OPERASI BENTUK ALJABAR.docx
-
Upload
henny-hanny-youu -
Category
Documents
-
view
76 -
download
0
Transcript of OPERASI BENTUK ALJABAR.docx
OPERASI BENTUK ALJABAR
A. Sejarah Aljabar
Asal mula Aljabar dapat ditelusuri berasal dari Babilonia Kuno yang
mengembangkan system matematika yang cukup rumit, dengan hal ini mereka
mampu menghitung dalam cara yang mirip dengan aljabar sekarang ini. Dengan
menggunakan sistem ini, mereka mampu mengaplikasikan rumus dan
menghitung solusi untuk nilai yang tak diketahui untuk kelas masalah yang
biasanya dipecahkan dengan menggunakan persamaan Linier, persamaan
Kuadrat dan Persamaan Linier tak tentu. Sebaliknya, bangsa Mesir dan
kebanyakan bangsa India, Yunani, serta Cina dalam melenium pertama belum
masehi, biasanya masih menggunakan metode geometri untuk memecahkan
persamaan seperti ini, misalnya seperti yang disebutkan dalam “The Rhind
Mathematical Papyrus”, “Sulba Sutras”, “Eucilid’s Elements” dan “The Nine
Chapters on the Mathematical Art”. Hasil bangsa Yunani dalam Geometri, yang
tertulis dalam kitab elemen, menyediakan kerangka berpikir untuk
menggeneralisasi formula metematika di luar solusi khusus dari suatu
permasalahan tertentu ke dalam sistem yang lebih umum untuk menyatakan dan
memecahkan persamaan, yaitu kerangka berpikir logika Deduksi.
Istilah “aljabar” berasal dari kata Arab “al-jabr” yang berasal dari kitab “Al-
Kitab aj-jabr wa al-Muqabala” (yang berarti “The Compendious Book on
Calculation by Completion and Balancing”) Yang ditulis oleh matematikawan
Persia Muhammad ibn Musa Al-Khawarizmi. Kata “Al-Jabr” sendiri sebenarnya
berarti penggabungan (reunion). Matematikawan Yunani di zaman Hllenisme,
Diophantus, secara tradisional dikenal sebagai “Bapak Aljabr”, walaupun sampai
sekarang masih diperdebatkan, tetapi ilmuwan yang bernama R Rashed dan
Angela Armstrong dalam karyanya bertajuk The Development of Arabic
[1]
Mathematics, menegaskan bahwa Aljabar karya Al-Khawarizmi memiliki
perbedaan yang signifikan dibanding karya Diophantus, yang kerap disebut-sebut
sebagai penemu Aljabar. Dalam pandangan ilmuwan itu, karya Khawarizmi jauh
lebih baik di banding karya Diophantus. Al-Khawarizmi yang pertama kali
memperkenalkan aljabar dalam suatu bentuk dasar yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan konsep aljabar Diophantus lebih cenderung
menggunakan aljabar sebagai alat bantu untuk aplikasi teori bilangan.
Para sajarawan meyakini bahwa karya al-Khawarizmi merupakan buku
pertama dalam sejarah di mana istilah aljabar muncul dalam konteks disiplin
ilmu. Kondisi ini dipertegas dalam pembukuan, formulasi dan kosakata yang
secara teknis merupakan suatu kosakata baru. Ilmu pengetahuan aljabar sendiri
sebenarnya merupakan penyempurnaan terhadap pengetahuan yang telah dicapai
oleh bangsa Mesir dan Babylonia. Kedua bangsa tersebut telah memiliki catatan-
catatan yang berhubungan dengan masalah aritmatika, aljabar dan geometri pada
permulaan 2000 SM. Dalam buku Arithmetica of Diophantus terdapat beberapa
catatan tentang persamaan kuadrat. Meskipun demikian persamaan yang ada
belum terbentuk secara sistematis, tetapi terbentuk secara tidak sengaja melalui
penyempurnaan kasus-kasus yang muncul. Karena itu, sebelum masa Al-
Khawarizmi, aljabar belum merupakan suatu objek yang secara serius dan
sistematis dipelajari. Muḥammad bin Mūsā Al-Khawārizmī adalah seorang ahli
matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir
sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar
tahun 850. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah
Kehormatan di Baghdad. Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang
membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut
sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang
memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem
Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan
[2]
menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang
astronomi dan astrologi. Kontribusi beliau tak hanya berdampak besar pada
matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr,
satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat,
yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari
kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama beliau juga di serap dalam
bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti
digit.
