makalah 26

32
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah dikurniakan kepada kami. Berkat nikmat kurnia-Nya, dapatlah kami menyiapkan makalah kelompok ini dalam masa yang ditetapkan. Setinggi penghargaan juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing kami yaitu Dr. Micheal yang banyak membantu dalam kami menyelasikan diskusi berdasarkan scenario yang diberikan. Tidak dilupakan juga, terima kasih kepada dosen-dosen yang member kuliah kepada kami sepanjang Blok 13: Tumbuh Kembang ini. Makalah ini akan membahaskan berdasarkan scenario yang kami dapat untuk Program Based Learning (PBL) Tutorial 1. Kami berharap dengan hasil yang sederhana dari kami ini dapat membantu dalam menjelaskan scenario kami secara lengkap dan menyeluruh. Jakarta, 10 Februari 2010 1 | TUMBUH KEMBANG Kelompok C6

description

pbl

Transcript of makalah 26

Page 1: makalah 26

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah

dikurniakan kepada kami. Berkat nikmat kurnia-Nya, dapatlah kami menyiapkan makalah

kelompok ini dalam masa yang ditetapkan.

Setinggi penghargaan juga kami sampaikan kepada dosen pembimbing kami yaitu Dr.

Micheal yang banyak membantu dalam kami menyelasikan diskusi berdasarkan scenario

yang diberikan. Tidak dilupakan juga, terima kasih kepada dosen-dosen yang member kuliah

kepada kami sepanjang Blok 13: Tumbuh Kembang ini.

Makalah ini akan membahaskan berdasarkan scenario yang kami dapat untuk

Program Based Learning (PBL) Tutorial 1. Kami berharap dengan hasil yang sederhana dari

kami ini dapat membantu dalam menjelaskan scenario kami secara lengkap dan menyeluruh.

Jakarta, 10 Februari 2010

1 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 2: makalah 26

DAFTAR ISI

BAB I

2 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

ISI HALAMAN

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I: PENDAHULUAN 3

BAB II: ISI 5

BAB III: PENUTUP 22

DAFTAR PUSTAKA 23

Page 3: makalah 26

PENDAHULUAN

Berdasarkan skenario, yang terlihat sebagai permasalahan utama adalah neonatus dengan

kelahiran lebih bulan dan berat badan lahir bayi kecil untuk usia kehamilan.

Setelah proses persalinan, bayi baru lahir harus mendapat penanganan dan perhatian khusus.

Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pemeriksaan klinis ini penting untuk deteksi dini

pada bayi baru lahir apakah ia memiliki suatu kelainan atau terkena infeksi kongenital dari

ibu staukah ia lahir dalam keadaan yang normal. Biasanya pertama ditimbang berat bayi baru

lahir dan diukur panjang badannya. Selain itu juga pada menit pertama penting untuk

perhatikan tangisan bayi, frekuensi pernapasan bayi, tingkah laku bayi, warna kulit bayi, dan

sebagainya.1,3

Pemeriksaan fisik ini penting untuk menunjang diagnosa yang benar pada keadaan bayi

tersebut. Pemeriksaan klinis pada bayi, anak kecil/toddler memerlukan pendekatan dan skill

khusus. Dokter harus bersikap sabar, lembut dan menyenangkan.

Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan menimbang, ukur panjang badan, dan dengan

melihat. Dengan melihat dapat melihat keadaan fisik bayi dari luarnya. Pemeriksaan juga

ditunjang dengan bertanya yaitu melakukan anamnesis, maka akan didapatkan jawaban yang

3 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Pagi ini, seorang bayi perempuan dilahirkan di RS UKRIDA melalui Sectio-Cessarian

dari seorang ibu yang memiliki TD 160—180/100-120 sejak awal kehamilan. Umur

gestasional bayi tersebut berkisar 42-43 minggu. Berat badan lahir 1800 gram, panjang

badan 45 cm, lingkar kepala 32 cm dan lingkar dada 33 cm.

Pemeriksaan fisik pada menit pertama menunjukkan bayi tersebut tangisannya lemah,

frequensi jantung 125x/ menit, bayi menyeringai namun tidak batuk/bersin saat dilakukan

oral dan nasal suctioning. Bayi bergerak aktif dengan warna kulit badan kemerahan

namun ekstremitas kebiruan. Pemeriksaan fisik pada menit ke-5 menunjukkan bayi

tersebut menangis kuat, frequensi jantung 138x/menit, bayi batuk-batuk dan bersin pada

waktu di suction dan bergerak aktif, warna badannya kemerahan namun ekstremitas tetap

kebiruan.

