POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …
Transcript of POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
GAMBARAN PERILAKU KEKERASAN PADA LANSIA DI RW XIV KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA
PUSKESMAS NANGGALO PADANG
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan ke Program Studi DIII Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Politeknik Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Oleh :
Risa Fadhilah
Nim: 123110324
PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2015
iii
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PADANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PADANG Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
RISA FADHILAH
Gambaran Perilaku Kekerasan Pada lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2015
xii + 46 halaman + tabel + lampiran
ABSTRAK
Data kota Padang tahun 2011 tercatat 84 kasus (6,2%) kekerasan pada lansia. Masalah mental seperti kecemasan, interaksi sosial yang kurang baik di Puskesmas Nanggalo yaitu sebanyak (35%), serta tindakan kekerasan dan pengabaian sebanyak (3,7%) dari jumlah lansia. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran perilaku kekerasan pada lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang.
Desain penelitian deskriptif. Populasi adalah semua lansia yang berumur >60 tahun di RW XIV Keluruhan Surau Gadang berjumlah 104 orang. Besar sampel adalah 82 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember sampai Juni 2015, dilakukan dengan cara wawancara. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik simple random sampling. Pengolahan data melalui tahapan editing, coding, entry, cleaning. Analisa secara univariat dan penyajian data dengan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian didapatkan bahwa (35,4%) lansia mengalami perilaku kekerasan fisik, (57,3%) lansia mengalami perilaku kekerasan psikologis, dan (50%) lansia mengalami perilaku kekerasan pengabaian. Pelaku kekerasan fisik paling besar dilakukan oleh anak (52,8%), pelaku tindakan kekerasan psikologis paling besar dilakukan oleh anak (66,1%), dan pelaku tindakan kekerasan pengabaian paling besar juga dilakukan oleh anak (89,1%).
Disarankan kepada perawat yang memegang program kesejahteraan lansia melalui kepala Puskesmas untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang kesejahteraan dan perilaku kekerasan terhadap lansia. Disarankan juga kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan pada lansia seperti umur, jenis kelamin, dan pendidikan keluarga.
Kata Kunci (Key Word) : Perilaku Kekerasan, Lansia
Daftar Pustaka 19 (2009-2013)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Risa Fadhilah
NIM : 123110324
Tempat/ Tanggal Lahir : Padang / 13 Nopember 1994
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Orang Tua : Ayah : Yanuar Syam
Ibu : Septi Haryani
Alamat : Jln. Jeruk II/72 Perumnas Belimbing Padang
Riwayat Pendidikan :
Pendidikan Tamat
TK RA Rofi’ana 2000
MIN Gunung Pangilun Padang 2006
MTsN Model Padang 2009
MAN 2 Padang 2012
Poltekkes Kemenkes RI Padang 2015
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat serta Rahmat
dan Karunia-Nya, Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh
peneliti walaupun menemui kesulitan maupun rintangan.
Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu rangkaian
dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi DIII jurusan
keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, dan sebagai prasyarat
dalam menyelesaikan pendidikan DIII keperawatan pada masa akhir pendidikan.
Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di
RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang
Tahun 2015”
Dalam penulisan KTI ini peneliti menyadari atas keterbatasan kemampuan
yang ada, sehingga peneliti merasa masih ada belum sempurna baik dalam isi
maupun dalam penyajiannya. Untuk itu peneliti selalu terbuka atas kritik dan
saran yang membangun guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mengucapkan rasa terima
kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Terutama peneliti
mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :
1. Bapak H. Sunardi, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Padang.
2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM. M. Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.
v
3. Ibu Idrawati Bahar, S.Kep. M.Kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan
Padang Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan selaku Pembimbing
Akademik.
4. Ibu Renidayati, S.Kp. M.Kep. Sp.Jiwa selaku Pembimbing I, yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing serta
memberikan masukan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Tasman, S.Kp. M.Kep. Sp.Kom selaku pembimbing II, yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing serta
memberikan masukan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Staf Dosen Program Studi Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
Padang yang telah memberikan ilmu dan bekal pada peneliti.
7. Kepada Orang tua yang telah memberikan dorongan, semangat, doa restu dan
kasih sayang. Tiada kata yang dapat ananda utarakan selain doa semoga Allah
SWT selalu memberikan kesehatan, rahmat dan karuniaNya kepada kita
semua.
8. Teman-temanku senasib seperjuangan Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kemenkes RI Padang program studi keperawatan tahun 2012, terimakasih
atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
vi
Akhir kata peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya
bagi peneliti sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta peneliti mendoakan
semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah
SWT, Amin.
Padang, Juni 2015
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PERSETUJUAN…………………………………………….. i
LEMBARAN PENGESAHAN....................................................................... ii
ABSTRAK ………………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 6
1. Tujuan umum....................................................................... 6
2. Tujuan khusus...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 8
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN…………………………………….
A. Kekerasan Pada Lansia.................................................................... 9
1. Definisi Kekerasan............................................................... 9
2. Jenis Kekerasan Pada Lansia................................................ 9
3. Indikator Kekerasan Pada Lansia…………......................... 11
4. Dampak Kekerasan Pada Lansia………………………….. 11
5. Teori Penyebab Kekerasan Pada Lansia………………….. 12
6. Pencegahan Kekerasan Pada Lansia………………………. 14
viii
B. Konsep Lansia……………………………….................................. 15
1. Pengertian Lansia ................................................................ 15
2. Batasan-Batasan Lanjut Usia................................................ 15
3. Mitos-mitos Lanjut Usia dan Kenyataannya……………… 16
4. Masalah Pada Lanjut Usia………………………………… 17
5. Dukungan Sosial Pada Lansia……………………….......... 18
C. Alur Pikir…….……......................................................................... 19
D. Definisi Operasional…………………………….………………… 20
BAB III METODE PENELITIAN………………………………….. 22
A. Desain Penelitian.............................................................................. 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 22
C. Populasi dan Sampel........................................................................ 22
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 25
E. Teknik Pengolahan Data…............................................................. 27
F. Analisa Data………...…………………………………………….. 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 29
A. Gambaran Umum ………………………………………………… 29
B. Hasil Penelitian …………………………………………………… 31
C. Pembahasan ………………………………………………………. 35
BAB V PENUTUP ………………………………………………………….. 45
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 45
B. Saran ………………………………………………………………. 46
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. xii
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Indikator Kekerasan Pada Lansia……………………………..... 11
Tabel 2.2 : Definisi Operasional Gambaran Kekerasan Pada Lansia.............. 21
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik
Umur Responden ………………………………………………. 29
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik
Jenis Kelamin Responden ……………………………………… 30
Tabel 4.3 : : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik
Pendidikan Responden ………………………………………… 30
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Kekerasan
di RW XIV Kelurahan Surau Gadang ………………………….. 31
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan
Fisik di RW XIV Kelurahan Surau Gadang ……………………. 31
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan
Psikologis di RW XIV Kelurahan Surau Gadang ……………… 32
Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan
Pengabaian di RW XIV Kelurahan Surau Gadang …………… 32
Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaku Tindakan
Kekerasan Fisik di RW XIV Kelurahan Surau Gadang ……….. 33
Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan
Kekerasan Fisik……………………………………………….. 34
Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan
Kekerasan Psikologis ………………………………………….. 34
Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin ……... 35
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Alur Pikir Penelitian...................................................... 20
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Jadwal kegiatan penelitian
Lampiran B : Kisi-kisi Kuisioner
Lampiran C : Permohonan calon responden
Lampiran D : Format persetujuan responden
Lampiran E : Kuesioner penelitian
Lampiran F : Master Tabel
Lampiran G : Output Pengolahan SPSS
Lampiran H : Analisis Univariat Item Pertanyaan
Lampiran I : Populasi Penelitian
Lampiran J : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran K : Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol
Lampiran L : Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Padang
Lampiran M : Surat Izin Penelitian dari Kantor Kecamatan Nanggalo
Lampiran N : Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Surau Gadang
Lampiran O : Surat Tanda Bukti Penelitian dari Puskesmas Nanggalo Padang
Lampiran P : Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penuaan (usia lanjut) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya. Proses menua atau penuaan merupakan
proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu
tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun dari luar tubuh.(1)
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, populasi penduduk
lanjut usia semakin bertambah dari hari ke hari. Pertumbuhan penduduk lansia
cepat di seluruh dunia telah mengatasi pertumbuhan kelompok usia lainnya.
Menurut WHO, jumlah penduduk di 11 negara kawasan Asia Tenggara yang
berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus
meningkat hingga tiga kali lipat di tahun 2050.(2)
Di Indonesia proporsi penduduk berusia lanjut terus meningkat. Indonesia
termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di
dunia yakni mencapai 24 juta jiwa pada tahun 2011 atau hampir 10% dari jumlah
penduduk. Penduduk lansia diproyeksikan menjadi 28,8 juta jiwa atau sekitar
11,34% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2020, atau menurut proyeksi
Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun akan menjadi dua kali lipat yakni
sekitar 36 juta jiwa pada tahun 2025.(3-4)
2
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun
2012, jumlah penduduk Sumatera Barat sebanyak 4.607.082 orang sedangkan
jumlah lansia di provinsi Sumatera Barat sebanyak 429.135 orang. Sumbar
menduduki posisi yang ke 6, provinsi yang memiliki lansia terbanyak dari jumlah
penduduknya, yaitu 9,3% dari penduduknya merupakan kelompok usia lanjut.(5)
Pertambahan yang cepat dari penduduk lansia sebenarnya turut
mengundang permasalahan. Meningkatnya jumlah penduduk lansia akan
menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Pada
lansia yang tidak memiliki keterbatasan seharusnya memiliki perkembangan yang
normal bagi lansia yakni masih tetap mandiri, memandang segala sesuatu secara
keseluruhan, beryukur terhadap kehidupan, serta pada lansia siap untuk menerima
kematian. Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah lansia tersebut diiringi
juga dengan meningkatnya permasalahan pada lansia, salah satunya adalah
meningkatnya kekerasan atau tindak kiminal terhadap lansia.(1,6)
Tindakan kekerasan pada lansia merupakan tindakan yang disengaja atau
kelalaian (tidak sengaja) terhadap lansia baik dalam bentuk pengabaian, fisik/
tenaga atau luka fisik, psikologis oleh orang lain atau keluarga seperti suami atau
istri, anak, dan cucu yang disebabkan adanya kegagalan pemberian asuhan,
nutrisi, pakaian, pengawasan, dan perlindungan yang dibutuhkan oleh lansia.
Selain itu, Tindak kekerasan dipandang sebagai tindak kriminal yang dilakukan
tanpa dikehendaki korban yang menimbulkan dampak fisik, psikologis, social,
dan spiritual, serta mempengaruhi sistem keluarga dan masyarakat secara
menyeluruh. Kekerasan pada lansia dapat berupa kekerasan fisik, kekerasan
psikologis, serta juga berupa pengabaian terhadap lansia.(6,7)
3
Berdasarkan hasil survey dari 10 provinsi di Indonesia pada tahun 2012,
kekerasan pada lansia dengan kekerasan fisik berupa tamparan sebesar (17,43%),
kekerasan psikologis berupa dibentak sebesar (31,36%), kekerasan social berupa
perlakuan tidak adil sebesar (67,33%), penelantaran atau pengabaian sebesar
(68,55%). Data tahun 2013 di Sumatera Barat terdapat 373 kasus kekerasan
terhadap lansia, hal tersebut 7,3% dilakukan oleh orang terdekat lansia.
