Laporan Praktikum Faal Kelompok A1 Print

18
PENGHANTARAN IMPULS, KEPEKAAN SARAF, KERJA OTOT DAN TETANI Kevin Young 021311133001 WietSidharta 021311133002 Aprodita Permata Yuliana 021311133004 Asarizka Bena 02131113300 Aulia !itri "unaidi 02131113300# Khamila $a%atri An&ani 02131113300' (iona )edia *risesa 02131113300+ ,esi Putri Basuki 02131113300- .ss% /odherika 021311133010 Wid&a&a livia (ivian 021311133012 !ev% S%endra i%adi 021311133014 Putri )elinda radani 02131113301 urn%a Aini ,e i 02131113301' Fakultas Kedokteran G! Un"erstas Arlan!!a #$%&

description

Faal

Transcript of Laporan Praktikum Faal Kelompok A1 Print

PENGHANTARAN IMPULS, KEPEKAAN SARAF, KERJA OTOT DAN TETANIKevin Young

021311133001

Wiet Sidharta

021311133002

Aprodita Permata Yuliana

021311133004

Asarizka Bena

021311133005

Aulia Fitri Junaidi

021311133006

Khamila Gayatri Anjani

021311133007

Viona Media Trisesa

021311133008

Desi Putri Basuki

021311133009

Essy Rodherika

021311133010

Widjaja Olivia Vivian

021311133012Fevy Syendra Liyadi

021311133014

Putri Melinda Iradani

021311133015

Nurnya Aini Dewi

021311133017

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

20141. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Teori

Sistem saraf perifer adalah bagian dari sistem saraf yang terdiri dari sel-sel yang membawa informasi ke sel saraf sensorik dan dari sel saraf motorik sistem saraf pusat (SSP). Sel-sel sistem saraf sensorik mengirim informasi ke SSP dari organ-organ internal atau dari rangsangan eksternal. Sel-sel sistem saraf motorik membawa informasi dari SSP ke organ, otot, dan kelenjar. Fungsi sistem saraf perifer adalah untuk mengintegrasikan informasi penting dan detail yang dikumpulkan dari lingkungan eksternal. Di sisi lain fungsi dari sistem saraf pusat untuk memproses semua informasi yang dikumpulkan. Dengan pengolahan informasi fungsi sistem saraf pusat berakhir, tetapi fungsi sistem saraf perifer masih terus berlanjut. Sistem saraf perifer juga bertanggung jawab untuk pergerakan semua informasi dari sel-sel sensorik, sel kelenjar dan sel otot ke sistem saraf pusat dan kembali dari sana.

Secara fungsional sistem saraf perifer dibagi menjadi dua, yaitu:1.Saraf Aferen (sensorik)Mentransmisikan informasi dari reseptor sensorik ke sistem saraf pusat.2.Saraf Eferen (motorik)Mentransmisikan informasi dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar. Sistem ini mempunyai dua subdivisi, yaitu:a.Divisi Somatik (volunter)

Berkaitan dengan perubahan lingkungan eksternal dan pembentukan respons motorik volunter pada otot rangka.b.Divisi Otonom (involunter)Mengendalikan seluruh respons involunter pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar dengan cara mentransmisikan impuls saraf melalui dua jalur, yaitu:(i)Saraf SimpatisBerasal dari area toraks dan lumbal padamedulla spinalis.(ii)Saraf ParasimpatisBerasal dari area otak dan sakral pada medulla spinalis.

Nervus Ichiadicus merupakan salah satu saraf motorik somatik perifer. Tiap akson nervus Ischiadicus mungkin saja memiliki tingkat kepekaan yang berbeda dalam mensarafi musculus gastrocnemius.

Kepekaan tiap akson dari saraf perifer (nervus ischiadicus) dapat diamati melalui pemberian rangsangan listrik tunggal pada nervus ischiadicus dengan intensitas yang berbeda (dimulai dari intensitas rendah ke intensitas tinggi: rangsangan subliminal, liminal, supraliminal, submaksimal, maksimal, supramaksimal). Respon rangsangan diamati melalui kontraksi musculus gastrocnemius serta mengukur kekuatan kontraksi dari otot tersebut.