Vital Sign: Temp:36.5°C Respiratory rate: 55 Cardiac rate: 138

Page 4: makalah 26

dapat menunjang diagnosa. Setelahnya juga diperlukan penanganan pada bayi yang baik agar

bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. 3

Dalam makalah ini membahas mengenai anamnesis, pemeriksaan fisik untuk mengetahui

diagnosa dan kondisi dari bayi. Dalam makalah ini saya juga membahas etiologi dari keadaan

bayi, penataaksanaan pada kondisi bayi, dan prognosisnya. Saya berharap setelah membaca

makalah ini dapat menambah pengetahuan seputar tumbuh dan kembang.

BAB 2

ISI

4 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 5: makalah 26

2.1 ANAMNESIS

Anamnesis berasal dari kata Yunani artinya mengingat kembali. Anamnesis adalah cara

pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien ( Auto anamnese)

atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa

didapatkan dari anamnesis. Tujuan anamnesis yaitu: untuk mendapatkan keterangan

sebanyak-banyaknya mengenai kondisi pasien, membantu menegakkan diagnosa sementara.

Ada beberapa kondisi yang sudah dapat ditegaskan dengan anamnesis saja, membantu

menentukan penatalaksanaan selanjutnya. 2

Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan

yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat

maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis. Pada

anamnesis kali ini, beberapa hal boleh didapatkan dari Ibu kepada bayi tersebut. Antaranya

adalah:

a) Pemakanan sepanjang kehamilan

b) Pengambilan obat-obatan

c) Usia kandungan

d) Sebarang tanda-tanda kelainan semasa kehamilan

Dalam melakukan anamnesis diusahakan agar pasien atau orang tua dapat menyampaikan

keluhan dengan spontan, wajar, namun tidak berkepanjangan. Pada saat yang tepat pemeriksa

perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih rinci & spesifik, sehingga dapat

diperoleh gambaran keadaan pasien yang lebih jelas dan akurat. Pertanyaan yang diajukan

oleh pemeriksa sebaiknya tidak sugestif, sedapat mungkin dihindari pertanyaan yang

jawabannya hanya ‘ya’ atau ‘tidak’, berikan kesempatan untuk menentukan riwayat penyakit

pasien sesuai dengan persepsinya. 2

Langkah – langkah anamnesis untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan bayi yang

baru lahir : riwayat bayi ketika dalam kandungan ibu, riwayat kelahiran, riwayat makanan ibu

5 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 6: makalah 26

selama masa kehamilan, riwayat imunisasi pada ibu, riwayat tumbuh kembang dan riwayat

keluarga. 2

Identitas merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis untuk memastikan bahwa

yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud. Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal,

baik secara medis, etika maupun hukum. Nama harus jelas dan lengkap, umur perlu karena

setiap periode usia anak ( neonatus, bayi, dsb), untuk menginterpretsikan apakah data

pemeriksaan klinis anak tersebut sesuai dengan umurnya. Jenis kelamin untuk penilaian data

pemeriksaan klinis. Misalnya : Nilai-nilai baku, insidens seks, penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan jenis kelamin. Nama orang tua juga harus jelas, agar tidak keliru dengan

orang lain. Alamat harus jelas dan lengkap agar sewaktu-waktu dapat dihubungi, misal :

dalam keadaan gawat, setelah pasien pulang mungkin perlu kunjungan nanti, daerah tempat

pasien juga mempunyai arti epidemiologis. 2

Pada anamnesis bayi atau anak harus bisa memperkirakan apakah kelainan dikarenakan

karena kongenital, sewaktu melahirkan ataukah setelah melahirkan. Juga dari anamnesis

harus diperkirakan apakah prosesnya sudah berhenti atau masih berlangsung sebab

penangganannya sangat berbeda. 2

2.2 PEMERSIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis

memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan

dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam

penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.3

Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan

berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test

neurologi. 3

Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat

menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin

6 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 7: makalah 26

menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab

tersebut. 3

Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum

dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhu, denyut

dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali. 3

2.2.1 PEMERIKSAAN SKOR APGAR

Pemeriksaan pertama yang dilakukan pada neonatus ialah untuk menilai apakah ada depresi

pada system respirasi dan sirkulasi. Kriteria yang dinilai adalah:

- Frekuensi detak jantung permenit

- Usaha bernapas

- Tonus otot

- Reflex terhadap rangsangan

- Warna kulit

Setiap kriteria diberi nilai 0, 1, 2 sehingga seorang neonatus dapat memperoleh nilai 0

sampai 10

Kriteria Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Usaha napasrespiratory

