58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
-
Upload
adi-adriansyah -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
1/39
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
2/39
Kontro5ersi yang timbul ini mendesak perlunya penelitian lebih lanjut
mengenai perbandingan kejadian nausea vomitus antara penggunaan sofluran
dan 6alotan sebagai anestesi inhalasi.
B. Perumusan Masalah
Adakah perbedaan kejadian nausea vomitus antara penggunaan sofluran dan
6alotan sebagai anestesi inhalasi8
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kejadian nausea vomitus antara
penggunaan sofluran dan 6alotan sebagai anestesi inhalasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Umum
Peneliti mengetahui secara spesifik perbandingan kejadian nausea
vomitus antara penggunaan sofluran dan 6alotan sebagai anestesi inhalasi.
2. husus6asil penelitian dapat digunakan sebagai informasi bagi para petugas
kesehatan, khususnya yang berkecimpung dalam dunia anestesi, sehingga
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan obat dalam
tindakan anestesi inhalasi.
2
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
3/39
BAB !!
LANDA"AN TE#$!
A. Tinjauan Pustaka
1. Post Operative Nausea and Vomitus %P#N&'
a. Definisi Nausea Vomitus
%ual ( nausea ! adalah suatu sensasi atau perasaan tidak
menyenangkan yang mendahului muntah ("orland, ' '! disertai
hipersali5asi, keringat dingin, pucat, takikardi, hilangnya tonus gaster.
%ual "nausea# tidak selalu disertai muntah.
%untah ( vomitus ! adalah ekspulsi secara paksa isi lambung keluar
dari mulut (&herwood, ' 9!, disebabkan oleh kontraksi otot1otot
pernapasan yaitu diafragma (otot inspirasi utama! dan otot abdomen (otot
ekspirasi aktif!.
(. Pat)fisi)l)gi Nausea Vomitus
Nausea vomitus merupakan proses yang sangat kompleks yang
dikoordinasikan oleh pusat muntah di $edulla Oblongata . Pusat ini
menerima masukan impuls dari (%ohamed, ' +* &aeda, ' +:&ilbernagl, ' )!:
9! Chemore%eptor Trigger &one (#;
#;< banyak mengandung reseptor dopamin dan 01hidroksi1
triptamin (terutama " ' dan 016; 4!. #;< tidak dilindungi oleh blood
brain barrier sehingga mudah mendapat stimulus dari sirkulasi
(misalnya, perubahan p6 darah, obat, dan to=in!. #;< dapat
dipengaruhi pleh agen anestesi, opioid dan faktor humoral (016;!
yang dilepaskan selama pembedahan.
3
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
4/39
'! &istem estibuler ( $otion 'i%!ness dan nausea akibat gangguan
pada telinga bagian tengah!
&istem 5estibuler dapat menyebabkan terjadinya nausea vomitus
sebagai akibat dari pembedahan yang melibatkan telinga bagian
tengah atau pergerakan setelah pembedahan.
4! (igher Corti%tal Centers pada sistem saraf pusat
(igher %orti%al %enters (sistem limbik! dapat terlibat dalam
terjadinya PON terutama berhubungan dengan perasaan tidak
menyenangkan penglihatan, bau, ingatan, dan ketakutan.
+! Ner5us agus (membawa sinyal dari tractus gastrointestinal!
&araf aferen dari ner5us 5agus menyampaikan informasi dari
mekanoreseptor pada otot dinding usus, di mana akan dihasilkan 01
6; apabila usus mengembang atau trauma selama pembedahan dan
dari kemoreseptor pada mukosa tractus gastrointestinalis bagian atas
yang dipicu oleh adanya >at berbahaya dalam lumen.
a! &istem spinoretikuler (menginduksi mual akibat trauma fisik!.
b! Nukleus tractus solitarius (merupakan arcus reflek dari reflekmuntah!.
