teori belajar motorik.pdf

68
  BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1. Teori Belajar Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Belajar didefinisikan sebagai suatu proses di mana seseorang atau individu berubah perilakunya sebaga i akibat hasil adanya pengalaman (Dahar, 1996 : 11). Belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan pribadi yang seutuhnya, meliputi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Para ahli pembelajaran menekankan proses belajar bertumpu pada struktur kognitif dengan alasan struktur kognitif dapat mempengaruhi perkembangan afektif ataupun penampilan seseorang. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan li ngkungan yang disadari. Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku. Namun demikian, setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia menurut pandangan John Locke dan hakikat manusia menurut Leibnitz.

Transcript of teori belajar motorik.pdf

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 168

983089983089

BAB II

LANDASAN TEORETIS

21 Teori Belajar

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu

Berdasarkan suatu teori belajar diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan

siswa sebagai hasil belajar

Belajar didefinisikan sebagai suatu proses di mana seseorang atau individu

berubah perilakunya sebagai akibat hasil adanya pengalaman (Dahar 1996 11)

Belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan pribadi

yang seutuhnya meliputi perkembangan kognitif afektif dan psikomotorik Para

ahli pembelajaran menekankan proses belajar bertumpu pada struktur kognitif

dengan alasan struktur kognitif dapat mempengaruhi perkembangan afektif

ataupun penampilan seseorang

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan Belajar adalah

proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan

munculnya perubahan perilaku Aktivitas mental itu terjadi karena adanya

interaksi individu dengan lingkungan yang disadari

Banyak teori yang membahas tentang terjadinya perubahan tingkah laku

Namun demikian setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat

manusia menurut pandangan John Locke dan hakikat manusia menurut Leibnitz

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 268

983089983090

Menurut John Locke manusia itu merupakan organisme pasif Dengan

teori tabularasanya Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih

hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada orang yang menulisnya Dari

pandangan yang mendasar tentang hakikat manusia itu memunculkan aliran

belajar behavioristik-elementeristik

Berbeda dengan pandangan Locke Leibnitz mengaggap bahwa manusia

adalah organisme yang aktif Manusia merupakan sumber daripada semua

kegiatan Pada hakikatnya manusia bebas untuk berbuat manusia bebas untuk

membuat suatu pilihan dalam setiap situasi Titik pusat kebebasan ini adalah

kesadarannya sendiri Menurut aliran ini tingkah laku manusia hanyalah ekspresi

yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi internal yang pada hakikatnya

bersifat pribadi Pandangan hakikat manusia menurut pandangan Leibnitz ini

kemudian melahirkan aliran belajar kognitif-holistik

Teori-teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik di

antaranya

a Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike

b Classical conditioning dengan tokohnya Pavlop

c Operant conditioning yang dikembangkan oleh Skinner

d Systematic behavior yang dikembangkan oleh Hull

e

Contiguous conditioning yang dikembangkan oleh Guthrie

Sedangkan teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif-holistik

di antaranya

a Teori Gestalt dengan tokohnyas Kofka Kohler dan Wertheimer

b Teori Medan (Field Theory) dengan tokoh Lewin

c Teori Organismik yang dikembangkan oleh Wheeler

d Teori Humanistik dengan tokohnya Maslow dan Rogers

e Teori Konstruktivistik dengan tokohnya Jean Piaget

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 368

983089983091

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon Dengan kata lain belajar

merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk

bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan

respon Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan

perubahan tingkah lakunya (Budiningsih 2004 20)

Teori behaviouristik mengutamakan pengukuran sebab pengukuran

merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan

tingkah laku si pembelajar Oleh sebab itu apa saja yang diberikan guru (stimulus)

dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon) semuanya harus dapat diamati dan

dapat diukur Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran bahaviouristik

adalah faktor penguatan (reinforcement ) Penguatan adalah apa saja yang dapat

memperkuat timbulnya respon Bila penguatan ditambahkan maka respon

semakin kuat

Menurut teori belajar kognitif-holistik belajar adalah sebuah proses

mental yang aktif untuk mencapai mengingat dan menggunakan pengetahuan

Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati

tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi kesengajaan keyakinan dan lain

sebagainya (Baharuddin 2007 87)

Jadi dengan kata lain menurut teori kognitif-holistik kegiatan belajar

bukanlah sekedar stimulus dan respon yang bersifat mekanistik tetapi lebih

daripada itu kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam

diri individu yang sedang belajar

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 468

983089983092

Penguatan atau reinforcement juga terdapat dalam aliran kognitif-holistik

namun berbeda Perbedaannya adalah behaviouristik memandang reinforcement

sebagai elemen yang penting untuk menjaga atau menguatkan perilaku sedangkan

reinforcement dalam pandangan kognitif-holistik sebagai sebuah sumber feedback

apakah kemungkinan yang terjadi jika sebuah perilaku diulang lagi

211 Teori Belajar Konstruktivistik

Teori konstruktivistik merupakan teori-teori baru dalam psikologi

pendidikan Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai

lagi Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan

mereka harus bekerja memecahkan masalah menemukan segala sesuatu untuk

dirinya berusaha dengan susah payah dengan ide-ide

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu Kemampuan awal

tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru Siswa

harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Siswa diberi kebebasan untuk

mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang segala sesuatu yang

dihadapinya Siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri memecahkan

masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif dan mampu

mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional Guru atau pendidik

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568

983089983093

berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa

berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara

pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas

lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi

konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk

mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)

Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan

jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori

ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait

dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya

Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya

sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara

sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)

Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan

teori konstruktivistik adalah sebagai berikut

1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan

yang telah ada sebelumnya

2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia

3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan

berdasarkan pengalaman

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668

983089983094

4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna

melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam

berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik

penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan

yang terpisah

Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran

menggunakan teori konstruktivistik adalah

1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta

lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk

membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian

memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat

kesimpulan-kesimpulan

3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia

adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan

tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi

4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan

suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak

mudah dikelola

Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar

dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan

menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan

relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping

mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768

983089983095

212 Model Pembelajaran Konstruktivistik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah

melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model

pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar

siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri

pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa

model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery

learning reception learning assisted learning active learning the accelerated

learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and

learning (Baharuddin 2007 129)

Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky

yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan

pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan

Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan

pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah

Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak

sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas

atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling

berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi

perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya

(Poedjiadi 2005 72)

Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural

dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868

983089983096

dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan

melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)

Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan

sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian

menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan

memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri

Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain

kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang

kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama

antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah

bimbingan orang dewasa yaitu guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 268

983089983090

Menurut John Locke manusia itu merupakan organisme pasif Dengan

teori tabularasanya Locke menganggap bahwa manusia itu seperti kertas putih

hendak ditulisi apa kertas itu sangat tergantung pada orang yang menulisnya Dari

pandangan yang mendasar tentang hakikat manusia itu memunculkan aliran

belajar behavioristik-elementeristik

Berbeda dengan pandangan Locke Leibnitz mengaggap bahwa manusia

adalah organisme yang aktif Manusia merupakan sumber daripada semua

kegiatan Pada hakikatnya manusia bebas untuk berbuat manusia bebas untuk

membuat suatu pilihan dalam setiap situasi Titik pusat kebebasan ini adalah

kesadarannya sendiri Menurut aliran ini tingkah laku manusia hanyalah ekspresi

yang dapat diamati sebagai akibat dari eksistensi internal yang pada hakikatnya

bersifat pribadi Pandangan hakikat manusia menurut pandangan Leibnitz ini

kemudian melahirkan aliran belajar kognitif-holistik

Teori-teori belajar yang termasuk ke dalam kelompok behavioristik di

antaranya

a Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike

b Classical conditioning dengan tokohnya Pavlop

c Operant conditioning yang dikembangkan oleh Skinner

d Systematic behavior yang dikembangkan oleh Hull

e

Contiguous conditioning yang dikembangkan oleh Guthrie

Sedangkan teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif-holistik

di antaranya

a Teori Gestalt dengan tokohnyas Kofka Kohler dan Wertheimer

b Teori Medan (Field Theory) dengan tokoh Lewin

c Teori Organismik yang dikembangkan oleh Wheeler

d Teori Humanistik dengan tokohnya Maslow dan Rogers

e Teori Konstruktivistik dengan tokohnya Jean Piaget

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 368

983089983091

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon Dengan kata lain belajar

merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk

bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan

respon Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan

perubahan tingkah lakunya (Budiningsih 2004 20)

Teori behaviouristik mengutamakan pengukuran sebab pengukuran

merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan

tingkah laku si pembelajar Oleh sebab itu apa saja yang diberikan guru (stimulus)

dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon) semuanya harus dapat diamati dan

dapat diukur Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran bahaviouristik

adalah faktor penguatan (reinforcement ) Penguatan adalah apa saja yang dapat

memperkuat timbulnya respon Bila penguatan ditambahkan maka respon

semakin kuat

Menurut teori belajar kognitif-holistik belajar adalah sebuah proses

mental yang aktif untuk mencapai mengingat dan menggunakan pengetahuan

Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati

tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi kesengajaan keyakinan dan lain

sebagainya (Baharuddin 2007 87)

Jadi dengan kata lain menurut teori kognitif-holistik kegiatan belajar

bukanlah sekedar stimulus dan respon yang bersifat mekanistik tetapi lebih

daripada itu kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam

diri individu yang sedang belajar

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 468

983089983092

Penguatan atau reinforcement juga terdapat dalam aliran kognitif-holistik

namun berbeda Perbedaannya adalah behaviouristik memandang reinforcement

sebagai elemen yang penting untuk menjaga atau menguatkan perilaku sedangkan

reinforcement dalam pandangan kognitif-holistik sebagai sebuah sumber feedback

apakah kemungkinan yang terjadi jika sebuah perilaku diulang lagi

211 Teori Belajar Konstruktivistik

Teori konstruktivistik merupakan teori-teori baru dalam psikologi

pendidikan Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai

lagi Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan

mereka harus bekerja memecahkan masalah menemukan segala sesuatu untuk

dirinya berusaha dengan susah payah dengan ide-ide

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu Kemampuan awal

tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru Siswa

harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Siswa diberi kebebasan untuk

mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang segala sesuatu yang

dihadapinya Siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri memecahkan

masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif dan mampu

mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional Guru atau pendidik

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568

983089983093

berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa

berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara

pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas

lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi

konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk

mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)

Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan

jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori

ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait

dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya

Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya

sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara

sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)

Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan

teori konstruktivistik adalah sebagai berikut

1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan

yang telah ada sebelumnya

2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia

3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan

berdasarkan pengalaman

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668

983089983094

4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna

melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam

berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik

penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan

yang terpisah

Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran

menggunakan teori konstruktivistik adalah

1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta

lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk

membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian

memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat

kesimpulan-kesimpulan

3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia

adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan

tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi

4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan

suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak

mudah dikelola

Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar

dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan

menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan

relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping

mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768

983089983095

212 Model Pembelajaran Konstruktivistik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah

melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model

pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar

siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri

pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa

model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery

learning reception learning assisted learning active learning the accelerated

learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and

learning (Baharuddin 2007 129)

Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky

yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan

pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan

Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan

pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah

Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak

sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas

atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling

berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi

perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya

(Poedjiadi 2005 72)

Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural

dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868

983089983096

dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan

melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)

Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan

sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian

menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan

memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri

Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain

kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang

kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama

antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah

bimbingan orang dewasa yaitu guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 368

983089983091

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon Dengan kata lain belajar

merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk

bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan

respon Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan

perubahan tingkah lakunya (Budiningsih 2004 20)

Teori behaviouristik mengutamakan pengukuran sebab pengukuran

merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan

tingkah laku si pembelajar Oleh sebab itu apa saja yang diberikan guru (stimulus)

dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon) semuanya harus dapat diamati dan

dapat diukur Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran bahaviouristik

adalah faktor penguatan (reinforcement ) Penguatan adalah apa saja yang dapat

memperkuat timbulnya respon Bila penguatan ditambahkan maka respon

semakin kuat

Menurut teori belajar kognitif-holistik belajar adalah sebuah proses

mental yang aktif untuk mencapai mengingat dan menggunakan pengetahuan

Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati

tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi kesengajaan keyakinan dan lain

sebagainya (Baharuddin 2007 87)