Tiada Lemah, Lambat Menangis keras

Frek.jantung/menitpulse

0 <100 ≥100

Refleksgrimace Tidak ada reaksi

LemahReaksi sedikit

Baik(reaksi melawan)

Tonus ototactivity

Lemaslumpuh

Ekstremitas fleksi(sedikit) aktif

Warna kulitappearance

Pucat kebiruan(seluruh tubuh)

Badan kemerahanEkstremitas biru

Kemerahan(seluruh tubuh)

Tabel nilai Apgar

Nilai ini disebut nila APGAR (APGAR SCORE), sesuai dengan nama orang yang

memperkenalkan sistem ini buat pertama kalinya yakni Dr.Virginia Apgar. Pada tahun 1965,

Dr.Virginia telah mendesain sebuah metode penilitain cepat untuk menilai keadaan klinis

bayi baru lahir pada usia 1 menit. Yang dinilai terdiri atas 5 komponen yaitu frekuensi

7 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 8: makalah 26

jantung, usaha bernapas, tonus otot, refleks pada rangsangan, dan warna kulit. Nilai Apgar

masih tetap digunakan untuk mengetahi keadaan neonatus dan respon terhadap resusitasi.

Penilain ini dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memberikan petunjuk derajat

asfiksia yang dideritai neonatus dan sebagai pedoman untuk menetukan cara resusitasi.

Neonatus yang beradaptasi dengan baik mempunyai nilai Aprgar 7-10. Nilai 4-6

menunjukkan keadaan asfiksia ringan sampai dengan sedang, sedangkan nilai 0 sampai 3

menunjukkan asfiksia berat. Penilaian Apgar ini perlu diulangi setelah 5 menit dan nilai ini

mem[unyai nilai prognosis karena berkorelasi dengan morbiditas dan mortalitas neonatal.

Untuk kasus diatas, nilai Apgar yang diperoleh, dapatlah disimpulkan bahawa bayi yang

dilahirkan dalam kasus ini berada dalam kelompok adaptasi yang baik.

Frekuensi jantung dinilai dengan meletakkan stetoskop di dada tempat detak jantung

terdengar paling kuat dan menghitung detak jantung salama satu menit penuh. Usaha napas

diniali dengan mendengar tangis bayi. Tonus otot dapat dinilai dengan melihat pergerakan

ekstremitas. Refleks terhadap rangsangan dinilai pada waktu memasukkan kateter untuk

membersihkan jalan napas . warna kulit dinilai apakah kemerahan, pucat, atau biru seluruh

tubuh atau hanya sebahagian dari tubuh.

Pada waktu pembersihan jalan napas, dimasukkan kateter melalui lubang hidung sambil

diperiksa apakah kedua lubang hidung paten dan dinilai refleks neonatus terhadap

rangsangan. Kateter terus dimasukkan kelambung untuk mengetahui ada atau tidaknya atresia

esofagus. Bila kateter telah masuk ke lambung, dimasukkan udara sampai 5 hingga 10 ml ke

dalam lambung dan dengan stetoskop akan terdengar bunyi udara masuk ke lambung.

Dengan demikian telah disingkirkan adanya atresia esofagus. Kemudia cairan lambung

diaspirasi dan bila terdapat jumlah cairan yang lebih dari 30 ml pikirkan kemungkinan

obstruksi traktus digestivus bagian atas.

Bila ditemukan warna kulit yang pucat, perlu dibedakan apakah terdapat asfiksia atau pun

terdapat renjatan karena anemia. Pada sianosis yang tidak hilang pada resusitasi yang

adekuat, perlu dipikirkan kemungkinan penyakit jantung bawaan atau methaemoglubinemia.

Warna kulit yang kuning menunjukkan hiperbillirubunemia atau pewarnaan oleh mekonium.

8 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 9: makalah 26

Diperhatikan gerakan pernapasan, simetris atau tidak, apakh terdapat takipnae (menunjukkan

kelainan di paru-paru) atau bradipnae (kelainan susunan saraf pusat). Retraksi interkostal,

pernapasan cuping hidung dan merintih adalah tanda-tanda sindroma gangguan pernapasan.

Selanjutnya selain pemeriksaan fisik awal pada bayi, perlu pula diperiksa placenta untuk

beratnya dan untuk mencari kelainan seperti perkapuran, nekrosis dan lain-lain. Jumlah

cairan amnion perlu diukur. Hidramnion (cairan amnion lebih dari 2000 ml) mungkin

didapatkan pada bayi dari ibu dengan diabetes dan eklampsia, atau pada bayi dengan

anensefalus atau obstruksi saluran pencernaan atau kelainan pembuluh darah besar. Bila ada

oligohidromnion (cairan amnion kurang dari 500 ml) diperhatikan adanya kelainan posisi

ekstremitas.

