kognitivisme

a. Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia

b. Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian

c. Mementingkn peranan kognitifd. Mementingkan kondisi waktu sekarange. Mementingkan pembentukan struktur

kognitif

a. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget

Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.  Guru  hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

b. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Bruner.

Berbeda dengan Piaget, Burner melihat perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan.

Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka.

c. Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Ausebel,

Proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru.

Proses belajar terjadi melaui tahap-tahap:1) Memperhatikan stimulus yang diberikan2) Memahami makna stimulus menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.

Menurut Ausubel siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajarannya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa, dengan demikian akan mempengaruhi pengaturan kemampuan belajar siswa.

Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran:

a. Guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya,

b. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks,

c. Guru menciptakan pembelajaran yang bermakna,d. Memperhatikan perbedaan individual siswa untuk

mencapai keberhasilan siswa.

Implikasi teori kognitif  dalam pembelajaran:

a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.

c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Kelebihan teori belajar behaviorisme :

a. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui stimulasi.

b. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati dan jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.

c. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.

a. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur.

b. Mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.

c. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.

d. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh begavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.

Kekurangan teori belajar behaviorisme:

Kelebihan teori belajar kognitif:

a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.b. Membantu siswa memahami bahan belajar secara

lebih mudah

Kekurangan teori belajar kognitif:a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat

pendidikan.b. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.