6 - Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Dewasa Awal
description
Transcript of 6 - Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Dewasa Awal
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN TAHAP
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi
dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah
satunya adalah belajar menghormati orang yang lebih tua serta membantu
menyelesaikan berbagai masalah yang timbul. Orang tua diharapkan dapat
membantu anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengatasi
masalah secara realistik dan simpati. Oleh karena itu, keluarga sebagai tempat
untuk mengkondisikan pemberian nilai positif pada anak. Salah satu aspek
penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga. Keluarga
merupakan unit dasar dari masyarakat dan lembaga sosial yang paling banyak
memiliki efek-efek menonjol terhadap anggota keluarga. Tujuan utama dari
keluarga adalah sebagai perantara yaitu menanggung semua harpan-harapan dan
kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu
hingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap anggota individu
dalam keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi,
dan sosial. Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntunan-tuntunan
dan harapan dari semua individu yang ada dalam unit keluarga.
Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai dengan
anak pertama meninggalkan tumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat dan agak
panjang, tergantung pada beberapa banyak anak yang ada dalam rumah atau
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal dirumah setelah
tamat dati SMA dan perguruna tinggi. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak
persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa sendiri. Tugas-tugas
perkembangan menjadi penting ketika sebuah keluarga tersebut berubaah dari
sebuah rumah tangga dengan anak-anak ke sebuah rumah tangga yang hanya
terdiri dari sepasang suami dan istri. Tujuan utama keluarga adalah reorganisasi
keluarga menjadi sebuah unit yang tetap berjalan sementara melepaskan anak-
anak yang dewasa ke dalam kehidupan yang sendiri (duvall, 1977). Selama tahap
ini pasangan tersebut mengambil peran kakek-nenek perubahan lainnya dalam
peran maupun dalam citra diri mereka.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Penulisan Umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dengan
tahap anak usia dewasa awal.
2. Tujuan Penulisan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga secara umumnya.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga dengan tahap anak
usia dewasa awal.
c. Mahasiswa dapat menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan
keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal.
C. Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan
dan internet, diskusi kelompok, serta konsultasi dari dosen pembimbing.
D. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan : Terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan, Sistematika Penulisan, Daftar Pustaka
BAB II Tinjauan Teoritis : Terdiri dari Konsep Dasar Keperawatan Keluarga,
Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal dan Asuhan
Keperawatan Teoritis Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal.
BAB III Asuhan Keperawatan :
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu diketahui, antara
lain adalah ( Setiadi, 2008, hal 2 ) :
a. Bussard dan Ball ( 1966 )
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya
dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,
berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan
kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi
hubungan anak dan lingkungannya.
b. WHO ( 1969 )
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi dan perkawinan.
c. Duval ( 1972 )
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan memepertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan
sosial dari tiap anggota keluarga.
d. Helvie ( 1981 )
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
e. Depkes RI ( 1988 )
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
f. Bailon dan Maglaya ( 1989 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
g. UU No. 10 Tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri
atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
h. Sayekti ( 1994 )
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat kelompok simpulkan secara
umum bahwa keluarga itu terjadi jikalau ada :
a. Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)
b. Hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)
c. Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
d. Ada peran masing-masing anggota keluarga
e. Ikatan emosional
2. Ciri-Ciri Keluarga
a. Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (dalam Setiadi, 2008 hal. 3)
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama ( Nomen Clatur ) termasuk
perhitungan garis keturunan
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak.
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
b. Ciri Keluarga Indonesia
1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong.
2) Dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secsara
musyawarah.
3. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan menurut Setiadi, 2008 hal. 4:
a. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga inti ( Nuclear Family ) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya atau adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar ( Extended Family ) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek-nenek, paman-
bibi )
b. Secara modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja diluar rumah.
2) Reconsituted Nuclear
Pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah dengan anak-anaknya, baik
itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru,
satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Nidle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karir.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya
atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasanganya dan anak-
anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu.
Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
menikah.
9) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti-panti.
11) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam persedian fasilitas.
12) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunanya didalam satu kesatuan
keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orangtua dari anak-anak.
13) Unmarried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dihendaki, anaknya diadopsi.
14) Cohibing Coiple
Dua orangtua atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa menikah.
15) Gay and Lesbian Family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
Gambaran tentang bentuk keluarga diatas ini melukiskan banyaknya bentuk
struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting adalah keluarga
harus dipahami dalam konteksnya, label dan jenisnya hanya berfungsi hanya
sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan sebuah kerangka kerja.