Jadi dengan kata lain menurut teori kognitif-holistik kegiatan belajar

bukanlah sekedar stimulus dan respon yang bersifat mekanistik tetapi lebih

daripada itu kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam

diri individu yang sedang belajar

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 468

983089983092

Penguatan atau reinforcement juga terdapat dalam aliran kognitif-holistik

namun berbeda Perbedaannya adalah behaviouristik memandang reinforcement

sebagai elemen yang penting untuk menjaga atau menguatkan perilaku sedangkan

reinforcement dalam pandangan kognitif-holistik sebagai sebuah sumber feedback

apakah kemungkinan yang terjadi jika sebuah perilaku diulang lagi

211 Teori Belajar Konstruktivistik

Teori konstruktivistik merupakan teori-teori baru dalam psikologi

pendidikan Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai

lagi Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan

mereka harus bekerja memecahkan masalah menemukan segala sesuatu untuk

dirinya berusaha dengan susah payah dengan ide-ide

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu Kemampuan awal

tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru Siswa

harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Siswa diberi kebebasan untuk

mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang segala sesuatu yang

dihadapinya Siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri memecahkan

masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif dan mampu

mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional Guru atau pendidik

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568

983089983093

berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa

berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara

pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas

lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi

konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk

mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)

Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan

jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori

ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait

dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya

Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya

sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara

sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)

Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan

teori konstruktivistik adalah sebagai berikut

1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan

yang telah ada sebelumnya

2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia

3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan

berdasarkan pengalaman

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668

983089983094

4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna

melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam

berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik

penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan

yang terpisah

Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran

menggunakan teori konstruktivistik adalah

1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta

lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk

membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian

memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat

kesimpulan-kesimpulan

3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia

adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan

tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi

4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan

suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak

mudah dikelola

Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar

dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan

menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan

relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping

mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768

983089983095

212 Model Pembelajaran Konstruktivistik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah

melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model

pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar

siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri

pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa

model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery

learning reception learning assisted learning active learning the accelerated

learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and

learning (Baharuddin 2007 129)

Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky

yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan

pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan

Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan

pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah

Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak

sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas

atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling

berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi

perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya

(Poedjiadi 2005 72)

Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural

dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868

983089983096

dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan

melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)

Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan

sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian

menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan

memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri

Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain

kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang

kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama

antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah

bimbingan orang dewasa yaitu guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 468

983089983092

Penguatan atau reinforcement juga terdapat dalam aliran kognitif-holistik

namun berbeda Perbedaannya adalah behaviouristik memandang reinforcement

sebagai elemen yang penting untuk menjaga atau menguatkan perilaku sedangkan

reinforcement dalam pandangan kognitif-holistik sebagai sebuah sumber feedback

apakah kemungkinan yang terjadi jika sebuah perilaku diulang lagi

211 Teori Belajar Konstruktivistik

Teori konstruktivistik merupakan teori-teori baru dalam psikologi

pendidikan Teori konstruktivistik menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks mengecek informasi baru

dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai

lagi Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan

mereka harus bekerja memecahkan masalah menemukan segala sesuatu untuk

dirinya berusaha dengan susah payah dengan ide-ide

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu Kemampuan awal

tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan baru Siswa

harus aktif melakukan kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Siswa diberi kebebasan untuk

mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang segala sesuatu yang

dihadapinya Siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri memecahkan

masalah yang dihadapinya mandiri kritis kreatif dan mampu

mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional Guru atau pendidik

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568

983089983093

berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa

berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara

pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas

lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi

konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk

mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)

Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan

jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori

ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait

dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya

Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya

sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara

sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)

Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan

teori konstruktivistik adalah sebagai berikut

1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan

yang telah ada sebelumnya

2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia

3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan

berdasarkan pengalaman

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668

983089983094

4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna

melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam

berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik

penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan

yang terpisah

Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran

menggunakan teori konstruktivistik adalah

1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta

lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk

membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian

memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat

kesimpulan-kesimpulan

3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia

adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan

tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi

4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan

suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak

mudah dikelola

Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar

dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan

menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan

relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping

mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768

983089983095

212 Model Pembelajaran Konstruktivistik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah

melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model

pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar

siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri

pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa

model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery

learning reception learning assisted learning active learning the accelerated

learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and

learning (Baharuddin 2007 129)

Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky

yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan

pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan

Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan

pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah

Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak

sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas

atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling

berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi

perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya

(Poedjiadi 2005 72)

Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural

dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868

983089983096

dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan

melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)

Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan

sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian

menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan

memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri

Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain

kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang

kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama

antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah

bimbingan orang dewasa yaitu guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 568

983089983093

berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa

berjalan lancar Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara

pandang siswa dalam belajar Bahan media peralatan lingkungan dan fasilitas

lainnya disediakan untuk membantu pembentukan pengetahuan siswa Evaluasi

konstruktivistik menggunakan goal-free evaluation yaitu suatu konstruksi untuk

mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik (Budiningsih 2004 59)

Teori konstruktivistik ini dikembangkan oleh Jean Piaget Setiap individu

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan sendiri pengetahuannya dengan

jalan berinteraksi secara terus menerus dengan lingkungannya Implikasi dari teori

ini adalah pembelajaran harus disediakan bahan ajar yang secara konkrit terkait

dengan kehidupan nyata dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya

Prinsip yang penting dalam teori konstruktivistik adalah guru tidak hanya

sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa Siswa harus membangun sendiri

pengetahuan di dalam benaknya Guru dapat memberikan kemudahan untuk

proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara

sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar (Trianto 2007 13 - 14)

Menurut Yamin (2008 54) ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan

teori konstruktivistik adalah sebagai berikut

1) Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan

yang telah ada sebelumnya

2) Belajar adalah merupakan penafsiran personal tentang dunia

3) Belajar merupakan proses yang aktif di mana makna dikembangkan

berdasarkan pengalaman

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668

983089983094

4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna

melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam

berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik

penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan

yang terpisah

Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran

menggunakan teori konstruktivistik adalah

1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta

lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk

membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian

memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat

kesimpulan-kesimpulan

3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia

adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan

tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi

4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan

suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak

mudah dikelola

Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar

dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan

menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan

relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping

mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768

983089983095

212 Model Pembelajaran Konstruktivistik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah

melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model

pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar

siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri

pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa

model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery

learning reception learning assisted learning active learning the accelerated

learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and

learning (Baharuddin 2007 129)

Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky

yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan

pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan

Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan

pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah

Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak

sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas

atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling

berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi

perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya

(Poedjiadi 2005 72)

Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural

dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868

983089983096

dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan

melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)

Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan

sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian

menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan

memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri

Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain

kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang

kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama

antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah

bimbingan orang dewasa yaitu guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 668

983089983094

4) Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan (negosiasi) makna

melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam

berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain5) Belajar harus disituasikan dalam latar (setting) yang realistik

penilaian harus terintegrasi dengan tugas bukan merupakan kegiatan

yang terpisah

Sementara menurut Budiningsih (2004 65) karakteristik pembelajaran

menggunakan teori konstruktivistik adalah

1) Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-fakta

lepas yang sudah ditetapkan dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengembangkan ide secara lebih luas2) Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes untuk

membuat hubungan di antara ide-ide atau gagasannya kemudian

memformulasikan kembali ide-ide tersebut serta membuat

kesimpulan-kesimpulan

3) Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa dunia

adalah kompleks di mana terdapat bermacam-macam pandangan

tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai interpretasi

4) Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya merupakan

suatu usaha yang kompleks sukar dipahami tidak teratur dan tidak

mudah dikelola

Jadi proses belajar dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik siswa harus terlibat aktif dan siswa menjadi pusat kegiatan belajar

dan pembelajaran di kelas Guru dapat memfasilitasi proses ini dengan

menggunakan cara-cara yang membuat sebuah informasi menjadi bermakna dan

relevan bagi siswa Untuk itu guru harus memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menemukan atau mengaplikasikan ide-ide mereka sendiri di samping

mengajarkan siswa untuk menyadari akan strategi belajar mereka sendiri

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768

983089983095

212 Model Pembelajaran Konstruktivistik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah

melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model

pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar

siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri

pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa

model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery

learning reception learning assisted learning active learning the accelerated

learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and

learning (Baharuddin 2007 129)

Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky

yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan

pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan

Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan

pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah

Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak

sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas

atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling

berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi

perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya

(Poedjiadi 2005 72)

Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural

dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868

983089983096

dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan

melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)

Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan

sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian

menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan

memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri

Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain

kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang

kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama

antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah

bimbingan orang dewasa yaitu guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 768

983089983095

212 Model Pembelajaran Konstruktivistik

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik telah

melahirkan berbagai macam model pembelajaran dan dari berbagai macam model

pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama bahwa dalam proses belajar

siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri

pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dimilikinya Beberapa

model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivistik adalah discovery

learning reception learning assisted learning active learning the accelerated

learning quantum learning cooperative learning dan contextual teaching and

learning (Baharuddin 2007 129)

Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky

yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan

pada pembelajaran kooperatif pembelajaran berbasis kegiatan dan penemuan

Vygotsky mengemukankan pembelajaran merupakan suatu perkembangan

pengertian Ia membedakan adanya dua pengertian yang spontan dan yang ilmiah

Pengertian spontan adalah pengertian yang didapatkan dari pengalaman anak

sehari-hari Pengertian ilmiah adalah pengertian yang didapat dari ruang kelas

atau yang diperoleh dari pelajaran di sekolah Kedua konsep itu saling

berhubungan terus menerus Apa yang dipelajari siswa di sekolah mempengaruhi

perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari dan sebaliknya

(Poedjiadi 2005 72)

Sumbangan dan teori Vygotsky adalah penekanan pada bakat sosiokultural

dalam pembelajaran Menurut Vygotsky pembelajaran terjadi saat anak bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868

983089983096

dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan

melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)

Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan

sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian

menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan

memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri

Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain

kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang

kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama

antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah

bimbingan orang dewasa yaitu guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 868

983089983096

dalam zona perkembangan proksimal ( zone of proximal development ) Zona

perkembangan proksimal adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya

dengan tingkat perkembangan potensial Tingkat perkembangan sesungguhnya

adalah kemampuan pemecahan masalah secara mandiri sedangkan tingkat

perkembangan potensial adalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman sebaya yang lebih

mampu Dengan demikian tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan

melalui model pembelajaran kooperatif (Isjoni 2007 39)

Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yaitu memberikan

sejumlah bantuan kepada anak pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian

menguranginya dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih

tanggung jawab saat mereka mampu Bantuan tersebut berupa petunjuk

peringatan dorongan menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan

memberi contoh ataupun hal-hal lain yang memungkinkan pelajar tumbuh

mandiri

Teori Vygotsky menjelaskan ada hubungan langsung antara domain

kognitif dengan sosial budaya Kualitas berpikir siswa dibangun di dalam ruang

kelas sedangkan aktivitas sosialnya dikembangkan dalam bentuk kerjasama

antara pembelajar dengan pembelajar lainnya yang lebih mampu di bawah

bimbingan orang dewasa yaitu guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 968

983089983097

22 Pembelajaran Kooperatif

221 Landasan Pemikiran

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya Siswa secara

rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-

masalah yang kompleks Hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat

menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif (Trianto 2007 41)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni 2007 15)

Slavin (2005 8) mengemukakan ldquo In cooperative learning methods

students work together in four member teams to master material intially presented

by the teacher rdquo Berdasarkan uraian tersebut cooperative laerning adalah suatu

model pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-

kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar

Anita Lie (2002 28) menyebutkan cooperative learning dengan istilah

pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam

tugas-tugas yang terstruktur Cooperative learning hanya berjalan jika sudah

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1068

983090983088

terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota

kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja

Siswa dalam kelas kooperatif belajar bersama dalam kelompok-kelompok

yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam

kemampuan jenis kelamin sukuras namun satu sama lain saling membantu

Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada

siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar Selama

bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya

untuk mencapai ketuntasan belajar

222 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan

partisipasi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan

dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan pada

siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar

belakangnya (Trianto 2007 43)

Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat mencapai tujuan mereka

hanya jika siswa lain dengan siapa mereka bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Tujuan-tujuan pembelajaran mencakup tiga jenis tujuan penting yaitu hasil

belajar akademik penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan

keterampilan sosial (Ibrahim dkk 2000 7)

