Makalah Andari
-
Upload
zuhdi-siy-remajaa-terakhir -
Category
Documents
-
view
124 -
download
5
Transcript of Makalah Andari
BAB IPENDAHULUAN
Kita tak tahu apa yang menyebabkan ekzema tetapi ianya lazim berlaku
dalam keluarga-keluarga tertentu. Kondisi alergi termasuk ekzema, asma dan de-
mam alergi semakin meningkat tetapi tiada yang mengetahui apa sebabnya.
Ekzema menjejaskan kulit semasa ianya "meradang" atau "bersemarak". Kulit
bayi anda mungkin bertompok-tompok merah dan gatal selalu, tetapi masa dia
meradang tempat-tempat ini menjadi lebih teruk dan mungkin memerlukan
rawatan yang lebih intensif.
Radang ekzema boleh berlaku jika ada iritasi kulit yang disebabkan oleh
kimia, seperti bahan pencuci dalam mandian buih, syampu, serbuk cuci dan
pelembut fabrik. Ini diberi nama ekzema sentuhan. Kanak-kanak menghidapi
ekzema atopik boleh mendapat ekzema sentuhan juga, jadi kedua-duanya boleh
menyerang sama-sama. Gunakan emolien bukan sabun dan bahan pencuci dalam
mandian dan anda boleh juga menukar serbuk cuci anda dan melihat jika ini
meredakan ekzema bayi anda.
Ekzema alergi sentuhan boleh juga diperolehi. Ini selalunya adalah reaksi
kepada bahan spesifik seperti nikel dalam barang kemas. Adalah didapati, reaksi
alergi itu boleh merebak dan menjangkiti lain-lain tempat juga.
Ekzema amat menjengkelkan bayi sebab mereka tak mengelak daripada meng-
garu, dan ini boleh mencetuskan infeksi. Dalam beberapa kes, ekzema boleh
mengganggu tidur anak anda dan menjejaskan keyakinannya, yang boleh men-
datangkan kesan ke atas kualiti hidupnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Eczema tangan
1. Pengertian
Ekzema tangan sendiri dari bahasa Yunani,
eksein yang menggambarkan bahwa
epidermis mengalami spongiosis, yakni
adanya vesikula intraepidermal yang terjadi
karena adanya edema inraseluler. Spongiosis
ini merupakan gambaran karakteristik dari
stadium tetntu dari beberapa penyakit dermatitis.
Sedangkan dermatitis sendiri adalah suatu reaksi peradangan kulit yang
karakteristik terhadap berbagai rangsangan endogen maupun eksogen.
( Marwali Harahap, 2009 )
Ekzema tangan biasanya ia terjadi pada bayi/kanak kanak. Ia dikenali juga
sebagai atopic dermatitis (kulit). Keadaan radang pada kulit disertai dengan
bengkak, gatal dan ruam merah yang kadang-kadang kelihatan seperti kulit
melecur yang berair. Jika berpanjangan akan menyebabkan kegatalan. Ekzema
tangan selalunya terdapat di muka, pergelangan tangan, pertengahan siku dan juga
lutut. Kulit yang terlibat akan menjadi berkerak.Biasanya kanak-kanak mendapat
ekzema tangan sebelum berumur 5 tahun.
2. Pembagian Eczema atau Dermatitis Atopik
Penilaian eksema harus dilakukan oleh tenaga medis untuk menentukan
derajat keparahan serta ada tidaknya infeksi yang menyertai. Dari penilaian
tersebut, eksema digolongkan menjadi :
a. Eksema ringan : perubahan warna kulit menjadi kemerahan, kulit kering
yang ringan, gatal ringan, tidak ada infeksi sekunder.
b. Eksema sedang: kulit kemerahan, infeksi kulit ringan atau sedang, gatal,
2
gangguan tidur, dan likenifikasi.
c. Eksema berat: kemerahan kulit, gatal, likenifikasi, gangguan tidur, dan
infeksi kulit yang semuanya berat.