Dan setiap upaya perlu memperhatikan keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu
kalangan profesionalis dalam bidang kesehatan untuk melayani keluarga harus
bersifat toleren dan sensitif terhadap perbedaan gaya hidup keluarga ( Setiadi,
2008, hal 4, 5, 6 ).
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi
keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri deari bermacam-macam menurut
Setiadi, 2008 hal. 6, diantaranya :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suamti atau istri.
5. Fungsi Pokok keluarga
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi.
Sedangkan menurut Effendy, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 11 ada tiga fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, sebagai berikut :
a. Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia
dan kebutuhannya.
b. Asuh
Menuju keutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anak yang sehat
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah
Memenuhi ebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa
yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industriliasi, fungsi
keluarga dikembangkan menjadi :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi
perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004, hal 11).
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut (Suprajitno, 2004, hal 11) :
a. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat
dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi
dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
c. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti
rujukan dan penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.
B. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal
1. Pengertian
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa awal dimulai pada saat
anak pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi
kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup sendiri.
Keluarga mempersipakan anaknya yang tertua untuk membentuk keluarga sendiri
dan tetap membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak,
dkk 2006).
2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Awal
Tugas perkembangan keluarga menurut Setiadi, 2008 hal. 16 pada tahap ini
adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak
e. Menata kembali fasilitas dan sumbe ryang ada pada keluarga
f. Berperan suami/istri kakek/nenek
g. Menciptakan lingkunga rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anak
Sedangkan menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1998, Duvall dan Miller, 1985
tugas perkemabangan keluarga meliputi:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami/istri
3. Permasalahan Kesehatan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
a. Komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka perlu ditingkatkan.
b. Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri.
c. Masalah perawatan orang tua lanjut usia.
d. Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik
(kolestrol tinggi, obesitas/kegemukan, tekanan darah tinggi).
e. Masalah gaya hidup perlu mendapatkan perhatian antara lain, kebiasaan minum
alkohol, merokok, makan dan lain-lain.
4. Peran Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda
dengan orang tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi suami-istri,
masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut usia) dan
munculnya kondisi kesehatan kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti
kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Keluarga berencana bagi
remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah menopause di kalangan
wanita umum terjadi. Efek-efek dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok
yang lama dan praktek diet semakin jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi
kesehatan dan “gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga
yang dewasa (Friedman, 1998 hal. 129). Menurut Ali, 1999 hal. 48
a. Memberikan pendidikan konseling pada keluarga.
b. Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lainnya.
c. Mengkaji kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya
menanggulanginnya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S DAN NY. L DENGAN
TAHAP ANAK USIA DEWASA AWAL
A. INDENTITAS UMUM KELUARGA
1. INDENTITAS KEPALA KELUARGA
Nama : Tn. S
Umur : 49 tahun
Agama: Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMK
Perkerjaan : Polri
Alamat: Jln. Ya’m Sabran Komp.Villa Elektrik Permai No D1.61
No. Telpon :
2. KOMPOSISI KELUARGA
No Nama L/P Umur Hub.
Klg
Perkerjaan Pendidikan
1 Tn. S L 49 Suami Polri SMK
2 Ny. L P 45 Istri BUMN S1
3 An. N P 19 Anak Mahasiswa SMA
4 An. I L 14 Anak Pelajar SD
3. GENOGRAM
Ket :
Perempuan
Laki – laki
Hubungan perkawinan dan satu rumah
4. TYPE KELUARGA
a. Jenis Type Keluarga : keluarga “Nuclear Family”
b. Masalah Yang terjadi dg type tersebut : masalah hubungan komunikasi dan
interasksi antara orang tua dan anak dewasa awal, bingung dalam tugas
perkembangan keluarga saat ini
5. SUKU BANGSA
a. Asal Suku Bangsa : Tn. S berasala dari suku Jawa dan Ny. L berasal dari suku
Melayu. Keduanya tidak mempunyai masalah dengan perbeadaan suku.
b. Budaya Yang berhubungan dengan Kesehatan : Tidak ada
6. AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMEPENGARUHI
KESEHATAN
Agama Tn. S adalah Islam, begitu pula dengan Ny.L. Tn. S dan Ny. L selalu
berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah
kecuali jika Tn. S dan Ny. L sedang kerja, mereka melakukan shalat sendiri-
sendiri di tempat kerja.
7. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. S dan Ny. L
1) Penghasilan Tn. S : Rp. 3.000.000,00
2) Penghasilan Ny .L: Rp. 5.000.000,00
b. Upaya lain : tidak ada
c. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : Mobil 1 buah, motor
4 buah, dan perabotan rumah tangga lengkap
d. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan yang di keluarkan keluarga
dalam seyiap bulannya sekitar Rp. 3.000.000,00 – 4.000.000,00
8. AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Setiap liburan keluarga pergi liburan ke luar kota, dan biasanya akhir pekan
olahraga.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. S dan Ny. L berada pada
tahap perkembangan keluarga anak usia dewasa awal
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini
keluarga Tn. S dan Ny. L sebagai keluarga yang dalam tahap dengan
perkembangan anak dewasa awal.. Menurut Tn. S saat ini dia dengan istrinya
berusaha untuk lebih membina hubungan dengan keluarga keluarganya, teman
dan masyarakat sekitar. Menurut Tn.S pula bahwa dirinya dan istrinya saat ini
hanya berfokus mencari uang untuk membiayai kuliah maupun sekolah anak-
anaknya . Saat ini keluarga Tn. S dan Ny. L tinggal dirumah sendiri.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
a Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Keluarga Tn. A dan Ny. F terbentuk
karena hubungan pacaran di antara keduanya.
Ny. L : Menurut Ny. F pernah mengalami kanker payudara tetapi sudah di operasi dan masih
sering melakukan check up.
Tn. S : Menurutnya Tn S dirinya pernah menderita usus buntu tetapi sudah di operasi, dan
sekarang yang masih sering di alami adalah gastritis.
An. N : An. N sampai saat ini tidak ada penyakit yang di derita, dan An. N juga jarang
sakit.
An. I : An. I tidak punya riwayat penyakit berbahaya dan jarang sakit.
b Riwayat penyakit keturunan
Menurut Ny. L, keluarga pernah mengalami penyakit yang berbahaya dan
pernah di rawat di rumah sakit. Dan tidak punya riwayat penyakit keturunan
sebelumnya.
c Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
No Nama BB Umur Keadaan
kesehatan
Imunisasi
( Bcg/polio
/DPT/HB/
campak
Masala
h
keseha
tan
Tindakan yang
telah dilakukan
1 Tn. S 75
kg
49
Tn. S
mengatakan
bahwa biasanya
dia merasa
lelah dan lesu
pada saat
setelah
- - Berobat ke
praktik dokter
berkerja,
Tn. S
mengatakan
bahwa dia
merokok
Dia
merokok dalam
sehari dulunya
1 bungkus
dalam 2 hari
dan sekarang
sudah mulai
berkurang.
Tn. A
mengatakan
sudah merokok
sejak selesai
menempuh
pendidikan
kepolisian
Pada saat
dikaji Tn. A
tampak
merokok
2 Ny. L 55
kg
46 Ny. S
mengatakan
bahwa dia
pernah
mengalami
kanker
payudara tapi
- - Berobat ke
praktik dokter
sudah
melakukan
operasi dan
masih sering
melakukan
check up
3 An. N 70
kg
19 Sering
mengalami
batuk pilek
- - Berobat ke
praktik dokter
4 An. I 14 Sering
mengalami
demam
- - Berobat ke
praktik dokter
d Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn. S jika
keluarganya sakit biasanya berobat ke praktik dokter
e Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Ny. L : Ny. L pernah mengalami kanker payudara dan sudah di operasi
Tn. S : Tn.S pernah mengalami usus buntu tetapi juga sudah di operasi
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah : 25 x 20 meter
b. Type rumah : permanen
c. Kepemilikan : pribadi
d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 5 buah kamar tidur, ruang tamu 1 buah, ruang
makan, dapur 1 buah, kamar mandi dan toilet masing masing 1 buah,
e. Ventilasi/jendela : Ada 14 ventilasi yang terdapat di dalam rumah
f. Pemanfaatan ruangan ruangan di gunakan sebagaimana fungsi dari ruangan
tersebut
g. Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 10 meter dari rumah
h. Sumber air minum : air galon
i. Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi
j. Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 1 km
k. Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena
setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan
l. Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny. L dan Tn. S tinggal dirumah
sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status
kepemilikan milik pribadi Tn. S. Luas rumah kurang lebih 500 m2. Lantai rumah
menggunakan porselen. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada
ruangan dalam rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena
jendela-jendelanya tidak dibuka setiap hari, hanya waktu-waktu tertentu saja jika
ada orang di rumah. Menurut Ny. L karena mereka sering keluar kerja sampai sore
jadi jendela jarang dibuka. Penerangan di malam hari menggunakan listrik dan
kadang dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan tampak gelap.
Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah kurang akibat ventilasi
yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan rumah baik.
m. Keadaan diluar rumah : Rumah memiliki pekarangan yang agak sempit dan
ditanami bunga-bunga . Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga
memanfaatkan air ledeng dengan pompa listrik untuk sumber air bersih. Keluarga
memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke tempat saluran
pembuangan melalui pipa paralon. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis
leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah
dengan jarak lebih dari 10 m dari rumah. Kebersihan kamar mandi dan jamban
cukup.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a. Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT.
b. Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus
lapor RT / RW
c. Budaya : budaya yang mayoritas merata.
