Makalah Suspek Hepatoma Jadi

22

Click here to load reader

Transcript of Makalah Suspek Hepatoma Jadi

SUSPEK HEPATOMA (HEPATOSELULER CANCER)

KELOMPOK VIII

030.09.008 Ali Aufar H.030.09.078 Erin Triana

030.09.018 Andri Changat030.09.088 Fika Alifah N.

030.09.028 Arianda Nurbani W.030.09.098 Friskha Juliana

030.09.038 Ayu Rahmi Mutmainah030.09.108 Haryo Ganeca W.

030.09.048 Boy Sandy Surardhy030.09.118 Ida Udhiah

030.09.058 Debby Adelayde030.09.128 Katherine Rinova

030.09.068 Dhika Claresta030.09.138 M. Evan Ewaldo

JAKARTA

9 November 2009PendahuluanKarsinoma hepatoseluler atau hepatoma merupakan kanker hati primer yang paling sering ditemukan dibandingkan tumor hati lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma, dan hemangioendotelioma (1). Di Amerika Serikat sekitar 80 % -90% dari tumor ganas hati primer adalah hepatoma. Angka kejadian tumor ini di Amerika hanya sekitar 2 % dari seluruh karsinoma yang ada. Sebaliknya di Afrika dan Asia hepatoma adalah karsinoma yang paling sering ditemukan dengan angka kejadian 100/100.000 populasi (2).Karsinoma hepatoseluler ini bisa terjadi karena kaitannya dengan genetika.Laporan Kasus

Tuan H, umur 30 tahun, seorang pecandu suntik, datang ke RS dengan keluhan fisiknya semakin lemah, tidak nafsu makan dan berat badan menurun. Dari anamnesa didapatkan bahwa Tn H telah menjadi pecandu narkoba suntik sejak umur 15 tahun ( sejak SMP).

Dari hasil pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didapatkan hepatitis C (+). Pada pemeriksaan USG ditemukan ada benjolan bulat dengan ukuran 5 cm, solid hipoechoik di lobus kiri.

Tn H didiagnosa : Suspek hepatoma (hepatomaseluler Ca).

Pembahasan

Analisis secara kimia dari sel menunjukan bahwa di dalam sel terdapat senyawa-senyawa organik, seperti karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat. Asam nukleat ini berada dalam nukleoplasma. Nukleoplasma adalah plasma yang terdapat dalam nukleus (inti sel). Nukleoplasma mengandung bermacam-macam bahan kimia, seperti larutan fosfat, gula ribosa, protein, nukleotida, asam nukleat, serta garam-garam mineral. Selain zat-zat tersebut, bahan dasar nukleus adalah protein khas yang disebut protein inti atau nucleoprotein.

Nucleoprotein dibangun oleh senyawa protein dan asam nukleat. Dari beberapa macam asam nukleat, ada yang berhubungan dengan hereditas yaitu DNA ( Deoxyribonucleid Acid ) dan RNA ( Ribonucleid Acid ). Keduanya bertanggung jawab terhadap biosintesis protein dan mengontrol sifat-sifat keturunan.

Di dalam nukleoplasma terdapat anak inti dan kromatin. Kromatin adalah jalinan benang-benang halus yang terdiri atas benang kromonema. Kromonema mempunyai struktur yang berpilin-pilin longgar dan diselubungi oleh protein. Ketika sel mengalami proses pembelahan, pilinan tersebut menjadi rapat dan kromatin membesar dan memendek. Pada saat kromatin memendek dan membesar itulah disebut kromosom.