Kulit yang mengalami eksema lebih rentan terhadap infeksi sekunder oleh
bakteri atau virus. Infeksi harus dipertimbangkan jika eksema bertambah parah
atau tidak memberi respon terhadap pengobatan. Eksema yang terinfeksi
didiagnosis jika ditemukan eksema yang mengalami ekskoriasi, basah, dan
membentuk kerak.
3. Etiologi
Penyebab eksim hingga kini belum diketahui secara pasti. Para ahli
menengarai timbulnya (dan kekambuhan) eksim di picu oleh faktor pencetus,
yakni:
1. Faktor eksogen (dari luar), misalnya: faktor fisik (suhu, gesekan, sinar,
dll), bahan kimia (deterjen, semen, oli, bahan pakaian, dll), mikro-
organisme (kuman, virus, jamur, parasit), dan lain-lain.
2. Faktor endogen (dari dalam), misalnya dermatitis atopik, dimana pada
dermatitis jenis ini dijumpai adanya riwayat atopi atau riwayat alergi
(misalnya asma, rhinitis alergika dan berbagai bentuk alergi lainnya).
Stress diduga dapat memicu timbulnya (atau kekambuhan) eksim.
Masing-masing penderita eksim memiliki riwayat pemicu (faktor pencetus)
yang berbeda dengan penderita lain. Kadang seorang penderita eksim mengalami
kekambuhan eksim pada kakinya ketika memakai sandal plastik, sementara yang
lain kambuh saat terpapar sabun cuci (deterjen) atau lainnya. Dengan kata lain,
pengalaman faktor pencetus setiap orang gak selalu sama. Oleh karena itu, jika
misalnya seseorang mengalami kekambuhan sesaat setelah makan kepiting, bukan
berarti penderita eksim yang lain gak boleh makan kepiting juga.
3
4. Patofisiologi
Dibandingkan dengan kulit normal, kekeringan kulit pada dermatitis atopik
karena ada penurunan kapasitas pengikatan air, kehilangan air yang tinggi di
transepidermal, dan penurunan isi air. Pada bagian kehilangan air mengalami
kekeringan yang lebih lanjut dan peretakan dari kulit, menjadi lebih gatal.
Gosokan dan luka garukan dari kulit karena gatal merupakan respon dari beberapa
keluhan kulit di klinik.
5. Pathways
Faktor Eksogen Faktor Endogen
Penurunan kapasitas pengikatan air
Penururunan isi air
Kekeringan
Peretakan di kulit Gangguan integritas kulit
Gatal Gangguan tidur
Digaruk Resiko tinggi Infeksi
Lesi
Resiko kerusakan kulit Perubahan rasa nyaman nyeri
6. Manifestasi Klinik
Gejala subjektif
Gejala primer yang paling menonjol dari eczema (dermatitis atopik) adalah
gatal – gatal. Karena gatal pasien akan menggaruk – garuk kulit, dan garukan ini
4
akan menyebabkan lichenifikasi maupun perubahan – perubahan lain. Sedangkan
adanya lichenifikasi menurunkan lagi nilai ambang untuk gatal – gatal.
Gejala Objektif
a. Dalam fase infantil dari dermatitis atopik
(umur 2 bulan – 2 tahun) daerah yang terkena terutama dada, muka, kulit
kepala tengkuk, dan ekstremitas dengan tanda – tanda adanya papulovesicula
erythematosa dan keluar cairan. Beberapa anak juga terkena kekeringan kulit
yang parah yang merupakan predisposisi rasa gatal dan peradangan yang
kumat – kumatan.
b. Dalam fase kanak- kanak, antara umur 4 - 10
tahun, lesi – lesi tidak begitu akut dan tak banyak mengeluarkan eksudat,
lebih tersebar, dan sering terletak di lipatan flexor dari leher, siku,
pergelangan tangan, dan lutut. Biasa terdapat papula kering, excoriasi,
lichenifikasi, dan erythema periorbitalis, serta edema.
c. Dalam fase remaja (adolescent) dan dewasa,
dari umur awal belasan tahun hingga umur awal duapuluhan, lesi – lesi
terutama berupa plaques kering, mengalami lichenifikasi dengan
hiperpigmentasi, terdapat di daerah fleksor, dan di sekitar mata. Dermatitis
pada tangan yang awet mungkin merupakan satu- satunya sisa dari diathesis
atopik.
d. Tiga fase ini bisa terjadi bersama sama tanpa
bisa dibeda- bedakan, atau perubahan – perubahan itu bisa juga timbul di
sembarang waktu.