Sedangkan di kota Padang pada tahun 2011 tercatat 84 kasus (6,2%) kekerasan
pada lansia di rumah tangga.(8)
Kekerasan fisik pada lansia dapat berupa tamparan, pukulan, gigitan,
cubitan, benturan, gigitan, luka tusuk, memar,atau luka bakar. Luka bakar dapat
berupa luka akibat sundutan rokok, luka akibat siraman asam atau bahan kaustik,
atau luka akibat friksi pada pergelangan kaki karena direstrein dengan tali, kain,
atau rantai. Kekerasan psikologi pada lansia dapat berupa penganiayaan verbal
yang tidak beralasan, seperti ketika lansia secara teratur diancam, diteriaki,
dipermalukan, disalahkan atau salah penanganan secara emosional lainnya, seperti
selalu mencari-cari kesalahan lansia dan juga perilaku bermusuhan terhadap
lansia. Sedangkan pengabaian pada lansia yakni tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar lansia. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan makanan, tempat tinggal
yang memadai, kebersihan, dukungan emosional, cinta dan afeksi, keamanan dan
kenyamanan.(1,6)
Faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan pada lansia dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan terutama keluarga tentang kebutuhan
dan masalah lansia. Sehingga memicu terjadinya kesalah pahaman, merasa
direpotkan, kurang komunikasi, sikap tidak menghormati, merasa malu dan
4
jengkel, bahkan sampai sikap balas dendam atas perlakuan yang dilakukan lansia
di masa lalu dan masalah warisan.(9,10)
Lansia yang mengalami kekerasan akan merasa tidak mampu menentukan
jalan hidupnya sehingga lebih rentan untuk menyendiri, mengalami kecemasan,
suka menarik diri, depresi, kekurangan gizi, dan masalah psikososial serta
berbagai masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, keperawatan turut berperan
dalam menanggulangi masalah kekerasan pada lansia sesuai dengan lingkup ilmu
dan profesi keperawatan dengan memperhatikan kebutuhan holistik lansia yang
mengalami tindakan kekerasan.(11)
Hasil penelitian Rani, Martini (2012) tentang Gambaran Tingkat
Pengetahuan Masyarakat tentang Kekerasan pada Lansia menunjukkan bahwa
pengetahuan yang kurang dapat menyebabkan perilaku kekerasan pada lansia,
seperti perilaku kekerasan fisik, psikologis, finansial, dan juga pengabaian. Hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa 92,2% masyarakat memiliki pengetahuan
yang kurang tentang kekerasan lansia.(12)
Penelitian lain oleh Rosidawati (2012) tentang Gambaran Beban Keluarga
Merawat Lansia Dapat Memicu tindakan Kekerasan dan Penelantaran Terhadap
Lansia menunjukkan bahwa 35% lansia yang mengalami kekerasan psikologi
karena beban ekonomi yang ditanggung keluarga, selain itu hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kekerasan fisik yang tertinggi adalah berupa ditampar yaitu
sebesar 36,8% dan disusul dengan perlakuan dicubit sebesar 27,1%. Sedangkan
kekerasan psikologis tertinggi adalah berupa dihardik dengan persentase 43,4%,
untuk perilaku pengabaian hasil penelitian ini menunjukkan lansia kurang
5
diperhatikan kesehatannya oleh keluarga yaitu sebesar 37% lansia tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan.(13)
Berdasarkan Dinas Kesehatan di kota Padang, pada tahun 2013
menunjukkan bahwa jumlah lansia di kota Padang adalah sebanyak 101.704 jiwa
dan jumlah lansia di wilayah kerja puskesmas Nanggalo sebanyak 4.314 jiwa,
termasuk dalam sepuluh besar lansia yang memiliki masalah mental seperti
kecemasan, interaksi sosial yang kurang baik dan kekerasan cukup banyak di kota
Padang, yaitu sebanyak 1.518 jiwa (35%), serta serta tindakan kekerasan dan
pengabaian sebanyak (3,7%) dari jumlah lansia. Wilayah kerja Puskesmas
Nanggalo memiliki tiga kelurahan, yakni kelurahan Surau Gadang, kelurahan
Kurao, dan Kelurahan Gurun Laweh. dari tiga kelurahan tersebut yang memiliki
jumlah lansia terbanyak yaitu kelurahan Surau Gadang yakni 1.028 orang.(14,15)
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kelurahan Surau Gadang
pada bulan Februari 2015, kelurahan Surau Gadang memiliki 22 RW, dan RW
XIV memiliki jumlah lansia terbanyak yaitu sebanyak 104 orang.(15,16)
Berdasarkan wawancara dengan pemegang program kesehatan lansia di
Puskesmas Nanggalo, mengatakan bahwa kesehatan mental yang kurang baik
berupa kecemasan pada lansia, interaksi sosial yang kurang baik serta jumlah
lansia yang mengikuti kegiatan lansia kurang dari sasaran, terdapat di wilayah
kerja Puskesmas yakni di kelurahan Surau Gadang.(15)
Studi awal yang penulis lakukan tanggal 9 Januari 2015 di RT XIV
Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo dengan
mewawancarai 5 orang lansia didapatkan bahwa 2 dari 5 orang yang penulis
wawancarai mengatakan bahwa pernah mengalami kekerasan fisik berupa
6
cubitan dan luka memar karna dipukul dengan benda keras yang dilakukan oleh
anaknya, sedangkan 3 dari 5 orang tersebut mengalami kekerasan psikologis
berupa dihardik dan dimaki oleh anaknya dan 1 orang dari 5 lansia tersebut
mengatakan anaknya jarang melibatkan lansia tersebut dalam mengambil
keputusan dalam keluarga, seperti jika terdapat masalah dalam keluarga, lansia
sering diabaikan atau jarang diikutsertakan dalam musyawarah pengambilan
keputusan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis melakukan penelitian
tentang “Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di RW XIV Kelurahan Surau
Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah yang timbul adalah
bagaimana gambaran perilaku kekerasan pada lansia di RW XIV Kelurahan
Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang pada tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku
kekerasan pada lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja
Puskesmas Nanggalo tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini secara khusus adalah :
a. Diketahui distribusi frekuensi perilaku kekerasan pada lansia di RW XIV
Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo tahun 2015.
7
b. Diketahui distribusi frekuensi perilaku kekerasan fisik pada lansia di RW
XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo tahun
2015.
c. Diketahui distribusi frekuensi perilaku kekerasan psikologis pada lansia di
RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
2015.
d. Diketahui distribusi frekuensi perilaku pengabaian pada lansia di RW XIV
Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo 2015.
e. Diketahui distribusi frekuensi pelaku kekerasan pada lansia di RW XIV
Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Kegiatan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
penulis tentang aplikasi riset keperawatan mengenai Gambaran Perilaku
Kekerasan Pada Lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja
Puskesmas Nanggalo 2015.
2. Bagi Institusi Terkait
Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan Puskesmas di wilayah
kerja Puskesmas Nanggalo dalam menyusun rencana kerja selanjutnya dan lebih
memperhatikan psikologis dari lansia, terutama dalam meningkatkan
kesejahteraan lansia dengan cara peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap
perilaku kekerasan pada lansiadi rumah tangga.
8
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai data dasar dan data pendukung bagi peneliti selanjutnya untuk
dapat melanjutkan penelitian dan sebagai pertimbangan untuk meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan pada lansia di rumah
tangga.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah lansia yang berada di Kelurahan
Kecamatan Nanggalo Padang. Pada penelitian ini akan dilihat bentuk perilaku
kekerasan pada lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja
Puskesmas Nanggalo 2015. Variable yang akan diteliti adalah bentuk perilaku
kekerasan fisik, perilaku kekerasan psikologis, dan perilaku pengabaian.
9
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kekerasan Pada Lansia
1. Definisi Kekerasan
Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau
tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat
yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/ trauma,
kerugian psikologis, kelainan perkembangan, dan bahkan kematian.(6)
Kekerasan terhadap lansia adalah perlakuan semena-mena terhadap lansia
oleh anggota keluarga atau orang-orang yang merawat lansia. Kekerasan pada
lansia mencakup kekerasan fisik, psikologis, sosial, serta pengabaian atau
penelantaran. Kebanyakan korban kekerasan pada lansia berusia 60 tahun atau
lebih, dan 60% sampai 65% adalah wanita. Penganiayaan lebih cenderung terjadi
ketika lansia mengalami banyak masalah kesehatan fisik dan kesehatan jiwa yang
kronis dan saat lansia bergantung pada orang lain dalam memperoleh makanan,
perawatan medis, dan melakukan berbagai aktivitas hidup sehari-hari. Namun,
pada umumnya, lansia sering kali enggan melaporkan kekerasan yang dialaminya
walaupun mereka dapat melakukannya karena biasanya hal itu melibatkan
anggota keluarga yang ingin dilindunginya.(6)
2. Jenis Kekerasan Pada Lansia
Perilaku kekerasan sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tindak
kekerasan seolah-olah telah melekat dalam diri seseorang guna mencapai tujuan
hidupnya. Tidak mengherankan jika semakin hari kekerasan semakin meningkat
10
dalam berbagai macam dan bentuk. Kekerasan terhadap usia lanjut dibagi menjadi
beberapa tipe (16):
a. Kekerasan Fisik, adalah ketika lansia mengalami pukulan, tamparan, gigitan,
luka tusuk, memar,atau luka bakar. Luka bakar dapat berupa luka akibat
sundutan rokok, luka akibat siraman asam atau bahan kaustik, atau luka
akibat friksi pada pergelangan kaki karena direstrein dengan tali, kain, atau
rantai. Seperti bentuk kekerasan lainnya, kekerasan secara fisik berlangsung
dalam waktu yang lama. Selain itu, kekerasan fisik juga dilakukakn dengan
niat untuk menyakiti fisik lansia seperti: memukul, menendang, menggoyang-
goyang, atau tidak member makan yang layak untuk lansia dan sebagainya.(15)
b. Kekerasan Psikologis, adalah biasanya penganiayaan verbal yang tidak
beralasan, seperti ketika lansia secara teratur diancam, diteriaki,
dipermalukan, disalahkan atau salah penanganan secara emosional lainnya,
seperti selalu mencari-cari kesalahan lansia dan juga perilaku bermusuhan
terhadap lansia dengan dampak yang dapat merusak.(15)
c. Pengabaian, adalah ketika kebutuhan dasar lansia tidak terpenuhi. Kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan makanan, tempat tinggal yang memadai,
kebersihan, dukungan emosional, cinta dan afeksi, keamanan dan
kenyamanan.(15)
11
3. Indikator Kekerasan pada Lansia
Adapun beberapa indikator adanya kekerasan pada lansia adalah sebagai
berikut(1):
Tabel 2.1. Indikator Kekerasan Pada Lansia
Jenis Kekerasan Kemungkinan Indikator Kekerasan Fisik Memar dan bilur yang tidak dapat dijelaskan
Memar dibagian wajah, bibir atau mulut, di badan, punggung, attau paha. Luka bakar yang tidak dapat dijelaskan Luka bakar dapat berupa: luka sundutan rokok, terutama di telapak kaki, telapak tangan, punggung. Fraktur yang tidak dapat dijelaskan, biasanya pada tengkorak, hidung, atau struktur wajah lainnya. Lansia biasanya disorientasi atau grogi, yang menunjukkan penyalahgunaan obat-obatan.
Kekerasan Psikologis Gangguan tingkah laku, seperti: anti sosial, destruktif, menarik diri atau depresi. Sikap neurotik, seperti: gangguan tidur, gangguan bicara, marah atau agitasi.
Pengabaian Terlihat kotor, bau pesing atau bau tinja, atau hal lain yang membahayakan kesehatan di lingkungan hidup lansia. Ada ruam, luka, atau kutu pada lansia Lansia mengalami kondisi medis yang tidak diobati, kurang gizi, atau dehidrasi yang tidak berhubungan dengan suatu penyakit yang dietahui. Pakaian tidak adekuat.
4. Dampak Kekerasan Pada Lansia
Tindakan kekerasan yang dialami oleh lansia sebenarnya adalah perlakuan
yang senantiasa berdampak jangka panjang. Selama ini berbagai kasus telah
membuktikan bahwa terjadinya elder abuse (penganiayaan lansia) sering disertai
dengan elder neglect (penelantaran lansia).
