Blok Imunologi

26
BLOK IMUNOLOGI TUJUAN UMUM 1. Mampu memahami dan menjelaskan dasar ilmu biomedik pada gangguan imunitas 2. Mampu memahami dan menjelaskan patogenesis, gambaran klinik, diagnosis, dan pemeriksaan, serta penatalaksanaan dan pencegahan gangguan imunitas 3. Mampu mengenali aspek nonmedik gangguan imunitas: faktor lingkungan, sosial budaya, ekonomi dan spiritual TUJUAN KHUSUS 1. Memahami dan mampu menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik organ limfoid 2. Memahami dan mampu menjelaskan respon imun, imunoparasitologi dan imunopatologi 3. Memahami dan mampu menjelaskan patogenesis dan manifestasi klinik gangguan imunitas 4. Memahami dan mampu menjelaskan pengaruh faktor lingkungan, sosial budaya, ekonomi dan spiritual pada gangguan imunitas 5. Memahami dan mampu menjelaskan pengelolaan gangguan imunitas, berupa preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif 6. Mampu merancang dan melakukan program pencegahan gangguan imunitas di masyarakat MODUL DAN MATERI MODUL 1. Mekanisme imunitas 2. Reaksi hipersensitivitas 3. Penyakit autoimun 4. Gangguan defisiensi imun MATERI 1. Anatomi makroskopik dan mikroskopik organ limfoid 1.1. Anatomi makroskopik organ limfoid 1.2. Anatomi mikroskopik organ limfoid 1

Transcript of Blok Imunologi

Page 1: Blok Imunologi

BLOK IMUNOLOGI

TUJUAN UMUM1. Mampu memahami dan menjelaskan dasar ilmu biomedik pada gangguan imunitas2. Mampu memahami dan menjelaskan patogenesis, gambaran klinik, diagnosis, dan

pemeriksaan, serta penatalaksanaan dan pencegahan gangguan imunitas3. Mampu mengenali aspek nonmedik gangguan imunitas: faktor lingkungan, sosial

budaya, ekonomi dan spiritual

TUJUAN KHUSUS1. Memahami dan mampu menjelaskan anatomi makroskopik dan mikroskopik organ

limfoid2. Memahami dan mampu menjelaskan respon imun, imunoparasitologi dan

imunopatologi3. Memahami dan mampu menjelaskan patogenesis dan manifestasi klinik gangguan

imunitas4. Memahami dan mampu menjelaskan pengaruh faktor lingkungan, sosial budaya,

ekonomi dan spiritual pada gangguan imunitas 5. Memahami dan mampu menjelaskan pengelolaan gangguan imunitas, berupa

preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif6. Mampu merancang dan melakukan program pencegahan gangguan imunitas di

masyarakat

MODUL DAN MATERI MODUL1. Mekanisme imunitas2. Reaksi hipersensitivitas3. Penyakit autoimun4. Gangguan defisiensi imun

MATERI 1. Anatomi makroskopik dan mikroskopik organ limfoid1.1. Anatomi makroskopik organ limfoid1.2. Anatomi mikroskopik organ limfoid

2. Mekanisme imunitas alami dan didapat, imunitas humoral dan selular, serta imunitas spesifik dan non spesifik

2.1. Definisi dan contoh imunitas alami, imunitas didapat aktif dan didapat pasif2.2. Definisi dan contoh imunitas humoral dan selular2.3. Definisi dan contoh imunitas spesifik dan non spesifik

3. Antigen dan imunogen3.1. Definisi antigen dan imunogen3.2. Sifat-sifat, fungsi dan jenis antigen dan imunogen

4. Fungsi, struktur dan dasar genetik antibodi

1

Page 2: Blok Imunologi

4.1. Definisi antibodi4.2. Struktur molekul, berbagai kelas antibodi dan sifat-sifatnya4.3. Mekanisme pembentukan antibodi dan organ-organ yang berperan

5. Komponen dan fungsi komplemen5.1. Definisi, komponen dan sifat-sifat komplemen 5.2. Peran komplemen dalam reaksi antigen-antibodi

