PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN...

35
PENERANGAN, PERS DAN . KOMUNIKASI SOSIAL

Transcript of PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN...

Page 1: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

PENERANGAN, PERS DAN . KOMUNIKASI SOSIAL

Page 2: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media
Page 3: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

BAB XXI

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media massa sebagai sarana pem-bangunan bangsa diperlukan untuk membudayakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam semua segi kehidupan masyara-kat serta untuk meningkatkan kesadaran seluruh rakyat dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara, memperkokoh ketahanan nasional dan meme-lihara stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Pembangunan penerangan dan media massa nasional harus berdasarkan semangat dan jiwa Pancasila, yang ditujukan untuk menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya peranan, partisi-pasi dan tanggungjawab masyarakat dalam pembangunan nasional.

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Sesuai dengan kenyataan bahwa bagian terbesar rakyat In-donesia hidup di daerah pedesaan, maka kebijaksanaan pene-rangan pembangunan sejak aemula lebih berorientasi kepada rakyat di daerah pedesaan. Dalam kaitan ini telah ditingkat-kan usaha pemerataan informasi sampai ke desa-desa melalui media penerangan radio, televisi, film, pers, pameran dan lain-lain saluran komunikasi, termasuk komunikasi tatap muka.

XXI/3

Page 4: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

Untuk itu kemampuan saluran-saluran informasi, seperti radio, televisi, film, pers dan media tradisional yang komu-nikatif, serta kantor berita, telah ditingkatkan melalui per-luasan jaringan dan kemampuan tenaga kerjanya. Dengan demiki-an masyarakat lebih mudah mencerna informasi yang relevan se-hingga dapat lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penerang-an, kerjasama antara instansi pemerintah sangat berperan dalam mengembangkan komunikasi sosial yang lebih terbuka, jujur dan bertanggungjawab antara masyarakat dan pemerintah serta antara kelompok-kelompok masyarakat sendiri, dilaksana-kan antara lain melalui kelompok pendengar, pembaca dan pe-mirsa.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Pengembangan Kegiatan Penerangan

Untuk menumbuhkan sikap politik yang sesuai dengan tun-tutan bangsa dan mental Pancasila, pembangunan nasional perlu ditunjang dengan pemberian informasi pembangunan kepada ma-syarakat oleh berbagai instansi secara terpadu. Dalam tahun 1987/88 telah dilaksanakan usaha integrasi informasi antar instansi sebanyak 92.244 kali dengan tema seperti: kependu-dukan dan keluarga berencana, menyukseskan Pemilu tahun 1987 dan Sidang Umum MPR tahun 1988, meningkatkan peranserta aktif wanita dalam pembangunan, pencegahan dan penanggulangan bahaya narkotika, ketenagakerjaan, penyuksesan program wajib belajar, peningkatan pemasyarakatan barang produksi dalam negeri, peningkatan kesadaran membayar pajak, dan lain seba-gainya.

Mengingat semakin komplekanya pembangunan, pengetahuan para kader penerang terus ditingkatkan agar mutu penerangan berkembang sepadan dengan peningkatan kecerdasan masyarakat. Nutu informasi penerangan di pusat dan daerah selain ditentu-kan oleh kemampuan pribadi-pribadi, juga ditentukan oleh per-tambahan sarana penunjang. Dalam tahun 1987/88 telah dilan-jutkan penyediaan buku referensi dan film-film dokumenter serta semi dokumenter tentang pembangunan. Dengan pengadaan bahan-bahan referensi tadi, masyarakat dapat lebih baik dila-yani oleh aparatur penerangan di daerah dan pusat karena telah mengalami peningkatan serta perluasan pengetahuan teknis, pengetahuan umum dan wawasan berfikirnya.

XXI/4

Page 5: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

Seperti halnya tahun yang lalu, dalam tahun 1987/88 telah diselenggarakan pula sejumlah pameran pembangunan tahunan, yang meliputi:

a. Pameran peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei.

b. Pameran peringatan Hari Proklamasi 17 Agustus di tingkat propinsi di seluruh Indonesia;

c. Pameran peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Okto-ber di semua kabupaten/kotamadya;

d. Pameran Keliling untuk tingkat kecamatan.