4
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
5/39
*am(ar 1. &kema Patofisiologi mual muntah
+. ,akt)r Pre-is )sisi
&ecara keseluruhan insiden PON , dilaporkan sekitar 4 3 tetapidapat mencapai / 3 pada pasien berisiko tinggi. Peningkatan risiko
PON terjadi pada (&aeda dan ?ain, ' +* %ohamed, ' +* @asser,
' '* Kania ' +! :
9! aktor Pasien
i! $mur : nsiden PON terjadi pada 03 bayi, '03 anak di
bawah 0 tahun, +'1093 )19) tahun dan 9+1+ 3 dewasa.
ii! ?enis kelamin : Banita dewasa '1+ kali lebih berisiko terjadi
PON . Kemungkinan disebabkan jumlah lemak yang lebih banyak
pada wanita sehingga waktu eliminasi agen anestesi larut lemak
memanjang. &elain itu tingginya angka PON pada wanita
5
Stress Psikis Vestibular Labyrinth
Limbic System Cerebellum
PeningkatanTIK
CTZ
rea P!strema "#
Visceral$erent
Pusat "untah
Nausea Vomitus
C!rtical$erent
%angsangKimia&i
'arah
(yeri
)i*!ksia
Penglihatan
Penyakit
+antung
,astr!intestina
l
-ilier
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
6/39
kemungkinan juga disebabkan faktor hormon estrogen dan
progesteron dan fluktuasinya menjelang menstruasi.
iii! Kegemukan : Bod) $ass *nde+ (7% ! C 4 lebih mudah terjadi
PON karena terjadi peningkatan tekanan intraabdominal. &elain itu
membutuhkan waktu lebih lama untuk menghilangkan agen anestesi
larut lemak.
i5! Diwayat PON dan mabuk perjalanan : pasien dengan
pengalaman motion si%!ness dan PON sebelumnya memiliki risiko
nausea vomitus ' kali lebih besar pada '+ jam pertama.
5! 7ukan perokok : 7ukan perokok lebih beresiko terjadi PON .
'! aktor Preoperatif
i! %akanan : Adanya makanan di dalam lambung dapat
meningkatkan kejadian PON . nilah sebabnya angka kejadian
PON pada operasi darurat lebih tinggi daripada operasi elektif.
ii! Kecemasan : &tress dan kecemasan dapat meningkatkan
PON . &tress psikis akan memacu pelepasan Epinephrin dan
Katekolamin yang dapat merangsang nausea vomitus melaui , adregeni% me%hanism. &elain itu stress psikis juga dapat
menyebabkan air s-allo-ing (tertelannya udara!, penurunan
motilitas usus dan peningkatan 5olume lambung (Kania, ' +!
iii! ndikasi Pembedahan : Pembedahan dengan peningkatan ; K,
obstruksi F , strabismus, laparatomi, kehamilan, aborsi dan
kemoterapi mempunyai kejadian PON lebih besar.
i5! Obat1obatan : Atropin, Opioid (morfin dan petidin!,
kemoterapi sitotoksik, Non 'teroid Anti *n lamator) drugs (N&A "!
dan suplemen besi dapat meningkatkan kejadian PON .
.
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
7/39
4! aktor ntraoperatif
i! aktor anestesi
1 ntubasi : &timulus pada aferen mekanoreseptor
faring menyebabkan nausea vomitus .
1 Anestetik : Anestesi yang lebih dalam atau
dorongan lambung selama pernapasan menggunakan masker
dapat menjadi faktor penyebab PON .
1 Obat anestesi : Disiko tinggi kejadian PON pada
penggunaan opioid, etomidat, ketamin, nitrogen monoksida
dan anestesi inhalasi.
1 Agen inhalasi : Eter, dan &iklopropan memiliki angka
kejadian PON yang lebih tinggi, sedangkan &e5ofluran,
Enfluran, "esfluran, 6alotan dan sofluran memiliki angka
kejadian yang lebih rendah untuk PON .
ii! ;eknik anestesi : Anestesi umum memiliki angka kejadian
PON yang lebih tinggi daripada anestesi spinal dan regional.
iii! aktor Pembedahan1 ?enis pembedahan : 7edah mata, bedah ;6;, bedah
abdominal (usus!, bedah ginekologi major berisiko
menyebabkan PON sebesar 023, bedah tiroidektomi
menyebabkan PON sebesar )412+3 dan bedah ortopedi.
1 @ama pembedahan : &emakin lama waktu pembedahan
maka semakin meningkat pula risiko terjadinya PON .
i5! aktor postoperatif : Nyeri pasca bedah, pergerakan dan
pemberian makanan yang terlalu dini setelah pembedahan
dapat meningkatkan risiko terjadinya PON .
/
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
8/39
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
9/39
digunakan secara luas dan banyak menjadi pilihan bagi kalangan medis.
sofluran diedarkan dalam kemasan 9 m@ dan '0 m@.
'! ndikasi dan Kontra indikasi
sofluran diindikasikan untuk induksi dan pemeliharaan anestesi
umum.
