TEMPO - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/05/...satu kelas, Perintis...

2
TEMPO o Sabtu o Se/asa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat o Minggu 3 18 19 14 15 16 29 30 31 456 7 20 21 22 8 23 CD 10 11 24 25 26 12 13 27 28 OPeb ONov ODes o Mar OApr .Mei HUKUM OJun OJul 0 Ags OSep OOkt S EPERTI umumnya mahasiswa satu kelas, Perintis Gunawan dan Bambang Herijanto Rach- madi suka berbincang-bin- cang seusai kuliah. Pad a 2002 itu, keduanya merupakan mahasiswa pascasarjana jurusan hukum bisnis di Universitas Padjadjaran, Bandung. Se- bagian besar dari sekitar 30 teman satu angkatan mereka adalah politikus dan bekas anggota Dewan Perwakilan Rak- yat. Suatu kali, pada Maret, percakap- an keduanya sampai ke urusan bisnis. Bambang menawarkan kaveling Puri Tirta Kencana yang sebagian tak bisa dijual di Kelurahan Antapani, Ban- dung. Ini aset bekas Bank Asta, yang diakuisisi Bank IFI pada 1997. Bam- bang adalah Direktur Bank IFI seka- ligus pengendali saham. .Perintis, yang memiliki PT Perintis Tujuh Konsultan, diminta Bambang memasarkan 105ka- veling. Luas tanah yang ditawarkan 10.776 meter persegi, dengan harga Rp 556.795 per meter persegi, sehingga total har- ganya Rp 6 miliar. "Waduh, usaha saya cuma warung telekomunikasi. Saya tak punya uang sebanyak itu," kata Perin- tis. "Gampang," kata Bambang seper- ti ditirukan Perintis, "minta saja kredit ke Bank IFI." Saran Bambang itu pun diikuti. Pe- rintis mengajukan permohonan kre- dit senilai harga kaveling. Karena je- nis usaha PT Perintis itu warung tele- komunikasi, perrnohonan yang diaju- kan pun untuk membuka usaha ini. Ja- minannya: sembilan lernbar sertifikat tanah di Banten dan Banyumas. Bam- bang menyetujuinya. Kredit cair dalam dua cek senilai Rp 5,5miliar dan Rp 500 juta. Namun, ketika akta diteken pada 26 Maret 2002 dengan jangka pengem- balian 12 bulan, Perintis baru bisa me- nyerahkan enam sertifikat. Sebulan kemudian, Perintis da- tang lagi ke Bank IFI untuk menye- rahkan tiga sertifikat sisanya. la ber- temu dengan Max Mauludin dan Bam- bang Rachmad Sampurno, karyawan Bank IF!. Dalam akta kepemilikan ta- nah, Max bersama Sugeng Bahagia dan Agung Priambodo dinyatakan sebagai pemilik kaveling mewakili Bank IF!. Alangkah terkejutnya Perintis ketika diberi tahu soal duit kredit yang ada di rekeningnya. Bambang Sampurno dari bagian ke- uangan menyarankan Perintis mem- bawa kembali sertifikat-sertifikat itu. Sampurno, menurut Perintis, menga- takan duit pinjaman di rekening PT Pe- rintis toh sudah didebit oleh Bambang Herijanto. Padahal Perintis belum me- nerima sertifikat asli kaveling-kaveling yang dibelinya melalui fasilitas kredit BANK IFI Kredit Topeng Makan Teman itu. "Di situlah saya baru sadar, saya te- lah ditipu," katanya pekan lalu. Selain jaminan belum diserahkan semua, Perintis sangat percaya kepa- daBambang Herijanto sebagai. teman dan bankir. Sebelum akta pinjaman di- teken, kata Perintis, Bambang berjan- ji memberikan seluruh sertifikat kave- ling Tirta Kencana setelah semua ja- minan diserahkan ke Bank IFI. Ternya- ta itu sekadar janji lisan yang sulit di- tagih. Upaya Perintis meminta sertifikat tak pernah membuahkan hasil. Bolak-ba- lik ia datang ke Bank IFI di kawasan Sudirman, Jakarta, tapi tak pernah di- layani. BambangHerijanto juga enggan menemuinya lagi. Bertahun-tahun usa- ha Perintis ini gagal hingga pada 17Ap- ril 2009 Bank Indonesia menutup Bank 88 I TEMPO 15 ME! 2011 Seorang nasabah Bank lfldidakwa ingkar membayar kredit yang tak diterimanya. Duit pinjaman diambil pemilik bank- keluarga Bambang Rachmadi. Kllpiag Huma. Qapad 2011 Bambang Rachmadi dan suasana Bank IFI dl kompleks Plaza ABDA, Jalan Jenderal Sudlrman, Jakarta, April 2009. IFI karena kesulitan likuid itas akibat banyaknya kredit macet dan penyalah- gunaan uang nasabah oleh pomi lik. Nah, dalam pembukuan, Tiro Likui- dasi yang dibentuk Bank Indonesia me- nemukan kredit Perintis yang tak diba- yar itu. Tim pun menggugat PT Per in- tis ke pengadilan. Pertntis dituduh ing- kar membayar pinjaman. Rudhi. Mukh- tar, pcngaca ra Tim Likuidasi, menun- tut Perintis mernbayar utang plus bia- ya dan bunga sebesar Rp 8,49 mi.Jiar di.- tambah kerugian imateriil Rp 1triliun. Perkara Perintis versus Tim Likuida- si itu kini masuk tahap mediasi di Peng- adilan Negeri Jakarta Selata n. Perintis sendiri berkeras melawan gugatan itu. "Sampai kapan pun, saya tak akan ba- yar," katanya. "Kredit i.tu la" saya nik- mati." la balik menggugatTim Llkuida- l

