Penatalaksanaan Tetanus Ode

download Penatalaksanaan Tetanus Ode

of 37

Transcript of Penatalaksanaan Tetanus Ode

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    1/37

    Oleh:

    I Gde Haryo Ganesha

    Pembimbing:

    dr. I B sujana, Sp.An, MSi

    Penatalaksanaan TetanusGeneralisata

    Laporan Kasus

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    2/37

    Pendahuluan

    Tetanus penyakit akut yang menyerang susunansaraf pusat

    Negara berkembang insiden tinggi

    Tetanus masalah kesehatan

    Penyebarluasan imunisasi angka kesakitan danangka kematian

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    3/37

    Definisi

    Tetanus adalah gangguan neurologis yangditandai dengan meningkatnya tonus ototdan spasme, yang disebabkan olehtetanospasmin, suatu toksin protein yang

    kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    4/37

    Sejarah

    Kitasato2000

    Abad II

    1884

    1889

    Areanusthe Cappadocian

    Carle dan Rattone

    1890

    Kitasato + von Behring

    1926

    Toksoid imunitas

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    5/37

    Epidemiologi

    Negara maju tetanus jarangdijumpai

    Negara berkembang seringditemukan

    Resiko meningkat pada usia tua

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    6/37

    Etiologi

    Kuman tetanus: Clostridium tetanigram +, anaerob.

    Kuman tetanus tidak invasif

    Tetanospasmin/ Tetanolisin

    Neurotoxin

    Rigiditas, lisis sel-sel darah

    spasme otot,

    kejang

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    7/37

    Patogenesis

    Phase 1 Phase 2 Phase 3

    ChlostridiumTetani

    dalam

    bentuk

    spora

    masuk ke

    tubuhmelalui luka

    sporaberubah

    menjadi

    vegetatif

    yang

    kemudian

    berkembang

    dinding selkuman lisis

    maka

    dilepaskan

    eksotoksin,

    yaitu

    tetanospasmindan tetanolisin

    Phase 4 Phase 5

    Tetanospasminsangat mudah

    mudah diikat

    oleh saraf dan

    akan

    mencapai

    saraf melaluidua cara

    Secara lokal: diabsorbsi

    melalui mioneural junctionpada ujungujung saraf perifer

    atau motorik melalui axis

    silindris ke cornu anterior

    susunan saraf pusat dan

    susunan saraf perifer.

    Toksin diabsorbsi melalui

    pembuluh limfe lalu ke

    sirkulasi darah untukseterusnya susunan saraf

    pusat.

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    8/37

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    9/37

    Manifestasi Klinis

    Masa inkubasi tetanus 321 hari, namundapat singkat hanya 12 hari dan kadangkadang lebih dari 1 bulan

    Secara klinis, ada 3 macam tetanus:

    Tetanus Umum1

    Tetanus Lokal2

    Tetanus Cephalic3

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    10/37

    Tetanus Umum1

    paling sering dijumpai

    timbul secara mendadak berupa kekakuan otot baikbersifat menyeluruh ataupun hanya sekelompok otot

    Kekakuan otot rahang terutama masseter, kekakuan ototmuka, kekakuan otototot leher bagian belakang.

    Kejang umum tonik secara spontan maupun hanya denganrangsangan minimal.

    Spasme otototot laring dan otot pernapasan gangguanmenelan, asfiksia dan sianosis.

    spasme sphincter kandung kemih Retensi urine Pada kasus yang berat overaktivitas simpatis berupa

    takikardi, hipertensi yang labil, berkeringat banyak, panasyang tinggi dan aritmia jantung.

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    11/37

    Tetanus umum terbagi atas 3, yaitu :

    Masa inkubasi lebih dari 14

    hari

    Period of onset> 6 hari

    Trismus positif tetapi tidak

    berat

    Sukar makan dan minum

    tetapi disfagia tidak ada.

    Lokalisasi kekakuan dekat

    dengan luka berupa

    spasme disekitar luka dankekakuan umum terjadi

    beberapa jam atau hari.

    Grade 2: sedang

    Masa inkubasi 1014

    hari

    Period of onset 3 hariatau kurang

    Trismus ada dan

    disfagia ada.

    Kekakuan umum

    terjadi dalam

    beberapa hari tetapi

    dispnoe dan sianosistidak ada.

    Grade 3: berat

    Masa inkubasi < 10

    hari

    Period of onset 3 hariatau kurang

    Trismus berat

    Disfagia berat.