6. Respon imun pada infeksi bakteri, virus dan jamur6.1. Imunoparasitologi dan imunopatologi6.2. Infeksi parasit, bakteri, virus dan jamur pada pasien immunocompromised

7. Pengobatan dan pencegahan gangguan imunitas7.1. Imunosupresan dan imunomodulator7.2. Vaksin dan imunisasi

8. Reaksi hipersensitivitas8.1. Definisi, etiologi dan jenis-jenis reaksi hipersensitivitas8.2. Mekanisme reaksi hipersensitivitas8.3. Diagnosis dan diagnosis banding reaksi hipersensitivitas

9. Penatalaksanaan dan pencegahan reaksi hipersensitivitas9.1. Komplikasi reaksi hipersensitivitas 9.2. Penatalaksanaan reaksi hipersensitivitas9.3. Pencegahan reaksi hipersensitivitas

10. Penyakit autoimun10.1. Definisi, etiologi dan jenis-jenis penyakit autoimun10.2. Patofisiologi penyakit autoimun10.3. Penatalaksanaan dan pencegahan penyakit autoimun

11. Imunodefisiensi11.1. Definisi, etiologi dan jenis-jenis penyakit imunodefisiensi11.2. Patofisiologi penyakit imunodefisiensi11.3. Penatalaksanaan dan pencegahan penyakit imunodefisiensi

KARAKTERISTIK MAHASISWA Mahasiswa yang mengikuti Blok Imunologi pada semester II adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah mengikuti Blok Infeksi dan Penyakit Tropik.

SUMBER DAN ALAT BANTU PENGAJARANSUMBER PEMBELAJARAN

- Pakar- Buku teks - Buku ajar / buku pegangan kuliah

2

Page 3: Blok Imunologi

- Jurnal (cetak atau elektronik)- Buku referensi lain - Media elektronik (CD program atau film)

ALAT BANTU PENGAJARAN- Laboratorium Biomedis dan fasilitasnya (Histologi, Mikrobiologi)- Laboratorium keterampilan beserta fasilitasnya

STRATEGI PENGAJARAN METODE PENGAJARANProblem-based learning 1. Tutorial:

o Menggunakan 4 skenario Mekanisme imunitas: vaksinasi Reaksi hipersensitivitas: urtikaria Penyakit autoimun: lupus eritematosus sistemik Immunodefisiensi: penyakit AIDS

2. Kuliah : o Anatomi

Organ limfoid = 1 x 50 menit Sistem limfatik = 1 x 50 menit Total 2 x 50 menit

o Histologi Organ limfoid = 2 x 50 menit

o Parasitologi Imunoparasitologi = 1 x 50 menit

o Mikrobiologi Pendahuluan imunologi, sel, jar imun, komplemen = 1 x 50 menit Respon imun pada infeksi bakteri, virus dan jamur = 1 x 50 menit Vaksin dan imunisasi = 1 x 50 menit Total 4 x 50 menit

o Patologi Anatomi Imunopatologi

- Imunodefisiensi- Autoimun- Reaksi hipersensitivitas tipe II-IV

Total 4 x 50 menito Farmakologi

Imunosupresan dan imunomodulator = 2 x 50 menit Obat antiretrovirus = 2 x 50 menit

o Agama Agama 4 x 50 menit Sehat dan Sakit, Hukum dan batasan berobat, Pencegahan penyakit,

isolasi, olahraga, istirahat, pola hidup sehat, Anjuran bagi penderita sakit, anjuran bagi perawat orang sakit

o Total jumlah kuliah = x 50 menit (+ Agama 4 x 50 menit) = x 50 menit

3

Page 4: Blok Imunologi

3. Praktikumo Histologi

Organ limfoid 1 x 150 menito Mikrobiologi

Pemeriksaan serologi 1 x 150 menito Total jumlah praktikum = 2 x 150 menit

4. Skill labo Injeksi IM, injeksi subkutan dan injeksi intrakutan (termasuk tes mantoux)o Total 2 x 50 menit x 3 kali pertemuan

