ANALISIS KONSENTRASI PARTIKEL UDARA DI TEMPAT …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL...

9
ANALISIS KONSENTRASI PARTIKEL UDARA DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA SUMBER RADIOAKTIF P3KRBiN BATAN Gatot Suhariyono, Kusdiana, Muji Wiyono P3KRBIN-BATAN, Pasar Jum'at-Jakarta ABSTRAK ANALISIS KONSENTRASI' PARTIKEL UDARA 01 TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA SUMBER RADIOAKTIF P3KRBIN BATAN. Analisis konsentiasi partikel'udara (PM1O I PM2.5 dan TSP) telah dilakukan di tempat penyimpenan sementara sumber radioaktif P3KRBiN BATAN. Partikel udara TSP (Total Suspended Particulate) yang berdiameter maksimum sekitar 45 f.lm, partikel yang berdiameter kurang dari 10 11m( particutate maller, PM1O) dan kurang dari 2,5 ~ (PM2.5) dicuplik di enam lokasi yaitu tempat limbah radioaktif cair, limbah radioaktif padat, di luar area dekat pintu masuk, bungkusan sesudah dan sebelum uji kontaminasi, serta di tempat penyimpanan zat radioaktif menggunakan air sampler dan cascade impactor. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi TSP dan PM,o I PM2.5 di enam lokasi penyimpanan sementara sumber radioaktif jauh lebih rendah dari baku mutu udara ambien (PP RI no. 41/1999). Konsentrasi partikel udara tertinggi berada di tempat penyimpanan bungkusan sebelum diuji kontaminasi, sedangkan konsentrasi partikel udara terendah berada di tempat penyimpanan limbah pada!. Berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemer Udara), konsentrasi TSP dan PM10 / PM2,s tersebut termasuk kategori baik, berarti partikel tersebut tidak menimbulkan efek terhadap kesehatan peke~a. ABSTRACT ANALYSIS OF AIR PARTICLES CONCENTRATION IN THE STORAGE OF RADIOACTIVE SOURCES AT P3KRBiN BATAN. The analysis of air particles (PM1O I PM2S and TSP) concentration has been Conducted in the storage of radioactive sources at P3KRBiN BATAN. Air particles of TSP (Total Suspended Particulate) which has a maximum diameter of around 45 ~, particulate matter which has diameter less than 10 11m(PMto) and less than 2.5 ~ (PM2.6) were sampled in six places i.e. in the iquid radioactive waste storage, solid radioactive waste storage, outside area nearby entrance, pack after and before the contamination test, and also in the storage of radioactive substance, by using air sampler and cascade impactor. The measurement results indicate that TSP and PM1O/PM25 concentrations in six storages of radioactive sources are much lower than those of quality standard of ambient air (PP RI no. 41/1999). The highest concentration of air particles Is found at the pack storage prior to contamination test, and the lowest at the storage of solid waste. Pursuant to ISPU (Standard Index of Air Pollution), the concentrations of TSP and PM,. IPM2.5 are categorized to be good giving no adverse effect to the worker's health. PENDAHULUAN Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir (P3KRBiN)- BATAN menggunakan sumber radioaktif pemancar alpha, beta dan gamma baik dalam bentuk pad at, cair maupun gas untuk keperluan penelitian, pengembangan dan pelayanan keselamatan radiasi dan biomedika nuklir sesuai denflan SK Ka. BATAN no. 166 I KA I IV I 2001[ . Oleh karena itu perlu didirikan tempat penyimpanan sementara sumber radioaktif di P3KRBiN untuk menyimpan sumber radioaktlf yang habls pakal maupun masih bisa dipakai lagi, sebelum akhimya dikirim ke Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) - BATAN. Oi sisi lain salah satu dampak negatif dari tempat penyimpanan sementara tersebut terhadap kesehatan pekerja perlu dipertimbangkan, karena partikel udara yang ada di dafamnya dapat mencemari udara, mengingat tempat tersebut hanya mempunyai satu ventilasi udara. Pencemaran udara oleh partikel halus dalam bentuk debu, asap dan uap air dapat menurunkan kuafitas lingkungan yang pada 118 gilirannya menurunkan kualitas hidup pekerjaT2•3J. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh partikel udara TSP (Total Suspended Particulate atau total partikel mefayang) yang berdiameter maksimum sekitar 45 11m, partikel yang berdiameter kurang dari 10 11m yang disebut PM10 (particulate matter) dan partikel yang kurang dari 2,5 11mdisebut PM2•5• Oiyakini oleh para pakar lingkungan dan kesehatan masyarakat bahwa partikel-partikel tersebut sebagai pemicu timbulnya infeksl saluran pernafasan karena partikel padat PM10 dan PM2,5 dapat mengendap pad a saluran ,eernafasan daerah bronkus dan alveolus[3, ,51, sedang TSP hanya sampai di dalam saluran pernapasan bagian atas[6]. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, baku mutu udara ambien nasional selama 24 jam untuk 3 PM10 adalah sebesar 150 119/m , untuk PM2.5 sebesar 65 J.lg/m3, dan untuk TSP sebesar 230 J.lg/m3[7J• Menurut Setiawan (1992), penyakit batuk, sakit tenggorokan, brokhitis akut dan

Transcript of ANALISIS KONSENTRASI PARTIKEL UDARA DI TEMPAT …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/HSL...