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1168

983090983089

Hasil belajar akademik ditunjukkan melalui peningkatan nilai atau prestasi

siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik dan terjadi perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar siswa Di samping itu juga memberi

keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja

bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik

Penerimaan keragaman merupakan penerimaan secara luas dari orang-orang yang

berbeda berdasarkan ras budaya kelas sosial kemampuan dan

ketidakmampuannya Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa

dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

belajar saling menghargai satu sama lain Pengembangan keterampilan sosial

penting dilakukan dan melalui pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada

siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi sebagai salah satu dari beberapa

indikator keterampilan sosial

Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah (a) setiap anggota

memiliki peran (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa (c) setiap

anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman

sekelomponya (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat

diperlukan (Isjoni 2007 20)

Sementara menurut Slavin (2005 26-27) ada tiga konsep sentral yang

menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu penghargaan kelompok

pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1268

983090983090

Pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie (2002 31) mengandung lima

prinsip yaitu

1) Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence)

Dalam pembelajaran kelompok keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya Oleh

sebab itu perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan

penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing

anggota Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa

saling ketergantungan

2) Tanggung Jawab Perseorangan ( Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap

anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan

kelompoknya Untuk mencapai hal tersebut guru perlu memberikan penilaian

terhadap individu dan juga kelompok Penilaian individu bisa berbeda akan

tetapi penilaian kelompok harus sama

3) Interaksi tatap muka ( face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberikan ruang dan kesempatan yang luas

kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan

informasi dan saling membelajarkan Interaksi tatap muka akan memberikan

pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1368

983090983091

sama menghargai setiap perbedaan memanfaatkan kelebihan masing-masing

anggota dan mengisi kekurangan masing-masing

4) Partisipasi dan komunikasi ( participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi

aktif dan berkomunikasi Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal

mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak Oleh sebab itu sebelum

melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan

berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pembelajaran kooperatif menuntut pengajar menjadwalkan waktu khusus

bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja

sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif Waktu

evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok tetapi diadakan

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada

siswa (student centered ) terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan

guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain

siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain

Pembelajaran kooperatif menunjukkan bahwa dapat meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademik unggul dalam membantu siswa memahami

konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1468

983090983092

berpikir kritis Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik

223 Metode Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa variasi dari pembelajaran kooperatif setidaknya ada

lima pendekatan yang menerapkan pembelajaran kooperatif menurut Trianto

(2007 49) yaitu

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

5) Numbered Head Together (NHT)

Masing-masing metode akan dijabarkan sebagai berikut

1) Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi

para guru menggunakan pendekatan kooperatif

STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas tim kuis

skor kemajuan individual dan rekognisi tim

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut di

dalam kelas Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan

pengembangan dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1568

983090983093

pelajaran kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan penilaian

yang independen secara berturut-turut

2) Tim Ahli ( Jigsaw)

Jingsaw telah dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aroson dan teman-

teman dari Universitas Texas dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di

Universitas John Hopkins

Langkah-langkah pembelajaran Jingsaw sebagai berikut

bull Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6

orang)

bull Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah

dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab

bull Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya

bull Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama

bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya

bull Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas

mengajar teman-temannya

bull

Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal siswa-siswa dikenai tagihan

berupa kuis individu

3) Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Think Pair Share (TPS)

Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1668

983090983094

mempengaruhi pola interaksi siswa Dikembangkan pertama kali oleh Frang

Lyman dan koleganya di Universitas Maryland Think pair share merupakan

suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas dan

prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berpikir untuk merespon dan saling membantu

Langkah-langkah atau fase think pair share sebagai berikut

bull Berpikir (thinking)

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan

pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk

berpikir sendiri jawaban atau masalah Siswa membutuhkan penjelasan

bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir

bull Berpasangan ( pairing)

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh Interaksi selama waktu yang disediakan

dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau

menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi

Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk

berpasangan

bull Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan Hal ini efektif

untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1768

983090983095

sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk

melaporkan hasil diskusi (Trianto 2007 61 -62)

5) Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur

kelas tradisional

Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser

Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas guru menggunakan

struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu

Fase 1 penomoran

Dalam fase ini guru membagi siswa ke dalam kelompok 3 ndash 5 orang dan

kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5

Fase 2 mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa Pertanyaan dapat

bervariasi Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya

atau berbentuk arahan

Fase 3 berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan

meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1868

983090983096

Fase 4 menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya

sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk

seluruh kelas

Variasi pembelajaran kooperatif di atas merupakan alternatif metode

mengajar dalam kelompok yang dapat diterapkan guru untuk meningkatkan

kecakapan siswa dalam belajar kelompok karena dalam pembelajaran kooperatif

mengandung beberapa prinsip yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar

siswa sebagai anggota kelompok maupun sebagai individu

23 Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)

231 Metode Investigasi Kelompok

Pengertian metode dalam pendidikan digunakan untuk menunjukkan

serangkaian kegiatan guru yang terarah menyebabkan siswa belajar Metode dapat

pula diaanggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam

belajar atau sebagai alat yang menjadikan mengajar menjadi efektif Jika

dianggap bahwa metode sebagai suatu proses maka akan terdiri dari beberapa

langkah Langkah-langkah tersebut dapat dikombinasikan atau dipisahkan untuk

difungsikan secara keseluruhan oleh guru sebagai penanggung jawab

pembelajaran Oleh sebab itu metode mengajar merupakan salah satu aspek

pokok dalam masalah sentral pendidikan

Metode yang baik menurut Wahab (2007 38) adalah bersifat pribadi

Metode harus merupakan sesuatu yang sudah disusun dan dikembangkan guru

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 1968

983090983097

bukan sekedar kegiatan rutin Sumbangan guru harus merupakan sesuatu yang

didasarkan pada kekinian yang hanya mungkin melalui pengalaman Metode

yang baik juga harus menghubungkan dirinya dengan pengalaman siswa Metode

yang berhasil meliputi guru dan siswa karena metode adalah proses bukan

tindakan

Secara harafiah investigasi diartikan sebagai ldquopenyelidikan dengan

mencatat atau merekam fakta-fakta melakukan peninjauan dengan tujuan

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa sifat

atau suatu penyelidikanrdquo (Anwar 2001 193) Tidak jauh berbeda dengan

pendapat tersebut Echols dan Shadily (2000 331) mengartikan investigasi

(investigation) adalah pemeriksaan pengusutan terhadap suatu kasus research

(penyelidikan penelitian) Pada prinsipnya investigasi merupakan suatu kegiatan

melakukan penyelidikan terhadap peristiwa masalah atau topik tertentu melalui

pengumpulan fakta-fakta atau informasi-informasi guna memperoleh pemahaman

yang lebih jelas tentang suatu persoalan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) adalah sebuah bentuk

pembelajaran kooperatif yang berasal dari pemikiran tokoh-tokoh terkemuka yang

berorientasi pendidikan seperti John Dewey dan Herbert A Thelen Pandangan

Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa

menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat

demokrasi Kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan

siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual

dari berbagai pengalaman kapasitas dan kebutuhan siswa masing-masing Pihak

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2068

983091983088

yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah

membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa

Metode investigasi kelompok diperoleh dari pembelajaran di kelas dengan

premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah

melibatkan nilai-nilai yang didukungnya Adanya dialog interpersonal atau

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas akan mendukung

implementasi metode investigasi kelompok Komunikasi dan interaksi kooperatif

di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik dilakukan dalam kelompok-

kelompok kecil di mana terjadi pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif dapat terus bertahan

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) dikembangkan dari

penggabungan pandangan-pandangan proses sosial yang demokratik dengan

penggunaan strategi-strategi intelektual atau ilmiah untuk membantu manusia

menciptakan pengetahuan dan masyarakat yang teratur dengan baik

John Dewey dalam bukunya ldquo Democrasy and Educationrdquo

merekomendasikan bahwa keseluruhan sekolah merupakan miniatur demokrasi di

mana siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan diharapkan

melalui partisipasi tersebut secara bertahap belajar bagaimana menerapkan

metode ilmiah untuk kesempurnaan masyarakat manusia (Wahab 2007 60)

Metode investigasi kelompok termasuk kelompok metode mengajar yang

mendasarkan pada pengalaman belajar siswa (experienced-based learning

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2168

983091983089

situation) Pengalaman belajar siswa diharapkan dapat mengarahkan pada

metode-metode ilmiah dapat dikembangkan dan diterapkan dalam situasi

kehidupan siswa sehari-hari

Metode investigasi kelompok (Group Investigation) diartikan sebagai

penggabungan antara strategi mengajar bentuk dan dinamika proses demokrasi

dengan proses inkuiri akademik (Wahab 2007 60)

Jadi metode investigasi kelompok adalah metode pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan terhadap

peristiwa masalah atau topik tertentu melalui pengumpulan fakta-fakta atau

informasi-informasi guna memperoleh pemahaman yang lebih jelas tentang suatu

persoalan sehingga siswa berperan aktif menginvestigasi bekerjasama dalam

kelompok dan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator selama

pembelajaran berlangsung

232 Peran Guru dan Siswa dalam Metode Investigasi Kelompok

Siswa dan guru dituntut berperan aktif melaksanakan sejumlah kegiatan

akademik dan nonakademik yang membangun norma-norma perilaku kooperatif

yang sesuai di dalam kelas Investigasi kelompok sebelumnya menuntut pelatihan

dalam kemampuan komunikasi dan sosial Untuk itu perlu dibentuk tim atau

landasan kerja

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan analisis dan mensintesiskan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2268

983091983090

informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-

aspek (Slavin 2008 216)

Tugas akademik haruslah menyediakan kesempatan bagi anggota

kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusi dan dirancang untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak bersifat faktual (seperti siapa apa

kapan dan sebagainya)

Sebagai bagian dari investigasi para siswa mencari informasi dari

berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas Sumber-sumber seperti

(bermacam-macam buku institusi dan orang) menawarkan sederetan gagasan

opini data solusi ataupun posisi yang berkaitan dengan masalah yang sedang

dipelajari Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan informasi

yang disumbangkan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan

laporan kelompok

Eksistensi investigasi kelompok adalah sebagai wahana untuk mendorong

dan membimbing keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Keterlibatan

siswa di dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat esensial karena

siswa adalah sentral dari keseluruhan kegiatan pembelajaran Karena itu

kebermaknaan pembelajaran sesungguhnya akan sangat tergantung pada

bagaimana kebutuhan siswa dalam memperoleh dan mengembangkan

pengetahuan nilai-nilai serta pengalaman mereka dapat terpenuhi secara optimal

melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

Keaktifan siswa melalui metode investigasi kelompok ini diwujudkan

dalam aktivitas saling bertukar pikiran melalui komunikasi yang terbuka dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2368

983091983091

bebas serta kebersamaan mulai dari kegiatan merencanakan sampai pada

pelaksanaan pemilihan topik-topik investigasi Kondisi ini akan memberikan

dorongan yang besar bagi para siswa untuk belajar menghargai pemikiran-

pemikiran dan kemampuan orang lain serta saling melengkapi pengetahuan dan

pengalaman-pengalaman masing-masing karena diyakini melalui metode

investigasi kelompok yang di dalamnya sangat menekankan pentingnya

komunikasi dan saling bertukar pengalaman akan memberikan lebih banyak

manfaat dibandingkan jika siswa melakukan tugas secara perseorangan

Peran guru di kelas ketika melaksanakan metode investigasi kelompok

adalah sebagai nara sumber dan fasilitator Guru berkeliling di antara kelompok-

kelompok yang ada untuk melihat bahwa siswa bisa mengelola tugasnya dan

membantu tiap kesulitan yang dihadapi siswa dalam berinteraksi di kelompoknya

masing-masing termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus

yang berkaitan dengan proyek pembelajaran

Peran guru ini dipelajari sepanjang waktu seperti halnya peran siswa

Pertama dan yang paling penting guru harus membuat model kemampuan

komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa Ada banyak kesempatan

bagi guru sepanjang waktu sekolah untuk memikirkan berbagai variasi peran

kepemimpinan seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan

kelompok-kelompok kecil Dalam diskusi ini guru membuat model-model dari

berbagai kemampuan mendengarkan membuat ungkapan memberi reaksi yang

tidak menghakimi mendorong partisipasi dan sebagainya Diskusi ini dapat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2468

983091983092

ditambahkan dan ditujukan pada penentuan tujuan pembelajaran jangka pendek

dan sebagai sarana untuk meraihnya

232 Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Menurut Slavin (2008 218) tahap-tahap metode investigasi kelompok