B. Tokoh-tokoh Dalam Mengembangkan Aljabar
a. Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi, Ia adalah yang pertama kali yang
mencetus Al-Jabar dalam bukunya dengan judul “Al-kitab al-jabr wa-l-
Muqabala” kitab ini merupakan karya yang sangat monumental pada abad
ke-9 M. ia merupakan seorang ahli matematika dari Persia yang
dilahirkan pada tahun 194 H/780 M, tepatnya di Khawarizm, Uzbeikistan.
b. Al-Qalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak
ternilai. Ia sang matematikus Muslim di abad ke-15, kalau tanpa dia boleh
jadi dunia dunia tak mengenal simbol-simbol ilmu hitung. Sejarang
mencatat, al Qalasadi merupakan salah seorang matematikus Muslim
yang berjasa memperkenalkan simbol-simbol Aljabar. Symbol-simbol
tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh Ibnu al-Banna
kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh al-Qalasadi, al-Qalasadi
memperkenalkan symbol-simbol matematika dengan menggunakan
karakter dari alphabet Arab. Ia menggunakan wa yang berarti “dan” untuk
penambahan (+), untuk pngurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa
berarti “kurang”. Sedangkan untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang
berarti “kali”. Simbol ala yang berarti ”bagi” digunakan untuk pembegian
(/).
[3]
c. Nikolai Ivanovich Lobachevsky (1 Desember 1792 – 24 Februari 1856)
adalah matematikawan Rusia. Ia terutama dikenal sebagai orang yang
mengembangkan geometri non-Euclides (independen dari hasil karya
János Bolyai) yang diumumkannya pada 23 Februari 1826, serta metode
hampiran akar persamaan aljabar yang dikenal dengan nama Metode
Dandelin-Gräffe
d. Sharaf al-Dīn al-Muẓaffar ibn Muḥammad ibn al-Muẓaffar al-Ṭūsī (1135-
1213) adalah matematikawan dan astronom Islam dari Persia. Sharif al-
Din mengajar berbagai topik matematika, astronomi dan yang terkait,
seperti bilangan, tabel astronomi, dan astrologi. Al-Tusi menulis beberapa
makalah tentang aljabar. Dia memberikan metode yang kemudian
dinamakan sebagai metode Ruffini-Horner untuk menghampiri akar
persamaan kubik. Meskipun sebelumnya metode ini telah digunakan oleh
para matematikawan Arab untuk menemukan hampiran akar ke-n dari
sebuah bilangan bulat, al-Tusi adalah yang pertama kali yang menerapkan
metode ini untuk memecahkan persamaan umum jenis ini. Dalam Al-
Mu’adalat (Tentang Persamaan), al-Tusi menemukan solusi aljabar dan
numerik dari persamaan kubik dan yang pertama kali menemukan
turunan polinomial kubik, hasil yang penting dalam kalkulus diferensial
e. Omar Khayyam, ilmuwan yang berasal dari Persia ini membangun
Aljabar Geometri dan menemukan bentuk umum geometri dari
persamaan kubik.
f. Kowa Seki ilmuwan yang berasal dari Jepang pada abad 17, ia
mengambangkan tentang determinan.
g. Robert Recorde adalah seorang yang memperkenalkan tanda “=” yang
terdapat dalam bukunya yang berjudul “The Whetstone of Witte” pada
tahun 1557.
