Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

29
2012 PANDUAN FIELDTRIP PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

description

panduan fieldtrip 2012

Transcript of Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

Page 1: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

2012

PANDUAN FIELDTRIP PRAKTIKUM DASAR-DASAR

ILMU TANAH

JURUSAN TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Page 2: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

ASISTEN DASAR ILMU TANAH

PS. AGROEKOTEKNOLOGI 2012

Tahun 2012 – 2013

1. Christanti Agustina

2. Sativandi Riza

3. Maharani Subandriya

4. Rizal Raditya Putra

5. Citra Dwi Oktovani

6. Benedictus Julio Tito Briliyantono

7. Yeni Setyorini

8. Ayyu Rahayu

9. Istika Nita

10. Novalia Kusumarini

11. Citra Charisma Wati

12. Pramasti Dyah Nhindyasari

13. Endah Setyorini

14. Felix Andri

15. Rizki Fortunella

16. Sipyanti

17. Andi Kurniawan

18. Ardo Aprilio

19. Ayu Aisyah

20. Danang Setiawan

21. Deska Ayu Sekar

22. Devi Nuraini A

23. Elly Daru Ika

24. Endah L.B

25. Haryati BR Siboro

26. Istnaini Darajah

27. M. Lukman Hakim

28. M. Rizki F.G

29. M. Naufal

30. Nawab Al Hasan

31. Putri Astria

32. Sariningsih

33. Vivin T

Page 3: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

ASISTEN PEMATERI

STOP A Pedologi Biologi Kimia Fisika

Titik 1 Sipyanti Citra Sari* Andi

Kelas A1 B1 C1 D1

Titik 2 Nina Tito Nawab Rani*

kelas E1 F1 G1 H1

Titik 3 Sativandi Riza* Noval Devi Endah l

kelas I1 J1 K1 L1

Titik 4 Rizal Ayu A Putri Ayu*

kelas M1 N1 O1 P1

STOP B Pedologi Biologi Kimia Fisika

Titik 1 Felix* Yeni Haryati Danang

kelas A2 B2 C2 D2

Titik 2 Nova Deska* Ardo Inugh

kelas E2 F2 G2 H2

Titik 3 Nita Elly Isnani Rizky*

kelas I2 J2 K2 L2

Titik 4 Kiki Vivin Citra C Lukman*

kelas M2 N2 O2 P2 *Penanggung Jawab Titik

Page 4: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

RUNDOWN FIELDTRIP DIT

STOP A

TITIK KELAS JAM POS ASISTEN

1

A1

08.00-08.30 Pedologi Sipyanti

08.40-09.10 Biologi Citra Dwi

09.25-09.55 Kimia Sari

10.05-10.35 Fisika Andi

B1

08.00-08.30 Biologi Citra Dwi

08.40-09.10 Pedologi Sipyanti

09.25-09.55 Fisika Andi

10.05-10.35 Kimia Sari

C1

08.00-08.30 Kimia Sari

08.40-09.10 Fisika Andi

09.25-09.55 Pedologi Sipyanti

10.05-10.35 Biologi Citra Dwi

D1

08.00-08.30 Fisika Andi

08.40-09.10 Kimia Sari

09.25-09.55 Biologi Citra Dwi

10.05-10.35 Pedologi Sipyanti

2

E1

08.00-08.30 Pedologi Nina

08.40-09.10 Biologi Tito

09.25-09.55 Kimia Nawab

10.05-10.35 Fisika Rani

F1

08.00-08.30 Biologi Tito

08.40-09.10 Pedologi Nina

09.25-09.55 Fisika Rani

10.05-10.35 Kimia Nawab

G1

08.00-08.30 Kimia Nawab

08.40-09.10 Fisika Rani

09.25-09.55 Pedologi Nina

10.05-10.35 Biologi Tito

H1

08.00-08.30 Fisika Rani

08.40-09.10 Kimia Nawab

09.25-09.55 Biologi Tito

10.05-10.35 Pedologi Nina

3

I1

08.00-08.30 Pedologi Sativandi

08.40-09.10 Biologi Noval

09.25-09.55 Kimia Devi

10.05-10.35 Fisika Endah I

J1

08.00-08.30 Biologi Noval

