Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
-
Upload
arsyl-cobes -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
-
7/22/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
1/5
faktor yang mempengaruhi penyakit pascapanen
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT PASCAPANEN
Konsep segitiga penyakit, yang secara umum dikenal di dunia penyakit tanaman, berlaku juga
dalam penyakit pascapanen. Hal ini sangat menentukan berat ringannya tingkat keparahan
penyakit pascapanen. Faktor penentu tingkat keparahan penyakit pascapanen tersebut berperan
penting dalam menentukan timbul dan berkembangnya penyakit pascapanen, baik selama di
penyimpanan maupun di pemasaran. Penyakit pascapanen sangat menentukan kelangsungan
produk tanaman setelah di panen, sehingga perlu diketahui macam faktor yang berperanan dalam
menentukan keparahan penyakit pascapanen tersebut.
1. Faktor yang memengaruhi keparahan penyakit pascapanen
Kemampuan mikroba patogen untuk memulai terjadinya penyakit sangat tergantung pada
sejumlah faktor, yang secara umum dipertalikan dengan mikroba inang, lingkungan, yang dikenal
sebagai segitiga penyakit. Masing-masing faktor tersebut saling memengaruhi dan akan
menimbulkan makin parahnya penyakit pascapanen.
1) Mikroba Patogen
Mikroba patogen dijumpai sangat banyak, baik selama buah berada di tanaman maupun di dalam
ruang simpan. Meskipun demikian, hanya beberapa jenis patogen yang mampu tumbuh dan
berkembang, dan menimbulkan kerusakan pada produk pascapanen. Perkembangan patogen
pascapanen sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, khususnya suhu, pH, nutrisi, dan
kandungan air, yang harus tersedia. Selain itu, patogen pascapanen harus bekerja sama dengan
enzim yang dihasilkannya untuk menguraikan jaringan inang, yang mengakibatkan keluarnya
nutrisi yang sesuai bagi pertumbuhan patogen dari jaringan yang terurai tersebut.
Suhu. Beberapa jamur mampu tumbuh sangat lambat meski berada di bawah suhu 10 C, misalnyajamur Rhizopus stolonifer, Geotrichum candidum, dan Ceratocystis paradoxa. Jamur Botrytis,
Cladosporium, dan Penicillium bahkan masih mampu tumbuh pada suhu 1C. Suhu sangat berperanan
dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur patogen pascapanen.
Kandungan air. Adanya lapisan air di permukaan buah akan menyebabkan tingginya kelembaban disekitar buah dan hal ini mampu menyebabkan konidium atau spora jamur untuk aktif tumbuh dari
periode tak bergerak. Status fisiologi inang memengaruhi serangan patogen, terutama dikaitkan
dengan kahat air. Produk segar seperti kentang, lebih rentan terhadap serangan bakteri busuk lunak
ketika berada dalam kondisi bengkak; sedangkan wortel dan kubis yang agak layu paling rentan
terhadap serangan jamur Botrytis. Hal ini dikarenakan kebanyakan mikroba patogen pascapanen dapat
tumbuh dengan baik dan menyebabkan penyakit.
-
7/22/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
2/5
Nutrisi. Selanjtnya, patogen luka memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Nutrisi tersebut keluardari sel yang rusak di daerah luka. Sementara, untuk patogen yang menginfeksi melalui lenti sel,
kebutuhan nutrisinya dipasok dari nutrisi yang keluar dari sel di sekeliling lentisel, khususnya setelah
rusak, dalam kondisi anaerob, atau saat penuaan jaringan.
Enzim. Perkembangan penyakit pascapanen tergantung pada kemampuan patogen untukmenghasilkan enzim, yang membawa polimer-polemer pektat yang tak larut, yang mengakibatkan
hilangnya kekompakan jaringan dan pemisahan sel tunggal.
1. Interaksi inang
Setiap jenis buah dan sayur hanya diserang oleh kelompok jamur parasit dan kemungkinan oleh
bakteri, yang unik dan relatif kecil. Kelompok ini memerlukan persyaratan nutrisi dan kemampuan
enzimatis untuk perkembangannya di dalam jaringan inangnya. Misalnya, jamur Penicillium
digitatum hanya menyebabkan penyakit pascapanen pada jeruk, dan penyebab penyakit kapangbiru, yaitu Penicillium expansum, merupakan patogen yang serius hanya pada apel dan bukan
jeruk, serta Penicillium italicum mampu menyerang banyak varietas dan sayur. Selain hal
tersebut, jaringan yang berbeda dari buah atau sayur yang sama dapat beragam kerentanannya
terhadap isolat patogen yang sama. Contohnya, daun kubis bagian luar lebih tahan terhadap
serangan jamur Botrytis daripada bagian dalamnya, dan bagian ujung daun lebih tahan
dibandingkan bagian pangkalnya.
