Lp Gastritis

13
GASTRITIS A. DEFINISI Gastritis adalah suatu peradangan pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 2009: 81). Maag/sakit lambung adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu hal dengan gejala yang dapat sembuh sendiri (Mansoer Arif, 2004) Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau local. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan gastritis atrofik kronik (Ana M. 2003) Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung (Mizieviez. 2004). B. ETIOLOGI 1. Kebiasaan atau pola makan yang tidak teratur. 2. Merokok, minum-minuman beralkohol dan minuman yang mengandung kafein. 3. Stres psikologis yang berat. 4. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat merangsang pengeluaran asam lambung (obat penurun panas). (Mansoer Arif. 2004) C. PATOFISIOLOGI Gastritis superfisial akut

Transcript of Lp Gastritis

Page 1: Lp Gastritis

GASTRITIS

A. DEFINISI

Gastritis adalah suatu peradangan pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa

gaster (Sujono Hadi, 2009: 81).

Maag/sakit lambung adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh

sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu hal dengan gejala yang dapat sembuh

sendiri (Mansoer Arif, 2004)

Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik,

difus atau local. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis superficial

akut dan gastritis atrofik kronik (Ana M. 2003)

Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung (Mizieviez. 2004).

B. ETIOLOGI

1. Kebiasaan atau pola makan yang tidak teratur.

2. Merokok, minum-minuman beralkohol dan minuman yang mengandung kafein.

3. Stres psikologis yang berat.

4. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat merangsang pengeluaran

asam lambung (obat penurun panas).

(Mansoer Arif. 2004)

C. PATOFISIOLOGI

Gastritis superfisial akut

Merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan local. Endotoksin bakteri

(masuk setelah menelan makanan terkontaminasi), kafein, alcohol, dan aspirin

merupakan agen – agen penyebab yang sering. Membaran mukosa lambung menjadi

edema dan hiperemik (kongesti dengan jaringan , cairan dan darah) dan mengalami erosi

superficial, bagian ini mensekresi sejumlah getah lambung, yang mengandung sangat

sedikit asam tetapi banyak mucus. Ulserasi superficial dapat terjadi dan dapat

menimbulkan hemoragi. Mukosa lambung dapat memperbaiki diri sendiri setelah

mengalami gastritis. Kadang – kadang hemoragi memerlukan intervensi bedah.

Page 2: Lp Gastritis

Gastritis atrofik kronik

Gastritis kronik diklasifikasikan menjadi tipe A dan tipe B. Tipe A (sering disebut

sebagai gastritis autoimun) Ditandai oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai

kehilangan sel parietal dan sel chief. Akibatnya , produksi asam klorida, pepsin, dan

faktor intrinsic menurun. Dinding lambung menjadi tipis, dan mukosa mempunyai

permukaan yang rata. Minum alcohol berlebihan, teh panas dan merokok merupakan

predisposisi timbulnya gastritis akut. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylori)

mempengaruhi antrum dan pylorus(ujung lambung dekat duodenum). Ini dihubungkan

dengan bakteri H. pylori; faktor diet, seperti minuman panas atau pedas; penggunaan

obat – obatan dan alcohol; merokok; atau refluks isi lambung.

(Mansoer Arif. 2004)

Page 3: Lp Gastritis

E. TANDA DAN GEJALA

a. Nyeri pada ulu hati.

b. Kram pada perut.

c. Lesu, mual, dan muntah.

d. Perut terasa penuh walau pun belum makan.

e. Nafsu makan berkurang sehingga berat badan cenderung turun.

Gastritis superfisial akut

Manifestasi klinis gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak

jelas, seperti anoreksia atau mual, sampai gejala yang lebih berat seperti nyeri

epigastrium , muntah, perdarahan dan hematemesis.

Gastirits atrofik kronik

Gejala – gejala gastritis kronik umumnya bervariasi dan tidak jelas ; antara lain

perasaan penuh, anoreksia, dan distress epigastrik yang tidak nyata. Pasien dengan

gastritis tipe A secara khusus asimtomatik, kecuali untuk gejala defisiensi vitamin B 12.

pada gastritis tipe B pasien mengeluh anoreksia, nyeri ulu hati setelah makan, kembung,

rasa asam di mulut, atau mual dan muntah. (Mansoer Arif. 2004)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dokter dapat memperkirakan gastritis dengan mendengar riwayat medis. Bagaimanpun

juga satu – atunya cara yang tepat untuk membuat diagnosis adalah dengan edoscopy dan

biopsy batas perut. Endoscopy adalah pemeriksaan dengan bius ringan, cahaya dengan

jangkauan fleksibel dilewatkan kedalam peru. Gambar dapat digunakan, namunlebih

penting lagi, biopsy dapat digunakan untuk analisis di bawah mikroskop. Pemeriksaan

sinar X GIT bagian atas dan pemeriksaan darah akan sangat membantu.