08.40-09.10 Pedologi Sativandi

09.25-09.55 Fisika Endah I

10.05-10.35 Kimia Devi

Page 5: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

K1

08.00-08.30 Kimia Devi

08.40-09.10 Fisika Endah I

09.25-09.55 Pedologi Sativandi

10.05-10.35 Biologi Noval

L1

08.00-08.30 Fisika Endah I

08.40-09.10 Kimia Devi

09.25-09.55 Biologi Noval

10.05-10.35 Pedologi Sativandi

4

M1

08.00-08.30 Pedologi Rizal

08.40-09.10 Biologi Ayu A

09.25-09.55 Kimia Putri

10.05-10.35 Fisika Ayu

N1

08.00-08.30 Biologi Ayu A

08.40-09.10 Pedologi Rizal

09.25-09.55 Fisika Ayu

10.05-10.35 Kimia Putri

O1

08.00-08.30 Kimia Putri

08.40-09.10 Fisika Ayu

09.25-09.55 Pedologi Rizal

10.05-10.35 Biologi Ayu A

P1

08.00-08.30 Fisika Ayu

08.40-09.10 Kimia Putri

09.25-09.55 Biologi Ayu A

10.05-10.35 Pedologi Rizal

STOP B

TITIK KELAS JAM POS ASISTEN

1

A2

08.00-08.30 Pedologi Felix

08.40-09.10 Biologi Yeni

09.25-09.55 Kimia Haryati

10.05-10.35 Fisika Danang

B2

08.00-08.30 Biologi Yeni

08.40-09.10 Pedologi Felix

09.25-09.55 Fisika Danang

10.05-10.35 Kimia Haryati

C2

08.00-08.30 Kimia Haryati

08.40-09.10 Fisika Danang

09.25-09.55 Pedologi Felix

10.05-10.35 Biologi Yeni

D2

08.00-08.30 Fisika Danang

08.40-09.10 Kimia Haryati

09.25-09.55 Biologi Yeni

10.05-10.35 Pedologi Felix

Page 6: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

2

E2

08.00-08.30 Pedologi Nova

08.40-09.10 Biologi Deska

09.25-09.55 Kimia Ardo

10.05-10.35 Fisika Inug

F2

08.00-08.30 Biologi Deska

08.40-09.10 Pedologi Nova

09.25-09.55 Fisika Inug

10.05-10.35 Kimia Ardo

G2

08.00-08.30 Kimia Ardo

08.40-09.10 Fisika Inug

09.25-09.55 Pedologi Nova

10.05-10.35 Biologi Deska

H1

08.00-08.30 Fisika Inug

08.40-09.10 Kimia Ardo

09.25-09.55 Biologi Deska

10.05-10.35 Pedologi Nova

3

I1

08.00-08.30 Pedologi Nita

08.40-09.10 Biologi Elly

09.25-09.55 Kimia Isnaini

10.05-10.35 Fisika Rizky

J1

08.00-08.30 Biologi Elly

08.40-09.10 Pedologi Nita

09.25-09.55 Fisika Rizky

10.05-10.35 Kimia Isnaini

K2

08.00-08.30 Kimia Isnaini

08.40-09.10 Fisika Rizky

09.25-09.55 Pedologi Nita

10.05-10.35 Biologi Elly

L2

08.00-08.30 Fisika Rizky

08.40-09.10 Kimia Isnaini

09.25-09.55 Biologi Elly

10.05-10.35 Pedologi Nita

4

M2

08.00-08.30 Pedologi Kiki

08.40-09.10 Biologi Vivin

09.25-09.55 Kimia Citra C

10.05-10.35 Fisika Lukman

N2

08.00-08.30 Biologi Vivin

08.40-09.10 Pedologi Kiki

09.25-09.55 Fisika Lukman

10.05-10.35 Kimia Citra C

O2

08.00-08.30 Kimia Citra C

08.40-09.10 Fisika Lukman

09.25-09.55 Pedologi Kiki

Page 7: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

10.05-10.35 Biologi Vivin

P2

08.00-08.30 Fisika Lukman

08.40-09.10 Kimia Citra C

09.25-09.55 Biologi Vivin

10.05-10.35 Pedologi Kiki

Page 8: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

MATERI I

PENGUKURAN BIODIVERSITAS

1.1 PENGERTIAN

Bahan Organik adalah semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan

hewan, baik yang hidup maupun yang telah mati, pada berbagai tahapan (stage)

dekomposisi.