12
Adapun dampak yang dialami lansia akibat dari kekerasan yang dialami
adalah sebagai berikut(9) :
a. Problem kesehatan mental, misalnya: kecemasan yang berlebihan, problema
dalam makanan, susah tidur
b. Sering mimpi buruk serta ketakutan. Selain itu juga menyebabkan kehilangan
nafsu makan, sakit kepala, serta dapat menyebabkan kekurangan gizi pada
lansia.
c. Kurangnya motivasi dan harga diri pada lansia.
d. Mengembangkan perilaku agresif (suka menyerang), jadi pemarah, atau
bahkan sebaliknya lansia menjadi pendiam dan suka menarik diri dari
pergaulan di lingkungannya.
e. Mengakibatkan depresi pada lansia.(9)
5. Teori Penyebab Kekerasan Pada Lansia
Ketergantungan pada usia tua dapat meningkatkan risiko kekerasan dan
penganiayaan serta pelalaian pada lansia. Penganiayaan dapat terjadi jika tingkat
ketergantungan sangat besar sehingga pemberi perawatan dapat menunjukkan
perilaku bermusuhan dan agresif yang dapat membahayakan lansia. Pelaku dari
tindakan kekerasan pada lansia adalah lebih sering pada pemberi asuhan pada
lansia sendiri yatu seperti anak, cucu, menantu, dan orang lain yang berada di
lingkungan lansia. Kasus-kasus pelalaian menunjukkan peran ketergantungan
pada salah perlakuan. Adapun beberapa teori menunjukkan penyebab terjadinya
perilaku kekerasan pada lansia adalah sebagai berikut(1) :
13
a. Teori Psikopatologi Penganiaya
Teori ini mengemukakan bahwa orang-orang yang menderita penyakit
mental, ketergantungan zat (seperti: obat atau alkohol) memiliki kemampuan
untuk mengendalikan perilaku mereka seperti halnya yang dilakukan orag
sehat. Penyalahgunaan zat memainkan peran besar dalam perlakuan
kekerasan.(1)
b. Teori Kekerasan Antargenerasi
Teori ini berfokus pada kekerasan sebagai pelaku yang dipelajari dan
diturunkan dari generasi ke generasi di beberapa keluarga karena kekerasan
sudah menjadi model perilaku koping yang dapat diterima, dengan tanpa
hukuman untuk perilaku tersebut. Model ini mengemukakan bahwa anak
yang tumbuh dalam keluarga yang kejam juga akan menjadi kejam. Beberapa
orang meyakini bahwa salah perlakuan dapat berhubungan dengan balas
dendam pada anak yang sudah dewasa yang waktu kecilnya mengalami
penganiayaan atau kekerasan.(1)
c. Teori Stres Pemberi Perawatan
Stres diyakini dapat mengakibatkan perilaku kekerasan, hal ini didukung oleh
klinisi. Hal ini disebut juga model situasional sosial yang mencakup stress
structural dan norma budaya.(1)
d. Teori Pertukaran
Teori ini menerangkan bahwa salah perlakuan atau kekerasan pada lansia
merujuk ke sifat manusia untuk mendapatkan pujian dan menghindari
hukuman. Moel ini terlihat pada hubungan antara lansia dan pemberi
perawatan yang suka menganiaya dan memberikan postulat bahwa selama
14
penganiaya tersebut akan terus bersikap kejam. Jika perubahan tersebut
menjadi negative, seperti pada kasus ancaman sanksi, kurangnya pendapatan,
rasa bersalah, dan sebagainya, perilaku tersebut akan berhenti.(1)
6. Pencegahan Kekerasan Pada Lansia
Tindakan perawat dalam pencegahan kejadian kekerasan pada lansia adalah
sebagai berikut(16) :
a. Tindakan Preventif
Usaha-usaha yang sifatnya preventif adalah usaha yang dapat dilakukan
melalui pendidikan di masyarakat, yaitu :
1) Pembinaan pendidikan dalam keluarga :
a) Menghindari perselisihan antar anggota keluarga
b) Mencegah terjadinya faktor pencetus stress dalam perawatan lansia
c) Menanamkan pendidikan agama dalam lingkungan keluarga dan lansia
d) Memelihara hubungan dan kasih sayang yang adil dan merata antar sesama
anggota keluarga
e) Memberikan peran dan tanggung jawab diantara anggota keluarga.
2) Pembinaan pendidikan dalam masyarakat
Masyarakat adalah tempat pendidikan yang ketiga setelah pendidikan rumah
tangga dan sekolah. Pembinaan pendidikan kemasyarakatan dimaksudkan
untuk mengisi waktu senggang dengan mengadakan kegiatan yang
bermanfaat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat kelompok
pengajian, kelompok majlis taklim, pendidikan olahraga, dan usaha-usaha
lainnya.
15
b. Tindakan Kuratif
Tindakan secara kuratif dan rehabilitasi, yaitu setelah usaha dan tindakan
yang lain dilaksanakan, tindakan ini merupakan pembinaan khusus untuk
memecahkan dan menanggulangi problem kesehatan dan permasalahn
terkait dengan lansia.(16)
B. Konsep Lansia
1. Pengertian Lansia
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita.(17)
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara
ilmiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun
demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi lanjut usia.(1)
2. Batasan-batasan Lanjut Usia
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya
berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia
lanjut adalah sebagai berikut(1) :
a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu :
1) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
16
3) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.
b. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia dewasa
sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi :
1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun
3) Lanjut usia (geriatric age) usia > 66/70 tahun, terbagi atas :
a) Young old (usia 70-75 tahun)
b) Old (usia 75-80 tahun)
c) Very old (usia > 80 tahun).
c. Menurut Burnsie (1979), ada empat tahap lanjut usia yaitu :
1) Young old (usia 60-69 tahun)
2) Middle age old (usia 70-79 tahun)
3) Old-old (usia 80-89 tahun)
4) Very old-old (usia >90 tahun).(1)
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, terdapat
dalam UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Menurut
Undang-Undang tersebut di atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia
60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.(1)
3. Mitos-mitos Lanjut Usia dan Kenyataannya
a. Mitos Kedamaian dan Ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa
muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan
sudah berhasil dilewati. Namun pada kenyataannya sering ditemui stress pada
17
lansia karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena
penyakit.(18)
b. Mitos Konservatisme dan Kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya konservatif, tidak kreatif,
menolak inovasi, berorientasi ke masa silam, susah berubah, keras kepala, dan
cerewet. Namun pada kenyataannya, tiak semua lanjut usia bersikap dan
berpikiran demikian.(18)
c. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan
bagian otak.(18)
d. Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif, namun kenyataannya
tidak demikian karena banyak usia lanjut yang mencapai kematangan, dan
produktifitas mental dan material.(18)
4. Masalah Pada Usia Lanjut
Salah satu permasalahan yang terjadi pada usia lanjut adalah suatu tindak
kekerasan, yaitu kekerasan fisik dan kekerasan psikologis sehingga menimbulkan
efek trauma yang sangat berat yang dialami oleh usia lanjut. Sedangkan menurut
(Maryam dkk, 2008) masalah kekerasan jiwa yang sering timbul pada usia lanjut
adalah(18) :
a. Kecemasan, ditandai dengan perasaan yang khawatir atau takut yang tidak
rasional akan kejadian yang akan terjadi, susah untuk tidur sepanjang malam,
rasa tegang, dan cepat marah, sering mengeluh akan gejala yang ringan atau
takut terhadap penyakit yang berat.
18
b. Depresi, ini merupakan masalah kesehatan jiwa yang sering didapatkan pada
usia lanjut.
c. Insomnia, kebiasaan atau pola tidur usia lanjut dapat berubah, yang terkadang
dapat mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain yang tinggal serumah.
d. Paranoid, usia lanjut terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam
mereka, membicarakan, serta berkomplot ingin melukai atau mencuri barang
miliknya. Bila kondisi ini berlangsung lama dan tidak ada dasarnya, ini
merupakan kondisi yang disebut paranoid.
e. Demensia, demensia merupakan gangguan mental yang berlangsung
progresif, lambat, dan serius yang disebabkan oleh kerusakan organik
jaringan otak.(18)
5. Dukungan Sosial Pada Lansia
Komponen penting bagi masa tua yang sukses dan kesehatan mental bagi
lansia adalah adanya system pendukung yang efektif. Sumber pendukung pertama
biasanya merupakan anggota keluarga seperti pasangan, anak-anak, saudara
kandung, dan cucu. Namun, struktur keluarga akan mengalami perubahan jika ada
anggota yang meninggal dunia, pindah ke daerah lain, atau menjadi sakit. Oleh
karena itu, kelompok pendukung yang lain sangat penting. Beberapa dari
kelompok ini adalah tetangga, teman dekat, kolega sebelumnya dari tempat kerja
atau organisasi, dan anggota lansia di tempat ibadah.(1)
19
C. Alur Pikir
Tindakan kekerasan pada lansia yang sering dialami di rumah tangga
menunjukkan adanya pergeseran nilai dalam masyarakat. Bentuk tindakan
kekerasan yang dialami oleh lansia berupa tindakan atau perilaku kekerasan fisik
(kekerasan psikologis, dan pengabaian. Kekerasan pada lansia biasanya dapat
dilakukan oleh keluarga lansia, seperti anak, suami atau istri, cucu, menantu atau
dapat juga orang lain yang berada disekitar lansia.
Bagan 2.1. Kerangka Alur Pikir Penelitian
Input Proses Output
Pelaku
tindakan
Kekerasan
Pada Lansia
adalah
biasanya
suami/istri,
anak, cucu,
menantu,
dan orang
lain
Lansia
1. Perilaku
kekerasan
fisik
2. Perilaku
kekerasan
psikologis.
3. Perilaku
pengabaian
1. kecemasan yang berlebihan 2. problema dalam makanan 3.susah tidur 4.depresi 5. harga diri rendah
20
D. Definisi Operasional
Tabel 2.2. Gambaran Kekerasan Pada Lansia
No Variabel Definisi
Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur
1.
Perilaku Kekerasan Pada lansia
Perilaku kekrasan terhadap lansia adalah perlakuan semena-mena terhadap lansia oleh anggota keluarga atau orang-orang yang merawat lansia. Kekerasan pada lansia mencakup kekerasan fisik, psikologis, sosial, serta pengabaian atau penelantaran
Kuesioner Wawancara Nominal -Ada : satu atau lebih kekerasan yang dialami oleh lansia -Tidak Ada : tidak ada satupun kekerasan yang dialami oleh lansia
2. Perilaku kekerasan fisik
Segala sesuatu yang dialami oleh lansia yang dapat menyebabkan cedera fisik seperti pukulan, tamparan, gigitan, cubitan, luka tusuk, memar,atau luka bakar akibat, dan kekerasan fisik lainnya.
Kuesioner Wawancara Nominal -Pernah : satu atau lebih bentuk kekerasan fisik yang dialami lansia -Tidak Pernah : lansia yang sama sekali tidak mengalami kekerasan fisik
21
3. Perilaku kekerasan psikologis
Perilaku kekerasan yang dialami lansia berupa penganiayaan verbal yang tidak beralasan, seperti ketika lansia diancam, diusir, dipermalukan, ditipi, disalahkan atau salah penanganan secara emosional lainnya.
Kuesioner Wawancara Nominal -Pernah : satu atau lebih bentuk kekerasan psikologis yang dialami lansia -Tidak Pernah : lansia yang sama sekali tidak mengalami kekerasan psikologis
4. Perilaku Pengabaian
Perilaku terhadap lansia ketika kebutuhan dasar lansia tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan makanan, tempat tinggal yang memadai, kebersihan, dukungan emosional, cinta dan afeksi, keamanan dan kenyamanan.
Kuesioner Wawancara Nominal -Pernah : satu atau lebih bentuk kekerasan pengabaianyang dialami lansia -Tidak Pernah : lansia yang sama sekali tidak mengalami kekerasan pengabaian
5. Pelaku Tindakan kekerasan
Orang-orang yang melakukan perilaku kekerasan pada lansia
Kuesioner Wawancara Nominal 1.anak 2.cucu 3. menantu 4.orang lain
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu memaparkan secara
sederhana gambaran fenomena yang ada dalam masyarakat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RW XIV Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja
Puskesmas Nanggalo. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai
dengan Juni 2015.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Notoatmodjo (2012) populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
lansia yang berada di RW XIV Kelurahan Surau Gadang yang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang, yaitu sebanyak 104 orang.(19)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti.(2) Besarnya
sampel menurut Nursalam (2007) untuk populasi kurang dari 1.000 maka sampel
yang diambil berdasarkan rumus estimasi proporsi(19) :
a. Besar sampel
=N.(z2).p.qሺd2ሻሺNെ1ሻ+ (z2).p.q
23
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir 5% (0,05)
z = Harga normal baku sesuai dengan luas area di bawah
kurva baku sebesar (1-/2) untuk = 0,05
Nilai Z = 1,96
p = Proporsi Masalah
q = (1-p)
Jadi, berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah :
=N.(z2).p.qሺd2ሻሺNെ1ሻ+ (z2).p.q
=(104).൫ 1,962൯.(0,5).(1െ0,5)ሺ0,052ሻሺ104െ1ሻ+ ሺ1,962ሻ.ሺ0,5ሻ.(1െ0,5)
=ሺ104ሻሺ3,84ሻሺ0,5ሻ(0,5)ሺ0,0025ሻሺ103ሻ+ ሺ3,84ሻሺ0,5ሻ.(0,5)
=ሺ399,36ሻ(0,25)ሺ0,25ሻ+ (0,96)
=99,84
1,21 = 82 orang lansia
b. Cara penarikan sampel
Berdasarkan rumus yang digunakan, maka diperoleh besarnya sampel
adalah sebanyak 82 orang lansia. Pada RW XIV terdiri dari empat RT, maka
24
langkah selanjutnya adalah peneliti melanjutkan pengambilan sampel di masing-
masing RT dengan menggunakan rumus “probability proporsinate to size”, yaitu
sebagai berikut(19):
=Ni
N x n
Keterangan :
ni = Jumlah sampel yang dicari
Ni = Jumlah lansia di masing-masing RT
N = Jumlah lansia di RW XIV
n = Jumlah sampel secara keseluruhan
1 =27
104 x 82
= 21,28
= 21 orang lansia
2 =24
104 x 82
= 18,92 = 19 orang lansia
3 =26
104 x 82
= 20,5 = 21 orang lansia
4 =27
104 x 82 = 21,28 = 21 orang lansia
Berdasarkan hasil di atas, untuk menentukan responden maka peneliti
menggunakan teknik simple random sampling, yaitu dengan cara pengambilan
sampel menggunakan tabel random sampling, caranya peneliti menggunakan 2
angka depan di uang kertas. Pengambilan sampel disesuaikan dengan banyaknya
sampel yang telah ditetapkan banyaknya sampel yang telah di dapat, penentuan
tersebut untuk mewakili masing-masing RT di RW XIV.(19)
25
Adapun kriteria inklusi dari sampel yang akan diteliti adalah :
a. Lansia yang kooperatif
b. Lansia yang bersedia menjadi responden.
c. Lansia yang berusia 60-90 tahun di RW XIV Kelurahan Surau Gadang
Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
d. Lansia yang tinggal dengan keluarga dalam jangka waktu 1 tahun.
