POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

107
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN PERILAKU KEKERASAN PADA LANSIA DI RW XIV KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG Karya Tulis Ilmiah Diajukan ke Program Studi DIII Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Politeknik Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Oleh : Risa Fadhilah Nim: 123110324 PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG TAHUN 2015

Transcript of POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

Page 1: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

GAMBARAN PERILAKU KEKERASAN PADA LANSIA DI RW XIV KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA

PUSKESMAS NANGGALO PADANG

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan ke Program Studi DIII Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Politeknik Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

Risa Fadhilah

Nim: 123110324

PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN 2015

Page 2: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

iii

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PADANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PADANG Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

RISA FADHILAH

Gambaran Perilaku Kekerasan Pada lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2015

xii + 46 halaman + tabel + lampiran

ABSTRAK

Data kota Padang tahun 2011 tercatat 84 kasus (6,2%) kekerasan pada lansia. Masalah mental seperti kecemasan, interaksi sosial yang kurang baik di Puskesmas Nanggalo yaitu sebanyak (35%), serta tindakan kekerasan dan pengabaian sebanyak (3,7%) dari jumlah lansia. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran perilaku kekerasan pada lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang.

Desain penelitian deskriptif. Populasi adalah semua lansia yang berumur >60 tahun di RW XIV Keluruhan Surau Gadang berjumlah 104 orang. Besar sampel adalah 82 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember sampai Juni 2015, dilakukan dengan cara wawancara. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik simple random sampling. Pengolahan data melalui tahapan editing, coding, entry, cleaning. Analisa secara univariat dan penyajian data dengan distribusi frekuensi.

Hasil penelitian didapatkan bahwa (35,4%) lansia mengalami perilaku kekerasan fisik, (57,3%) lansia mengalami perilaku kekerasan psikologis, dan (50%) lansia mengalami perilaku kekerasan pengabaian. Pelaku kekerasan fisik paling besar dilakukan oleh anak (52,8%), pelaku tindakan kekerasan psikologis paling besar dilakukan oleh anak (66,1%), dan pelaku tindakan kekerasan pengabaian paling besar juga dilakukan oleh anak (89,1%).

Disarankan kepada perawat yang memegang program kesejahteraan lansia melalui kepala Puskesmas untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang kesejahteraan dan perilaku kekerasan terhadap lansia. Disarankan juga kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan pada lansia seperti umur, jenis kelamin, dan pendidikan keluarga.

Kata Kunci (Key Word) : Perilaku Kekerasan, Lansia

Daftar Pustaka 19 (2009-2013)

Page 3: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Risa Fadhilah

NIM : 123110324

Tempat/ Tanggal Lahir : Padang / 13 Nopember 1994

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Orang Tua : Ayah : Yanuar Syam

Ibu : Septi Haryani

Alamat : Jln. Jeruk II/72 Perumnas Belimbing Padang

Riwayat Pendidikan :

Pendidikan Tamat

TK RA Rofi’ana 2000

MIN Gunung Pangilun Padang 2006

MTsN Model Padang 2009

MAN 2 Padang 2012

Poltekkes Kemenkes RI Padang 2015

Page 4: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

iv  

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat serta Rahmat

dan Karunia-Nya, Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh

peneliti walaupun menemui kesulitan maupun rintangan.

Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu rangkaian

dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi DIII jurusan

keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang, dan sebagai prasyarat

dalam menyelesaikan pendidikan DIII keperawatan pada masa akhir pendidikan.

Judul Karya Tulis Ilmiah ini “Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di

RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang

Tahun 2015”

Dalam penulisan KTI ini peneliti menyadari atas keterbatasan kemampuan

yang ada, sehingga peneliti merasa masih ada belum sempurna baik dalam isi

maupun dalam penyajiannya. Untuk itu peneliti selalu terbuka atas kritik dan

saran yang membangun guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dengan tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini peneliti mengucapkan rasa terima

kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu,

membimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Terutama peneliti

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak H. Sunardi, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Padang.