Kerentanan buah dan sayur sangat dipengaruhi oleh pematangan pada saat panen dan seterusnya
oleh perubahan fisiologi yang terjadi. Sebagai contoh, apel yang masak lebih rentan terhadapserangan Penicillium expansum, juga jeruk yang masak lebih rentan terhadap serangan kapang
Penicillium.
Kentang menjadi lebih rentan terhadap busuk kering Fusarium selama dalam penyimpanan,
sedangkan kerentanan wortel terhadap Botrytis dan Centrospora pada suhu 5C meningkat
dengan makin lamanya penyimpanan. Beragamnya tingkat kertentanan buah dan sayur terhadap
penyakit pasca panen dipertalikan dengan salah satu atau gabungan dari beberapa hal berikut :
pH, nutrisi, dan status air inang. Ketahanan secara umum dari buah dan sayur terhadap seranganbakteri penyebab busuk lunak, terutama ditentukan oleh tingkat keasaman jaringan. Beberapa jenis
buah dan sayur, seperti cabai, mentimun, dan beberapa jenis buah, sangat rentan terhadap serangan
bakteri busuk lunak.
Tingkat kelembaban. Kerentanan banyak buah dan sayur terhadap serangan patogen akan makinmeningkat ketika jaringan membengkak karena tingginya kandungan air atau cairan di dalam sel.
Penghambat pertumbuhan mikroba dan enzim pektolisis. Di dalam jaringan buah dan sayur telahdiketahui adanya dua jenis penghambat pertumbuhan mikroba patogen, yaitu senyawa yang belum
dibentuk dan penghambat yang disintesis oleh inang karena adanya tanggap terhadap infeksi dan
kerukan lainnya, atau yang dikenal dengan nama fitoaleksin.
-
7/22/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
3/5
Peningkatan kerentanan inang karena pemasakan. Peningkatan kerentanan buah dan sayur terhadappenyakit pascapanen selama dalam simpanan, dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu sebagai berikut :
Penurunan kemampuan jaringan inang untuk menyintesis penghambat mikroba, seperti 6-
metoksimelein dan asam benzoat karena umur produk dalam simpanan. Peningkatan kelenturan
selaput dinding sel karena lepasnya nutrisi dan air ke dalam ruang antar sel Peningkatan
kerentanan dinding sel tanaman terhadap serangan enzim pengurai patogen
Penghalang morfologi inang terhadap infeksi. Jaringan tanaman mampu membentuk penghalangpelindung sebagai tanggapan terhadap luka, yang berupa sel yang rapat tersusun dan jaringan
tersebut masih mampu mengadakan pembelahan sel. Selain itu, sel di sekeliling luka dapat menumpuk
lignin dan gabus pada dinding selnya untuk melindunginya dari kegiatan enzim pengurai patogen.
1. Lingkungan
Kondisi lingkungan sangat memengaruhi baik tanaman maupun patogennya. Penanganan
pascapanen terbaik yang perlu dilakukan untuk memelihara produk buah dan sayur segar adalah
1) Mengelola produk dalam kondisi optimum untuk konsumsi dan 2) mencegah serangan patogen.
Faktor lingkungan yang sangat berperanan penting terhadap keselamatan produk pascapanen,
adalah sebagai berikut :
1.1. Suhu. Suhu berperanan penting dalam meningkatkan kerentanan buah dan sayur, setelah di panen
atau dalam penyimpanan. Pendedahan produk segar ke suhu tinggi setelah panen dapat
meningkatkan kerentanan terhadap penyakit pasacapanen, meskipun produk tidak mengalami
kerusakan fisiologi.
2. Air dan kelembaban. Air bebas dan tingkat kelembaban di sekitar produk pascapanenmemengaruhi tingkat kerentanan produk yang disimpan. Selain itu, adanya air bebas juga
berpengaruh pada pertumbuhan patogen. Pengaruh air bebas tersebut dapat dilihat dari beberapaa
hal berikut :
1. Air bebas di permukaan produk segar hampir selalu meningkatkan pembusukan denganmenghidrasi luka, stomata, atau lentisel, dan dengan mengangkut mikroba patogen ke dalamnya.
2. Air bebas juga menybabkan membukanya lentisel dan kondisi anaerob, misalnya pada umbi
kentang, yang dapat menjadi faktor predisposisi terhadap serangan bakteri busuk lunak.
3. Air juga mampu menyebarkan patogen ketika digunakan untuk mencuci atau mendinginkan
buah dan sayur.