ANALISIS KONSENTRASI PARTIKEL UDARA DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARASUMBER RADIOAKTIF P3KRBiN BATAN

Gatot Suhariyono, Kusdiana, Muji WiyonoP3KRBIN-BATAN, Pasar Jum'at-Jakarta

ABSTRAKANALISIS KONSENTRASI' PARTIKEL UDARA 01 TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA SUMBER

RADIOAKTIF P3KRBIN BATAN. Analisis konsentiasi partikel'udara (PM1O I PM2.5 dan TSP) telah dilakukan di tempatpenyimpenan sementara sumber radioaktif P3KRBiN BATAN. Partikel udara TSP (Total Suspended Particulate) yangberdiameter maksimum sekitar 45 f.lm, partikel yang berdiameter kurang dari 10 11m( particutate maller, PM1O) dankurang dari 2,5 ~ (PM2.5) dicuplik di enam lokasi yaitu tempat limbah radioaktif cair, limbah radioaktif padat, di luararea dekat pintu masuk, bungkusan sesudah dan sebelum uji kontaminasi, serta di tempat penyimpanan zat radioaktifmenggunakan air sampler dan cascade impactor. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi TSP dan PM,o IPM2.5di enam lokasi penyimpanan sementara sumber radioaktif jauh lebih rendah dari baku mutu udara ambien (PP RIno. 41/1999). Konsentrasi partikel udara tertinggi berada di tempat penyimpanan bungkusan sebelum diuji kontaminasi,sedangkan konsentrasi partikel udara terendah berada di tempat penyimpanan limbah pada!. Berdasarkan ISPU(Indeks Standar Pencemer Udara), konsentrasi TSP dan PM10 / PM2,s tersebut termasuk kategori baik, berarti partikeltersebut tidak menimbulkan efek terhadap kesehatan peke~a.

ABSTRACTANALYSIS OF AIR PARTICLES CONCENTRATION IN THE STORAGE OF RADIOACTIVE SOURCES AT

P3KRBiN BATAN. The analysis of air particles (PM1O I PM2S and TSP) concentration has been Conducted in thestorage of radioactive sources at P3KRBiN BATAN. Air particles of TSP (Total Suspended Particulate) which has amaximum diameter of around 45 ~, particulate matter which has diameter less than 10 11m(PMto) and less than 2.5~ (PM2.6) were sampled in six places i.e. in the iquid radioactive waste storage, solid radioactive waste storage,outside area nearby entrance, pack after and before the contamination test, and also in the storage of radioactivesubstance, by using air sampler and cascade impactor. The measurement results indicate that TSP and PM1O/PM25concentrations in six storages of radioactive sources are much lower than those of quality standard of ambient air (PPRI no. 41/1999). The highest concentration of air particles Is found at the pack storage prior to contamination test, andthe lowest at the storage of solid waste. Pursuant to ISPU (Standard Index of Air Pollution), the concentrations of TSPand PM,. IPM2.5 are categorized to be good giving no adverse effect to the worker's health.

PENDAHULUAN

Puslitbang Keselamatan Radiasi danBiomedika Nuklir (P3KRBiN)- BATANmenggunakan sumber radioaktif pemancaralpha, beta dan gamma baik dalam bentukpad at, cair maupun gas untuk keperluanpenelitian, pengembangan dan pelayanankeselamatan radiasi dan biomedika nuklir

sesuai denflan SK Ka. BATAN no. 166 I KA IIV I 2001[ . Oleh karena itu perlu didirikantempat penyimpanan sementara sumberradioaktif di P3KRBiN untuk menyimpansumber radioaktlf yang habls pakal maupunmasih bisa dipakai lagi, sebelum akhimyadikirim ke Pusat PengembanganPengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) ­BATAN. Oi sisi lain salah satu dampaknegatif dari tempat penyimpanan sementaratersebut terhadap kesehatan pekerja perludipertimbangkan, karena partikel udara yangada di dafamnya dapat mencemari udara,mengingat tempat tersebut hanyamempunyai satu ventilasi udara.Pencemaran udara oleh partikel halus dalambentuk debu, asap dan uap air dapatmenurunkan kuafitas lingkungan yang pada

118

gilirannya menurunkan kualitas hiduppekerjaT2•3J.