Bahan Organik Tanah adalah bahan (sisa jaringan tanaman/hewan) yang telah

mengalami perombakan/dekomposisi baik sebagian/seluruhnya.

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme

yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.

Biodiversitas dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Biodiversitas Bagian Atas

Seresah

Contoh : Daun yang berguguran, ranting pohon dan tanaman yang mati.

Tanaman bawah (Understorey)

Contoh : Rumput-rumputan

2. Biodiversitas Bagian Bawah

Makro Organisme

Contoh : Cacing Tanah, Semut, Rayap dan Lain-lain

Mikro Organisme

Contoh : Mikoriza

1.2 METODE PENGAMATAN

1.2.1 Alat

1. Frame (tali raffia) berukuran 50 x 50 cm

Gambar:

50 cm

50 cm

50 cm

Frame 1

Frame 2

Page 9: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

1.2.2 Variabel Pengamatan :

1. Jenis dan jumlah vegetasi (Understorey)

2. Jumlah seresah

3. Jumlah makro organisme

4. Jumlah kascing (Kotoran Cacing)

1.2.3 Cara Kerja :

1. Amati jenis vegetasi yang ada dalam frame (tali rafia). Hitung

jumlahnya dan tulis dalam tabel pengamatan.

2. Lakukan langkah yang sama pada pengamatan jumlah seresah, makro

organisme dan kascing

Tabel 1. Pengamatan Vegetasi

No Jenis Vegetasi Jumlah

Frame 1 Frame 2

Tabel 2. Pengamatan seresah

No Jenis Seresah Jumlah

Frame 1 Frame 2

Ket: Banyak, Sedang, Sedikit

Page 10: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

Tabel 3. Pengamatan Makro Organisme

No Jenis Makro Organisme Jumlah

Frame 1 Frame 2

Tabel 4. Pengamatan Kascing

No Jumlah Kascing

Frame 1 Frame 2

Ket: Banyak, Sedang, Sedikit

Page 11: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

MATERI II

INDIKATOR KESEHATAN TANAH

2.1 UNSUR HARA

1. NITROGEN (N)

o Fungsi

Nitrogen bagi tanaman berperan dalam penyimpanan energi

dan transfer energi. Selain itu juga banyak berperan dalam

pembentukan dan pembelahan sel, sehingga unsur ini banyak ditemui

pada bagian-bagian vegetatif tanaman (Gardner et al., 1991 dalam

Wentasari, 2005).

o Gejala Kekurangan

Gejala awal defisiensi N ditandai dengan daun yang

menguning dan klorosis karena terjadi penghambatan sintesis klorofil

(Salisbury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, 2005). Kekurangan

nitrogen dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, gejala yang

ditunjukkan yaitu tanaman kerdil dan menguning. Kekurangan

nitrogen banyak ditemui pada daun-daun tua dibandingkan pada daun

yang lebih muda. Pada tanaman buah-buahan kadar N rendah dapat

menyebabkan penurunan hasil panen baik secara kualitas maupun

kuantitas (Gardner et al., 1991 dalam Wentasari, 2005).

o Gejala Kelebihan

Kelebihan unsur N dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan

dan hasil tanaman, gejala yang ditunjukkan adalah daun yang

berwarna hijau tua dan sukulen serta rentan terhadap serangan hama

dan penyakit (Jones et al., 1991 dalam Wentasari, 2005). Pertumbuhan

tanaman pada kondisi N berlebihan menyebabkan tanaman menjadi

kerdil, terjadi hambatan pada fase pembungaan dan pembentukan biji

(Salisbury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, 2005).