1. Endoskopi

2. Biopsi mukosa lambung

3. Analisa cairan lambung

4. Pemeriksaan barium

5. Radiologi abdomen

6. Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah

7. Feces bila melena (Ana M. 2003)

Page 4: Lp Gastritis

G. Penatalaksaan

Perawatan pada klien dengan gastritis tergantung pada penyebabnya. Pada

kebanyakan tipe gastritits, mengurangi asam lambung dengan menggunakan obat – obatn

akan sangat membantu. Selain itu diagnosis spesifik perlu dibuat. Antibiotik digunakan

untuk infeksi. Mengurangi aspirin, NSAID atau alcohol diindikasikan saat salah satu dari

ketiga hal tersebut menjadi masalah. Untuk tipe gastritits yang tidak lazim lainnya

penatalaksaan juga diperlukan. Gastritis sendiri jarang menjadi masalah yang serius.

(Sujono Hadi, 2009: 81).

Penatalaksanaan dengan TOGA/ Tanaman obat keluarga adalah sebagai berikut:

Resep pertama

a. Bahan

Beberapa buah bengkuang

Seujung sendok teh garam

b. Proses pembuatan

Buah bengkuang dikupas terlebih daulu kemudian diparut dan diperas usahakan

sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc, selanjutnya tambahkan garam

kemudian aduk sampai rata.

c. Dosis

2 kali satu gelas (pagi dan sore) sesudah makan.

Resep kedua

a. Bahan

5 potong temulawak

2 siung bawang putih

½ gelas kacang hijau

b. Proses pembuatan

Temulawak dan bawang putih diiris tipis-tipis lalu rebus semua bahan dengan ½

gelas air ukuran 240-250 cc hingga tinggal seengahnya.

c. Dosis

2 kali 1 gelas (pagi dan sore) sesudah makan.

Page 5: Lp Gastritis

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GASTRITIS

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat atau adanya faktor resiko

Riwayat garis perama keluarga tentang gastritis

Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung

Perokok berat

Pemajanan pada stres emosi kronis

2. Pengkajian fisik

Nyeri epigastrik. Nyeri terjadi 2 – 3 setelah makan dan sering disertai dengan

mual dan muntah. Nyeri sering digambarkan sebagai tumpul, sakit, atau rasa

terbakar, sering hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres

emosi.

Penurunan berat badan

Perdarahan sebagai hematemesis dan melena bila berat

3. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam perawatan dirumah sakit

4. Kaji respon emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan,

pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif

5. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkanstres dan persepsi

tentang dampak penyakit pada gaya hidup

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut /kronis b/d peningkatan lesi skunder terhadap peningkatan sekresi gastik

2. Resiko peningkatan inefektif regimen terapeutik yang b/d kurang pengetahuan tentang

proses penyakit, kontra indikasi, tanda dan gejala, komplikasi, dan program

pengobatan

3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa tidak nyaman setelah makan ,

anoreksia, mual, muntah

4. Resiko terjadi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan sekunder

Page 6: Lp Gastritis

C. RENCANA KEPERAWATAN

Dx/ Kep. 1.

Kriteria klien akan :

1. Melaporkan gejala ketidaknyamanan dengan segera

2. Mengungkapkan peningkatan rasa nyaman dalam respon terhadap rencana

pengobatan

Intervensi :

1. Jelaskan hubungan antara sekresi asam hidroklorit dan awitan nyeri

2. Berikan antasida, antikolinergik, sukralfat, bloker H2 sesuai pesanan

3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan istirahat dan rileks

4. Bantu klien untuk mengidentifikasi subtansi pengiritasi misalnya makanan

gorengan, pedas, kopi

5. Ajarkan tehnik diversional untuk reduksi stres dan penghilang nyeri

6. Nasehati klien untuk menghindari merokok dan penggunaan alkohol

7. Dorong klien untuk menurunkan masukan minuman yang mengandungkafein, bila

ada indikasi

8. Peringatkan klien berkenaan dengan penggunaan salisal kecuali bila dianjurkan

dokter

9. Ajarkan klien tentang pentingnya pengobatan berkelanjutan bahkan saat tidak

nyeri sekalipun

Dx/ Kep. 2.

