BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perpustakaan merupakan tempat yang dapat memberikan informasi
kepada masyarakat yang membutuhkannya. Informasi dapat diperoleh dari
berbagai jenis bacaan yang tersedia di perpustakaan. Hal tersebut sesuai dengan
fungsi perpustakaan yang koleksinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan, penelitian, membantu pelaksanaan tugas ataupun sebagai hiburan.
Kegiatan utama dari semua jenis perpustakaan adalah pengadaan,
pengolahan, dan pelayanan bahan pustaka. Ketiga kegiatan tersebut nantinya
akan dijadikan sebagai materi dalam Praktik kerja perpustakaan (PKP). Praktik
ini diikuti oleh mahasiswa D2 Perpustakaan yang telah mengambil seluruh mata
kuliah yang diwajibkan.
Praktik Kerja Perpustakaan (PKP) merupakan salah satu kegiatan belajar
melalui Praktik, dan mendapatkan pengalaman kerja praktis serta mencari
alternatif pemecahan masalah yang ditemukan pada waktu Praktik. Dalam hal
ini mahasiswa D2 Perpustakaan diharapkan terjun langsung kelapangan yaitu
pada tempat kegiatan Praktik kerja perpustakaaan yang telah ditetapkan atau
dipilih. Mahasiswa dihadapkan pada kegiatan yang sebenarnya yaitu kegiatan
sehari-hari dalam dunia kerja perpustakaan.
Di lokasi Praktik mahasiswa akan mengenal sarana dan prasarana yang
sudah baku dan tersedia di perpustakaan dan kemudian memakainya dalam
Praktik. Demikian juga mahasiswa akan secara langsung mengetahui prosedur-
prosedur bagaimana cara seleksi bahan pustaka, pengadaan, pengolahan, sampai
pelayanan kepada penguna perpustakaan yang bersangkutan.
Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Perpustakaan (PKP), diharapkan
mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah,
mengamati suatu proses kerja, mengumpulan data serta dapat membuat suatu
kesimpulan yang dilakukan secara ilmiah.
1
B. TUJUAN
Penyusunan laporan ini merupakan syarat untuk menyelesaikan program
D2 perpustakaan yang bertujuan sebagai berikut ini:
1. Mahasiswa dapat memantapkan dan menerapkan ilmu perpustakaan
didunia kerja.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menghadapi secara langsung kegiatan
perpustakaan mulai pengadaan, pengolahan, dan pelayanan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah yang ada diperpustakaan dan
pemecahannya.
4. Mahasiswa dapat belajar bekerjasama / berorganisasi dengan pihak lain.
5. Mahasiswa dapat mengetahui sarana dan prasarana diperpustakaan tempat
praktik yaitu di SMP Negeri 4 Cianjur.
6. Mahasiswa dapat memenuhi syarat kelulusan D2 Ilmu Perpustakaan.
2
BAB II
HASIL PRAKTIK PERPUSTAKAAN
1. Pengadaan Bahan Pustaka
Perpustakaan merupakan sarana pendukung kegiatan belajar mengajar
dimana kegiatan utama perpustakaan adalah menyebarkan informasi dan
pengetahuan, salah satu jenisnya adalah perpustakaan sekolah yang berfungsi
untuk membantu mencapai kegiatan belajar mengajar dengan koleksi-koleksi
yang dimiliki perpustakaan SMP Negeri 4 Cianjur.
Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis
pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh para pengguna sesuai dengan perkembangan zaman. Melalui
kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun
bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti
buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset,
audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, video kaset, CD-ROM dan
lain-lain.
Menurut Sutarno (2006: 174) “Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan
pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-
sumber informasi”.
Beberapa pengertian pengadaan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain:
1. Menurut pendapat Sumantri, (2002: 29) Pengadaan bahan pustaka atau
koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang
akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat
dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual.
2. Menurut Darmono, (2001: 57) Pengadaan bahan pustaka merupakan
rangkain dari kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara
pada kegiatan pengadaan bahan pustaka.
3. Menurut Sulistyo-Basuki (2001: 27) pengadaan bahan pustaka
merupakan konsep yang mengacu pada prosedur sesudah kegiatan
pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk
mengembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokumen yang
diperlukan kebutuhan informasi serta mencapai sasaran unit informasi.
3
Dari uraian beberapa pengertian pengadaan bahan pustaka yang
dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan
pustaka adalah rangkain kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan
pustaka yang sekaligus berdasarkan peraturan kebijakan pengadaan bahan
pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati penggunanya.
2. Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat
menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai
peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang
sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyegarkan dan menyenangkan.
Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu perpustakaan merupakan jantung bagi
kehidupan akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data
atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu
pengetahuan.