Penggunaan sofluran dikontraindikasikan pada pasien yang rentan
terhadap hipertermia. Balaupun penggunaan sofluran secara umum
aman, namun terdapat beberapa tipe pasien yang memerlukan perhatian
khusus, antara lain: peningkatan tekanan intra kranial, riwayat penyakit
hati, hamil, dan menyusui (@ewis, ' )!.
4! armakokinetik dan armakodinamik
i! armakokinetik
sofluran diserap ke dalam tubuh melalui al5eoli paru1
paru. &ama seperti 5olatile anestesi lainnya, kelarutan gas
darah sofluran sangat bergantung pada konsentrasinya di
al5eolar. sofluran memiliki kelarutan yang sangat rendah di
dalam darah dan jaringan dibandingkan jenis anestesi inhalasilainnya. Konsentrasinya dalam al5eolus dan darah arterial
mencapai 0 3 konsentrasi yang diberikan pada +12 menit
pertama, dan ) 3 dalam 90 menit (&aunders, ' '!.
sofluran dieliminasi melalui paru1paru. Ketika
pemberian sofluran dihentikan dan konsentrasi inspirasi
menjadi nol, sebagian besar sisa sofluran dieliminasi dalam
bentuk utuh. &ehubungan dengan kelarutannya yang rendah
dalam darah dan jaringan, proses pemulihan sofluran pada
manusia dapat digolongkan cepat.
7iotransformasi sofluran termasuk rendah dibanding
Enfluran dan 6alothane. Pada manusia, hanya sekitar ,'3
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
10/39
sofluran yang dimetabolisme menjadi luoride dan organi%
luorine , dengan asumsi 0 3 dari sisa metabolit ini diekskresi
melalui urine, maka dapat disimpulkan bahwa metabolisme
sofluran sangat rendah.
ii! armakodinamik
sofluran adalah anestesi inhalasi mempunyai daya
analgesik dan relaksasi otot yang cukup baik. sofluran
memiliki efek inotropik negatif yang dapat menekan
kontraktibilitas otot jantung, menekan pernapasan,
menimbulkan relaksasi otot polos dan turunnya tekanan darah.
Efek inotropik negatif ini masih diperburuk dengan adanya
hipokalsemi. 6ipokalsemi ini disebabkan adanya hambatan
kanal kalsium (#a 'G ! (%iller, ' 9!.
Efek samping nausea vomitus sofluran disebabkan oleh
sifatnya yang meningkatkan keasaman gas darah. Perubahan
keasaman gas darah akan merangsang pusat mual muntah di
$edulla Oblongata.+! Efek samping
Keluhan yang sering ditimbulkan pada pemakaian sofluran
adalah hipotensi, depresi pernapasan, aritmia, peningkatan sel darah
putih, menggigil, nausea dan vomitus.
0! Penggunaan klinik
sofluran digunakan sebagai general anesthesi pada operasi1
operasi yang cukup aman digunakan untuk semua usia.
1
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
11/39
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
12/39
6alotan dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
hiperpireksia. &elain itu, berhubungan dengan efek depresi otot
jantungnya, 6alotan dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
gagal jantung dan aritmia. &ehubungan dengan efek hepatotoksiknya,
penggunaan 6alotan pada pasien dengan riwayat hepatitis
memerlukan pertimbangan khusus.
4! armakokinetik dan armakodinamik
i! armakokinetik
6alotan diserap melaui al5eolus paru1paru. 6alotan
memiliki kelarutan dalam darah yang lebih besar dari
sofluran. ;etapi sifat bronchodilatatornya dapat mempercepat
penyerapan 6alotan sehingga waktu induksinya tidak kalah
cepat dibanding sofluran (%iller, ' 9!.
6alotan diekskresi dari tubuh melalui paru1paru.
&ebagian besar sofluran diekskresi dalam bentuk utuh dan
sisanya mengalami metabolisme di hati menjadi
tri luoroa%eti% a%id.ii! armakodinamik
6alotan mempunyai efek analgesi yang lemah namun
mempunyai efek relaksasi otot yang kuat. %aka dari itu
biasanya penggunaan 6alotan dicampur dengan N ' O atau
;richloroetylen.
6alotan memiliki efek relaksasi otot yang kuat, terutama
pada otot polos, hal ini dapat menyebabkan turunnya
kontraktibilitas otot jantung, depresi pernapasan, dan turunnya
tekanan darah. %aka dari itu 6alotan jarang digunakan pada
operasi darurat.
