Asuhan Keperawatan Selulitis

18
Asuhan Keperawatan Selulitis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selulitis merupakan peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah samping dan ke dalam. Selulitis sendiri mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe permukaan, Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas. Penyebab selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan oleh penyebab lain seperti genetic, gigitan serangga dan lain – lain. Untuk menghindari terkena selulitis bias dilakukan dengan melembabkan kulit secara teratur, Potong kuku jari tangan dan

description

text

Transcript of Asuhan Keperawatan Selulitis

Page 1: Asuhan Keperawatan Selulitis

Asuhan Keperawatan Selulitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Selulitis merupakan peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya

didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan

Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung

meluas kearah samping dan ke dalam.

Selulitis sendiri mempunyai tiga karakteristik yaitu, Peradangan supuratif sampai di

jaringan subkutis, Mengenai pembuluh limfe permukaan, Plak eritematus, batas tidak jelas dan

cepat meluas.

Penyebab selulitis diantaranya adalah infeksi bakteri dan jamur, serta disebabkan oleh

penyebab lain seperti genetic, gigitan serangga dan lain – lain.

Untuk menghindari terkena selulitis bias dilakukan dengan melembabkan kulit secara

teratur, Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati, Lindungi tangan dan kaki, Rawat

secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian selulitis ?

2.      Apa etiologi dari selulitis ?

3.      Apa saja factor – factor yang memperparah selulitis ?

4.      Bagaimana patofisiologi selulitis ?

Page 2: Asuhan Keperawatan Selulitis

5.      Apa saja manifestasi klinis selulitis ?

6.      Bagaimana pemeriksaan selulitis ?

7.      Bagaimana penatalaksanaan selulitis ?

8.      Bagaimana pencegahan selulitis ?

9.      Apa komplikasi dari selulitis ?

1.3 Tujuan Penyusunan

A.    Tujuan Umum

Makalah ini disusun untuk memenuhu tugas mata kuliah Keperawatan Medical bedah II

pada semester VI, dan agar para mahasiswa mengetahui dan memahami serta mampu membuat

asuhan keperawatan dengan selulitis.

B.     Tujuan Khusus

Agar mahasiswa memahami atau mengetahui tentang :

1.      Pengertian selulitis

2.      Etiologi dari selulitis

3.      Factor – factor yang memperparah selulitis

4.      Patofisiologi selulitis

5.      Manifestasi klinis selulitis

6.      Pemeriksaan selulitis

7.      Penatalaksanaan selulitis

8.      Pencegahan selulitis

9.       Komplikasi dari selulitis

  

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan subkutan

(Arif, 2000).

Page 3: Asuhan Keperawatan Selulitis

Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya

didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan

Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung

meluas kearah samping dan ke dalam (Herry, 1996).

Selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan karakteristik sebagai

berikut :

  Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis

  Mengenai pembuluh limfe permukaan

  Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas

2.2 Etiologi

Penyakit Selulitis disebabkan oleh:

1.      Infeksi bakteri dan jamur :  

a.    Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus

b.    Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B

c.    Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang  Aeromonas

Hydrophila.

d.   S. Pneumoniae (Pneumococcus)

2.      Penyebab lain : 

a.    Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.

b.    Kulit kering

c.    Eksim

d.   Kulit yang terbakar atau melepuh

e.    Diabetes

f.     Obesitas atau kegemukan

g.    Pembekakan yang kronis pada kaki

h.    Penyalahgunaan obat-obat terlarang

i.      Menurunnyaa daya tahan tubuh

j.      Cacar air

k.    Malnutrisi

l.      Gagal ginjal

Page 4: Asuhan Keperawatan Selulitis

2.3 Faktor yang Memperparah Perkembangan Selulitis

a.       Usia

Semakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah berkurang pada

bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi mengalami infeksi seperti selulitis pada

bagian yang sirkulasi darahnya memprihatinkan.

b.      Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)

Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah terjadinya infeksi.

Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah

immun (bagi orang yang baru transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.

c.       Diabetes mellitus

Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi sistem immun

tubuh dan menambah resiko terinfeksi. Diabetes mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas

bawah dan potensial membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.

d.      Cacar dan ruam saraf

Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk bakteri

penginfeksi.

e.       Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)

Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk bagi bakteri

penginfeksi.

f.       Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki

Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan menambah resiko bakteri

penginfeksi masuk

g.      Penggunaan steroid kronik

Contohnya penggunaan corticosteroid.

h.      Penyalahgunaan obat dan alcohol

Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi berkembang.

i.        Malnutrisi

Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran, mempermudah timbulnya

penyakit ini.

Page 5: Asuhan Keperawatan Selulitis

2.4 Patofisiologi

Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan

kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk,

rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak

adekuat.

Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik pada ke dua

ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristi hangat,

nyeri tekan, demam dan bakterimia.

Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A,

streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika luka yang terkait berkembang

bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk abses lokalisata yang

mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun

etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran

bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus

menunjukkan adanya organisme campuran.

Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat

mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan

peradangan benda asing, nekrosis dan infeksi derajat rendah.

Pathway

Page 6: Asuhan Keperawatan Selulitis

2.5 Manifestasi Klinis

Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.

Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat. Ruam kulit

muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan lepuhan-

lepuhan kecil.

Gejala lainnya adalah:

- Demam

- Menggigil

- Sakit kepala

- Nyeri otot

- Tidak enak badan.

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Tidak membutuhkan prosedur lebih lanjut untuk sampai ke tahap diagnosis (yang

meliputi anamnesis,uji laboratorium, sinar x dll, dalam kasus cellulite yang belum mengalami

komplikasi yang mana criterianya seperti : 

a.         Daerah penyebaran belum luas

b.         Daerah yang terinfeksi tidak mengalami rasa nyeri atau sedikit nyeri

c.         Tidak ada tanda-tanda systemic seperti : demam, terasa dingin, dehidrasi, tachypnea,

tachycardia,hypotensi.

d.        Tidak ada factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit bertambah parah seperti : Umur yang

sangat tua, daya tahan tubuh sangat lemah.

Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk melakukan

diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan melakukan pemeriksaan lab

seperti : 

a.         Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi

eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.

b.         BUN level 

c.         Creatinine level

Page 7: Asuhan Keperawatan Selulitis

d.        Culture darah

Pembuangan luka

a.         Immunofluorescence : Immunofluorescence adalah sebuah teknik yang dimana dapat membantu

menghasilkan diagnosa sera pasti pada kultur cellulites negative, tapi teknik ini jarang

digunakan.

b.        Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa infeksi cellulites yang parah.

Mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa

pembentukan abses pada subkutaneus.

2.7 Penatalaksanaan

Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ lainnya.

Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin).

Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan).

Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik jika:

a.         penderita berusia lanjut

b.         selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya

c.         demam tinggi.

Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi terangkat dan

dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

2.8 Pencegahan

Jika memiliki luka,

a.    Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air

b.    Oleskan antibiotic

c.    Tutupi luka dengan perban

d.   Sering-sering mengganti perban tersebut

e.    Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi

Jika kulit masih normal

a.    Lembabkan kulit secara teratur

b.    Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati

c.    Lindungi tangan dan kaki

Page 8: Asuhan Keperawatan Selulitis

d.   Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

2.9 Komplikasi

a.    Bakteremia

b.   Nanah atau local Abscess

c.    Superinfeksi oleh bakteri gram negative

d.   Lymphangitis

e.    Trombophlebitis

f.     Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan meningitis sebesar 8%.

g.    Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan dimana harus melakukan

amputasi yang mana mempunyai resiko kematian hingga 25%.

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1.      Identitas

Menyerang sering pada lingkungan yang kurang bersih

2.      Riwayat Penyakit

a.         Keluhan utama

Pasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang disertai demam, menggigil dan malaise

b.         Riwayat penyakit dahulu

Ditanyakan penyebab luka pada pasien dan pernahkah sebelumnya mengidap penyakit seperti

ini, adakah alergi yang dimiliki dan riwat pemakaian obat.

c.         Riwayat penyakit sekarang

Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik berwarna merah, terasa lembut,

bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap

d.        Riwayat penyakit keluarga

Page 9: Asuhan Keperawatan Selulitis

Biasanya dikeluarga pasien terdapat riwayat mengidap penyakit selulitis atau penyekit kulit

lainnya

3.      Keadaan emosi psikologi

Pasien tampak tenang,dan emosional stabil

4.      Keadaan social ekonomi

Biasanya menyerang pada social ekonomi yang sederhana

5.      Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Lemah

TD                   : Menurun (< 120/80 mmHg)

Nadi                : Turun (< 90)

Suhu                : Meningkat (> 37,50)

RR                   : Normal

a.          Kepala     : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak

b.         Mata        : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+)

c.          Hidung    : Tidak ada pernafasan cuping

d.         Mulut       : Kebersihan, tidak pucat

e.          Telinga     : Tidak ada serumen

f.          Leher       : Tidak ada pembesaran kelenjar

g.         Jantung    : Denyut jantung meningkat

h.         Ekstremitas          : Adakah luka pada ekstremitas

i.           Integumen           : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah

yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan tampak seperti kulit

jeruk yang mengelupas (peau d'orange). Pada kulit yang terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil

berisi cairan (vesikel) atau lepuhan besar berisi cairan (bula), yang bisa pecah.

3.2 Diagnosa

1.   Nyeri berhubungan dengan iritasi kulit, gangguan integritas kulit, iskemik jaringan.

2.   Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.

3.   Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.