Transcript of TEMPO - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/05/...satu kelas, Perintis...

TEMPOo Sabtuo Se/asa 0 Rabu o Kamis 0 Jumat o Minggu

318 19

14 15 1629 30 31

456 720 21 22

823

CD 10 1124 25 26

12 1327 28

OPeb ONov ODesoMar OApr .Mei

HUKUM

OJun OJul 0 Ags OSep OOkt

SEPERTI umumnya mahasiswasatu kelas, Perintis Gunawandan Bambang Herijanto Rach-madi suka berbincang-bin-cang seusai kuliah. Pad a 2002

itu, keduanya merupakan mahasiswapascasarjana jurusan hukum bisnis diUniversitas Padjadjaran, Bandung. Se-bagian besar dari sekitar 30 teman satuangkatan mereka adalah politikus danbekas anggota Dewan Perwakilan Rak-yat. Suatu kali, pada Maret, percakap-an keduanya sampai ke urusan bisnis.

Bambang menawarkan kaveling PuriTirta Kencana yang sebagian tak bisadijual di Kelurahan Antapani, Ban-dung. Ini aset bekas Bank Asta, yangdiakuisisi Bank IFI pada 1997. Bam-bang adalah Direktur Bank IFI seka-ligus pengendali saham. .Perintis, yangmemiliki PT Perintis Tujuh Konsultan,diminta Bambang memasarkan 105ka-veling.

Luas tanah yang ditawarkan 10.776meter persegi, dengan harga Rp 556.795per meter persegi, sehingga total har-ganya Rp 6 miliar. "Waduh, usaha sayacuma warung telekomunikasi. Saya takpunya uang sebanyak itu," kata Perin-tis. "Gampang," kata Bambang seper-ti ditirukan Perintis, "minta saja kreditke Bank IFI."

Saran Bambang itu pun diikuti. Pe-rintis mengajukan permohonan kre-dit senilai harga kaveling. Karena je-nis usaha PT Perintis itu warung tele-komunikasi, perrnohonan yang diaju-kan pun untuk membuka usaha ini. Ja-minannya: sembilan lernbar sertifikattanah di Banten dan Banyumas. Bam-bang menyetujuinya. Kredit cair dalamdua cek senilai Rp 5,5miliar dan Rp 500juta. Namun, ketika akta diteken pada26 Maret 2002 dengan jangka pengem-balian 12 bulan, Perintis baru bisa me-nyerahkan enam sertifikat.