12
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
13/39
+! Efek samping
Efek samping yang sering timbul pada penggunaan 6alotan
adalah bradikardi, hipotensi, aritmia jantung, hiperpireksia, kerusakan
hati, menggigil selama pemulihan dan nausea vomitus setelah operasi
(%iller, ' 9!.
0! Penggunaan Klinik
6alotan digunakan secara luas sebagai induksi dan pemeliharaan
anestesi pada dewasa dan anak1anak. 6alotan juga merupakan
anestesi pilihan pada intubasi trachea.
B. erangka Pemikiran
13
Limbic System
$erenSim*atis
'arah $erenSim*atis
CTZrea P!strema "#
Pusat "untah
Nausea Vomitus
Is!$luran )al!tan
StressPsikis
*) arah "!tilitas
sus
*) arah "!tilitas
sus
'arah
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
14/39
C. Hi )tesis
Ada perbedaan kejadian nausea vomitus antara penggunaan sofluran dan
6alotan sebagai anestesi inhalasi.
14
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
15/39
BAB !!!
MET#D#L#*! PENEL!T!AN
A. /enis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian obser5asional analitik.
B. L)kasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Duang Pulih &adar D&$" dr. %oewardi &urakarta.
C. "u(jek Penelitian
9. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang direncanakan menjalani
operasi dengan anestesi inhalasi di Dumah &akit dr %oewardi &urakarta pada
bulan ?anuari ' H hingga %aret ' H.
'. &el Penelitian
&el dalam penelitian ini adalah subjek dalam populasi penelitian yang
termasuk dalam kriteria inklusi dan di luar kriteria eksklusi (Arief, ' 4!,sebagai berikut :
a. Kriteria nklusi
9! ?enis kelamin laki1laki dan perempuan
'! $sia 921 +0 tahun
4! Pasien A&A dan A&A
A&A : Pasien normal dan sehat, resiko kecil.
A&A : Pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang,
akti5itas normal.
+! Operasi Elektif, lama operasi kurang dari ' jam.
0! 7ersedia menjadi sampel penelitian melalui proses informed consent.
15
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
16/39
b. Kriteria Eksklusi
9! Obesitas 7% C 4 .
'! Operasi ;6;, mata dan Fastrointestinal.
4! Diwayat gastritis
+! Pasien dengan gangguan ;6;
4. 7esar sampel
&el berjumlah 4 orang pasien bedah A&A dan A&A dengan
anestesi inhalasi sofluran dan 6alotan, yang dibagi menjadi ' kelompok,
yaitu :
a. 90 pasien diberi sofluran
b. 90 pasien diberi 6alotan
D. Teknik sam ling
&el yang diambil sebagai subjek penelitian adalah yang memenuhi kriteria
inklusi dan di luar kriteria eksklusi, dalam hal ini sampel dipilih dengan cara
0uota sampling di mana setiap populasi yang memenuhi kriteria penelitian sampai
kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi (4sampel!.
1.
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
17/39
E. $an+angan Penelitian
,. !-entifikasi &aria(el
9. ariabel bebas : sofluran, 6alotan.
'. ariabel terikat : Nausea Vomitus.
1/
Sam*ling
Sam*el untukIs!$luran
Pemberian #bat Preme ikasi"i a6!lam 7 / mg8kb-- i9:7Peti in 1 mg8kg-- i9:7#n ansentr!n 7 5mg8kg-- i9:
Sam*el untuk)al!tan
Pemberian #bat Preme ikasi"i a6!lam 7 / mg8kb -- i9:7Peti in 1 mg8kg -- i9:7#n ansentr!n 7 5mg8kg-- i9:
In uksi Pr!*!$!l 2 mg8kg --
"aintenance engan 5 ; #2
< 5 ; (2# an Is!$luran 1=2
V!l ;
Pen ataan Nausea Vomitus akanibuat *encatatan *a a menit ke
3 an ke .
In uksi Pr!*!$!l 2 mg8kg --
"aintenance engan 5 ; #2
< 5 ; (2# an )al!tan 1=2
V!l ;
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
18/39
4. ariabel pengganggu :
a. Kelainan metabolisme tubuh.
b. aktor penyakit.
c. nteraksi obat premedikasi dengan obat anestesi yang digunakan.
+. ariabel luar :
a. ;erkendali :
9! $mur.
