Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

68
TATA CARA MELAKUKAN TINDAKAN BEDAH Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS. 1. TINDAKKAN A DAN ANTI SEPSIS 2. PASANG DUK BOLONG STERIL 3. LAKUKAN ANESTESI LOKAL 4a. UNTUK LUKA CUCI DULU LUKA DENGAN PEROXIDA (H2O2) DAN BETADIN (WOUND TOILET) b. UNTUK TUMOR LANGSUNG LAKUKAN EKSTERPASI 5. JAHIT LUKA (HECTING) 6. TUTUP LUKA DEGAN KASA STERIL. ooooOOOoooo 1

description

Hordeolum Eks

Transcript of Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Page 1: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

TATA CARA MELAKUKAN TINDAKAN BEDAH

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

1. TINDAKKAN A DAN ANTI SEPSIS

2. PASANG DUK BOLONG STERIL

3. LAKUKAN ANESTESI LOKAL

4a. UNTUK LUKA CUCI DULU

LUKA DENGAN PEROXIDA (H2O2) DAN

BETADIN (WOUND TOILET)

b. UNTUK TUMOR LANGSUNG LAKUKAN EKSTERPASI

5. JAHIT LUKA (HECTING)

6. TUTUP LUKA DEGAN KASA STERIL.

ooooOOOoooo

1

Page 2: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

PEMASANGAN KATETER URINE SECARA LEGEARTIS

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Indikasi : 1. Retensio Urin ( Hypertrofi Prostat)

2. Untuk memonitor cairan.

3. Pada penderita dengan inkontinensia urine.

4. Untuk mengambil sample urin.

5. Penderita coma lama.

6. Penderita dengan spinal anestesi terutama pada orang tua.

Kontra indikasi :

Penderita dengan riwayat trauma daerah genitalia,perineum ( trauma

pelvis ) :

1. Terlihat darah keluar dari orifisium urethrae externum.

2. Hematom daerah skrotum , perineum.

3. Pada colok dubur teraba letak prostat lebih tinggi ( hematom ).

Kateter boleh dipasang setelah yakin urethra utuh dengan pemeriksaan Urethrografi /

Urethrocystografi.

Macam macam kateter :

1. Nelaton kateter.

2. Folley kateter.

3. Three ways Folley kateter.

4. Kateter logam

5. Kondom kateter.

2

Page 3: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Cara memasang kateter urine :

1. Posisi penderita tertelentang.

2. Lakukan tindakan a dan anti sepsis genetalia dan sekitarnya.

3. Pasang duk bolong.

4. Masukkan minyak glyserin steril atau jelly lidocain 2% dalam spuit

10-15 cc, setelah itu ujung penis dipencet agar minyak / jelly tidak

mengalir keluar.

5. Masukkan kateter urine dan didorong dengan pinset atau klem.

6. Setelah masuk tunggu beberapa saat … urin keluar.

Hati hati pada penderita dengan retensio urine yang telah lama berlangsung ,

keluarkan urin secara bertahap. Bila dengan tiba tiba kandung kencing dikosongkan

sekali gus , penderita dapat syok oleh karena terjadi vaso dilatasi tiba tiba pembuluh

darah di vesika urinaria. Dapat pula tejadi hematuri akibat pecahnya pembuluh darah .

Bila gagal memasang kateter urine coba lagi dengan kateter dengan ukuran yang lebih

kecil. Bila masih gagal lakukan :

1. Pungsi buli buli diatas symphisis dengan abocath ukuran besar

sambung dengan slang infus.

2. Dengan membuat cystostomi.

ooooOOOoooo

.

3

Page 4: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

PEMERIKSAAN REGIO ANAL

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp B. FInaCS.

Kelainan pada regio anal :

1. Kelainan kongenital : Atresia ani , Recto vaginal fistel, Recto Perineal fistel.

2. Trauma tumpul : Hematom, vulnus laseratum.

Tajam : Vulnus Pungtum, Vulnus scissum.

3. Infeksi : Infiltrat, Abses, Para anal fistel , Fissure.

4. Tumor : Skin tag, Haemorrhoid externa, Prolap hemorrhoid, Polyp recti, Ca recti

yang keluar ke anus.

Pemeriksaan dilakukan pada posisi Lithotomi :

1. Anamnesa : keluhan sesuai dengan kelainan yang diderita.

2. Inspeksi : Adakah terlihat tumor , tanda tanda infeksi ?

3. Palpasi : Konsistesi , nyeri tekan, terasa hangat ( pada infiltrat )

4. Colok dubur / Rectal toucher dinilai :

a. Keadaan tonus spincter ani : apakah Kuat/baik, lemah ( pada

ileus paralitik ).

b. Ampulla Recti : normal tidak kolap , kolap pada obstrusi

ileus , dilatasi pada paralitik ileus. Isi feses ( + ) / ( - ) ?

4

Page 5: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

c. Mukosa : licin pada keadaan normal , ber benjol benjol keras

pada ca rekti.

d. Tumor : ada atau tidak ada ( + / - )

e. Pada laki laki : nilai keadaan prostat apakah membesar ?

f. Nyeri tekan : Pada appendisitis akut nyeri tekan pada jam

9 – 11.

Pada Peritonitis umum nyeri tekan pada jam

9 – 3.

g. Pada wanita : Cari portio dan goyang ( Slinger test ) ,

normal tidak menimbulkan rasa sakit ( - ).