[4]
C. Pengertian Bentuk Aljabar
Aljabar adalah satu cabang penting dalam matematika. Kata aljabar
berasal dari kata al-jabr yang diambil dari buku karangan Muhammad ibn Musa
Al-Khowarizmi (780-850 M), yaitu kitab al-jabr wa al-muqabalah yang
membahas tentang cara menyelesaiakan persamaan persamaan aljabar.
Bentuk Aljabar merupakan bentuk operasi atau pengerjaan hitung yang
terdiri dari satu atau beberapa suku yang melibatkan peubah atau variabel.
Unsur-unsur bentuk aljabar :
Variabel (Peubah) : lambang pada bentuk aljabar yang dinyatakan dengan
huruf kecil a, b, c, …, z. atau dapat disebut juga dengan lambang pengganti
suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas.
Contoh: 5x + 3y + 8x – 6y + 9, huruf x dan y disebut variabel
Koefisien : lambang (bilangan) yang memuat suatu variable
Contoh: 5x + 3y + 8x – 6y + 9, Koefisien x adalah 5 dan 8.
Konstanta : bilangan yang tidak memuat suatu variabel
Contoh: 5x + 3y + 8x – 6y + 9, Suku 9 merupakan konstanta
Faktor : bagian dari suatu hasil kali
Contoh: 5x = 5. x , maka faktor perkalian dari 5x adalah 5 dan x
-6y = -6 . y , maka -6 dan y disebut faktor perkalian
Suku : bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan oleh operasi hitung. Suku
memiliki dua jenis, yaitu suku sejenis dan suku tak sejenis.
D. Suku Pada Bentuk Aljabar
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
1) Suku Tunggal dan Suku Banyak
a. Suku satu atau suku tunggal adalah bentuk aljabar yang tidak
dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih.
[5]
Contoh: 2x, -3x2y, 4y, 5xy
b. Suku dua atau binom adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu
operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 2x + 6, 4p2 + 3p, 4x + 7y, x + 2y
c. Suku tiga atau trinom adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua
operasi jumlah atau selisih.
Contoh : 2x2 + 5xy + 6y, a2 + 4a2 +11, 3p2 – p + 3
d. Suku banyak atau polinom adalah bentuk aljabar yang mempunyai lebih
dari tiga suku.
Contoh : x2 + 3x2y – 6x + 4y + 3y2
2) Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis
a. Suku Sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama.
Contoh:
Suku sejenis pada 5x + 3y + 8x – 6y + 9, adalah
1. 5x dan 8x
2. 3y dan -6y
b. Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang tidak sama.
Contoh:
Suku tak sejenis pada 5x + 3y + 8x – 6y + 9, adalah
1. 5x dan 3y
2. 5x dan -6y
E. Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar
1) Penjumlahan dan Pengurangan
Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan suku aljabar dilakukan
dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan koefisien antara suku-suku
yang sejenis.
[6]
Suku Sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama.
Pada dasarnya, sifat-sifat penjumlahan dan pengurangan yang berlaku
pada bilangan riil, berlaku juga untuk penjumlahan dan pengurangan pada
bentuk-bentuk aljabar, sebagai berikut.
a. Sifat Komutatif
a + b = b + a, dengan a dan b bilangan riil
b. Sifat Asosiatif
(a + b) + c = a + (b +c), dengan a, b, dan c bilangan riil
c. Sifat Distributif
a(b + c) = ab + ac, dengan a, b, dan c bilangan riil
Contoh :
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut ini!
