LP CVA

10
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA CVA (Cerebro Vascular Accident) DI RUANG AIRLANGGA RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL Disusun oleh : Laras Frestyawangi Wasitin 2014204610111072 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

description

cva

Transcript of LP CVA

Page 1: LP CVA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIAGNOSA CVA (Cerebro Vascular Accident)

DI RUANG AIRLANGGA RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL

Disusun oleh :

Laras Frestyawangi Wasitin

2014204610111072

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATAN

Page 2: LP CVA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2015BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Gangguan peredaran darah ke otak yang menyebabkan defisit

neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi

sirkulasi saraf otak (Sudoyo, 2009).

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi

otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian

otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama

beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

B. Etiologi

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu :

1. Stroke Iskemik (non hemorragik) yaitu tersumbatnya pembuluh

darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau

keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemia

Stroke iskemik dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Stroke trombolitik : proses terbentuknya thrombus yang

membuat penggumpalan.

b. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan

darah.

Page 3: LP CVA

c. Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke

seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut

jantung.

2. Stroke Hemorragik adalah stroke yang disebabkan oleh

pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke

hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu :

a. Hemoragik intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam

jaringan otak.

b. Hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang

subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan

lapisan jaringan yang menutupi otak).

C. Faktor Resiko

1. Faktor yang tidak dapat diubah (Non ireversible)

a. Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke

dibanding wanita.

b. Usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena

stroke.

c. Keturunan : adanya riwayat keluarga yang terkena stroke.

2. Faktor yang dapat dirubah (Reversible)

a. Hipertensi

b. Penyakit jantung

c. Koleterol tinggi

d. Obesitas

Page 4: LP CVA

e. Diabetes melitus

f. Polisetemia

g. Stress emosional

3. Kebiasaan hidup

a. Merokok

b. Peminum alkohol

c. Obat-obatan terlarang

d. Aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga, makanan

berkolesterol

D. Manifestasi Klinis

1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan.

2. Tiba-tiba hilang rasa peka

3. Bicara cedel atau pelo

4. Gangguan bicara dan abhasa

5. Gangguan penglihatan

6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai

7. Gangguan daya ingat

8. Nyeri kepala hebat

9. Vertigo

10. Kesadaran menurun

11. Proses kencing terganggu

12. Gangguan fungsi otak

E. Pemeriksaan Penunjang

Page 5: LP CVA

1. Angiografi serebri : membantu menentukan penyebab dari

stroke secara spesifik seperti perdarahan arteriovena atau

adanya ruptur dan untuk mencari perdarahan seperti aneurisme

atau malformasi vaskuler.

2. Lumbal pungsi, CT Scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance

(MRI)

3. USG Doppler : untuk mengidentifikasi adanya penyakit

arteriovena (masalah sistem karotis).

F. Penatalaksanaan

1. Stadium hiperakut

Tindakan pada stadium ini dilakukan di Instalasi Gawat Darurat

dan merupakan tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal

bertujuan agar kerusakan jaringan otak tidak menulas. Pada

stadium ini, pasien diberi oksigen 2 lpm dan cairan

kristaloid/koloid; hindari pemberian cairan dekstrose atau salin

dalam H2O. Dilakukan pemeriksaan CT Scan Otak,

elektrokardiografi, foto toraks, darah perifer lengkap dan jumlah

trombosit, protombin time/INR, APTT, glukosa darah, kimia

darah (termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas

darah. Tindakan lain di IRD adalah memberikan dukungan

mental kepada pasien serta memberikan penjelasan pada

keluarganya agar tetap tenang.

2. Stadium akut

Page 6: LP CVA

Pada stadium ini dilakukan penanganan faktor-faktor etiologik

maupun penyulit. Juga dilakukan tindakan fisik, okupasi, wicara

dan psikologis serta telaah sosial untuk membantu pemulihan

pasien. Penjelasan dan edukasi kepada keluarga pasien perlu,

menyangkut dampak stroke terhadap pasien dan keluarga serta

tata cara perawatan pasien ysng dapat dilakukan keluarga.

a. Stroke iskemik

Terapi umum : letakkan kepala pasien pada posisi 300, kepala

dan dada pada satu bidang; ubah posisi tidur setiap 2 jam;

mobilisasi dimulai bertahap bila hemodinamik sudah stabil.

Selanjutnya, bebaskan jalan napas, beri oksigen 1-2

liter/menit sampai didapatkan hasil analisis gas darah. Jika

perlu, dilakukan intubasi.

Demam diatasi dengan kompres dan antipiretik, kemudian

dicari penyebabnya; jika kandung kemih penuh, dikosongkan

(sebaiknya dengan kateter intermitten). Pemberian nutrisi

dengan cairan isotonik, kristaloid atau koloid 1500-2000 mL

dan elektrolit sesuai kebutuhan, hindari cairan mengandung

glukosa atau salin isotonik.

Pemberian nutrisi per oral hanya jika fungsi menelannya baik;

jika didapatkan gangguan menelan atau kesadaran menurun,

dianjurkan melalui selang nasogastrik.

Kadar gula darah >150 mg/dl harus dikoreksi sampai batas

gula darah sewaktu 150 mg/dl dengan insulin drip intravena

kontinu selama 2-3 hari pertama. Hipoglikemia diatasi segera

Page 7: LP CVA

dengan dekstrosa 40% iv sampai kembali normal dan harus

dicari penyebabnya.

Nyeri kepala atau mual dan muntah diatasi dengan

pemberian obat-obatan sesuai gejala.

b. Stroke hemoragik

3. Stadium subakut

G. Komplikasi

Page 8: LP CVA

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing

Diagnosis: Definitions & Clasification, 2015-2017. Oxford: Wiley

Blackwell

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan

Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC

Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Mediaction.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta

:EGC

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I

II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI

Tambayong, Jan, dr. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta:

EGC