Setiap perpustakaan memiliki tugas menyediakan bahan pustaka serta
mengolahnya agar dapat disajikan kepada pengguna sehingga bahan pustaka
tersebut dapat bermanfaat bagi pengguna perpustakaan. Sebelum bahan pustaka
dilayankan kepada pengguna, terlebih dahulu diolah dan disusun secara
sistematis untuk memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan.
Menurut Qalyubi (2007:51)
Yang dimaksud dengan kegiatan pemrosesan atau pengolahan bahan
pustaka adalah suatu kegiatan yang meliputi kegiatan-kegiatan:
1. Inventarisasi
2. Klasifikasi
3. Pembuatan katalog
4. Penyelesaian dan penyusunan buku di rak
A. Tahapan Pengolahan Bahan Pustaka
A. Inventarisasi
4
Bahan pustaka baik buku maupun majalah, Koran atau yang lainnya yang
telah datang diperpustakaan perlu diolah sedemikian rupa sehingga lebih berdaya
guna bagi pemakai.
Pemesanan dan penerimaan bahan pustaka merupakan kegiatan awal yang
harus dilakukan dari serangkaian kegiatan di perpustakaan. Bahan pustaka yang
diterima oleh perpustakaan dapat berasal dari pembelian, tukar-menukar, maupun
sebagai hadiah.
Menurut Rohanda inventarisasi adalah “Kegiatan pencatatan data-data
fisik buku kedalam sarana pencatatan, yang berupa lembaran lepas, kartu, maupun
buku dan sering disebut buku induk. Setiap eksemplar bahan pustaka mempunyai
satu nomor induk. Adapun informasi lain yang perlu dicatat dalam buku induk
adalah judul, pengarang, asal perolehan, nomor induk, bahasa, jumlah eksemplar,
dan judul.”
Adapun langkah-langkah menginventarisasi buku adalah :
a. Pemberian stempel buku
Semua buku yang sudah masuk di perpustakaan perlu dibubuhi stempel.
Tempat-tempat yang perlu dibubuhi stempel yaitu : dibalik halaman judul, bagian
tengah halaman, bagian yang tidak ada tulisan atau gambar, pada halaman akhir,
dan pada halaman yang dianggap rahasia.
Stempel itu ada bermacam-macam. Ada stempel inventaris dan stempel
identitas perpustakaan. Stempel inventaris dibubuhkan dibalik halaman judul
yang memuat nama perpustakaan, kolom tanggal, serta nomor inventaris.
Sedangkan stempel identitas perpustakaan yang bersangkutan diletakkan
dibagian yang dianggap perlu. Misalnya pada halaman judul, ditengah-tengah
buku, dan dibagian akhir buku.
b. Pemberian nomor buku
Setiap buku yang akan menjadi koleksi perpustakaan, yang harus disusun
dirak buku harus diberikan nomor. Pemberian nomor tidak hanya nomor induk
saja, tetapi juga pemberian nomor berdasarkan klasifikasi (call number). Nomor
induk adalah nomor urut buku yang sudah ada dari nomor satu sampai nomor
5
terakhir menunjukkan nomor buku. Adapun hal-hal yang dicatat dalam buku
induk adalah :
Kolom tanggal
Kolom nomor induk
Kolom judul buku
Kolom nama pengarang
Kolom penerbit
Kolom tahun terbit
Kolom harga buku
Kolom eksemplar
Kolom keterangan
B. Katalogisasi
Menbuatkan katalog merupakan kegiatan mencatat data bibliografi bahan
perpustakaan yang meliputi : pengarang, judul, edisi, cetakan, kota terbit,
penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ilustrai, ukuran, keterangan seri, anotasi,
dan ISBN. Katalog yang dipakai adalah katalog pengarang yaitu katalog yang
terdiri dari entri pengarang yang disusun menurut abjad. Katalog berukuran 7,5 x
12,5 cm. Katalog dibuat untuk memudahkan penempatan dan penemuan kembali
suatu bahan pustaka.
C. Penentuan Tajuk Entri Utama
Tajuk entri utama adalah uraian lengkap katalog dari sebuah buku yang
dibuat sebagai dasar bagi pembuatan entri-entri lainnya. Tajuk entri utama
biasanya merupakan entri pengarang, yaitu uraian katalog dengan tajuk biasanya
berupa nama pengarang. Tetapi dalam hal-hal tertentu tajuk tidak berupa nama
pengarang, melainkan judul, misalnya untuk buku-buku yang dikarang oleh lebih
dari tiga orang dan karya editor.
Tajuk entri utama ditentukan berdasarkan peraturan katalogisasi.
