Struma

9
STRUMA Kelainan grandula thyroidea dapat berupa gangguan fungsi seperti tirotoksikosis atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tiroid nodular. Berdasarkan patologinya, pembesaran tiroid umumnya disebut struma KLASIFIKASI I. Struma endemik (Simple goiter) – Eutiroid. a. Struma hiperplastik difusa (area endemik dan struma pubertas). b. Struma koloid: Stadium akhir dari (A), folikel-folikel terisi dengan koloid c. Struma nodular : Karena fluktuasi persisten kadar TSH nodul multiple. II. Struma toksika a. Primer – Struma toksika difusa – (penyakit Grave). b. Sekunder (nodular) Struma nodular toksika; Struma nodular non toksika. III. Struma neoplastik. a. Jinak. b. Ganas. IV. Tiroiditis. a. Tiroiditis suburatif akut. b. Tiroiditis sub akut.

description

definisi dan klasifikasi

Transcript of Struma

Page 1: Struma

STRUMA

Kelainan grandula thyroidea dapat berupa gangguan fungsi seperti tirotoksikosis atau

perubahan susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tiroid nodular. Berdasarkan

patologinya, pembesaran tiroid umumnya disebut struma

 

KLASIFIKASI

I. Struma endemik (Simple goiter) – Eutiroid.

a. Struma hiperplastik difusa (area endemik dan struma pubertas).

b. Struma koloid: Stadium akhir dari (A), folikel-folikel terisi dengan koloid

c. Struma nodular: Karena fluktuasi persisten kadar TSH nodul multiple.

II. Struma toksika

a. Primer – Struma toksika difusa – (penyakit Grave).

b. Sekunder (nodular)

Struma nodular toksika;

Struma nodular non toksika.

III. Struma neoplastik.

a. Jinak.

b. Ganas.

IV. Tiroiditis.

a. Tiroiditis suburatif akut.

b. Tiroiditis sub akut.

c. Tiroiditis hasimoto.

d. Tiroiditis Riedel

Page 2: Struma

Berdasakan fisiologisnya struma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Eutiroidisme

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi

kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan TSH

dalam jumlah yang meningkat. Goiter atau struma semacam ini biasanya tidak menimbulkan

gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi secara berlebihan dapat mengakibatkan

kompresi trakea.

b. Hipotiroidisme

Hipotiroisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormone tiroid, yang kemudian

mengakibatkan perlambatan proses metabolik. Hipotiroidisme pada bayi dan anak-anak

berakibat pertambatan pertumbuhan dan perkembangan jelas dengan akibat yang menetap yang

parah seperti retardasi mental. Hipotiroidisme dengan awitan pada usia dewasa menyebabkan

perlambatan umum organisme dengan deposisi glikoaminoglikan pada rongga intraselular,

terutama pada otot dan kulit, yang menimbulkan gambaran klinis miksedema. Gejala

hipotiroidisme pada orang dewasa kebanyakan reversibel dengan terapi.

Pada orang dewasa, gambaran umum hipotiroidisme termasuk mudah lelah, kedinginan,

penambahan berat badan, konstipasi, menstruasi tidak teratur, dan kram otot. Pemeriksaan fisik

termasuk kulit yang dingin, kasar, kulit kering, wajah dan tangan sembab, suara parau dan kasar,

refleks lambat . Menurunkan konversi karoten menjadi vitamin A dan peningkatan karoten

dalam darah sehingga memberikan warna kuning pada kulit.

1. Tanda kardiovaskular-- Hipotiroidisme ditandai oleh adanya gangguan kontraksi otot,

bradikardi, dan penurunan curah jantung. EKG memperlihatkan kompleks QRS tegangan rendah

dan gelombang P dan T, dengan perbaikan pada respons terhadap terapi. Pembesaran jantung

dapat terjadi; pembesaran ini bisa disebabkan oleh edema interstisial, pembengkakan miofibril

non-spesifik, dan dilatasi ventrikel kiri tapi sering karena efusi perikardial . Derajat efusi

pericardial dengan mudah dapat ditentukan dengan ekokardiografi. Walau curah jantung

berkurang, jarang dijumpai gagal jantung kongestif dan edema pulmonum. Ada pertentangan

apakah miksedema mendorong terjadinya penyakit arteri koronaria, tetapi penyakit arteri

Page 3: Struma

koronaria lebih umum terjad i pada pasien dengan hipotiroidisme, khususnya pasien lebih tua.

Pada pasien dengan angina pektoris,hipotiroidisme dapat melindungi jantung dari stres iskemik,

dan terapi penggantian dapat mencetuskan angina.

2. Fungsi paru-- Pada orang dewasa, hipotiroid ditandai dengan pernapasan dangkal dan lambat

dan gangguan respons ventilasi terhadap hiperkapnia atau hipoksia. Kegagalan pernapasan

adalah masalah utama pada pasien dengan koma miksedema.

3. Peristaltik usus jelas menurun, berakibat konstipasi kronis dan kadangkadang ada sumbatan

feses berat atau ileus.

4. Fungsi ginjal terganggu, dengan penurunan kecepatan filtrasi glomerulus dan kegagalan

kemampuan untuk mengekskresikan beban cairan. Hal ini disebabkan pasien miksedema

mempunyai predisposisi terhadap intoksikasi cairan jika cairan dalam jumlah berlebihan

diberikan.