2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM. M. Biomed selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang.

Page 5: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

v  

3. Ibu Idrawati Bahar, S.Kep. M.Kep selaku ketua prodi DIII Keperawatan

Padang Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan selaku Pembimbing

Akademik.

4. Ibu Renidayati, S.Kp. M.Kep. Sp.Jiwa selaku Pembimbing I, yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing serta

memberikan masukan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak Tasman, S.Kp. M.Kep. Sp.Kom selaku pembimbing II, yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk mengarahkan dan membimbing serta

memberikan masukan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Staf Dosen Program Studi Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes RI

Padang yang telah memberikan ilmu dan bekal pada peneliti.

7. Kepada Orang tua yang telah memberikan dorongan, semangat, doa restu dan

kasih sayang. Tiada kata yang dapat ananda utarakan selain doa semoga Allah

SWT selalu memberikan kesehatan, rahmat dan karuniaNya kepada kita

semua.

8. Teman-temanku senasib seperjuangan Mahasiswa Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Padang program studi keperawatan tahun 2012, terimakasih

atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Page 6: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

vi  

Akhir kata peneliti berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya

bagi peneliti sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta peneliti mendoakan

semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah

SWT, Amin.

Padang, Juni 2015

Peneliti

 

Page 7: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

vii

DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUAN…………………………………………….. i

LEMBARAN PENGESAHAN....................................................................... ii

ABSTRAK ………………………………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR..................................................................................... iv

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................................ ix

DAFTAR BAGAN.......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 6

1. Tujuan umum....................................................................... 6

2. Tujuan khusus...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 8

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN…………………………………….

A. Kekerasan Pada Lansia.................................................................... 9

1. Definisi Kekerasan............................................................... 9

2. Jenis Kekerasan Pada Lansia................................................ 9

3. Indikator Kekerasan Pada Lansia…………......................... 11

4. Dampak Kekerasan Pada Lansia………………………….. 11

5. Teori Penyebab Kekerasan Pada Lansia………………….. 12

6. Pencegahan Kekerasan Pada Lansia………………………. 14

Page 8: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

viii

B. Konsep Lansia……………………………….................................. 15

1. Pengertian Lansia ................................................................ 15

2. Batasan-Batasan Lanjut Usia................................................ 15

3. Mitos-mitos Lanjut Usia dan Kenyataannya……………… 16

4. Masalah Pada Lanjut Usia………………………………… 17

5. Dukungan Sosial Pada Lansia……………………….......... 18

C. Alur Pikir…….……......................................................................... 19

D. Definisi Operasional…………………………….………………… 20

BAB III METODE PENELITIAN………………………………….. 22

A. Desain Penelitian.............................................................................. 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 22

C. Populasi dan Sampel........................................................................ 22

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 25

E. Teknik Pengolahan Data…............................................................. 27

F. Analisa Data………...…………………………………………….. 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 29

A. Gambaran Umum ………………………………………………… 29

B. Hasil Penelitian …………………………………………………… 31

C. Pembahasan ………………………………………………………. 35

BAB V PENUTUP ………………………………………………………….. 45

A. Kesimpulan ………………………………………………………… 45

B. Saran ………………………………………………………………. 46

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. xii

LAMPIRAN

Page 9: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Indikator Kekerasan Pada Lansia……………………………..... 11

Tabel 2.2 : Definisi Operasional Gambaran Kekerasan Pada Lansia.............. 21

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik

Umur Responden ………………………………………………. 29

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik

Jenis Kelamin Responden ……………………………………… 30

Tabel 4.3 : : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik

Pendidikan Responden ………………………………………… 30

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Kekerasan

di RW XIV Kelurahan Surau Gadang ………………………….. 31

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan

Fisik di RW XIV Kelurahan Surau Gadang ……………………. 31

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan

Psikologis di RW XIV Kelurahan Surau Gadang ……………… 32

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan

Pengabaian di RW XIV Kelurahan Surau Gadang …………… 32

Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pelaku Tindakan

Kekerasan Fisik di RW XIV Kelurahan Surau Gadang ……….. 33

Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan

Kekerasan Fisik……………………………………………….. 34

Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan

Kekerasan Psikologis ………………………………………….. 34

Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin ……... 35

Page 10: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

x

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Alur Pikir Penelitian...................................................... 20