Sebulan kemudian, Perintis da-tang lagi ke Bank IFI untuk menye-rahkan tiga sertifikat sisanya. la ber-temu dengan Max Mauludin dan Bam-bang Rachmad Sampurno, karyawanBank IF!. Dalam akta kepemilikan ta-nah, Max bersama Sugeng Bahagia danAgung Priambodo dinyatakan sebagaipemilik kaveling mewakili Bank IF!.Alangkah terkejutnya Perintis ketikadiberi tahu soal duit kredit yang ada direkeningnya.

Bambang Sampurno dari bagian ke-uangan menyarankan Perintis mem-bawa kembali sertifikat-sertifikat itu.Sampurno, menurut Perintis, menga-takan duit pinjaman di rekening PT Pe-rintis toh sudah didebit oleh BambangHerijanto. Padahal Perintis belum me-nerima sertifikat asli kaveling-kavelingyang dibelinya melalui fasilitas kredit

BANK IFI

Kredit Topeng Makan Teman

itu. "Di situlah saya baru sadar, saya te-lah ditipu," katanya pekan lalu.

Selain jaminan belum diserahkansemua, Perintis sangat percaya kepa-daBambang Herijanto sebagai. temandan bankir. Sebelum akta pinjaman di-teken, kata Perintis, Bambang berjan-ji memberikan seluruh sertifikat kave-ling Tirta Kencana setelah semua ja-minan diserahkan ke Bank IFI. Ternya-ta itu sekadar janji lisan yang sulit di-tagih.

Upaya Perintis meminta sertifikat takpernah membuahkan hasil. Bolak-ba-lik ia datang ke Bank IFI di kawasanSudirman, Jakarta, tapi tak pernah di-layani. BambangHerijanto juga engganmenemuinya lagi. Bertahun-tahun usa-ha Perintis ini gagal hingga pada 17Ap-ril 2009 Bank Indonesia menutup Bank

88 I TEMPO 15 ME! 2011

Seorang nasabah Bank lfldidakwa ingkar membayar kredityang tak diterimanya. Duit pinjaman diambil pemilik bank-keluarga Bambang Rachmadi.

Kllpiag Huma. Qapad 2011

BambangRachmadi dansuasana BankIFI dl kompleksPlaza ABDA, JalanJenderal Sudlrman,Jakarta, April2009.

IFI karena kesulitan likuid itas akibatbanyaknya kredit macet dan penyalah-gunaan uang nasabah oleh pomi lik.

Nah, dalam pembukuan, Tiro Likui-dasi yang dibentuk Bank Indonesia me-nemukan kredit Perintis yang tak diba-yar itu. Tim pun menggugat PT Per in-tis ke pengadilan. Pertntis dituduh ing-kar membayar pinjaman. Rudhi. Mukh-tar, pcngaca ra Tim Likuidasi, menun-tut Perintis mernbayar utang plus bia-ya dan bunga sebesar Rp 8,49 mi.Jiar di.-tambah kerugian imateriil Rp 1triliun.

Perkara Perintis versus Tim Likuida-si itu kini masuk tahap mediasi d i Peng-adilan Negeri Jakarta Selata n. Perintissendiri berkeras melawan gugatan itu."Sampai kapan pun, saya tak akan ba-yar," katanya. "Kredit i.tu la" saya nik-mati." la balik menggugatTim Llkuida-

l

si karena tak menyerahkan tiga sertlfi- an Perintis telah dikeluarkan dari daf-kat yang dulu ia jaminkan ketika mene- taritu.ken akta kredit, Tiga Iainnya bisa ia da- Usut punya usut, Bank IFI ternyatapatkan dan tanahnya sudahdijual. sudah melunasi kredit Perintis itu pada

Sebetulnya Bank Indonesia paham 30 Juni 2003. Jumlahnya Rp 7,12 mili-soal kredit ini. Tim pemeriksa mene- ar karena ditarnbah dengan bunga danmukan kejanggalan pengucuran k re- denda. Per intis berusaha menanyakandit tersebut. Dalam hasil pemeriksaan soal ini kepada Bank 11"1.tapi tak per-yang diterima Periritis, 'rim menyebut nah direspons. "Ujuk-ujuk bank tutuppinjaman ita "kredit topengan". Maka dan uju k-ujuk saya digugat." katanya.Tim pun melaporkan pelanggaran Un- Kejanggalan-kejanggalan kred it inidang-Undang Perbankan itu ke polisi. terciurn juga oleh Lembaga PenjaminPerintis dipanggil sebagai saksi. Simpanan. Lembaga itu kini menye-