Pengertian pengarang dapat mencakup pengarang perorangan dan dapat juga
pengarang korporasi. Tajuk entri katalog untuk sebuah bahan pustaka tidak harus
mempunyai tiga entri yaitu, entri subjek, entri pengarang dan entri judul. Untuk
entri subjek ditentukan berdasarkan subjek buku yang bersangkutan. Untuk entri
6
judul ditentukan oleh judul, dan untuk entri pengarang ditentukan dari
kepengarangan (authority).
Menurut Eryono, Muh. Kailani (1993: 96) dalam bukunya Pengolahan
Bahan Pustaka menjelaskan bahwa sebuah entri utama terdiri atas unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Tajuk
2. Deskripsi, yang terdiri dari unsur-unsur yaitu:
Judul
Pernyataan kepengarangan
Keterangan edisi
Impresium : tempat terbit, penerbit dan tahun terbit
Kolasi
Keterangan seri
Catatan
ISBN
Jejakan
D. Deskripsi Bibliografis
Deskripsi bibliografi disebut juga katalogisasi deskriptif yang merupakan
tahap kegiatan pencatatan data dari buku atau pemberian identitas setiap bulan
pustaka.
Menurut Arief (2004: 78) “Deskripsi bibliografi adalah data-data yang
terdiri dari pengarang, pegarang tambahan, judul, anak judul, judul seragam,
penerbit, tempat terbit, edisi, tahun terbit, bibliografi, jumlah halaman, dan lain-
lain”.
E. Klasifikasi
Proses pengklasifikasian di Perpustakaan SMP Negeri 4
Cianjur.menggunakan proses klasifikasi yang biasa digunakan di perpustakaan-
perpustakaan yang lain yaitu menggunakan DDC yang dibagi menjadi 10 kelas
utama yang diberi lambang 000-900 yang masing - masing terdiri dari 000 (karya
umum),100 (filsafat), 200 (agama), 300 (ilmu sosial), 400 (bahasa), 500(ilmu
7
murni), 600 (ilmu terapan),700 (kesenian, hiburan dan olahraga), 800
(kesusastraan), 900 (geografi dan sejarah umum).
F. Pelabelan dan Penyampulan
Pelabelan dilakukan untuk memudahkan pengguna mengenali bahan
pustaka. Dengan kata lain pelabelan merupakan suatu pekerjaan memberi
perlengkapan pada buku yang terutama juga untuk dipergunakan sebagai alat
perlengkapan dalam tugas perpustakaan melayani peminjaman dan pengembalian
buku. Menurut Qalyubi (2007 : 67) bahwa “pelabuhan adalah kegiatan
pemasangan kelengkapan bahan pustaka sebagai identitas buku seperti label buku,
dan lembaran tanggal kembali.” Dengan demikian sebelum label ditempelkan pada
punggung buku, terlebih dahulu diisi dengan nomor penempatan buku yang
memuat keterangan nomor klas, tiga huruf nama pengarang utama dan satu huruf
pertama judul. Label tersebut kemudian ditempelkan pada punggung buku kira-
kira 2,5 cm dari bawah dalam posisi buku berdiri. Sedangkan lembaran berguna
untuk mengetahui tanggal berapa buku tersebut akan dikembalikan ke
perpustakaan. Di samping itu ada kegiatan lain yang harus dilakukan yakni
penyampulan buku. Hal ini dilakukan agar buku terlihat bersih dan rapi.
G. Penyusunan Buku
Penyusunan buku adalah kegiatan menempatkan buku yang sudah selesai
diolah dan telah dilengkapi dengan label di dalam rak buku, disusun sesuai dengan
urutan nomor klas buku. Dengan kata lain penyusunan buku adalah kegiatan
menempatkan buku-buku yang sudah selesai diolah dan telah dilengkapi dengan
label di dalam rak/almari.
Buku diatur sesuai dengan sandi buku yang merupakan kode kelompok
subjek/isi buku. Dengan demikian dalam penyusunan buku di rak selalu
diperhatikan nomor panggil buku karena fungsinya sebagai petunjuk tempat dan
nomor urut dimana buku harus ditempatkan.
Penyusunan buku dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Buku disusun menurut urutan nomor klas mulai dari yang terkecil sampai
dengan yang terbesar.
2. Disusun menurut alfabetis, 3 huruf pertama nama pengarang dan satu huruf
pertama dari judul
8
3. Dilanjutkan urutan nomor maupun huruf lain yang kiranya masih tercantum
dalam label nomor pustaka.
Apabila ada kelompok buku yang sama, maka diurutkan 3 huruf dari
nama pengarang utama mulai dari huruf ke-1, ke-2, ke-3, jika huruf ke-1 sama,
maka diurutkan adalah huruf ke-3. Jika satu huruf pertama dari judul semua sama,
maka yang diurutkan adalah urutan nomor lain yang masih ada tercantum dalam
label. Penyusunan buku ini merupakan kegiatan yang terakhir dari pengolahan
bahan pustaka.
