LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

download LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

of 13

Transcript of LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    1/13

    NAMA

    NIM

    KEL. PRAKTIKUM

    JUDUL

    DOSEN PEMBIMBING

    :

    :

    :

    :

    :

    FITRIA EKA NURAINI

    08121006010

    GANJIL

    PENETAPAN POTENSI ANTIBIOTIK

    Dr. BUDI UNTARI, M.Si, Apt

    Dr. MUNAWAR, M.Si.

    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

    PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    2013

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    2/13

    LAPORAN MIKROBIOLOGI

    I.

    JUDUL PRAKTIKUM : PENETAPAN POTENSI ANTIBIOTIK

    II. TUJUAN PRAKTIKUM

    Menentukan besarnya respon mikroba uji terhadap sampel antibiotika.

    III. PRINSIP KERJA

    Melihat dan mengetahui besarnya respon mikroba uji terhadap sampel

    antibiotika.

    IV. TINJAUAN PUSTAKA

    Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat

    pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh

    mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme

    (microbiostatic). Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan

    pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai

    dan pisau bedah. Adapun antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk

    menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit.

    Efisiensi dan efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

    Konsentrasi, Waktu terpapar, Jenis mikroba, Kondisi lingkungan: temperatur, dan

    pH dan jenis tempat hidup.

    Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang

    beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang. Suatu zat

    antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai

    berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat

    mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macammikroorganisme yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan

    berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Sehingga memungkinkan mikroba

    yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang

    semuladikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar

    1988).

    Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun

    1929, yangsecara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif

    yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun

    1939 oleh Chain dan Florey. antbiotik ialah suatu bahan kiia yang dikeluarkan

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    3/13

    oleh jasadrenik/hasil sintetis semi-sintetis yang mempunyai struktur yang sama

    dan zat ini dapatmerintangi/memusnahkan jasad renik lainnya. Antibiotik yang

    efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril,dikatakan

    mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk

    spesies tertentu, disebut antibiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya

    efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin

    dikatakan mempunyai spektrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil

    dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itutetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum

    luas (Dwidjoseputro, 2003).

    Sebagianbesar dari antibiotika rumus kimianya telah diketahui dan beberapa

    di antaranya dapat dibuatsecara sintesis. Definisi dari senyawa antimikroba adalah

    senyawa kimia yang dapat menghambatpertumbuhan atau membunuh mikroba.

    Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptikdan desinfektan. Antiseptikadalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakanpada kulit,

    misalnya alkohol dan deterjen. Desinfektan adalah senyawa kimia yang

    dapatmembunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai,

    dan peralatan.Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin,

    hipoklorit, dan tembaga sulfat. Bahan kimia yang umum digunakan sebagai

    pembersih atau sanitiser dalam industrypangan biasanya mengandung klorin

    sebagai bahan aktifnya. Bahan kimia yang dapat digunakanuntuk menghambat

    pertumbuhan mikroba disebut bahan pengawet (preservatif) (Afrianto, 2008).

    Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saosdan sambal. Asambenzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan

    penggunaan zat pengawet ini dalamkedua makanan tersebut untuk mencegah

    pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari

    kemasannya (Lutfi, 2004).

    Sensitifitas menyatakan bahwa uji sentifitas bakteri merupakan suatu

    metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan

    untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode Uji

    sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan

    produk alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai

    kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada

    konsentrasi yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk

    menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk

    mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Seorang ilmuan

    dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-Bauer,

    sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini

    adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona

    hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang

    mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    4/13

    menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan

    bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut

    semakin sensitif (Gaman, dkk. 1992).

    Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteriadalah metode Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat

    pertumbuhan mikroorganisme oleh ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar

    kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona

    hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap

    bahan anti bakteri (Jawelz, 1995).

    Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui obat-obat

    yang paling cocok (paling poten) untuk kuman penyebab penyakit terutama pada

    kasus-kasus penyakit yang kronis dan untuk mengetahui adanya resistensi

    terhadap berbagai macam antibiotik. Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik

    yakni memang kuman tersebut resisten terhadap antibiotik yang diberikan, akibat

    pemberian dosis dibawah dosis pengobatan dan akibat penghentian obat sebelum

    kuman tersebut betul-betul terbunuh oleh antibiotic (Dwidjoseputro, 1998).

    Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang

    memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman

    sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Para peneliti diseluruh dunia

    memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotik namun berhubung dengan

    adanya sifat toksis bagi manusia, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakansebagai obat diantaranya adalah streptomycin vial injeksi, Tetrasiklin kapsul,

    Kanamicin kapsul, Erytromicin kapsul, Colistin tablet, Cefadroxil tablet dan

    Rifampisin kapsul (Djide, 2003).

    Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris

    dr. Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Penemuan ini baru

    dikembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey

    (Oxford) yang kemudian banyak zat lain dengan khasiat antibiotik diisolir oleh

    penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat

    toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat (Djide, 2003).

    Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab terjadinya

    infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba dan

    berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat

    ditangani oleh sistem pertahanan tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu

    ditunjang oleh penggunaan antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk membasni

    mikroba penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif.

    Artinya antibiotik harus bersifat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik

    untuk hospes. Toksisitas selektif tergantung kepada struktur yang dimiliki sel

    bakteri dan manusia misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    5/13

    manusia, sehingga antibiotik dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri

    mempunyai toksisitas selektif relatif tinggi (Ganiswarna, 1995).

    Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tergantung kapada kemampuan

    antibiotik tersebut untuk menembus dinding sel bakteri. Antibiotik lebih banyakyang efektif bekerja terhadap bakteri Gram positif karena permeabilitas dinding

    selnya lebih tinggi dibandingkan bakteri Gram negatif. Jadi suatu antibiotik

    dikatakan mempunyai spektrum sempit apabila mampu menghambat pertumbuhan

    bakteri Gram positif, sedangkan antibiotik berspektrum luas jika pertumbuhan

    bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dapat dihambat oleh antibiotik

    tersebut (Sumadio, dkk. 1994).

    Berdasarkan sasaran tindakan antibiotik terhadap mikroba maka antibiotik

    dapat dikelompokkan menjadi lima golongan yaitu antibiotik penghambat sintesis

    dinding sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah penisilin,

    sefalosporin, basitrasin, dan vankomisin. Yang kedua yaitu antibiotik penghambat

    sintesis protein sel mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah

    golongan aminoglikosida, makrolida, kloramfenikol, linkomisin dan tetrasilin.

    Yang ketiga yaitu antibiotik penghambat sintesis asam nukleat sel mikroba,

    antibiotik yang termasuk kelompok ini ialah rifampisin dan golongan kuinolon.

    Keempat yaitu antibiotik pengganggu fungsi membran sel mikroba, antibiotik

    yang termasuk kelompok ini ialah golongan polien. Dan yang kelima yaitu

    antibiotik penghambat metabolisme mikroba, antibiotik yang termasuk kelompok

    ini ialah sulfonamida, trimetoprin dan asam p-amino salisilat (Ganiswarna, 1995).

    Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhamabat

    pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah

    untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar oleh

    antibiotik. Contohnya: tetracycline, erytromycin, dan streptomycin. Tetracycline

    merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang luas sehingga dapat

    menghambat pertumbuhan bakteri secara luas (Pelczar, 1986).

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    6/13

    V. PROSEDUR KERJA

    Alat :

    Pipet agar, pipet ukur, pipet tetes Erlenmeyer

    Ose bundar

    Tabung reaksi dan raknya

    Cawan petri

    Pinset

    Pecadang logam

    Incubator

    Jangka sorong

    Bunsen

    Bahan :

    Nutrient agar

    Aquadest steril

    Suspense bakteri dengan transmitan 25%

    Sampel uji

    Ampisilin standart

    PROSEDUR

    1. Nutrient agar

    Nutrient agar

    diberi

    Inokula bakteri uji dengan setiap 100 ml agar + 2 ml suspense mikroba

    dihomogenkan, dituang

    Ke cawan petri 20 ml dan dibiarkan memadat

    2. Persiapan ampisilin standart

    Larutan ampiilin

    dibuat

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    7/13

    Dalam aquadest steril dengan konsentrasi 100 g / ml

    diencerkan

    Dengan larutan dapar pH 8 dan didapat dosis S1-S5

    3. Persiapan larutan uji

    Larutan uji

    dibuat

    Dengan dosis sama seperti S3 / R

    4.