Pencemaran udara dapatdisebabkan oleh partikel udara TSP (TotalSuspended Particulate atau total partikelmefayang) yang berdiameter maksimumsekitar 45 11m, partikel yang berdiameterkurang dari 10 11m yang disebut PM10(particulate matter) dan partikel yang kurangdari 2,5 11mdisebut PM2•5• Oiyakini oleh parapakar lingkungan dan kesehatan masyarakatbahwa partikel-partikel tersebut sebagaipemicu timbulnya infeksl saluran pernafasankarena partikel padat PM10 dan PM2,5 dapat

mengendap pad a saluran ,eernafasan daerahbronkus dan alveolus[3, ,51, sedang TSPhanya sampai di dalam saluran pernapasanbagian atas[6]. Berdasarkan PeraturanPemerintah RI No. 41 tahun 1999 tentangpengendalian pencemaran udara, baku mutuudara ambien nasional selama 24 jam untuk

3PM10 adalah sebesar 150 119/m , untuk PM2.5

sebesar 65 J.lg/m3, dan untuk TSP sebesar230 J.lg/m3[7J•

Menurut Setiawan (1992), penyakitbatuk, sakit tenggorokan, brokhitis akut dan

kronik, asma, pneumonia, emphysema paru,dan kanker paru merupakan manifestasipenyakit saluran pernapasan, akibat adanyapemajanan oleh pencemar udara secaraterus-menerus dan berlangsung cukup lama[8]. Pencemaran udara dari debu tua didalam ruangan, asap kendaraan, dan industriadalah salah satu penyebab infeksi saluranpemafasan atas (ISPA), Kualitas udaramenjadi kajian para pakar lingkungansemenjak kasus kabut di London tahun 1952dengan konsentrasi partikel1200 ~lg/m3yangberdiameter 2 Jlm mengakibatkan kematian4.000 orang selama 4 dan 5 hari[9).Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan(1995) dalam profit Kesehatan Nasional, danlaporan Dinas Kesehatan Jawa Barat (1996)dalam profil Kesehatan Jawa Barat, penyakitISPA ternyata menernpati urutan teratasdalam 10 besar penyakit utama untukbeberapa tahun terakhi~10]. Sementara itudiperkirakan bahwa 40 sampai 60 % daripengunjung fasilitas pelayanan kesehatanberhubungan dengan kasus ISPA[11!.

Dalam rangka mengantisipasiPeraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999dan mengetahui sejauh mana tingkatkonsentrasi partikel udara PM10 / PM2.5 danTSP terhadap kesehatan pekerja dari risikoyang mung kin ditimbulkan, maka perludilakukan penelitian analisa tingkat

Tiog"a! k. I

5,3 - 9,0

1,ngk.1 k. 24,7- 5,0

[ Tlak.,Tor,g'" k. 3 --. ­3,3-4,7 ~

pnmer

TiogkOI k. 42,1. "j

[ O,on.'0105

Tingk.! k. 51 1·:2 1 1•.rmin.1

T k" ~ 810nk,ol"$'"g .'1." .0,G5· 1.1 8,ook,ol"$

~lerr..1pa_s.an .

Tinqk.>1 k. 7

O,J3 . 0.65 AI'If('oli

darl Pf'n~buluh tfNtfolaJ

konsentrasi partiKel udara PM'D I PM2,s danTSP di tempat penyimpanan sementarasumber radioaktif P3KRBiN BATANdibandingkan dengan baku mutu udaraambien yang ditetapkan pemerintah yaitu PPNo. 41 / 1999 dan Indeks Standar PencemarUdara (ISPU) menurut Kep-107/KABAPEDAL/11/1997. Penelitian inidilakukan mengingat sejak berdirinya

. P3KRBiN, tempat penyimpanan sementarasumber radioaktif tersebut belum pernahdiukur dan dianalisa PM10 / PM2.5dan TSP.

DASAR TEORI

Mekanisme Deposisi Partikel Udara DiSaluran Pernapasan

Partikel udara dapat masuk ke dalamtubuh melalui tiga cara yaitu : inhalasi(terhirup), ingesti (tertelan), dan kontak atauadsorbsi melalui kulit. Sesungguhnya adacara lain yang jarang te~adi, sehingga dapatdiabaikan yaitu melalui injeksi (suntikan)13J•Karakteristik udara yang masuk melaluisaluran pernapasan dipengaruhi olehmorfologi sistem pernapasan (Gambar 1).Model morfometrik yang ditetapkan ICRP(International Commission on Radiological

Protection) terdiri dari empat daerahanatomi!121:

[t;.t(II-Ih

brrJnk'lll~f

OJ.rar,ilvo1ohrIIlterr.lisi;)l

Gambar 1. Daerah deposisi partikel debu pada saluran pernapasan[13]

119

1. Oaerah ekstratoraks (extrathoracic, ET),terdiri dati hidung (ET1) dan hidungbelakang (ET2), yaitu larynx, pharynx,dan mulut.