(Group Investigation) dibagi dalam enam tahap yaitu

Tahap 1 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Tahap 2 Merencanakan tugas yang dipelajari

Tahap 3 Melaksanakan investigasi

Tahap 4 Menyiapkan laporan akhir

Tahap 5 Mempresentasikan laporan akhir

Tahap 6 Evaluasi

Masing-masing tahap dilaksanakan dengan mengadaptasi pedoman-

pedoman dari latar belakang umur dan kemampuan para murid penekanan

waktu namun semua pedoman ini cukup bersifat umum yang dapat dilaksanakan

dalam skala kondisi kelas yang luas Tahap-tahap di atas dijabarkan dalam

langkah-langkah berikut

Tahap 1 mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

a Para siswa meneliti beberapa sumber mengusulkan sejumlah topik dan

mengkategorikan saran-saran

b Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang

telah mereka pilih

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2568

983091983093

c Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen

d Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2 merencanakan tugas yang akan dipelajari

Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang kita pelajari Bagaimana

kita mempelajarinya Siapa melakukan apa (pembagian tugas) Untuk tujuan

atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini

Tahap 3 melaksanakan investigasi

a Para siswa mengumpulkan informasi menganalisis data dan membuat

kesimpulan

b Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

c Para siswa saling bertukar berdiskusi mengklarifikasi dan mensintesis semua

gagasan

Tahap 4 menyiapkan laporan akhir

a Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka

b Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka

c Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2668

983091983094

Tahap 5 mempresentasikan laporan akhir

a Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk

b Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif

c Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas

Tahap 6 evaluasi

a Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut

mengenai tugas yang mereka kerjakan mengenai keefektifan pengalaman-

pengalaman mereka

b Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa

c Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi

Sementara menurut penjelasan Sri Lestari (httpsrilestari

studentfkipunsacidmateri-kelas) langkah-langkah metode investigasi

kelompok tersebut diperinci sebagai berikut

1 Guru membagi kelas ke dalam kelompok heterogen

2

Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok3 Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas

satu materitugas yang berbeda dari kelompok lain

4 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara

kooperatif yang bersifat penemuan

5 Setelah selesai diskusi juru bicara kelompok menyampaikan hasil

pembahasan kelompok

6 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberikan kesimpulan

7 Evaluasi

8 Penutup

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2768

983091983095

24 Keterampilan Sosial

241 Rumusan Keterampilan Sosial

Salah satu tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah

bagaimana mengembangkan keterampilan sosial untuk menjalani kehidupan

masyarakat apalagi saat ini pendidikan PKn diperhadapkan pada tantangan

globalisasi di mana kehidupan masyarakat cenderung berubah ke arah pengelolaan

informasi dengan masalah-masalah yang semakin rumit sehingga pemecahan

permasalahan memerlukan pendekatan baru yang sesuai dengan tantangan

tersebut Hal ini ditunjang dengan perkembangan IPTEK terutama teknologi

informasi yang semakin meluas perkembangannya Dampaknya dalam

pembelajaran diperlukan metode mengajar atau mentransformasi ilmu

pengetahuan yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang tinggi

Pemanfaatan informasi dan teknologi harus memperhatikan nilai-nilai sosial

budaya dan lingkungan pendidikan dapat dilakukan ketika mengembangkan

pembelajaran berbasis pengembangan keterampilan sosial

Menurut ASCD keterampilan dasar dalam proses pembelajaran IPS

diidentifikasikan untuk dikembangkan adalah (1) keterampilan berpikir (2)

keterampilan bekerjasama (3) keterampilan pengendalian diri dan (4)

keterampilan dalam pemanfaatan peluang kerja

Para pakar pendidikan IPS di Australia (Al Muchtar 2007 146)

merumuskan keterampilan sosial terdiri dari

1) keterampilan mengumpulkan menganalisis mengolah informasi

2) mengkomunikasikan gagasan dan informasi keterampilan

3) merencanakan mengorganisasi kegiatan

4)

bekerjasama dalam kelompok majemuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2868

983091983096

5) menggunakan teknik matematika

6) memecahkan masalah

7)

menggunakan produk teknologi

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan menggunakan dan

mengamalkan pengetahuan dan ide-ide melalui keterampilan berfikir

keterampilan sosial keterampilan akademis dan keterampilan meneliti (Bloom

dalam Mutyono TJ 1980 14) Begitu juga menurut Jarolimek (1993 9)

keterampilan di dalam tujuan untuk ilmu-ilmu sosial meliputi keterampilan sosial

pembelajaran keterampilan dan kebiasaan bekerja keterampilan di dalam

kelompok dan keterampilan berfikir Sedangkan kata sosial banyak yang

mengartikan masyarakat sehingga kalau secara bahasa keterampilan sosial dapat

diartikan sebagai kesanggupan kemampuan seseorang untuk mewujudkan

pengetahuan dan pemahamannya tentang masyarakat dan bagaimana cara bergaul

dengan masyarakat tersebut ke dalam perbuatan sehingga orang yang

berketerampilan sosial tersebut dapat bergaul dan diterima oleh masyarakatnya

242 Aspek-aspek Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial menurut Jarolimek 1993 (Maryani 2009 9) adalah

diawali (1) Living and working together taking turns respecting the rights of

others being socially sensitive (2) Learning self-control and self-direction and

(3) Sharing ideas and experience with others

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 2968

983091983097

Dari pernyataan Jarolimek tersebut di atas nampak bahwa keterampilan

sosial terbagi ke dalam tiga aspek utama yaitu

1) Hidup dan bekerjasama dengan yang lain yang dimaksud dengan hidup

bekerjasama dengan yang lain yaitu

a Memberikan kesempatan kepada orang lain di dalam kelompok untuk

sama-sama mendapatkan hak dan kewajiban yang sama

b Membiasakan anggota kelompok untuk saling menghormati dan

berpandangan positif kepada anggota yang lain

c Peka terhadap sesama sehingga turut merasakan penderitaan orang lain

seperti dalam satu tubuh manusia kalau satu bagian merasa sakit maka

yang lainpun ikut merasakan sakitnya

Hidup bekerjasama tidak mungkin tumbuh dengan sendirinya maka harus

diajarkan kepada siswa Sifat dasar manusia ada yang mendukung hidup

kerjasama tetapi ada pula yang rnenghalangi Sifat dasar yang mendukung

yaitu sifat ketergantungan kepada yang lain sedangkan sifat yang

menghalangi yaitu sifat egois mau menang sendiri dan rasa ingin dipuji (di

atas yang lain) Sifat baik dan buruk manusia tersebut kalau tidak diluruskan

dengan aturan agama maka sifat itu akan berkembang menjadi permusuhan

antar manusia yang menyebabkan manusia itu hancur Kerjasama dapat

melahirkan kedamaian sedang kedamaian itu akan membuat manusia

berkarya dengan tenang Di sekolah yang memupuk suasana kerjasama

biasanya berprestasi sehingga kebiasaan kerjasama ini harus dibiasakan di

sekolah Karena di sekolah siswa tunduk pada aturan sekolah dan guru maka

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3068

983092983088

di lingkungan itu guru dapat membiasakannya lewat kegiatan pembelajaran

misalnya dengan diadakan tugas kelompok baik di dalam maupun di luar

kelas

2) Belajar mengontrol diri dan pimpinan Di dalam sebuah kelompok untuk

terciptanya suasana yang harmonis antara anggota kelompok maka perlu

dibuat aturan mainnya Di dalam pelaksanaan aturan biasanya sering ada

kesalahpahaman antar anggota atau ada anggotapimpinan kelompok yang

lupa melaksanakan aturan tersebut Pada saat pelanggaran aturan inilah

diperlukan adanya kontrol baik dalarn diri anggota atau diri pimpinan

maupun dari orang lain sesama anggota Kontrol ini sangat penting sekali

artinya guna keberlangsungan kelompok Kontrol dapat dilakukan dengan

cara nasihat-menasihati sampai pada tindakan hukuman

3) Tukar menukar pendapat Di dalam tukar menukar pendapat pembelajaran di

sekolah dapat melatihkan dan membiasakannya melalui diskusi kelompok

Kebiasaan mengeluarkan pendapat dapat memupuk jiwa pemberani dan sikap

menerima pendapat orang lain walau pendapat itu berbeda dengan dirinya

Dengan berbeda pendapat tersebut kelompok menjadi dinamis kedinamisan

inilah yang akan menghantarkan kelompok ke arah kemajuan

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup bekerjasama

keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain keterampilan untuk saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya saling bertukar pikiran dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3168

983092983089

pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota

dari kelompok tersebut

Cara-cara keterampilan sosial yang dapat dikembangkan kepada siswa

adalah sebagai berikut

1) Membuat rencana dengan orang lain

2) Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu

3) Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok

4) Menjawab secara spontan pertanyaan orang lain

5) Memimpin diskusi kelompok

6) Bertindak secara bertanggung jawab

7) Menolong orang lain

Menurut Muchtar (2007 147-148) keterampilan sosial yang semestinya

dikembangkan dalam pembelajaran IPS dalam kaitan dengan tantangan global

adalah

1) Mampu mencari memilah dan mengolah informasi

2) Mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-

hari

3) Memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

4) Memahami dan menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain

yang majemuk

5)

Mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasidengan perkembangan masyarakat global

Jadi keterampilan sosial adalah keterampilan yang harus dimiliki individu

untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain Keterampilan bekerjasama

dengan orang lain dalam kelompok keterampilan menghargai pendapat orang

lain keterampilan pengendalian diri dalam bersikap dan bertingkah laku dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3268

983092983090

keterampilan mentransformasikan pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-

hari ke masyarakat

243 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial

Faktor-faktor yang memmpengaruhi keterampilan sosial seseorang

digolongkan oleh Natawidjadja (2003 3) adalah

a Faktor dalam ialah faktor-faktor yang dimiliki oleh manusia sejak dilahirkan

Didalamnya termasuk kecerdasan bakat khusus jenis kelamin sifat-sifat dan

kepribadiannya

b Faktor-faktor luar yaitu faktor-faktor yang dihadapi oleh individu pada waktu

dan setelah dilahirkan terdapat dalam lingkungan meliputi keluarga sekolah

masyarakat kelompok sebaya dan lingkungan fisik

c Faktor-faktor yang diperoleh apabila faktor dalam terpadu dengan faktor luar

meliputi sikap emosi kebiasaan dan kepribadian

Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam diri siswa Secara sinergi perubahan tingkah laku

tersebut dipengaruhi oleh faktor pendukung yang secara langsung maupun tidak

langsung dipengaruhi hasil belajar

25 Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2004 disebut

Kewarganegaraan (citizenship) merupakan mata pelajaran yang pada

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3368

983092983091

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural bahasa dan suku

bangsa untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas terampil berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depiknas 20037)

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

dinyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan wajib dimuat dalam

kurikulum pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi Hal ini

berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan diberbagai jenjang

pendidikan harus tetap ditingkatkan dan dikembangkan untuk membekali

peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan

dengan mewujudkan warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsadan negara