Page 12: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

2. FOSFOR (P)

o Fungsi

Fosfor berdasarkan fungsinya tergolong dalam hara yang

berperan dalam penyusun dan transfer energi (Gardner et al., 1991

dalam Wentasari, 2005). Di dalam tanaman P merupakan komponen

pembentuk enzim dan protein, diantaranya ATP dan ADP yang

berperan dalam transfer energi, serta DNA dan RNA yang berperan

dalam informasi genetik serta phitin (Jones et al., 1991 dalam

Wentasari, 2005).

o Gejala Kekurangan

Gejala kekurangan P biasanya mulai tampak pada daun yang

lebih dewasa, tanaman menjadi kerdil dan berwarna hijau tua,

pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan kerdil (Salisbury dan Ross,

1992 dalam Wentasari, 2005). Pada tanaman yang mengalamin

kekurangan P terjadi penimbunan gula yang ditunjukkan oleh

pigmentasi antosianin pada bagian dasar batang dan urat daun

(Gardner et al., 1991 dalam Wentasari, 2005).

o Gejala Kelebihan

Kelebihan hara P menunjukkan gejala defisiensi unsur hara

mikro utamanya Fe dan Zn. Gejala kekurangan unsur hara Fe dan Zn

yaitu terjadi klorosis pada daun muda. Kelebihan hara P dapat

mengakibatkan terganggunya metabolisme dalam tanaman, kadar P

lebih besar dari 100% dapat menyebabkan keracunan pada tanaman

(Jones et al., 1991 dalam Wentasari, 2005).

Page 13: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

3. KALIUM (K)

o Fungsi

Unsur K dalam tanaman berperan aktif dalam translokasi gula

pada pembentukan pati, proses membuka dan menutupnya stomata,

efisiensi penggunaan air, memperluas pertumbuhan akar dan

meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit.

Fungsi lain dari K yaitu dalam pembentukan dinding sel, pada

tanaman yang memiliki K yang cukup maka memiliki dinding sel yang

tebal serta jaringan yang lebih stabil. Pada tanaman sayuran pemberian

K yang cukup menyebabkan tanaman memiliki daya tahan hidup yang

lebih baik (Bennet, 1994 dalam Wentasari, 2005).

o Gejala Kekurangan

Kalium mudah disalurkan dari organ dewasa ke organ yang

muda, sehingga gejala kekurangan K tampak pertama kali pada daun

tua. Pada kebanyakan tanaman monokotil (misalnya tanaman serealia)

gejala ditandai dengan kematian sel pada ujung dan tepi daun dan

nekrotis ke bawah sepanjang tepi menuju bagian daun yang muda

(Salisbury dan Ross, 1992 dalam Wentasari, 2005). Secara spesifik

kalium di dalam tanaman memiliki peran penting dalam mengatur

tekanan osmotik tanaman yang menyebabkan pergerakan air ke dalam

akar, sehingga tanaman yang kekurangan K akan memiliki ketahanan

terhadap kekeringan yang rendah dibandingkan dengan tanaman yang

cukup K (Leiwakabessy dan Sutandi, 1998 dalam Wentasari, 2005).

o Gejala Kelebihan

Kadar K yang tinggi dalam tanaman akan menyebabkan

kekurangan hara Mg atau Ca dalam tanaman tersebut. Gejala

kelebihan K pertama kali menunjukkan adanya kekurangan unsur hara

Mg terlebih dahulu dibandingkan Ca (Jones et al., 1991 dalam

Wentasari, 2005).

Page 14: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

2.2 METODE PENGAMATAN

1. Amati kondisi tanaman yang dijumpai di lahan, apakah dijumpai

kekurangan unsur hara N / P / K.

2. Bandingkan kenampakan tanaman dengan gambar berikut:

Gambar. Defisiensi unsur N pada tanaman

Gambar. Defisiensi unsur P pada tanaman

Gambar. Defisiensi unsur K pada tanaman

Page 15: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

3. Isikan hasil pengamatan pada tabel dibawah ini:

No. Nama Tanaman Gejala yang Ditemukan Kelebihan/ Kekurangan

Unsur

SUMBER PUSTAKA:

Wentasari, Risa. 2005. Studi Penentuan Dosis Optimum N, P, K dan Mg Tanaman

Lidah Buaya (Aloe vera chinensis) pada Lahan Gambut Indragiri Hilir

Riau. Tesis. Pascasarjana IPB, Bogor

2.3 C-ORGANIK DAN pH DI LAPANGAN

1. C-Organik

2. pH

pH dilapangan perlu diketahui yakni diantaranya berguna sebagai

indikator kesuburan tanah, menetapkan kebutuhan pupuk, serta

pengapuran. Dalam menetapkan kebutuhan kapur, maka uji cepatnya

sebagai berikut:

Page 16: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

Penetapan kebutuhan kapur

Alat : pH indikator

Bahan : Botol plastik (bekas tempat rol film), Larutan penentu pH

(Aquadest)

Prosedur

Ambil sedikit tanah

Masukkan ke dalam botol plastik (bekas botol film)

Masukkan larutan penentu pH ke dalam botol plastik yang berisi

tanah. Jumlah tanah larutan kira-kira sama dengan jumlah tanah

berdasarkan isi (disarankan tidak melebihi 10 ml).