Kriteria : Berkaitan dengan perencanaan pemulangan, rujuk pada rencana pemulangan

Intervensi :

1. Jelaskan patofisiologi penyakit gastritis menggunakan terminologi dan media

yang tepat untuk tingkat pengetahuan klien dan keluarga

2. Jelasskan perilaku yang dapat diubah atau dihilangkan untuk mengurangi resiko

kekambuhan:

a. penggunaan tembakau,

b. masukan alkohol berlebihan,

c. makanan dan minuman yang mengandung kafein,

d. jumlah besar produk yang mengandung susu.

3. Jika klien dipulangkan dengan terapi antasid, ajarkan hal-hal berikut:

Page 7: Lp Gastritis

a. kunyah tablet dengan baik dan minum segelas air, untuk meningkatkan

absorbsi

b. minum antasid 1 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan

lambung

c. berbaring selama 1/2 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan

lambung

d. Hindari antasid tinggi natrium ( misal: gelusil, amphojel, mylanta ), masukan

natrium berlebuhan memperberat rettensi cairan dan meningkatkan takanan

darah

4. Diskusikan tentang pengobatan lanjut bahkan saat tidak ada gejala

5. Instruksikan klien dan keluarga untuk memperhatikan dan melaporkan gejala ini :

Feces merah / hitam

Muntahan berdarah / hitam

Nyeri epigastrik menetap

Nyeri abdomen berat dan tiba-tiba

Konstipasi

Mual dan muntah menetap

Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Rujuk ke sumber komunitas, bila ada indikasi( misal : program penghentian

merokok, minum alkohol, penatalaksanaan stres)

Dx/ Kep. 3.

Kriteria: mempertahankan masukan makanan yang adekuat

Intervensi:

1. Kaji status nutrisi pasien: diit, pola makan, makanan yang dapat menjadi pencetus

rasa nyeri

2. Kaji riwayat pengobatan pasien: aspirin, steroid, vasopresin

3. Pantau tanda-tanda vital / 4 jam

4. Pantau masukan dan haluaran

5. Pertahankan lingkungan tampa stres

6. Berikan diit dalam jumlah kecil dan sering

7. Pantau keefektifan / efek samping obat

Page 8: Lp Gastritis

Dx/ Kep. 4.

Kriteria:

1. mempertahankan input yang adekuat

2. tidak ada tanda-tanda dehidrasi dan kekurangan cairan

Intervensi :

1. Catat banyaknya perdarahan

R : dapat dijadikan pedoman untuk menggati jumlah darah yang keluar

2. Monitor tanda vital

R : mengetahui keadekuatan sirkulasi, tensi dan nadi dapat digunakan untuk

perkiraan kasar kehilangan darah.

3. Kaji perubahan tingkat kesadaran

R : perubahan tingkat kesadaran menunjukan suply darah ke otak kurang

4. Kolaborasi dokter untuk pemberian cairan intravena

R : mengganti kehilangan cairan dan memperbaiki keseimbangan cairan.

Page 9: Lp Gastritis

DAFTAR PUSTAKA

1. Price SA, Lorraine M, (2005), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,

Buku 1, Edisi IV, EGC, Jakarta

2. Mansjoer a,dkk,(2004), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, Media

Euskulapius FKUI, Jakarta

3. Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,

EGC, Jakarta

4. FKUI, (2003), Kumpulan Makalah Pelatihan Askep Keluarga, Jakarta

5. Capernito L.J, (2000), Rencana Askep dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2,

EGC, Jakarta

Page 10: Lp Gastritis

Woc

Anoreksia

Hipertensi/ vasokontriksi

Radikal bebas

Obat-obatan Stress Alkohol

Korteks

Hipotalamus

Medula

Sekresi asam lambung bikarbonat

naik turun

Gangguan mobilitas gastrointestinal

Refluks gaster duodenum

Iritasi mukosa

Nyeri

Cemas

Mual

Muntah

Volume cairan kurang

Nutrisi kurang

Lambung flow menurun mikrosirkulas menurun

Permebalitas naik

Progtaglin

Mukus bikromat opitel menurun impermeabilitas proliferasi

H’Aliran darah

pH intramukal

Keasaman jaringan kritis

Erosi/ ulserasi