Dengan demikian melalui PKn atau civic education diharapkan melahirkan

warga negara yang baik Dari makna yang universal tersebut kita akan mudah

memaknai PKn yang khas Indonesia yang diberi label dengan nama

Kewarganegaraan di mana jati diri masyarakat dan bangsa adalah Pancasila

sebagai landasan nilai-normanya

Menurut Somantri (2001159) memberikan batasan terhadap

kewarganegaraan yang menyat983137kan bahwa Pendidikan adalah seleksi dan

adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu sosial ilmu kewarganegaraan humaniora

dan kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara psikologis

dan ilmiah untuk mencapai salah satu tujuan IPS

Pendapat di atas lebih menekankan kepada materi atau bahan dari

Pendidikan Kewarganegaraan Sedangkan makna PKn secara lebih luas dan

lengkap dikemukakan oleh Djahiri (200291) sebagai berikut

PPKN sebagai bagian pendidikan ilmu kewarganegaraan atau PKn

dimanapun dan kapanpun samamirip yakni program dan rekayasa

pendidikan untuk membina dan membelajarkan anak menjadi warga

negara yang baik iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3468

983092983092

memiliki nasionalisme (rasa kebangsaan) yang kuatmantap sadar serta

mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajiban dirinya sebagai

manusia warga masyarakat dan bangsa negaranya taat asasketentuan

(rule of law) demokratis dan partisipatif aktif-kreatif-positif dalam

kebhinnekaan kehidupan masyarakat-bangsa-negara madani (civil

society) yang menjunjung tinggi hak asasi manusia serta kehidupan yang

terbuka mendunia (global) dan moderen tanpa melupakan jati diri

masyarakat bangsa dan negaranya

Selanjutnya Djahiri (2005 22) berpendapat dari pengertian di atas

menyatakan bahwa pada hakekatnya pendidikan kewarganegaraan (PKn) atau

civic education adalah program pendidikan pembelajaran yang secara aktif

progmatik dan prosedural berupaya untuk memanusiakan (humanizing) dan

membudayakan serta memperdayakan (empowering) manusia anak didik (diri

dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik dalam NKRI

Sedangkan menurut Wahab (2001) bahwa PKn di Indonesia sebagai salah

satu wahana transformasi demokrasi telah mengalami beberapa kali perubahan

nama sejalan dengan perkembangan dan pasang surutnya perjalanan politik

bangsa Indonesia Konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang telah

dikenal selama ini secara teoritik dapat dikatakan telah memadai namun yang

menjadi persoalan adalah implementasinya dalam pengajaran dengan demikian

harus pula diakui bahwa beberapa konsep diantaranya perlu penegasan dan

penajaman makna sehingga dapat memberi implikasi positif bagi pengembangan

perilaku warganegara yang diharapkan oleh masyarakat

Penguatan-penguatan konsep yang berorientasi pada tuntutan nilai-nilai

dan keyakinan yang berkembang dalam masyarakat tersebut yang pada akhirnya

akan bermuara pada aplikasi nilai-nilai moral dan keyakinan dalam konteks

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3568

983092983093

berbangsa dan bernegara merupakan hal yang harus memperoleh perhatian serius

dalam pengembangan konsep dan paradigma pendidikan kewarganegaraan baru

tersebut dengan demikian yang penting bahwa konsep kewaganegaraan yang

dikembangkan itu haruslah mengandung pengetahuan keterampilan-

keterampilan nilai-nilai dan disposisi yang idealnya dimiliki oleh warganegara

(Wahab 2006 62)

Untuk mengembangkan konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan yang

baru tersebut didasari oleh adanya pengaruh dari dalam dan luar sistem politik

sebuah negara seperti juga halnya dengan Indonesia akan berpengaruh terhadap

penyiapan individu warganegara secara singkat diuraikan oleh Wahab (2006

63) adalah hal-hal yang dianggap berpengaruh itu diantaranya

1 Gagalnya penerapan konsep pendidikan kewarganegaraan yang lalu

sebagai akibat dan penekanan pada kebenaran yang bersifat

monovision dan sama sekali mengabaikan kemungkinan multivision

atau jika itu dilakukan hanya bersifat semu

2 Terjadinya perubahan sistem politik yang lebih mengarah pada upaya

reformasi di berbagai bidang kehidupan baik sosial dan budaya

politik itu sendiri ekonomi dan hukum yang meliputi sistem

pendidikan umumnya dan pendidikan kewarganegaraan khususnya

3 Perubahan pada atribut warganegara yang oleh Cogan (1998)

dikelompokkan ke dalam lima kategori seperti berikut

bull a sense of identity

bull the enjoyment of certain rights

bull

the fulfillment of corresponding obligationsbull a degree of interest and involvement in public affairs and

bull an acceptance of basic societal values (Cogan 19982-3)

4 Pengaruh kecenderungan global yang bersifat umum meliputi The

global economy Technology and Communications dan

Population and environment rdquo Kecenderungan-kecenderungan global

itu secara langsung ataupun tidak langsung

5 Kecenderungan global pendidikan kewarganegaraan untuk demokrasi

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3668

983092983094

Sedangkan menurut pendapat Sanusi (CSTKansil 2005 8) mengatakan

bahwa civic education adalah civics yang memilih orientasinya pada fungsi

pendidikan dalam arti usaha-usaha dan proses pembinaan warga negara

Dengan demikian dapat dibedakan antara civic dan civic education civic

bertugas mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana adanya kontinum variabel

para warga negara itu (dalam kriteria dan ukuran konstitusi) sedangkan civic

education bertugas untuk meluruskan memperluas menyehatkan

mengembangkan dan membina kontinum variabel tersebut pada kualitas dan taraf

yang lebih tinggi atau menunjukan alternatif-alternatif jalan dan usaha ke arah itu

menurut kriteria dan ukuran konstitusi

PKn (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia

melalui koridor value basic education Konfigurasi atau kerangka sistemik PKn

dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut Pertama PKn secara kurikuler

dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlaq mulia

cerdas partisipatif dan bertanggung jawab Kedua PKn secara teoritik dirancang

sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan

psikomotor yang bersifat konvluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan bela negara Ketiga PKn secara pragmatik dirancang sebagai

subjek pelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embeding values) dan pengalaman belajar (learning experience) dalam bentuk

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3768

983092983095

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan

merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide nilai konsep

dan moral Pancasila kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara

(Budimansyah 2006)

Pembelajaran PKn menurut kurikulum 2004 termasuk pada program

pembelajaran normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang

berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang memiliki norma-

norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial baik sebagai

warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia Program normatif diberikan

agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi

sosial dan bernegara Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitik

beratkan pada norma sikap dan perilaku yang harus diajarkan ditanamkan dan

dilatihkan pada peserta didik di samping kandungan pengetahuan dan

keterampilan yang ada di dalamnya Hal ini sejalan dengan pembelajaran PKn

menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

bahwa PKn dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

PKn sebagai kajian ilmu kependidikan yang memusatkan perhatian pada

pengembangan warga negara yang cerdas demokratis dan religius serta memiliki

karakteristik yang multidimensional perlu dilihat dalam tiga kedudukan

Pertama PKn sebagai suatu bidang kajian ilmiah mengenai civic virtue dan

civic culture yang menjadi landasan PKn sebagai program kurikuler dan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3868

983092983096

gerakan sosial budaya kewarganegaraan Kedua PKn sebagai program kurikuler

yang memiliki visi dan misi pengembangan kualitas warga negara yang cerdas

demokratis dan religius baik dalam lingkungan pendidikan di sekolah maupun di

luar sekolah yang berfungsi sebagai dasar orientasi dari keseluruhan upaya

akademis untuk memahami fenomena dan masalah-masalah sosial secara

interdisipliner sehingga siswa dapat mengambil keputusan yang jernih dan

bernalar serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi individu

masyarakat bangsa dan negara Ketiga PKn sebagai gerakan sosial budaya

kewarganegaraan yang sinergistik dilakukan dalam upaya membangun civic

virtue dan civic culture melalui partisipasi aktif secara cerdas demokratis dan

religius dalam lingkungannya (Winataputra 1999 23)

Menurut Muchtar (2000 6 - 7) mata pelajaran PKn dijelaskan sebagai

berikut

Mata pelajaran ini memiliki potensi yang sangat strategis sebagai

pendidikan demokrasi karena secara etismologis dikembangkan dalam

tradisi citizenship education antara lain mengembangkan nilai demokrasi

untuk menegakkan negara hukum Dengan demikian sangat menarik

dikaji dan dikembangkan agar program pendidikan ini mampu

mengembangkan nilai-nilai demokrasi sehingga peserta didik memiliki

wawasan dan kemampuan untuk berpikir bersikap dan bertindak

demokratis

Jadi dapat disimpulkan bahwa PKn adalah program pendidikan yang

bertujuan untuk membentuk warga negara yang berpikir bersikap bertindak

berkembang dan berinteraksi dengan cerdas kritis analitis berpartisipasi aktif dan

bertanggung jawab terhadap diri lingkungan masyarakat berbangsa bernegara

dan berkehidupan dunia yang dijiwai nilai-nilai agama budaya hukum keilmuan

serta watak yang bersemangat bergelora dan mewujudkan sikap demokratis

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 3968

983092983097

dalam negara Indonesia yang religius adil beradab dan bersatu bermasyarakat

yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945

Oleh karena itu fokus dan target utama dari pembelajaran PKn adalah

pembekalan pengetahuan pembinaan sikap perilaku dan pelatihan keterampilan

sebagai warga negara demokrasi taat hukum dan taat asas dalam kehidupan

masyarakat madani (civil society)

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai

berikut adalah

1 Multi vision dimensional media dan sumber serta multi evaluasi

2 Menyerap sejumlah pendekatan seperti penekatan nilai objektif dan

proses siswa pendekatan lingkungan serta penilaian portofolio

3 Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut

a Sejumlah tuntutan keharusan kurikulum (antara lain asas visi dan

misi pendekatan pola KBM) yang sekiranya mampu dilaksanakan

para guru dan penulis PKn di lapangan

b Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap

kelas dan jenjang

c Pokok bahasan yang kegunaannya tinggi bagi siswa dengan

memperhitungkan usia dan tingkat kemampuan belajar siswa serta

lingkungannya namun harus tetap memberikan kekuasaan

profesional pada gurupenulis mengembangkan rencana program

pembelajaran

d Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi

persyaratan yang diharapkan oleh kurikulum

e Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar

yang membingungkanbermasalah

f Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKnpersekolahan dengan kemasyarakatan

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan

salah satu mata pelajaran yang mempunyai tugas membentuk perilaku dan

kepribadian serta membina sikap dan moral peserta didik yang sudah menjadi

bagian integral dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4068

983093983088

251 Pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan

Kurikulum pendidikan nasional menyatakan bahwa PKn merupakan salah

satu dari bentuk pendidikan moral dan nilai yang dilembagakan berdasarkan nilai-

nilai luhur bangsa Indonesia Dimana pembelajaran PKn diarahkan pada ranah

moral yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang

berdasarkan nilai moral pancasila PKn juga sebagai usaha untuk membekali

siswa dengan budi pekerti pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan

hubungan antara sesama warga negara dan warga negara dengan negara dan

pendidikan bela negara sehingga warga negara kelak dapat diandalkan oleh

bangsa dan negara

Menurut Djahiri dan Abdul Azis Wahab (1999 41) yang selama ini

digunakan sebagai pendekatan dalam PKn ada 3 pola atau tipe yaitu sebagai

berikut

1 Pendekatan L Kohlberg Cognitive Moral Development yakni meyakini

bahwa nilai moral dan norma hanya akan mempribadi apabila melalui struktur

kognitif

2 Pendekatan L Metclif dan Iman Ghazali (Keagamaan Umumnya) yang

mengamati pembinaan dan personalisasi nilai moral dan norma dari siswa atau

interaksi Pengetahuan dunia afektif untuk menyerap dan mempribadikan nilai

moral dan norma akan melahirkan prinsip atau keyakinan yang akan dijadikan

acuan berpikir dan berprilaku di mana dalam agama dituntut yakin dan iman

dahulu sebelum berpikir dan berbuat

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4168

983093983089

3 Pendekatan Albert Bandura dan Skinner (juga kaum Behavioralis dan

Sosiologis) yang mengatakan pembinaan dan personalitas nilai moral dan

norma melebihi perlakuan dan penerimaan apa yang ada dan dilakukan

sehingga nilai moral dan norma seolah-olah merupakan sosial dan ldquobehavior

conduct rdquo yang harus dilakoni yang mana diharapkan lahir keyakinan secara

essensial dan kebermaknaannya mampu diterima oleh daya nalarnya

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas bidang

keilmuan pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar formal suatu disiplin

seperti yang dikemukakan Duffy (Sumantri 1993 45) yakni mempunyai

ldquoCommunity of scholars a body of thinking speaking and writing a method of

approach to knowledgerdquo dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem

nilairdquo

Jadi pendekatan pendidikan kewarganegaraan diarahkan kepada ranah

moral berupa tindakan atau perilaku yang baik dapat diterima di masyarakat

sesuai dengan norma hidup yang berlaku di masyarakat

252 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berdasarkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006 meliputi aspek-aspek

sebagai berikut

1 Persatuan dan Kesatuan bangsa meliputi Hidup rukun dalam

perbedaan Cinta lingkungan Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia

Sumpah Pemuda Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pailisipasi dalam pembelaan negara Sikap positif terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia Keterbukaan dan jaminan keadilan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4268

983093983090

2 Norma hukum dan peraturan meliputi Tertib dalam kehidupan

keluarga Tata tertib di sekolah Norma yang berfakta di masyarakat

Peraturan-peraturan daerah Norma-norma dalam kehidupanberbangsa dan bernegara Sistem hukum dan peradilan nasional

Hukum dan peradilan internasional

3 Hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak Hak dan

kewajiban anggota masyarakat Instrumen nasional dan intemasional

HAM Pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM

4 Kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong Harga diri

sebagai warga masyarakat Kebebasan berorganisasi Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat menghargai keputusan bersama Prestasi diri