Kriteria ekslusi dari sampel yang akan diteliti adalah:
a. Lansia yang sakit dan sedang berada di rumah sakit
b. Lansia yang tidak sedang berada di tempat penelitian pada saat penelitian
dilakukan.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer pada penelitian ini bersumber dari responden yang menjadi
sampel penelitian dengan menggunakan instrument kuesioner dengan cara
wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini didapat dari Dinas Kesehatan Kota
Padang yaitu tentang jumlah lansia yang ada di Kota Padang dan dari data
Puskesmas Nanggalo Padang yaitu tentang jumlah lansia yang ada di
Kecamatan Nanggalo serta lansia yang dibina oleh Puskesmas Nanggalo.
2. Langkah Pengumpulan Data
a. Peneliti meminta izin kepada pihak puskesmas untuk melakukan penelitian
di wilayah kerja puskesmas Nanggalo.
26
b. Peneliti meminta izin kepada pihak kantor Kecamatan Nanggalo.
c. Peneliti meminta izin ke kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo
untuk melakukan penelitian.
d. Peneliti meminta izin penelitian kepada tiap-tiap ketua RT di RW XIV
Kelurahan Surau Gadang.
e. Peneliti melakukan sweeping untuk mengumpulkan nama lansia yang ada
di RW XIV Kelurahan Surau Gadang.
f. Sebelum melakukan wawancara (penelitian), peneliti menemui responden
yang terpilih, kemudian peneliti berkenalan dengan responden.
g. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
h. Peneliti meminta inform consent dari responden
i. Peneliti menanyakan semua pertanyaan yang ada di kuesioner kepada
responden.
3. Instrument Penelitian
Instrument yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner untuk mengetahui gambaran perilaku kekerasan pada lansia di RW XIV
wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.
E. Teknik Pengolahan Data
Menurut Notoadmodjo (2012) teknik pengolahan data terdiri dari :
1. Penyuntingan data (editing)
Setelah penelitian dilakukan, kemudian peneliti melakukan kegiatan ini
untuk merelevansi jawaban, tidak ada jawaban yang kurang atau tidak
relevan yang diberikan responden.
27
2. Pengkodean Data (coding)
Masing-masing kuisioner peneliti beri kode dan nilai pada setiap kuisioner
dan jawaban responden untuk memudahkan dalam pengolahan data.
Pengkodean yang peneliti berikan adalah untuk pertanyaan negative peneliti
beri kode (0) bila jawaban Tidak dan kode (1) bila jawaban Ya. Untuk
pertanyaan positif peneliti beri kode (0) bila jawaban Ya dan kode (1) bila
jawaban Tidak.
Untuk pengkodean pada pelaku kekerasan peneliti beri kode (1) jika anak
yang melakukan, diberi kode (2) jika menantu yang melakukan , diberi kode
(3) jika cucu yang melakukan, dan kode (4) jika saudara yang melakukan.
Jika tidak terdapat perilaku kekerasan pada lansia, peneliti beri kode (0).
3. Memproses Data (entry)
Setelah data peneliti beri kode pada kuesioner, kemudian peneliti
memasukkan data kedalam master tabel untuk diproses secara
komputerisasi.
4. Pembersihan Data (cleaning)
Setelah data di masukkan ke dalam master tabel, peneliti kemudian
memeriksa kembali data yang sudah terkumpul, saat dilakukan pembersihan
data ini tidak ada data yang tertinggal, data jelas dan valid.
5. Pentabulasian Data (tabulating)
Sesudah semua data dibersihkan, maka data peneliti tabulasikan dan
disajikan dalam bentuk variable distribusi frekuensi, data yang telah diolah
kemudian dianalisa.
28
F. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara univariat. Analisa univariat merupakan
analisa terhadap masing-masing variable yang meliputi perilaku kekerasan fisik,
perilaku kekerasan psikologis, dan perilaku pengabaian. Analisa yang dilakukan
secara statistik deskriptif dalam distribusi frekuensi sesuai dengan veriabel yang
diteliti.(19)
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian tentang Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di RW XIV
Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Waktu
pengumpulan data dilakukan pada tanggal 2 Maret 2015 – 16 Maret 2015
terhadap 82 responden yang berada di 4 RT yaitu di Kelurahan Surau Gadang.
Adapun karakteristik responden penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Umur
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Umur Responden Frekuensi Persentase(%)
Usia Lansia (60-74) 68 82,9
Usia Lansia Tua (75-90) 14 17,1
Jumlah 82 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki usia
lansia (60-74 tahun) sebanyak 68 orang (82,9%) dan usia lansia tua (75-90)
sebanyak 14 orang (17,1%).
30
2. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Jenis Kelamin
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Umur Responden Frekuensi Persentase(%)
Laki-laki 32 39
Perempuan 50 61
Jumlah 82 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki jenis
kelamin laki-laki sebanyak 32 orang (39%) dan jenis kelamin perempuan
sebanyak 50 orang (61%).
3. Berdasarkan pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Pendidikan
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Umur Responden Frekuensi Persentase(%)
SD 15 18,3
SMP 28 34,1
SMA 39 46,7
Jumlah 82 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki
pendidikan SD sebanyak 15 orang (18,3%), pendidikan SMP sebanyak 28 orang
(34,1%), dan pendidikan SMA sebanyak 39 orang (46,7%).
31
B. Hasil Penelitian
Berikut ditampilkan secara rinci hasil penelitian yang telah dilakukan :
1. Perilaku Kekerasan Pada Lansia
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Kekerasan
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Perilaku Kekerasan Frekuensi Persentase(%)
Ada 54 65,9
Tidak Ada 28 34,1
Jumlah 82 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari separo (65,9%)
responden mengalami tindakan kekerasan di RW XIV Kelurahan Surau Gadang.
Adapun rincian dari perilaku kekerasan di atas adalah sebagai berikut :
a. Tindakan Kekerasan Fisik
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan Fisik
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Tindakan Kekerasan Fisik Frekuensi Persentase(%)
Pernah 29 35,4
Tidak Pernah 53 64,6
Jumlah 82 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kurang dari separo (35,4%)
responden mengalami tindakan kekerasan fisik di RW XIV Kelurahan Surau
Gadang.
32
b. Tindakan Kekerasan Psikologis
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan Psikologis
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Tindakan Kekerasan Psikologis Frekuensi Persentase(%)
Pernah 47 57,3
Tidak Pernah 35 42,7
Jumlah 82 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari separo (57,3%)
responden mengalami tindakan kekerasan psikologis di RW XIV Kelurahan Surau
Gadang.
c. Tindakan Pengabaian
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengabaian
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Tindakan Diabaikan
Frekuensi Persentase(%)
Pernah 41 50
Tidak Pernah 41 50
Jumlah 82 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa separo (50%) responden
mengalami pengabaian di RW XIV Kelurahan Surau Gadang.
33
2. Pelaku Tindakan Kekerasan
Table 4.8 Distribusi Frekuensi Pelaku Tindakan Kekerasan
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Pelaku
Tindakan kekerasan
fisik
Tindakan kekerasan psikologis
Tindakan kekerasan
pengabaian
F % F % F %
Anak 57 52,8 180 66,1 229 89,1
Menantu 1 0,9 20 7,2 18 7
Cucu 39 36,1 11 4,3 0 0
Saudara 11 10,2 61 22,4 10 3,90
Jumlah 108 100 272 100 257 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari separo (52,8%) pelaku
tindakan kekerasan fisik dilakukan oleh anak responden, lebih dari separo (66,1%)
pelaku tidakan kekerasan psikologis dilakukan oleh anak, dan lebih dari separo
(89,1%) pelaku tindakan kekerasan pengabaian pada responden dilakukan oleh
anak.
34
3. Tindakan Kekerasan Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
1) Kekerasan Fisik
Table 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan
Kekerasan Fisik Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Pelaku
Pernah Mendapatkan
Tindakan kekerasan fisik
Tidak Pernah Mendapatkan
Kekerasan Fisik Jumlah
F % F % F % Laki-laki 9 28,1 23 71,9 32 100
Perempuan 20 40 30 60 50 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kurang dari separo (28,1%)
responden laki-laki mengalami tindakan kekerasan fisik, dan kurang dari separo
(40%) responden perempuan mengalami tindakan kekerasan fisik.
2) Kekerasan Psikologis
Table 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kekerasan
Psikologis Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Pelaku
Pernah Mendapatkan
Tindakan Kekerasan Psikologis
Tidak Pernah Mendapatkan
Kekerasan Psikologis
Jumlah
f % f % F % Laki-laki 17 53,1 15 46,9 32 100
Perempuan 30 60 20 40 50 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari separo (60%)
responden perempuan mengalami tindakan kekerasan psikologis.
35
3) Kekerasan Pengabaian
Table 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kekerasan
Pengabaian Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015
Pelaku
Pernah Mendapatkan
Tindakan Kekerasan Psikologis
Tidak Pernah Mendapatkan
Kekerasan Psikologis
Jumlah
F % f % F % Laki-laki 16 50 16 50 32 100
Perempuan 25 50 25 50 50 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa separo (50%) responden
perempuan dan laki-laki mengalami tindakan pengabaian.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 lansia didapatkan lebih dari
separo (65,9%) lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang mengalami tindakan
kekerasan. Kekerasan tersebut meliputi kekerasan fisik, psikologis, dan
pengabaian. Dari setiap responden dapat mengalami bentuk tindakan kekerasan
lebih dari satu.
Tindakan kekerasan yang terjadi pada lansia dapat dipengaruhi oleh usia
lansia, hal tersebut dapat terjadi karena tingkat ketergantungan pada usia lanjut
yang dapat mempengaruhi perilaku bermusuhan dan agresif dari keluarga yang
dapat membahayakan lansia.(6)
Berdasarkan hal tersebut didapatkan gambaran umum tindakan kekerasan
berdasarkan variabel-variabel penelitian sebagai berikut :
36
1. Tindakan Kekerasan Fisik
Berdasarkan 82 lansia tersebut didapatkan kurang separo (35,4%) lansia di
RW XIV Kelurahan Surau Gadang mengalami tindakan kekerasan fisik.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Fahri Risma
(2011) tentang Gambaran Kekerasan Pada lansia di Desa Tandang Semarang
menunjukkan bahwa kurang dari separo lansia mengalami tindakan kekerasan
fisik yaitu sebesar (35,5%).
Perilaku kekerasan fisik adalah tindakan kekerasan yang paling mudah
diamati karena menimbulkan luka fisik yang nyata. Perilaku kekerasan fisik dapat
berupa dipukul, dicubit, diikat, digigit, dibenturkan, dan yang lainnya yang
meninggalkan luka fisik. Akibat tindakan fisik yang dialami lansia yang menjadi
korban bisa berupa : luka memar, luka-luka simetris di wajah, punggung, dan
tungkai.