Slinger test ( + ) menandakan ada kelainan

didaerah kandungan seperti adnexitis, KET,

torsi kista ovarium.

h. Sarung tangan : terlihat feses, darah , lendir ?

5. Pemeriksaan anuskopi, kolonoskopi : menilai keadaan mukosa , ada tidaknya

Tumor , kaadaan hemorrhoid interna.

Oooo OOO oooo

5

Page 6: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

MENENTUKAN LETAK TUMOR ABDOMEN

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Untuk membedakan letak tumor abdomen apakah terletak pada dinding abdomen,intra

peritoneal ataukah terletak di retro peritoneal :

Penderita tidur terletang buatlah agar dinding abdomen menjadi tegang

dengan cara menyuruh penderita mengangkat ( fleksi ) kepala atau meng-

angkat lurus kedua tungkai . Dapat pula kepala dan tungkai bersamaan

diangkat : Bila tumor bertambah jelas terlihat dan teraba maka tumor

tersebut terletak pada dinding abdomen.

Bila tumor hilang tidak teraba kemungkinan tumor terletak

di intra peritoneal atau retro peritoneal , untuk itu lakukan

pemeriksaan Ballotement : Bila balotement ( + ) tumor terse-

but terletak di retro peritoneal. Bila ballotement ( - ) tumor

berada di intra peritoneal.

oooo OOO oooo

6

Page 7: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

PEMERIKSAAN NYERI TEKAN SUMBU

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Pemeriksaan nyeri tekan sumbu bertujuan untuk menentukan ada tidaknya fraktur

Tulang.

Cara pemeriksaan :

1. Untuk dugaan adanya fraktur pada tulang lurus nyeri tekan sumbu dilakukan

dengan cara menekan fragmen proksimal dan distal kearah sumbunya, bila pen

derita merasa sakit kemungkinan tulang tersebut fraktur.

2. Untuk fraktur tulang iga ( costa ) nyeri tekan sumbu dilakukan dengan posisi pen

derita tidur tertelentang kemudian tekan tulang sternum penderita . Bila terda-

pat fraktur costa penderita akan menunjukkan rasa sakit sesuai tempat fraktur.

3. Untuk daerah pelvis nyeri tekan sumbu dilakukan dengan menekan SIAS kanan

dan SIAS kiri kearah medial.

Diagnosa pastinya ditentukan dengan pemeriksaan radiologis

ooooOOOoooo

7

Page 8: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

BEDA TUMOR JINAK DAN GANAS SECARA UMUM

Dr.H. Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Tumor jinak Tumor ganas

Batas jelas Tidak jelas

Permukaan rata Berbenjol benjol

Konsistensi kenyal lunak keras

Mobilitas mobil Terfiksir dapat melekat

pada dasar atau kulit

Tumbuh Lambat

ekspansi

Cepat, infiltrasi

Metatase (-) (+)

Mikrokopik Mitosis (-) Mitosis (+)

Metastase dapat melalui Lymfogen , hematogen ke hepar, paru paru, otak , tulang pipih,

Tulang belakang.

Pada Ca lanjut penderita mengalami anemi oleh karena anak sebar kesumsum tulang

menganggu hemopuitik. Nyeri tulang disebabkan perios terdesak anak sebar.

Terapi tumor ganas : operasi, radiasi, khemo terapi, imuno terapi, hormonal

8

Page 9: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

PENANGANAN NYERI KANKER

Dr.H.Mohammad Sabaroellah.Sp.B. FInaCS.

Menurut Rumus WHO :

1. Menggunakan three step analgesic ladder.

2. Sedapat mungkin memakai obat oral.

3. Analgesik diberikan secara teratur.

4. Efek samping harus diantisipasi dan diterapi secara agressif.

5. Pemakaian terapi dengan plasebo bukan terapi yang pantas.

Nyeri Ringan : berasal dari kulit, otot, tulang.

- Parasetamol 650 mg setiap 4 jam.

- Ibuprofen 400 – 600 mg setiap 6 jam.

- Ketoprofen 25 – 60 mg setiap 6 – 8 jam.

- Asam Mefenamat 250 – 500 mg setiap 6 – 8 jam.

Nyeri Moderat :

- Dengan pemberian opioid lemah Tramadol maupun Codein

- Dosis Tramadol 50 - 100 mg setiap 8 – 12 jam

Codein 120 – 360 mg setiap 3 – 4 jam

9

Page 10: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Nyeri berat :

- Morfin 10 – 20 mg diberikan setiap 3 – 4 jam ,

. Dosis maksimum Morfin 400 mg dalam sehari.

Mengatasi Efek Samping :

- Efek samping Morfin berupa sedasi diberi Dextro amphetamin atau

Methylphenidate 5 mg setiap pagi.

- Konstipasi diberi Stool Softener seperti Senna, Cascora , magnesium sitrat

atau Laktosa.

- Mual mual diberi Metoclopramide oral.

Oooo OOO oooo

10

Page 11: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

BEDA HERNIA INGUINALIS LATERALIS DAN MEDIALIS

Dr.H..Mohammad Sabaroellah.Sp.B. FInaCS.

H I Lateralis H I Medialis

Nama lain Indirek, Oblique Direk

Dapat terjadi Kongenital / didapat Selalu didapat pada usia tua

Keluar melalui Kanalis Ingunalis Trigonum Hasselbach

Bentuk Lonjong Bulat ½ bola

Finger test Terasa dorongan pada ujung

jari

Terasa dorongan pada

samping jari

Dapat menjadi Hernia Skrotalis / Labialis Tidak dapat

Komplikasi Dapat terjadi obstruksi ilius Jarang terjadi

Operasi Pada anak anak dibawah 18

th dan wanita : Herniotomi.