2. Oaerah Bronkhus (Bronchial, BB), terdiridari tenggorokan (trachea) dan bronkhus(bronchI)

3. Oaerah bronkhiolus (bronchiolar, bb),terdiri dari bronkhiolus, (bronchio/es) dancabang bronkhiolus (termina/ bronchio­les)

4. Oaerah Alviolus Interstisial (AI), terdiridari bronkhiolus pernapasan, jaringanpembuluh interstisial, pembuluh dankantung-kantung alveolus

Pencemaran partikel udara berpotensimenimbulkan dampak negatif pad akesehatan manusia antara lain berupa[14.15]:

A. Gangguan organ pemafasanOrgan pemafasan bagian atas dimulai

dari hidung, rongga hidung, pharynx sampaike tenggorokan. Hidung memiliki bulu yangberguna untuk menyaring udara yangdihisap. Udara yang melewati rongga hidungyang dipersempit akan mengalamiperubahan aerodinamik. Pharynx danseluruh permukaan tenggorokan memilikibulu getar dan cairan yang bersifat mucous(seperti lendir). Semua partikel udara yangberdiameter lebih besar dari 10 11mdikembalikan ke udara. Bila kontak denganlapisan mukosa, maka partikel ini dilingkupioleh mukosa dengan bantuan bulu getar,kemudian dibawa menuju pharynx. Oengangetaran refleks (batuk) udara dikeluarkankembali ke udara.

Organ pernafasan bagian bawah adalahparu yang dimulai dari bronkus, bronkiolussampai ke alveolus atau saku udara. Padabagian alveolus terjadi pertukaran gas antaraO2 yang dihisap dan CO2 yang dikembalikanke bronkiolus den bronkus, untukdihembuskan keluar melalui saluranpemafasan. Pencemar yang menggangguparu secara garis besar dibedakan menjaditiga yaitu :1. Bronkhitis atau kongesti dari bronkhiolus,

aliran udara pemafasan berkurang.2. Emfisema (kerusakan alveolus), terjadi

gangguan pertukaran gas O2 dan CO2.3. Kanker paru.

B. Gangguan panea indra1. Gangguan pendengaran berupa

kebisingan akibat gerakan udara.2. Gangguan penciuman

120

Beberapa pencemar menga-kibatkanbau spesifik yang menyenangkan atautidak, serta dapat berupa bahananorganik atau organik dankombinasinya. Bau yang tidakmenyenangkan mengakibatkangangguan mental dan fisiologis, misalnyamual, sakit kepala, sukar tidur, nafsumakan hilang, gangguan pernapasandan ada yang mengakibatkan alergi.Sumber pencemaran udara dari bauadalah berasal dari hewan, hasilpembakaran pembuatan bahanmakanan, dan pabrik cat. Bahan kimiayang memberikan bau berasal darilimbah.

3. Gangguan penglihatanPencemar yang mengurangi dayapenglihatan adalah kabut tebal dan iritasimukosa mata. Pencemar yang langsungmengganggu ketajaman penglihatan,misalnya adalah CO (karbon monooksida).

Tempat Penyimpanan Sementara SumberRadioaktif di P3KRBiN

Tempat penyimpanan sementara sumberradioaktif diperlihatkan pada Gambar 2. Luastempat terse but adalah 36 m2. Tempattersebut disekat menjadi lima ruangan yaitulimbah radioaktif cair, limbah radioaktif padat,bungkusan sesudah dan sebelum ujikontaminasi, serta penyimpanan zatradioaktif. Sumber radioaktif di tempatpenyimpanan sementara P3KRBiNditampilkan pada Tabel 1. Limbah cairdimasukkan ke dalam dirijen besar yangberukuran 50 liter. Limbah padat yang berisisumber radioaktif terabsorpsi di dalam tissu,kertas merang, gelas kaca, sarung tangandan lain-lain ditempatkan di dalam drum yangberukuran 1 m3.

Semua limbah yang karena satu ataulain hel tidak dapat segers dibusng, haru&disimpan dalam penyimpanan yang aman.Penyimpanan dapat sementara waktu atautidak terbatas tergantung aktivitasnya.Penyimpanan sementara dilakukan denganmaksud agar terjadi peluruhan radioaktivitaslimbah untuk memungkinkan pengolahanlebih lanjut atau pembuangan sesuai denganperaturan yang berlaku, atau untukmenunggu pengangkutan ke fasilitaspenyimpanan akhir. Tempat penyimpanansementara limbah radioaktif harus memenuhikualitas keselamatan, tidak menimbulkankontaminasi interna dan eksterna pad apekerja.

Tempat Kalibrasi

Surveyrneter

4.