Kala diperiksa sebagai saksi itulah ia Iidiki pemberian kredit tersebut. Ka-jadi tahu ke mana saja uang kredit ter- mis pekan lalu, Perintis dipanggi! Ul1-

sebut dial irkan, Dalam pemeriksaan tuk bersaksi. Dalam keterangannya, iaterungkap bahwa cek kredit atas nama mengungkapkan kronologi pembcrianPerintis diarnbil dari bagian keuangan kredit itu, Ia menjelaskan pada akhir-oleh sekretaris pribadi Bambang Heri- nya ia berhasil menjual kaveling Tirtajanto. Duit itu kemudian dicairkan un- Kencana. Tapi hanya 3(j lembar, kare-tuk menutupi kredit macet debitor lai n na 691embar lainnya sudah dijual Bankdi Bank IFI sebesar Rp 5 miliar, dan Rp 11"1kepada orang lain. Itu pun ia mern-50a juta masuk rekening PT Ramako. beU ulang.Ramako adalah perusahaan yang me- Sebanyak 30 lembar sertifikat itu ianaungi stasiun radio Ramako milik ke- beli senilai Rp 1,6 miliar secara berta-luarga Rachmadi. .11' hap. Sebagai pedagang, ia juallagi ka-

Meski begitu, Perintis dan perusa- i veling-kaveling itu hingga tandas danhaannya tetap digugat dan masuk dat- mendapat penerimaan Rp 3,2 miliar.tar hitam penunggak utang. Keterang- "Ini kart aneh," kala Perintis. "Harus-an dan dokumen-dokumen yang men- nya sertiflkat itu sudah milik saya ke-dukung bahwa ia tak menerima kredit tika ak ta kred it diteken. Tapi saya ha-diabaikan Tim Lik uidasi. Narnun, sete- rus memhelinya lagi dengan uang sayalah pengacaranya gencar mengirim su- yang lain."rat ke Bank Indonesia, Direktorat Hu- Puri Tirta Kencana kini sudah penuhkum Bank Indonesia pada 11 Oktober dihuni pemiliknya. Perumahan cluster2007 menyatakan nama dan perusaha- dekat Terminal Cicaheum ini terdiri atas

89 unit. Gerbangnya dijaga satuan peng-amanan ..Sejak tiga tahun lalu, PT Pa-norama Graha Asri, yang menjual kave-ling-kaveling itu, mengosongkan kan-tor pemasaran dekat gerbang karena takada lagi kaveling yang bisa dijual.

Sesungguhnya kaveling-kavelingitu tak boleh dijual karena para pemi-li knya sudah memberikan kuasakepa-da Barnbang Bintang Rachmadi pada1998. Nyatanya, Sugeng Bahagia mem-berikan kuasa menjual kaveling kepadaSustianingsih, istri Perintis. Kuasa itupun tak bisa dilakukan ka rena sertifi-kat aslinya sudah berpindah ke tanganlain.

Jumat pekarivlalu, Barnbang BintangdipanggiJ Lemhaga Penjamin Simpan-an untuk dimintai kesaksian soal kasusini. Lembaga Penjamin juga memang-gil dua kakaknya, Bambang Herijantodan Bambang Nuryanto. Nuryanto per-nah dikenal sebagai pengusaha sukseskarena berhasil "membiak kan" resto-ran cepat saji McDonald's diseluruh In-donesia.

Narnun ketiganya absen dari pang-gilan itu. Kepada Tempo, Ba mbang He-rijanto awalnya bersedia memberikanketerangan versinya tentang "k redit to-pengan" ini. "Saya masih rapat, nan-ti saya hubungi Anda dan menjelaskansoal ini," katanya. Namun, hingga Jum-at mal am pekan lalu, ia tak lagi bisa di-kontak.

Bagja Hidayat (Jakarta), Ahmad Fikri (Bandung)

] 5 MEI 2011 TEMPO I 89