Page 11: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Jadwal kegiatan penelitian

Lampiran B : Kisi-kisi Kuisioner

Lampiran C : Permohonan calon responden

Lampiran D : Format persetujuan responden

Lampiran E : Kuesioner penelitian

Lampiran F : Master Tabel

Lampiran G : Output Pengolahan SPSS

Lampiran H : Analisis Univariat Item Pertanyaan

Lampiran I : Populasi Penelitian

Lampiran J : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran K : Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol

Lampiran L : Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Padang

Lampiran M : Surat Izin Penelitian dari Kantor Kecamatan Nanggalo

Lampiran N : Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Surau Gadang

Lampiran O : Surat Tanda Bukti Penelitian dari Puskesmas Nanggalo Padang

Lampiran P : Lembar Konsultasi

Page 12: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penuaan (usia lanjut) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya. Proses menua atau penuaan merupakan

proses yang terus-menerus secara alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu

tidak sama cepatnya. Menua bukan status penyakit tetapi merupakan proses

berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam

maupun dari luar tubuh.(1)

Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, populasi penduduk

lanjut usia semakin bertambah dari hari ke hari. Pertumbuhan penduduk lansia

cepat di seluruh dunia telah mengatasi pertumbuhan kelompok usia lainnya.

Menurut WHO, jumlah penduduk di 11 negara kawasan Asia Tenggara yang

berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus

meningkat hingga tiga kali lipat di tahun 2050.(2)

Di Indonesia proporsi penduduk berusia lanjut terus meningkat. Indonesia

termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di

dunia yakni mencapai 24 juta jiwa pada tahun 2011 atau hampir 10% dari jumlah

penduduk. Penduduk lansia diproyeksikan menjadi 28,8 juta jiwa atau sekitar

11,34% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2020, atau menurut proyeksi

Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun akan menjadi dua kali lipat yakni

sekitar 36 juta jiwa pada tahun 2025.(3-4)

Page 13: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

2

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun

2012, jumlah penduduk Sumatera Barat sebanyak 4.607.082 orang sedangkan

jumlah lansia di provinsi Sumatera Barat sebanyak 429.135 orang. Sumbar

menduduki posisi yang ke 6, provinsi yang memiliki lansia terbanyak dari jumlah

penduduknya, yaitu 9,3% dari penduduknya merupakan kelompok usia lanjut.(5)

Pertambahan yang cepat dari penduduk lansia sebenarnya turut

mengundang permasalahan. Meningkatnya jumlah penduduk lansia akan

menimbulkan masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Pada

lansia yang tidak memiliki keterbatasan seharusnya memiliki perkembangan yang

normal bagi lansia yakni masih tetap mandiri, memandang segala sesuatu secara

keseluruhan, beryukur terhadap kehidupan, serta pada lansia siap untuk menerima

kematian. Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah lansia tersebut diiringi

juga dengan meningkatnya permasalahan pada lansia, salah satunya adalah

meningkatnya kekerasan atau tindak kiminal terhadap lansia.(1,6)

Tindakan kekerasan pada lansia merupakan tindakan yang disengaja atau

kelalaian (tidak sengaja) terhadap lansia baik dalam bentuk pengabaian, fisik/

tenaga atau luka fisik, psikologis oleh orang lain atau keluarga seperti suami atau

istri, anak, dan cucu yang disebabkan adanya kegagalan pemberian asuhan,

nutrisi, pakaian, pengawasan, dan perlindungan yang dibutuhkan oleh lansia.