Untuk menunjang kegiatan penerangan di daerah, selama Repelita IV telah diadakan 648 copy film penerangan pembangun-an, dan perangkat audio visual lainnya.

Kegiatan penerangan luar negeri diarahkan untuk memberi-kan pengertian yang seluas-luasnya kepada bangsa dan negara di seluruh dunia tentang keadaan Indonesia yang sebenarnya, perjuangannya dan aspirasinya dengan tujuan menumbuhkan sikap saling menghormati. Kegiatan penerangan luar negeri juga di-arahkan untuk membangun citra positif Indonesia di luar ne-geri dengan tujuan memantapkan Wawasan Nusantara serta menun-jang promosi ekspor dan pariwisata Indonesia.

Dalam tahun 1987/88 telah diterbitkan berbagai bahan penerangan tercetak dalam bahasa Inggris, Perancis dan Arab dalam bentuk buku, majalah dan brosur sebanyak 75.750 eksem-plar serta bahan penerangan audio visual seperti film, photo, slides dan kaset video sebanyak 570 buah.

Dalam rangka meningkatkan sarana penerangan di daerah, sampai dengan tahun 1987/88 telah dibangun sejumlah 277 buah Pusat Penerangan Masyarakat (Puspenmas), dan 48 buah di an-taranya telah direhabilitasi (Tabel XXI-1). Selain itu telah pula dibangun 34 buah Balai Penerangan Kecamatan, serta peng-adaan perlengkapan audio visual.

Dalam rangka pemerataan informasi visual ke pedesaan telah pula ditempatkan televisi umum di desa-desa yang telah terjangkau oleh siaran TVRI. Sampai dengan tahun 1987/88 jumlah televisi umum di desa-desa telah mencapai 54.318 buah (Tabel XXI-2).

XXI/5

Page 6: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

TABEL XXI - 1JUMLAH PUSPENMAS,1983/84 - 1987/88

(buah)

1) Angka•diperbaiki

XXI/6

Page 7: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

TABEL XXI - 2

JUMLAH TELEVISI UMUM,1983/84 - 1987/88

(buah)

XXI/7

Page 8: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

Untuk menunjang peningkatan membaca surat kabar di pede-saan telah dilanjutkan dalam Repelita IV program Koran Masuk Desa (KMD) dan kegiatan Surat Kabar Untuk Desa (SKUD). Mengi-ngat keberhasilan yang telah dicapai dalam sektor pendidikan, maka dalam tahun 1987/88 telah terjadi lonjakan pembaca surat kabar dibandingkan dengan tahun 1980/81. Apabila dalam tahun 1980/81 satu surat kabar dibaca oleh rata-rata 11 orang yang berpendidikan SD (lulus) ke atas, maka dalam tahun 1985/86 menjadi satu surat kabar untuk 9 orang lulusan SD ke atas dan dalam tahun 1987/88 menjadi satu surat kabar untuk 7 orang pembaca berpendidikan SD ke atas.

Dalam rangka meningkatkan peranan wanita dalam pembangun-an, telah dilakukan pula peningkatan kemampuan para juru pe-nerang wanita agar lebih terampil dan mampu menjelaakan ber-bagai aspek pembangunan kepada masyarakat, khususnya kaum wanitanya.

2. Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film

Pembangunan di bidang radio, televisi dan film dalam Repelita IV mengalami perluasan dalam jangkauan siarannya dan dalam peredaran filmnya serta mengalami peningkatan dalam mutu dan kemampuan produksinya. Dengan demikian pembangunan di ketiga bidang ini telah menunjang usaha peningkatan taraf hidup dan mutu kehidupan masyarakat Indonesia.

Jumlah pemancar radio swasta dan pemerintah mencapai 612 buah dalam tahun 1987/88, terdiri ataa 573 pemancar swasta dan 49 pemancar RRI. Radio swasta/pemerintah daerah lebih beroperasi di sekitar kota-kota propinsi dan ibu kota Daerah Tingkat II. Radio Republik Indonesia (RRI) juga menambah ke-mampuan siarannya ke luar negeri. Di samping itu komunikasi dua arah antara pedesaan dan perkotaan ditunjang oleh Kelom-pok Pendengar, Pembaca dan Pemirsa (KELOMPENCAPIR) di pedesa-an, yang makin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, ter-utama dalam Repelita IV ini.