Persamaan kedudukan warga negara

5 Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi

yang pertama Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6 Kekuasan dan Politik meliputi Pemerintahan desa dan kecamatan

Pemerintahan daerah dan otonomi pmerintah pusat Demokrasi dan

sistem politik Budaya politik Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani Sistem pemerintahan Penuh dalam masyarakat demokrasi

7 Pancasila meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara

8 Globalisasi meliputi Globalisasi di lingkungannya Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi

Jadi ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA

adalah membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa norma hukum dan

peraturan hak asasi manusia dan permasalahannya kebutuhan warga negara

konstitusi negara kekuasaan dan politik pancasila serta globalisasi

253 Manfaat dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warganegara Indonesia yang memiliki

wawasan disposisi serta keterampilan intelektual dan sosial kewarganegaraan

yang memadai yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan

bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat berbangsa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4368

983093983091

dan bernegara dan dunia Selain memiliki tujuan PKn memiliki fungsi sebagai

wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas terampil dan berkarakter

yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD

1945 (Depdiknas 2001 5)

Berdasarkan tujuan PKn yang telah dikemukakan di atas dapat

diasumsikan pada hakekatnya dalam setiap tujuan membekali kemampuan kepada

peserta didik dalam hal tanggung jawabnya sebagai warga negara yaitu warga

negara yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa berpikir

kritis rasional dan kreatif berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat berbangsa

dan bernegara membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat

Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain serta berinteraksi dengan

bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi

Dengan demikian PKn diharapkan dapat mewujudkan warga negara yang

baik (good citizenship) salah satu perwujudannya adalah dapat membentuk

karakter bangsa yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Hal ini sesuai

dengan visi dan misi PKn seperti yang terdapat dalam Kurikulum Depdiknas

(20023) bahwa Visi mata pelajaran PKn adalah terwujudnya suatu mata

pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (national and

character building) dan pemberdayaan warga negara Sedangkan misinya adalah

warga negara yang baik yakni warga negara yang memiliki kesadaran politik

kesadaran hukum dan kesadaran moral

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4468

983093983092

Untuk mencapai visi dan misi tersebut pembelajaran PKn di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berdasarkan kurikulum 2004 (Depdiknas 2003 5)

bahwa Secara garis besar mata pelajaran kewarganegaraan di SMA harus

memuat beberapa dimensi antara lain

a Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civics knowledge) yang

mencakup bidang politik hukum dan moral Secara terterinci materi

pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip

dan proses demokrasi lembaga pemerintah dan non pemerintah

identitas nasional pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan

peradilan yang bebas dan tidak memihak konstitusi sejarah nasionalhak dan kewajiban warga negara hak asasi manusia hak sipil dan

hak politik

b Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) mencakup

antara lain keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara misalnya berperan secara aktif mewujudkan masyarakat

madani (civil society) keterampilan mempengaruhi jalannya

pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik

keterampilan memecahkan masalah kerja sama keterampilan

mengelola konflik

c Dimensi nilai-nilai kewarganegaran (civics values) mencakup antara

lain percaya diri komitmen penguasaan atas nilai religius norma dan

nilai luhur nilai keadilan demokratis toleransi kebebasan individu

kebebasan berbicara kebebasan pers kebebasan berserikat dan

berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas

Dari apa yang telah diuraikan di atas Hal ini sesuai dengan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi 2004 yang sekarang lebih disempurnakan

menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan 2006 pada intinya visi dan misi

mata pelajaran PKn akan lebih dioptimalkan menjadi mata pelajaran yang sangat

strategis dalam pembentukan karakter bangsa Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Kurikulum Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun

2006 dalam BSNP tersebut dinyatakan bahwa PKn merupakan mata pelajaran

yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4568

983093983093

yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar

dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dan warga negara yang taat kepada

nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan

penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta

keterampilan untuk berperan serta Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab

itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-

watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta dalam

proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat

Ada empat isi pokok pendidikan kewanganegaraan yakni

1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran

pembentukan

2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan

pembelajaran

3)

Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan

4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru

Pembelajaran merupakan program kegiatan suatu proses serta perbuatan

yang ditempuh guru dan siswa untuk mewujudkan proses belajar secara efektif

dan efisien Pembelajaran PKn memperhatikan komponen-komponen pengaturan

guru dan siswa mengolah dalam pesan tujuan belajar evaluasi yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4668

983093983094

dikembangkan Keempat komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran Menurut Badan Standar Nasional (BSNP)

Tahun 2006 tujuan mata pelajaran PKn adalah sebagai berikut

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut

1) Berpikir secara kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu

Kewarganegaraan

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan masyarakat berbangsa dan bernegara serta anti

korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pembelajaran PKn secara umum

mempersiapkan generasi bangsa yang unggul dan berkepribadian baik dalam

lingkungan lokal regional maupun global

PKn merupakan bidang studi yang bersifat multi aspek dengan konteks

lintas bidang keilmuan Mata pelajaran PKn mempunyai dua kajian ontologis

Menurut Chresore ( dalam Winataputra dan Sapriya 200395) memiliki ontologi

pokok ilmu politik khususnya yang berkaitan dengan konsep Political

Democracy untuk aspek duty and right of citizen Dari ontologi pokok ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4768

983093983095

berkembang konsep civics yang secara harfiah diambil dari bahasa latin yaitu

Civicus yang berarti warga negara yang pada zaman Yunani Kuno yang pada

akhirnya diakui secara akademis sebagai awalnya Civics education yang

kemudian di Indonesia disebut sebagai PKn

PKn memiliki dua dimensi ontologi yakni obyek telaah dan

pengembangan Obyek telaah kewarganegaraan menurut Lickona (1992 dalam

Winataputra 2006) adalah sebagai berikut

Keseluruhan aspek idiil instrumental dan praktis Kewarganegaraan

yang secara internal dan ekstrenal mendukung sistem kurikulum dan

pembelajaran Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah serta

format gerakan sosio-kultural Kewarganegaraan masyarakat Adapun

yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah

kognitif afektif dan psikomotorik yang menyangkut status hak dan

kewajibannya sebagai warga negara yang perlu dimuliakan dan

dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warga negara

yang cerdas dan baik dalam arti demokratis religius dan berkeadaban

dalam konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

Selanjutnya menurut Winataputra obyek telaah meliputi aspek idiil

instrumental dan praktis Aspek Idiil PKn adalah landasan dan kerangka filosofis

yang menjadi titik tolak dan sekaligus sebagai muara PKn di Indonesia yakni

landasan dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional

Aspek instrumental PKn adalah sarana programatik kependidikan sengaja

dibangun dan dikembangkan untuk menjabarkan substansi aspek-aspek idiil

Termasuk ke dalam aspek instrumental adalah kurikulum bahan belajar guru

media dan sumber belajar alat penilaian belajar ruang belajar dan lingkungan

Aspek praktis PKn adalah perwujudan nyata dari sarana programatik pendidikan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4868

983093983096

yang kasat mata yang pada hakekatnya merupakan penerapan konsep prinsip

prosedur nilai dalam PKn

Sedangkan obyek pengembangan meliputi ranah sosial-psikologis Ranah

ini meliputi keseluruhan potensi sosial-psikologis yang oleh Bloom dkk (1956)

juga oleh Kratswohl (1962) dikatagorikan ke dalam ranah kognitif afektif dan

psikomotorik yang secara programatik diupayakan untuk ditingkatkan kuantitas

dan kualitasnya melalui kegiatan pendidikan (Winataputra 2006 13)

Sejalan dengan pemikiran di atas maka PKn menurut Winataputra (2006

14) dapat direkonseptualisasikan bahwa

Aspek kepribadian warga negara yang perlu dikembangkan adalah

keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa kecerdasan

ruhiyah kecerdasan emosional sebagai warga negara (al kepekaan

sosial cinta tanah air tertib memiliki integritas partisipatif)

keberadaban ahlak mulia kepercayaan diri komitmen tehadap

kehidupan demokrasi (al sadar akan kewajiban dan hak menjunjung

tinggi hukum menjungjung tinggi hak asasi manusia dan terbuka) dan

tanggung jawab sebagai warga negara (sicio-civic responsibility)

Maka PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio-kultural bahasa usia dan

suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan

berkarakter yang seperti diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 serta

mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sebuah

pembelajaran yang berusaha membina para siswa menjadi manusia di masa depan

yang akan hidup dengan nilai-nilai dari Pancasila Undang-Undang Dasar 1945

Nasionalisme dan Kebangsaan serta memiliki tanggung jawab yang penuh

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 4968

983093983097

Sejalan dengan uraian tersebut di atas maka hal ini dijelaskan oleh Wahab

(1996 26) karakteristik Pembelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan juga bertujuan mengembangkan

kompetensi-kompetensi dasar dari warga negara untuk dapat berpartisipasi

dalam berbagai bidang kehidupan sebagai warga negara Pelatihan yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan agar kualitas

partisipasinya sebagai warga negara benar-benar dapat diandalkan

Secara epistemologis PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan

pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yaitu citizenship

transmition (Barr Barrt dan Shemis dalam Winataputra dan Sapriya 2003 95)

Kegiatan epistemologi kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan

metodologi pengembangan

Kajian kebermaknaan dalam PKn berkaitan dengan berbagai manfaat dari

hasil penelitian dan pengembangan dalam PKn yang telah dicapai bagi pendidikan

PKn di dunia Hasil penelitian dan pengembangan Pendidikan Sosial dan

Kewarganegaraan dalam dunia persekolahan banyak memberikan manfaat dalam

merancang program pendidikan guru meningkatkan kualitas kemampuan guru

meningkatkan kualitas proses pembelajaran meningkatkan kualitas sarana dan

sumber belajar dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan

Adapun kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut

Budimansyah (Depdiknas 20031) dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut

a PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga

negara Indonesia yang berahlak mulia cerdas partisipatif dan

bertanggung jawab

b PKn secara teoritik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif afektif dan psikomotorik yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5068

983094983088

bersifat saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi

ide nilai konsep dan moral Pancasila kewarganegaraan yang

demokratis dan Bela negarac PKn secara programatik dirancang sebagai subyek pembelajaran yang

menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (Content embedding

values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk

berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari

d Sekolah sebagai lembaga resmi pendidikan memiliki peranan dan

tanggung jawab yang sangat besar guna mempersiapkan peserta

didiknya untuk menjadi warga negara yang baik seperti yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional

Beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan

tersebut salah satunya adalah dengan menyelenggarakan program pendidikan

kepada peserta didik yang dapat menumbuhkan kemampuannya sebagai warga

negara yang baik melalui mata pelajaran PKn Seperti yang dikatakan Idrus

Affandi (2001 7) bahwa Ilmu Kewarganegaraan merupakan aplikasi dari ilmu

politik yang diperuntukan bagi persekolahan Maka PKn merupakan pengajaran

membina peserta didik agar melek politik dengan demikian PKn dikenal

memiliki fungsi sebagai pendidikan nilai-moral dan sebagai pendidikan politik

26 Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan

Pemaparan temuan-temuan penelitian di dalam kerangka kajian teoritik

tulisan ini sesungguhnya merupakan salah satu komponen awal dan menjadi dasar

serta arah bagi langkah-langkah penelitian selanjutnya Oleh sebab itu paparan

berikut difokuskan untuk mengungkapkan hasil-hasil penelitian terdahulu

berkenaan dengan investigasi ataupun investigasi kelompok dalam berbagai

implementasinya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5168

983094983089

Melalui sebuah topik pembahasan tentang Promoting Group Investi-gation

in a Graduate Level ITV Classroom Reflection and Recoornedation Peters Oaks

dan Parkey (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa dua aspek paling

mendasar yang terjadi dari pengembangan model investigasi adalah (1)

mendorong ketelibatan siswa untuk berpikir secara optimal (thoughtfulness) (2)

menumbuhkan kemampuan untuk memberikan respon terhadap teknik-teknik

yang sulit (responding to technical difficulities) Di samping kedua dampak utama

tersebut model ini menurutnya juga mampu meningkatkan kebersamaan di kelas

dan kohesivitas kelompok (classroom community and group cohesiveness)