Diatas 18 th

Hernioherniorrhaphy /

Herniotomi dan dipasang

Mesh

Herniorrhaphy dengan

memakai Bassini plastik /

pasang Mesh

11

Page 12: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Penyebab utama terjadinya hernia disebabkan oleh karena adanya peningkatan tekanan

intra abdominal yang dapat terjadi pada penderita dengan penyakit kronis seperti batuk

kronis, hypertrofi prostat . pada olah ragawan angkat besi , pada kuli kuli pembawa

barang barang berat, pada pemain musik peniup trompet.

Beberapa istilah : Reponible , isi hernia dapat keluar masuk.

Ireponible , isi hernia terjepit.

Inkarserata , terjadi ileus .

Strangulata , nyeri hebat karena jepitan dan terjadi gangguan aliran

darah.

ooooOOOoooo

12

Page 13: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

BEDA HERNIA SKROTALIS DAN HYDROCELE TESTIS

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Hernia Skrotalis Hydrocele Testis

Dapat hilang timbul ( + ) ( - )

Batas atas Tidak jelas Jelas

Testis Dapat diraba Tidak dapat diraba

Isi Usus, omentum atau ke dua

dua nya dan dapat

dimasukkan kedalam

rongga abdomen

Cairan, tidak dapat

dimasukkan kedalam

rongga abdomen

Undulasi / fluktuasi ( - ) ( + )

Bising usus ( + / - ) ( - )

Trasiluminasi /

Diphanoskopi ( - ) ( + )

Operasi Hernioherniorrhapy

Pasang Mesh

Hydrocelectomi

Membedakan Torsio Testis dengan Orchitis : Pada Torsio Testis bila testis diangkat rasa

sakit akan berkurang , pada Orchitis rasa sakit tetap / bertambah.

13

Page 14: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

APENDISITIS

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

1 .Apendisitis Akut :

Biasanya dimulai dengan gejala gastritis , beberapa hari kemudian rasa sakit turun

kedaerah perut kanan bawah ( Regio Mc Burney ) dengan tanda tanda peritonitis lo-

kal : Defance muskular ( + ) , nyeri tekan ( + ) , nyeri lepas ( + ) , nyeri tekan kontra

lateral ( Rovsing sign ) ( + ) , Nyeri lepas kontra lateral ( Blumberg sign ) ( + )

Pemerisaan Psoas sign ( + ) dan Obturator sign ( + ).

Colok dubur nyeri tekan pada jam 9 – 12 , jangan lupa pada penderita wanita

menggoyang portio ( Slinger test ) . Normal slinger test tidak menimbulkan

rasa sakit. Bila timbul rasa sakit ( Slinger test + ) ini menandakan adanya kela-

inan didaerah kandungan dapat berupa adneksitis, PID, KET , torsi kista ovari-

um.

Pemeriksaa laboratorium didapatkan lekosittosis.

Pengobatan pembedahan berupa cito appendektomi. ( appendektomi a Chaud )

2. Apendisitis Kronis :

Keluhan penderita umumnya sakit perut kanan bawah yang sering kambuh

kambuhan . Pada pemeriksaan Regio Mc Burney hanya didapatkan nyeri tekan .

14

Page 15: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Lakukan nyeri tekan sedalam mungkin pederita akan mengeluh sakit.

Pemeriksaan Apendikulogram akan terlihat appendik tidak terisi kontras .

Pengobatan pembedahan berupa appendektomi elektif. ( appendektomi a Froid )

3 .Apendisitis akut perforasi dengan tanda tanda peritonitis umum .

Penderita dengan tanda tanda peritonitis umum dapat berasal dari perforasi

apendik Terapi berupa cito laparotomi.

4. Appendikular Infiltrat :

Biasanya keluhan penderita sakit perut kanan bawah sudah berlangsung beberapa

hari sekitar lima sampai satu minggu. Penderita masih dapat buang air besar.

Pada pemeriksaan Regio Mc Burney nyeri tekan dan teraba massa.

Pemeriksaan laboratorium darah didapat nilai lekosit dan laju endap darah tinggi.

Pemeriksaan USG tampak adanya massa .

Terapi konservatif , penderita dirawat :

Bed rest total dengan posisi Fowler

Diet lunak

Anti biotika broad spektrum dosis tinggi

Follow up penderita : Bila keluhan penderita berkurang , massa mengecil , leko-

sit dan LED mendekati normal penderita dapat berobat jalan dan appendektomi

dilakukan tiga bulan kemudian karena pada saat ini perlengketan sudah tidak

ada.

15

Page 16: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

5. Abses :

Appendikular infitrat dapat berkembang menjadi abses dan dapat terjadi pada

waktu penderita dirawat dimana pengobatan tidak adekwat.

Pada pemeriksaa regio Mc Burney terdapat massa lunak , pemeriksaan fluktuasi

positif.

Pemeriksaan USG menunjukan ada gambaran rongga abses.

Pengobatan abses ini berupa drainase abses dapat melalui sayatan Mc Burney

atau melalui laparotomi tergangtung dari luasnya abses.