5. Textbook atau jurnal readingo Parasitologi: Infeksi parasit pada pasien immunocompromisedo Mikrobiologi: Infeksi virus dan bakteri pada pasien immunocompromisedo Total = 4 x 150 menit

6. Tugas mandiri

7. Tugas kelompoko Membuat laporan skenario (4 kali)

WAKTU PELAKSANAANBerlangsung selama 5 minggu (4 minggu efektif dan 1 minggu ujian)

1 hari = 7 jam (1 minggu = 35 jam, 5 minggu = 175 jam)

Tutorial : 3 jam x 2 kali pertemuan x 4 skenario = 24 jam Skill lab : 2 jam x 3 kali pertemuan x 2 skill lab = 12 jam Praktikum : 3 jam x 2 kali praktikum = 6 jam Textbook reading : 2 jam x 2 kali pertemuan = 4 jam Kuliah : 64 jam (+Agama 4 jam) Pleno

o Text book reading : 2 jam x 2 text book = 4 jamo Tutorial : 2 jam x 4 skenario = 8 jam

Kegiatan Mandiri: 175 – 171 jam = 4 jam

EVALUASINilai blok terdiri atas:1. Nilai proses tutorial – 20% merupakan nilai diskusi tutorial, mini kuis dan tugas2. Nilai ujian Blok – 60%

a. Ujian teori dengan soal pilihan ganda (MCQ)b. Ujian tengah blok dan akhir blok

3. Ujian praktikum – 10%4. Ujian skill lab – 10%

4

Page 5: Blok Imunologi

5

Page 6: Blok Imunologi

KOMPETENSI

1. Kompetensi 1: Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain

1.1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya1.1.1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya1.1.2. Mengumpulkan informasi1.1.3. Memahami perspektif pasien1.1.4. Memberi penjelasan dan informasi

1.2. Berkomunikasi dengan teman sejawat1.2.1. Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara

lisan, tertulis atau eklektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran

1.2.2. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran

1.2.3. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran

1.3. Berkomunikasi dengan masyarakat1.3.1. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat1.3.2. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat1.3.3. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar masyarakat

memahami kesehatan sebagai kebutuhan1.3.4. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif ketika

melakukan promosi kesehatan1.3.5. Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan secara

profesional

1.4. Memberi penjelasan dan informasi1.4.1. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum

melakukan pemeriksaan fisik1.4.2. Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang mungkin timbul selama

pemeriksaan fisik atau tindakannya1.4.3. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur tentang tujuan,

keperluan, manfaat, risiko prosedur diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis, rujukan) sebelum dikerjakan

1.4.4. Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit

1.4.5. Memberikan edukasi/promosi kesehatan kepada pasien maupun keluarganya1.4.6. Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-pilihan tindakan

telah dipahami oleh pasien1.4.7. Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk untuk merenungkan kembali

serta berkonsultasi sebelum membuat persetujuan

6

Page 7: Blok Imunologi

1.4.8. Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan menjunjung tinggi etika kedokteran

1.4.9. Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan disepakati

2. Kompetensi 2: Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai kewenangannya

2.1. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya

2.1.1. Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan (bila perlu disertai gambar) riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga, sosial serta riwayat lain yang relevan

2.2. Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien 2.2.1. Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah pasien 2.2.2. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien dan

kewenangannya 2.2.3. Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin

menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyaman pada pasien2.2.4. Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien2.2.5. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medik dengan jelas dan benar 2.2.6. Mengidentifikasi, memilih dan membuktikan pemeriksaan laboratorium dan

klinik yang sesuai2.2.7. Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar (Serologi Mikrobiologi)2.2.8. Meminta atau melakukan pemeriksaan laboratorium yang sesuai2.2.9. Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang2.2.10. Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan penyakit2.2.11. Memilih dan melakukan ketrampilan terapetik, serta tindakan prevensi sesuai

dengan kewenangannya

2.3. Melakukan prosedur kedaruratan klinis22.3.1. Menentukan keadaan kedaruratan klinis2.3.2. Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau menetapkan

rujukan 2.3.3. Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai dengan

kewenangannya2.3.4. Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut

3. Kompetensi 3: Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan ksehatan tingkat primer

4.1. Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan dengan terjadinya masalah kesehatan, beserta patogenesis dan patofisiologinya (C 5)