Dalam suatu Cultic Studies telah dilakukan sebuah investigasi terhadap

tanggapan secara psikologis kelompok abusive pada beberapa sekolah sasaran

yang dilakukan oleh Langone (2003 1) exexutive director Cultic Studies Journal

dan menemukan perbedaan secara jelas tentang dua kelompok yang

diperbandingkan yaitu kelompok subjek yang berasal dari Boston dan Katolik

atau lulusan InterVarsity dalam aspek abusive

Sebuah review model penelitian berbasis komputer pada precollege

science classrooms Strantford (2003 1) memaparkan pembahasan dari beberapa

hasil penelitian tentang pengembangan model penelitian atau investigasi dalam

berbagai bidang ilmu atau beberapa aspek pembelajaran yang berbeda Penelitian

antara lain dilakukan oleh Fuertzeig (1992) yang difokuskan pada penggunaan

dan keuntungan visualisasi di dalam model-based inquiry activities dan

menemukan bahwa model investigasi dalam beberapa hal mampu mendorong

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5268

983094983090

pengalaman kerja yang lebih kongkrit dan menumbuhkan motivasi yang tinggi

terhadap siswa-siswa sekolah tinggi

Seperti juga model investigasi kelompok yang mengharuskan siswa

mengamati langsung proses pembelajaran di kelas sebagai suatu model penelitian

serupa juga telah dilakukan oleh Smith amp Blankinship (1999 1) yang

menemukan bahwa model visualisasi ini adalah merupakan cara di mana siswa

melaksanakan class inquiry Melalui pengamatan langsung terhadap proses ini

siswa akan lebih mudah mendeteksi pola-pola dan menyusun pemikiran terhadap

data yang kompleks Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam aktivitasnya siswa

menggunakan kamera dan video untuk menginvestigasi dan menjelaskan

fenomena-fenomena yang komplek Dengan demikian pada akhimya siswa

mampu menyusun model kualitatif untuk menyimpulkan temuan-temuan mereka

Sebuah laporan tertulis tentang Effective Teaching Strategies Lesson from

Research and Practice Killen (1998 99) mengungkapkan bahwa di dalam

banyak cara model investigasi kelompok (GI) tidak jauh berbeda dengan strategi

penelitian siswa (student research) Pada awal pembahasannya dikemukakan

bahwa model investigasi atau penelitian siswa akan sangat berhasil untuk

membantu siswa dalam belajar bilamana isu yang diinvestigasi tersebut realistik

dan memiliki kompleksitas kelayakan Lebih lanjut dalam tulisannya dipaparkan

beberapa bentuk investigasi siswa dan efektivitas dari penerapan model ini

terutama terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa sebagaimana

di antaranya dipaparkan berikut

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5368

983094983091

Penelitian yang dilakukan Podani (1994) yang mendeskripsikan

bagaimana mengajarkan siswa untuk menggunakan metode penelitian sejarah

untuk menemukan berbagai cerita (sejarah) Metode tersebut temyata mampu

mendorong motivasi siswa untuk mendapatkan informasi-informasi yang iebih

aktual dan lebih beragam dari berbagai sumber dibandingkan dengan mereka

hanya belajar dari buku-buku yang sudah tersedia

Langone (20032) di samping membahas efektivitas investigasi juga

memaparkan secara tegas tentang rasionalitas pentingnya dikembangkan metode

atau pendekatan ini di dalam mewujudkan hasil belajar yang lebih mendalam

Dikemukakan bahwa perubahan-perubahan teknologi terjadi demikian cepatnya

dan text books dengan cepat menjadi out dated Kegiatan yang dilakukannya

adalah menugaskan kepada siswa-siswa untuk melakukan investigasi dan

selanjutnya membaca secara kritis mengevaluasi dan menulis kembali catatan-

catatan tentang Soviet Union guna merefleksikan perubahan-perubahan yang

terjadi Melalui pembahasannya diungkapkan bahwa kegiatan seperti ini mampu

mengembangkan keterampilan-keterampilan siswa di dalam menempatkan dan

mengevaluasi informasi serta memberikan dorongan yang besar sehingga mereka

mampu mengekpresikan ide-ide mereka dalam menulis

Killen (1998 100) juga memiliki perhatian yang besar dalam mencermati

aktivitas guru-guru bahasa dalam mengembangkan minat membaca dan menulis

bagi anak-anak Menurutnya guru-guru bahasa seringkali menemui kesulitan di

dalam menemukan ide-ide yang menarik Melalui penelitiannya ia

mendeskripsikan bagaimana siswa-siswa dibimbing untuk melakukan penelitian

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5468

983094983092

dan menulis paper secara individual di dalam bahasa perancis dan untuk

selajutnya hasil-hasil final dari kegiatan tersebut dipergunakan sebagai sumber

bagi seluruh anggota di dalam kelas

Lee (2000) bahkan telah melakukan investigasi yang berlanjut terhadap

berbagai aktivitas yang dapat dipergunakan relevan dengan keadaan saat ini untuk

suatu pengkajian berbagai konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang

mendasari kegiatan-kegiatan dari seluruh produk manufaktur la menekankan

bahwa dalam kebanyakan pelajaran dan unit-unit di dalam sains dan teknologi

dapat diorganisasi sekitar kehidupan seperti permasalahan memperoleh makanan

pakaian perumahan transportasi dan komunikasi yang kesemuanya itu dapat

dikenal dan dijabarkan secara jelas melalui investigasi terhadap objek-objek yang

dilakukan manusia

Gambaran-gambaran kegiatan yang dikemukakan di atas dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam bentuk (1) penggunaan workshop dan fasilitas

laboratorium (2) pengelompokan guru-guru (teaming of teachers) (3) mata

pelajaran antar displin ilmu (interdisciplinary subject matter ) (4) melakukan

investigasi terhadap kegiatan belajar (investigation of learning activities) dan (5)

co-operative learning) Kesemuanya ini merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang

sangat baik dan penggunaan the real-world problems sebagai fokus pembelajaran

Penjelasan ini semakin memperkokoh temuan yang diungkapkan Roth (1991)

yang menemukan bahwa berbagai bentuk aktivitas dengan menggunakani the

real-world seperti investigasi atau penelitian siswa mampu memberikan dorongan

(motivasi bagi siswa seperti yang dilakukannya terhadap penggunaan komputer

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5568

983094983093

untuk mengembangkan pengertian konseptual menghubungkan situasi-situasi

permasalahan kepada model-model matematika dan menggunakan model-model

tersebut untuk menganalisis masalah the real-world yang lainnya Cara-cara

seperti ini menurutnya sangat mudah dipergunakan dengan sedikit modifikasi di

dalam mengajarkan teknologi

Selain objek-objek investigasi sebagaimana dipaparkan di atas terdapat

beberapa investigasi yang terarah pada pengembangan kemampuan siswa

mengumpulkan berbagai informasi melalui internet sebagaimana dilakukan oleh

Niskanen (2003 3) Kegiatan yang dilakukan oleh siswa adalah mengumpulkan

data-data original dari internet untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang

pendidikan di dalam negara mereka dan mencari bentuk-bentuk komunikasi di

dalam mendukung masyarakat global Penelitian siswa semacam ini telah

memberikan manfaat yang besar guna memperkaya pengetahuan siswa tentang the

real-world dan meningkatkan penalaran mereka untuk melakukan kedalaman

analisis

Di samping penelitian di atas terdapat beberapa penelitian lain tentang

metode investigasi kelompok dan juga tentang keterampilan sosial yang telah

dilakukan di beberapa tempat atau sekolah di Indonesia beberapa telah

dipublikasikan dalam karya tulis ilmiah di perguruan tinggi

Penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan oleh

Aunurrahman tahun 2005 tentang model investigasi kelompok untuk

meningkatkan kemampuan profesional calon guru dalam proses pembelajaran

nilai-nilai moral pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (studi terhadap

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5668

983094983094

kemampuan mahasiswa sebagai calon guru PKn di STKIP PGRI Pontianak)

Secara substansial penelitian ini diarahkan untuk menemukan dan

mengembangkan model investigasi kelompok yang sesuai dan aplikatif bagi

upaya peningkatan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran nilai-

nilai moral Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Model ini dikembangkan

melalui mata kuliah Profesi Kependidikan pada mahasiswa Program Studi PPKn

STKIP PGRI Pontianak Dengan memadukan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif penelitian ini menemukan beberapa hal sebagai berikut (1) secara

nyata model investigasi kelompok yang dikembangkan mampu meningkatkan

pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang proses pembelajaran nilai-nilai

moral PPKn menumbuhkan rasa tanggung jawab kehangatan hubungan dan

penghargaan terhadap orang lain serta meningkatkan wawasan tentang investigasi

kelompok sebagai salah satu model pembelajaran (2) untuk meningkatkan

efektivitas hasil pengembangan model maka tahapan dari mekanisme dan

prosedur pengembangan model harus dilakukan secara terintegrasi mulai dari

langkah penemuan dan perumusan model konseptual sampai uji coba secara luas

(3) koordinasi yang intensif antara dosen dan mahasiswa serta sekolah tempat

investigasi menjadi prasyarat yang sangat mendasar untuk mewujudkan

efektivitas model yang dikembangkan (4) alat pengumpulan data di samping

observasi dan wawancara perlu dilengkapi dengan dialog langsung kepada siswa

(5) upaya-upaya peningkatan kemampuan profesional guru PPKn di sekolah

belum menyentuh aspek-aspek esensial pembelajaran dan pembinaan moral siswa

secara khusus (6) dalam upaya peningkatan kemampuan mahasiswa sebagai

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5768

983094983095

calon guru STKIP PGRI Pontianak terus melakukan beberapa langkah terutama

peningkatan kualitas tenaga pengajar dan pembenahan kurikulum Namun masih

belum optimal dalam pendayagunaan lembaga-lembaga kemahasiswaan serta

mengupayakan perubahan pendekatan perkuliahan dosen yang sebagian besar

masih menerapkan pendekatan konvensional Berdasarkan temuan tersebut

direkomendasikan (1) pengembangan lebih luas model ini untuk berbagai mata

kuliah bagi upaya peningkatan pengetahuan dan perluasan pengalaman

mahasiswa (2) pengembangan model ini hendaknya didahului dengan

pembahasan dan pemberian bekal pengetahuan yang memadai kepada mahasiswa

terutama tentang mekanisme pengumpulan data dan analisis temuan (3) institusi

STKIP sebagai LPTK harus mampu menjabarkan secara kongkrit dan jelas profil

lulusan yang diharapkan dan secara progresif mengembangkan langkah-langkah

inovatif guna mewujudkan peran lembaga secara optimal (4) dalam berbagai

keterbatasannya penelitian ini memberikan banyak inspirasi akan perlunya

penelitian lanjutan untuk memperdalam atau memperluas temuan-temuan

penelitian ini

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Syaifurrohman yaitu penerapan model

investigasi kelompok terhadap kelompok enam siswa kelas X-2 SMA

Laboratorium UM Malang Tahun Ajaran 2005-2006 untuk meningkatkan

motivasi belajar sejarah Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

motivasi belajar sejarah siswa masih rendah Salah satu penyebab rendahnya

motivasi belajar sejarah ini adalah kecenderungan penerapan pola pembelajaran

yang masih berpola pada metode ceramah saja Sedangkan kegiatan kelompok

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5868

983094983096

jarang sekali dilakukan Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa

tingkah laku siswa yang kurang positif dalam mengikuti pelajaran di kelas

Terdapat beberapa anak yang memiliki kecenderungan untuk berkelompok dan

berbicara sendiri bahkan terkadang mengganggu temannya yang sedang

menyimak Salah satu pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran dan motivasi belajar sejarah siswa adalah metode

pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok Model investigasi

kelompok terdiri dari enam tahap yaitu (1) kelas menentukan sub topik dan

organisasi ke dalam kelompok-kelompok (2) rencana kelompok-kelompok

penyelidikan (3) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan rencana

penyelidikan (4) kelompok-kelompok penyelidikan merencanakan presentasi

(5) kelompok-kelompok penyelidikan melaksanakan presentasi dan (6) evaluasi

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi

belajar sejarah siswa SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Kelas X-2

tahun ajaran 2005-2006 Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2005-2006 mulai bulan November 2005 sampai dengan bulan Januari 2006

Penelitian ini menggunakan pendekatran kualitatif dan jenis penelitiannya

Classroom Action Research Penelitian tindakan terdiri dua siklus masing-masing

siklus terdiri dari rencana tindakan pelaksanaan tindakan observasi dan

refleksi Subjek penelitian adalah satu kelompok belajar kooperatif yakni

kelompok enam dari siswa kelas X-2 yang berjumlah enam orang siswa Hasil

analisis dan refleksi tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan motivasi baik dalam proses pembelajaran yaitu ditunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 5968