3. Mobilitas geografis keluarga :Menurut Ny. L selama ini keluarganya tinggal di
rumah ini sejak mereka menikah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Menurut Ny. L
dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya terdapat perkumpulan atau
pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul di waktu-waktu tertentu
seperti lebaran atau seperti acara pernikahann semua keluarga berkumpul.
Interaksi keluarga besarnya dengan masyarakat sekitar cukup baik dan di
wilayahnya sudah menjadi kebiasaan untuk saling membantu. Keluarga Ny. L dan
Tn. S sendiri sudah banyak bersosialisasi dengan masyarakat sekitar rumah.
5. System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota
keluarga yang sakit, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup
baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.
6. Denah rumah Tn. S dan Ny. L
R. Tamu
R. Keluarga
Kamar tidur I
Kamar tidur II
Kamar tidur utama
R. Makan
Dapur
WC
Garasi
Ruang Sholat
Balkon depan
Ruang TV atas
Kamar tidur atas I
Kamar tidur atas II
LANTAI 1
LANTAI2
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. L dalam keluarganya
berkomunikasi biasa menggunakan bahasa melayu.
2. Struktur kekuatan keluarga :Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. S dan
Ny. L selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaan-
perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah
3. Struktur peran ( peran masng – masing anggota keluarga ) :Dalam keluarga
Ny. L, Tn. S sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk
keluarga dan dibantu oleh Ny. F yang turut bekerja membantu suaminya tetapi
dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai isteri yang harus menyiapkan
semua keperluan suaminya dan anak-anaknya di rumah
4. Nilai dan norma keluarga :: sebagai umat islam keluarga memiliki nilai-nilai
dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap
isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau malam hari, karena
siang hari suaminya kerja sampai sore.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif : Menurut An.N kasih sayang orang tuanya lebih kepada
adiknya sehingga antara An. N dan orang tua jarang berkomunikasi secara
langsung.
2. Fungsi sosialisasi : hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik, dan
hubungan dengan anggota keluarganya kurang baik terutama dengan anggota
keluarga dari ibu
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga
(pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap
masalah) : Menurut Ny. L di dalam keluarganya mengetahui penyakit yang
diderita oleh dirinya maupun anggota keluarga yang lain.
b. Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang
sedang dialami : Ny. L sudah melakukan pengobata berbagai cara, Tn. S selalu
kedokter jika mengalami masalah kesehatannya begitu juga pada Anaknya
c. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : Ke dokter prakter keluarga.
d. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah
kesehatan : Menurut keluarga menjalankan perintah dokter, mengkonsumsi obat
yang sudah diberikan,makan teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu
dalam menjaga kesehatan.
4. Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : 2 anak lebih baik
b. Akseptor : ya.
5. Keterangan lain : Saat ini Ny. L menggunakan alat kontrasepsi spiral. Dan
tidak merencanakan utntuk memiliki anak lagi
6. Fungsi ekonomi
Ny. L mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. S dan Ny. L
tersebut.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek : Menurut Ny. L stressor pada dirinya yaitu pada
pekerjaan di kantornya. Sedangkan Tn. S stressor jangka pendeknya yaitu
permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaannya.
2. Sressor jangka panjang : Menurut Tn. S dan An. N stressor jangka panjangnya
yaitu kondisi kesehatan Ny. L yang selalu di khawatirkan
3. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan
dengan diskusi. Tetapi berbeda dengan An. N jarang mendiskusikan masalahnya
kepada keluarga
4. Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Ny. L banyak konsultasi
kerjaanya kepada suaminya,begitu juga Tn. S. Mengenai kesehatan Ny. L,
bersama Tn. S berkonsultasi pada dokter spesialis
5. Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada
G. KEADAAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : biasanya Ny L selalu memasak sayur dan lauk – pauk serta
tidak mengkonsumsi makanan yang berpengawet
Upaya lain : -
H. HARAPAN KELUARGA
1. Terhadap masalah kesehatan : keluarga berharap penyakit yang di alami Ny. L
bisa sembuh
2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Dengan adanya petugas kesehatan
yang datang ke rumahnya menurutnya mengharapkan supaya petugas kesehatan
bisa memberikan pengetahuan kepada keluarganya dengan penyuluhan-
penyuluhan seperti saat ini.