4.2. Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh

7

Page 8: Blok Imunologi

4.3. Menjelaskan faktor-faktor nonbiologis yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan (C 5)

4.4. Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit, poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yang ditimbulkan serta risiko spesifik secara efektif

4.5. Menjelaskan (C 5) tujuan pengobatan secara fisiologis dan molekular4.6. Menjelaskan (C 5) berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam penanganan

pasien4.7. Menjelaskan (C 5) secara rasional/ilmiah dalam menentukan penanganan penyakit

baik secara epidemiologis, farmakologis, fisiologis, diet, olahraga atau perubahan perilaku

4.8. Menjelaskan (C 6) pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku

4.9. Menjelaskan (C 5) indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh, dosis, serta penerapannya pada situasi klinik

4.10. Menjelaskan (C 6) kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek samping 4.11. Menjelaskan (C 5) manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu4.12. Menjelaskan (C 5) perubahan patofisiologi setelah pengobatan4.13. Menjelaskan (C 5) prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola

masalah kesehatan

4. Kompetensi 4: Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung, koordinatif dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer

4.1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat

4.1.1. Menginterprestasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis sementara dan diagnosis banding

4.1.2. Menjelaskan penyebab, patogenesis serta patofisiologi suatu penyakit4.1.3. Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai penyakit

pasien4.1.4. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat berdasarkan

prinsip kendali mutu, kendali biaya, manfaat, dan keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien

4.1.5. Melakukan konsultasi pasien bila perlu4.1.6. Merujuk ke sejawat lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang

berlaku, tanpa atau sesudah terapi awal3

4.1.7. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan tingkat kewenangannya4

4.1.8. Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih berdasarkan patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor fisiologis, sosial dan faktor-faktor lain yang sesuai

4.1.9. Membuat instruksi tertulis secara jelas, lengkap, tepat dan dapat dibaca 4.1.10. Menuliskan resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis,

tepat frekuensi dan cara pemberian, serta sesuai kondisi pasien), jelas, lengkap dan dapat dibaca

8

Page 9: Blok Imunologi

4.1.11. Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan, memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki dan mengubah terapi dengan tepat

4.1.12. Memprediksikan, memantau, mengenali adanya kemungkinan adanya interaksi obat dan efek samping, memperbaiki atau mengubah terapi dengan tepat

4.1.13. Menerapkan prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik, komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan bersinambung dalam mengelola penyakit dan masalah pasien

4.1.14. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit serta faktor yang mungkin berpengaruh terhadap pertimbangan terapi

4.2. Melakukan pencegahan penyakit dan keadaan sakit4.2.1. Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi

pencegahan tertier yang tepat berkaitan dengan penyakit pasien, keadaan sakit atau permasalahannya5

4.2.2. Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien dan keluarganya6

4.2.3. Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau strategi pencegahan primer yang tepat berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat 7

4.2.4. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan dan faktor lingkungan sosial sebagai faktor risiko yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit

4.2.5. Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat bergantung pada kerjasama tim dan kolaborasi dengan profesional di bidang lain

4.3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

4.3.1. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis kelamin, etnis dan budaya

4.3.2. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga dan masyarakat

4.3.3. Bekerjasama dengan sekolah dalam mengembangkan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

4.4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan

4.4.1. Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat

4.4.2. Menentukan insidensi dan prevalensi penyakit di masyarakat, serta mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor fisiologis, kultur sosial, ekonomi, kebijakan dan faktor lingkungan yang berpengaruh paad suatu masalah kesehatan

9

Page 10: Blok Imunologi

4.4.3. Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi masalah kesehatan masyarakat

4.4.4. Bekerjasama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan pemerintah, teramsuk antisipasi terhadap timbulnya penyakit-penyakit baru

4.4.5. Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi kesehatan4.4.6. Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan masyarakat,

serta menganalisis hasilnya4.4.7. Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan4.4.8. Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan4.4.9. Bekerjasama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan pengadaan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan masyarakat