    Kekakuan umum dan

    gangguan pernapasan

    asfiksia, ketakutan,

    keringat banyak dantakikardia.

    Grade 1: ringan

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    12/37

    Bentuk tetanus ini berupa nyeri, kekakuanotototot pada bagian proksimal daritempat luka

    Tetanus lokal adalah bentuk ringan dengan

    angka kematian 1%, kadang

    kadangbentuk ini dapat berkembang menjaditetanus umum.

    Tetanus Lokal2

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    13/37

    salah satu varian tetanus lokal.

    Luka mengenai daerah mata, kulit kepala,muka, telinga, leher, otitis media kronis danjarang akibat tonsilectomi

    Disfungsi saraf loanial antara lain: n. III,IV, VII,IX, X, XI, dapat berupa gangguan sendirisendiri maupun kombinasi dan menetap dalambeberapa hari bahkan berbulanbulan

    Tetanus cephalic tetanus umum. prognosa jelek.

    Tetanus Cephalic3

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    14/37

    Diagnosis

    Diagnosis tetanus ditegakkan berdasarkan :

    -Riwayat adanya luka yang sesuai dengan masa inkubasi-Gejala klinis; dan-Penderita biasanya belum mendapatkan imunisasi.

    Pemeriksaan laboratorium : leukosit dapat normal atau dapatmeningkat

    Pemeriksaan mikrobiologi hanya pada 30% kasus ditemukanClostridium Tetani.

    Pemeriksaan cairan serebrospinalis dalam batas normal, walaupunkadangkadang didapatkan tekanan meningkat akibat kontraksiotot.

    Pemeriksaan elektromyogram mungkin menunjukkan impuls unit-unit motorik dan pemendekan atau tidak adanya interval tenang

    yang secara normal dijumpai setelah potensial aksi

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    15/37

    Penatalaksanaan

    Pengobatan

    Khusus

    Pengobatan

    Umum

    Tetanus

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    16/37

    Pengobatan

    Khusus

    Anti Tetanus Toxin

    Antikonvulsan

    & Sedatif

    Pelumpuh Otot

    Antibiotik

    Trakeostomi

    Hiperbarik

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    17/37

    Antikonvulsan dan Sedatif

    Fenobarbital Magnesium SulfatDiazepam

    spasme tetanik dan kejang

    tetanik.

    meningkatkan aktivitas GABA

    Dosis dewasa untuk spasme

    ringan 5-10 mg oral tiap 4-6

    jam apabila perlu, spasme

    sedang 5-10 mg i.v apabilaperlu, spasme berat 50-100

    mg dalam 500 ml D5,

    diinfuskan 40 mg per jam.

    Toksisitas sistem saraf

    pusat meningkat bersamaan

    dengan alkohol, fenothiazin,

    barbiturat, dan MAOI.

    Dosis rendah

    tidak menyebabkan

    depresi pernafasan.

    Ventilatordosis

    yang lebih tinggi

    untuk efek sedasi

    yang diinginkan.

    Dosis dewasa 1

    mg/kg i.m tiap 4-6

    jam, tidak melebihi

    400 mg per hari.

    mengontrol spasme.

    pemblokade

    neuromuskular pre-

    sinaptik, yang

    memblokade pelepasan

    katekolamin dari saraf

    dan medulla adrenal mengurangi

    responsibitas reseptor

    terhadap katekolamin

    yang terlepas

    antikonvulsan sekaligus

    vasodilator.

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    18/37

    Antibiotik

    Penicillin G Metronidazole

    diabsorpsi ke dalam sel

    dan senyawa

    termetabolisme sebagian

    yang terbentuk mengikat

    DNA dan menghambatsintesis protein

    kematian sel.

    Direkomendasikan terapi

    selama 10-14 hari.

    Dosis dewasa 500 mg per

    oral tiap 6 jam atau 1 g i.vtiap 12 jam, tidak lebih

    dari 4 g per hari

    mengganggu

    pembentukan polipeptida

    dinding otot selama

    multiplikasi aktif

    menghasilkan aktivitasbakterisidal terhadap

    mikroorganisme yang

    rentan.

    Diperlukan terapi selama

    10-14 hari.