Pada appendisitis akut appendik dapat berupa appendik yang udem disebut appendiksitis

akut plegmonosa.. Bila ada bagian yang ganggren disebut appendisitis akut ganggrenosa

dan bila perforasi disebut appendiksitis akut perforata.

ooooOOOoooo

16

Page 17: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

PERITONITIS

Dr.H..Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Peritonitis merupakan peradangan dari Peritoneum.

Pembagian : - Menurut waktu :

Akut ( Perforasi Gaster / Usus )

Sub akut

Kronis ( Peritonitis TBC )

- Menurut Lokalisasi :

Lokal ( Apendisitis akut )

Diffuse ( Peritonitis umum }

Subphrenik ( Cholesistitis akut , Abses Hepar )

Pelvik ( PID , KET }

- Menurut kausa :

Aseptik ( Pada trauma abdomen )

Septik ( TBC, Streptokokkus, Staphylokokkus )

- Menurut jalannya infeksi :

Primer melalui Hematogen , Lymfogen.

Sekunder ( Perforasi usus / Gaster , Infeksi umum )

Tersier.

17

Page 18: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Pada pemeriksaan penderita demam tinggi , mengeluh sakit seluruh abdomen , muntah .

Inspeksi : Tampak sakit berat , dehidrasi , bila ada perforasi perut cembung .

Palpasi : Defance musculer ( + ) , Nyeri tekan ( + ) , Nyeri lepas ( + ) seluruh abdomen.

Perkusi : Nyeri ketok ( + ) seluruh abdomen.

- Pada perforasi usus pekak hati ( - ) , oleh karena adanya udara bebas.

- Pada Peritonitis TBC Perkusi akan didapat bentuk papan catur ( Timpani-

redup-tipani-redup )

- Peritonitis akibat adanya perdarahan intra abdominal penderita tampak anemi

dan didapat Shifting dullness ( + ).

Auskultasi : Bising usus melemah sampai menghilang.

Colok dubur : Nyeri tekan jam 9 sampai jam 3

Laboratorium : Lekositosis , Hb rendah menandakan adanya perdarahan intra

abdominal.

Foto Abdomen tiga posisi : Pada perforasi usus terlihat adanya udara bebas ( antara

Hepar dan Diafragma }

Foto abdomen tiga posisi bukan diagnosa pasti tetapi hanya membantu untuk

menegakkan diagnosa. Diagnosa pasti Peritonitis berdasarkan pemeriksaan klinis.

Terapi : Laparotomi eksplorasi .

ooooOOOoooo

18

Page 19: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

OBSTRUKSI ILEUS

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Obstruksi ileus adalah kegagalan usus untuk mengosongkan isinya akibat adanya

sumbatan.

Dibagi dalam dua golongan : - Letak tinggi ( mengenai usus halus duodenum sampai

Ilium )

- Letak rendah ( mengenai Colon ).

Etiologi : A. a. Kongenital : Atresia ani, Stenosis.

b. Acquaired / didapat : Radang , trauma , neoplastik.

c. Kompressi dari luar usus ( pada panggul kecil Ca buli buli , tumor uterus)

B. Karena adhesi / Streng akibat operasi terdahulu.

C. Hernia.

D. Volvulus.

E. Invaginasi.

Pada pemeriksaan penderita mengeluh perut kembung , tidak dapat buang air besar dan

flatus . sakit perut bersifat hilang timbul ( kolik ). Muntah ( + ) , pada letak tinggi muntah

terjadi cepat. Pada letak rendah umumnya terjadi lebih lambat . mula mula muntah isi

lambung disusul isi duodenum bewarna hijau dan akhirnya cairan fekal.

19

Page 20: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Pemeriksaan Fisik :

Inspeksi : Tampak sakit berat , dehidrasi.

Perut kembung , tegang.

Terlihat gambaran usus pada dinding abdomen. ( Darm Contour + )

Terlihat peristaltik usus pada dinding abdomen. ( Darm Steifung +)

Palpasi : Bila ada tanda tanda peritonitis nyeri tekan (+) , nyeri lepas (+).

Perkusi : Hyper tympani.

Auskultasi: Bising usus meningkat sampai terdengar metalic sound ( berasal da

ri percikan cairan ) dan borborhygmi ( gemuruh udara ) , didengar

pada saat penderita mengeluh kesakitan / saat terjadi kolik.

Colok dubur: Ampulla rekti kolaps.

Foto abdomen tiga posisi terlihat dilatasi usus dengan adanya air fluid level ( batas udara

dan cairan ) , Step ladder ( Gambaran seperti tangga ).

Terapi : Laparotomi eksplorasi.

ooooOOOoooo

20

Page 21: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

PARALITIK ILEUS

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Kasus paralitik ileus bukan kasus bedah tetapi kasus non bedah. Sering dokter Interna

mengkonsulkan ke bagian bedah.

Pada pemeriksaan biasanya penderita sebelumnya mengalami diarrhe dan berobat ke

dokter , perut menjadi kembung , tidak dapat buang air besar dan flatus setelah minum

obat dokter. Ini akibat pemberiaan obat spasmolitik.

Pada pemeriksaan fisik :

Inspeksi : Perut kembung.

Palpasi : Tegang.

Perkusi : Hyper tympani.

Auskultasi: Bising usus ( - )

Colok dubur : Tonus spingter lemah dan Ampulla rekti dilatasi.

Foto abdomen tiga posisi terlihat usus dilatasi sampai ke rektum ( pelvis )

Terapi pada kasus ini konservatif :

21

Page 22: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Terapi Paralitik ileus : - Penderita dirawat.