5. Anemia-- Setidaknya ada empat mekanisme yang turut berperan dalam terjadinya anemia

pada pasien hipotiroidisme: (1) gangguan sintesis hemoglobin sebagai akibat defisiensi hormon

tiroksin; (2) defisiensi zat besi dari peningkatan kehilangan zat besi akibat menoragia, demikian

juga karena kegagalan usus untuk mengabsorbsi besi; (3) defisiensi asam folat akibat gangguan

absorbsi asam folat pada usus; dan (4) anemia pernisiosa, dengan anemia megaloblastik

defisiensi vitamin B12. Anemia pernisiosa seringkali merupakan bagian spektrum penyakit

autoimun, termasuk miksedema akibat tiroiditis kronika berhubungan dengan autoantibodi tiroid,

anemia pernisiosa berhubungan dengan autoantibodi sel parietalis, diabetes melitus berhubungan

dengan autoantibodi sel-sel pulau Langerhans, dan insufisiensi adrenal berhubungan dengan

autoantibodi adrenal .

6. Sistem neuromuskular-- Banyak pasien mengeluh gejala-gejala yang menyangkut sistem

neuromuskular, seperti, kram otot parah, parestesia, dan kelemahan otot.\

7. Gejala-gejala sistem saraf pusat dapat termasuk kelemahan kronis, letargi, dan tidak mampu

berkonsentrasi. Hipotiroidisme mengakibatkan gangguan konversi metabolisme perifer dari

prekursor estrogen menjadi estrogen, berakibat perubahan sekresi FSH dan LH dan siklus

anovulatoar dan infertilitas. Hal ini dihubungkan dengan menoragia berat. Pasien-pasien

miksedema biasanya cukup tenang tapi dapat sangat depresi atau bahkan sangat agitatif

("kegilaan miksedema" = "myxedema madness").

Page 4: Struma

Hasil lab hipotiroidisme :

Kombinasi FT4 atau FT4I serum yang rendah dan TSH serum meningkat adalah diagnostic

adanya hipotiroidisme primer

c. Hipertiroidisme

Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat didefenisikan sebagai respon

jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan

ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar

tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid

menjadi besar. Gejala hipertiroidisme berupa berat badan menurun, nafsu makan meningkat,

keringat berlebihan, kelelahan, lebih suka udara dingin, sesak napas. Selain itu juga terdapat

gejala jantung berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata melotot (eksoftalamus),

diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot.

Gejala dan Tanda hipertiroid :

Pada individu yang lebih muda manifestasi yang umum termasuk palpitasi, kegelisahan, mudah

capai, hiperkinesia dan diare, keringat banyak, tidak tahan panas, dan senang dingin. Sering

terjadi penurunan berat badan jelas, tanpa penurunan nafsu makan. Pembesaran tiroid, tanda-

tanda tirotoksik pada mata , dan takikardia ringan umumnya terjadi pada umumnya terjadi.

Kelemahan otot dan berkurangnya masa otot dapat sangat berat sehingga pasien tidak dapat

berdiri dari kursi tanpa bantuan. Pada anak-anak terdapat pertumbuhan cepat dengan pematangan

tulang yang lebih cepat. Pada pasien-pasien di atas 60 tahun, manifestasi kardiovaskuler dan

miopati sering lebih menonjol; keluhan yang paling menonjol adalah palpitasi, dispnea pada

latihan, tremor, nervous, dan penurunan berat badan.

Hasil lab hipertiroid:

Kombinasi peningkatan FT4I atau FT4 dan TSH tersupresi membuat diagnosis hipertiroidisme.

Pada penyakit Graves awal dan rekuren, T3 dapat disekresikan pada jumlah berlebih sebelum T4,

jadi serum T4 dapat normal sementara T3 meningkat. Jadi, jika TSH disupresi dan FT4I tidak

meningkat, maka T3 harus diukur.

Page 5: Struma

Berdasarkan Klinisnya Secara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi

sebagai berikut :

a. Struma Toksik

Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa

toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana

struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan tindakan medis

sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih

benjolan (struma multinoduler toksik). Struma diffusa toksik (tiroktosikosis) merupakan

hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam

darah. Penyebab tersering adalah penyakit Grave (gondok eksoftalmik/exophtalmicgoiter),

bentuk tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya. Perjalanan

penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama berbulan-bulan. Antibodi

yang berbentuk reseptor TSH beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor tersebut dan

menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif. Meningkatnya kadar hormon tiroid cenderung

menyebabkan peningkatan pembentukan antibodi sedangkan turunnya konsentrasi hormon

tersebut sebagai hasil pengobatan penyakit ini cenderung untuk menurunkan antibodi tetapi

bukan mencegah pembentukyna. Apabila gejala gejala hipertiroidisme bertambah berat dan

mengancam jiwa penderita maka akan terjadi krisis tirotoksik. Gejala klinik adanya rasa

khawatir yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat, sulit berbicara dan menelan, koma dan

dapat meninggal.

b. Struma Non Toksik

Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma diffusa non

toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium

yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang

sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen

yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid

teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai

tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik. Biasanya

tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat

Page 6: Struma

dewasa. Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau

hipertiroidisme, penderita datang berobat karena keluhan kosmetik atau ketakutan akan

keganasan. Namun sebagian pasien mengeluh adanya gejala mekanis yaitu penekanan pada

esofagus (disfagia) atau trakea (sesak napas), biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila

timbul perdarahan di dalam nodul.31 Struma non toksik disebut juga dengan gondok endemik,

berat ringannya endemisitas dinilai dari prevalensi dan ekskresi yodium urin. Dalam keadaan

seimbang maka yodium yang masuk ke dalam tubuh hampir sama dengan yang diekskresi lewat

urin. Kriteria daerah endemis gondok yang dipakai Depkes RI adalah endemis ringan prevalensi

gondok di atas 10 %-< 20 %, endemik sedang 20 % - 29 % dan endemik berat di atas 30 %.33