Kromosom adalah benang-benang pembawa sifat keturunan yang berada dalam inti sel. Kromosom tersusun atas rantai DNA yang panjang terpilin rapat pada protein inti. Nukleosom adalah bagian rantai DNA yang mengelilingi histon dan membentuk kompleks bersama histon. Nukleosom terdapat di inti sel. Komponen penyusun nukleosom adalah protein histon dan DNA (3). Histon adalah protein kecil yang besifat alkalis dan banyak mengandung arginin dan lisin. Karena bersifat alkalis, histon akan terikat erat pada DNA yang bersifat asam (4). Protein histon ini berfungsi untuk membuat struktur DNA menjadi lebih kompleks dan lebih ringkas karena protein histon dapat menyebabkan panjang benang kromatin memendek menjadi 1/7 dari panjang rantai DNA yang direntangkan. Struktur nukleosom:

(5)DNA memiliki struktur double helix yang mengandung komponen:

1. Gula Pentosa

2. Fosfat

3. Pasangan basa nitrogen: G C ( ikatan lemah 3 atom H) dan T A ( ikatan lemah 2 atom H)(6) Dalam nukleus, terjadi proses replikasi dan transkripsi. Sedangkan pada tahap translasi terjadi pada ribosom.Replikasi DNA adalah proses pembuatan salinan informasi genetik di dalam inti sel. Proses replikasi DNA adalah:

1. DNA dipotong oleh enzim helacase sehingga terbentuk dua rantai tunggal mono nukleotida.

2. Rantai tersebut menjadi template atau acuan pembentukan dua rantai DNA yang baru. Template itu terbagi menjadi dua yaitu:

a. Leading Strand template

b. Legging Strand template3. Leading strand template akan ditempeli dengan single strand DNA binding proteins yang kemudian mengaktifkan DNA polymerase untuk membentuk DNA baru. DNA polymerase akan menyusuri leading strand template secara kontinu (5 3)4. Lain halnya dengan legging strand template, DNA polymerase harus membuat DNA baru tetapi pembuatan DNA baru ini diawali dengan pembuatan RNA primer oleh RNA primase (5 3) setelah terbentuk rantai RNA primer yang terputus pada form 3, Polimerase III akan membuat rantai DNA baru dan akan terhenti kembali pada RNA primer dan proses ini terjadi secara berulang-ulang. Inilah yang disebut dengan fragmen okazaki 1. Setelah itu, RNA primer ini digantikan dengan DNA baru oleh polymerase I dan dihubungkan oleh DNA ligase sehingga menyambungkan fragmen okazaki tersebut menjadi rangkaian DNA baruTranskripsi DNA menggunakan hasil dari replikasi DNA. Tahapan dalam transkripsi DNA adalah sebagai berikut:

1. RNA polimerase terletak pada promotor DNA dengan beberapa faktor transkripsi. Polimerase memisahkan pasangan DNA sehingga membentuk transcription bubble (gelembung transkripsi)2. Ribonukleotida menempel pada bagian DNA yang aktif yang sesuai dengan pasangan basa nitrogennya lalu ribonukleotida kedua pun bergabung dan menempel dengan ribonukleotida lainnya dengan bantuan phospodiester bond3. Polimerase pun mengkopi DNA yang sesuai dengan pasangan basa sebelumnya. Terjadilah tahap elongasi yaitu perpanjangan penempelan ribonukleotida ke DNA yang aktif sehingga terbentuk nuclear RNA (nRNA)

4. nRNA ini mempunyai bagian exon ( bagian coding) dan intron (bagian yang non-coding). Terjadilah RNA splicing yaitu proses pemindahan intron dari nRNA sehingga terbentuklah mRNA

Translasi adalah tahap terbentuknya rantai polipeptida atau asam amino. Tahapan yang terjadi dalam translasi adalah sebagai berikut:1. mRNA yang terbentuk pada proses transkripsi akan keluar dari nukleus melalui pori-pori nukleus menuju sitoplasma yaitu tempat di mana translasi terjadi2. Ribosom yang merupakan tempat terjadinya sintesis protein akan mengikat mRNA dan bekerjasama dengan tRNA agar terbentuk polipeptida3. tRNA memiliki bagian amino acid dan anticodon yang akan berpasangan dengan kode mRNA4. Pembentukan polipeptida ini dimulai dengan start codon (AUG) pada sub unit ribosom besar sisi P (polipeptida) yaitu metionin . Di sisi P akan terbentuk rantai polipeptida. tRNA berikutnya akan berikatan dengan kodon kedua dan menempati ribosom pada sisi A (A singkatan dari asam amino) dan dihasilkan asam amino