Dengan makin meningkatnya kemampuan rakyat Indonesia untuk membeli pesawat penerima televisi dan adanya peningkat-an hasrat menonton televisi maka dalam tahun 1987/88 telah terjadi pelonjakan pemilikan pesawat televisi. Antara tahun 1986/87 dan 1987/88 terdapat penambahan kurang lebih 2,5 juta buah pesawat televisi yang terdaftar. Minat memanfaatkan te-levisi untuk informasi dan hiburan pribadi ternyata makin me-luas. Bila pada akhir Repelita III perbandingan jumlah kepala

XXI/8

Page 9: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

keluarga (KK) dengan pemilikan pesawat televisi adalah 1 te-levisi untuk 6 KK, maka dalam tahun 1987/88 menjadi 1 tele-visi untuk 4 KK. Melalui berita TVRI serta acara-acara khusus telah disebarluaskan hasil-hasil pembangunan yang dicapai di berbagai program, misalnya program swasembada pangan, pening-katan komoditi ekspor bukan minyak, kependudukan, P4, pariwi-sata dan perkoperasian. Kemampuan jumlah jam produksi TVRI dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, khususnya di TVRI Daerah. Demikian pula penggunaan parabola juga mengalami pe-ningkatan pesat. Dalam tahun .1987/88 terdapat 6.445 parabola diberbagai kota di Indonesia.

Di Indonesia pembinaan dan pengembangan perfilman dan rekaman video nasional tetap berorientasi pada upaya mening-katkan citra, mutu, jumlah produk dan kelancaran peredaran serta pemasaran film dan rekaman video nasional baik di dalam maupun di luar negeri. Dalam produksi tetap diusahakan agar tercipta film-film nasional yang bernilai kultural edukatif dan bermutu.

a. Pengembangan radio

Dalam Repelita IV siaran RRI mengalami peningkatan jam siaran di seluruh stasiun RRI dengan tetap memperhatikan mutu siaran dan mengutamakan orientasi ke masyarakat pedesaan. Siaran radio juga mengutamakan pemerataan informasi melalui perluasan jangkauan pancaran siaran, sekaligus membantu me-ngembangkan pengetahuan teknis dan memperluas wawasan penge-tahuan nasional para kelompok pendengar. Sampai dengan tahun 1987/88 jumlah kelompok pendengar tercatat 60.755 kelompok. Usaha ini ditunjang oleh Lomba Siaran Pedesaan.

Sampai dengan tahun 1987/88 jumlah pemancar RRI mencapai 326 buah dengan kekuatan terpasang 3.299 KW (Tabel XXI-3). Untuk mendukung beban produksi siaran yang makin bertambah, telah ditingkatkan dan direhabilitasi pemancar dan peralatan studio dengan penambahan daya listrik, penggantian peralatan studio dan pembangunan rumah dinas operator.

Di samping itu telah diadakan pula berbagai upaya penun-jangan pembangunan, seperti penyebarluasan informasi tentang peningkatan produksi pangan, pertanian, bimbingan massal (Bimas), koperasi, kesehatan, keluarga berencana dan ling-kungan hidup, dengan pengadaan 1.822.547 kaset penyuluhan.

XXI/9

Page 10: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

TABEL XXI - 3

JUMLAH STASIUN DAN KEKUATAN PEMANCAR RRI,JUMLAH KELOMPOK PENDENGAR SIARAN PEDESAAN

DAN STASIUN PENYELENGGARANYA,1983/84 - 1987/88

Repelita IV

U r a i a n Satuan 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88

Stasiun Penyiaran buah 49 49 49 49 49

Stasiun Pemancar buah 300 301 324 324 326 1)

Kekuatan Pemancar KW 2.947 2.997 2.998,9 2.998,9 3.299.1)

Jumlah Kelompok Pendengar kelompok 39.200 44.006 47.340 52.000 60.755 1)

Stasiun Penyelenggara:

Stasiun RRI buah 49 49 49 49 49

Stasiun RPD (RadioPemerintah Daerah) buah 108 1o9 109 109

1) Angka diperbaiki

XXI/10

Page 11: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

Usaha-usaha di sektor pertanian sampai dengan tahun 1987/88 juga ditunjang oleh acara siaran pedesaan melalui 49 stasiun penyelenggara RRI dan 109 stasiun penyelenggara radio milik Pemerintah Daerah.