1. 4x + y – x
2. 6a2b – 5ab - 4a2b
Penyelesaian:
1. 4x + y – x = 4x - x + y = 3x + y
2. 6a2b – 5ab - 4a2b = 6a2b - 4a2b - 5ab = 2a2b - 5ab
2) Perkalian dan Pembagian
Pada bentuk-bentuk aljabar berlaku sifat-sifat penjumlahan dan
perkalian seperti pada bilangan bulat. Beberapa sifat tersebut antara lain:
Sifat komutatif penjumlahan, yaitu a + b = b + a
Sifat asosiatif penjumlahan, yaitu a + (b + c) = (a + b) + c
Sifat komutatif perkalian, yaitu a × b = b × a
[7]
Sifat asosiatif perkalian, yaitu a × (b × c) = (a × b) × c
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu:
a ± (b + c) = (a × b) ± (a × c)
Pada bahasan ini akan dipelajari mengenai perkalian suku satu dengan
suku dua atau dengan suku banyak dan perkalian antara suku dua dengan
suku dua.
a) Perkalian
Perkalian Suku Satu dengan Suku Dua atau dengan Suku Banyak.
Berikut ini disajikan beberapa contoh perkalian suku satu, baik
perkalian dengan suku dua atau dengan suku banyak.
Contoh :
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar
berikut ini!
1. 3p(4p – 2q)
2. 5a (3ab - 2ab2 - 4ab)
Penyelesaian :
1. 3p(4p – 2q) = 12p2 + 6pq
2. 5a (3ab – 2ab2 – 4ab) = 5a ((3ab – 4ab) – 2ab2)
= 8a ((-1ab) – 2ab2)
= (8a . (-1ab)) - (8a . 2ab2)
= -8a2b – 16a2b2 (bagi dengan –8)
= 1a2b + 2a2b2
Perkalian Antara Suku Dua dengan Suku Dua
Penyelesaian perkalian suku dua atau binomial tetap
menggunakan konsep dasar sifat distributif. Misalkan kita
mempunyai suku dua (binomial) yang berbentuk (a + b) dan
[8]
(c + d). Langkah-langkah penyelesaian yang harus dilakukan
adalah seperti terlihat pada gambar berikut.
Jadi (a + b)(c + d) = (ac + bc) + (ad + bd)
Contoh :
1. (4x + 2)(x – 6)
2. (3x + 5) (x2 + 2x – 5)
Penyelesaian :
1. (4x + 2)(x – 6) = (4x + 2)x + (4x + 2)(–6)
= 4x2 + 2x + 24x – 12
= 4x2 + 26x – 12
2. (3x + 5) (x2 + 2x – 5) = 3x(x2 + 2x – 5) + 5(x2 + 2x – 5)
= 3x3 + 6x2 – 15x + 5x2 + 10x – 25
= 3x3 + 6x2 + 5x2 – 15x + 10x – 25
= 3x3 + 11x2 – 5x – 25
b) Pembagian
Pembagian bentuk aljabar akan lebih mudah jika dinyatakan
dalam bentuk pecahan. Pelajarilah contoh soal berikut.
Contoh :
1. 20pq : 4p
2. 16a2b : 2ab
3. (8x2 + 2x) : (2y2 – 2y)
Penyelesaian :
1. 20pq : 4p = 20 pq
4 p =
4 x 5x px q4 x p
=5q
[9]
(a + b) (c + d) = ac + ad + bc + bd
2. 16a2b : 2ab = 16a2 b2ab
= 2 x 8 xa x a x b2 x a x b
=8a
3. (8x2 + 2x) : (2y2 – 2y) = 8 x2+2x2 y2−2 y
=2(4 x2+x )2( y2 – y )
=4 x2+xy2− y
c) Perpangkatan
Operasi perpangkatan diartikan sebagai operasi perkalian berulang
dengan unsur yang sama. Untuk sebarang bilangan bulat a, berlaku
Pada perpangkatan bentuk aljabar suku satu, perlu diperhatikan
perbedaan antara 5b2, (5b)2, –(5b)2, dan (–5b)2 sebagai berikut.
1. 5b2 = 5 x b x b = 5b2
2. (5b)2 = (5b) x (5b) = 25b2
3. –(5b)2 = - ((5b) x (5b)) = - 25b2
4. (–5b)2 = (-5b) x (-5b) = 25b2
Untuk menentukan perpangkatan pada bentuk aljabar suku dua,
perhatikan uraian berikut.