4.5. Mengelola sumber daya manusia dan sarana prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

4.5.1. Melaksanakan fungsi dasar manajerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi informasi dan pengambil keputusan)

4.5.2. Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

4.5.3. Mengelola sumber daya manusia4.5.4. Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana

5. Kompetensi 5: Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-terapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer

5.1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien

5.1.1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan baik5.1.2. Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai relevansi dan

validitasnya 5.1.3. Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan informasi

ilmiah5.1.4. Menerapkan ketrampilan dasar pengelolaan informasi untuk menghimpun

data relevan menjadi arsip pribadi5.1.5. Menerapkan ketrampilan dasar dalam menilai data untuk melakukan validasi

informasi ilmiah secara sistematik5.1.6. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum dan

menyimpan arsip

5.2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi5.2.1. Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu

penggunaannya dengan memperhatikan secara khusus potensi untuk berkembang dan keterbatasannya

5.3. Memanfaatkan informasi kesehatan

10

Page 11: Blok Imunologi

5.3.1. Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database dalam praktik kedokteran secara efisien

5.3.2. Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktik kedokteran dengan menganalisis arsipnya

5.3.3. Membuat dan menggunakan rekam medik untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

6. Kompetensi 6:a. Melakukan praktek kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan

keterbatasannyab. Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan dan kesejahteraan yang dapat

mempengaruhi profesinya c. Belajar sepanjang hayatd. Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara

bersinambung

6.1. Menerapkan mawas diri6.1.1. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan praktik

kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan6.1.2. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah yang

berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi profesinya 6.1.3. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan dan praktik

kedokteran6.1.4. Menyadari peran hubungan interpersonal dan lingkungan profesi dan pribadi6.1.5. Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang

membangun dari pasien, sejawat, insruktur dan penyelia6.1.6. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan praktik6.1.7. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik kedokterannya

6.2. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat6.2.1 Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru6.2.2 Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran

Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya6.2.3 Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti (Evidence

Based Medicine)6.2.4 Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau evidence untuk

penanganan pasien dan justifikasi alasan keputusan yang diambil6.2.5 Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya terhadap

pasiennya6.2.6 Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan

belajarnya

6.3. Mengembangkan pengetahuan baru6.3.1. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan

mengembangkannya menjadi pertanyaan penelitian yang tepat

11

Page 12: Blok Imunologi

6.3.2. Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian

6.3.3. Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiahMembuat presentasi ilmiah dari hasil penelitiannya

7. Kompetensi 7:a. Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan

kesehatan b. Bermoral, beretika, serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal

dalam praktik kedokteranc. Menerapkan program keselamatan pasien

7.1. Memiliki sikap professional7.1.1. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia 7.1.2. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien7.1.3. Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan dokter

pasien (mahasiswa dan civitas akademika)7.1.4. Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh7.1.5. Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam memberikan

pelayanan kesehatan serta dampaknya7.1.6. Mempertimbangkan aspek etik dalam penanganan pasien sesuai standar profesi7.1.7. Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit7.1.8. Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan etik dalam

pengobatan setiap individu pasien

7.2. Berperilaku profesional dalam bekerjasama7.2.1. Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial7.2.2. Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi dan peran

yang berharga, tanpa memandang status sosial7.2.3. Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerjasama dengan para petugas

kesehatan lainnya7.2.4. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik7.2.5. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari orang lain7.2.6. Mempertimbangkan aspek etik dan moral dalam hubungan dengan petugas

kesehatan lain, serta bertindak secara profesional7.2.7. Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan tindakan yang tidak

profesional

7.3. Berperan sebagai anggota tim pelayanan kesehatan yang profesional7.3.1. Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilai-nilai

profesionalisme7.3.2. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif7.3.3. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan7.3.4. Berperan sebagai manager baik dalam praktik pribadi maupun dalam sistem

pelayanan kesehatan

12

Page 13: Blok Imunologi

7.3.5. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat dan dapat melakukan suatu perubahan

7.3.6. Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota tim pelayanan kesehatan lain