'! 7erat badan.
4! Penyakit metabolik.
b. ;idak terkendali :
9! Kecemasan.
'! Emosi.
4! &ensiti5itas masing1masing indi5idu.
*. Definisi # erasi)nal &aria(el
9. ariabel 7ebas
sofluran : 91chloro1',','1trifluoroethyl difluoromethyl ether. &enyawa jernih, tak berwarna, mudah menguap, dan tidak mudah
terbakar yang digunakan sebagai general anestesi .
: &kala Nominal.
6alotan : '1bromo1'1chloro19,9,91trifluoroethane. 6alotan merupakan
senyawa jernih tak berwarna, dan berbau kurang menyengat
yang digunakan sebagai general anestesi.
: &kala Nominal.
'. ariabel ;erikat
Nausea : &uatu sensasi atau perasaan tidak menyenangkan yang
mendahului vomitus .
: &kala Ordinal.
10
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
19/39
Vomitus : Ekspulsi secara paksa isi lambung keluar dari mulut karena
kontraksi otot saluran cerna.
: &kala Nominal.
4. ariabel @uar
a. ariabel terkendali, adalah hal1hal yang dapat mengganggu hasil
perhitungan 5ariabel terikat namun dapat dikendalikan.
b. ariabel tidak terkendali, adalah hal1hal yang dapat mengganggu hasil
perhitungan 5ariabel terikat namun tidak dapat dikendalikan.
H. Bahan -an Cara erja
9. Obat yang digunakan : sofluran, 6alotan.
'. nstrumen yang digunakan :
a. apori>er.
b. isual Analog &cale pencatat kejadian mual nausea vomitus pada menit
tertentu pasca bedah.
c. ormulir in ormed %onsent , dibubuhi tanda tangan pasien dan saksi.
4. #ara Kerjaa. Pencatatan identitas dan data primer pasien yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan.
b. Pemberian %ida>olam , / mgIkg77 i.5, Petidin 9 mgIkg77 i.5 dan
Ondansentron Ikg77 i.5 sebagai premedikasi untuk kedua kelompok
perlakuan.
c. nduksi dengan Propofol ' mgIkg77 i.5 untuk kedua kelompok perlakuan.
d. Pemeliharaan I maintenance dengan O ' G N' O dan sofluran 9,01' 5ol3
untuk kelompok sofluran.
e. Pemeliharaan I maintenance dengan O' G N'O dan 6alotan 9,01' 5ol3
untuk kelompok 6alotan.
1
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
20/39
f. &elesai operasi pasien dibawa ke ruang pulih sadar. Kejadian PON
dicatat 'J sejak penderita sadar dari operasi, yaitu pada menit ke14 dan
menit ke1) .
!. Teknik Analisis Data
9. Nausea
&tatisik nonparametrik yang digunakan untuk menguji komparatif dua
sampel tidak berpasangan adalah uji %ann1Bhitney. Pemilihan uji %ann1
Bhitney ini dikarenakan 5ariabel terikat menggunakan skala ordinal .$ji
%ann1Bhitney tersebut dilakukan dengan taraf kepercayaan H03, L , 0
dan p M , 0. Kelompok Nausea dibagi menjadi ) kategori dengan pembagian
sebagai berikut.
Nausea 1 : Pasien merasa nyaman tanpa rasa mual (nausea!
Nausea 2 : Pasien merasakan suatu ketidaknyamanan (discomfort! pada
daerah peruh
Nausea 3 : Pasien mengeluh kembung pada perut
Nausea 4 : Pasien merasa mual
Nausea 5 : Pasien merasa sangat mual Nausea 6 : Pasien merasa sangat mual, merasa akan muntah dan disertai
refluks
Penghitungan terhadap data dilakukan dengan menggunakan program
&P&& (&antoso, ' )!.
Keputusan : ?ika $ hitung C $ tabel, maka 6o ditolak.
6o : tidak ada perbedaan kejadian nausea antara penggunaan
sofluran dan 6alotan sebagai anestesi inhalasi.
69 : ada perbedaan perbedaan kejadian nausea antara penggunaan
sofluran dan 6alotan sebagai anestesi inhalasi
2
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
21/39
'. Vomitus
$ji statistik yang digunakan untuk 5ariabel terikat vomitus adalah Chi
'7uare . "igunakan untuk mencari pengaruh 5ariabel bebas berupa sofluran
dan 6alotan terhadap 5ariabel terikat berupa vomitus .