Sedangkan kelainan kulit yang bersifat spesifik bergantung pada
stadiumnya.
5
Pada stadium akut, biasanya kulit yang terkena eksim nampak
kemerahan, mengalami penebalan dan timbul bercak-bercak, adakalanya
berair (basah).
Pada stadium subakut, bercak merah dan penebalan kulit nampak
mereda, kemudian bercak yang basah akan mengering dan menjadi
keropeng (krusta).
Pada stadium kronis, eksim nampak kering, bersisik dan mengalami
hiperpigmentasi (menghitam). Tak jarang eksim mengalami perubahan
bentuk menjadi bintik-bintik menonjol, bahkan kadang mengalami erosi.
Tempat munculnya eksim sangat bervariasi. Meski begitu, sebagian ahli
membaginya berdasarkan kasus terbanyak pada golongan umur tertentu. Menurut
Dr. Bryan Cho, pada bayi, eksim sering dijumpai di wajah dan kepala, sedangkan
pada anak dan dewasa, eksim sering dijumpai di pergelangan tangan, siku, leher,
lutut dan kaki.
7. Terapi Pengobatan
Penanganan eksema dibagi dalam 2 kategori:
a. Penanganan sehari-hari.
b. Penanganan episode akut.
a. Penanganan sehari-hari
Penanganan sehari-hari dilakukan baik saat dalam episode eksema maupun
di luar episode.
Menghindari faktor-faktor di lingkungan yang memicu atau memperparah
eksema, misalnya:
Mainan, air liur, atau makanan di sekitar mulut.
Bahan seperti wol atau pelapis car seat.
Detergen, sabun, bubble baths, antiseptik.
Kontak dengan bulu hewan.
Menggunakan krim pelembab (moisturiser).
6
Krim pelembab dapat digunakan sesering mungkin. Gunakan obat,
krim, dan salep sesuai instruksi dokter.
Menggunakan moisturiser atau bath oil untuk mandi.
Kortikosteroid topikal jika gatal dan kemerahan masih menetap
setelah menghindari pencetus eksema. Jika digunakan sesuai instruksi,
obat ini aman dan efektif untuk mengatasi eksema.
Kadang dokter meresepkan satu salep untuk daerah yang paling
teriritasi dan salep lain yang lebih lemah untuk daerah yang hanya
mengalami eksema ringan dan daerah peka seperti wajah.
Mengatasi gatal.
Garukan akan memperparah eksema dan berisiko menyebabkan
infeksi.
Beberapa cara untuk mengatasi gatal dan garukan adalah:
a. Mengalihkan perhatian pasien saat ia menggaruk.
b. Menghindari kondisi yang terlalu hangat untuk pasien.
c. Menggunakan krim pelembab (yang ditaruh di kulkas sebelumnya)
sebelum tidur.
d. Memakaikan sarung tangan pada pasien saat tidur.
e. Jika perlu, berikan obat yang diresepkan dokter untuk mengurangi gatal di
malam hari.
f. Selalu memotong pendek kuku pasien.
g. Jika gatal sangat berat, kompres dingin dan teknik balut basah dapat
digunakan untuk membantu pasien tidur.
b. Penanganan episode akut
Hal ini dilakukan segera saat ada kemerahan kulit dan gatal, dan
dihentikan setelah gejala terkontrol.
a. Kortikosteroid topikal.
b. Krim tar untuk likenifikasi.
c. Antibiotik atau antiviral jika ada infeksi sekunder.
7
d. Teknik balut basah, dalam 2 hari setelah kortikosteroid topikal diberikan
jika eksema belum membaik.
e. Kompres dingin untuk mengatasi gatal.
Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan
rasa gatal. Krim corticosteroid yang dioleskan pada daerah yang luas atau
dipakai dalam jangka panjang bisa menyebakan masalah kesehatan yang serius,
karena obat ini diserap ke dalam aliran darah. Jika krim atau salep sudah tidak
efektif lagi, maka digantikan oleh jeli minyak selama 1 minggu atau lebih.
Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa membantu menjaga
kehalusan dan kelembaban kulit. Jika digunakan kembali setelah
pemakaiannya dihentikan sesaat, corticosteroid menjadi efetif kembali.
Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka
mandi, bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan
penggosokan dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan
untuk lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan
handuk dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya
krim pelembab kulit).
Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa mengendalikan rasa gatal,
terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi sebaiknya
diminum menjelang tidur malam hari.
Kuku jari tangan sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan
kulit akibat garukan dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.
Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada
dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat gurat-
gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, diberikan antibiotik.
Tablet dan kapsul corticosteroid bisa menimbulkan efek samping yang serius,
karena itu hanya digunakan sebagai pilihan terakhir pada kasus yang
membandel. Obat ini bisa menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,
kelemahan tulang, penekanan kelenjar adrenal dan masalah lainnya, terutama
8
pada anak-anak. Selain itu, efeknya yang menguntungkan hanya bertahan
sebentar.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Selama wawancara riwayat kesehatan, ajukan pertanyaan tentang riwayat
alergi kulit, reaksi alergik terhadap makanan, obat-obatan, serta zat kimia,
masalah kulit sebelumnya dan adanya riwayat kanker kulit. Nama-nama
kosmetika, sabun, sampo atau produk hegiene personal lainnya juga harus
ditanyakan jika terdapat reaksi alergi setelah enggunakan kosmetik tersebut.
Hasil dari pengkajian riwayat kesehatan ini akan berisi informasi yang
spesifik mengenai tanda dan gejala, lokasi dan durasi nyri, gatal-gatal, ruam
atau gangguan rasa nyaman lainnya yang dialami pasien.
B. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit, termasuk membrane
mukosa, kulit kepala dan kuku. Kulit merupakan cerminan kesehatan
seseorang secara menyeluruh dan perubahan yang terjadi pada kulitumumnya
berhubungan dengan penyakit pada system organ lain.
Inspeksi dan palpasi merupakan prosedur utama yang digunakan dalam
pemeriksaan kulit, dan pemeriksan ini memerlukan ruangan yang terang dan
hangat. Penlight dapat digunakan untuk menyinari lesi. Sarung tangan harus
dipakai dalam melakukan pemeriksaan kulit.
Tampilan umum kulit dikaji dengan mengamati warna, suhu, kelembapan,
kekeringan,tekstur kulit ( kasar atau halus ), lesi vaskularitas, mobilitas, dan
9
kondisi rambut serta kuku. Turgor kulit dan edema yang mungkin terjadi, juga
elastisitas kulit harus dinilai dengan palpasi.
C. Pola Fungsi Gordon
1. Pola Nutrisi dan metabolisme
Terjadinya kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan
nitrogen yang negative mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pasien
( dehidrasi ).
2. Pola persepsi dan konsep diri
– Konsep diri
Adanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan /
lembaran zat tanduk yang besr – besar seperti keras selafon , pembentukan
skuama sehingga mengganggu harga diri.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Biopsi Kulit
Biopsi kulit yang bertujuan untuk mendapatkan jaringan bagi
pemerikasaan mikroskopikdilakukan lewat eksisi dengan skalpelatau
penusukan dengan alat khusus ( skin punch ) yang akan mengamnil sedikit
bagian tengah jaringan. Biopsy kulit dilakukan untukmemastikan diagnosis
yang tepat pada pembentukan lepuh atau kelainan kulit lainnya.
2. Imunofluorensi
Untuk mengetahui lokasi suatu reaksi imun. Test IF pada kulit merupakan
teknik pemeriksaan untuk mendeteksi autoantibody terhadap bagian-bagian
kulit juga untuk mengetahui antibody yang spesifik dalam serum pasien.