- Puasa.

- Pasang pipa lambung ( Naso gastric tube )

- Pasang pipa rektal ( rectal tube / Schorsteen )

- Pasang dauer kateter.

- Infus cairan RL

- Alinamin 3 X 1 ampul , Dapat diberikan obat obat anti

Spasmolitik lainnya.

ooooOOOoooo

22

Page 23: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

PERSIAPAN PENDERITA PRE OPERASI

PADA AKUT ABDOMEN

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B FInaCS.

1. Puasa

2. Pasang infus RL

3. Pasang pipa lambung ( Naso Gastric Tube ) untuk dekompressi , mencegah

muntah dan aspirasi.

4. Pasang dauer kateter untuk memonitor cairan.

5. Pemeriksaan laboratorium : Darah dan urine lengkap , clotting time dan

bleeding time

Astrup dan elektrolit.

6. Foto toraks.

7. EKG.

8. Foto Abdomen tiga posisi.

9. Isi Informed consent.

10. Ijin operasi

11. Bila perlu siapkan darah dan plasma.

12. Awasi T , N , RR , S ,produksi urine.

ooooOOOoooo

23

Page 24: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

Bila mendapatkan penderita dengan riwayat trauma tumpul abdomen dengan dugaan

adanya perdarahan intra abdomen akibat ruptur hepar atau lien dan pada pemeriksaan

tampak penderita anemi , tanda tanda peritonitis ( + ) dan pemeriksaan

Shifting dullness ( + ) menunjukkan ada cairan segera persiapkan untuk laparotomi.

Bila tanda tanda peritonitis belum jelas atau masih meragukan lakukan pemeriksaan

labotorium Von Slany yaitu pemeriksaan darah Hb dan Lekosit tiga kali ber turut turut

selang satu jam. Bila Hb turun dan Lekosit naik terus penderita tampak anemi perlu

tindakan segera laparotomi.

Bila Hb dan Lekosit stabil keadaan umum penderita relatif stabil jangan dipulangkan ,

penderita sebaiknya dirawat untuk pengawasan ketat sebab ada kemungkinan terjadi

delayed bleeding ( perdarahan kemudian ) dari organ hepar , lien , ginjal.. Lakukan

pemeriksaan berulang kali selama dua belas jam.

24

Page 25: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Dapat pula dilakukan dengan cara Peritoneal Lavage / Peritoneal Tab , dengan cara ini

dapat menentukan jenis cairan apakah darah , cairan empedu , cairan usus halus dan

sebagainya.

Peritoneal Lavage dilakukan dengan membuat sayatan kecil kurang lebih dua centimeter

dibawah umbilikus sampai peritoneum terbuka , bila darah keluar ( + ) , segera dilanjut -

kan dengan laparotomi.

Bila darah ( - ) , masukkan selang kelubang sayatan kemudian masukkan cairan Ringer

atau NaCl lima ratus cc . setelah itu cairan dikeluarkan dan dianalisa dengan mata atau

dibuat preparat apusan diobyek glas , bila cairan mengandung sel darah merah lebih dari

seratus ribu ( 100.000 ) per mm3 dan mengandung Lekosit lebih dari lima ratus ribu

( 500.000 ) per mm3 tanda ada perdarahan intra abdominal maka dilanjutkan dengan

melakukan laparotomi.

ooooOOOoooo

25

Page 26: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

HEMORRHOID

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Hemorrhoid merupakan pelebaran pembuluh darah vena di dalam pleksus hemoroidal

yang ada di daerah anus.

Faktor risiko : - Pola makan kurang serat, makanan pedas atau beralkohol.

- Kehamilan.

- Posisi duduk yang tidak berpindah pindah.

- Obesitas.

- Konstipasi kronis atau diarrhe.

- Kebiasan jarang buang air besar ( lama ).

Derajat hemorrhoid interna :

1. Grade 1 : Buang air besar berdarah , benjolan belum keluar , masih

berada di prksimal linea dentata.

2. Grade 2 : Benjolan keluar pada saat defekasi ( mengedan ) dan

dapat masuk secara spontan.

3. Grade 3 : Benjolan keluar .pada saat mengedan .atau keluar secara

spontan pada saat tekanan intra abdominal meningkat

( batuk , mengangkat benda berat ), benjolan dapat

26

Page 27: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

dimasukan secara manual.

4. Grade 4 : Prolap permanen.

Therapi :

Untuk hemorrhoid grade 1 dan 2 konservatif : diet tinggi serat dan buah ,

hindari makanan yang dapat menimbulkan diarrhe , merubah kebiasaan

defekasi yang salah , boleh diberi pencahar / Laxadine untuk melancarkan

defekasi .

Selain itu dapat pula dilakukan dengan tindakan invasive seperti :

- Skleroterapi.

- Koagulasi infra merah atau dengan koagulasi laser.

- Cryoterapi.

- Rubber Band Ligasi.

- Diatermi bipolar.

- Dopler Ultrasound Guided Hemorrhoid Artery Ligation.

Untuk hemorrhoid grade 3 dan 4 dilakukan Hemorrhoidektomi.

27

Page 28: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

ooooOOOoooo

INVAGINASI / INTUSSUSEPSI

Dr.H.Mohammasd Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

Invagiasi : adalah masuknya segmen usus proksimal kedalam lumen usus bagian distal

yang dapat menimbulkan gejala obstruksi usus.