I. PEMERIKSAAN FISIK
NoPemeriksaan
Fisik
Nama Anggota Keluarga
Tn. S Ny. L An. N An. I
1 Keadaan Umum
BB
TB
75 kg
170 cm
55 kg
162 cm
70 kg
160 cm
55 kg
160 cm
2 Kepala :
Rambut
Mata
Hidung
lurus, hitam,
dan bersih
konjungtiva
baik,
penglihatan
kurang baik,
Tn. S
menggunakan
kacamata
silinder
Lurus, hitam,
halus dan
bersih
Konjungtiva
baik, sclera
bersih,
penglihatan
kurang baik,
menggunakan
kacamata
minus
Lurus, hitam,
tebal dan bersih
Komjumgtiva
baik, sclera
bersih,
penglihatan baik
sinusitis (-),
polip (-),
Lurus, hitam,
bersih
Konjungtiva baik,
sclera bersih
sinusitis (-),
polip (-),
Mulut
Telinga
sinusitis (-),
polip (-),
penciuman
baik
mulut bersih,
mukosa
lembab, lidah
bersih, gigi
cukup.
Pendengaran
baik, serumen
(-)
sinusitis (-),
polip (-),
penciuman
baik
mulut bersih,
mukosa
lembab, lidah
bersih, gigi
cukup.
Pendengaran
baik, serumen
(-)
penciuman baik
mulut bersih,
mukosa lembab,
lidah bersih, gigi
cukup.
Pendengaran
baik, serumen (-)
penciuman baik
mulut bersih,
mukosa lembab,
lidah bersih, gigi
cukup.
Pendengaran baik,
serumen (-)
3 Leher
JVP
Kelenjar Tiroid
Tidak ada
pembesaran
vena jugularis
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembesaran
vena jugularis
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembesaran vena
jugularis
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembesaran vena
jugularis
Tidak ada
pembengkakan
4 Dada
Mamae
Inspeksi
Palpasi
Tidak ada
pembengkakan
,simetris
antara kiri dan
kanan
Tidak ada
pembengkakan
Perubahan
bentuk mamae
pasca operasi
pada bagian
kiri dan kanan
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan,si
metris antara kiri
dan kanan
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan,si
metris antara kiri
dan kanan
Tidak ada
pembengkakan
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Palpasi
Saat bernafas
tidak
menggunakan
otot bantuan
pernafasan.
Pengembanga
n paru
simetris.
Tidak ada
bengkak,
fremitus
normal. RR
22x/menit
Tidak ada
penimbunan
cairan, dan
tidak ada
pembesaran
paru.
Bunyi nafas
normal, tidak
terdengar
pasca operasi
Saat bernafas
tidak
menggunakan
otot bantuan
pernafasan.
Pengembangan
paru simetris.
Tidak ada
bengkak,
fremitus
normal. RR
20x/menit
Tidak ada
penimbunan
cairan, dan
tidak ada
pembesaran
paru.
Bunyi nafas
normal, tidak
terdengar suara
ronchi maupun
Saat bernafas
tidak
menggunakan
otot bantuan
pernafasan.
Pengembangan
paru simetris.
Tidak ada
bengkak, fremitus
normal. RR
24x/menit
Tidak ada
penimbunan
cairan, dan tidak
ada pembesaran
paru.
Bunyi nafas
normal, tidak
terdengar suara
ronchi maupun
mengi.
Ictus cordis
normal yaitu ics 5
dan 6
Saat bernafas
tidak
menggunakan otot
bantuan
pernafasan.
Pengembangan
paru simetris.
Tidak ada
bengkak, fremitus
normal. RR
25x/menit
Tidak ada
penimbunan
cairan, dan tidak
ada pembesaran
paru.
Bunyi nafas
normal, tidak
terdengar suara
ronchi maupun
mengi.
Ictus cordis
normal yaitu ics 5
dan 6
Perkusi
Auskultasi
suara ronchi
maupun
mengi.
Ictus cordis
normal yaitu
ics 5 dan 6
Letak normal
ics 2 dan 3 –
5dan 6
Irama teratur,
suara
tambahan
tidak ada
TD : 120/90
mmHg
mengi.
Ictus cordis
normal yaitu
ics 5 dan 6
Letak normal
ics 2 dan 3 –
5dan 6
Irama teratur,
sura tambahan
tidak ada
TD : 110/80
mmHg
Letak normal ics
2 dan 3 – 5dan 6
Irama teratur, sura
tambahan tidak
ada
TD : 110/80
mmHg
Letak normal ics 2
dan 3 – 5dan 6
Irama teratur, sura
tambahan tidak
ada
TD : 110/80
mmHg
5 Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Simetris,
warna normal,
asites (-), ada
bekas luka
pasca operasi
usus buntu.