6.,

1.

2.

C.••.Jdang R. Cli;.aning5ervice

Kalibr'HiNeutron

To~et

T empat Ope/atorLapangan Bulu Tangkis

T empa!

Karyawan

-. Utara

Gambar 2. Tempat pengukuran penyimpanan sementara sumberradloaktif di Gedung B, P3KRBiN terdiri dari: 1. Tempatlimbah radioaktif cairo 2. Tempat bungkusan sesudah ujikontaminasi. 3. Tempat bungkusan sebelum uji kontaminasi.4. Tempat limbah radioaktif padat. 5. Tempat penyimpananzat radioaktif. 6. Tempat di luar area dekat pintu masuk

_ .. .JI tempat penYlmpanan sememaraNo. Zat Aktivitas / Pemancar Seniuk Keperluan

Radioaktif Tanqqal1. Fe - 55 3700 MSq X padat Pcnc1itian pcmbuatan sumbcr

(00-12-1996) XRF

2. Co - 60 100 mCi y dan I~ padat PeneJitianuji homogen(19-10-1999) Rengecoran Pb

3. Co - 60 10 mCi y dan II padat Penelitian uji homogen(06-05-1981 ) -.eengecoran Pb _

4. Pm - 147 350 mCi f3 padat Penelitian pembuatan sumber(19-10-1999) 11 untuk monitor debu

kontinyu5. Am - 241 110 mCi y, EC, u., padat Penelitian kalibrasi

(00-11-1984) dan X surveimeter6. Kr· 85 250 mCI "I. I!, den gas Ponolltlan ka/lbraol gas mu/la

(19-10-1999) X7. Ra - 226 1 mCi Y, EC, u., gas Sumber standard pengukuran

(19-10-1999) dan X gas radon8. Kr - 85 150 mCi y, II, dan gas Penelitian kalibrasi gas mulia

(00-07-1985) X __9. Sr - 90 2600 MSq fl cair Penelitian daur ulang standar

(00-09-1990) Ii

Tabel 1. Z d d' P3KRBiN BATAN

121

TATAKERJA

Pengukuran Konsentrasi PartikeJ UdaraMetode baku pengukuran konsentrasi

udara PMIO 1 PM2,5 yaitu menggunakanpeneuplik udara yang dilengkapi cascadeimpactor Andersen untuk memisahkan debuberdiameter lebih kecil dari 10 pm dan lebihkeeil dari 2,5 pm(17J. Partikel.yang lolos dariimpaktor akan mengendap pada filterselulosa berdiameter 8,1 em, beratnyaditimbang menggunakan timbanganelektronik orde pg. Cascade impactordihubungkan dengan flowmeter, manometerdan pompa isap. Flowmeter diatursedemikian rupa, sehingga laju alir partikeludara yang masuk ke impactor sebesar 28,3liter per menit. Pengukuran TSP dilakukansama dengan pengukuran PM101PM2,5selama satu jam, hanya berbedapenggunaan pompa dan jenis filternya yaitupompa air sampler dengan laju alir 35 literper menit dan digunakan filter fibre glassberdiameter 4,7 em. Bagan alir pengambilaneontoh dengan cascade impactor ditunjukkanpada Gambar 3.

Konsentrasi partikel udara ( C ) dihitungmenggunakan persamaan :

(1)

Keterangan :

Mt = berat filter ditambah partikel udara (l1g )

Mo = berat filter bersih ( I1g )

T = lama peneuplikan ( jam)V = laju pencuplikan udara ( m3/jam )

Konsentrasi yang diperoleh daripersamaan (1) dikonversikan ke persamaanmodel konversi Canter untuk mendapatkan

Dabu fIi'lA ••••••••

J.

konsentrasi debu dengan waktu peneuplikan24 jam, sehingga sesuai dengan PeraturanPemerintah No. 41 tahun 1999. Persamaan

konversi Canter tersebut adalah sebagaiberikur13) :

(2)

Keterangan :C1 = konsentrasi rerata debu dengan lama

pencuplikan contoh t1 (pg/m3)

C2 = konsentrasi rerata debu dari hasil pe­ngukuran dengan lama peneuplik-aneontoh t2 (dalam makalah ini C2 =

[CD (l1g/m3)

t1 = lama pencuplikan contoh 1 (24 jam)t2 = lama peneupfikan contoh 2 dari hasil

pengukuran contoh udara Uam)p = faktor konversi yang bernilai antara

0,17 dan 0,2

Nilai p pada persamaan (2) diperoleh dari PPNo. 41 tahun 1999 dengan C1 = 150 pg/m3, t1= 1 hari, C2 = 50 I1g/m3, dan t2 = 365 hari,diperoleh nilai p = 0,186.