Kekuatan kontraksi otot dipengaruhi oleh tingkat kepekaan saraf yang melayaninya, cara perangsangannya, dan faktor pembebanan yang diberikan pada otot tersebut. Pembebanan pada otot dapat diberikan pada saat setelah otot berkontraksi (after loaded) maupun sebelum berkontraksi (pre loaded). After loaded dan pre loaded memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kekuatan kontraksi dan kerja otot.

1.2 Masalah

a. Apakah perbedaan antara rangsangan luminal dan nilai ambang?

b. Apakah perbedaan antara rangsangan maksimal dan supramaksimal,kontraksi maksimal dan supramaksimal?

c. Bagaimana menerangkan hubungan antar hokum all or none dengan peristiwa peristiwa pada percobaan ini?

d. Apakah perbedaan antara sumasi dan tetani?

e. Kapan didapatkan kontraksi tetani bergerigi dan kapan tetani lurus?

f. Apakah yang terjadi bila rangsangan multiple ini diberikan terus dalam waktu yang lama?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui kepekaan saraf perifer pada katak

b. Untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh dari kontraksi after load dan pre load.c. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya kontraksi tetani dan sumasi

2. METODE KERJA2.1Alat praktikum :

a. Jarum penusuk

d. Papan

2.2Bahan praktikum :

a.Katak percobaanb.Larutan ringer

c.Elektroda

2.3Cara Kerjaa.Menyiapkan alat dan bahan

b.Mengambil katak dari wadahc. Memposisikan jari telunjuk di belakang kepala katak dan ibu jari di belakang punggung katak. d.Menusuk lekukan antara cranium dan columna vertebralis katak dengan jarum. Kemudian mengarahkan jarum ke otak katak samba ldigerakkan kian kemari untuk merusak otak katak. Selanjutnya jarum diarahkan ke jurusan medulla spinalis. Putarkan jarum ke arah yang berlainan untuk merusak medulla spinalis. Tanda bahwa jarum telah masuk ke rongga dan merusak kedua otot kakinya.

2.3.1 Membuat sediaan musculus gastrocnemius

a.Memposisikan katak dalam keadaan telungkup

b.Mencapit kulit tungkai kanan katak dengan pinset kemudian menggunting kulit tungkai setinggi pergelangan kaki dengan arah melingkarc.Angkatlah kulit yang telah lepas ke atas dengan pinset.c.Memisahkan tendon achilles dari jaringan sekitarnya dengan alat tumpul.d.Mengikat tendon tersebut pada insertionya dengan ikatan mati yang kuat

e.Kemudian memotong tendon pada bagian distal dari ikatan benang

f.Memasangkan ikatan benang yang kuat pada tulang tibia dan fibula serta otot-otot yang melekat padanya kira-kira 5mm di bawah lutut.g.Memotong tulang tibia, fibula dan otot-otot yang melekat di sekitarnya di bawah ikatan benang

h.Mengembalikan kulit tadi ke bawah untuk menutupi kembali otot gastrocnemius dan basahi dengan larutan ringer

2.3.2 Membuat sediaan saraf ischiadicus

a.Menggunting kulit paha kanan katak dengan arah memanjang setelah katak dalam posisi telungkup

b.Mencari saraf ischiadicus dengan memisahkan otot-otot di sekitarnya dengan alat tumpulc.Kemudian mengikat saraf tersebut dengan ikatan longgar dan mengembalikan saraf di antara otot-otot

2.3.3 Percobaan Kepekaan Saraf

a.Meletakkan katak di atas papan dalam posisi tertelungkupb.Memfiksasi kaki kanan katak yaitu lutut katak di posisikan pada ujung tepi bawah papan sehingga otot gastrocnemius tergantung bebas.

c.Kemudian memfiksasi kaki kiri dengan kedua tangan katak sehingga paha kanan katak dalam keadaan tegak lurus.

d.Menghubungkan tali pada ujung tendon Achilles dengan penulis.

e.Mengatur posisi penulis, tanda rangsang dan tanda waktu sehingga ujung dari ketiganya pada posisi garis vertikal.

f.Memberikan rangsangan tunggal dengan intensitas rangsangan yang liminal.

g.Hingga seterusnya melakukan rangsangan dengan interval 30 detik tiap kali menambah intensitas rangsangan. Setelah tiap rangsangan, drum diputar kurang lebih 0,5 cm.

h.Mencari rangsangan liminal, supraliminal, submaksimal, maksimal, dansupramaksimal.

i.Memfiksirkan hasil pada grafik.