    Setelah agar

    diinokula

    Memadat, letakkan pecadang logam

    diatas

    Agar

    ditetesi

    Larutan standart dan larutan uji, masing-masing 0,01 ml pada tiap pecadang

    yang bertanda sama dengan larutan yang diteteskan

    5. Pre-inkubasi pada suhu kamar

    2030 menit

    diinkubasi

    Pada suhu 370C selama 2 x 24 jam

    6. Pengamatan

    Pengamatan

    dilakukan

    Terhadap diameter hambat. Hitung menggunakan regresi.

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    8/13

    VI. HASIL PENGAMATAN

    Penetapan Potensi Antibiotik

    Bakteri

    Panjang Diameter

    K1 K2 K3 K4 K5

    E. coli 1,5 cm 2 cm 2,4 cm 3,3 cm -

    Salmonella 2,6 cm 2,2 cm 1,8 cm 1,6 cm -

    Keterangan :

    K1 : larutan antibiotic 500 ppm

    K2 : larutan antibiotic 1000 ppm

    K3 : larutan antibiotic 1500 ppm

    K4 : larutan antibiotic 2000 ppm

    K5 : etanol 95%

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    9/13

    VII. PEMBAHASAN

    Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang pengujian antibiotik,

    maka dapat diketahui bahwa antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh

    mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil mampu menekanmenghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki

    spektrum aktivitas antibiosis yang beragam. Sensitivitas suatu bakteri terhadap

    antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar

    diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan

    standar acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap

    suatu antibiotik.

    Pada pengujian yang telah dilakukan, terbentuk zona bening disekitar

    piper disk. Ini menunjukan bahwa antibiotik yang digunakan berpotensi

    menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Salmonella thypii. Bakteri Grampositif meliputi bakteri koken (streptokokus, stafilokokus), basilus (saprofit),

    spiral (treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan lain-lain.

    Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi,

    yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak

    antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun

    dalam praktek sehari - hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk

    mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai

    antibiotik. Resisten adalah dalam konsentrasi antimikroba yang sangat besar atau

    dalam konsentrasi berapa pun,ia tidak dapat menghambat ataupun membunuh

    mikroorganisme. Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka

    terhadap antibiotik. Atau sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih

    baik untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap

    suatu antimikroba untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan

    efek daya hambatnya terhadap mikroba. Suatu penurunan aktivitas antimikroba

    akan dapat menunjukkan perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh

    metode kimia, sehingga pengujian secara mikrobiologis dan biologi dilakukan.

    Biasanya metode merupakan standar untuk mengatasi keraguan tentang

    kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba.

    Intermediat adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan

    sensitive ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan

    resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal

    terhadap antibiotik. Uji sensitivitas antibiotik terhadap berbagai macam mikroba

    dilakukan untuk mengetahui apakah suatu antibiotik dapat membunuh beberapa

    jenis mikroba atau berspektrum luas atau hanya dapat membunuh satu jenis

    mikroba saja yang disebut berspektrum sempit. Karena adanya beberapa penyakit

    yang tidak cocok dengan antibiotik terhadap penyakit yang fatal, serta

    berhubungan dengan waktu inkubasi untuk melihat antibiotik mana yang kerjanya

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    10/13

    lebih cepat menghambat atau membunuh mikroba. Ada tiga metode utama tes

    sensitivitas antimikroba atau antibiotic yaitu Broth Dilution (pengenceran

    medium), Agar Dilution (pengenceran agar), Agar diffusion (difusi agar/disc

    difusion). Dan dalam percobaan ini yang dilakukan adalah menggunakan metode

    agar difusion dimana metode ini didasarkan pada difusi antibiotic dari paper disk

    yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan petri sehingga

    mikroba yang ditambahkan dihambat pertumbuhannya pada daerah berupa

    lingkaran atau zona yang disekeliling peper disk yang berisi larutan antibniotik.