Tingkat bahaya tidaknya partikel udara disuatu tempat dapat diketahui denganmenyetarakan hasil penentuan konsentrasipartikel pada persamaan (2) tersebutterhadap Indeks Standar Peneemar Udara(ISPU) menurut Keputusan KepalaBAPEDAL no. Kep - 107 1 KABAPEDAL 111 11997. Kategori ISPU untuk parameterpartikulat udara dan efeknya terhadapkesehatan masing-masing dapat dilihat padaTabel2 dan Tabel3.

I\;r.lum--+

PomJ>lI 'sap (28.3 Ir)l1'.)r.Jownwto r

ManomoterC3$cadoImpactor

G;,mbar 3. Pengambilan contoh udara PM10 I PM2,5 dengan cascade impactor

122

Tabel 2. Kategori ISPU untuk partikulat udara ambien berdasarkan standar USEPA - NMQS ( National Ambient Air Quality Standards) selama24 ;~_(6,18]Q'"

ISPUTSP (~lg/m3)PM2,5PM10 ( ~lg/m3)

Kategori(~IQ/m3)0-50

0-750-150-50Baik51 - 100

76 - 26016 - 6551 - 150_S~dan9._________------- -------.--______ ·.._"_Wo_---.-------.----101 - 200 261 - 37566 - 150151 - 350Tidak Sehat

201 - 300376 - 625151 - 250351 - 420Sangat Tidak Sehat

> 300> 625'> 251> 421Berbahaya

.~ ----- ---"----Katcgori ISPU

Ef"ck

BaikTidak ada cfck

I-~cdang

Tcrjadi pcnurunan padaj~~k r~ndangTidak Schat

Jarak pandang turun dan tcrjadi pcngoloran dcbll dimana-l11anaSangat Tidak Schal

Scnsitivitas I11cningkat pad a Pllsicn bcrpcnyakil asma dan bronchitisBcrbahaya

Tingkal bcrbahaya bagi SCl1JlIapopulasi yang tcrpaparTabel3.K . ISPU terhad fek keseh

aerodinamis median massa (MMAD = MassMedian Aerodynamic Diameter) dengan caramenarik garis lurus pada persen kumulatiftepat di posisi 50 %. Standar deviasigeometri (O'g) ditentukan menggunakanpersamaan berikut(171:

Keterangan :Dp 84,13 % = diameter aerodinamis pada

persen kumulatif 84,13 %Dp 15,87 % = diameter aerodinamis pada

persen kumulatif 15,87 %Contoh penentuan MMAD dan ogdiperlihatkan pada Gambar 4.

Penentuan Distribusi Diameter PartikelAnalisis distribusi diameter partikel udara

ditentukan dengan jafan menghitung selisihpenimbangan berat filter setelah dansebelum pengukuran pad a setiap tingkat dari9 tingkat cascade impactor, kemudian dibuatpersentase berat setiap tingkat terhadapberat total seluruh tingkat. Persentase berattersebut digunakan untuk menentukanpersentase kumulatif.

Data-data persentase kumulatif daripenentuan distribusi diameter partikel udaradidistribusikan dengan kertas grafik log­probability dan diplot regresi linier terhadapdiameter partikel sebagai fungsi daripersentase kumulatif. Grafik log-probabilitydibuat dengan program Sigma Plot 5.0.Regresi linier dari grafik tersebut dapatdigunakan untuk menentukan diameter

Dp 84,13 %

ag=.1 Dp 15,87 %(3)

,"'-"- ••--.--_. 1 1_.~ _ ~ n ~....•.....••..• "

Gambar 4. Contoh penentuan MMAD = 2,40 dan 0'9 = 2,38

123

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran TSP dan PM10 / PM2•5di tempat penyimpanan sementara sumberradioaktif ditampilkan pad a Tabel 4 dan datakondisi pencuplikan partikel reratadiperlihatkan pada Tabel 5. Konsentrasi TSPdan PM10 di enam tempat yang dipantauhampir sama, walaupun konsentrasi TSPlebih besar dari kOl1sentrasi PM1D•

Konsentrasi PM2.5 rerata bemilai hampirsetengah dari nilai konsentrasi TSP danPM10. Hal ini menunjukkan bahwakonsentrasi partikel udara di tempatpenyimpanan tersebut didominasi olehpartikel kasar (berdiameter lebih besar dan2,5 11m). Hal ini terbukti MMAD di tempatyang diukur sebagian besar lebih dari 2,511m. Konsentrasi partikel udara (TSP danPM10 / PM2•5) terbesar berada di tempatpenyimpanan bungkusan sebelum diujikontaminasi, sedangkan konsentrasi partikeludara terendah berada di tempatpenyimpanan limbah padat Hal inikemungkinan karena limbah padat sudahdikemas ke dalam drum, sehingga sedikitmenimbulkan penyebaran partikel udara.Konsentrasi lebih besar di tempat bungkusansebelum diuji kontaminasi, kemungkinankarena adanya tambahan kontribusi partikeludara dan luar area masuk ke dalam tempattersebut disamping adanya konsentrasipartikel udara dari dalam area.