Tidak ada
nyeri tekan,
dan tidak ada
Simetris,
warna normal,
asites (-).
Tidak ada
nyeri tekan,
dan tidak ada
Simetris, warna
normal, asites (-).
Tidak ada nyeri
tekan, dan tidak
ada benjolan.
Simetris, warna
normal, asites (-).
Tidak ada nyeri
tekan, dan tidak
ada benjolan.
Auskultasi
Perkusi
benjolan.
Bising usus
(+)
Organ pada
abdomen
normal.
benjolan.
Bising usus (+)
Organ pada
abdomen
normal.
Bising usus (+)
Organ pada
abdomen normal.
Bising usus (+)
Organ pada
abdomen normal.
6 Genetalia - - - -
7 Eksremitas atas
dan bawah
Inspeksi
Perkusi
Berfungsi
dengan baik.
Reflek patella
(+)
Berfungsi
dengan baik.
Reflek patella
(+)
Berfungsi dengan
baik.
Reflek patella (+)
Berfungsi dengan
baik.
Reflek patella (+)
J. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN
NO DAFTAR MASALAH KESEHATAN
1 ANCAMAN :
Perilaku kesehatan berisiko
2 KURANG/TIDAK SEHAT :
Tn. S merokok
Riwayat kanker Ny. L
3 DIFISIT :
Tidak ada.
K. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5
TUGAS KELUARGA DENGAN DIAGNOSA PERILAKU KESEHATAN
BERESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRESSOR YANG
BANYAK
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah - Keluarga sudah mengenal masalah
2 Mengambil
Keputusan yang tepat
- Tn. S tidak ada rencana untuk berubah,
hanya saja terkadang kuantitas merokoknya
dikurangi.
3 Merawat anggota
keluarga yang sakit
ataupun punya
masalah
- Jika dalam keluarga ada salah seorang
anggota keluarga yang sakit, Ny. L yang lebih
banyak berperan.
4 Memodifikasi
lingkungan
- Tn. S jika ingin merokok, ia keluar rumah
dan menghindari anggota keluarga yang lain.
5 Memanfaatkan sarana
kesehatan
- Keluarga menggunakan dokter praktek.
L. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS
KELUARGA DENGAN DIAGNOSA ANSIETAS YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERUBAHAN STATUS KESEHATAN NY. L
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah - Ny. L dan keluarga sudah mengetahui
masalah yang dihadapi oleh Ny. L
2 Mengambil
Keputusan yang tepat
- Ny. L sudah mengambil keputusan yang
tepat
3 Merawat anggota
keluarga yang sakit
ataupun punya
masalah
- Ny. L sudah melakukan pengobatan
berbagai cara.
4 Memodifikasi -
lingkungan
5 Memanfaatkan sarana
kesehatan
- Keluarga memanfaat kan tenaga kesehatan
spesialis.
M. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5
TUGAS KELUARGA DENGAN DIAGNOSA RESTI KETAKUTAN ORANG
TUA BERHUBUNGAN DENGAN PERPISAHAN DENGAN ANAKNYA
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1 Mengenal Masalah - Keluarga sudah mengenal masalah tapi
tidak melakukan tugas tersebut.
2 Mengambil
Keputusan yang tepat
- Keluarga mengambil keputusan untuk tidak
melepas anaknya jauh dari orang tua
3 Merawat anggota
keluarga yang sakit
ataupun punya
masalah
-
4 Memodifikasi
lingkungan
- Keluarga memfasilitasi semua keperluan
anak, sehingga anak tidak perlu untuk
berpisah dari orang tua.
5 Memanfaatkan sarana
kesehatan
-
N. DAFTAR MASALAH
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. Ds :
Tn. S
mengatakan bahwa
ia perokok aktif,
terutama saat dia
mengalami stress.
Dia merokok
Perilaku Kesehatan
berisiko
Stressor yang banyak
dalam sehari dulunya
1 bungkus dalam
sehari
Tn. S merokok
sejak sekitar 5 tahun
yang lalu
Do :
Tn. S tampak
merokok pada saat
pengkajian.
2. DS:
Keluarga
mengatakan sangat
cemas dengan
kondisi kesehatan
Ny. L sekarang
Ny. L
mengatakan merasa
khawatir jikalau
penyakitnya kambuh
kembali.
DO :
Ketika dilakukan
pengkajian, keluarga
tampak
mengkhawatirkan
keadaan Ny. L
Ansietas Perubahan status
kesehatan Ny. L
3. DS :
Keluarga
mengatakan tidak
bisa berpisah jauh
Resti ketakutan orang
tua
Perpisahan dengan
anaknya
dari anak-anaknya.