3. Layanan perpustakaan 1. Sistem Layanan
Pengertian layanan perpustakaan berkembang dari waktu ke waktu, hal ini
sejalan dengan perkembangan kebutuhan manusia terhadap informasi. Saat ini
perpustakaan secara aktif dan bahkan proaktif selalu menawarkan segala bentuk
koleksi yang dimiliki kepada masyarakat yang dilayaninya.
Penerapan suatu system layanan di perpustakaan dimaksudkan agar proses
pemberian jasa layanan dapat berlangsung tertib, teratur dan cepat tanpa ada
hambatan. Sistem layanan perpustakaan merupakan mata rantai rangkain kegiatan
yang terdiri atas beberapa sub bagian saling berhubungan satu sama lain Zulfikar
Zen (2006 : 52-53).
Menurut Darmono (2001 : 134), bahwa definisi layanan perpustakaan
adalah “Suatu layanan yang menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki
perpustakaan kepada pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta
informasi yang dibutuhkannya”. Dengan kata lain tujuan layanan perpustakaan
adalah cara untuk mempertemukan pembaca (pemakai) dengan bahan pustaka
yang mereka minati dan membantu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat
tentang informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi hakikat layanan
perpustakaan adalah penyediaan segala bentuk informasi kepada pemakai dan
penyediaan segala alat bantu penelusurannya.
Secara umum, sistem layanan perpustakaan ada dua macam yaitu layanan
yang bersifat tertutup dan layanan perpustakaan yang bersifat terbuka.
Menurut Darmono (2001 : 137) Pemilihan sistem layanan terbuka dan
tertutup tergantung dari beberapa faktor seperti :
1. Pertimbangan tingkat keselamatan koleksi perpustakaan.
9
2. Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi.
3. Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pemakai, dan jumlah koleksi
4. Luas gedung perpustakaan
5. Rasio antara layanan dengan jumlah staf perpustakaan.
Setiap layanan memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing.
Menurut Darmono (2001 : 137) berikut ini adalah beberapa penjelasan dari
masing-masing layanan tersebut. Sistem layanan terbuka adalah system layanan
yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih,
menemukan,dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran
koleksi perpustakaan.
Kelebihan sistem layanan terbuka adalah :
1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yangdikehendaki
dari jajaran koleksi.
2. Pemakai dilatih untuk dapatdipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap
terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan
bahan pustaka dan alternative lain jika yang dicari tidak ditemukan.
4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan
pustaka tidak diperlukan, sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain.
Kelemahan sistem layanan terbuka adalah :
1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran) menjadi kacau
karena ketika pengguna melakukan pencarian buku yang diinginkan, buku
yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara
tidak tepat.
2. Ada kemungkinan buku yang hilang relative lebih besar bila dibandingkan
dengan sistem tertutup.
3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar pengguna
lebih leluasa dalam mencari koleksi perpustakaan.
4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil
sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai
kerusakan bahan pustaka seperti perobekan bahan pustaka bahkan
peningkatan kehilangan bahan pustaka.
10
Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak
memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka
diperpustakaan.
Kelebihan sistem layanan tertutup adalah :
1. Jajaran koleksi akan tetap terjaga kerapiannya karena hanya petugas
perpustakaan yang boleh masuk ke jajaran koleksi
2. Kemungkinan terjadinya kehilangan atau perobekan bahan pustaka dapat
ditekankan karena pemakai tidak dapat melakuakan akses langsung ke jajaran
koleksi
3. Ruangan untuk koleksi tidak terlalu luas, karena mobilitas petugas di jajaran
koleksi relative rendah
4. Untuk koleksi yang sangat rentan terhadap kerusakan maka sistem ini sangat
sesuai.
Kelemahan sistem layanan tertutup adalah :
1. Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat mengetahui ciri-ciri
fisik bahan pustaka yaitu judul, pengarang, ukuran buku, dan jumlah halaman
2. Judul buku tidak selalu menggambarkan makna pembahasan buku, sehingga
bisa saja judul yang telah dipilih, tetapi bahan pustaka tersebut yang dimaksud
oleh pemakai perpustakaan.
3. Jika peminjam cukup banyak, dan petugas perpustakaan relative terbatas hal
ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak untuk memenuhi
permintaan pemakai perpustakaan dan menyiapkan bahan pustaka yang
dibutuhkannya, sehingga pemakai harus menunggu lebih lama.