#ara menghitung signifikasi perbedaan dengan #hi s uare digunakan
rumus : J ' L (f o1f h!'
f h
"engan : fo : frekuensi yang diobser5asi
fh : frekuensi yang diharapkan
: (jumlah kategori! (jumlah golongan! : (nk! (ng!
;otal N
;es signifikansi dengan = ' bermaksud menguji apakah frekuensi yang
diobser5asi f berbeda dengan signifikansi dari frekuensi yang diharapkan f h.
7ila harga = ' ternyata sama atau lebih besar dari suatu harga kritik yang
ditetapkan pada suatu taraf signifikansi maka kita menyimpulkan bahwa ada
perbedaan yang meyakinkan antara f dan f h.
Pada penelitian ini menggunakan derajat kebebasan (db! L 9 yang didapatdari :
(db! L (jumlah kolom 19! (jumlah baris 19!
"engan menggunakan taraf signifikansi L , 0 bila harga = ' ternyata
sama atau lebih besar dari suatu harga kritik yang ditetapkan pada suatu taraf
signifikansi, maka kita dapat menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang
meyakinkan antara f dan f h.
21
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
22/39
BAB !&
HA"!L PENEL!T!AN
6asil penelitian meliputi jenis kelamin, umur, berat badan, A&A, lamanya
operasi dan kejadian nausea 5omitus
A. /enis elamin
Ta(el 1.
"ata ?enis Kelamin &ubjek Penelitian
N). /enis elamin el)m )k P!s)fluran Hal)tan9. @aki1laki +(94,443! )(' 3!
,04H'. Perempuan 99(4),)/3! H(4 3!
"ata ?enis Kelamin subjek penelitian kedua kelompok tersebut, secara
statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna (pC , 0!.
B. Umur0 Berat Ba-an -an Lama # erasiTa(el 2.
"ata $mur, 7erat 7adan dan @ama Operasi
N). &aria(elel)m )k
P!s)fluran Hal)tan
9. $mur (th! 49,'/ H,/+4 4 ,'/ 2,0/4 ,/)2'. 7erat 7adan (kg! 0+,+ /,/40 0',04 ),' H ,+/'4. @ama Operasi (menit! 9 0,)/ +0,+)2 /H,44 + ,/ ' ,H)
"ari data umur, berat badan, dan lama operasi subjek penelitian pada keduakelompok tersebut, secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna
(pC , 0!.
22
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
23/39
*am(ar 2.
Frafik Perbandingan %ean $mur
23
Agen
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
24/39
*am(ar .
Frafik Perbandingan %ean 7erat 7adan
24
Agen
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
25/39
*am(ar .
Frafik Perbandingan %ean @ama Operasi
C. A"A
25
Agen
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
26/39
Ta(el .
"ata A&A &ubjek Penelitian
N). A"Ael)m )k
P!s)fluran Hal)tan
9. A&A 9 (4,443! + (94,443!,9+2
'. A&A 9+ (+),)/3! 99 (4),)/3!
"ari data A&A subjek kedua penelitian kedua kelompok tersebut, secara
statistik tidak didapatkan perbedaan yang berarti (pC , 0!.
*am(ar 3.
Frafik Perbandingan %ean A&A
2.
Agen
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
27/39
D. "k)r eja-ian Nausea
Ta(el
Kejadian Nausea pada menit ke 4
N) ateg)ri el)m )k !s)fluran Hal)tan
9. Nausea 9 9+ 9+'. Nausea '4. Nausea 4+. Nausea +0. Nausea 0 9). Nausea ) 9
2/
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
28/39
*am(ar 4.
Frafik Persentase nausea menit ke14
20
4.9..;
3933 ; 3933 ;
Kategori
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
29/39
Ta(el 3
Kejadian Nausea pada menit ke1)
N) ateg)ri el)m )k !s)fluran Hal)tan
9. Nausea 9 90 90'. Nausea '4. Nausea 4+. Nausea +0. Nausea 0). Nausea )
*am(ar 5.Frafik Presentase nausea menit ke1)
2
5 ;
Kategori
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
30/39
Ta(el 4.
&kor Kejadian Nausea pada menit ke 4 dan ke ) .
N). Nausea el)m )k!s)fluran Hal)tan
9. %enit ke 4 9H ' ,H)''. %enit ke ) 90 90 9
*am(ar 6.