    Dosis dewasa 10-24 jutaunit per hari i.v terbagi

    dalam 4 dosis

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    19/37

    Pelumpuh Otot

    sedasi saja tidak adekuat, paralisis terapeutik dengan agenpemblokade neuromuskular dan ventilasi mekanik tekananpositif intermitten mungkin dibutuhkan untuk jangkapanjang.

    agen kerja panjang dapat menghambat pengambilankembali katekolamin, memperberat instabilitas otonomik

    pada tetanus berat, bertambah parahnya hipertensi dantakikardia.

    Vekuronium bebas dari efek samping kardiovaskular danpelepasan histamin tetapi secara relatif bersifat kerja singkat.

    infus atrakurium pada tetanus dengan fungsi ginjal dan liveryang normal tidak terdapat akulmulasi laudanosin,metabolik epileptigonik

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    20/37

    Komplikasi

    Kardiovaskular Tulang dan OtotRespirasi

    spasme otototot

    pernapasan ,

    spasme otot laring ,

    sering kejang

    asfiksia

    akumulasi sekresi

    saliva, sukarnya

    menelan air liur dan

    makanan atau

    minumanaspirasi

    pneumoni,

    atelektasis akibat

    obstruksi olehsekret.

    aktivitas simpatis

    yang meningkat

    antara lain :

    takikardia,

    hipertensi,

    vasokonstriksi

    perifer dan

    rangsangan

    miokardium

    Komplikasi Lain

    spasme yang

    berkepanjangan

    perdarahan

    dalam otot.

    kejang yangterusmenerus

    fraktura

    columna

    vertebralis

    -Laserasi lidah

    -Dekubitus

    -Panas yang tinggi

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    21/37

    Prognosis Monitoring dan oksigenasi suportifmemperbaiki prognosis

    tetanus

    Perawatan intensif modernmencegah kematian akibatgagal nafas akut, tetapi pada kasus yang berat, gangguanototnomik menjadi lebih nampak

    40% kematian setelah adanya perawatan intensif akibathenti jantung mendadak & 15% akibat komplikasi respirasi

    Komplikasi penting akibat perawatan ICU infeksinosokomial, terutama pneumonia berkaitan denganventilator, sepsis generalisata, tromboembolisme, dan

    pendarahan gastrointestinal

    Prognosis buruk pada usia tua, neonatus dan pasien denganperiode inkubasi yang pendek, interval yang pendek antaraonset gejala sampai tiba di RS

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    22/37

    Laporan Kasus

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    23/37

    I. IDENTITAS

    Nama : NY

    Umur : 72 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Hindu

    Bangsa : Indonesia

    Alamat : dusun kawan bon biu saba blahbatuhStatus : Sudah menikah

    Pekerjaan : Petani

    Pendidikan : Tamat SD

    No CM : 01.49.25.72MRS : 5 Juli 2011

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    24/37

    II. ANAMNESIS

    Keluhan utama :

    Kaku pada seluruh tubuh

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien mengeluhkan kaku pada seluruh tubuh sejak 3 hari SMRS di RSUDGianyar. Sebelumnya pasien tertusuk duri kayu saat pergi ke ladang padatanggal 23 Juni 2011. Pada saat tertusuk duri pasien tidak menghiraukannyadan tidak segara membawa ke dokter atau rumah sakit untuk berobat.Pasien juga mengeluh sesak saat dirawat dan kakunya memberat pada

    seluruh tubuh, pasien juga mengeluh kejang yang dirasakan sebanyakkurang lebih 5 kali sebelum akhirnya di rujuk ke RSUP Sanglah. Pasiendikeluhkan kejang sejak tadi pagi saat masih dirawat di RSUD Ginyar.Setelah timbul gejala awal barulah pasien pergi ke rumah sakit diantar olehkeluarga.

    Riwayat Keluarga :Riwayat kencing manis, tekanan darah tinggi, dan jantung disangkal.

    Riwayat Sosial :

    Merokok dan mengkonsumsi alkohol disangkal.

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    25/37

    III. PEMERIKSAAN FISIK (5 Juli 2011)

    Status present:

    KU : Tampak sakit beratKesadaran : E1V1M1 (DPO)

    Tekanan darah : 130/80 mmHg

    Nadi : 84 x/menit

    Respirasi : 30x/menit

    Pemeriksaan fisik umum :SSP : Refleks pupil +/+ isokor, trismus (-), opistotonus tidak dapat dievaluasi.