3.3 Rencana Keperawatan

Page 10: Asuhan Keperawatan Selulitis

1.        Dx. 1 : Nyeri berhubungan dengan iritasi kulit, gangguan integritas kulit, iskemik jaringan.

Tujuan :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri akut teratasi/terkontrol

Kriteria Hasil :

a.    Klien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.

b.    Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .

c.    Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .

d.   Pergerakan penderita bertambah luas.

e.    Tidak ada keringat dingin,

f.     tanda vital dalam batas normal.

S: 36-37,5 0C

N: 60 – 80 x /menit

T : 100-130 mmHg

RR : 18-20 x/menit.

Intervensi Rasional

1.    Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri

yang dialami pasien.

2.    Jelaskan pada pasien tentang sebab-

sebab timbulnya nyeri.

3.    Ciptakan lingkungan yang tenang.

4.    Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.

5.    Atur posisi pasien senyaman mungkin

sesuai keinginan pasien.

6.    Lakukan massage dan perawatan luka

1.      Untuk mengetahui berapa berat nyeri

yang dialami pasien.

2.      Pemahaman pasien tentang penyebab

nyeri yang terjadi akan mengurangi

ketegangan pasien dan memudahkan

pasien untuk diajak bekerjasama dalam

melakukan tindakan. 

3.      Rangsangan yang berlebihan dari

lingkungan akan memperberat rasa

nyeri. 

4.      Teknik distraksi dan relaksasi dapat

mengurangi rasa nyeri yang dirasakan

pasien. 

5.      Posisi yang nyaman akan membantu

memberikan kesempatan pada otot

Page 11: Asuhan Keperawatan Selulitis

dengan teknik aseptic saat rawat luka.

7.    Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian analgesic

untuk relaksasi seoptimal mungkin. 

6.      Massage dapat meningkatkan

vaskulerisasi dan pengeluaran pus

sedangkan perawatan luka dengan

teknik aseptic dapat mempercepat

penyembuhan

7.      Obat –obat analgesik dapat membantu

mengurangi nyeri pasien.

2.        Dx. 2 : Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam mulai tercapainya proses

penyembuhan luka

Kriteria hasil :

a.    Berkurangnya oedema sekitar luka.

b.    pus dan jaringan berkurang

c.    Adanya jaringan granulasi.

d.   Bau busuk luka berkurang.

Intervensi Rasional

1.     Kaji luas dan keadaan luka serta

proses penyembuhan. 

2.     Rawat luka dengan baik dan

benar : membersihkan luka secara

abseptik menggunakan larutan

yang tidak iritatif, angkat sisa

balutan yang menempel pada luka

dan nekrotomi jaringan yang

mati.

1.      Pengkajian yang tepat terhadap

luka dan proses penyembuhan

akan membantu dalam

menentukan tindakan selanjutnya.

2.      Merawat luka dengan teknik

aseptik, dapat menjaga

kontaminasi luka dan larutan

yang iritatif akan merusak

jaringan granulasi tyang timbul,

sisa balutan jaringan nekrosis

dapat menghambat proses

granulasi.

3.      Pemeriksaan kultur pus untuk

Page 12: Asuhan Keperawatan Selulitis

3.     Kolaborasi dengan dokter

pemeriksaan kultur pus dan

pemberian anti biotik.

mengetahui jenis kuman dan anti

biotik yang tepat untuk

pengobatan, pemeriksaan kadar

gula darah untuk mengetahui

perkembangan penyakit

3.        Dx. 3 : Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota

tubuh.

Tujuan :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Pasien dapat menerima

perubahan bentuk salah satu anggota tubuhnya secara positif

Kriteria hasil :

a.         Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa rasa malu dan rendah diri.

b.        Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki.

Intervensi Rasional

1.      Kaji perasaan/persepsi pasien tentang

perubahan gambaran diri berhubungan

dengan keadaan anggota tubuhnya yang

kurang berfungsi secara normal.

2.      Lakukan pendekatan dan bina

hubungan saling percaya dengan

pasien.

3.      Tunjukkan rasa empati, perhatian dan

penerimaan pada pasien.

4.      Bantu pasien untuk mengadakan

hubungan dengan orang lain.

5.      Beri kesempatan kepada pasien untuk

mengekspresikan perasaan kehilangan.

1.      Mengetahui adanya rasa negatif pasien

terhadap dirinya. 

2.      Memudahkan dalm menggali

permasalahan pasien. 

3.      Pasien akan merasa dirinya di hargai. 

4.      Dapat meningkatkan kemampuan

dalam mengadakan hubungan dengan

orang lain dan menghilangkan perasaan

terisolasi.

5.      Untuk mendapatkan dukungan dalam

proses berkabung yang normal.

Page 13: Asuhan Keperawatan Selulitis

6.      Beri dorongan pasien untuk

berpartisipasi dalam perawatan diri dan

hargai pemecahan masalah yang

konstruktif dari pasien.

6.      Untuk meningkatkan perilaku yang

adiktif dari pasien.