7.4. Melakukan praktek kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia 7.4.1. Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup dan budaya dari pasien dan

sejawat7.4.2. Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan dengan usia, gender, orientasi

seksual, etnis, kecacatan dan status sosial ekonomi

7.5. Aspek medikolegal dalam praktik kedokteran7.5.1. Memahami dan menerima tanggung jawab hukum yang berkaitan dengan:

o Hak asasi manusiao Resep obato Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksualo Kode Etik Kedokteran Indonesiao Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau kematiano Memahami Undang-Undang Praktek Kedokteran No. 29, 2004 o Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang mengatur

praktik kedokterano Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan

7.6. Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran7.6.1. Menerapkan standar keselamatan pasien

o Hak pasieno Mendidik pasien dan keluargao Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanano Pengunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan

program peningkatan keselamatan pasieno Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasieno Mendidik staf tentang keselamatan pasieno Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien

7.6.2. Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasieno Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasieno Memimpin dan mendukung stafo Integrasikan aktivitas pengelolaan risikoo Kembangkan sistem pelaporano Libatkan dan berkomunikasi dengan pasieno Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasieno Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien

13

Page 14: Blok Imunologi

SKENARIO 1

VAKSINASI

Seorang bayi berumur 3 hari mendapat vaksinasi BCG di lengan kanan atas untuk mencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayi tersebut dibawa kembali ke RS karena timbul benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan didapatkan pembesaran nodus limfatikus di regio aksila dekstra. Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap antigen yang terdapat dalam vaksin tersebut dan menimbulkan respon imun tubuh.

SASARAN BELAJAR 1. Memahami anatomi makroskopik dan mikroskopik organ limfoid

o Menjelaskan anatomi makroskopik organ limfoido Menjelaskan anatomi mikroskopik organ limfoid

2. Memahami definisi dan mekanisme imunitas atau kekebalan alami, didapat, humoral, selular, spesifik dan non spesifik o Menjelaskan definisi dan contoh-contoh kekebalan alami dan kekebalan

didapat yang aktif dan pasif.o Menjelaskan definisi kekebalan humoral dan selularo Menjelaskan sistem imun spesifik dan non spesifik

3. Memahami antigen dan imunogeno Menjelaskan definisi antigen dan imunogeno Menjelaskan sifat-sifat, fungsi dan jenis antigen dan imunogen

4. Mampu memahami antibodi: fungsi, struktur, dasar genetiko Menjelaskan definisi antibodio Menjelaskan struktur molekul, berbagai kelas antibodi dan sifat-sifatnyao Menjelaskan mekanisme pembentukan antibodi dan organ-organ yang

berperan

5. Memahami imunisasio Menjelaskan imunisasi aktif dan pasifo Menjelaskan efek samping pemberian vaksino Menjelaskan faktor sosial budaya masyarakat dalam pemberian vaksino Menjelaskan faktor agama dalam pemberian vaksin

14

Page 15: Blok Imunologi

SKENARIO 2

ALERGI MAKANAN LAUT

Setelah mengkonsumsi udang, Tn. A mengeluh gatal-gatal. Selain itu timbul urtika yang hampir merata di seluruh tubuhnya. Keluhan ini sering dirasakan setiap mengkonsumsi makanan laut. Tak lama kemudian ia merasa sulit bernafas, sehingga ia memutuskan untuk berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan angioedema di mata dan bibirnya. Dokter menjelaskan keadaan ini diakibatkan oleh reaksi alergi (hipersensitivitas tipe I), sehingga ia mendapatkan pengobatan anti histamin dan kortikosteroid.