Frafik Perbandingan %ean &kor Nausea pada menit ke14
3
Agen
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
31/39
*am(ar 7.
Frafik Perbandingan %ean &kor Nausea pada menit ke1)
"ari data skor kejadian nausea menit ke14 , secara statistik tidak ditemukan
perbedaan yang bermakna (p C , 0!, demikian juga dengan skor kejadian nausea
pada menit ke1) secara statistik tidak ditemukan perbedaan yang bermakna
(pC , 0!.
E. "k)r eja-ian &)mitus
;idak didapatkan kejadian vomitus , baik untuk kelompok sofluran dan6alotan pada menit ke14 , maupun pada menit ke1) .
31
Agen
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
32/39
Ta(el 5.
Kejadian omitus pada menit ke14 dan ke1)
N). &)mitus el)m )k!s)fluran Hal)tan
9. %enit ke 4 Q'. %enit ke ) Q
Q. No statistics are computed because 5omitus is a constant.
Perbedaan kejadian vomitus antara sofluran dan 6alotan sebagai anestesi
inhalasi tidak dapat dianalisis sebab angka kejadian vomitus untuk kedua
kelompok adalah .
BAB &
32
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
33/39
PEMBAHA"AN
Penelitian ini dilaksanakan di D&$" dr. %oewardi &urakarta dengan sampel
penelitian laki1laki atau perempuan yang berusia antara 921+0 tahun, pembedahan
dengan anestesi umum, tanpa kelainan sistemik yang berat (A&A atau A&A !,
lama operasi tak lebih dari ' jam dan tidak obesitas.
?enis kelamin mempengaruhi terjadinya nausea vomitus . Perempuan lebih
berisiko terjadi PON dibandingkan dengan laki1laki. Kriteria inklusi jenis kelamin
tidak dibatasi hanya laki1laki atau perempuan saja, hal ini dikarenakan keterbatasan
waktu pengambilan sampel dan jumlah sampel. 7erdasarkan hasil analisis statistik
menggunakan uji t untuk jenis kelamin subjek penelitian dapat diketahui bahwa nilai
p C , 0 yaitu ,04H yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua
kelompok. Penelitian dapat diteruskan karena perbedaan jenis kelamin dianggap tidak
mempengaruhi kejadian PON .
$mur mempengaruhi terjadinya nausea vomitus pascabedah. Anak1anak lebih
sering mengalami nausea vomitus pascabedah dibandingkan dengan orang dewasa.
Angka kejadiannya dapat mencapai ' kali lipat. Angka kejadian tertinggi terjadi padaanak1anak antara umur 0190 tahun. Pada penelitian ini, kriteria inklusi pasien adalah
subjek berumur 921+0 tahun untuk homogenisasi sampel. 7erdasarkan hasil analisis
statistik menggunakan uji t untuk umur subjek penelitian dapat diketahui bahwa nilai
p C , 0 yaitu ,/)2 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua
kelompok, sehingga penelitian dapat diteruskan.
7erat badan mempengaruhi terjadinya nausea vomitus pascabedah. Oleh
karena itu dipilih pasien yang tidak obesitas, karena pasien obesitas lebih berisiko
terjadinya PON . 7erdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji t untuk berat
badan subjek penelitian dapat diketahui bahwa nilai p C , 0 yaitu ,+/' yang berarti
tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok, sehingga penelitian
dapat diteruskan.
33
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
34/39
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
35/39
eliminasi sofluran dan 6alotan yang relatif cepat. Pembatasan ini didukung pula oleh
pendapat #raigo (9HH)! yang menyatakan kejadian nausea vomitus tertinggi terjadi
pada ' jam pertama postoperasi.
6asil penelitian menunjukkan bahwa kejadian nausea pada kelompok
sofluran dan 6alotan hanya terjadi pada menit ke14 , sedangkan pada menit ke1)
samasekali tidak ditemukan kejadian nausea.
Penderita nausea pada kelompok sofluran pada menit ke14 termasuk dalam
kelompok 0. &edangkan penderita nausea pada kelompok 6alotan pada menit ke14
termasuk dalam kelompok ).
Pengamatan pada menit ke14 dan ke1) menunjukkan bahwa tidak ada
pasien yang mengalami kejadian vomitus baik untuk kelompok sofluran maupun
6alotan.
Kejadian nausea antara sofluran dan 6alotan tidak terdapat perbedaan yang
berarti. Atas dasar penelitian tersebut, 6alotan tetap dapat dipakai sebagai agen
anestesi dalam operasi elektif.