(a + b)1 = a + b, koefisien a dan b adalah 1 1
(a + b)2 = (a + b) (a + b)
= a2 + ab + ab + b2
= a2 + 2ab + b2, koefisien a2, ab, dan b2 adalah 1 2 1
(a + b)3 = (a + b) (a + b)2
= (a + b) (a2 + 2ab + b2)
= a3 + 2a2b + ab2 + a2b + 2ab2 + b3
[10]
an = a x a x a x … a
sebanyak n kali
(a + b)0 1(a + b)1 1 1(a + b)2121(a + b)3 1 3 3 1(a + b)4 1 4 6 4 1(a + b)5 1 5 10 10 5 1(a + b)6 1 6 15 20 15 6 1(a + b)7 …………….
= a3 + 3a2b + 3ab2 + b3, koefisien a3, a2b, ab2 dan b3 adalah 1 3
3 1
Demikian seterusnya untuk (a + b)n dengan n bilangan asli.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan koefisien-koefisien
(a + b)n membentuk barisan Segitiga Pascal seperti berikut.
Sekarang, bagaimana dengan bentuk (a - b)2? Jadi, dengan
menggunakan sifat distributif, bentuk (a - b)2 dapat ditulis:
(a – b)2 = (a – b) (a – b)
= (a – b)a + (a – b)(–b)
= a2 – ab – ab + b2
= a2 – 2ab + b2
Perpangkatan bentuk aljabar (a – b)n dengan n bilangan asli juga
mengikuti pola Segitiga Pascal. Akan tetapi, tanda setiap koefisiennya
selalu berganti dari (+) ke (–), begitu seterusnya. Pelajarilah uraian
berikut.
(a – b)2 = a2 – 2ab + b2
(a – b)3 = a3 – 3a2b + 3ab2 – b3
(a – b)4 = a4 – 4a3b + 6a2b2 – 4ab3 + b4
[11]
(a – b)5 = a5 – 5a4b + 10a3b2 – 10a2b3 + 5ab4 – b5
Contoh :
Uraikan perpangkatan bentuk-bentuk aljabar berikut.
1. (x + 3)2
2. (x – 2)4
3. (2x + 3)3
4. (3x – 4)3
Penyelesaian :
1. (x + 3)2 = x2 + 2(x)(3) + 32
= x2 + 6x + 9
2. (x – 2)4 = x4 – 4 (x)3(2) + 6(x)2(2)2 – 4(x)(2)3 + 24
= x4 – 8x3 + 24x2 – 32x + 16
3. (2x + 3)3 = (2x)3 + 3(2x)2(3) + 3(2x)(3)2 + 33
= 8x3 + 36x2 + 54x + 27
4. (3x – 4)3 = (3x)3 – 3(3x)2 (4) + 3(3x)(4)2 – (4)3
= 27x3 – 108x2 + 144x – 6
F. Pemfaktoran Suku Aljabar
1) Faktor-faktor suku aljabar
Cara untuk memfaktorkan suatu bentuk aljabar adalah sebagai berikut:
a) Carilah faktor persekutuan setiap suku
b) Bagilah bentuk aljabar tersebut dengan faktor persekutuan terkecil.
Contoh:
Faktorkan bentuk aljabar 3x2-15xy
Penyelesaian:
[12]
Carilah faktor persekutuan dari 3x2 dan -15xy. FPB dari 3x2 dan -15xy adalah
3x, kemudian bagilah setiap suku dengan FPB tersebut sehingga diperoleh:
3 x2
3 x = x
−15 xy3 x
= -5y
Dengan demikian 3x2 - 15xy = 3x (x - 5y)
2) Faktorisasi bentuk x2 ± 2xy + y2
Faktorisasi dari bentuk x2 + 2xy + y2 adalah sebagai berikut:
(x + y)2 = x2 + √ x2 √y2 +y2
= x2 + 2xy + y2
Faktorisasi dari bentuk x2 + 2xy + y2
(x –y)2 = x2 – 2 √x2 √y2 + y24
= x2 – 2xy + y2
Pemfaktoran bentuk x2 ± 2 xy + y2 memperlihatkan bahwa suku kedua
merupakan dua kali akar kuadrat suku pertama dan akar kuadrat suku ketiga.