Setelah selesai pemeriksaan pertama, ditentukan apakan neonatus dapat dapat dirawat

bersama ibunya atau perlu perwatan khusus. Pemeriksaan lanjutan dilakukan setelah neonatus

berada dalam keadaan stabil, yaitu 1-6 jam setelah pemeriksaan pertama, dan dilakukan

dengan cara sistematik dan rinci. Pemeriksaan lanjutan terdiri dari pemeriksaan keadaan

umum dan dilanjutkan dengan pemeriksaan organ secara rinci. Bila neonatus dalam keadaan

tenang, didahulukan pemeriksaan yang mempergunakan stetoskop.

2.2.2 USIA KANDUNGAN DAN BERAT BADAN LAHIR

Segera setelah neonatus berhasil beradaptasi dengan kehidupan barunya diluar rahim ibunya,

sangat penting untuk membagi mereka berdasarkan berat dan usia kandungannya (marturity),

karena pembagian ini akan mempredeksi masalah medis dan morbiditasnya.

9 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Klasifikasi Berat (gram)

BBL Terlalu Rendah <1000

BBL Sangat Rendah <1500

BBL Rendah <2500

BBL Normal >2500-4000

Page 10: makalah 26

Klasifikasi Berdasarkan Berat Badan Lahir

Klasifikasi Umur kehamilan

Preterm <37 minggu (<259 hari)

Term 37-42 minggu

Postterm >42 minggu (>294 hari)

Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan

Klasifikasi yang sering digunakan untuk menilai umur kehamilan adalah membandingkan berat

badan lahir dengan kurva normal berat badan lahir sesuai umur kehamilan

Kategori Singkatan Persentil

Small For Gestational Age SGA <10th

Appropriate For Gestational Age AGA 10-9th

Large For Gestational Age LGA >90th

2.2.3 PEMERIKSAAN TANDA VITAL

A. Nadi

Denyut nadi pada bayi sangat bervariasi, dan lebih sensitif terhadap adanya penyakit,

olahraga atau emosi, dibandingkan dengan orang dewasa

Caranya adalah dengan palpasi arteri femoralis di daerah inguinal atau palpasi arteri

brakhialis di fossa antercubiti. Untuk menyingkirkan kemungkinan terdapat pulsus defisit

(laju jantung lebih besar daripada laju nadi) hendaknya setiap perhitungan nadi dilakukan

10 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 11: makalah 26

pula perhitungan denyut jantung dengan auskultasi pada jantung. Semuanya dilakukan

selama satu menit penuh.

Usia Rata-rata Kisaran

Baru lahir 140 90-190

0-6 bulan 130 80-180

6-12 bulan 115 75-155

Laju jantung/nadi normal pada bayi

Frekuensi nadi yang sangat cepat dan sukar dihitung (>180-200/menit) biasanya

menunjukkan kemungkinan adanya proksimal supraventricular tachycardia. Sebaliknya

bradikardi dapat ditimbulkan oleh obat, hipoksia, gangguan intrakranial atau neorologis, atau

jarang sekali juga dapat disebabkan oleh artmia jantung seperti blok jantung (heary block)

B. Frekuensi Nafas

Menghitung frekuensi nafas yang paling tepat adalah pada waktu tidur. Menghitung dapat dilakukan

dengan inspeksi (melihat gerakan nafas), palpasi (meletakkan tangan pada dinding abdomen),

auskultasi (mendengarkan bunyi nafas dengan stetoskosp). Cara yang dianjurkan adalah palpasi.

Semua harus dilakukan selama satu menit penuh.

Umur Rentang Rata-Rata Waktu

Tidur

Neonatus 30-60 35

1bulan - 1tahun 30-60 30

1tahun - 2tahun 25-50 25

3tahun - 4tahun 20-30 22

11 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 12: makalah 26

5tahun - 9tahun 15-30 18

10tahun atau lebih 15-30 15

C. Suhu

Suhu tubuh neonatus diukur dari rektum. Suhu 35’C dapat pada neonatus dan biasanya naik bila

dipanaskan atau dibungkus. Suhu yang meninggi dapat terjadi pada dehidrasi, gangguan serebral,

infeksi atau kenaikan suhu lingkungan. Bils kenaikan suhu bersifat merata, biasanya disebabkan oleh

kenaikan suhu lingkungan. Bila ekstremitas dingin dan tubuh panas, kemungkinan besar disebabkan

oleh sepsis. Perlu diingatkan bahwa infeksi pada neonatus (termasuk sepsis) dapat tidak disertai

kenaikan suhu tubuh bahkan bisa terjadi hipetermia)