2. Jenis Layanan
Jenis layanan yang diberikan perpustakaan ada beberapa macam. Jenis
layanan biasanya juga dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan masyarakat yang
dilayaninya. Sebagaimana layaknya perpustakaan lain, perpustakaan sekolah harus
dapat memberikan layanan yang efektif, cepat dan professional terhadap semua
pemakai perpustakaan. Prinsip pelayanan yang dilaksanakan harus mengacu pada
sistem manajemen mutu dan pelayanan prima yaitu mendudukkan kepuasan
konsumen sebagai tujuan / sasaran perpustakaan.
Berikut ini merupakan jenis layanan perpustakaan beserta penjelasannya
menurut beberapa para ahli perpustakaan.
11
1. Layanan Sirkulasi
Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaran Perpustakaan Khusus (1999
: 37) “Layanan sirkulasi adalah kegiatan peredaran koleksi perpustakaan di luar
perpustakaan”. Pelayanan ini ditujukan agar pengguna perpustakaan dapat
meminjam dan membaca bahan pustaka lebih leluasa sesuai kesempatan yang ada
perpustakaan .
Menurut Darmono (2001: 141) layanan sirkulasi atau layanan peminjaman
dan pengembalian bahan pustaka adalah ”Satu kegiatan di perpustakaan yang
melayani peminjaman dan pengembalian buku.” Layanan pengembalian dan
peminjam bahan pustaka merupakan kegiatan yang dilakukan hampir semua
perpustakaan.
Sedangkan menurut Zulfikar Zen (2006 : 93) layanan sirkulasi adalah
“Kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman,
dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya.”
Menurut Darmono (2001 : 144) bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas
melayani pengunjung perpustakaan khususnya dalam hal berikut ini:
1. Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan.
2. Pendaftaran anggota perpustakaan
3. Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka
4. Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan pinjaman
5. Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan pinjaman
6. Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota
7. Membuat statistik sirkulasi
8. Penataan koleksi di jajaran / rak
Adapun kegiatan kerja yang dilaksanakan layanan sirkulasi adalah
keanggotaan, peminjaman, perpanjangan, denda (sanksi) dan bebas pustaka.
1. Keanggotaan
Pendaftaran anggota adalah salah satu tugas layanan sirkulasi. Setiap
perpustakaan harus menentukan siapa yang boleh dan berhak menjadi anggota
perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga menentukan persyaratan apa saja yang
perlu dipenuhi oleh pengguna untuk menjadi anggota perpustakaan. Dalam hal ini
12
perpustakaan melakukan pencatatan keanggotaan dalam pendaftaran anggota dan
membuat kartu anggota yang digunakan untuk melaksanakan peminjaman.
Cara mendapatkan kartu anggota perpustakaan, di SMP Negeri 4
Cianjur.yaitu dengan cara :
Siswa mengajukan permohonan dengan mengisi formulir pembuatan kartu
anggota dan menyerahkan pasfoto 2x3 Cm, diserahkan ke petugas untuk di
adakan pencetakan dan penerbitan kartu anggota dan kartu peminjam.
2. Peminjaman
Menurut Syahrial - Pamundjak (2000 : 97) yang dimaksud dengan
“Peminjaman adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca
didalam perpustakaan maupun untuk dibawa keluar perpustakaan”.Salah satu
penyelenggara administrasi peminjaman adalah dengan menggunakan kartu buku.
Untuk itu setiap buku di beri kartu buku, dimana tercatat tanda buku, nama
pengarang, judul, dan nomor buku induk. Kartu buku ini tersimpan dalam kantong
buku yang disediakan. Jika ada orang yang sedang meminjam buku , maka buku
dan kartu bukunya serta kartu anggota diserahkan kepada petugas sirkulasi,
kemudian petugas sirkulasi melakukan tiga tindakan:
1. Nomor anggota dan tanggal pengembalian dicatat pada kartu buku
2. Tanda buku dan tanda pengembalian dicatat pada kartu anggota
3. Tanggal pengembalian dicatat pada buku yang telah disediakan.
Syahrial - Pamuntjak (1968:62) “Karena dengan adanya kartu peminjaman
maka dapat diketahui berapa banyak pengguna perpustakaan yang aktif dan berapa
banyak pengguna yang tidak aktif”. Kartu peminjaman ini juga mencegah
hilangnya bahan pustaka yang dipinjamkan serta mengetahui siapa peminjamnya”.
Untuk menghindari kesalahan peminjaman, maka perlu dilakukan
pencatatan terhadap bahan pustaka yang dipinjam. Pada suatu perpustakaan cara
pencatatan peminjaman buku dipilih dengan situasi dan kondisi perpustakaan
tersebut.
Salah satu cara untuk menyelenggarakan peminjaman adalah dengan
menggunakan kartu buku. Selain dengan menggunakan sistem kartu buku, masih
ada sistem lain yang dapat digunakan.
13
Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 260), sistem peminjaman dapat dibedakan
antara lain:
1. Sistem buku besar
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “Sistem buku besar ini menganut
register, artinya setiap peminjaman mendapat jatah satu halaman atau lebih
dalam buku besar, disertai indeks nama peminjam”.