Lansia yang mengalami tindakan kekerasan tersebut sering menunjukan
penarikan diri, ketakutan, atau mungkin juga tingkah laku agresif, emosi yang
labil. Mereka juga sering menunjukan gejala depresi, jati diri yang rendah,
kecemasan, adanya gangguan tidur, menjadi bersifat keras, dan gangguan stress
pascatrauma.(16)
Tingginya angka tindakan kekerasan pada lansia ini dapat dilihat dari
tindakan kekerasan fisik yang didapatkan. Bentuk kekerasan fisik tertinggi adalah
kekerasan fisik berupa dicubit yaitu sebanyak (63,4%), sedangkan tertinggi
selanjutnya adalah kekerasan fisik berupa dipukul yaitu sebanyak (31,7%),
kekerasan fisik berupa digigit adalah sebanyak (12,2%), kekerasan fisik berupa
37
dibenturkan adalah sebanyak (7,3%), kekerasan fisik berupa diancam benda tajam
sebanyak (2,4%), dan (1,2%) lansia mengalami kekerasan fisik berupa tamparan,
dan tidak ada di RW XIV Kelurahan Surau Gadang yang mengalami perilaku
kekerasan berupa diikat.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Rosidawati (2012) yang
menunjukkan perilaku kekerasan fisik berupa dicubit termasuk frekuensi tertinggi
setelah kekerasan berupa ditampar yaitu dengan persentase (62,58%). Sedangkan
hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahri Risma
(2011) menunjukkan bahwa kekerasan fisik tertinggi yang diterima lansia adalah
berupa dipukul yakni sebesar (37,80%).
Kekerasan fisik pada lansia yang terjadi tersebut diakibatkan karena lansia
yang berbuat kesalahan yang mengakibatkan keluarga menjadi kesal dan marah
terhadap tingkah lansia, namun ada juga karena lansia tidak ada berbuat
kesalahan, keluarga marah tanpa sebab kepada lansia, kemungkinan faktor
pencetusnya adalah faktor ekonomi yang dihadapi oleh keluarga lansia. Kekerasan
fisik pada lansia dapat juga terjadi karena kurangnya pengetahuan keluarga
tentang perilaku kekerasan yang dilakukan kepada lansia dan juga akibat dari
ketergantungan pada usia tua yang dapat meningkatkan risiko kekerasan. Selain
itu, lansia yang lebih tinggi mengalami tindakan kekerasan fisik adalah lansia
yang berjenis kelamin perempuan (40%) dibandingkan dengan lansia yang
berjenis kelamin laki-laki (28,1%) karena perempuan lebih dominan bersifat
lemah dan lebih sering mengalah, hal tersebut dapat memicu terjadinya kekerasan
fisik pada lansia.
38
Diperlukan upaya peningkatan perlindungan terhadap lansia dari perlakuan
tindakan kekerasan fisik. Diharapkan kepada petugas atau perawat puskesmas
agar lebih memperhatikan kesejahteraan lansia dan memberikan tindakan
preventif seperti pembinaan pendidikan dalam keluarga, pembinaan pendidikan
dalam masyarakat dan juga berupa tindakan kuratif berupa bimbingan langsung
kepada keluarga atau anak lansia. Begitu juga diharapkan kepada keluarga untuk
lebih menjaga sikap dan tingkah laku yang dilakukan terhadap lansia dan juga
lebih memperhatikan kesejahteraan lansia sehingga tidak terjadinya kekerasan
fisik pada lansia.
2. Tindakan Kekerasan Psikologis
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 lansia di RW XIV, didapatkan lebih
dari separo (57,3%) lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang mengalami
tindakan kekerasan psikologis.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fahri Risma
(2011) tentang Gambaran Kekerasan Pada lansia di Desa Tandang Semarang
menunjukkan bahwa kurang dari separo lansia mengalami tindakan kekerasan
psikologis yaitu sebesar (17,03%).
Kekerasan psikologis/ mental adalah tindakan lisan yang disengaja yang
menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan, kekerasan psikologi ini
secara sengaja tidak memberikan bantuan perkembangan berbicara dan tindakan
perilaku yang diperlukan untuk perkembangan yang sehat.
39
Adapun dampak dari tingginya angka tindakan kekerasan psikologi yang
dialami lansia dapat menyebabkan lansia menjadi generasi yang lemah, seperti
agresif, apatis, pemarah, susah tidur, dan depresi. Selain itu, lansia juga sering
mengalami mimpi buruk serta ketakutan dan juga menyebabkan kehilangan nafsu
makan, sakit kepala, sehingga dapat menyebabkan kekurangan gizi pada lansia(16)
Tingginya angka tindakan kekerasan psikologis pada lansia ini dapat dilihat
dari tindakan kekerasan psikologis didapatkan perilaku kekerasan psikologis yang
dialami lansia. Bentuk kekerasan tertinggi adalah perilaku kekerasan psikologis
berupa dikatakan cerewet yaitu sebanyak (79,3%), sedangkan tertinggi
selanjutnya adalah perilaku kekerasan psikologis berupa dihardik yaitu sebanyak
(64,6%), perilaku kekerasan psikologis berupa disalahkan tanpa sebab yaitu
sebanyak (48,8%), perilaku kekerasan psikologis berupa ditipu yaitu sebanyak
(36,6%), perilaku kekerasan psikologis berupa diancam dengan kata-kata kasar
yaitu sebanyak (34,1%), perilaku kekerasan psikologis berupa dihina yaitu
sebanyak (24,4%), perilaku kekerasan psikologis berupa tidak menghargai dan
menerima kondisi lansia adalah sebanyak (23,2%) dan perilaku kekerasan
psikologis berupa dipermalukan di depan umum adalah sebanyak (12,2%),
perilaku kekerasan psikologis berupa dilecehkan adalah sebanyak (8,5%), dan
untuk perilaku kekerasan psikologis berupa diusir tidak ada terjadi di RW XIV
Kelurahan Surau Gadang Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rosidawati (2012) tentang Gambaran Beban Keluarga Merawat Lansia Dapat
Memicu tindakan Kekerasan dan Penelantaran Terhadap Lansia menunjukkan
40
bahwa perilaku kekerasan psikologis yang paling besar adalah berupa dihardik
dengan persentase (63,4%). Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fahri Risma (2011) menunjukkan bahwa
kekerasan psikologis tertinggi yang diterima lansia adalah berupa dihardik yakni
sebesar (60,7%).
Tindakan kekerasan psikologis pada lansia dapat terjadi karena keadaan
ekonomi yang dihadapi anak lansia dan juga kondisi fisik yang lemah dari lansia
sendiri sehingga dapat memicu terjadinya stress pada pemberi asuhan (keluarga)
lansia, sehingga anak ataupun keluarga melampiaskan emosi atau stress tersebut
kepada lansia. Selain itu, kekerasan psikologis pada lansia lebih dominan terjadi
pada lansia yang berjenis kelamin perempuan (60%) dibandingkan dengan lansia
laki-laki (53,1%) karena selain kondisi fisik dari perempuan lemah juga karena
perempuan lebih memiliki sifat mengalah dan selalu ingin disayang, hal tersebut
dapat memicu terjadinya kekerasan psikologis pada lansia.
Diperlukan upaya peningkatan perlindungan terhadap lansia dari perlakuan
tindakan kekerasan psikologis yang diharapkan kepada petugas atau perawat
puskesmas agar lebih memperhatikan kesejahteraan lansia melalui pendekatan
terhadap keluarga dan menghindari perselisihan antar anggota keluarga. Hal ini
dapat dilakukan dengan memperkuat fungsi keluarga dimana keluarga merupakan
tempat utama bagi lansia untuk berbagi masalah dan memecahkan berbagai
masalah yang dialami lansia. Selain itu peran perawat puskesmas dapat berupa
tindakan preventif seperti pembinaan pendidikan dalam keluarga, pembinaan
pendidikan dalam masyarakat dan berupa bimbingan psikologis langsung kepada
41
lansia maupun keluarga yang merawat lansia, sehingga kesejahteraan pada lansia
dapat tercapai.
3. Tindakan Kekerasan Diabaikan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 lansia, didapatkan separo (50%)
lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang mengalami tindakan kekerasan
pengabaian.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fahri Risma
(2011) tentang Gambaran Kekerasan Pada lansia di Desa Tandang Semarang
menunjukkan bahwa kurang dari separo lansia mengalami tindakan kekerasan
pengabaian yaitu sebesar (52,53%).
Pengabaian adalah ketika kebutuhan-kebutuhan dasar lansia tidak terpenuhi.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan makanan sehat, tempat tinggal
yang memadai, pakaian yang layak, kebersihan, dukungan emosional, cinta dan
afeksi, pendidikan, dan keamanan.
Adapun dampak dari tingginya angka tindakan pengabaian yang dialami
lansia dapat menyebabkan lansia memiliki harga diri rendah dan kurang motivasi
dalam menjalani hidup, serta mengakibatkan lansia menjadi depresi.(9)
Tingginya angka tindakan kekerasan pengabaian pada lansia ini dapat dilihat
tindakan pengabaian yang didapatkan lansia. Bentuk kekerasan pengabaian yang
dialami lansia tertinggi adalah perilaku kekerasan pengabaian berupa alat kasur
yang tidak diganti seminggu sekali yaitu sebesar (69,5%), sedangkan tertinggi
selanjutnya adalah kekerasan pengabaian berupa tidak diingatkan untuk
42
melakukan pemeriksaan kesehatan adalah sebesar (61%), perilaku kekerasan
pengabaian berupa tidak membantu dalam menghadapi masalah adalah sebesar
(43,9%), perilaku kekerasan pengabaian berupa tidak mengingatkan minum obat
saat sakit adalah sebesar (39%), perilaku kekerasan pengabaian berupa tidak
melibatkan pada acara keluarga adalah sebesar (29,3%), perilaku kekerasan
berupa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan terhadap suatu masalah
adalah sebesar (29,3%), perilaku kekerasan pengabaian berupa tidak menanggapi
yang dibicarakan adalah sebesar (20,7%), perilaku kekerasan berupa tidak diberi
makanan yang sehat adalah sebesar (13,4%), untuk perilaku kekerasan pengabaian
berupa tidak diberi pakaian yang layak adalah sebesar (7,3%), sedangkan untuk
perilaku pengabaian berupa tidak diberi tempat tinggal yang memadai tidak ada di
RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahri
Risma (2011) menunjukkan bahwa perilaku kekerasan pengabaian yang paling
besar adalah berupa tidak melibatkan lansia dalam pengambilan keputusan yaitu
dengan persentase (67,8%). Berdasarkan hasil survey 10 Provinsi di Indonesia
menunjukkan bahwa angka kejadian pengabaian pada lansia cukup tinggi yaitu
sebesar (68,55%).
Tindakan pengabaian yang terjadi pada lansia dapat terjadi karena kesibukan
dari keluarga lansia yang bekerja sehingga tidak terperhatiannya kondisi lansia
dan dapat terjadi karena kondisi fisik yang lemah dari lansia sehingga dapat
melakukan aktivitas secara mandiri.
43
Diperlukan upaya pendekatan terhadap keluarga dan menghindari
perselisihan antar anggota keluarga dan memberikan pengetahuan kepada
keluarga tentang pentingnya kesejahteraan lansia. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperkuat fungsi keluarga yaitu keluarga merupakan tempat utama bagi lansia
untuk berbagi masalah dan memecahkan berbagai masalah yang dialami lansia.
Selain itu perawat atau petugas puskesmas juga dapat melakukan tindakan
preventif seperti pembinaan pendidikan dalam keluarga, pembinaan pendidikan
dalam masyarakat dan lebih mengaktifkan program kesejahteraan lansia serta
memberikan pelatihan kepada kader lanjut usia dan menggerakkan posyandu
lansia, sehingga kesejahteraan pada lansia tercapai.
4. Pelaku Tindakan Kekerasan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 lansia di RW XIV Kelurahan Surau
Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang didapatkan pelaku dari
kekerasan terhadap lansia adalah anak, menantu, cucu, dan saudara dari lansia.
Didapatkan bahwa pelaku untuk tindakan kekerasan fisik adalah anak (52,8%),
pelaku untuk tindakan kekerasan psikologis adalah anak (66%), serta pelaku untuk
diabaikan umumnya dilakukan juga oleh anak (89,1%).
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Fahri Risma
(2011) tentang Gambaran Kekerasan Pada lansia di Desa Tandang Semarang
menunjukkan bahwa lebih dari separo lansia yang mengalami kekerasan fisik
dilakukan oleh anak yaitu sebesar (67,8%). Begitu juga dengan penelitian
Rosidawati (2012) tentang Gambaran Beban Keluarga Merawat Lansia Dapat
Memicu tindakan Kekerasan dan Penelantaran Terhadap Lansia menunjukkan
44
bahwa anak merupakan pelaku paling tinggi yang melakukan kekerasan terhadap
lansia yaitu sebesar (71,2%).