Selain itu, Tindak kekerasan dipandang sebagai tindak kriminal yang dilakukan

tanpa dikehendaki korban yang menimbulkan dampak fisik, psikologis, social,

dan spiritual, serta mempengaruhi sistem keluarga dan masyarakat secara

menyeluruh. Kekerasan pada lansia dapat berupa kekerasan fisik, kekerasan

psikologis, serta juga berupa pengabaian terhadap lansia.(6,7)

Page 14: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

3

Berdasarkan hasil survey dari 10 provinsi di Indonesia pada tahun 2012,

kekerasan pada lansia dengan kekerasan fisik berupa tamparan sebesar (17,43%),

kekerasan psikologis berupa dibentak sebesar (31,36%), kekerasan social berupa

perlakuan tidak adil sebesar (67,33%), penelantaran atau pengabaian sebesar

(68,55%). Data tahun 2013 di Sumatera Barat terdapat 373 kasus kekerasan

terhadap lansia, hal tersebut 7,3% dilakukan oleh orang terdekat lansia.

Sedangkan di kota Padang pada tahun 2011 tercatat 84 kasus (6,2%) kekerasan

pada lansia di rumah tangga.(8)

Kekerasan fisik pada lansia dapat berupa tamparan, pukulan, gigitan,

cubitan, benturan, gigitan, luka tusuk, memar,atau luka bakar. Luka bakar dapat

berupa luka akibat sundutan rokok, luka akibat siraman asam atau bahan kaustik,

atau luka akibat friksi pada pergelangan kaki karena direstrein dengan tali, kain,

atau rantai. Kekerasan psikologi pada lansia dapat berupa penganiayaan verbal

yang tidak beralasan, seperti ketika lansia secara teratur diancam, diteriaki,

dipermalukan, disalahkan atau salah penanganan secara emosional lainnya, seperti

selalu mencari-cari kesalahan lansia dan juga perilaku bermusuhan terhadap

lansia. Sedangkan pengabaian pada lansia yakni tidak terpenuhinya kebutuhan

dasar lansia. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan makanan, tempat tinggal

yang memadai, kebersihan, dukungan emosional, cinta dan afeksi, keamanan dan

kenyamanan.(1,6)

Faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan pada lansia dapat

disebabkan karena kurangnya pengetahuan terutama keluarga tentang kebutuhan

dan masalah lansia. Sehingga memicu terjadinya kesalah pahaman, merasa

direpotkan, kurang komunikasi, sikap tidak menghormati, merasa malu dan

Page 15: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

4

jengkel, bahkan sampai sikap balas dendam atas perlakuan yang dilakukan lansia

di masa lalu dan masalah warisan.(9,10)

Lansia yang mengalami kekerasan akan merasa tidak mampu menentukan

jalan hidupnya sehingga lebih rentan untuk menyendiri, mengalami kecemasan,

suka menarik diri, depresi, kekurangan gizi, dan masalah psikososial serta

berbagai masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, keperawatan turut berperan

dalam menanggulangi masalah kekerasan pada lansia sesuai dengan lingkup ilmu

dan profesi keperawatan dengan memperhatikan kebutuhan holistik lansia yang

mengalami tindakan kekerasan.(11)

Hasil penelitian Rani, Martini (2012) tentang Gambaran Tingkat

Pengetahuan Masyarakat tentang Kekerasan pada Lansia menunjukkan bahwa

pengetahuan yang kurang dapat menyebabkan perilaku kekerasan pada lansia,

seperti perilaku kekerasan fisik, psikologis, finansial, dan juga pengabaian. Hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa 92,2% masyarakat memiliki pengetahuan

yang kurang tentang kekerasan lansia.(12)