5. Antara asam amino dihubungkan dengan ikatan peptida yang energinya berasal dari hidrolisis GTP. Ribosom akan bergerak ke kanan membawa tRNA yang akan menerjemahkan asam amino berikutnya pada sisi A yang kosong6. Asam amino yang telah diterjemahkan bergerak ke sisi P dan terjadi pemutusan ikatan dengan tRNA dan pada akhirnya ikatan polipeptida terbentuk

7. Proses ini akan terus berlangsung sampai pada stop codon (UAG) dan ranrai polipeptida dilepaskan dan sub unit ribosom terpisah kembaliAda beberapa penyakit yang berhubungan dengan infeksi virus pada DNA/RNA, salah satunya adalah Virus Hepatitis C, Sirosis hati, dan Karsinoma hati.

Hati adalah salah satu organ tubuh hasil diferensiasi dari lapisan endoderm. Fungsi utama hati adalah pembentukan dan ekskresi empedu, metabolisme protein, metabolisme lemak (7). Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah menghasilkan protein plasma berupa albumin ( mempertahankan tekanan osmotik, mengangkut hormon kortisol dan tiroksin, menjaga cairan darah agar tidak bocor keluar jaringan), protrombin ( sebagai faktor pembekuan darah II), fibrinogen ( membantu menghentikan pembekuan darah dengan membentuk bekuan darah), globulin ( sebagai antibodi perlindungan terhadap invasi organisme), glikoprotein ( pengangkut hemoglobin bebas), hipoprotein, komplemen, transferin ( mentransfer zat besi), feritin ( mengikat zat besi) (8). Di dalam hati juga terdapat beberapa enzim. Enzim adalah protein dan senyawa organik yang dihasilkan oleh sel hidup sebagai biokatalisator yang dapat mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa mengalami perubahan kimia. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan dan penghancurannya. Walaupun demikian, akan selalu terdapat sedikit enzim yang keluar ke ruangan ekstraseluler. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar keruang ekstraselular dan dapat digunakan sebagai sarana untuk membuat diagnosis (9). Pada kerusakan sel hati ada beberapa enzim yang bisa dijadikan sebagai sumber pembuatan diagnosa jika dilihat dari kadar peningkatan enzim-enzim tertentu di dalam darah, anatara lain: ALT (Alanine Transaminase), AST (Aspartate Amino Transfarase), GGT (Gamma Glutamyl Transpeptidase), LDH (Lactic Dehydrogenase), ALP ( Alkaline Phospatase ) (10). Beberapa penyakit yang menyerang organ hati dan berkaitan dengan faktor DNA:

- Virus Hepatitis C (VHC) adalah sebuah virus yang memiliki struktur berupa RNA rantai tunggal positif. Umumnya VHC masuk kedalam sel hati melalui transfusi darah atau kegiatan-kegiatan yang memungkinkan virus ini langsung terpapar dengan sirkulasi darah, target utamanya adalah sel hati dan limfosit B.

Setelah VHC masuk ke aliran darah dan berada dalam sitoplasma sel hati, VHC akan melepaskan selubung virusnya dan RNA virus siap melakukan translasi protein. Translasi Protein VHC dilakukan oleh ribosom sel hati yang akan mulai membaca RNA VHC dan melakukan replikasi RNA.