2. Sistem sulih (Dummy)
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “Sistem sulih atau dummy terbuat
dari karton sebagai substitusi buku tatkala buku dipinjam,ditulis pada selembar
kertas yang ditempelkan pada halaman sulih. Lembar tersebut berisi nama
peminjam, nomor panggil, dan tanggal peminjaman’’.
3. Sistem NCR (No carbon required)
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “Pada sistem ini peminjam perlu
mengisi formulir peminjaman, lengkap dengan nama, alamat, nama pengarang,
judul, nomor klasifikasi, dan nomor induk pada formulir peminjaman’’.
4. Sistem BIC (Book Issue Card)
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “Sistem BIC Banyak digunakan di
perpustakaan sekolah’’.
5. Sistem Islington (Variasi Brown)
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “Setiap anggota memperoleh satu
kartu plastik, dibagian atas tertulis nama dan alamatnya dalam huruf timbul’’.
6. Sistem Newark
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “Sistem Netwark menggunakan kartu
buku, termasuk didalamnya nomor panggil, pengarang, judul, nomor induk
serta kolom untuk tanggal harus kembali, dan nama peminjam’’.
7. Sistem Token Charging
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “Token artinya semacam kartu berisi
tanda pengenal perpustakaan terbuat dari karton berukuran 4 x 6 cm”.
8. Sistem Kartu Tebuk
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “bila anggota ingin meminjam buku
maka petugas bagian sirkulasi mengambil kartu tebuk yang telah diberi tanggal
dilakukan dengan stempel serta dengan alat tebuk’’.
9. Photocharging atau meminjam berbasis sistem photo
14
Menurut Sulistyo-Basuki (1991:260), “pada waktu meminjam buku
anggota harus menunjukkan kartu anggota. Petugas membuka label buku
kemudian menempatkannya diatas plat mesin photocharging’’.
Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 74),
berdasarkan jangka waktunya, cara peminjaman bahan pustaka dibedakan
menjadi tiga macam :
1. Peminjaman biasa, misalnya 1 minggu sampai dengan 2 minggu.
2. Peminjaman jangka pendek, misalnya 1 hari sampai dengan 3 minggu.
3. Peminjaman jangka panjang, misalnya 1 bulan sampai 1 semester.
3. Pengembalian
Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 81) “Buku
yang dipinjamkan kepada pengguna harus kembali pada waktunya dan petugas
juga harus melihatkeadaan buku tersebut rusak maka peminjam harus
memperbaiki atau menggantinya’’.
Ada dua cara pengembalian yang biasa dilakukan perpustakaan.
1. Pengguna membawa langsung bahan pustaka yang hendak dikembalikan ke
meja layanan
2. Pengguna mengembalikan buku dengan memasukkannya kedalam kotak
pengembalian.
Langkah kerja yang dilakukan oleh petugas dalam prosedur pengembalian
bahan pustaka adalah sebagai berikut :
a) Pengguna datang sendiri ke bagian pelayanan sirkulasi untuk menyerahkan
bahan pustaka yang akan dipinjam.
b) Petugas menerima dan memeriksa keutuhan serta tanggal pengembalian pada
lembar tanggal pngembalian.
c) Petugas mengambil kartu buku dari kotak kartu buku ayas dasar tanggal
kembali yang tertera pada lembar tanggal.
d) Petugas mengambil kartu peminjaman dari kotak kartu peminjaman atas dasar
nomor anggota yang tertera pada lembar tanggal dan kartu buku.
e) Petugas membubuhkan stempel tanda kembali pada kartu buku, lembar tanggal
dan kartu peminjaman.
f) Petugas mengembalikan kartu buku pada catalog kartu buku dan kartu
peminjaman pada kotak kartu peminjaman.
15
g) Petugas mengelompokkan bahan pustaka, yang rusak dikembalikan ke rak atau
dikirim kebagian pemeliharaan koleksi. Apabila koleksi rusak tidak diperbaiki
di usulkan untuk disiangi.
4. Perpanjangan
Perpanjangan dapat diberikan jika tidak ada pengguna lain yang memesan
bahan pustaka itu. Perpanjangan hanya dapat di lakukan dua kali saja yang di
lakukan petugas perpustakaan untuk memperpanjang bahan pustaka yaitu
dengan mencatat pada kartu dan slip pengembalian dengan cara menstempel
tanggal kembali yang baru, lalu memberikan buku tersebut kepada peminjam.
Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi Depdikbud
( 2004 : 83 ) prosedur perpanjangan waktu peminjaman di lakukan dengan cara:
1. Pengguna membawa buku yang di pinjam ke meja layanan
2. Petugas memeriksa formulir penempahan
3. Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru
4. Pada kartu pinjaman dan girik buku
5. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan izin perpanjangan.