Hipertermia Suhu > 41’C Dalam keadaan bahaya,

turunkan suhu segera

Hipotermia Suhu <35’C Dapat fatal terutama pada

byi premature, sepsis

pada bayi, dehidrasi

Jika dilihat dari data yang diberikan, cardiac rate pada bayi dalam kasus ini yaitu 138/menit

masih dalam nilai yang normal, frekuensi nafas 55/menit juga normal. Selain itu suhu 36.5’C

juga adalah suhu normal bayi baru lahir.

2.2.4 PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

A. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan seseorang. Berat lahir (Birthweight )

adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran ditimbang dalam waktu 1 jam sesudah lahir.

Pada bayi, berat badan diukur dengan timbangan bayi. Sebelum dilakukan penimbangan alat

diperiksa terlebih dahulu apakan sudah seimbang atau belum. Kemudian bayi ditimbang

berbaring terlentang atau duduk (bagi bayi yang sudak bisa duduk). 4,5

12 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 13: makalah 26

B. Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya

untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala.

Contohnya hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak

dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar

lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak

dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Dalam

antropometri gizi rasio Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika

juga digunakan sebagai informasi tambahan daam pengukuran umur. Lingkar kepala bayi

baru lahir normalnya 31-36 cm.

C. Lingkar Dada

Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai

anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP

pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala

tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar

dada yang lambat → rasio lingkar dada dan kepala < 1. Ada juga yang menyatakan bahwa

lingkar dada normal pada bayi baru ladir adalah 30-33cm.

D. Panjang Badan

Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan bayi/anak

terlentang di atas papn ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar tubuh bayi lurus.

Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu

yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Pengukuran langsung dengan tali pengukur tidak

akurat hasilnya, kecuali ada asistent yang memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan

panggul dan lutut lurus. Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya

13 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 14: makalah 26

kondisi kronik dan kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan srandard normal

adalah sangat penting. Panjang badan normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.

2.3 DIAGNOSA

Berdasarkan berbagai pemeriksaan yang telah dilakukan pada bayi, maka bayi pada skenario

C merupakan neonatus lebih bulan yaitu 42-43 minggu, tetapi hal ini kurang berarti,

dapat juga dikatakan bayi cukup bulan. Dan dari hasil pemeriksaan antopometri bayi dalam

skenario C merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan yaitu dengan berat badan 1800

gram, dengan panjang badannya 45 cm, lingkar kepala 32 cm, dan lingkar dada 33 cm. Pada

pemeriksaan fisik menit pertama berdasarkan nilai APGAR didapatkan tangisan lemah nilai

1, frekuensi jantung 125x / menit nilai 2, bayi bergerak aktif nilai 2, tonus otot nilai 2, warna

kulit badan kemerahan namun ekstremitas kebiruan nilai 1. Total nilai APGAR pada menit

pertama yaitu 8. Pada pemeriksaan fisik menit kelima berdasarkan nilai APGAR didapatkan

bayi menangis kuat nilai 2, frekuensi jantung 138x / menit nilai 2, bayi bergerak aktif nilai 2,

tonus otot nilai 2, warna kulit badan kemerahan namun ekstremitas kebiruan nilai 1. Total

nilai APGAR pada menit pertama yaitu 9. Keadaan bayi tersebut normal, tidak ada kelainan,

dan mempunyai adaptasi yang baik dilihat dari nilai APGAR. 5,9

BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram, terjadi gangguan

pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan kematian.

Berkaitan dengan bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan), ibu dengan: diabetes melitus,

hipertensi, pre eklamsia, infeksi, malnutrisi, obat-obatan. Bayi Kecil Masa Kehamilan

(KMK) berat badan tidak sesuai masa gestasi. 5,9

Pada Bayi Kecil Masa Kehamilan (KMK) bisa didapatkan penyakit penyerta seperti : aspirasi

mekonium diikuti dengan Pneumotorak, Hb meningkat akibat hipoksia kronis, hipoglikemi,

asfiksia, perdarahan paru masif, hipotermi, infeksi. Tapi pada kasus yang terdapat dalam

skenario bayi normal tanpa penyakit penyerta karena pada pemeriksaan APGAR didapatkan

bayi memiliki adaptasi yang baik. 5

2. 3 .1 DISMATUR

14 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 15: makalah 26

Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya

untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.