    Pada percobaan ini, uji sensitivitas antimikroba dilakukan dengan metode

    difusi agar. Karena selain pengerjaan di laboratorium mudah,tidak rumit,peralatan

    yang di gunakan juga lebih sederhana. Selain itu pengerjaan dengan metode difusi

    agar sudah sering dilakukan dan mudah untuk mengamati daya hambat

    pertumbuahan mikroba oleh suatu antibiotic. Digunakan medium agar karena agarmerupakan medium yang baik untuk semua jenis mikroba karena di dalamnya

    mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam

    amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai

    vitamin B kompleks. Semakin rendah konsentrasi antibiotik yang digunakan maka

    semakin kecil zona bening yang akan terbentuk dan semakin tinggi konsentrasi

    yang digunakan maka zona bening yang terbentuk semakin besar. Bakteri yang

    digunakan adalah Escherichia coli (gram negatif) dan Salmonella thypii (gram

    positif).

    Setelah diinkubasi selama 24 jam, nilai diameter zona hambatan rata-ratapada kontrol dan konsentrasi 500 ppm, 1.000 ppm serta 1.500 ppm, dan 2000 ppm

    dari bakteri Escherichia coliberturut-turut adalah 1,5 cm, 2 cm, 2,4 cm dan 3,3

    cm, sedangkan pada bakteri Salmonella thypii berturut-turut adalah 2,6 cm, 2,2

    cm, 1,8 cm dan 1,6 cm. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan

    bahwa hasil pengamatan telah sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa

    semakin tinggi konsentrasi antibiotika maka semakin besar zona bening yang

    dihasilkan untuk Escherichia colidan untuk Salmonella thypiimalah sebaliknya

    (Dwidjoseputro, 2003).

    Amoxicilin yang merupakan turunan dari penisilin adalah antibiotika yang

    memiliki aktivitas kuat terhadap bakteri gram positif. Mekanisme kerja dari

    Amoxicilin adalah menghambat sintesis dinding sel dengan cara mencegah ikatan

    silang peptidoglikan pada tahap akhir sintesis dinding sel sehingga protein

    pengikat penisilin (penicillin binding protein) terhambat. Protein ini merupakan

    enzim dalam membran plasma sel bakteri yang secara normal terlibat dalam

    penambahan asam amino yang berikatan silang dengan peptidoglikan dinding sel

    bakteri dan mengeblok aktivitas enzim transpeptidase yang membungkus ikatan

    silang polimer-polimer gula panjang yang membentuk dinding sel bakteri

    sehingga dinding sel menjadi rapuh dan mudah lisis (Pratiwi, 2008).

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    11/13

    VIII. KESIMPULAN

    1. Terbentuknya zona bening atau zona hambat yang menandakan adanya

    potensi dari antibiotik yang digunakan dalam menghambat dan membunuh

    bakteri gram positif yaitu Salmonella thypii.

    2. Pengaruh konsentrasi antibiotika terhadap pertumbuhan bakteri adalah

    semakin besar konsentrasi dari antibiotika maka kemampuan antibiotika

    untuk menghambat atau membunuh bakteri akan semakin besar (efektifitas

    kerja antibiotia meningkat).

    3. Metode yang dapat digunakan dalam assei mikrobiologi antara lain metode

    kertas saring (Kirby dan Bauer) dan metode d`Aubert.

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    12/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Afrianto, Eddy. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan. Jakarta:

    Departemen Pendidikan Nasional.

    Djide, M.N. 2003.Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.

    Dwidjoseputro, 2003.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

    Gaman, P. M., dan Sherrington, K. B. 1992. Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu

    Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi, Edisi Kedua. Yogyakarta:

    UGMPress.

    Ganiswarna, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian Farmakologi

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

    Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991.Mikrobiologi untuk Profesi

    Kesehatan. Jakarta, EGC.

    Lutfi, Ahmad. 2004. Kimia Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan

    Nasional.

    Pelczar. 1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

    Pratiwi, Silvia T. 2008.Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta.

    Sumadio, H., dan Harahap. 1994. Biokimia dan Farmakologi Antibiotika. Jakarta

    : Airlangga University Press.

  • 7/21/2019 LAPORAN MIKROBIOLOGI 5

    13/13

    LAMPIRAN

    Salmonella thypii Escherichia coli