Menurut Komnas Lansia (2012) kekerasan yang terjadi pada lansia pada
umumnya dilakukan oleh orang terdekat dengan lansia seperti anak, menantu,
cucu, dan orang-orang yang berada disekitar lansia. Data tahun 2013 di Sumatera
Barat terdapat 373 kasus kekerasan terhadap lansia, hal tersebut 7,3% dilakukan
oleh orang terdekat lansia.(7,14)
Ketergantungan pada usia tua dan beban hidup yang ditanggung keluarga
lansia dapat meningkatkan risiko kekerasan dan penganiayaan serta pelalaian pada
lansia. Penganiayaan dapat terjadi jika tingkat ketergantungan sangat besar
sehingga pemberi perawatan dapat menunjukkan perilaku bermusuhan dan agresif
yang dapat membahayakan lansia. Pelaku dari tindakan kekerasan pada lansia
adalah lebih sering pada pemberi asuhan pada lansia sendiri yatu seperti anak,
cucu, menantu, dan orang lain yang berada di lingkungan lansia. Pelaku kekerasan
yang dilakukan oleh cucu lansia pada penelitian ini adalah cucu yang memiliki
umur 11 tahun ke atas, yang pada umumnya melakukan tindakan kekerasan
karena kurangnya pengetahuan tentang tindakan kekerasan itu sendiri serta rasa
marah yang dilampiaskan kepada lansia karena sifat ketergantungan lansia sendiri.
Diharapkan kepada anak untuk tidak melakukan kekerasan pada lansia dan
diharapkan juga agar dapat menjalin kasih sayang antar sesama anggota keluarga
dan memberikan peran dan tanggung jawab diantara anggota keluarga. Agar
lansia jauh dari depresi dan harga diri rendah dan agar tercapainya tingkat
kesejahteraan pada lansia.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Perilaku Kekerasan pada
lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang Tahun 2015 yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Lebih dari separo lansia mengalami perilaku kekerasan.
2. Kurang dari separo lansia mengalami perilaku kekerasan fisik.
3. Lebih dari separo lansia mengalami perilaku kekerasan psikologis.
4. Separo dari lansia mengalami perilaku kekerasan pengabaian.
5. Pelaku tindakan kekerasan fsik, kekerasan psikologis, dan kekerasan
pengabaian paling tinggi dilakukan oleh anak lansia.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penguji memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi puskesmas
Disarankan kepada petugas Puskesmas Nanggalo atau perawat komunitas
agar dapat memberikan upaya pencegahan primer agar tidak terjadinya
perilaku kekerasan dengan cara memberikan konseling atau pendidikan
tentang bentuk-bentuk tindak kekerasan yang dapat terjadi pada usia lanjut
dan memberikan pengetahuan tentang perkembangan normal usia lanjut
kepada keluarga lansia. Selain itu, petugas puskesmas juga dapat memberikan
46
pelayanan bimbingan dan konseling psikologis kepada lansia, serta dengan
cara pelatihan kader usia lanjut dan kegiatan posyandu lansia.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian dengan
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan pada
lansia di rumah tangga, seperti usia, jenis kelamin, serta pendidikan keluarga
lansia.
xii
DAFTAR PUSTAKA
1. Stanley, Mega. Buku ajar keperawatan gerontik. Edisi Ke-2. Jakarta: EGC; 2010.
2. Badan kesehatan dunia WHO. Jakarta; 2012.
3. Sensus Penduduk. Profil Jumlah lansia di Indonesia. Jakarta : 2012
4. Bappenas. Jumlah penduduk lansia di Indonesia. Jakarta : 2012
5. Dinas Kesehatan Sumatera Barat. Jumlah lansia di Sumatera Barat. Buletin Promkes Kemenkes; 2014.
6. Videbeck, Sheila L. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC; 2009
7. Komnas Lansia. Kekerasan menyerang kaum lansia. Diakses 15 Desember 2014]. Tersedia dari URL: http://www.komnaslansia.go.id/modules.php?name=News&file=article41
8. Kementerian Sosial. Persentase perilaku kekerasan pada lansia. Jakarta; 2012.
9. Anderson, Elizabeth T. Buku ajar keperawatan komunitas teori dan praktik. Edisi ke-3. Jakarta : EGC; 2009.
10. Jalal, Fasli. Kesehatan jiwa lansia. Kompas 04 September 2012. Diakses
15 Desember 2014]. Tersedia di URL: http://nasional.kompas.com/read/2012/04/09/0701040/Kesehatan.Jiwa.Lansia
11. Ibtiah, dkk. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian tindakan kekerasan pada lansia. Medan: Jurnal Keperawatan; 2011.
12. Rani, Martini. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Kekerasan pada Lansia. Yogyakarta : Fakultas Keperawatan Universitas Gajah Mada; 2012.
13. Rosidawati. Gambaran Beban Keluarga Merawat Lansia Dapat Memicu tindakan Kekerasan dan Penelantaran Terhadap Lansia. Jakarta: Politeknik Kesehatan Jakarta III; 2012.
14. Dinas kesehatan kota padang. Profil dinas kesehatan kota padang. Sumatra Barat; 2013.
15. Puskesmas Nanggalo Padang. Profil Kesehatan Lansia. Padang; 2013.
xiii
16. Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo. Profil kependudukan kelurahan. Padang; 2013.
17. Effendi, Ferry. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
18. Maryam, R Siti. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika; 2008
19. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV1 Penyerahan Topik/ Judul penelitian2 Kesediaan Pembimbing 1 dan 23 Penulisan Proposal KTI4 Pengumpulan Proposal KTI5 Sidang Proposal6 Perbaikan Proposal KTI7 Penelitian/ Pengumpulan Data8 Konsultai Laporan Penelitian9 Ujian Sidang KTI10 Perbaikan KTI11 Pengumpulan Hasil KTI12 Yudisium
Padang, Juli 2015Pembimbing I Pembimbing II Peneliti
(Renidayati, S.Kp. M.Kep. Sp.Jiwa) (Tasman, S.Kp. M.Kep. Sp.Kom) Risa Fadhilah NIP. 19720528 199503 2 001 NIP. 19700522 199403 1 001 NIM : 123110324
Juli
RENCANA JADWAL PENELITIAN
GAMBARAN PEILAKU KEKERASAN PADA LANSIA DI RW XIV KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG TAHUN 2015
Maret April Mei JuniFebruari
LAMPIRAN A
N o.
KegiatanDesember Januari
LAMPIRAN B
KISI-KISI KUESIONER Bentuk Perilaku Kekerasan Pada Lansia
Tujuan Variabel Jumlah Item Nomor Item
Mengetahui Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nangalo Padang Tahun 2015
a. Bentuk perilaku kekerasan fisik yang dialami lansia
b. Bentuk perilaku kekerasan psikologi/ mental yang dialami lansia
c. Bentuk perilaku kekerasan pengabaian pada lansia
d. Pelaku tindakan kekerasan yang dialami lansia
7
10
10
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
8,9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27
disetiap item pertanyaan
LAMPIRAN C
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth : Responden
Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang
Padang
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini ;
Nama : Risa Fadhilah
NIM : 123110324
Status : Mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Padang
Semester :VI (Enam)
Akan melakukan penelitian dengan judul :
“ Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia Di RW XIV
Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang Tahun 2015”
Untuk kelancaran penelitian ini, kami mohon kesediaan sebagai
responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan
digunakan untuk kepentingan penelitian, serta tidak menimbulkan
kerugian bagi responden.
Padang, Maret 2015
Peneliti
LAMPIRAN D
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Setelah membaca dan mendengar penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian:
Judul : “ Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia Di RW
XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas
Nanggalo Padang Tahun 2015”
Oleh : Risa Fadhilah
NIM : 123110324
Status : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes RI Padang Jurusan
Keperawatan
Dengan ini saya menyatakan kesediaan menjadi reponden dalam penelitian
tersebut. Demikianlah persetujuan ini saya nyatakan tanpa paksaan dari
siapapun.
Padang, Maret 2015
Responden
LAMPIRAN E
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PERILAKU KEKERASAN PADA LANSIA DI RW XIV
KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS
NAGGALO PADANG
TAHUN 2015
Kode reponden :
A. Identitas Responden
Nomor Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
B. Petunjuk Pengisian
1. Jawablah setiap pertanyaan dengan tepat dan benar.
2. Jika ada pertanyaan yang tidak dimengerti, silahkan tanyakan kembali.
BENTUK PERILAKU KEKERASAN FISIK
1. Apakah bapak/ ibu pernah dipukul karena kesalahan yang diperbuat?
Ya
Tidak
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
2. Apakah bapak/ ibu pernah ditampar karena kesalahan yang diperbuat?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
3. Apakah anggota tubuh bapak/ ibu pernah dibenturkan oleh orang lain?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
4. Apakah bapak/ ibu pernah dicubit?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
5. Apakah bapak/ ibu pernah diancam dengan benda tajam oleh orang lain?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
6. Apakah bapak/ ibu pernah diikat karena kesalahan yang bapak/ ibu
perbuat?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
7. Apakah bapak/ ibu pernah digigit karena kesalahan yang bapak/ ibu
perbuat?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
BENTUK KEKERASAN PSIKOLOGI/ MENTAL
8. Apakah bapak/ ibu pernah diusir dari rumah?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
9. Apakah bapak/ ibu pernah dihina oleh orang lain?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
10. Apakah bapak/ ibu pernah dihardik?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
11. Apakah bapak/ ibu pernah ditipu?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
12. Apakah bapak/ ibu pernah diancam dengan kata-kata kasar?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
13. Apakah bapak/ ibu pernah dipermalukan didepan umum?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
14. Apakah bapak/ ibu pernah dilecehkan?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
15. Apakah bapak/ ibu pernah disalahkan tanpa sebab?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
16. Apakah keluarga sering mengatakan bahwa bapak/ibu cerewet/ sering
mengomel?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
17. Apakah keluarga menerima dan menghargai keadaan bapak/ ibu apa
adanya?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
BENTUK PENGABAIAN
18. Apakah bapak/ ibu diberi makanan yang sehat, seperti nasi, lauk, dan
sayur?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
19. Apakah bapak/ ibu diberi tempat tinggal yang memadai?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
20. Apakah bapak/ ibu diberi pakaian yang layak?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
21. Apakah keluarga membantu bapak/ ibu dalam menghadapi masalah?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
22. Apakah alat kasur/ sprei bapak/ ibu diganti seminggu sekali?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
23. Apakah keluarga melibatkan bapak/ ibu pada setiap acara keluarga?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
24. Apakah pada saat sakit, anak atau keluarga mengingatkan bapak/ibu untuk
minum obat yang tepat?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
25. Apakah keluarga mengingatkan bapak/ ibu untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara teratur?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
26. Apakah bapak/ ibu dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam
keluarga?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
27. Apakah keluarga menanggapi apa yang bapak/ibu bicarakan?
Ya :
Tidak :
Jika Ya :
Frekuensi :
Pelaku :
LAMPIRAN F
Total Per. Kat. Per. Total Kat. per. Total Kat. Per. Tot. Ke. Kat. Ke.