Perbedaan kejadian vomitus antara sofluran dan 6alotan tidak dapat
dianalisis karena kejadian vomitus pada kedua kelompok adalah . $ntuk itu perludilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel lebih besar untuk dapat membuat
simpulan mengenai perbedaan kejadian vomitus antara penggunaan sofluran dan
6alotan sebagai anestesi inhalasi.
BAB &!
"!MPULAN DAN "A$AN
35
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
36/39
A. "im ulan
&impulan dari penelitian ini adalah kejadian nausea yang ditimbulkan oleh
6alotan sebagai anestesi inhalasi tidak lebih tinggi dari sofluran, sehingga
hipotesis tidak terbukti. 6al ini berarti tidak ada perbedaan kejadian nausea antara
sofluran dan 6alotan sebagai anestesi inhalasi.
Perbedaan kejadian vomitus antara sofluran dan 6alotan sebagai anestesi
inhalasi tidak dapat dianalisis sebab angka kejadian vomitus untuk kedua
kelompok adalah .
B. "aran
9. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan simpulan perbedaan
kejadian nausea vomitus antara penggunaan sofluran dan 6alotan sebagai
anestesi inhalasi yang lebih baik dengan pengamatan yang lebih lama (sampai
' jam!, jumlah sampel yang lebih banyak dan pada jenis pembedahan lain.
'. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan meminimalkan 5ariabel luar.
4. 6alotan tetap dapat digunakan dalam operasi elektif sebagaimana sofluran
bila disertai premedikasi yang adekuat.
DA,TA$ PU"TA A
3.
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
37/39
7loomfield, Eric. 9HH/. Avoidan%e o Nitrous O+ideand *n%reased *so lurane 8uring Al entanil Based Anesthesia 8e%reases the *n%iden%e o
Postoperative Nausea . Ohio : #lea5eland "epartement ofAnestheiology.
#ollin . ?. 9HH). Ph)siologi% and Pharma%ologi% Bases o Anaesthesia .Philadelphia: Billiams and Bilkins.
#raigo P.A. 9HH). Fastrointestinal Physiology and Pharmacology : Aspiration ofFastric #ontents and Postoperati5e Nausea and omiting. n : #ollins? editor. Ph)siologi% and Pharma%ologi% Bases o Anaesthesia . 0 th ed.Pennysyl5ania : Billiams dan Bilkins, pp : 4)91H+.
"orland. ' . $edi%al 8i%tionar). 'Hth
ed.. Philadelphia : B. 7. &aunders#ompany nc, pp : 9 '1+.
Eger, Eissenkaft, Beiskooft. ' 4 . The Pharma%olog) o *nhaled Anestheti%s .http:IIwww.anwers.com.Ihalothane . ( ) Oktober ' 2!
Fan, #.;ong. ' 4. Consensus 9uidelines or $anaging Postoperative Nauseaand Vomiting . nternational Anesthesia Desearch &ociety. Pp :)'1/9.
Foodman, FilmanRs. ' 9. The Pharma%ologi%al Basi%s o Therapeuti%s . 9 th ed.7oston : %c Frow, 6ill, pp : 4++1+/.
Fuyton A. #., and 6all ?.E. 9HH/. Bu!u A:ar ;isiologi
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
38/39
Kirchheimer, &id. ' +. Acupuncture %ay @essen Post1Op Pain, Nausea./eb$8 $edi%al Ne-s .
Ko5ac, A. @. ' 4. Prevention and Treatment o Postoperative Nausea . %edicineAbstrack, pp : 91'.
@oadsman, ?. ' 0. Post Operative Nausea and Vomiting . ;he irtualAnaesthesia ;e=tbook, pp : 91'.
%adine, 6. @ankarani, %oghani. ' 0. Nausea and Vomiting A ter 9eneral Anesthesia -ith (alothane or *so lurane . %edicine Abstract. pp :914
%.#, @ewis. ' /. $ncomplicated general anesthesia in the elderly results in
cogniti5e decline. $edi%al ()pothesis . pp : +2+1+H'.
%ukti, 7hisma. 9HH/. Prinsip dan $etode =iset >pidemiologi . Sogyakarta :$F% Press, pp : 9H 1/.
%ochammad ;.T, Arief ' 4. $etodologi Penelitian
-
8/14/2019 58095845-Skripsi-jadi-ANDRY.doc
39/39