3. Patch Test
Dilakukan untuk mengenali substansi yang menimbulkan alergi, meliputi
aplikasi aleren yang dicurigai pada kulit normal dibawah plester khusus.
10
4. Pengerokan kulit
Sampel jaringn dikerok dari lokasilesi jamur yang dicurigai. Pengerokan ini
dilakukan dengan mata pisau scalpel yang sudah dibasahi dengan minyak,
sehingga jaringan kulit yang dikerok menempel pada mata pisau. Hasil
kerokannya nanti dilihat dibawah mikroskop.
5. Pembuatan Foto Klinis
Foto-foto klinis dibuat untuk memperhatikan sifat serta luas kelainan kulit.
Juga digunakan untuk menentukan progresivitas atau perbaikan setelah
dilakukan terapi.
E. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilengkapi dengan data penunjang.
Diagnosa utama yang dapat diangkat antara lain :
1. Risiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi
barier kulit
2. Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus ( gatal-gatal )
4. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
bagus
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan program terapi
F. Perencanaan dan Implementasi
1. Risiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi
barier kulit
Kriteria hasil :
- menunjukkan peningkatan integritas kulit
- menghindari cidera kulit
Intervensi :
a. kaji keadaaan kulit secara umum
b. anjurkan pasien untuk tidak mencubit atau menggaruk daerah kulit
c. pertahankan kelembaban kulit
11
d. kurangi pembentukan sisik dengan pemberian bath oil
e. Gunaan alat tenun yang lembut
f. motivasi pasien untuk memakan nutrisi TKTP
g. kolaborasi pemberian obat
Evaluasi :
Tidak adacidera yang meluas
Integritas kulit dapat dipertahankan
2. Nyeri dan rasa gatal berhubungan dengan lesi kulit
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi luka
dan nyeri pada kulit karena gatal
Kriteria hasil :
- Tidak ada nyeri karena garukan pada lesi
- pasien berkurang gatalnya
Intervensi :
a. observasi gangguan rasa nyaman
b. pertahankan lingkungan dingin
c. beritahu pasien untuk tidak meggaruk saat gatal
d. mandikan seluruh badan pasien dengan Nacl
e. oleskan badan pasien dengan minyak dan salep setelah pakai NaCl
f. jaga kebersihan kulit pasien
g. hindari pemajanan yang terlalu sering ( deterjen, pembersih )
g. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gatal
Evaluasi :
Tidak adanya eksplorasi lesi karena garukan
Gatal-gatal pasien dapat berkurang
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus ( gatal-gatal )
Kriteria hasil :
Pencapaian tidur yang nyenyak
Intervensi :
12
a. Menganjurkan pasien untuk tetap menjaga kebersihan dan kelembaban
tempat tidur
b. Mandi dengan sabun yang ringan apabila kulit terasa kering
c. Anjurkan pasien untuk mengatur pola tidur
d. Anjurkan pasienuntuk melakukan ritual kebiasaan sebelum tidur.
Evaluasi :
Klien melaporkan tidur yang nyrnyak
Klien melaporkan peredaan rasa gatal
Klien mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur.
4. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak
bagus
Kriteria Hasil
Pengembangan peningkatan penerimaan diri
Intervensi :
a. Kaji gangguan adanya gangguan citra diri pasien
b. Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan
c. Beri kesemptan pada klien untuk mengngkapkan rasa dukanya dan
berusaha menjadi pendengar yang baik.