Dibedakan menjadi dua, yaitu :

A. Proportionate IUGR

Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-

minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat, panjang dada, lingkaran

kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa

gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi

pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue.

B. Disporpotionate IUGR

Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari

sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat

tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda-tanda sedikitnya

jaringan lemak di bawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus

dan lebih panjang.

2.4 DIAGNOSIS BANDING

2.4.1 AFIKSIA RINGAN

Definisi : keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernapas secara spontan

dan teratur setelah dilahirkan.

Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan maupun persalinan.

Asfiksia dalam kehamilan boleh disebabkan oleh:

- Penyakit infeksi akut

- Penyakit infeksi kronik

- Keracunan obat terutama obat-obat bius

- Uremia dan toksemia gavidarum

15 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 16: makalah 26

- Anemia berat

- Cact bawaan

- Trauma

Asfiksia graviditas tidak begitu penting seperti asfiksia yang terjadi sewaktu persalinan.

Karena tidak dapat dilakukan tindakan untuk menolong janin

Asfiksia dalam persalinan boleh disebabkan oleh dua faktor:

I. Kekurangan oksigen

- Partus lama

- Kontraksi uterus yang terus menerus mengganggu sirkulasi darah ke uri

- Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat pada waktunya

- Pendarahan yang banyak saat melahirkan

II. Paralisis pusat pernapasan

- Trauma dari luar seperti oleh tindakan fosrseps

- Trauma dari dalam : akibat obat bius

Tanda-tanda bayi mengalami asfiksia:

- Denyut jantung janin lebih cepat dari 160/menit

- Adanya pengeluaran mekonium

- Bayi pucat dan kebiru-biruan

- Kalau sudah mengalami pendarahan di otak makan ada gejala neurologik seperti

kejang dan menangis kurang baik/tidak menangis

2.4.2 SIANOSIS

Warna kebiru-biruan pada sianosis disebabkan oleh haemoglobin tereduksi yang berlebihan dalam

kapiler. Lebih dari 5g/dl haemoglobin mesti terdapat agar sianosis dapat tampak (misalnya kurang

dari 85% jenuh atau PO2 kurang dari 60 mmHg) sianosis mesti diklasifikasi perifer atau central

16 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 17: makalah 26

Sianosis perifer Sianosis perifer adalah akibat rendahnya curah jantung,

penyakit pembuluh darah perifer, pengambilan oksigen oleh

jaringan meningkat, dan hawa yang amat dingin

Sianosis sentral Sianosis sentral adalah akibat oksigenasi darah yang tidak

memadai. Penyebabnya termasuk penyakit paru kronik atau

akut, embolisme paru, hipoventilasi, berkurangnya oksigen

pada inspirasi, polisitemia.

Sianosis differensial Sianosis differensial yaitu anggota tubuh atas normal

sedangkan anggota tubuh bawa mengalami sianosis, terjadi

pada pembalikan shunt pada duktus arteriosus terbuka(paten)

Antara tanda-tanda mengalami sianosis:

- Pada sianosis perifer, tangan terasa dingin dan kebiruan seperti juga bagian tubuh lain

yang berhubungan dengan dunia luar

- Pada sianosis sentral, selalu terdapat sianosis di bagian perifer tapi yang dapat

membedakannya dengan sianosis perifer ialah adanya sianosis pada selaput lendir

mulut, lidah, dan bibir.

2.5 ETIOLOGI

2.5.1 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BBLR PADA DISMATUR

A. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit diabetes

militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan, hemoglobinopati,

penyakit paru kronik), Drug abbuse, peminum alkohol, Ibu dengan konsumsi gizi yang buruk

selama kehamilan, Ibu yang tidak melakukan perawatan kehamilan dengan baik.

B. Faktor utery dan plasenta : Kelainan pembuluh darah, (hemangioma) insersi tali pusat

yang tidak normal, uterus bicornis, infak plasenta, tranfusi dari kembar yang satu kekembar

yang lain, sebagian plasenta lepas

C. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan,

(toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)

17 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 18: makalah 26

D. Penyebab lain ialah keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui. 6

2.5.2 HIPERTENSI

Banyak wanita yang tekanan darahnya meningkat saat ia hamil.  Ini wajar, dikenal dengan

gestational hypertension.  Segera setelah melahirkan, tekanan darah akan kembali normal. 