Kemudian botol ditutup rapat

Kocok dengan ayunan tangan penuh ke atas dan ke bawah

sebanyak 20 kali.

Biarkan hingga tanah mengendap dan cairan diatasnya bening.

Celupkan ujung lakmus ke dalam cairan bening tadi dan usahakan

kertas lakmus tidak terbenam dalam endapan tanah. Perhatian

jangan sampai kertas lakmus tersentuh bagian tubuh, apalagi

sedang berkeringat.

Bandingkan warna kertas pH dengan deretan pada kotak

pembungkus yang telah mempunyai sederetan standar. Pilih yang

sama atau mendekati warna yang ada. Baca beberapa pH larutan

(misalnya: pHx)

Cari selisih pH (Δ pH) dengan cara pada butir 7.

Page 17: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

Tentukan jumlah kapur setiap hektar dengan menggunakan tabel

berikut :

Misal : pH lapangan = 5.5

Δ pH = 6.0 – 5.5 = 0.5

maka, Kebutuhan kapur lahan yang ditentukan = 2.1 ton/ha

Hitung kebutuhan kapur tersebut untuk luasan (LP, LU-I, LU-II)

yang ada dengan membagi luasan 1 ha : luas yang akan di kapur x

jumlah kapur (ton/ha). Untuk ¼ ha = 2.1 dibagi 4 = 0.5 ton/ha.

Tabel 7.1 Hubungan selisih pH dengan kebutuhan kapur

pH Kebutuhan

Kapur

(ton/ha)

pH Kebutuhan

Kapur

(ton/ha)

2.0 6.8 1.0 3.7

1.9 6.5 0.9 3.4

1.8 6.2 0.8 3.0

1.7 5.9 0.7 2.7

1.6 5.6 0.6 2.4

1.5 5.3 0.5 2.1

1.4 4.9 0.4 1.8

1.3 4.6 0.3 1.5

1.2 4.3 0.2 1.1

1.1 4.2 0.1 0.8

Page 18: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

MATERI III

PEDOLOGI

Pedologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek geologi tanah. Di

dalamnya ditinjau berbagai hal mengenai pembentukan tanah (pedogenesis),

morfologi tanah (sifat dan ciri fisika dan kimia), dan klasifikasi tanah.

Dasar utama melakukan klasifikasi dan memahami tanah adalah diskripsi

profil tanah yang dilakukan di lapang. Pengamatan di lapang pada dasarnya

dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu; 1) pengamatan identifikasi (pemboran); 2)

pengamatan detil (minipit + pemboran); dan 3) deskripsi profil tanah. Pada fieldtrip

kali ini akan diperkenalkan deskripsi profil tanah. Namun, pengamatan dilakukan

pada minipit yaitu lubang (liang) pengamatan tanah yang dibuat dengan

menggunakan skop dengan ukuran minimal 40x40 cm dan kedalaman 80 cm .

berbeda dengan profiltanah, dimana pengamatan atau deskripsi tanah dilakukan pada

lubang yang sengaja digali pada tanah dengan ukuran panjang kurang lebih 2m, lebar

1m dan dalam 2m.

3.1 PENENTUAN LOKASI DESKRIPSI TANAH

Dalam mentukan lokasi harus di tempat yang representative sesuai dengan tujuan

kajian yang dilakukan. Beberapa hal yang penting dalam penentuan lokasi pembuatan

miipit maupun profil:

1. Berada jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah galian atau bekas

bangunan, kuburan atau bahan-bahan lainnya.

2. Berjarak > 50m dari pemukiman, pekarangan, jalan, saluran air dan

bangunan lainnya.

3. Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak menyulitkan penggalian

profil.