Untuk melaksanakan prosedur perpanjangan masa pinjam di perlukan :
a. Kartu pinjam
b. Kartu buku
c. Stempel tanggal kembali
Perpanjangan masa peminjaman dilakukan berdasarkan jangka waktu
tersendiri lazimnya buku hanya boleh di perpanjang selama dua kali.
Perpanjangan bahan pustaka yang di pinjam dilakukan peminjaman dengan cara
datang langsung ke perpustakaan dengan membawa bahan pustaka yang
dipinjam dan melapor kepada petugas perpustakaan bahan pustaka yang akan
dipinjam.
5. Penagihan
Berdasarkan Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 83)
“Bila pengguna tidak mengembalikan bahan pustaka pada waktunya
perpustakaan akan menagih buku agar segera di kembalikan”. Menurut
Syahrial-Pamundjak (2000 : 97 ) Prosedur penagihan bahan pustaka sebagai
berikut :
16
1. Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal
kembali bahan perpustakaan, pekerjaan ini harus di lakukan setiap hari.
2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua, Lembar pertama
dikirimkan kepada peminjam, sedangkan lembar kedua disimpan sebagai
pertinggal.
3. Bila bahan di kembalikan setelah ditagih, petugas memprosesnya
berdasarkan proses pengembalian.
6. Sanksi
Menurut Buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004 : 83)
pemberian sanksi adalah “Suatu kegiatan/tugas pelayanan sirkulasi yang berupa
kegiatan pemerikasaan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna serta
pemberian sanksi atas pelanggaran tersebut”.
Pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna perpustakaan dapat berupa :
1. Terlambat pengembalian bahan pustaka.
2. Mengembalikan bahan pustaka dalam keadaan rusak.
3. Membawa bahan pustaka tampa prosedur yang berlaku.
4. Menghilangkan bahan pustaka.
5. Melanggar tata tertib perpustakaan.
Dalam buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud ( 2004 : 84) ada
beberapa jenis sanksi yang dikenakan kepada pengguna antara lain:
a. Denda
b. Sanksi administrative, misalnya tidak boleh meminjam bahan perpustakaan
dalam waktu tertentu
c. Sanksi akademik, berupa pembatalan hak dalam kegiatan belajar mengajar.
Prosedur yang ditempuh yaitu :
a. Petugas menetapkan tingkat pelanggaran pengguna.
b. Berdasarkan tingkat pelanggaran tersebut, petugas menetapkan sanksi
c. Untuk sanksi administrative, petugas langsung menyelesaikan menurut
peraturan perpustakaan
d. Untuk sanksi akademik, kepala perpustakaan mengusulkannya kepada
pimpinannya perguruan tinggi agar memberi sanksi kepada pengguna tersebut.
17
3. Layanan Ruang Baca
Layanan ruang baca adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan
berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Layanan ini
diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin
meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya di
perpustakaan.
4. Jam Buka Perpustakaan
Jam Buka Perpustakaan di SMK PGRI 2 Cianjur
Senin s/d Kamis Pukul 07.30 – 13.00 WIB
Jumat Pukul 07.30 – 11.00 WIB
Sabtu Pukul 07.30 – 13.00 WIB
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya proses pengadaan bahan pustaka yang dilakukan oleh
Perpustakaan SMP Negeri 4 Cianjur sudah cukup memadai dan variatif. Tidak hanya
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran, tetapi juga ilmu-ilmu yang
bersifat praktis yang diharapkan dapat menambah dan membuka cakrawala bagi
pengguna perpustakaan.
Dalam usaha pengadaan bahan pustaka di perpustaakaan SMK PGRI 2 Cianjur
sudah cukup baik. Pengadaan bahan pustaka dilakukan pustakawan setiap ada
kesempatan untuk menambah koleksi perpustakaan, khususnya satu tahun sekali yaitu
pada tahun ajaran baru.
Berkaitan dengan pengolahan bahan pustaka yang dilakukan di perpustakaan
SMP Negeri 4 Cianjur meliputi pemeriksaan bahan pustaka, pengecapan,
inventarsasi, katalogisasi, pengolahan bahan pustaka dan penyusunan koleksi. Sistem
pelayanan terbuka yang diberikan perpustakaan memberikan keleluasaan kepada
pengunjung perpustakaan untuk langsung menemukan dan memperoleh bahan
pustaka sesuai yang diinginkan.
B. Saran / Rekomendasi
Dari hal-hal tersebut di atas, dalam usaha untuk mewujudkan dan meningkatkan
tujuan dari perpustakaan sekolah yaitu sebagai jantung satuan pendidikan, hendaknya
seorang pustakawan harus meningkatkan kerjasamanya dengan pendidik (guru),
demikian sebaliknya. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan
budaya membaca dan membantu demi terwujudnya tujuan dari pendidikan nasional.