Contoh:
Faktorkan bentuk aljabar 16x2 + 8xy + y2
Penyelesaian:
16x2 + 8xy + y2 = (4x)2 + 2 √16x2 √y2 + y2
= (4x + y)2
3) Faktorisasi bentuk selisih dua kuadrat
[13]
Bentuk x2 – y2 dinmakan bentuk selisih dua kuadrat. Faktorisasi dari
x2 – y2 adalah
(x2 – y2) = (x + y) ( x – y)
Hal ini dapat dibuktikan dengan uraian sebagai berikut:
(x + y) (x – y) = (x + y)x + (x + y) (-y)
= x2 + xy –xy - y2
= x2 – y2
Jadi, bentuk aljabar dari (x – y) ( x + y) merupakan faktor dari x2 – y2
Contoh:
36m2 – 25(m + 4)2 = (6m)2 - {5(m + 4)}2
= {6m + 5 (m + 4 )} {6m - 5 (m + 4)}
= (6m + 5m + 20) (6m - 5m - 20)
= (11m + 20) (m – 20)
4) Faktorisasi bentuk ax2 + bx + c
a) Faktorisasi bentuk ax2 + bx2 + c dengan a = 1
Faktorisasi bentuk ax2 + bx + c adalah (x + p) (x + q) dengan b = p + q
dan c = p x q
Contoh:
x2 + 7x + 12
Penyelesaian:
Diketahui: b = 7 dan c = 12
[14]
Maka : p + q = 7 dan p x q = 12
Sehingga diperoleh 3 + 4 = 7 dan 3 x 4 = 12
Sehingga dapat ditulis x2 + 7x + 12 = (x + 3) (x+ 4)
b) Faktorisasi bentuk ax2 + bx + c dengan a ≠ 1
Langkah-langkah melalukan faktorisasi bentuk ax2 + bx + c dengan
a ≠ 1 adalah berikut:
1. Merubah bentuk ax2 + bx + c menjadi ax2 + (p + q)x + c = ax2 + px
+ qx + c dengan p + q = b dan p x q = a x c.
2. Bentuk aljabar ax2 + px + qx + c dapat dipandang sebagai jumlah
dua bentuk aljabar, yaitu ax2 + px dan qx + c.
3. Tentukan FPB dan suku-suku ax2 dan px. Kemudian, tuliskan ax2 +
px dalam bentuk hasil kali factor-faktornya.
4. Tentukan pula FPB suku-suku qx dan c. kemudian, tuliskan qx + c
dalam bentuk hasil kali faktor-faktornya.
5. Setelah melakukan langkah (3) dan langkah (4), akan memperoleh :
ax2 + bx + c = a1x (a2x + b2) + b1 (a2x + b2)
= a1x + b1 a2x + b2
Dengan a1 . a2 = a dan (a1 . b2) + (a2 . b1) = b
G. Pecahan Bentuk Aljabar
Pada bagian ini kita akan mempelajari tentang pecahan bentuk aljabar,
yaitu pembilang, penyebut, atau kedua-duanya memuat bentuk aljabar. Misalnya
a2
,4p
,3 a
7 bc,m+3
n, dan
x2
x+ y
1) Menyederhanakan Pecahan Bentuk Aljabar
[15]
Suatu pecahan bentuk aljabar dikatakan paling sederhana apabila
pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai faktor persekutuan kecuali
satu, dan penyebutnya tidak sama dengan nol. Untuk menyederhanakan
pecahan bentuk aljabar dapat dilakukan dengan cara membagi pembilang
dan penyebutnya pecahan tersebut dengan FPB dari keduanya.