2.3.4 Percobaan kontraksi after loaded

a.Mengatur sekrup penyangga sehingga ujung sekrup menyangga ujung penulis dan garis dasar tidak berubah. Sehingga panjang otot tidak akan berubah meskipun diberi beban

b.Merangsang otot katak dengan rangsangan tunggal voltage kecil dan kimograf dalam keadaan diam. Menaikkan voltage secara bertahap sehingga diperoleh kontraksi otot dengan amplitude maksimal. Memberi interval kurang lebih 20 detik dan memutar kimograf kurang lebih 3/4 cm setiap diberikan rangsangan

c.Memberikan beban 10 gram kemdian memutar kimograf selanjutnya dirangsang kembali

d.Mengulangi tindakan seperti abjad c setiap menambah beban sebesar 10 gram hingga otot tidak dapat mengangkat beban kembali.

2.3.5 Percobaan kontraksi pre loaded

a.Mengambil semua beban dari tempat percobaan.

b.Melonggarkan sekrup penyangga yang menyangga penulis sehingga kini otot katak menahan langsung beban. Kemudian mengatur letak penulis sehingga posisinya horizontal.

c.Memberikan rangsangan tunggal dengan rangsangan tunggal yang maksimal (dengan voltage yang diperoleh pada percobaan 2.3.4. b)

d.Memutar kimograf kurang lebih 3/4 cm, member beban 10 gram, kemudian memutar lagi kimograf, mengembalikan penulis pada posisi horisontal, putar kembali kimograf dan beri rangsangan.

e.Mengulangi tindakan dengan setiap kali menambah beban 10 gram, hingga otot tidak dapat mengangkat beban kembali.

2.3.6 Percobaan kontraksi tetani

a.Menyiapkan sediaan saraf otot katak.

b.Memasang electrode perangsang dan tindakan lain seperti pada percobaan kepekaan saraf perifer.

c.Menggunakan intensitas rangsangan maksimal.

d.Melakukan rangsangan multiple dengan frekuensi rendah 3 - 5 detik dan memberikan interval 60 detik sebelum rangsangan berikutnya.

e.Seterusnya melakukan rangsangan berkali-kali dengan frekuensi yang makin tinggi sehingga diperoleh kontraksi tetani lurus.

3. HASILHASIL PENGAMATAN PENGHANTARAN IMPULS / KEPEKAAN SARAF / KERJA OTOT DAN TETANI

Kepekaan Saraf PeriferKontraksi After LoadedKontraksi Pre Loaded

Rangsangan

(volt)Kontraksi

(cm)Beban

(g)Kontraksi

(cm)Beban

(g)Kontraksi

cm)

60101100,6

70200,7201

80300,6300,6

120400,3400,4

130,5500,1500,6

140,4600600,4

151,8701,4

201,7800,5

302901,2

402,21000,4

502,31100,8

601,71201,1

701,8

801,8

901,8

1001,8

Sumasi / Tetani

Frek. Rangsangan (kali/det)Sumasi (+/-)Tetani (+/-)

1 x / det

2 x / det

3 x / det+-

4 x / det+-

5 x / det+-

10 x / det+-

25 x / det-+

50 x / det-+

100 x / det-+

4. PEMBAHASAN

4.1 Diskusi Hasil

Kepekaan Saraf Perifer

Besarnya rangsangan yang diberikan pada saraf ischiadicus mempengaruhi kontraksi pada otot gastrocnemius. Otot mempunyai stimulus ambang yaitu voltase listrik minimum yang menyebabkan otot berkontraksi. Jika stimulus tidak mencapai ambang batasnya maka otot tidak akan memberikan respon. Pada praktikum yang telah dilaksanakan kami dapatkan bahwa :

1)Rangsangan subliminal adalah rangsangan dengan intensitas lebih kecil dari nilai ambang (treshold) yang hanya mengakibatkan terjadinya respon berupa potensial lokal.. Dalam hasil pengamatan praktikum kami, besar rangsangan subliminalnya adalah