Angka tekanan darah yang bisa ditolelir pada wanita hamil adalah 130/80.  Namun jika

tekanan darahnya menunjukkan angka 135/85 artinya ia memasuki pra hipertensi.  Dalam

kondisi seperti ini wanita hamil harus segera berkonsultasi ke dokter agar ia dan bayi yang

dikandungnya selamat.  Tekanan darah 140/90 sudah berada dalam batas hipertensi. 6

Kelainan hipertensi kronik bila tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg yang terjadi

sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu. . Efek kerusakan yang terjadi pada

pembuluh darah wanita hamil akan merusak sistem vascularasi darah, sehingga mengganggu

pertukaran okseigen dan nutrisi melalui placenta dari ibu ke janin. 6

Ironisnya pula hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengganggu pertukaran nutrisi

pada janin dan dapat membahayakan ginjal janin.

Selain itu,hipertensi bisa menurunkan produksi jumlah air seni janin sebelum lahir. Padahal,

air seni janin merupakan cairan penting untuk pembentukan amnion,shingga dapat terjadi

oligohydromnion (sedikitnya jumlah air ketuban). 6

Hipertensi selama kehamilan menjadi penyebab kematian ibu hamil, kematian bayi dan berat

bayi lahir rendah. Tekanan darah yang meningkat mengakibatkan pembuluh darah

mengalami vasokontriksi (penyusutan/penyempitan). Akibatnya suplai darah ke jaringan

tubuh akan berkurang. Organ akan kehilangan asupan nutrisi dan oksigen sehingga lambat

laun mengakibatkan organ tidak berfungsi dan bahkan kematian organ. Nutrisi dan oksigen

bagi pertumbuhan janin disuplai dari ibu. Bila suplai terganggu, bayi bisa meninggal dan

kurang gizi. Bila bayi masih hidup dan lahir dengan selamat, berat badannya sangat rendah

dan ukuran bayi sangat kecil. 6

2. 6 PENATALAKSANAAN

2.6.1 TINDAKAN MEDIS BAYI BARU LAHIR

A. Penyedotan Lendir

18 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 19: makalah 26

Sesaat setelah dilahirkan, punggung bayi ditepuk-tepuk agar tangisan pertamanya terdengar

dengan tujuan agar paru-parunya terbuka dan cairan yang dihisap bayi saat dilahirkan bisa

keluar. Dokter pun akan membantu untuk menghilangkan cairan atau lendir, amnion dari

mulut dan hidung bayi. Ini untuk memastikan kedua lubang hidung bayi terbuka dan ia bisa

bernafas. 1

B. Pemotongan Tali Pusat

Pemotongan  tali pusat biasanya dilakukan dalam dua menit pertama dengan cara tali pusat

dijepit lalu digunting. Dokter biasanya akan mengambil contoh darah tali pusat untuk

pemeriksaan berikut. Misalnya untuk pengukuran kandungan bilirubin apakah bayi menderita

kuning atau tidak. 1

C. Tes APGAR

Dalam waktu 1-5 menit bayi baru lahir akan menjalani pemeriksaan untuk mendapatkan nilai

APGAR. Test ini dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda vital dan respon fisik bayi. Ada

5 kategori yang diperiksa yaitu, Activity (denyut otot), Pulse (detak jantung per menit),

Grimace (respon refleks), Apperance (warna kulit) dan Respiration (pernafasan). Nilai

APGAR berkisar 0-2 untuk setiap kategori, lalu semua nilai dijumlahkan. Jika nilai APGAR

berkisar 7-10 bayi dianggap normal. Pemeriksaan lanjutan dibutuhkan apabila nilai APGAR

dibawah normal. 7

D. Test Darah

Pemeriksaan darah biasanya ditujukan untuk bayi berbobot lebih dari 4 Kg untuk mengetahui

kadar gula darah karena bayi besar beresiko hipoglikemia (kadar gula darah rendah) beberapa

jam setelah bayi lahir. 1

E. Vitamin K

Bayi akan mendapatkan vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan berlebihan. Karena

organ hati bayi sebagai penghasil vitamin K untuk membekukan darah masih belum matang. 1

19 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 20: makalah 26

F. Statistik Vital

Setelah melalui serangkaian test, bayi masih perlu melakukan pengukuran tinggi badan, berat

badan dan lingkar kepala. Kemudian bayi dimandikan dengan air hangat dan ditempatkan di

ruang bayi.8, 10

G. Pemeriksaan Fisik

Dalam 24 jam, dokter akan memantau kondisi bayi secara teratur. Kesesuaian usia bayi

dengan hari pertama haid ibu perlu diperiksa untuk menentukan apakah bayi lahir prematur.