SASARAN BELAJAR 1. Mampu memahami reaksi hipersensitivitas

o Menjelaskan definisi, etiologi dan jenis-jenis reaksi hipersensitivitaso Menjelaskan mekanisme reaksi hipersensitivitas

2. Mampu memahami diagnosis dan diagnosis banding reaksi hipersensitivitas o Menjelaskan gejala klinik reaksi hipersensitivitas o Menjelaskan kelainan jasmani pada reaksi hipersensitivitas o Menjelaskan pemeriksaan penunjang dan penafsirannya

3. Mampu memahami komplikasi, penatalaksanaan dan pencegahan reaksi hipersensitivitas

o Menjelaskan komplikasi reaksi hipersensitivitas o Menjelaskan penatalaksanaan reaksi hipersensitivitas o Menjelaskan pencegahan reaksi hipersensitivitas

4. Mampu memahami peranan anti histamin dan kortikosteroido Menjelaskan farmakokinetik dan farmakodinamik anti histamin dan

kortikosteroido Menjelaskan efek samping pemberian anti histamin dan kortikosteroid

15

Page 16: Blok Imunologi

SKENARIO 3

DEMAM BERULANG

Seorang wanita, 25 tahun, masuk Rumah Sakit YARSI dengan keluhan demam yang hilang timbul sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan lainnya mual, tidak nafsu makan, mulut sariawan, nyeri pada persendian, rambut rontok dan pipi berwarna merah bila terkena sinar matahari.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, nadi 100 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 38,5 oC. Konjungtiva pucat dan terdapat sariawan di mulut. Pada wajah terlihat malar rash. Jantung dan paru dalam batas normal, sedangkan hati dan limpa tidak teraba.

Pemeriksaan laboratorium menunjukkan autoantibodi Anti Nuclear Antibody (ANA) dan Anti-dsDNA positif. Kadar komplemen (C3, C4) menurun.

Dari data tersebut dokter menyimpulkan bahwa penderita ini mengalami Lupus Eritematosus Sistemik, yang merupakan penyakit autoimun.

SASARAN BELAJAR 1. Mampu memahami penyakit autoimun

o Menjelaskan jenis-jenis penyakit autoimun o Menjelaskan patofisiologi terjadinya penyakit autoimun

2. Mampu memahami penyakit Lupus Eritematosus Sistemiko Menjelaskan patofisiologi penyakit Lupus Eritematosus Sistemiko Menjelaskan gejala klinik dan laboratorium penyakit Lupus Eritematosus

Sistemiko Menjelaskan komplikasi penyakit Lupus Eritematosus Sistemik

16

Page 17: Blok Imunologi

SKENARIO 4

DIARE KRONIK AKIBAT HIV POSITIF

Seorang laki-laki, 25 tahun, mengeluh diare yang hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu. Selain itu pasien juga mengeluh sering demam, sariawan, tidak nafsu makan dan berat badan menurun 10 kg dalam waktu 3 bulan terakhir. Dari riwayatnya dikatakan pasien sering melakukan hubungan seksual secara bebas.

Pada pemeriksaan fisik pasien terlihat kaheksia, TD 100/70 mmHg, nadi 88 x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 37 oC. Mukosa lidah kering dan terdapat bercak-bercak putih. Pemeriksaan laboratorium darah rutin LED 50 mm/jam, Leukosit 3000 u/l dan hitung jenis 0/2/3/60/10/25, anti Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif dengan jumlah leukosit CD4 menurun. Pemeriksaan feses terdapat sel ragi.

Dari data tersebut dokter menyimpulkan bahwa penderita ini mengalami gangguan defisiensi imun akibat terinfeksi virus HIV. Namun dokter menolak untuk merawat pasien dengan alasan ”keterbatasan fasilitas RS”.

SASARAN BELAJAR 1. Mampu memahami gangguan defisiensi imun

o Menjelaskan definisi, etiologi dan patofisiologi defisiensi imuno Menjelaskan contoh-contoh penyakit defisiensi imuno Menjelaskan hasil pemeriksaan laboratorium klinik untuk membantu

menegakkan diagnosis defisiensi imun

2. Mampu memahami penyakit akibat infeksi virus HIVo Menjelaskan gambaran klinis, diagnosis dan komplikasi infeksi HIV dan

AIDSo Menjelaskan pencegahan dan tindakan promotif infeksi HIV dan AIDS

3. Mampu memahami dilema etiko Menjelaskan kewajiban dokter dalam KODEKI untuk penanganan kasus

HIV-AIDSo Menjelaskan etika dokter dalam penanganan kasus yang dapat

menimbulkan stigmatisasi

17