4. Pada daerah berlereng, profil dibuat searah lereng.

3.2 PROSEDUR DESKRIPSI

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pengamatan atau

deskripsi profil tanah adalah sebagai berikut:

Sisi profil yang akan diamatai harus bersih dan tidak ternaungi

Hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam kondisi hujan atau pada

waktu sinar matahari kurang terang. (max pukul 4 sore).

Page 19: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang diamati dibasahi

dengan air (kondisi lembab).

Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu dikuras agar tidak

mengganggu pengamatan.

3.3 METODE DESKRIPSI

a. Alat dan bahan

Alat penggali

Cangkul

Sekop

Bor tanah (jika diperlukan)

Deskripsi tanah

Pisau lapang

Buku Munsell Colour Chart

Botol air

Meteran (roll meter) 1,5 meter

Sabuk profil (meteran berukuran lebar 3-5 cm, panjang 3 meter)

Pengukur pH

Form Pengamatan

Meja dada (sebagai alas untuk menulis)

Alat-alat tulis

Kamera

Deskripsi lokasi

Kompas

GPS

Klinometer

Stereoskop saku

Altimeter

Buku catatan

b. Cara kerja

Dalam melakukan pengamatan profil tanah dilakukan orientasi pada seluruh

profil tanah dimulai dari bagian bawah, dan perhatikan perbedaan-

perbedaan sifat tanah yang ada dalam setiap lapisan tanah. Tahap-tahap yang

dilakukan:

1. Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-perbedaan yang

terlihat secara jelas, misalnya warna tanah.

Page 20: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

2. Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil tanah untuk

mengetahuikonsistensi atau kepadatan keseluruhan profil. Perbedaan

kepadatan merupakan salah satu kriteria untuk membedakan horizon

profil.

3. Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama, maka

perbedaan konsistensi, struktur, kenampakan redoksimorfik dapat

digunakan sebagai dasar penarikan batas horizon.

4. Setelah horizon ditentukan , letakkan meteran tegak lurus bidang profil

tanah dan jangan lupa pasang sabuk profil. Kemudian foto bidang

profil yang diamati.

5. Selanjutnya lakukan diskripsi dan pencatatan hasil diskripsi pada kartu

profil tanah.

Page 21: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

Gambar 3.1. Form Pengamatan (bagian depan)

Page 22: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

Gambar 3.2. Form Pengamatan (bagian belakang)

Page 23: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

3.4 KLASIFIKASI TANAH

Klasifikasi tanah dimulai dengan menentukan epipedon dan endopedon, yaitu

dengan melihat penciri utama dari profil tanah yang dideskripsikan. Kemudian

menentukan ordo tanah, sub ordo, group, sub group, family, dan series.

I. EPIPEDON

Epipedon merupakan horizon permukaan. Klasifikasi epipedon menurut

SOIL TAXONOMY, 1999:

Mollik

- Ketebalan : - > 10 cm jika menumpang pada batuan keras

- 1/3 jika solum tidak tebal

- 25 cm jika jika solum tebal

- Tidak keras sekalipun kering (gembur – agak teguh)

- Warna gelap ( Value kurang dari 3, kroma kurang dari 3 pada

kondisi lembab. Dan value kurang dari 5 pada kondisi kering)

- KB lebih besar 50%

- BO lebih besar 1%, tapi kurang dari 20% jika pasir, atau

kurang dari 30% jika lempung.

- Struktur berkembang nyata

Antropik :

- Seperti molik tetapi

- Kadar fosfat tinggi Karena pengolahan dan pemupukan

(anthropos = manusia).

Histik :

- horizon organic (histos=jaringan) umumnya di daerah gambut

tebal > 1 kaki (±30 cm)

- sering jenuh air.

Okrik :

- warna lebih muda (ochros = pucat, warna muda)

- kadar BO lebih rendah

- lebih tipis dari molik, umbrik, anthropik atau histik

- keras dan pejal waktu kering.

Plagen :

- Mengandung seresah, pupuk kandang dan sampah usaha tani

tebal > 50 cm

- pengaruh pengolahan tanah yang lama

- (plaggen = sod = tanaman sisa-sisa rumput)

Umbrik :

- warna tua (warna tua = molik)

Page 24: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

- seperti molik, tetapi jenuh hydrogen (H=) sehingga nilai KB

rendah (<50%).