Ny. L
mengatakan tidak
pernah melepaskan
anaknya untuk
bepergian jauh tanpa
Ny. L dan Tn. S
DO :
Tampak An. N
melanjutkan
pendidikannya di
kota tempat tinggal
orang tuanya.
O. SKORING
1. Perilaku kesehatan berisiko bd. stressor yang banyak
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
SIFAT MASALAH
o Tidak sehat
o Ancaman kesehatan
o Krisis atau keadaan
sejahtera
3
2
1
1 2/3X1=
2/3
Sifat masalah ini
adalah ancaman
kesehatan karena
Tn. S memiliki
riwayat kesehatan
pasca operasi yang
menjaga kesehatan.
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT
DIUBAH
o Dengan Mudah
o Hanya Sebagian
o Tidak dapat
2
1
0
2 1/2x2= 1 Sifat masalah ini
adalah hanya
sebagian karena
Tn. S belum ada
rencana untuk
berubah, tetapi
sangat mudah
untuk berubah.
PONTISIAL
MASALAHA
DAPAT DICEGAH
o Tinggi
o Cukup
o Rendah
3
2
1
1 3/3x1= 1 Sifat masalah ini
adalah tinggi
karena Tn. S bisa
saja dengan mudah
untuk berubah
tidak merokok,
tetapi belum
merencanakan
untuk tidak
merokok.
MENONJOLNYA
MASALAH
o Masalah berat, harus
segera ditangani
o Ada masalah, tapi
tidak perlu segera
ditangani
o Masalah tidak
dirasakan
2
1
0
1 1/2x1=
1/2
Sifat masalah ini
adalah ada
masalah tapi tidak
perlu segera
ditangani karena
Tn. S merasa
belum
mengganggu
aktivitas
kesehariannya.
2. Ansietas b.d ancaman/perubahan status kesehatan Ny. L
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
SIFAT MASALAH
o Tidak sehat
o Ancaman kesehatan
o Krisis atau keadaan
sejahtera
3
2
1
1 2/3X1=
2/3
Sifat masalah ini
adalah ancaman
kesehatan karena
kondisi Ny. L
sudah sembuh
namun memiliki
resiko untuk
kambuh kembali.
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT
DIUBAH
o Dengan Mudah
o Hanya Sebagian
o Tidak dapat
2
1
0
2 1/2x2= 1 Sifat masalah ini
adalah hanya
sebagian karena
penyakit Ny. L
belum positif
sembuh dari
kanker, msekipun
sudah dilakukan
pengobatan.
PONTISIAL
MASALAHA
DAPAT DICEGAH
o Tinggi
o Cukup
o Rendah
3
2
1
1 2/3x1=
2/3
Sifat masalah ini
adalah tinggi
karena keluarga
Tn. S masih dapat
mengendalikan
kecemasannya di
saat kondisi Ny. L
membaik atau
sehat.
MENONJOLNYA
MASALAH
o Masalah berat,
harus segera
ditangani
o Ada masalah, tapi
tidak perlu segera
ditangani
o Masalah tidak
dirasakan
2
1
0
1 2/2x1= 1 Sifat masalah ini
adalah ada
masalah berat,
harus segera
ditangani karena
penyakit Ny. L
sangat berbahaya
dan mengancam
kesehatan.
3. Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
SIFAT MASALAH
o Tidak sehat
o Ancaman kesehatan
o Krisis atau keadaan
sejahtera
3
2
1
1 1/3X1=
1/3
Sifat masalah ini
adalah krisis atau
keadaan sejahtera
karena keluarga
masih belum
mampu untuk
melakukan tugas
perkembangan
keluarga dengah
dewasa awal,
namun sudah
mengetahuinya.
KEMUNGKINAN
MASALAH DAPAT
DIUBAH
o Dengan Mudah
o Hanya Sebagian
o Tidak dapat
2
1
0
2 2/2x2= 2 Sifat masalah ini
adalah dengan
mudah karena
keluarga sudah
mengetahui tugas
perkembangan dari
keluarga dewasa
awal hanya saja
kleuarga kurang
pemahaman.
PONTISIAL
MASALAH DAPAT
DICEGAH
o Tinggi
o Cukup
o Rendah
3
2
1
1 3/3x1= 1 Sifat masalah ini
adalah tinggi
karena keluarga
sudah mengetahui
hanya perlu
diberikan
pemahaman.
MENONJOLNYA
MASALAH
o Masalah berat, harus
segera ditangani
o Ada masalah, tapi
tidak perlu segera
ditangani
o Masalah tidak
dirasakan
2
1
0
1 0/2x1= 0 Sifat masalah ini
adalah masalah
tidak dirasakan
karena tidak terjadi
disfungsional
dalam proses
keluarga.
P. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS
1. Perilaku kesehatan berisiko bd. stressor yang banyak
2. Ansietas b.d ancaman/perubahan status kesehatan Ny. L
3. Resti ketakutan orang tua b.d perpisahan dengan anaknya.
Q. RENCANA TINDAKAN
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Tindakan
keperawatan
Rasional
1 Perilaku Kesehatan
berisiko b.d stressor
yang banyak yang
di tandai dengan :
DS :
Tn. S
mengatakan bahwa
ia perokok aktif,
terutama saat dia
mengalami stress.
Dia merokok
dalam sehari
dulunya 1 bungkus
Perilaku kesehatan
berisiko berkurang
dengan KH :
Tn. S
mengetahui semua
tentang bahaya
merokok,baik untuk
dirinya maupun
untuk orang
disekitarnya.
Klien mulai
mnegurangi
intensitas
Berikan
pendidikan
kesehatan terkait
dengan merokok.
Berikan motivasi
pada Tn. S untuk
berhenti merokok.
Berikan terapi
anti merokok seperti
mengganti rokok
Agar Tn. S lebih
memahami tentang
bahaya merokok dan
berencana untuk
berhenti merokok.
Menumbuhkan
motivasi dalam diri Tn.
S agar benar-benar
dapat berhenti
merokok.
Mengannti rokok
dengan permen
mengurangi kecanduan
dalam sehari
Tn. S merokok
sejak sekitar 5 tahun
yang lalu
DO :
Tn. S tampak
merokok pada saat
pengkajian.
merokonya 1
bungkus bisa untuk
2 hari
dengan permen. Tn. S dengan rokok.
2. Ansietas b.d
ancaman/perubahan
status kesehatan Ny.
L yang di tandai
dengan :
DS:
Keluarga
mengatakan sangat
cemas dengan
kondisi kesehatan
Ny. L sekarang
Ny. L
mengatakan merasa
khawatir jikalau
penyakitnya
kambuh kembali.
DO :
Ketika dilakukan
pengkajian,
keluarga tampak
mengkhawatirkan
keadaan Ny. L
Ansietas berkurang
dengan KH :
Manunjukkan
kontrol ansietas
Keluarga
mengatakan tidak
terlalu
mengkhawatirkan
lagi kondisi Ny. L
yang sudah mulai
membaik.
Kaji kecemasan
Ny. L dan keluarga.
Berikan
pendidikan
kesehatan terkait
dengan penyakit Ny.
L
Bantu klien untuk
memfokuskan pada
situasi saat ini
Untuk menetukan
intervensi selanjutnya.
Informasi yang
cukup dan aktual dapat
mengurangi kecemasan
keluarga maupun Ny. L
Sebagai alat untuk
mengidentifikasi
mekanisme koping
yang diperlukan
mengatasi cemas.
3. Resti ketakutan Kecemasan Tn. S Berikan Agar keluarga dapat
orang tua b.d
perpisahan dengan
anaknya yang
ditandai dengan :
DS :
Keluarga
mengatakan tidak
bisa berpisah jauh
dari anak-anaknya.
Ny. L
mengatakan tidak
pernah melepaskan
anaknya untuk
bepergian jauh
tanpa Ny. L dan Tn.
S
DO :
Tampak An. N
melanjutkan
pendidikannya di
kota tempat tinggal
orang tuanya.
dan Ny. L
berkurang dengan
KH :
Keluarga mampu
mengurangi
kecemasan dan
ketakutan untuk
melepaskan anak-
anaknya keluar.
Keluarga
mengetahui bahwa
melepas anak
dewasa awal adalah
tugas dari
perkembangan
keluarga.
penyuluhan kepada
keluarga tentang
pentingnya
memandirikan anak.
Berikan
penyuluhan tentang
kecemasan dan
ketakutan yang
dapat di atasi.
Ajarkan kepada
keluarga untuk dapat
melepaskan anaknya
keluar namun masih
dapat untuk
dipantau, seperti
mengizinkan anak
dewasa awal untuk
pergi bersama
teman-temannya.
memahami bahwa anak
dewasa awal sudah
harus mampu untuk
hidup mandiri.
Menjelaskan kepada
keluarga bahwa
kecemasan mereka
dapat diatasi dengan
informasi yang cukup.
Memberi kesempatan
keluarga untuk dapat
mengizinkan anaknya
bepergian tanpa
mereka, sebagai bentuk
awal untuk mengurangi
ketakutan keluarga
yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC
Ali, Zaidin.1999.Pengantar Perawatan Kesehatan Keluarga.Depok:Akademik
Keperawatan Raflesia