Protein structural VHC setelah keluar dari sel akan membungkus RNA VHC untai tunggal di Retikulum Endoplasma. VHC bereplikasi melalui RNA-dependent RNA polymerase yang menghasilkan salinan RNA virus tanpa mekanisme proof reading (11). - Selain Hepatitis C, ada juga penyakit lain yang menyerang organ hati. Salah satunya adalah karsinoma hati ( hepatocellular carcinoma = HCC). HCC merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari hepatosit. Hubungan antara Virus Hepatitis B (VHB) dengan timbulnya HCC terbukti kuat, baik secara epidemiologis, klinis maupun eksperimental. Sebagian besar wilayah yang hipoendemik HBV menunjukan angka kekerapan HCC yang tinggi. Karsinogenisitas HBV terhadap hati mungkin terjadi melalui proses inflamasi kronik, peningkatan proliferasi hepatosit, integrasi HBV DNA kedalam sel pejamu, dan aktifitas protein spesifik-HBV berinteraksi dengan gen hati (12). Pada daerah yang mempunyai tingkat HBV yang rendah, HVC merupakan factor risiko penting dari HCC. Infeksi HVC berperan penting dalam patogenesis HCC pada pasien yang bukan pengidap HBV. Hepatokarsinogenesis akibat infeksi HCV diduga melalui aktifitas nekroinflamasi kronik dan sirosis hati (13). Ada protein abnormal yang dijadikan penanda utama karsinoma hati, yaitu Alfa-fetoprotein (AFP: protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal, sel yolk-sac dan sedikit sekali oleh saluran gastrointestinal fetal, peningkatan kadar AFP antara 60%-70% adalah diagnostic untuk HCC), Des-gamma carboxy prothrombin (DCP atau PIVKA-2 (peningkatan kadar PIVKA hingga 91% adalah penanda terjadinya HCC) (14). Ada beberapa perbedaan antara sel normal dengan sel yang telah terinfeksi karsinogen, diantaranya akan diperlihatkan pada table berikut ini:

Sel NormalSel Kanker

1.Growth signal autonomyMemerlukan sinyal eksternal untuk pertumbuhan dan pembelahan

Memproduksi growth factors dan growth factor reseptor sendiri, dalam proliferasinya sel kanker tidak tergantung pada sinyal pertumbuhan normal.

2.Evasion growth inhibitory signalsMerespon sinyal penghambatan pertumbuhan untuk mencapai homeostatis. Tidak mengenal dan merespon sinyal penghambatan pertumbuhan.

3. Evasion of apoptosis signalsPengurangan jumlah sel normal dengan mekanisme apoptosis jika ada kerusakan DNA yang sudah tidak bisa direparasiTidak peka terhadap sinyal apoptosis (padahal sel kanker membawa accumulative DNA error yang sifatnya irreversible).

4. Unlimited Replicative PotentialMengenal dan mampu menghentikan pembelahan selnya bila sudah mencapai jumlah tertentu dan mencapai pendewasaan. Memiliki mekanisme tertentu untuk tetap menjaga telomere tetap panjang, hingga memungkinkan untuk tetap membelah diri.

5. Angiogenesis ( formation of blood vessels)- Memiliki ketergantungan terhadap pembuluh darah (sederhana dan konstan) untuk mendapat suplai oksigen dan nutrient yang diperlukan dalam hidup. Mampu menginduksi angiogenesis (pertumbuhan pembuluh darah baru disekitar jaringan kanker yang diperlukan untuk pertahanan sel kanker dan ekspansi ke bagian lain dari tubuh (metastase)

6. Invasion and MetastasisMemiliki kepatuhan untuk tidak berpindah ke lokasi lain didalam tubuh- Perpindahan sel kanker dari lokasi primer ke lokasi sekunder atau tertier.

-Mutasi memungkinkan peningkatan aktivitas enzim yang terlibat invasi kanker.

(15)- Sirosis Hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenerative (16). perbedaaan antara jaringan ikat parenkim hati normal dengan jaringan ikat parenkim sirosis hati:

jaringan ikat parenkim hati normaljaringan ikat parenkim sirosis hati

-Tidak terdapat peradangan- terdapat peradangan

-Pembentukan nodulus normal- pembentukan nodulus regeneratif

-Fibroblas normal- Fibroblas terpapat dengan bahan kimia sehingga enzim fibrin cacat

Pembagian jaringan ikat berdasarkan banyaknya serat:Jaringan ikat longgar: jaringan mesenkim, jaringan penyambung gelatinosa, jaringan penyambung retikuler, jaringan penyambung areolar, dan jaringan lemak.

Jaringan ikat padat: jaringan penyambung padat kolagen, jaringan penyambung padat elastis, dan jaringan penyambung kondroid.KesimpulanGenetika adalah ilmu yang mempelajarai sebab, perkembangan, dan pewarisan sifat individu. Dalam tubuh manusia terdapat DNA double helix dan RNA. Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan infeksi virus pada DNA/RNA, salah satunya adalah Virus Hepatitis C, Sirosis hati, dan Karsinoma hati.