Dalam penyebarluasan dan pemasyarakatan Pedoman Pengha-yatan dan Pengamalan Pancasila (P4) diselenggarakan acara Forum Negara Pancasila secara nasional, seperti juga halnya dengan penyuluhan hukum. Untuk khalayak pendengar di luar ne-geri, baik warga negara Indonesia maupun masyarakat asing, Suara Indonesia RRI terus mengudara selama 11,5 jam per hari dalam bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol, Arab, Man-darin, Melayu, Jepang, Thai dan bahasa Indonesia sendiri.

Dalam Repelita IV terus dilanjutkan kerjasama dengan Ma-laysia dalam bentuk pertukaran program satu minggu satu kali dan produksi radio dan televisi dalam acara "Pilihan Pende-ngar" dan "Berbalas Pantun". Dalam rangka kerjasama kebudaya-an ASEAN telah dilanjutkan pertukaran artis ASEAN (Associa-tion of South East Asian Nations), ABU (Asia Pacific Broad-casting Union), NHK (Nippon Hoso Kyokai), BONAC (Broadcasting Organization of Non Aligned Countries) dan IBS (International Broadcasting Society).

Untuk meningkatkan pelayanan informasi pembangunan, 49 stasiun RRI telah mengadakan siaran 24 jam penuh setiap hari-nya. Sedang stasiun-stasiun RRI lainnya akan mengikuti secara bertahap.

Sebagai bagian dari upaya mencerdaskan bangsa, maka sam-pai dengan tahun 1987/88 telah disiarkan acara pendidikan berupa SMP Terbuka di 5 (lima) propinsi melalui siaran RRI di Tanjung Karang (Lampung), Cirebon (Jawa Barat), Tegal (Jawa Tengah), Jember (Jawa Timur) dan Mataram/Lombok (Nusa Teng-gara Barat). Selain itu, sejak awal Repelita IV RRI juga me-nyiarkan kegiatan Universitas Terbuka.

b. Pengembangan televisi

Dalam tahun 1987/88 siaran TVRI melanjutkan kebijaksana-an siaran yang bersifat nasional dan ditunjang dengan siaran regional. Di samping itu telah diadakan fasilitas Produksi Keliling (SPK) di 10 propinsi, yaitu 10 buah sebagai peleng-kap. Selama Repelita IV produksi film televisi antara lain mencakup acara film seri Rumah Masa Depan, ACI (Aku Cinta In-donesia), pendidikan, drama seri Losmen, Pondokan, Serumpun

XXI/11

Page 12: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

Bambu, film perjuangan/Sejarah Indonesia, drama dan lain-lain.

Kerjasama siaran luar negeri dilanjutkan, di samping me-lalui kerjasama multilateral, melalui berbagai organisasi se-perti Asia Pacific Broadcaating Union (ABU), badan kerjasama ASEAN dan Broadcasting Organization of Non Aligned Countries (BONAC) dan kerjasama bilateral lainnya. Juga telah diadakan tukar-menukar paket siaran dengan Jepang dan Singapura.

Kemampuan jumlah jam siaran seluruh stasiun TVRI dalam tahun 1987/88 meningkat menjadi 30.288 jam atau bertambah hampir 4.000 jam lebih lama dari tahun 1986/87 (Tabel XXI-4). Jumlah jam siaran rata-rata per hari TVRI-Jakarta meningkat dari 8 jam dalam tahun 1986/87 menjadi 8,34 jam dalam tahun 1987/88. Sedang jumlah paket produksi dalam negeri pada tahun 1987/88 adalah 80% dari yang disiarkan seluruhnya, atau 8% lebih rendah bila dibandingkan dengan paket produksi dalam negeri pada akhir Repelita III (Tabel XXI-5). Penurunan ter-sebut antara lain disebabkan oleh adanya peningkatan kerja-sama pertukaran berita dan paket acara siaran dengan badan-badan siaran internasional, seperti Perhimpunan Penyiaran Asia Pasifik (ABU), Broadcasting Organization of Non Aligned Countries (BONAC), NHK Jepang, International Broadcasting Society, RTM Malaysia dan negara ASEAN lainnya.