4. Air juga mampu menurunkan penyakit busuk kering Fusarium dan serangan phoma pada
kentang dalam penyimpanan, ketika digunakan untuk mencuci benih kentang.
-
7/22/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
4/5
5. Selain itu, pencucian juga dapat mengurangi keparahan penyakit antraknosa pada jeruk karena
Colletotrichum karena tercucinya apresorium patogen dari permukaan buah.
Sementara itu, kelembapan ruang tersimpan berperan penting terhadap kerentanan produk pasca
panen dan laju infeksi patogen simpanan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal berikut :
1. kelembapan relatif 90% dan suhu di atas 5oC memengaruhi perkembangan penyakit pasca
panen dengan cara mendukung pertumbuhan patogen di permukaan produk segar. Mikroba
patogen umumnya tidak tumbuh dipermukaan buah fan sayur jika kelembapan relatif sama dan
kurang dari 90%.
2. kelembapan dan suhu berperan dalam mempertahankan luka dan lubang infeksi alami lain,
sehingga memberikan kondisi yang sesuai bagi patogen untuk menginfeksi.
3. penyimpanan produk pada kelembapan relatif antara 98-100% dan suhu mendekati 0oC.
4. adanya lapisan air dipermukaan kentang dan sayur berdaun dapat menjadi faktor predisposisi
terhadap bakteri, bakteri pembusuk, dan pada buah terhadap jamur pembusuk.
5. sebaliknya, kelembapan yang tinggi berperan penting untuk memperbaiki ketahanan terhadap
penyakit parsca panen pada buah dan sayur lainnya, selain wortel dan kubis.
6. kelambaban yang tinggi, kira-kira 90% , penting untuk pembentukan lapisan gabus dan
peridrem, khususnya untuk ubi jalar, kentang, dan umbi lainnya serta pembentukan pemghalang
lignin pada jeruk.
Atmosfer. Atmosfer ruang simpan, yaitu dimodifikasi dengan mengubah tingkat O2dan CO2 , sertakandungan etilennya, sangat penting peranannya dalam mempertahankan umur simpan produk pasca
panen. Hal ini dapat berpengaruh pada beberapa hal, sbb :
1. Kandungan CO2 yang tinggi memengaruhi perkembangan penyakit pasca panen, baik melaluipenghambatan langsung patogen maupun mengubah ketahanan inang.
2. Kandungan CO2juga mengurangi penurunan kemunduran fisiologi inang dan secara langsungmengambat pertumbuhan patogen.
3. Kandungan O2 2 % dan CO210% juga dapat mencegah kerusakan suhu dingin, sehingga buah dapatdisimpan pada suhu tersebut
4. Selain itu, adanya kandungan atmosfer yang sama juga dapat menghambat pensporaan tetapi tidaktumbuha dari jamur Colletotricum, dan meningkatkan ketahan buah alpokat yang disimpan.
5. Kandungan CO2 yang tinggi, lebih dari 2,5%, merangsang pengumpulan asam benzoat penghambatalami infeksi nectria pada apel, sehingga mengurangi pembusukan karena jamur nectria.
-
7/22/2019 Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
5/5
6. Akan tetapi, kandungan O2yang rendah ( kurang dari 5% ) dan CO2tinggi ( lebih dari 10% )meningkatkan serangan bakteri busuk lunak pada kentang, khususnya dengan adanya air bebas.
Selain itu, dalam atmosfer ruang simpan juga terkadung gas etilen, khususnya yang dihasilkan
secara alami dari produk pasca panen yang disimpan, serta karena adanya perlakuan dengan
etilen buatan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk penyeragaman tingakat kemasakkan buah
dan mengubah warna hijau buah jeruk. Adanya kandungan gas etilen ini dapat memengaruhi
tingkat lerentanan produk pasca panen , yaitu dalam hal :
1. meningkatkan pemasakan produk pasca panen2. mempercapat penuaan dan pembentukan lapisan absisi3. mengaktifkan patogen dari masa tak- bergeraknya4. merangsang perkecambahan apresorium dipermukaan buah,5. meningkatkan serangan patogen.
DAFTAR PUSTAKA
Soesanto, Loekas. 2006. Penyakit Pasca Panen. Kanisius : Yogyakarta.
Agrios, G.N. 1997. Plant Pathology 4thed. Academic Press, New York.
Amiarsi,D., E. Sitorus, dan Sjaifullah. 1996. Pengaruh Teknik Penyimpanan terhadap Mutu BuahSalak Lumut. dalam :J. Hort. 6 (4): 392-401.
Murtiningsih. 1994. Inventarisasi Penyakit Pascapanen Buah Salak dan Cara Pengendaliannya.
dalam :J. Hort.6 (1): 95-99.