Melanik :

- memiliki ketebalan 30 cm

- Memiliki sifat tanah andik

- C-Organik 6%

- Warna gelap (value dan kroma 2 atau kurang pada kondisi

lembab)

Folistik :

- selalu jenuh air < 30 hari kumulatif dalam satu tahun normal

- Horizon organik

Kandungan C-Organik : 16% apabila mengandung 60% liat,

atau 8% apabila tidak mengandung liat, atau ditambah

(persentase liat dibagi 7,5)%, apabila mengandung liat > 60%.

2.ENDOPEDON

Endopedon merupakan horizon bawah permukaan. Klasifikasi endopedon

menurut SOIL TAXONOMY, 1999:

Kambik :

- Struktur granuler, gumpal atau tiang, bercampur dengan yang

masih memperlihatkan struktur buatan induk,

- Mengandung mineral terlapukkan, termasuk alofan atau kaca

volkan (vitrik) (cambiare = menukar)

- KPK diatas 16me%

- Belum ada iluviasi liat, seskuioksida &B.O,

- Tidak tampak selaput liat pada gumpalan/butir tanah,

- Memiliki tekstur dari pasir, atau lebih halus lagi.

Agrik :

- Horison Iluvial

- akumulasi debu, liat dan humus secara nyata di bawah lapisan

olah ≤ 15% vol tanah

Albik :

- liat & oksida besi telah tercuci sehingga meninggalkan pasir

dan debu,

- warna muda ; value ≥ 4 (lembab) atau ≥ 5 (kering) → albus =

albino,

- biasanya dibawah horizon spodik atau argilik.

Page 25: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

Argilik : Horison iluviasi liat (Bt), Berselaput liat pada permukaan

agregat tanah.

Kalsik :

- Mengandung CaCO3 15% dan tebal lebih dari 15cm,

- horizon iluvial.

Natrik : Seperti argilik, tetapi :

- Berstruktur prismatic dan tiang,

- BNa tertukar ≥ 15%,

- pH > 8,5.

Oksik :

- Penggumpalan besi oksida dan/atau Al oksida terhidrat,

- Tebal 30 cm dan mengandung 15% liat,

- Liat kaolinit (kisi 1:1) (oksik : oksida),

- Tidak memiliki sifat horizon argilik.

Spodik :

- Berhorizon (iluviasi = B) dengan penggumpalan humus

/seskuiosida,

- Tersusun dari bahan spoik (85%).

Kandik : Seperti argilik, tetapi :

- KTK efektif < 16me/100gram liat,

- Ketebalan minimum 18cm,

- Tekstur pasir sangat halus atau yang lebih halus lagi.

Gipsik :

- Horison iluviasi dari senyawa gypsum,

- ketebalan minimal 15 cm,

- tidak ditemukannya sementasi,

- mengandung CaSO4 tinggi.

Sombrik :

- Berwarna gelap,

- Terbentuk karena iluviasi humus tanpa Al dan Na,

- KB dan KTK rendah.

Salik : Horison yang banyak mengandung garam mudah larut,

tebal 15 cm.

Placik :

- Horison tipis (2-10mm),

- Warna hitam sampai merah gelap,

- Keras, tersementasi dengan Fe, MN dan BO.

Petrokalsik :

- Horison iluviasi karbonat atau kalium karbonat,

Page 26: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

- Pemadasan senyawa karbonat.

Petrogipsik :

- Horison iluviasi bahan gypsum,

- Pemadasan senyawa gypsum.

Glosik :

Degradasi horizon argilik, kandik atau natrik, dan memiliki ketebalan 5

cm dengan karateristik Sebagian bahan penyusun 15-85% hasil eluviasi

bahan albik, Sebagian bahan penyusun hasil iluviasi horizon argilik,

kandik atau natrik.

3. ORDO

Klasifikasi Ordo menurut SOIL TAXONOMY, 1999 :

Histosol : Kandungan bahan organik lebih dari 30% dan tebalnya lebih

dari 40 cm.

Andisol : Tanah lain yang mempunyai lapisan dengan sifat andik

setebal 35 cm atau lebih pada kedalaman kurang dari 60 cm.

Spodosol : Tanah lain yang memiliki horizon spodik pada kedalaman

kurang dari 2m.