Dokter akan melakukan pemeriksaan Ballard untuk menguji karakteristik fisik dan otot bayi

untuk mengetahui usia kandungan. 6

2.6.2 PENATALAKSANAAN TERHADAP BAYI YANG LAHIR BBLR

Pada umumnya, sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lainnya. Akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai problematik yang agak berbeda dengan bayi lainya, harus diperhatikan hal-hal yang berikut ini:

pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin serta menemukan

gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasonografi. Bila bayi lahir

melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan kemudian sesuai dengan kelainan yang

didapat.

Memeriksa kadar gula darah (true glucose). Bila terbukti adanya hipoglikemia, harus

diatasi segera

Bayi memerlukan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi berat sesuai untuk masa

kehamilan

Melakukan tracheal-cleaning pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.

Pengaturan suhu lingkungan

Pemberian makanan

Siap sedia dengan tabung oksigen

2.7 PROGNOSIS

Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal

misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi, makin tinggi

angka kematian), asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan

20 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 21: makalah 26

intrafentrikuler, displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan

metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia).

Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan

perawatan pada saat kehamilan persalinan dan post natal (pengaturan suhu lingkungan,

resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia

hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan lain – lain).

2.7.1 PENGAMATAN LEBIH LANJUT

Bila bayi berat lahir rendah dapat mengatasi problematik yang dideritanya perlu diamati

selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan pendengaran,

penglihatan, kognitif, fungsi motor susunan saraf pusat dan penyakit penyakit seperti

Hidrosefalus, Cerebral palsy dan sebagainya

BAB III

PENUTUP

21 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 22: makalah 26

Kesimpulannya, BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram,

terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan (maturitas) organ yang dapat menimbulkan

kematian. Berkaitan dengan bayi KMK (Kecil Masa Kehamilan), ibu dengan: diabetes

melitus, hipertensi, pre eklamsia, infeksi, malnutrisi, obat-obatan. Bayi Kecil Masa

Kehamilan (KMK) berat badan tidak sesuai masa gestasi.

Hipertensi selama kehamilan menjadi penyebab kematian ibu hamil, kematian bayi dan berat

bayi lahir rendah. Tekanan darah yang meningkat mengakibatkan pembuluh darah

mengalami vasokontriksi (penyusutan/penyempitan). Akibatnya suplai darah ke jaringan

tubuh akan berkurang. Organ akan kehilangan asupan nutrisi dan oksigen sehingga lambat

laun mengakibatkan organ tidak berfungsi dan bahkan kematian organ. Nutrisi dan oksigen

bagi pertumbuhan janin disuplai dari ibu. Bila suplai terganggu, bayi bisa meninggal dan

kurang gizi. Bila bayi masih hidup dan lahir dengan selamat, berat badannya sangat rendah

dan ukuran bayi sangat kecil.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasan R, Alatas H, penyunting. Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: Bagian Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.h.297-8.

22 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6

Page 23: makalah 26

2. Anamnesis pemeriksaan anak. November 2009. Diunduh dari http://dokmud.wordpress.com. 22

Januari 2010.

3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Neonatologi. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R,

Sarosa GI, Usman A, penyunting. Pemeriksaan Fisis pada Bayi Baru Lahir. Edisi ke 1. Jakarta:

Balai Penerbit IDAI; 2008.h.71-86.

4. Wahidayat D, Matondang CS, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis pada Anak. Beberapa Cara

Pengukuran. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta; 1991.h.183-93. (VITAL SIGN, ANTO)

5. Wahidayat D, Matondang CS, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis pada Anak. Pemeriksaan Fisis.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta; 1991.h.20-37. (ANTOPOMETRI).

6. Profitasari, Hartanto H, Suyono YJ, Prawira J, Cendika R, penyunting. Hipertensi Kronik.

Volume 2, Edisi ke 21. Jakarta: EGC; 2005.h.1352-63.

7. Wahidayat D, Matondang CS, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis pada Anak. Pemeriksaan Fisis

pada Neonatus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta; 1991.h.155-69. (APGAR)

8. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Bagian Kebidanan Dan Penyakit Kandungan, Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sinopsis Obstetri ; obstetri fisiologi dan obstetri

patologi.Penerbit Buku Kedokteran EGC 2005;483-493

9. Sir Roy Meadow, Simon J.Newell. Lecture Notes on Paedriatrics. Alih bahasa dr. Kripti Hartini,

dr Asri Dwi Rachmawati. Penerbit Erlangga 2003;(6);72-75

10. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar Pelayanan

Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.

23 | T U M B U H K E M B A N GK e l o m p o k C 6