Contoh:
Sederhanakan pecahan bentuk aljabar berikut,jika x , y ≠ 0
1.3 x
6 x2 y
2.4 x2 y z3
2 x y2
Penyelesaian:
1. FPB dari 3 x dan6 x2 y adalah 3 x, sehingga
3 x
6 x2 y= 3 x :3 x
6 x2 y : 3 x= 1
2xy
Jadi, bentuk sederhana dari 3 x
6 x2 y adalah
12 xy
2. FPB dari 4 x2 y z3 dan 2 x y2 adalah2 xy ,sehingga
4 x2 y z3
2 x y2 =4 x2 y z3:2 xy2 x y2 :2xy
=2 x z3
y
Jadi, bentuk sederhana dari 4 x2 y z3
2 x y2 adalah 2 x z3
y
2) Operasi Hitung Pecahan Aljabar dengan Penyebut Suku Tunggal
a) Penjumlahan dan Pengurangan
Kita telah mengetahuai bahwa hasil operasi penjumlahan dan
pengurangan pada pecahan diperoleh dengan cara menyamakan
penyebutnya, kemudian menjumlahkan atau mengurangkan
[16]
pembilangnya. Untuk menyamakan penyebut kedua pecahan, tentukan
KPK dari penyebut-penyebutnya.
Dengan cara yang sama, hal itu juga berlaku pada operasi
penjumlahan dan pengurangan bentuk pecahan aljabar.
Contoh:
Sederhanakan penjumlahan atau pengurangan aljabar berikut :
1.1
2 p+ 5
3q
2.1
k−3− 2
k+1
3.m+2
m−n−1
n
Penyelesaian:
1.1
2 p+ 5
3 q= 1 ×3 q
2 p ×3 q+ 5 ×2 p
3 q × 2 p
=3 q
6 pq+ 10 p
6 pq
= 3 q+10 p
6 pq
2.1
k−3− 2
k+1=
1(k+1)( k−3 ) ¿¿
=k+1
k2−2 k−3− 2 k−6
k2−2 k−3
=k+1−2 k+6
k2−2k−3
=−k+7
k2−2 k−3
3.m+2
m−n−1
n=
n(m+2)m ×n
−m(n−1)
n× m
=mn+2n
mn−
(mn−m)mn
[17]
=mn+2n−mn+m
mn
=mn−mn+2 n+m
mn
=2n+m
mn
b) Perkalian dan Pembagian
Bentuk perkalian pecahan dapat dinyatakan sebagai berikut
ab
×cd= ac
bd;untuk b , d ≠ 0
Contoh:
Tentukan hasil perkalian pecahan bentuk aljabar berikut
1.4
3 a×
ab2
2.x−1
y×
y+1x
3. x2+15
×2 x3
Penyelesaian:
1.4
3 a×
ab2
=4 × ab3 a × 2
=4 ab6 a
=2 b3
→ untuk lebih sederhana bentuknya,
maka pembilang dan penyebut sama-sama dibagi 2a. sehingga
menjadi 2b3
2.x−1
y×
y+1x
=(x−1 ) ( y+1 )
y× x
=xy+ x− y−1
xy
3. x2+15
×2 x3
=( x2+1 ) 2 x
5× 3
[18]
=2 x3+2 x15
= 2 x15
(x2+1)
Pembagian merupakan operasi kebalikan dari operasi perkalian.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa membagi dengan suatu pecahan
artinya dengan mengalikan terhadap kebalikan pecahan tersebut.
a :bc=a×
cb=ac
buntuk b ≠ 0 , c≠ 0
ab
: c=ab
×1c= a
bcuntuk b ≠ 0 , c≠ 0
ab
:cd=a
b×
dc=ad
bcuntuk b ≠ 0 , c≠ 0
Contoh:
Sederhanakan pembagian pecahan aljabar berikut.