Sampai dengan tahun 1987/88 tercatat 10 buah stasiun pe-nyiaran (studio) TVRI yang terdapat di Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Ujung Pandang dan Menado, 240 buah atasiun pemancar/penghu-bung, serta 10 unit Stasiun Produksi Keliling (SPK) (Tabel XXI-6), dengan kemampuan luas jangkauan siaran sekitar 600.500 km2 dan menjangkau sebanyak 115,40 juta penduduk dalam daerah pancarannya (Tabel XXI-7). Jumlah jam siaran rata-rata per hari ke-10 studio TVRI Daerah tersebut juga me-ningkat 1,25 jam tahun 1984/85 menjadi 2 jam tahun 1987/88.

c. Pengembangan film

Perfilman dan rekaman video nasional mengalami pening-katan mutu, jumlah produksi, peredaran dan pemasarannya di dalam dan di luar negeri.

Dalam rangka pendidikan remaja dan generasi muda untuk lebih mengenal nilai kepahlawanan dan perjuangan bangsa serta mencintai tanah air Indonesia, dalam tahun 1987/88 telah di-

XXI/12

Page 13: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

TABEL XXI – 4

JUMLAH JAM SIARAN SERTA IMBANGAN JENIS SIARAN TVRI,1983/84 - 1987/88

Repelita IV

U r a.i a n 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88

Jam Siaran 25.970 26.462 26.674 26.674 30.2881)

Berita/Penerangan (27%) (28%) (28%) (28%) (28%)Pendidikan/Agama (24%) (23%) (23%) (26%) (26%)Hiburan/Seni Budaya (47%) (47%) (47%) (44%) (44%)Lain-lain (2%) (2%) (2%) (2%) (2%)

1) Angka diperbaiki

TABEL XXI – 5

JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI TVRI JAKARTABERDASARKAN PRODUKSI SENDIRI DAN ASING,

1983/84 - 1987/88

Repelita IV

U r a i a n 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88

Jumlah Jam Siaran Rata-rataper hari TVRI Jakarta 8 8 8 8 8,34 1)

- Produksi Sendiri (Dalam Negeri) (88%) (88%) (88%) (80%) (80%)

- Produksi Asing (12%) (12%) (12%) (20%) (20%)

1) Angka diperbaiki

TABEL XXI - 6

PERKEMBANGAN JUMLAH STUDIO, STASIUN PENANCAR/PENGHUBUNG DANUNIT PRODUKSI KELILING TVRI,

1983/84 - 1987/88(buah)

Repelita IV

U r a i a n 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88

Stasiun Penyiaran (Studio) 9 9 9 10 10Stasiun Pemancar/Penghubung 200 203 204 236 240Unit Produksi Keliling 10 10 10 10 10

XXI/13

Page 14: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

TABEL XXI – 7

LUAS DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK DALAM DAERAH PANCARAN TVRISERTA JUMLAH PESAWAT TELEVISI YANG TERDAFTAR,

1983/84 - 1987/88

1) Angka diperbaiki

XXI/14

Page 15: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

produksi 54 buah film penerangan, antara lain mengenai Jen-deral Sudirman (film animasi), Melestarikan Lingkungan (film boneka), Mengenal Sejarah (film strip), film Wayang, film dokumenter tentang Operasi Trisula (Blitar Selatan), film dokumenter tentang Pemberontakan PKI di Madiun, film Pemilu 1987 dan film seri boneka si Unyil, Si Huma, Si Titik dan lain-lainnya.