Bagian usus yang masuk kedalam lumen usus distal disebut Intussuseptum

Sedangkan usus yang menerima disebut Instussusepien.

Trias invaginasi pada anak :

Nyeri kolik abdomen yang hebat ( sifat hilang timbul ).

Feses bercampur darah dan lendir.

Palpasi teraba massa seperti sosis.

Therapi : Pada anak bila belum ada tanda tanda obstruksi atau peritonitis konservatif

dengan Ba inloop ( untuk menegakkan diagnosa dan terapi ). Dimonitor me-

lalui layar kaca . Dengan terapi hidrostatik usus didorong perlahan lahan sam-

pai lepas. Bila gagal dilakukan laparotomi untuk mereduksi manual dengan

cara milking ( seperti memerah susu ) bila usus masih baik. Reseksi usus dila-

kukan bila invaginasi tidak dapat direduksi secara manual, terdapat ganggren

atau perforasi usus, bila terdapat keraguan tentang viabilitas usus, ditemukan

adanya lead point spesifik.

Pada orang dewasa bila obstruksi ileus disebabkan oleh karena invaginasi ti-

28

Page 29: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

dak boleh dilakukan milking , oleh karena umumnya disebabkan oleh karena

keganasan, dilakukan reseksi anastomosis.

ooooOOOoooo

HEMATURIA

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B. FInaCS.

Hematuria : Adanya darah didalam urine.

Dapat mikroskopik hematuria , dapat makroskopik / Gross hematuria.

Dapat disertai rasa sakit / kolik akibat batu , dapat dengan tanpa rasa sakit

biasanya disebabkan oleh karena infeksi spresifik ( TBC / jamur ) atau

proses keganasan.

Etiologi :

1. Pre Renal : kelainan hematologi seperti Sickle cell disease , kelainan

Koagulasi , Leukemia.

2. Renal : - Kongenital : Poly cystic kidney , hydroneprhose.

- Trauma tumpul / tajam.

- Infeksi : Glomerulnephritis , pyelonephritis , TBC

ginjal.

- Keganasan : Willem tumor, hamartoma,

hypernephroma.

- Batu : Nephrolytiasis.

3. Post Renal : - Kongenital : Urethral valves , striktur .

29

Page 30: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

- Trauma tumpul / tajam.

- Infeksi : cystitis , prostatitis , urethitis.

- Keganasan : Transisional cells tumor of renal pelvis,

Ca buli buli , ca prostat.

- Batu : ureterolythiasis , vesicolythiasis .

Pemeriksaan :

- Pre Renal : Pemeriksaan laboratorium hematologi lengkap

bila terdapat kelainan kirim ke bagian sub bagian

hematologi.

- Renal dan post renal :

Pemeriksaan - USG ( Ultra Sono Grafi )

- BNO ( Blast Nier Oversich }

- IVP ( Intra Venous Pyeolografi ) per

lu disertakan hasil ureum dan cretinin

darah.

- RPG ( Retrograde Pyelo Grafi )

- CT Scan.

- MRI .

Hematuria tanpa disertai rasa sakit perlu pemeriksaan

Sitologi urine dan pemeriksaan BTA / jamur.

30

Page 31: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

ooooOOOoooo

BATU SALURAN KEMIH..

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

Batu Buli Buli ( Vesicolithiasis ) :

Gejala pada orang dewasa kencing sering tersendat sendat, disuria .

Gejala pada anak lelaki gelisah kesakitan sambil menarik narik ujung

penisnya dan pada anak perempuan menggosok gosok labianya.

Pemeriksaan : laboratorium darah dan urine lngkap.

USG

BNO – IVP.

Terapi : Batu ukuran kecil kurang dari 2 cm bila peralatan ada dapat dilakukan

tindakan Lithotripsi yaitu memecah batu dengan alat Lythotriptor.

Batu ukuran besar dilakukan Sectio Alta.

Batu Urethra :

Ukuran batu kurang dari 1 cm , penderita dapat meraba letak batunya.

Bila batu terletak diujung penis , batu dapat dipecah dengan klem

dapat dengan atau tanpa blok anestesi.

Batu letak ditengah atau proksimal urethra cara mengatasinya :

31

Page 32: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

Masukkan folley kateter sampai mentok kebatu, kembangkan balon

kateter 2 cc ( tujuannya untuk menahan minyak keluar ) , kemudian

semprotkan minyak gliserin steril / jelly sampai batu masuk kembali

buli buli. Balon kempeskan pasang dauer kateter . Penderita kirim ke

dokter bedah..

Batu Ureter :

Keluhan Penderita kesakitan berteriak teriak sambil memegang pinggang

yang sakit , sakit bersifat kolik ( hilang timbul ) , rasa sakit menjalar

ke perut, inguinal sampai ke daerah genitalia.

Nyeri ketok pada pinggang.

Pemeriksaa: Laboratorium darah dan urine lengkap.

USG.

BNO.

IVP dilakukan setelah dua minggu serangan kolik hilang, oleh karena

pada saat kolik ginjal dalam keadaan spasme, kontras tidak akan

terlihat.

Terapi Batu kurang dari 1 cm diharapkan dapat turun dengan terapi konser-

tif :

- Anti biotika.

- Diuretik Lasix 1 X 1 tablet pagi hari.

- Preparat K ( Aspar K)

- Spasmolitik.

32

Page 33: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

- Sering sering minum.