Penelitian lain oleh Rosidawati (2012) tentang Gambaran Beban Keluarga

Merawat Lansia Dapat Memicu tindakan Kekerasan dan Penelantaran Terhadap

Lansia menunjukkan bahwa 35% lansia yang mengalami kekerasan psikologi

karena beban ekonomi yang ditanggung keluarga, selain itu hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kekerasan fisik yang tertinggi adalah berupa ditampar yaitu

sebesar 36,8% dan disusul dengan perlakuan dicubit sebesar 27,1%. Sedangkan

kekerasan psikologis tertinggi adalah berupa dihardik dengan persentase 43,4%,

untuk perilaku pengabaian hasil penelitian ini menunjukkan lansia kurang

Page 16: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

5

diperhatikan kesehatannya oleh keluarga yaitu sebesar 37% lansia tidak

melakukan pemeriksaan kesehatan.(13)

Berdasarkan Dinas Kesehatan di kota Padang, pada tahun 2013

menunjukkan bahwa jumlah lansia di kota Padang adalah sebanyak 101.704 jiwa

dan jumlah lansia di wilayah kerja puskesmas Nanggalo sebanyak 4.314 jiwa,

termasuk dalam sepuluh besar lansia yang memiliki masalah mental seperti

kecemasan, interaksi sosial yang kurang baik dan kekerasan cukup banyak di kota

Padang, yaitu sebanyak 1.518 jiwa (35%), serta serta tindakan kekerasan dan

pengabaian sebanyak (3,7%) dari jumlah lansia. Wilayah kerja Puskesmas

Nanggalo memiliki tiga kelurahan, yakni kelurahan Surau Gadang, kelurahan

Kurao, dan Kelurahan Gurun Laweh. dari tiga kelurahan tersebut yang memiliki

jumlah lansia terbanyak yaitu kelurahan Surau Gadang yakni 1.028 orang.(14,15)

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kelurahan Surau Gadang

pada bulan Februari 2015, kelurahan Surau Gadang memiliki 22 RW, dan RW

XIV memiliki jumlah lansia terbanyak yaitu sebanyak 104 orang.(15,16)

Berdasarkan wawancara dengan pemegang program kesehatan lansia di

Puskesmas Nanggalo, mengatakan bahwa kesehatan mental yang kurang baik

berupa kecemasan pada lansia, interaksi sosial yang kurang baik serta jumlah

lansia yang mengikuti kegiatan lansia kurang dari sasaran, terdapat di wilayah

kerja Puskesmas yakni di kelurahan Surau Gadang.(15)

Studi awal yang penulis lakukan tanggal 9 Januari 2015 di RT XIV

Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja Puskesmas Nanggalo dengan

mewawancarai 5 orang lansia didapatkan bahwa 2 dari 5 orang yang penulis

wawancarai mengatakan bahwa pernah mengalami kekerasan fisik berupa

Page 17: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

6

cubitan dan luka memar karna dipukul dengan benda keras yang dilakukan oleh

anaknya, sedangkan 3 dari 5 orang tersebut mengalami kekerasan psikologis

berupa dihardik dan dimaki oleh anaknya dan 1 orang dari 5 lansia tersebut

mengatakan anaknya jarang melibatkan lansia tersebut dalam mengambil

keputusan dalam keluarga, seperti jika terdapat masalah dalam keluarga, lansia

sering diabaikan atau jarang diikutsertakan dalam musyawarah pengambilan

keputusan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis melakukan penelitian

tentang “Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di RW XIV Kelurahan Surau

Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang Tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah yang timbul adalah

bagaimana gambaran perilaku kekerasan pada lansia di RW XIV Kelurahan

Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang pada tahun 2015.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku

kekerasan pada lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja

Puskesmas Nanggalo tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah :

a. Diketahui distribusi frekuensi perilaku kekerasan pada lansia di RW XIV

Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo tahun 2015.

Page 18: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

7

b. Diketahui distribusi frekuensi perilaku kekerasan fisik pada lansia di RW

XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo tahun

2015.

c. Diketahui distribusi frekuensi perilaku kekerasan psikologis pada lansia di

RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo

2015.

d. Diketahui distribusi frekuensi perilaku pengabaian pada lansia di RW XIV

Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo 2015.

e. Diketahui distribusi frekuensi pelaku kekerasan pada lansia di RW XIV

Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Kegiatan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

penulis tentang aplikasi riset keperawatan mengenai Gambaran Perilaku

Kekerasan Pada Lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja

Puskesmas Nanggalo 2015.