    Respirasi : Simetris, RR: 30 x/menit, vesikular Rh +/+, Wh -/-, SaO2 98-99%

    Sirkulasi : Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84x/menit

    Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)

    Abdomen : Distensi (-), bising usus (+) normal, perut papan (-) hepar/lien tidak teraba

    Urogenital : Terpasang dower kateter, produksi urin (+)

    Musculoskeletal : Keempat akral hangat, edema (-) pada keempat akral

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    26/37

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Darah Lengkap

    30/6 5/7

    WBC (103/uL) 4,9 11,10

    RBC (106

    /uL) 4,15 3,79

    HGB (mg/dL) 12,1 12,10

    HCT (%) 36,5 34,8

    PLT (103/uL) 241 246

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    27/37

    5/7 7/7 9/7 11/7 12/7

    pH 7,39 7,236 7,22 7,31 7,44

    pCO2 (mmHg) 52,00 48,1 61,0 52,0 53,00

    pO2 (mmHg) 314,00 146,8 60 273 181

    HCO3- (mmol/L) 31,50 24,6 25,0 26,2 36,00

    BE(B) (mmol/L) 5,50 -1,90 -3,90 -0,90 10,10

    SO2c (%) 100 100 85 100 100

    Natrium (mmol/L) 140,00 - 140,0 140,0 135

    Kalium (mmol/L) 3,00 - 3,90 4,10 4,3

    Analisa Gas Darah

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    28/37

    5/7

    SGOT (U/L) 66,23

    SGPT (U/L) 38,95

    Albumin (g/dL) 2,822

    BUN (mg/dL) 20,57

    Creatinin (mg/dL) 0,907

    GDS (mg/dL) 275,00

    Kimia Klinik

    Ro Thorax (5 Juli 2011)

    Cor: CTR 54%

    Po: Infiltrat

    EKG

    Irama sinus 100x/menit, Axis IV, PAC ocasional 5x/menit.

    Mikrobiologi

    Organism = no growth

    Tidak ada pertumbuhan kuman/Anti microbial activity test=positif

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    29/37

    V. DIAGNOSIS

    Tetanus Generalisata

    VI. PENATALAKSANAAN

    Terapi intensif

    O2 6-8 lpm

    Diazepam drip 4 A in D5 500cc 20 tetes/menit (mikro)Metronidazole 3 x 500 mg IV

    NGT feeding (diet sonde 6 x 200 cc)

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    30/37

    Tanggal Perjalanan Penyakit Pengobatan/Instruksi

    6 Juli 2011 S : DPO, kejang (+) 5 kali

    O : A : terpasang OTT

    B : RR : 12x/, FiO2 60% PEEP 5

    C : 99/61 mmHg N: 94x/

    D : GCS DPO RP +/+ iso

    E : trismus (-), perut papan (-),

    opistotonus (-), ekstremitas hangat (+)

    A : tetanus generalisata (PS 22)

    -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm

    section k/p

    -cefotaxime 3 x 1inj

    -metronidazole 3 x 500 inj

    -NGT feeding 6 x 200cc

    - midazolam 300mg/24jam

    -drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/

    FOLLOW UP PASIEN

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    31/37

    7 juli 2011 S : DPO, kejang (+) 1 kali

    O : A : terpasang OTT

    B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5

    C : 125/80 mmHg N: 88x/

    D : GCS DPO RP +/+ iso

    E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitashangat (+)

    A : tetanus generalisata (PS 22)

    -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm section k/p

    -cefotaxime 3 x 1inj

    -metronidazole 3 x 500 inj

    -NGT feeding 6 x 200cc

    -drip diazepam 4A dlm D5 500cc

    20tts/

    8 Juli 2011 S : DPO, kejang (+) 2 kali

    O : A : terpasang trakeostomi

    B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5

    C : 157/90 mmHg N: 88x/

    D : GCS DPO RP +/+ iso

    E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas hangat

    (+)

    A : tetanus generalisata (PS 22)

    -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm

    section k/p

    -cefotaxime 3 x 1inj

    -metronidazole 3 x 500 inj

    -NGT feeding 6 x 200cc

    -drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/

    9 juli 2011 S : DPO kejang (+) 2 kali -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    32/37

    9 juli 2011 S : DPO, kejang (+) 2 kali

    O : A : terpasang trakeostomi

    B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5

    C : 76/47 mmHg N: 85x/

    D : GCS DPO RP +/+ iso

    E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas

    hangat (+)

    A : tetanus generalisata (PS 22)

    -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm section k/p

    -cefotaxime 3 x 1inj

    -metronidazole 3 x 500 inj

    -NGT feeding 6 x 200cc

    -drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/

    10 juli 2011 S : DPO, kejang (+) 2 kali

    O : A : terpasang trakeostomi

    B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5

    C : 128/82 mmHg N: 101x/

    D : GCS DPO RP +/+ iso

    E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas hangat

    (+)