1.4 p3 q
:2 q9 p
2.3 ab
:c
4 b2
3. abc
:b2
ac
Penyelesaian:
1.4 p3 q
:2q9 p
=4 p3q
×9 p2q
=36 p2
6 q2
[19]
=6 p2
p2 → untuk sederhana bentuknya, maka pembilang dan
penyebut sama-sama dibagi 6. Sehingga hasilnya menjadi 6 p2
p2
2.3 ab
:c
4 b2 =3 ab
×4 b2
c
=12 a b2
bc
=12 ab
c→ disederhanakan bentuknya, maka pembilang dan
penyebut sama-sama dibagi b. sehingga hasilnya menjadi 12 ab
c
3.abc
:b2
ac= ab
1 c×
ac1 b2
=a2 bcb2 c
= a2
b →disederhanakan bentuknya, maka pembilang dan
penyebut sama-sama dibagi bc. Sehingga hasilnya menjadi a2
b
c) Perpangkatan Pecahan Bentuk Aljabar
Operasi perpangkatan merupakan perkalian berulang dengan
bilangan yang sama. Hal ini juga berlaku pada perpangkatan pecahan
bentuk aljabar.
( ab )
1
=ab
( ab )
2
=ab
×ab=a2
b2
[20]
( ab )
3
=ab
×ab
×ab=a3
b3
Sehingga diperoleh rumus:
( ab )
n
=ab
×ab
×ab
×…×ab=an
bn (sebanyak n kali)
Contoh:
Sederhanakan perpangkatan pecahan aljabar berikut.
1. ( 3 x2 )
3
2. ( −45 y2 )
2
3. ( 5 p+32 )
2
Penyelesaian:
1. ( 3 x2 )
3
=( 3 x2 )×( 3 x
2 )×( 3 x2 )=27 x3
8
2. ( −45 y2 )
2
=( −45 y2 )×( −4
5 y2 )= 1625 y2
3. ( 5 p+32 )
2
=5 p+32
×5 p+3
2
= (5 p+3 )(5 p+3)
4
=25 p2+15 p+15 p+94
[21]
= 25 p2+30 p+94
3) Penggunaan Aljabar Untuk Menyelesaikan Masalah
Contoh:
Diketahui usia ayah empat kali usia anaknya. Lima tahun kemudian, usia
ayah tiga kali usia anaknya. Tentukan masing-masing umur ayah dan
anaknya.
Penyelesaian:
Misalkan: umur ayah= x
umur anak= y
sehingga diperoleh persamaan:
x=4 y…………………….(i)
x+5=3 ( y+5)…………(ii)
Substitusikan persamaan (i) ke persamaan (ii), sehingga diperoleh
x+5=3 ( y+5 )
4 y+5=¿3(y+5)
4 y+5=3 y+15 → 3y dipindah ruas ke kiri, 5 dipindah ruas ke kanan untuk
mendapatkan nilai y. sehingga menjadi:
4 y−3 y=15−5
y=10
Karena nilai y = 10, maka nilai x dapat dicari dengan cara substitusikan nilai
y ke persamaan (i)
x = 4y
x = 4 x 10
[22]
x = 40
Jadi, dapat diketahui bahwa umur ayah 40 tahun, dan umur anaknya 10
tahun.
DAFTAR PUSTAKA
M. Cholik Adinawa, Sugijono dan Ruhadi. Basis MATEMATIKA Jilid 2B untuk
SMP Kelas VIII. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2010.
[23]
Syamsul Junaidi dan Tatag Yuli Eko Siswono. Buku Matematika SMP. Surabaya:
Gelora Aksara Pratama, 2006.
Nurhami, Dewi dan tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Alikasinya.
Pusat Pemburuan Departemen Pendidikan Nasional.
Keedy, Mervin L, Marvin L. Brittinger. 1986. A Problem Selving Approach to
Intermediate Algebra Secend Edition. Addision Wesley Publishing
Compeny.
[24]