MMAD di tempat penyimpanan limbahcair, limbah padat dan penyimpanbungkusan sesudah uji kontaminasitermasuk bimodal yang mempunyai dua

diameter partikel yang tersebar di udara,sedangkan di tempat penyimpananbungkusan sebelum uji kontaminasi,penyimpanan zat radioaktif dan di luar areapintu masuk termasuk monomodal. MMAD ditempat penyimpanan bungkusan sesudah ujikontaminasi mempunyai penyebaran duadiameter partikel udara yang rerata lebihbesar dari 2,5 11m dibandingkan di tempatlain. Hal ini kemungkinan karena pada saatpengukuran, suhu sedikit lebih panas dankelembaban juga sedikit lebih rendah ditempat penyimpanan bungkusan sesudah ujikontaminasi (Tabel 5), sehingga partikeludara di tempat tersebut lebih bersifat kasardaripada di tempat lain. MMAD di tempatpenyimpanan limbah padat berlakusebaliknya dengan MMAD di tempatpenyimpanan bungkusan sesudah ujikontaminasi yaitu mempunyai penyebarandua diameter partikel rerata lebih rendah dari2,5 11m. Hasil MMAD ini akan berpengaruhpada penentuan deposisi partikel padasaluran pernapasan.

Deposisi partikel udara di tempatpenyimpanan sementara sumber radioaktifpada saluran pernapasan lebih banyakterdapat di daerah SS (bronkhilus) dandaerah bb (daerah bronkhiolus). Deposisipartikel di daerah SS terletak di tenggorokan(trachea) dan bronkhus, sedangkan deposisidi daerah bb terletak di bronkhiolus dancabang bronkhiofus.

------------ -------- - - ,,----No.

LokasiMMADogKonsentrasi (pg/m3)

(~lm)(~lm)

1-----_ .... ---- -------------------- -----

TSP PMw PM;>!>---_.- _____ co:.:......

1.Limbah cair 3,352,631,327 1,136 0,565

2,002,21

------------

2. Bungkusan 4,302.2~0,8090,6640,269sesudah uji

3,652.70kontaminasi 3.

Bungkusan 2,713,181,3661,1890,656sebelum uji kontaminasi

--4.Limbah padat 2,582,920,7760,6750,373

1,303.02

.----.-- ----.--.-------___ h._O_

S. Penyimpanan zat 3,752,160,9910,8870,501radioaktif 6.

Di luar area dekat3,303,641,0600,8560,443Ipintu masuk

------T k

124

k

Tabel 5. Data kond' . rtikel ud t

SuhuRHTekananKecepatan

No.Lokasi

(0G)('Yo)(mmHg)Angin

(m/s)1.Limbah cair 28697460,33

2.

Bungkusan 28,33687450.30sesudah uji kontaminasi3.

Bungkusan 27,5068,75743,50,11sebelum uji kontaminasi

----.---1-----------4. Limbah padat 2774,507460,30

5.

Penyimpanan zat27747460,5radioaktif 6.

Di luar area dekat28687440,75pintu masuk

Partikel udara yang mengendap didaerah ET1, ET2 dan BB dalam jangkapendek akan mengalami ekskresi berupaISPA melaJui bersin, batuk, peradanganringitis, faringitis, trakhea bronkhitis danpenelanan ke dalam saluran pencernaanatau adsorbsi oleh epitel untuk partikeldengan daya larut tinggi. Bila partikel udaraterdeposisi di daerah bb dan AI dalam jangkapanjang akan mengakibatkan infeksi saluranpernapasan bawah seperti asma, bronkhitiskronik, emfisema, dan bahkan kanker paru(3, 12).

Hasil pengukuran konsentrasi TSP danPM1O/PM2,5 di enam lokasi pengukurantersebut jauh lebih rendah dari baku mutuudara am bien yang ditetapkan pemerintahdalam PP RI no. 41 I 1999. Berdasarkanstandar ISPU, hasil pengukuran konsentrasiTSP dan PM,oIPM2,5 termasuk kategori baikbagi semua populasi yang terpapar. Kategoribaik dalam standar ISPU menunjukkanbahwG tldak ade efek kesehotan yangditimbulkan oleh partikel udara TSP danPM10 I PM2,5' Akan tetapi hal ini pertudilakukan pemantauan kualitas udara ditempat tersebut secara kontinyu danterkoordinasi dengan petugas proteksi radiasisetempat, sehingga fluktuasi penyebaranpartikel udara dapat dideteksi lebih dini.