Oxisol : Tanah lain yang memiliki horizon oksik pada kedalaman

kurang dari 1,5m dan tidak memilaiki horizon argilik.

Vertisol : Tanah lain yang memiliki kandungan liat lebih dari 30% dari

semua horizon, bila kering pecah-pecah sampai kedalaman 50

cm, strukturnya mebaji.

Aridisol : Tanah lain yang kering lebih dari 6 bulan setiap tahun dan

tidak mempunyai epipedon molik.

Ultisol : Tanah lain yang memiliki horizon argilik dengan KB (pH

8,2) kurang dari 34% pada kedalaman 1,8 dari permukaan.

Mollisol : Tanah lain yang mempunyai epipedon molik dan KB (pH 7)

seluruh bagian solum tanah lebih dari 50%.

Alfisol : Tanah lain yang mempunyai horizon argilik dengan KB (pH

8,2) lebih dari 35% pada kedalaman 1,8 dari permukaan.

Inceptisol : Tanah lain yang mempunyai epipedon umbrik, mollik atau

plagen atau mempunyai horizon kambik.

Entisol : Tanah lain (yang mempunyai epipedon ocrikatau histik, atau

horizon albik tetapi tidak punya horizon penciri lain).

Page 27: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

MATERI IV

MENGENAL JENIS-JENIS EROSI

4.1. LATAR BELAKANG

Erosi pada dasarnya adalah proses perataan kulit bumi. Proses ini terjadi

dengan penghancuran, pengangkutan, dan pengendapan. Di alam ada dua

penyebab utama yang aktif dalam proses ini yakni angin dan air. Erosi yang

disebabkan oleh angin disebut erosi angin dan erosi jenis ini terutama dialami

di daerah yang kering atau padang pasir. Di daerah tropis basah seperti di

Indonesia ini penyebab erosi yang paling dominan adalah air. Proses erosinya di

sebut erosi air. Air yang menyebabkan erosi adalah air hujan/pukulan air hujan,

air limpasan permukaan, air sungai, air danau dan air laut. Begitu air hujan

mengenai kulit bumi, maka secara langsung hal ini akan menyebabkan hancurnya

agregat tanah. Pada keadaan ini penghancuran agregat tanah dipercepat dengan

adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri. Penghancuran

agregat tanah terjadi karena pukulan air hujan dan kikisan air limpasan

permukaan. Di samping itu massa tanah yang terangkut dalam limpasan

permukaan, terutama debu, pasir dan kerikil di dalam perjalanan menuju tempat

pengendapan juga mampu untuk menggerus permukaan tanah. Proses ini

akan menimbulkan erosi dengan bentuk yang berbeda-beda. Untuk itu

mahasiswa perlu mengetahui dan memahami bentuk-bentuk erosi di lapangan.

4.2. TUJUAN

Mahasiswa paham bentuk-bentuk erosi di lapangan

4.3. ALAT DAN BAHAN

Kertas dan alat tulis untuk diskusi

4.4. METODE

Pengamatan lapangan (survei), diskusi kelompok

4.5. WAKTU

30 Menit

4.6. POKOK BAHASAN

1. Mengenal dan memahami erosi percikan

2. Mengenal dan memahami erosi lembar

3. Mengenal dan memahami erosi alur

Page 28: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

4. Mengenal dan memahami erosi selokan

5. Mengenal dan memahami longsor

4.7. LANGKAH-LANGKAH

1. Mahasiswa memahami tujuan kegiatan ini

2. Kelompok melakukan pengamatan di lapangan dan memahami bentuk-

bentuk erosi

3. Setelah itu didiskusikan kelompok tentang upaya pencegahan dari fenomena

erosi tersebut

4.8. CONTOH GAMBAR JENIS-JENIS EROSI

Erosi Alur

Percikan

Erosi Percikan Erosi Alur

Erosi Selokan

Erosi Selokan

Longsor

Page 29: Panduan Praktikum Lapang Dit 2012

DASAR ILMU TANAH 2012

4.9. JENIS-JENIS EROSI DI LOKASI PENGAMATAN

Jenis-jenis erosi yang ditemukan (fakta : ditemukan pada kondisi yang

bagaimana/kondisi biofisik).

Erosi

Diskripsi kondisi dan upaya pengendaliannya