- Joging ( loncat loncat )

Indikasi Operasi Batu Ureter

- Besar batu lebih dari 1 – 2 cm.

- Terapi konservatif gagal setelah beberapa kali dicoba , batu tetap pada

posisi yang sama.

- Kolik lebih dari tiga kali dalam setahun

- Pada pemeriksaan IVP terlihat bendungan grade 2 – 3.

- Jumlah kuman lebih dari 100.000 / mm3

Indikasi Circunsisi :

- Alasan agama.

- Kesehatan ( kebersihan ).

- Phymosis.

Kontra indikasi circumsisi :

- Hypospadia.

- Infeksi daerah genitalia ( Dermatitis , moniliasis )

- Hemophilia , berikan terlebih dahulu preparat Cryopresipitate.

Terapi Phymosis :

Dicoba dilatasi , bila terjadi phymosis berulang kali dan orang tua

33

Page 34: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

belum setuju untuk circumsisi lakukan dorsumsisi saja.

ooooOOOoooo

KARSINOMA ( Ca ) THYROID.

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

Jenis Ca thyroid yang sering di jumpai :

1. Ca Thyroid Papiliferum :

Sifat : Tumbuh lambat , ber tahun tahun.

Termasuk golongan berdiferensasi baik.

Mengenai penderita usia dibawah 40 tahun.

Metastase melalui lymfogen

2. Ca Thyroid Folikuler :

Sifat : Lebih ganas

Mengenai penderita diatas 40 tahun.

Sering unilateral.

Metastase melalui hematogen ( hepar, paru paru, tulang )

3. Ca Thyroid Meduler :

Sifat : Mengenai pederita usia tua 50 – 60 tahun.

Berasal dari sel C atau para folikuler kelenjar gondok yang banyak

mengandung Amiloid. Sel C disebut juga APUD ( Amine Precur

34

Page 35: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

sor up take and Decarboxylation Cell ) sehingga disebut pula

sebagai APUDOMA . Karena keras seperti batu disebut pula

Ca Solidum.

4. Ca Thyroid Anaplastik :

Sifat : Paling ganas , tumbuh cepat dan fatal dalam beberapa minggu

atau bulan sudah menimbulkan keluhan seperti gejala obstruksi

jalan nafas , oesophagus . Keadaan umum cepat menurun dan cepat

bermetastase.

Kecurigaan keganasan pada pemeriksaan fisik :

1. Pernah mendapat radiasi didaerah leher.

2. Nodul soliter pada anak anak , laki laki dewasa / tua.

3. Nodul yang cepat membesar.

4. Nodul dengan konsistensi keras dan terfiksir.

5. Nodul dengan keluhan suara serak, sesak nafas , susah menelan.

6. Nodul dengan metastase ke kelenjar getah bening, paru paru , tulang ,

hepar.

7. Nodul dengan foto leher terdapat kalsifikasi / perkapuran dalam ke-

lenjar thyroid.

35

Page 36: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

ooooOOOoooo

PNEUMO THORAX, HEMATO THORAX,

PLURAL EFFUSION, EMPYEMA.THORAXIS

Dr. H.Mohammad Sabaroellah SpB.FInaCS.

Pnemo thorax Hemato thorax Plural Effusion Empyema

thoraxis

Etiologi Trauma /

spontan

Trauma /

spontan

Infeksi /

keganasan

Infeksi

Inspeksi

Dyspnoe

Anemi

Cyanosis

Sela iga-

melebar

Dada yang

terkena > N

Tertinggal

+

--

+

+

+

+

+

+

+

+

+

--

+

+

+

+

--

+

+

+

36

Page 37: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

dalam gerak

nafas + + + +

Palpasi

Vokal Fremitus --

Pneumo Thorax

--

Hemato Thorax

--

Plural Effusion

--

Empyema

Thoraxis

Palpasi

Krepitasi + -- -- --

Perkusi

Hyper Sonor

Pekak

+

--

--

+

--

+

--

+

Auskultasi

Suara nafas -- -- -- --

Pungsi Udara Darah Cairan Nanah / pus

Terapi

WSD + + + +

Pada Pneumo Thorax WSD dipasang pada sela iga 2 mid clavikula kanan / kiri.

Pada Hemato Thorax, Plural Effusion dan Empyema Thoraxis WSD dipasang untuk dada

kanan dipasang pada sela iga 7 – 8 linea axilaris anterior / posterior.

Untuk dada kiri pada sela iga 8 – 9 linea axilaris anterior / posterior.

37

Page 38: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

WSD dicabut bila klinis penderita tidak sesak, produksi WSD tidak ada lagi dan foto

thorax paru sudah mengembang. Cara melepas pipa WSD : dicabut pada saat penderita

ekspirasi , lobang bekas pipa WSD segera ditutup kasa yang sudah dilapis vaselin.

ooooOOOoooo

TRAUMA THORAX

Dr.H.Mohammad Sabaroellah SpB. FInaCS.

I. Trauma tajam : 1. Tidak tembus , perawatan luka seperti biasa jahit langsung.

2. Tembus , cek dengan sonde , tergantung dari hasil foto thorax

Pasang WSD , luka dieksisi kemudian dijahit.

II. Trauma tumpul : 1. Kontusio ( memar ) jaringan. Terapi konservatif beri analgetik

bila terdapat hematom beri yelly Trombhopobe .

2 Fraktur costae , terapi konservatif obat obatan analgetika , dahulu

memakai fiksasai dengan plester lebar.