Fis 1 Fis 2 Fis 3 Fis 4 Fis 5 Fis 6 Fis 7 Ke. Fisik Ke. Fisik Anak Menantu Cucu Saudara Psi 1 Psi 2 Psi 3 Psi 4 Psi 5 Psi 6 Psi 7 Psi 8 Psi 9 Psi 10 Ke. psiko. Ke. Psiko. Anak Menantu Cucu Saudara Abai 1 Abai 2 Abai3 Abai 4 Abai 5 Abai 6 Abai 7 Abai 8 Abai 9 Abai 10 Abai Ke. PengabaianAnak Menantu Cucu Saudara Pd Lansia Pada Lansia
1 89 1 1 1 0 0 1 0 0 1 3 P 2 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 P 5 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 9 0 0 0 18 Ada
2 81 2 1 1 0 0 1 0 0 1 3 P 3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 P 5 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 P 8 0 0 0 18 Ada
3 68 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
4 74 1 2 0 0 1 1 0 0 1 3 P 0 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 1 0 1 7 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 16 Ada
5 69 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 1 Ada
6 81 1 3 1 0 1 1 0 0 1 4 P 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 P 2 0 0 5 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 P 6 0 0 0 17 Ada
7 66 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
8 61 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
9 68 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 1 Ada
10 74 1 3 0 0 1 1 0 0 0 2 P 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 P 4 0 0 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 5 P 5 0 0 0 14 Ada
11 68 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 P 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 P 1 1 0 0 4 Ada
12 74 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
13 63 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 4 P 3 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 P 3 1 0 0 9 Ada
14 72 2 1 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 4 P 4 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 P 6 2 0 0 14 Ada
15 72 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 P 1 1 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 5 2 0 2 17 Ada
16 75 1 3 1 0 1 1 1 0 1 5 P 4 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 9 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 P 8 0 0 0 22 Ada
17 67 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
18 71 1 2 1 1 1 1 0 0 1 5 P 2 0 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 5 0 0 4 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 P 5 0 0 2 21 Ada
19 60 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 4 P 4 0 0 0 4 Ada
20 66 2 3 1 0 1 1 0 0 1 4 P 3 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 P 3 0 0 5 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 5 P 5 0 0 0 17 Ada
21 66 1 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 P 4 0 0 4 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 4 P 4 0 0 0 14 Ada
22 68 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 2 Ada
23 71 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 2 Ada
24 69 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 4 P 1 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 6 Ada
25 63 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
26 62 2 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 4 Ada
27 73 1 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 P 4 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 P 3 0 0 5 17 Ada
28 64 2 2 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 7 Ada
29 62 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
30 70 2 1 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 P 5 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 P 8 0 0 0 15 Ada
31 69 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 5 Ada
32 72 2 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 4 P 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 6 Ada
33 80 2 3 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 5 P 5 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 9 0 0 0 16 Ada
34 73 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 P 1 0 0 0 4 Ada
35 72 2 3 0 0 0 1 1 0 1 3 P 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 P 6 0 0 2 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 P 4 0 0 0 15 Ada
36 72 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 P 4 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 2 1 0 0 10 Ada
37 61 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
38 63 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
39 70 2 3 1 0 0 0 0 0 0 1 P 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 P 3 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 9 Ada
40 68 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 3 0 0 0 7 Ada
41 68 2 2 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 P 1 0 0 0 5 Ada
42 77 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 P 2 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 3 0 0 0 6 Ada
43 72 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 P 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 P 4 0 0 0 9 Ada
44 76 1 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5 P 5 0 0 0 9 Ada
45 70 1 3 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4 P 3 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 5 P 5 0 0 0 11 Ada
46 66 1 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 3 P 1 2 0 0 6 Ada
47 73 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 P 4 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 P 6 0 0 1 15 Ada
48 65 2 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 5 Ada
49 67 1 2 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 8 Ada
50 60 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
51 69 2 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 7 Ada
52 66 1 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 8 Ada
53 68 1 3 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 5 P 4 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5 P 5 0 0 0 12 Ada
54 62 2 2 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 P 3 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 3 0 0 0 11 Ada
55 73 2 2 1 0 0 1 0 0 1 3 P 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 P 5 2 0 0 13 Ada
56 75 1 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4 P 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 P 7 0 0 0 13 Ada
57 62 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 2 Ada
58 69 1 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 P 3 0 0 3 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 12 Ada
59 64 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 P 2 0 0 3 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 10 Ada
60 66 1 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 P 2 0 0 0 6 Ada
61 80 1 2 1 0 0 1 0 0 1 3 P 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 P 5 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 6 3 0 0 19 Ada
62 76 2 3 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 P 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 5 P 5 0 0 0 11 Ada
63 62 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 7 Ada
64 68 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 3 Ada
65 74 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 P 4 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5 P 4 1 0 0 13 Ada
66 66 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 4 Ada
67 67 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
Pelaku Kekerasan Pengabaian
Master Tabel Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang
Tahun 2015
No. Resp umur JK PddkPerilaku Kekerasan Fisik Pelaku kekerasan Fisik Pelaku Kekerasan PsikologisPerilaku Kekerasan Psikologis Perilaku Kekerasan Pengabaian
68 78 2 1 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 P 2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 9 Ada
69 77 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 6 Ada
70 78 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
71 71 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 P 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 P 1 5 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 P 3 1 0 0 11 Ada
72 67 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 2 Ada
73 68 2 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 4 Ada
74 72 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 7 Ada
75 68 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4 P 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 8 Ada
76 65 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 3 0 0 0 3 Ada
77 66 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 2 Ada
78 64 2 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 5 Ada
79 64 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada
80 83 1 1 1 0 0 1 0 0 1 3 P 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 7 P 4 1 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 7 2 0 0 19 Ada
81 62 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 1 Ada
82 67 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 3 P 3 0 0 0 3 Ada
Jumlah 108 57 1 39 11 Jumlah 272 180 20 11 61 Jumlah 257 229 18 0 10 637
52,8 0,9 36,1 10,2 66,1 7,3 4,04 22,4 89,1 7,03 0 3,90
Jumlah
LAMPIRAN H
ANALISIS UNIVARIAT MASING-MASING ITEM PERTANYAAN
Bentuk
Kekerasan Fisik
Lansia yang Mengalami
Kekerasan Fisik
Lansia yang Tidak Mengalami
Kekerasan Fisik Total
f % f % f %
Dipukul 26 31,7 56 68,3 82 100
Ditampar 1 1,2 81 98,8 82 100
Dibenturkan 6 7,3 76 92,7 82 100
Dicubit 52 63,4 30 36,6 82 100
Dincam Benda Tajam
2 2,4 80 97,6 82 100
Diikat 0 0 82 100 82 100
Digigit 10 12,2 72 87,8 82 100
Jenis Kekerasan Psikologis
Lansia yang Mengalami
Kekerasan Psikologis
Lansia yang tdak Mengalami Kekerasan Psikologis
Total
f % F % f %
Diusir 0 0 82 100 82 100
Dihina 20 24,4 62 75,6 82 100
Dihardik 53 35,4 29 64,6 82 100
Ditipu 30 36,6 52 63,4 82 100
Diancam dengan kata-kata kasar
28 34,1 54 65,9 82 100
Dipermalukan di depan umum
10 12,2 72 87,8 82 100
Dilecehkan 7 8,5 75 91,5 82 100
Disalahkan tanpa sebab 40 48,8 42 51,2 82
100
Dikatakan cerewet
65 79,3 17 20,7 82 100
Menghargai dan menerima
63 76,8 19 23,2 82 100
Jenis Kekerasan Pengabaian
Lansia yang Mengalami Kekerasan
Pengabaian
Lansia yang tdak Mengalami Kekerasan
Psikologis Total
f % f % f % Diberi makan sehat
71 86,6 11 13,4 82 100
Diberi tempat tinggal yang memadai
82 100 0 0 82 100
Diberi pakaian yang layak
76 92,7 6 7,3 82 100
Membantu dalam menghadapi masalah
46 56,1 36 43,9 82 100
Alat kasur diganti seminggu sekali
25 30,5 57 69,5 82 100
Dlibatkan pada acara keluarga
58 70,7 24 29,3 82 100
Diingatkan minum obat saat sakit
50 61,0 32 39,0 82 100
Diingatkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
32 39,0 50 61,0 82 100
Dilibatkan pengambilan keputusan
58 70,7 24 29,3 82 100
Ditanggapi saat bicara
65 79,3 17 20,7 82 100
Bentuk Kekerasan
Fisik
Frekuensi dan Persentase Pelaku Kekerasan Fisik
Total Anak Menantu
Cucu Saudara
f % f % f % f % f % Dipukul 19
73,07 1
3,84
1
3,84 5
19,23 26
100
Ditampar 0
0 0
0 0 0 1
100 1
100
Dibenturkan 1
16,67 0
0 0 0 5
83,33 6
100
Dicubit 33
63,46 0
0 19
36,53 0
0 52
100
Diancam Benda Tajam
2
100 0
0 0
0 0
0 2
100
Diikat 0
0 0
0 0
0 0
0 0
100
Digigit 2
9,52 0
0 19
90,47 0
0 21
Bentuk Perilaku Kekeasan
Fisik
Frekuensi dan Persentase Pelaku Kekerasan Psikologis Jumlah
Anak Menantu Cucu Saudara f % f % f % f % f %
Diusir 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0
Dihina 3
15 2
10 0
0 15
75 20 (100%)
100
Dihardik 48
90,56 3
5,66 1
1,88 1
1,88 53
100
Ditipu 18
60 4
13,33 1
3,33 7
23,33 30
100
Diancam dengan kata-kata kasar
16
55,17 1
3,44 0
0 12
41,37 29
100
Dipermalukan di depan umum
1
11,11 0
0 0
0 8
88,88 9
100
Dilecehkan 3
42,85 0
0 0
0 4
57,14 7
100
Disalahkan tanpa sebab
24
60
5
12,5 2
5 9
22,5 40
100
Dikatakan cerewet
56
56,15 2
3,07 7
10,77 0
0
65
100
Menghargai dan menerima keadaan lansia
12
63,16 3
15,77 0
0 4
21,06 19
100
Bentuk Perilaku Kekeasan
Fisik
Frekuensi dan Persentase Pelaku Kekerasan Pengabaian Jumlah
Anak Menantu Cucu Saudara f % f % f % f % f %
Tidak diberi makan sehat
10
90,90 1
9,09 0
0 0
0 11
100
Tidak diberi tempat tinggal yg memadai
0
0 0
0 0 0 0 0 0 0
Tidak diberi pakaian yang layak
6
100 0
0 0 0 0 0 6
100
Tidak membantu dalam menghadapi masalah
36
100 0 0 0 0 0 36
100
Alat kasur tidak diganti seminggu sekali
55
96,49 2
3,50 0 0 0 0 57
100
Tidak melibatkan pada acara keluarga
18
75 4
16,67 0
100 2
8,33 24
100
Tidak mengingatkan minum obat saat sakit
31
96,88 1
3,12 0 0 0 0 32
100
Tidak mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
48
96 2
4 0 0 0 0 50
100
Tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan
13
54,17 6
25 1
4,17 4
16,67 24
100
Tidak menanggapi yg dbicarakan
13
76,47 2
11,77 0
0
2
11,77 17
100
LAMPIRAN G
OUTPUT SPSS
1. Distribusi Frekuensi Umur
Statistics
umur responden
N Valid 82
Missing 0
Minimum 60
Maximum 89
2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Statistics
jenis kelamin responden
N Valid 82
Missing 0
Minimum 1
Maximum 2
jenis kelamin responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 32 39.0 39.0 39.0
perempuan 50 61.0 61.0 100.0
Total 82 100.0 100.0
3. Distribusi Frekuensi Pendidikan
Statistics
pendidikan responden
N Valid 82
Missing 0
pendidikan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 15 18.3 18.3 18.3
SMP 28 34.1 34.1 52.4
SMA 39 47.6 47.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
4. Distribusi Frekuensi Kekerasan Pada Lansia
Perilaku Kekerasan yang Terjadi Pada Lansia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Ada 28 34.1 34.1 34.1
Ada 54 65.9 65.9 100.0
Total 82 100.0 100.0
5. Distribusi Frekuensi Kekerasan Fisik Pada Lansia
Perilaku Kekerasan Fisik yang Terjadi Pada Lansia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Pernah 53 64.6 64.6 64.6
Pernah 29 35.4 35.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
6. Distribusi Frekuensi Kekerasan Psikologis Pada Lansia
Perilaku Kekerasan Psikologis yang Terjadi Pada Lansia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Pernah 35 42.7 42.7 42.7
Pernah 47 57.3 57.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
7. Distribusi Kekerasan Kekerasan Pengabaian Pada Lansia
Perilaku Kekerasan Pengabaian yang Terjadi Pada Lansia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Pernah 41 50.0 50.0 50.0
Pernah 41 50.0 50.0 100.0
Total 82 100.0 100.0
8. Distribusi Frekuensi Bentuk Kekerasan Fisik Dipukul
perilaku kekerasan fisik berupa pukulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 56 68.3 68.3 68.3
Ya 26 31.7 31.7 100.0
Total 82 100.0 100.0
9. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Dipukul
Statistics
pelaku kekerasan fisik pukulan
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan fisik pukulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 56 68.3 68.3 68.3
Anak 19 23.2 23.2 91.5
menantu 1 1.2 1.2 92.7
cucu 1 1.2 1.2 93.9
saudara 5 6.1 6.1 100.0
Total 82 100.0 100.0
10. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Berupa Tamparan
Statistics
perilaku kekerasan fisik berupa
tamparan
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan fisik berupa tamparan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 81 98.8 98.8 98.8
Ya 1 1.2 1.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
11. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Tamparan
Statistics
pelaku kekerasan fisik tamparan
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan fisik tamparan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 81 98.8 98.8 98.8
saudara 1 1.2 1.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
12. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Berupa Benturan
Statistics
perilaku kekerasan fisik berupa
benturan
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan fisik berupa benturan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 76 92.7 92.7 92.7
ya 6 7.3 7.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
13. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Berupa Dibenturkan
Statistics
pelaku kekerasan fisik benturan
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan fisik benturan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 76 92.7 92.7 92.7
anak 1 1.2 1.2 93.9
saudara 5 6.1 6.1 100.0
Total 82 100.0 100.0
14. Distribusi Frekuensi Kekerasan Fisik Berupa Cubitan
Statistics
perilaku kekerasan fisik berupa cubitan
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan fisik berupa cubitan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 30 36.6 36.6 36.6
ya 52 63.4 63.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
15. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Berupa Cubitan