KESIMPULAN

Konsentrasi TSP dan PM1O/PM2,5 dienam lokasi penyimpanan sementarasumber radioaktif P3KRBiN jauh lebih rendahdari baku mutu udara am bien (PP RI no. 41 I1999). Konsentrasi partikel udara (TSP dan

125

PM10 I PM2,5) terbesar berada di tempatpenyimpanan bungkusan sebelum diujikontaminasi, sedangkan konsentrasi partikeludara terendah berada di tempatpenyimpanan limbah padat. BerdasarkanISPU (Indeks Standar Pencemar Udara),konsentrasi TSP dan PM10 I PM2,5 termasukkategori baik, berarti tidak menimbulkan efekterhadap kesehatan pekerja.

DAFT AR PUST AKA1. BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

Organisasi dan Tata Ke~a BadanTenaga Nuklir Nasional, SK KABATANno, 1661KA1IV/2001, Jakarta, 2001.

2. WILSON, R., Particles in our air :Concentrations and health effects.,Harvard University Press, 1996.

3. BUNAWAS, RUSLANTO, O.P.,SURTIPANTI dan YUMIARTI, Partikeldebu anorganik : Komposisi, diameter,pengcndapan di aaJuran pemafasan denefek terhadap kesehatan., ProsidingSeminar Nasional Kimia Anorganik, HotelGaruda, Yogyakarta, 1999.

4. UNITED NATIONS ENVIRONMENTPROGRAMME I WORLD HEALTHORGANIZATION, Measurement ofsuspended particulate matter in ambientair, GEMS (Global EnvironmentMonitoring System) I AIR MetodologyReviews Handbook Series, Vol. 3,WHO/EOS I 94.3, UNEP I GEMS I 94.A.4, UNEP I WHO , Nairobi, Kenya,1994.

5. LUNDGREN, D.A., HLAING, D.N.,RICH, T.A, and MARPLE, VA, PM1Q/PM2•5 / PM, Data from a Trichofamoussampler, Aerosol Sience andTechnology, 25: 353-357,1996.

6. BADAN PENGENDALIAN DAMPAKLINGKUNGAN, Catatan kursusPengelolaan Kualitas Udara, BAPEDAL,Jakarta, 1999 ..

7. BADAN PENGENDALIAN DAMPAKLlNGKUNGAN, Peraturan PemerintahRepublik Indonesia No. 41 tahun 1999tentang Pengendalian PencemaranUdara, PP RI No.41 / 1999, BAPEDAL,Jakarta, 1999.

B. SETIAWAN, T., pengaruh polusi asappabrik' terhadap Kesehatan Lingkungan,Jumal PSl-PTSI Lingkungan danPembangunan, Jakarta 12(4) : 2214-228,1992.

9. PURWANA, R., Partikulat rumahsebagai faktor resiko gangguanpemafasan anak balita, Disertasi Doktordalam ilmu kesehatan masyarakat ­Universitas Indonesia, Jakarta, 1997.

10. DEPARTEMEN KESEHATAN, ProfilKesehatan Nasional 1995, Pusat DataKesehatan RI, Jakarta, 1995 dan 1997.

11. WORLD HEALTH ORGANIZATION,Acute Respiratory Infection in ChildrenCase Management in Small Hospital inDeveloping Countries, Ditjen PPM &PlP, Depkes RI, Jakarta, 1992.

126

12. INTERNATIONAL COMMISSION onRADIOLOGICAL PROTECTION, HumanRespiratory Tract Model for RadiologicalProtection, ICRP Publication 66, , Annalsof the (CRP, Vol. 24 nos 1-3, 1994

13. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG,Kursus Monitoring Kualitas UdaraLingkungan Pabrik Semen, Tim KualitasUdara Jurusan Teknik Lingkungan ITB,Gedung PUSDIKLAT Institut Semen danBeton Indonesia, Ciangsana, GunungPutri, Bogor, 2000.

14. CONNELL, D. W., dan MILLER, G. J.,Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran,Universitas Indonesia Press, 1995.

15. SITEPOE, M., Usaha MencegahPencemaran Udara, PT Gramedia WidiaSarana, Jakarta, Indonesia, 1997.

16. WISNUBROTO, D. S., InspeksiKeselamatan Fasilitas PengolahanLimbah Radioaktif, Diktat PelatihanInspeksi Keselamatan Instalasi Nuklirdan Fasilitas Radiasi, PUSDIKLAT,Jakarta,2004

17. ANDERSEN SAMPLER Inc., OperatingManual for Andersen low Pressure

Impactor, Atlanta, Ga, 30336, 1982.18. COHEN, D., IBA (Ion Beam Analysis)

Techniques Monitor Smoke fromBushfires around Sydney, AerosolSampling Newsletter, AnstoEnvironment, January 2003.www.ansto.Qov.au/ansto/environment1/iba/index. html.