Promosi pemasaran film Indonesia di luar negeri terus dilanjutkan dengan mengikutsertakan film Indonesia dalam ber-bagai festival dan pekan-pekan film internasional, termasuk festival film Asia dan festival film Asean. Untuk itu sampai dengan tahun 1987/88 Indonesia telah ikut serta dalam festi-val film internasional di Los Angelea, London, Cannes, Milano, Berlin, Seoul, Hongkong, Manila, Singapore, Kairo dan Mel-bourne.

Dalam tahun 1987/88 produksi film menjadi 53 buah, sedang produksi selama 3 tahun sebelumnya mencapai antara 58 - 70 buah per tahun (Tabel XXI-8). Penurunan tersebut antara lain disebabkan meningkatnya dan tersebarnya film televisi dan kaset video.

Usaha pembendungan pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh film terhadap masyarakat terus dilanjutkan melalui ke-giatan penyensoran (Tabel XXI-9).

3. Pembinaan dan Pengembangan Pers

Pembinaan dan pengembangan media massa nasional dilan-jutkan berdasarkan semangat dan jiwa Pancasila, sehingga media massa makin mampu menunjang pembangunan masyarakat Pan-casila.

Dalam rangka meningkatkan peranan pers dalam pembangunan terus ditingkatkan pengembangan pers yang sehat dan pers yang bebas dan bertanggungjawab. Dengan demikian pers dapat men-jalankan fungsinya sebagai penyebar informasi yang obyektif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspi-rasi rakyat dan memperluas komunikasi dan partisipasi masya-rakat secara produktif. Dalam hal ini terus dikembangkan in-teraksi positif antara pers, pemerintah dan masyarakat, serta interaksi positif antara instansi-instanai pemerintah dan antara kelompok-kelompok masyarakat sendiri dalam berbagai kehidupan bangsa.

XXI/15

Page 16: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

TABEL XXI - 8

JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONALDAN IMPOR FILM CERITA KOMERSIAL,

1983/84 - 1987/88

Repelita IV

U.r.a.i a n 1983/84 1984/85 1985/86 1986/87 1987/88 1)

Produksi Film CeritaNasional 86 70 63 58 53

(30,71%) (30,84%) (25,93%) (33,53%) (34,19%)

Impor Film Cerita 194 157 180 115 102(69,29%) (69,16%) (74,07%) (66,47%) (65,81%)

1) Angka diperbaiki

TABEL XXI - 9

HASIL PELAKSANAAN PENYENSORAN FILM DAN KASET VIDEO,1983/84 - 1987/88

(buah)

XXI/16

Page 17: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

Dalam tahun 1987/88 telah dilakukan berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan pers nasional, sebagai berikut:

a. Melanjutkan kegiatan Koran Masuk Desa (KMD), yang ber-fungsi membantu perkembangan pers di daerah. Di samping itu KMD juga dapat meningkatkan arus informasi ke pede-saan di seluruh kabupaten/kotamadya melalui 50 penerbit dengan jumlah oplah/sirkulasi sekitar 7,7 juta eksemplar (Tabel XXI-10). Kegiatan ini ditunjang oleh pendidikan dan latihan manajemen dan redaksi KMD dengan 47 peserta. Dengan makin meningkatkan kegiatan KMD perbandingan an-tara jumlah terbitan surat kabar dan jumlah penduduk menjadi makin baik. Apabila dalam tahun 1980/81 satu surat kabar dibaca oleh 11 orang berpendidikan SD ke atas, maka dalam tahun 1985/86 dan 1987/88 perbandingan tersebut berturut-turut menjadi 1 : 9 dan 1 : 7.

b. Melakukan-kegiatan lokakarya wartawan dan lokakarya pers dengan bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan pengetahuan para wartawan, yang diikuti oleh 33 peserta.

c. Menyebarluaskan publikasi pemerintah sebanyak 14.000 ek-semplar naskah mengenai berbagai kebijaksanaan Pemerin-tah, termasuk Himpunan Lembaran Negara/Tambahan Lembaran Negara, Himpunan Keputusan/TAP MPR, Himpunan Pidato Pre-siden dan lain-lain.

d. Melanjutkan latihan bagi pengusaha grafika pers di Se-marang yang diikuti oleh 100 peserta.

4. Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Kegiatan penelitian dan pengembangan penerangan pada dasarnya diarahkan untuk membantu perumusan kebijaksanaan pe-nerangan dan komunikasi sosial. Perumusan ini diperlukan dalam rangka menemukan suatu sistem informasi nasional yang tepat untuk mendukung Pembangunan Nasional. Kebijaksanaan sistem informasi nasional yang mendukung Pembangunan Nasional antara lain dapat berupa penyebarluasan informasi yang rele-van serta usaha meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan peran pembangunan nasional dalam kehidupan bangsa dan bagi setiap insan Indonesia.

Dalam tahun 1987/88 telah dilakukan berbagai kegiatan penelitian, antara lain mengenai: dampak informasi pembangun-an bagi masyarakat pedesaan; pola pencarian informasi di

XXI/17

Page 18: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

TABEL XXI – 10

KORAN MASUK DESA,1983/84 – 1987/88

1) Angka diperbaiki

XXI/18

Page 19: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

daerah transmigrasi; teknik sarana dan prasarana media pene-rangan; kondisi jaringan SSB RRI/TVRI dan Direktorat Jenderal Penerangan Umum Departemen Penerangan; perangkat penerimaan siaran satelit/antena parabola di DKI Jakarta; peredaran Koran Masuk Desa (KMD) dan distribusi Surat Kabar untuk Desa (SKUD); dan pengamatan pendapat umum tentang Pemilu tahun 1987.

5. Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Untuk makin memperlancar tugas-tugas pemerintah dan me-nyerasikan usaha-usaha pembangunan di daerah, terus diting-katkan kemampuan dan kerjasama aparatur Pemerintah di daerah, (baik apatratur pusat maupun aparatur daerah) khusus dalam sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial.

Pendidikan dan latihan aparatur penerangan antara lain bertujuan membina dan meningkatkan kemampuan aparatur pene-rangan. Peningkatan ini antara lain bertujuan untuk mengem-bangkan kepribadian Pancasila dalam diri aparat masing-masing, dalam rangka peningkatan mutu pelayanan informasi kepada ma-syarakat luas. Demikian pula aparatur penerangan dibina agar makin efisien dan efektif dalam berkomunikasi dengan masyara-kat, dalam usaha meningkatkan citra bangsa dan dalam menggu-nakan serta memelihara sarana dan prasarana penerangan.

Sehubungan dengan itu dalam tahun 1987/88 telah dilan-jutkan berbagai pendidikan berbagai karyawan sesuai dengan jenjang dan kebutuhan tugas, seperti: Pendidikan Pegawai Staf Departemen (PPSD), Sekolah Staf Pimpinan Administrasi Pene-rangan (SESPAPEN), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya (SEPADYA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Lan-jutan (SEPALA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Dasar (SEPADA), Pendidikan Juru Penerang dan Teknik Penerangan, dengan jumlah peserta seluruhnya sebanyak 314 peserta.

Perhatian khusus dilimpahkan kepada bidang radio mengi-ngat luas jangkauan dan liputannya. Latihan pendidikan radio antara lain mencakup pengetahuan dasar tentang siaran dan pe-mancar, produksi siaran pedesaan, pengetahuan dasar bagi pe-nyiar dan pemberita mengenai produksi, teknik operasi studio, teknik perawatan studio serta mengenai teknik operasi pera-watan pemancar. Dalam tahun 1987/88 latihan tersebut diikuti oleh 86 peserta. Dengan demikian selama Repelita IV telah di-latih sebanyak 2.343 peserta.

Pendidikan dan latihan di bidang perfilman mencakup an-tara lain pendidikan dan latihan tentang lampu studio, labo

XXI/19

Page 20: PENERANGAN, PERS DAN · Web viewBAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Sebagaimana diamanatkan oleh Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), penerangan dan media

ratorium, juru kamera dalam air dan lain-lain. Selama Repe-lita IV latihan di bidang perfilman diikuti oleh 1.166 pe-serta.

Di samping itu Pusat Latihan Multi Media (MMTC) di Yogya-karta makin dikembangkan untuk program pendidikan diploma di bidang pertelevisian dan peradioan. Selama Repelita IV telah dilatih 226 peserta termasuk 60 peserta dalam tahun 1987/88.

XXI/20