Terapi bedah fiksasi internal dengan memakai clip atau mini plate

atau wire.

3. Hematothorax berasal dari ruptur a/v Inter costalis , a/v Mamaria

Interna. Terapi tranfusi darah bila Hb rendah , pasang WSD , bila

perdarahan masif > 800 cc atau 3 – 5 cc /kg bb per jam segera di-

lakukan thoracotomi.

4. Pneumothorax dapat berupa Tension pneumothorax terapi perto

38

Page 39: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

tongan pertama tusuk dengan jarum kontra ventil atau jarum ter-

buka dilanjutkan dengan WSD. Pada asymtomatic pneumothorax

paru yang kolapas minimal < 30 % hanya dilakukan observasi .

Pada pneumothorax terbuka ( open pneumothorax ) luka ditutup

atau dijahit dan pasang WSD.

5. Flail Chest , ditandai dengan gerakan paradoksal pada dinding dada

karena patah tulang iga multiple dan segmental atau lebih dari dua

garis fraktur. Terapi sementara fiksasi daerah yang sakit dengan ples

ter lebar , tidur miring kearah daerah yang sakit.Umumnya flail chest

disertai dengan kontusio paru , bila ini terjadi penderita dirawat di

ICU dan segera pasang ventilator .

Terapi bedah fiksasi tulang iga yang patah dengan clip atau dengan

wire atau mini plate.

6. Tamponade jantung dapat terjadi oleh luka tembus atau trauma tum

pul yang menyebabkan terkumpulnya darah dalam rongga perikar-

dium. Terdapat tanda -Trias Beck : Peningkatan tekanan vena

leher ,

hipotensi dan suara jantung menjauh.

- Pulsus paradoksus , denyut nadi meningkat, pasien syok tetapi ti-

dak ada respons terhadap resusitasi cairan.

Terapi : Perikardiosintesis. Bila gagal thoracotomi dengan perikar-

diotomi.

39

Page 40: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

ooooOOOoooo

MENDUGA DIAGNOSA DARI PENAMPILAN

DAN KELUHAN PEDERITA

Dr.H.Mohammad Sabaroellah Sp.B.FInaCS.

1. Penderita datang dengan berjalan membungkuk sambil tangan memegang perut

kanan bawah dugaan kearah appendisitis akut.

2. Penderita mengeluh sebelumnya sakit di ulu hati sudah berobat ke dokter diberi

obat mag tidak ada perobahan , setelah beberapa hari ini sakit terasa di bawah

perut kanan bawah , dugaan kearah appendisitia akut.

3. Penderita datang dengan kesakitan sambil tangan memegang daerah pinggang,

mengeluh sakit pinggang bersifat hilang timbul , rasa sakit menjalar sampai

kedaerah genetalia , dugaan kearah kolik ureter.

4. Penderita datang dengan keluhan sakit perut kanan atas menjalar kearah scapula ,

dugaan kearah kolik bilier / cholecystitis.

5. Penderita datang mengeluh bila buang air kecil ayang ayangan dugaan kearah

UTI / Cystitis..

40

Page 41: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

6. Penderita datang dengan keluhan ada bisul disekitar dubur yang tidak sembuh

sembuhdugaan kearah Para anal fistel.

7. Penderita mengeluh pada lipat pahanya terdapat benjolan yang dapat hilang bila

penderita tidur dan timbul bila penderita berdiri atau mengedan, dugaan kearah

hernia inguinalis lateralis / medialis ( tergantung usia penderita )

8. Penderita laki laki mengeluh rasa tidak enak di kantung kemaluan kiri , merasa

ngilu / sakit perut diatas tulang kemaluan kiri , dugaan kearah Varikokel.

9. Seorang ibu membawa bayi umur 1 – 2 hari dengan keluhan bayinya perut

kembung tidak dapat bab dan flatus , diagnosa kearah atresia ani.

10. Seorang ibu mengeluh anak laki lakinya bila buang air kecil ujung penisnya

menggelembung terlebih dahulu baru kemudian keluar air seninya, diagnosa

kearah fimosis.

11. Seorang ibu mengeluh anaknya bila mau buang air kecil selalu menangis / rewel

sambil menarik narik penisnya / menggosok gosok labianya , diagnosa kearah

batu buli buli ( vesikolitiasis ).

12. Orang ibu membawa bayi / anak dengan benjolan di klavikulanya .dari anamnesa

ternyata pada watu melahirkan bayinya mengalami kesulitan / sianak mengalami

trauma sebelumnya , diagnosa kearah fraktur klavikula dengan sudah terbentuk

kalus.

13. Seorang ibu membawa anaknya dengan keluhan lutut anaknya bengkak , dari

anamnesa terdapat fokal infeksi seperti karies dentis / otitis media perforata /

pharingitis sebelumnya , diagnosa kearah osteomyelitis akut.

41

Page 42: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

14. Seorang penderita datang dengan riwayat trauma pada posisi tertelentang terlihat

posisi tungkainya Abduksi , eksorotasi dan fleksi ( Tumit dapat dilihat

didepan ),

diagnosa kearah Luksasio kaput femoris anterior.

Bila posisi tungkai penderita Adduksi, endorotasi dan fleksi ( Tumit dapat dilihat di-

belakang ) , diagnosa kearah Luksasio kaput femoris posterior.

ooooOOOoooo

42

Page 43: Bahan Bimbingan Coass Bedah 1

43