Selain itu untuk meningkatkan pelayanan alangkah baiknya Petugas
perpustakaan menempuh pendidikan yang lebih tinggi, atau kursus maupun diklat.
Serta berusahan memperbaiki system berbasis informatika computer (komputerisasi).
19
DAFTAR PUSTAKA
Sutarno (2006: 174) Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka.
Sumantri, (2002: 29) Pengadaan bahan pustaka .
Darmono, (2001: 57) Pengadaan bahan pustaka .
Sulistyo-Basuki (2001: 27) pengadaan bahan pustaka .
Qalyubi (2007:51) kegiatan pemrosesan atau pengolahan bahan pustaka .
Eryono, Muh. Kailani (1993: 96) Pengolahan Bahan Pustaka .
Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 2004:83. Buku Pedoman Perguruan Tinggi .
Syahrial-Pamundjak (2000 : 97 ) Prosedur penagihan bahan pustaka.
Departemen Pendidikan & Kebudayaan. 2004:84. Buku Pedoman Perguruan Tinggi .
20
Lampiran 1
Statistik Koleksi Perpustakaan
Statistik koleksi perpustakaan dapat berfungsi untuk mengetahui perkembangan
sebuah perpustakaan dan sebagai acuan untuk perkembangan perpustakaan di masa
yang akan datang.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama melakukan Praktik Kerja
Perpustakaan (PKP) di SMP Negeri 4 Cianjur dapat dipaparkan data statistik sebagai
berikut:
No.
Golongan Bahan Perpustakaan Bahan Pustaka Siap Display
Jenis Kelas Utama
(Angka Kelas)
Jumlah Bahan Pustaka
(eksemplar)Jumlah Judul
1 Karya Umum (000) 328 57
2 Filsafat dan psikologi (100) 3 2
3 Agama (200) 146 23
4 Ilmu-ilmui sosial (300) 982 57
5 Bahasa (400) 2500 50
6 Ilmu-ilmu murni (500) 2090 66
7 Ilmu-ilmu terapan (600) 1169 131
8 Kesenian dan olahraga (700) 360 25
9 Kesusasteraan (800) 2 2
10 Sejarah umum (900) 17 10
Jumlah koleksi bahan pustaka terbanyak yang telah diolah dan siap display di
SMP Negeri 4 Cianjur adalah jenis buku Bahasa dengan nomor klasifikasi 400,
sebanyak 50 judul, 2500 eksemplar. Jumlah koleksi terkecil yaitu Kesusasteraan
dengan nomor klasifikasi 800, sebanyak 2 judul, 2 eksemplar.
21
Lampiran 2
DATA KOLEKSI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 4 CIANJUR
DALAM BENTUK GRAFIK
22
Lampiran 3
Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Perpustakaan
No Kegiatan Minggu Ke-1 Minggu Ke-2 Minggu Ke-3 Minggu Ke-4
1 Pengenalan Perpustakaan
2 Pengembangan Koleksi
3 Pengolahan Bahan Pustaka
4 Pelayanan Bahan Pustaka
5 Penyususnan laporan dan Penilaian
Mengetahui Cianjur, Maret 2013
Petugas UPBJJ-UT Bogor Pembimbing
( ………………………… ) ( ………………………. )
Mahasiswa
KAMIL IYAN YULIAN
NIM. 018395572
23
Lampiran 4
Kegiatan : Pengembangan Koleksi
No Tanggal Jam Kegiatan HasilParaf
Pembimbing
24
Kegiatan : Pengembangan Koleksi
No Tanggal Jam Kegiatan HasilParaf
Pembimbing
25
Lampiran 5
Kegiatan : Pengolahan Bahan Pustaka
No Tanggal Jam Kegiatan HasilParaf
Pembimbing
26
Kegiatan : Pengolahan Bahan Pustaka
No Tanggal Jam Kegiatan HasilParaf
Pembimbing
27
Lampiran 6
Kegiatan : Pelayanan Bahan Pustaka
No Tanggal Jam Kegiatan HasilParaf
Pembimbing
28
Kegiatan : Pelayanan Bahan Pustaka
No Tanggal Jam Kegiatan HasilParaf
Pembimbing
29
Lampiran 7
Lembar Konsultasi Pembimbing PKP PUST 2290
Konsultasi Ke Tanggal Materi yang dibahas Hasil/Saran/TugasParaf
Pembimbing
30
Lembar Konsultasi Pembimbing PKP PUST 2290
Konsultasi Ke Tanggal Materi yang dibahas Hasil/Saran/TugasParaf
Pembimbing
31
Top Related