    A : tetanus generalisata (PS 22)

    -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm

    section k/p

    -cefotaxime 3 x 1inj

    -metronidazole 3 x 500 inj

    -NGT feeding 6 x 200cc

    -drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    33/37

    11 Juli 2011 S : DPO, kejang (+) 3 kali

    O : A : terpasang trakeostomi

    B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5

    C : 73/48 mmHg N: 90x/

    D : GCS DPO RP +/+ iso

    E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas

    hangat (+)

    A : tetanus generalisata (PS 22)

    -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm section k/p

    -cefotaxime 3 x 1inj

    -metronidazole 3 x 500 inj

    -NGT feeding 6 x 200cc

    -drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/

    12 Juli 2011 S : DPO, kejang (+) 2 kaliO : A : terpasang trakeostomi

    B : RR : 12x/, FiO2 40% PEEP 5

    C : 160/90 mmHg N: 113x/

    D : GCS DPO RP +/+ iso

    E : trismus (-), perut papan (-), opistotonus (-), ekstremitas hangat

    (+)

    A : tetanus generalisata (PS 22)

    -chest kemoterapi k/p nebulizer @ 8 lpm

    section k/p

    -cefotaxime 3 x 1inj

    -metronidazole 3 x 500 inj

    -NGT feeding 6 x 200cc

    -drip diazepam 4A dlm D5 500cc 20tts/

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    34/37

    Pembahasan

    Teori Kasus

    Gejala Tetanus :Kekakuan otot terutama pada rahang(trismus) sehingga mulut sulit dibuka danleher (kuduk kaku) sehingga nyeri padasaat fleksi leher, kejang tonik, dan

    adanya riwayat luka.

    Pada pasien ini gejala yang timbul kakupada seluruh tubuh, kejang, sertaadanya riwayat tertusuk duri pada kakiyang tidak diobati.

    Pada kasus yang berat mudah terjadioveraktivitas simpatis berupa takikardidan hipertensi yang labil.

    Peningkatan tekanan darah > 120 untuksistolik.

    Leukosit dapat meningkat ataupunnormal pada tetanus.

    Peningkatan sel darah putih > 11,1(103/uL)

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    35/37

    Pembahasan cont..

    Penatalaksanaan umum pada

    tetanus: dirawat pada ruang intensif perawatan luka pemberian oksigen pemasangan sonde lambung

    Penatalaksanaan pada pasien:

    Dirawat di ruang intensif penggunaan ventilator pemberian oksigen pemasangan sonde lambung terapi cairan.

    penatalaksanaan khusus padatetanus : antitetanus sedatif dan antikonvulsan antibiotik pelumpuh otot

    Obat-obatan yang diberikan sedatif dan antikonvulsan

    (Anesfar/Midazolam,Neurolin/Pregabalin, MgSO4)

    Analgetik (Farmadol) antibiotik (PP, Meropenem)

    pelumpuh otot(Farelac/Atracurium) Antiemetic (Onetic)

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    36/37

    Kesimpulan Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya

    tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksinprotein yang kuat yang menghasilkan oleh Clostridium tetani.

    Gejala klinis pada tetanus biasanya timbul secara mendadak berupakekakuan otot terutama pada rahang (trismus), leher (kuduk kaku), padakekakuan otot muka, kejang umum tonik, spasme otototot laring dan otot,retensi urine, serta overaktivitas simpatis.

    Diagnosis ditegakkan dgn riwayat adanya luka yang sesuai dengan masainkubasi, gejala klinis dan penderita biasanya belum mendapatkanimunisasi, pemeriksaan laboratorium kurang menunjang dalam diagnosis.

    Penatalaksanaan tetanus meliputi penatalaksaan umum dan khusus yangbertujuan organisme yang terdapat dalam tubuh hendaknya dihancurkan

    untuk mencegah pelepasan toksin lebih lanjut; toksin yang terdapat dalamtubuh, di luar sistem saraf pusat hendaknya dinetralisasi; dan efek daritoksin yang telah terikat pada sistem saraf pusat diminimisasi.

    Prognosis lebih buruk apabila penderita merupakan pasien geriatri dengankomplikasi yang lain.

  • 8/22/2019 Penatalaksanaan Tetanus Ode

    37/37