d. Bantu klien untuk mengatasi cemas
e. Bantu pasien ke arah penerimaan diri dan sosialisasi
Evaluasi :
Klien menunjukkan peningkatan kemampuan penerimaan diri
Klien dapat bersosialisas dan berpartisipasi dalam perawatan
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan program terapi
Kriteria hasil : pemahaman tentang perawatan kulit
Intervensi :
a. Tentukan seberapa jauh pasien tahu tentang kondisinya
b. Berikan informasi yang benar
c. Libatkan pasien dalam melakukan asuhan keperawatan
d. Informasikan pada klien pentingnya menjaga kesehatan kulit
13
Evaluasi :
Klien memiliki pemahaman akan perawatan kulit
Mengikuti terapi yang diprogramkan
Klien memahami maksud terapi dan paham pentingnya menjaga
kesehatan kulit
G. Diagnosa Lain yang Muncul
1. Resti infeksi berhubungan dengan luka yang terbuka
Tujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi
infeksi
Kriteria hasil :
- tidak ada tanda - tanda infeksi ( rubor , kalor , dolor , fungsio laesa )
- tidak timbul luka baru
Intervensi
a. monitor TTV
b. kaji tanda – tanda infeksi
c. motivasi pasien untuk meningkatkan nutrisi TKTP
d. jaga kebersihan luka
e. kolaborasi pemberian antibiotic
Evaluasi :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Pasien nyaman
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kesulitan menelan
KH: menunjukkan berat badan stabil/peningkatan berat badan
Intervensi:
a. Kaji kebiasaan makanan yang disukai/tidak disukai
b. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering
c. Hidangkan makanan dalam keadaan hangat
d. Kerjasama dengan ahli gizi diit TKTP
Evaluasi :
14
- Menunjukkan intake yang adekuat
- Status gizi dapat dipertahankan
3. Gangguan Persepsi sensori: kurang penglihatan b.d konjungtifitis
KH :
- Kooperatif dalam tindakan
- Menyadari hilangnya pengelihatan secara permanent
- Risiko Injury dapat diminimalisir
Intervensi:
a. Kaji dan catat ketajaman pengelihatan
b. Kaji deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat/tidak.
c. Sesuaikan lingkungan dengan kemampuan pengelihatan:
d. Orientasikan thd lingkungan.
-Letakan alat-alat yang sering dipakai dalam jangkuan pengelihatan klien.
-Berikan pencahayaan yang cukup.
-Letakan alat-alat ditempat yang tetap.
-Berikan bahan-bahan bacaan dengan tulisan yang besar.
-Hindari pencahayaan yang menyilaukan.
-Gunakan jam yang ada bunyinya.
e. Kaji jumlah dan tipe rangsangan yang dapat diterima klien.
Evaluasi :
- Klien dapat menunjukkan penerimaan dan adaptasi terhadap penurunan
penglihatanya
- Risiko injury dapat diminimalisir
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekzema tangan biasanya ia terjadi pada bayi/kanak kanak. Ia dikenali juga
sebagai atopic dermatitis (kulit). Keadaan radang pada kulit disertai dengan
bengkak, gatal dan ruam merah yang kadang-kadang kelihatan seperti kulit
melecur yang berair.
Erythema multiformis adalah suatu kondisi kulit yang tidak diketahui
etiologi, mungkin dimediasi oleh pengendapan kompleks imun (kebanyakan
IgM) di microvasculature superfisial kulit dan selaput lendir mulut yang
biasanya mengikuti suatu infeksi atau obat yg di atas eksposur. Ini adalah
gangguan umum,
Steven Johnson Sindrome merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang
mengenai kulit, selaput lendir di orifisium (muara/lubang) dan mata dengan
keadaan umum yang bervariasi dari ringan sampai berat.
Ketiga penyakit diatas bermanifestasi klinis pada gangguan rasa nyaman
karena adanya peradangan pada kulit. Asuhan keperawatan yang dilakukan
berfokus untuk mengurangi gangguan rasa nyaman tersebut sehingga pasien
dapat beradaptasi dengan kondisinya.
A. Saran
1. Hendaknya sebagai perawat kita memiliki personal hygiene yang baik agar
kita terhindar dari penyakit – penyakit kulit seperti yang disebutkan di
atas.
16
2. Perawat juga harus memahami dengan benar asuhan keperawatan Eczema,
Erythema Multiformis, dan Syndrome Stephen Johnson sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai penyakit pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth. J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Harahap, Marwali. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates
http://kamus-kesehatan.blogspot.com/2009/08/dermatitis-atopik.html/diakses tanggal 26
November 2009 pukul 13.00
http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/asuhan-keperawatan-dengan-klien.html/
diakses tanggal 26 November 2009 pukul 12.50
17