Statistics
pelaku kekerasan fisik cubitan
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan fisik cubitan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 30 36.6 36.6 36.6
anak 33 40.2 40.2 76.8
cucu 19 23.2 23.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
16. Distribusi Frekuensi Kekerasan Fisik Berupa Ancaman Benda Tajam
Statistics
perilaku kekerasan fisik berupa
ancaman benda tajam
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan fisik berupa ancaman benda tajam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 80 97.6 97.6 97.6
ya 2 2.4 2.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
17. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Berupa Ancaman Benda
Tajam
Statistics
pelaku kekerasan fisik ancaman
benda tajam
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan fisik ancaman benda tajam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 80 97.6 97.6 97.6
anak 2 2.4 2.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
18. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Berupa Diikat
Statistics
perilaku kekerasan fisik berupa diikat
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan fisik berupa diikat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 82 100.0 100.0 100.0
39. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Diberi Makan
Sehat
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian memberi makan sehat
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian memberi makan sehat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 71 86.6 86.6 86.6
tidak 11 13.4 13.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
40. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Diberi Makan Sehat
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yang tidak memberi makan sehat
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak memberi makan sehat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 71 86.6 86.6 86.6
anak 10 12.2 12.2 98.8
menantu 1 1.2 1.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
41. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Diberi Tempat Tinggal yang Memadai
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian diberi tempat tinggal
yang memadai
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian diberi tempat tinggal yang memadai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 82 100.0 100.0 100.0
42. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Diberi Tempat
Tinggal Yang Mmadai
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yang tidak memberi tempat
tinggal memadai
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak memberi tempat tinggal memadai
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 82 100.0 100.0 100.0
43. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Diberi Pakaian Yang Layak
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian diberi pakaian yang
layak
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian diberi pakaian yang layak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 76 92.7 92.7 92.7
tidak 6 7.3 7.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
44. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Diberi Pakaian
Yang Layak
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yang tidak memberi pakaian yang
layak
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak memberi pakaian yang layak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 76 92.7 92.7 92.7
anak 6 7.3 7.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
45. Distribusi Frekuensi Bentuk Pengabaian Berupa Membantu Dalam
Menghadapi Masalah
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian membantu dalam
menghadapi masalah
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian membantu dalam menghadapi masalah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 46 56.1 56.1 56.1
tidak 36 43.9 43.9 100.0
Total 82 100.0 100.0
46. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Membantu dalam Menghadapi Masalah
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yang tidak membantu
menghadapi masalah
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak membantu menghadapi masalah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 46 56.1 56.1 56.1
anak 36 43.9 43.9 100.0
Total 82 100.0 100.0
47. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Alat Kasur Diganti Seminggu Sekali
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian alat kasur diganti
seminggu sekali
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian alat kasur diganti seminggu sekali
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 25 30.5 30.5 30.5
tidak 57 69.5 69.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
48. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Mengganti Alat
Kasur Seminggu Sekali
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yang tidak mengganti alat kasur
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak mengganti alat kasur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 25 30.5 30.5 30.5
anak 55 67.1 67.1 97.6
menantu 2 2.4 2.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
49. Distribusi Frekuensi Bentuk Pengabaian Berupa Melibatkan Pada Acara
Keluarga
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian melibatkan pada acara
keluarga
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian melibatkan pada acara keluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 58 70.7 70.7 70.7
tidak 24 29.3 29.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
50. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Dilibatkan Dalam
Acara Keluarga
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yang tidak melibatkan pada acara
keluarga
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak melibatkan pada acara keluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 58 70.7 70.7 70.7
anak 18 22.0 22.0 92.7
menantu 4 4.9 4.9 97.6
saudara 2 2.4 2.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
51. Distribusi Frekuensi Perilaku Pengabaian Berupa Mengingatkan Minum
Obat Saat Sakit
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian mengingatkan minum
obat saat sakit
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian mengingatkan minum obat saat sakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 50 61.0 61.0 61.0
tidak 32 39.0 39.0 100.0
Total 82 100.0 100.0
52. Distribusi frekuensi Pelaku Pengabaian Beupa Tidak Diingatkan Minum
Obat Saat Sakit
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yang tidak mengingatlan minum
obat saat sakit
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak mengingatlan minum obat saat sakit
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 50 61.0 61.0 61.0
anak 31 37.8 37.8 98.8
menantu 1 1.2 1.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
53. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Mengingatkan Untuk
Melakukan Pemeriksaan Kesehatan
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian mengingatkan untuk
melakukan PemKes
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian mengingatkan untuk melakukan PemKes
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 32 39.0 39.0 39.0
tidak 50 61.0 61.0 100.0
Total 82 100.0 100.0
54. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Diingatkan untuk
Melakukan Pemeriksaan Kesehatan
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yang tidak mengingatkan untuk
melakukan PemKes
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak mengingatkan untuk melakukan
PemKes
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 32 39.0 39.0 39.0
anak 48 58.5 58.5 97.6
menantu 2 2.4 2.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
55. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Dilibatkan
Dalam Pengambilan Keputusan
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian dilibatkan dalam
pengambilan keputusan
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian dilibatkan dalam pengambilan keputusan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 58 70.7 70.7 70.7
tidak 24 29.3 29.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
56. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Dilibatkan Dalam
Pengambilan Keputusan
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian
yag tidak melibatkan dalam
pengambilan keputusan
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yag tidak melibatkan dalam pengambilan
keputusan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 58 70.7 70.7 70.7
anak 14 17.1 17.1 87.8
menantu 6 7.3 7.3 95.1
saudara 4 4.9 4.9 100.0
Total 82 100.0 100.0
57. Distribusi Frekuensi Bentuk Pengabaian Berupa Menanggapi yang
Dibicarakan
Statistics
perilaku kekerasan pengabaian menanggapi yang
dibicarakan lansia
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan pengabaian menanggapi yang dibicarakan lansia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 65 79.3 79.3 79.3
tidak 17 20.7 20.7 100.0
Total 82 100.0 100.0
58. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Ditanggapi yang
Dibicarakan
Statistics
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak menanggapi
yang dibicarakan lansia
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan pengabaian yang tidak menanggapi yang dibicarakan lansia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 65 79.3 79.3 79.3
Anak 13 15.9 15.9 95.1
menantu 2 2.4 2.4 97.6
Saudara 2 2.4 2.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
19. Distribusi Frekuensi Bentuk Kekerasan Psikologis Berupa Diusir
Statistics
perilaku kekerasan psikologis berupa diusir
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologis berupa diusir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 82 100.0 100.0 100.0
20. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Diusir
Statistics
pelaku kekerasan psikologis
diusir
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis diusir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 82 100.0 100.0 100.0
21. Distribusi Frekuensi Kekerasan Psikologis Berupa Dihina
Statistics
perilaku kekerasan psikologis dihina
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologis dihina
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 62 75.6 75.6 75.6
ya 20 24.4 24.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
22. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dihina
Statistics
pelaku kekerasan psikologis
dihina
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis dihina
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 62 75.6 75.6 75.6
anak 3 3.7 3.7 79.3
menantu 2 2.4 2.4 81.7
saudara 15 18.3 18.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
23. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Dihardik
Statistics
perilaku kekerasan psikologis dihardik
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologis dihardik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 29 35.4 35.4 35.4
ya 53 64.6 64.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
24. Distribusi Fekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dihardik
Statistics
pelaku kekerasan psikologis
dihardik
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis dihardik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 28 34.1 34.1 34.1
anak 48 58.5 58.5 92.7
menantu 3 3.7 3.7 96.3
cucu 1 1.2 1.2 97.6
saudara 2 2.4 2.4 100.0
Total 82 100.0 100.0
25. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Ditipu
Statistics
perilaku kekerasan psikologis ditipu
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologis ditipu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 52 63.4 63.4 63.4
ya 30 36.6 36.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
26. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Ditipu
Statistics
pelaku kekerasan psikologis
ditipu
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis ditipu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 52 63.4 63.4 63.4
anak 18 22.0 22.0 85.4
menantu 4 4.9 4.9 90.2
cucu 1 1.2 1.2 91.5
saudara 7 8.5 8.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
27. Distribusi Frekuensi Kekerasan Berupa Ancaman Kata-Kata Kasar
Statistics
perilaku kekerasan psikologis ancaman kata-kata
kasar
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologis ancaman kata-kata kasar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 54 65.9 65.9 65.9
ya 28 34.1 34.1 100.0
Total 82 100.0 100.0
28. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Ancaman
Kata-Kata Kasar
Statistics
pelaku kekerasan psikologis
ancaman kata-kata kasar
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis ancaman kata-kata kasar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 53 64.6 64.6 64.6
anak 16 19.5 19.5 84.1
menantu 1 1.2 1.2 85.4
saudara 12 14.6 14.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
29. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Dipermalukan
Di depan Umum
Statistics
perilaku kekerasan psikologis
dipermalukan di depan umum
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologis dipermalukan di depan umum
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 72 87.8 87.8 87.8
ya 10 12.2 12.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
30. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dipermalukan
Di depan Umum
Statistics
pelaku kekerasan psikologis yang
mempermalukan di depan umum
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis yang mempermalukan di depan umum
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 73 89.0 89.0 89.0
anak 1 1.2 1.2 90.2
saudara 8 9.8 9.8 100.0
Total 82 100.0 100.0
31. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Dilecehkan
Statistics
perilaku kekerasan psikologis
dilecehkan
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologis dilecehkan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 75 91.5 91.5 91.5
ya 7 8.5 8.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
32. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dilecehkan
Statistics
pelaku kekerasan psikologis
pelecehan
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis pelecehan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 75 91.5 91.5 91.5
anak 3 3.7 3.7 95.1
saudara 4 4.9 4.9 100.0
Total 82 100.0 100.0
33. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Beruupa Disalahkan
Tanpa Sebab
Statistics
peilaku kekerasan psikologis disalahkan tanpa
sebab
N Valid 82
Missing 0
Perilaku Kkerasan psikologis disalahkan tanpa sebab
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 42 51.2 51.2 51.2
ya 40 48.8 48.8 100.0
Total 82 100.0 100.0
34. Distribusi Frekuensi Pelaku rasan Psikologis Berupa Disalahkan Tanpa
Sebab
Statistics
pelaku kekerasan psikologis
menyalahkan tanpa sebab
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis menyalahkan tanpa sebab
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 42 51.2 51.2 51.2
anak 24 29.3 29.3 80.5
menantu 5 6.1 6.1 86.6
cucu 2 2.4 2.4 89.0
saudara 9 11.0 11.0 100.0
Total 82 100.0 100.0
35. Distribusi frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Dikatakan Cerewet
Statistics
perilaku kekerasan psikologi mengatakan lansia
cerewet
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologi mengatakan lansia cerewet
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak 17 20.7 20.7 20.7
ya 65 79.3 79.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
36. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dikatakan
Cerewet
Statistics
pelaku kekerasan psikologi yang
mengatakan lansia cerewet
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologi yang mengatakan lansia cerewet
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 17 20.7 20.7 20.7
anak 56 68.3 68.3 89.0
menantu 2 2.4 2.4 91.5
cucu 7 8.5 8.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
37. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis berupa Dihargai dan
menerima Keadaan Lansia
Statistics
perilaku kekerasan psikologi menghargai dan menerima
keadaan lansia
N Valid 82
Missing 0
perilaku kekerasan psikologi menghargai dan menerima keadaan lansia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ya 63 76.8 76.8 76.8
tidak 19 23.2 23.2 100.0
Total 82 100.0 100.0
38. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis berupa Tidak
Menghargai dan Menerima Lansia
Statistics
pelaku kekerasan psikologis yang
tidak menghargai keadaan lansia
N Valid 82
Missing 0
pelaku kekerasan psikologis yang tidak menghargai keadaan lansia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 63 76.8 76.8 76.8
anak 12 14.6 14.6 91.5
menantu 3 3.7 3.7 95.1
saudara 4 4.9 4.9 100.0
Total 82 100.0 100.0