Pada penyakit kerusakan hati tersebut terjadi peningkatan enzim dalam darah (ALT (Alanine Transaminase), AST (Aspartate Amino Transfarase), GGT (Gamma Glutamyl Transpeptidase), LDH (Lactic Dehydrogenase), ALP ( Alkaline Phospatase ) yang disebabkan oleh kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstraselular dan dapat digunakan sebagai sarana untuk membuat diagnosis. Selain peningkatan enzim, ada suatu protein abnormal yang bisa dijadikan tanda seseorang mengidap penyakit karsinoma hati, yaitu Alfa-fetoprotein (AFP), Des-gamma carboxy prothrombin (DCP atau PIVKA-2 ).Ada beberapa perbedaan antara sel normal dengan sel kanker, sel normal memerlukan sinyal eksternal untuk pertumbuhan dan pembelahan. Sedangkan sel kanker bisa memproduksi growth factors dan growth factor reseptor sendiri, dalam proliferasinya sel kanker tidak tergantung pada sinyal pertumbuhan normal.

Pada penyakit sirosis hati ada perbedaan antara jaringan ikat parenkim hati normal dengan jaringan ikat parenkim sirosis hati. Pada jaringan ikat parenkim hati yang terkena sirosis hati terjadi peradangan, pembentukan nodus. Sedangkan pada jaringan ikat parenkim hati normal tidak terjadi peradangan yang akan menyebabkan rusaknya sel [email protected] pustaka

1. Rifai A.1996. Karsinoma hati. Soeparman (ed). Ilmu penyakit dalam Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.2. Singgih B., Datau E.A. 2006. Hepatoma dan Sindrom Hepatorenal. Diakses di http://www.kalbe.co.id/files/edk/files/08_150_Hepatoma Hepatorenal.pdf/08_150_ Hepatoma Hepatorenal.html

3. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 734. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 735. http://bioaktivator0.systime.dk/typo3temp/pics/29d6d2f4a8.gif6. http://ghr.nlm.nih.gov/handbook/illustrations/dnastructure.jpg7. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. P 718. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 416-7

medline plus staff, albumin (updated 6 September 2008). Available at: http://www.nlm.nih.goev/medlineplus/encyarticle/003650 Accessed: 5 November 2009

medline plus staff, albumin (updated 5 januari 2007). Available at:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/encyarticle/003544.htm Accessed: 5 November 2009

Harrison, PRINSIP-PRINSIP ILMU PENYAKIT DALAM,. In: tes dianostik pada penyakit hati Editor edisi bahasa Indonesia: ahmad H Vol. 4 edisi: 13. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC, 2000 9. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 424-510. mayoclinic staff, test and diagnosis (update 23 Juni 2009). Available at: http://www.mayoclinic.com/health/alcoholic-hepatitis/DS00785/DSECTION-tests-and-diagnosis. Accessed: 5 November 2009

medicastore staff, hepatitis c. Available at: http://www.medicastore.com/hepatitis_c.htm. Accessed: 5 November 2009

Harrison, PRINSIP-PRINSIP ILMU PENYAKIT DALAM,. In: tes dianostik pada penyakit hati Editor edisi bahasa Indonesia: ahmad H Vol. 4 edisi: 13. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC, 2000 11. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 439-4112. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 439-4113. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 439-4114. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 455-59

medicastore staff, hepatoma karsinoma hepatoseluler. Available at: http://www.medicastore.com/penyakit/603/Hepatoma_karsinoma_hepatoseluler.html.Accessed: 5 November 2009

Linda J, A-fetoprotein (update: 9-2-2009). Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003573.html. Accessed: 5 November 200915. Diah Ratna B Mengenal cirri-ciri sel kanker (update: 15 Februari 2009). Available at: http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/2009/02/15/mengenal-ciri-ciri-kanker/. Accessed: 2 November 200916. Ilmu Penyakit Dalam. Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedpkteran Universitas Indonesia. P 443-6Induk tangga