983094983097

dengan semakin meningkatnya aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa dan

setelah penerapan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok yang

ditunjukkan dengan peningkatan skor angket motivasi belajar sejarah siswa

Peningkatan aktivitas dan keterampilan kooperatif siswa yang sangat menonjol

pada tiap-tiap siklus Dalam hal motivasi belajar siswa masing-masing subjek

penelitian yaitu CAB K MIT MR TYA dan YNP mengalami peningkatan

persentase jumlah skor angket motivasi masing-masing adalah 16 0 12

56 136 dan 72 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap kelompok enam

siswa kelas X-2 SMA Laboratorium UM Malang tahun ajaran 2005-2006

menunjukkan terdapat peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya

penerapan model pembelajaran investigasi kelompok Dengan adanya

peningkatan tersebut diharapkan guru bidang studi melaksanakan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi Salah satunya

adalah dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok

Penelitian lain tentang investigasi kelompok adalah penelitian yang

dilakukan oleh Ani Aisyah tahun 2006 dengan judul pengaruh penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika (siswa kelas X di SMAN 6 Bandung) Penelitian ini bertitik tolak

pada permasalahan bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran

investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada

kelompok siswa berkemampuan tinggi sedang dan rendah Tujuan penelitian ini

adalah (1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada kelompok siswa

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6068

983095983088

berkemampuan tinggi sedang dan rendah (2) Mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran (3) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Bandung Teknik sampling

yang digunakan adalah cluster random sampling diperoleh tiga kelas sebagai

kelas eksperimen Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

eksperimen dengan rancangan penelitian pretest postest satu kelompok Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah

matematika angket jurnal harian dan lembar observasi Data kuantitatif yang

terkumpul dari instrumen diolah dengan menggunakan uji Anava satu jalur

Berdasarkan analisis data kuantitatif melalui uji Anava satu jalur diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada kelompok tinggi sedang dan rendah setelah diterapkannya

model pembelajaran investigasi kelompok Dengan perkataaan lain kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa pada kelompok tinggi lebih baik daripada

pada kelompok sedang dan rendah dan kemampuan pemecahan masalah

matematika siswa pada kelompok sedang lebih baik daripada kelompok rendah

Sedangkan dari hasil analisis data kualitatif diperoleh kesimpulan bahwa siswa

pada umumnya memberikan respon positif terhadap pembelajaran investigasi

kelompok dan aktivitas siswa lebih dominan daripada aktivitas guru Dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model

pembelajaran investigasi kelompok terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika pada siswa kelompok tinggi sedang dan rendah

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6168

983095983089

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno Ab tahun 2006 tentang

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri melalui model

pembelajaran investigasi kelompok (studi eksperimen pada siswa kelas II SLTPN

4 Bandar Lampung) Dalam pembelajaran geometri saat ini aktivitas guru masih

sangat besar dibandingkan dengan aktivitas siswa Masih banyak guru yang dalam

pembelajaran geometri kurang memberikan kesempatan siswa aktif serta kurang

mewujudkan interaksi antar siswa Kecenderungan pembelajaran yang demikian

berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menelaah efektivitas pembelajaran investigasi kelompok terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri dibandingkan dengan

pembelajaran model STAD dan konvensional Selain itu untuk mengetahui

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran menggunakan model

investigasi kelompok serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran

geometri yang menggunakan model investigasi kelompok Disain eksperimen

yang digunakan berbentuk Pretest-Posttest Control Group Design Populasinya

adalah siswa kelas II SLTP Negeri 4 Bandar Lampung Tiga kelas diambil sebagai

sampel satu kelas dijadikan kelas eksperimen yang dalam pembelajaran geometri

menggunakan model investigasi kelompok satu kelas dengan model

pembelajaran tipe STAD dan satu kelas lagi menggunakan model pembelajaran

konvensional Dari analisis varians (ANAVA) yang dilanjutkan dengan uji-t pada

taraf signifikan 005 diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan

model investigasi kelompok dengan siswa yang dalam pembelajarannya

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6268

983095983090

menggunakan model STAD Rataan kemampuan pemecahan masalah siswa

dalam geometri yang pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok

lebih baik daripada siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional Jika ditinjau dari persentase ketuntasan belajar

kemampuan pemecahan masalah siswa dalam geometri yang dalam

pembelajarannya menggunakan model investigasi kelompok lebih baik dari siswa

yang pembelajarannya menggunakan model STAD maupun model konvensional

Selama pembelajaran geometri menggunakan model investigasi kelompok

aktivitas siswa yang dominan adalah berdiskusi antar sesama siswa Sedangkan

aktivitas guru lebih banyak mengamati kegiatan siswa memotivasi dan memberi

petunjuk dan membimbing kegiatan siswa Respon siswa terhadap pembelajaran

geometri menggunakan model investigasi kelompok sangat baik Pada umumnya

siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan model investigasi

kelompok dan berminat untuk mengikuti pembelajaran berikutnya Dengan

demikian model pembelajaran kooperatif khususnya model investigasi kelompok

perlu dijadikan model alternatif dalam rangka meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam geometri

Salah satu penelitian tentang keterampilan sosial dilakukan oleh Erliany

Syaodih yaitu pengembangan model pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan keterampilan sosial Pelaksanaan pembelajaran kooperatif

merupakan langkah implementasi dari rencana pembelajaran kooperatif berisi

rincian dari prosedur pembelajaran Sama dengan pada prosedur ada empat

langkah utama yang merupakan sintaks dari model pembelajaran kooperatif hasil

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6368

983095983091

pengembangan yaitu langkah orientasi eksplorasi pendalaman dan

penyimpulan Langkah Orientasi atau kegiatan awal pembelajaran merupakan

langkah untuk mendorong kelas memusatkan perhatian terhadap pembelajaran

Langkah Eksplorasi atau kegiatan inti pertama merupakan langkah untuk

mengajak dan mendorong siswa untuk mencari dan menemukan fakta

pengetahuan masalah dan pemecahan Langkah Pemantapan atau kegiatan inti

kedua merupakan langkah untuk memperdalam memperluas memantapkan

memperkuat penguasaan materi dan kemampuan yang telah dicapai pada langkah

eksplorasi dan Langkah Penyimpulan atau kegiatan akhir pembelajaran

merupakan langkah untuk menyimpulkan atau merangkumkan dan menegaskan

tentang apa yang telah dipelajari Model pembelajaran kooperatif hasil

pengembangan memiliki kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran

biasa (ekspositori) dalam dua aspek yang menjadi sasaran pembelajaran yaitu

penguasaan keterampilan sosial dan pengetahuan Kelebihan dari model

pembelajaran ini diperlihatkan oleh perbedaan tingkat penguasan yang cukup

berarti dari hasil tes akhir dibandingkan dengan hasil tes awal baik dalam aspek

keterampilan sosial maupun pengetahuan IPS Temuan tersebut diperkuat oleh

hasil analisis perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Kelompok eksperimen atau yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

memiliki tingkat penguasaan dalam aspek keterampilan sosial dan pengetahuan

yang lebih tinggi dan perbedaannya cukup berarti dibandingkan dengan kelompok

kontrol Dalam tes awal pasangan-pasangan tersebut tidak menunjukkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6468

983095983092

perbedaan yang berarti atau perbedaannya berarti tetapi jauh lebih kecil

dibandingkan dengan pada tes akhir

Penelitian yang dilakukan oleh Rambat Nur Sasongko tahun 2001 tentang

model pembelajaran aksi sosial untuk pengembangan nilai-nilai dan keterampilan

sosial (studi eksperimental pada mahasiswa peserta kuliah kerja nyata Universitas

Bengkulu) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan mahasiswa Untuk mengatasi hal tersebut salah

satunya dengan membenahi sistem pendidikan di perguruan tinggi melalui

penerapan model pembelajaran aksi sosial pada Kukerta Atas dasar itu dapat

dirumuskan permasalahan penelitian apakah model pembelajaran aksi sosial

efektif untuk mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial pada mahasiswa

peserta Kukerta Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model

pembelajaran aksi sosial dalam menengembangkan nilai-nilai dan keterampilan

sosial pada mahasiswa peserta Kukerta Diharapkan dapat tercipta inovasi model

dalam bentuk manual praktis yang bermanfaat bagi pengembangan nilai-nilai dan

keterampilan sosial mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode eksperimen

dengan disain empat kelompok Solomon Subjek penelitian berjumlah 120 orang

mahasiswa peserta Kukerta yang dipilih secara random Instrumen yang

digunakan terdiri atas tiga set yakni (1) pedoman perlakuan penggunaan model

(2) kuesioner nilai-nilai sosial dan (3) kuesioner keterampilan sosial Analisis

data menggunakan statistik deskriptif kovarians korelasi dan regresi Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran aksi sosial efektif untuk

mengembangkan nilai-nilai dan keterampilan sosial mahasiwa peserta Kukerta

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6568

983095983093

Dengan menerapkan model ini mahasiswa menjadi meningkat nilai-nilai dan

keterampilan sosialnya Mereka lebih prososial dan lebih terampil bersosial

Sebaliknya mahasiswa yang tidak menerima perlakuan model lebih rendah

tingkatannya Mahasiswa yang prososial lebih memiliki rasa kasih sayang

bertanggung jawab dan serasi hidupnya Demikian pula mahasiswa yang terampil

bersosial lebih matang dalam perilaku terhadap lingkungan interpersonal diri

sendiri dan tugas-tugasnya Selain hal tersebut ditemukan juga bahwa nilai-nilai

sosial menentukan keterampilan sosial demikian pula sebaliknya Rekomendasi

penelitian ini diantaranya (1) model pembelajaran aksi sosial dapat dijadikan

solusi alternatif dalam pengembangan nilai-nilai dan keterampilan sosial

mahasiswa dan (2) disediakan manual praktis penggunaan model pembelajaran

aksi sosial

Penelitian yang dilakukan oleh Elan tahun 2005 tentang upaya

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam partisipasinya sebagai warga

negara melalui pendekatan belajar mengajar kontekstual (suatu studi deskriptif

proses belajar mengajar pendidikan pancasila dan kewarganegaran di SMA Negeri

Haugeulis Kabupaten Indramayu Jawa Barat) Pendekatan belajar mengajar

konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannnya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat Penelitian ini

diarahkan untuk menngetahui upaya guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu seperti perencanaan PBM untuk menumbuhkan

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6668

983095983094

sikap keterampilan sosial siswa materi kendala dan upaya apa yang dilakukan

dalam mengatasi kendala menumbuhkan sikap keterampilan sosial siswa dalam

partisipasi sebagai warga negara Landasan teoritik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai sosial sebagai sandaran hidup bermasyarakat

siswa yaitu meliputi konsep pembelajaran kontekstual konsep keterampilan

sosial dan konsep warga negara yang baik Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sedangkan alat pengumpul

datanya melalui berberapa cara yaitu observasi wawancara angket studi literatur

dan studi dokumentasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan belajar

mengajar kontekstual telah dilakukan oleh guru PKn dalam menumbuhkan sikap

keterampilan sosial siswa yaitu dengan menyusun rencana pengajaran

melengkapi administrasi pembelajaran menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi melakukan evaluasi dan mengumumkan hasil ujian siswa Pengaruh

pelaksanaan mengajar belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual

antara lain 1) tumbuh kembali motivasi belajar siswa karena proses belajar

mengajar kontekstual berlangsung dalam suasana yang menyenangkan karena

digali dari pengalaman belajar siswa 2) mereka dapat berbuat dan bertindak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat seperti toleransi

tanggung jawab memiliki jiwa wirausaha tolong menolong kerja sama dan

disiplin 3) Mereka mampu berpartisipasi sebagai warga negara yang baik di

masyarakat 4) Mereka memiliki budi pekerti luhur Disamping keberhasilan

tersebut kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait perlu ditingkatkan Selain

itu ada penambahan waktu bagi pelajaran PKn di kelas dan sarana prasarana yang

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6768

983095983095

memadai secara kualitas dan kuantitas guna lebih mendukung pelaksanaan dan

keberhasilan pendidikan

Sejumlah hasil penelitian yang dipaparkan di atas memberikan arah yang

jelas tentang manfaat atau dampak dari penggunaan metode investigasi kelompok

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa baik yang

berdampak langsung maupun tidak langsung Hal ini semuanya menjadi sangat

penting artinya untuk memperkokoh landasan serta arah penelitian ini

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868

7242019 teori belajar motorikpdf

httpslidepdfcomreaderfullteori-belajar-motorikpdf 6868