2. Bagi Institusi Terkait

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan Puskesmas di wilayah

kerja Puskesmas Nanggalo dalam menyusun rencana kerja selanjutnya dan lebih

memperhatikan psikologis dari lansia, terutama dalam meningkatkan

kesejahteraan lansia dengan cara peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap

perilaku kekerasan pada lansiadi rumah tangga.

Page 19: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

8

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai data dasar dan data pendukung bagi peneliti selanjutnya untuk

dapat melanjutkan penelitian dan sebagai pertimbangan untuk meneliti faktor-

faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan pada lansia di rumah

tangga.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah lansia yang berada di Kelurahan

Kecamatan Nanggalo Padang. Pada penelitian ini akan dilihat bentuk perilaku

kekerasan pada lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja

Puskesmas Nanggalo 2015. Variable yang akan diteliti adalah bentuk perilaku

kekerasan fisik, perilaku kekerasan psikologis, dan perilaku pengabaian.

Page 20: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

9

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kekerasan Pada Lansia

1. Definisi Kekerasan

Kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau

tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat

yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/ trauma,

kerugian psikologis, kelainan perkembangan, dan bahkan kematian.(6)

Kekerasan terhadap lansia adalah perlakuan semena-mena terhadap lansia

oleh anggota keluarga atau orang-orang yang merawat lansia. Kekerasan pada

lansia mencakup kekerasan fisik, psikologis, sosial, serta pengabaian atau

penelantaran. Kebanyakan korban kekerasan pada lansia berusia 60 tahun atau

lebih, dan 60% sampai 65% adalah wanita. Penganiayaan lebih cenderung terjadi

ketika lansia mengalami banyak masalah kesehatan fisik dan kesehatan jiwa yang

kronis dan saat lansia bergantung pada orang lain dalam memperoleh makanan,

perawatan medis, dan melakukan berbagai aktivitas hidup sehari-hari. Namun,

pada umumnya, lansia sering kali enggan melaporkan kekerasan yang dialaminya

walaupun mereka dapat melakukannya karena biasanya hal itu melibatkan

anggota keluarga yang ingin dilindunginya.(6)

2. Jenis Kekerasan Pada Lansia

Perilaku kekerasan sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Tindak

kekerasan seolah-olah telah melekat dalam diri seseorang guna mencapai tujuan

hidupnya. Tidak mengherankan jika semakin hari kekerasan semakin meningkat

Page 21: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

10

dalam berbagai macam dan bentuk. Kekerasan terhadap usia lanjut dibagi menjadi

beberapa tipe (16):

a. Kekerasan Fisik, adalah ketika lansia mengalami pukulan, tamparan, gigitan,

luka tusuk, memar,atau luka bakar. Luka bakar dapat berupa luka akibat

sundutan rokok, luka akibat siraman asam atau bahan kaustik, atau luka

akibat friksi pada pergelangan kaki karena direstrein dengan tali, kain, atau

rantai. Seperti bentuk kekerasan lainnya, kekerasan secara fisik berlangsung

dalam waktu yang lama. Selain itu, kekerasan fisik juga dilakukakn dengan

niat untuk menyakiti fisik lansia seperti: memukul, menendang, menggoyang-

goyang, atau tidak member makan yang layak untuk lansia dan sebagainya.(15)

b. Kekerasan Psikologis, adalah biasanya penganiayaan verbal yang tidak

beralasan, seperti ketika lansia secara teratur diancam, diteriaki,

dipermalukan, disalahkan atau salah penanganan secara emosional lainnya,

seperti selalu mencari-cari kesalahan lansia dan juga perilaku bermusuhan

terhadap lansia dengan dampak yang dapat merusak.(15)

c. Pengabaian, adalah ketika kebutuhan dasar lansia tidak terpenuhi. Kebutuhan

tersebut meliputi kebutuhan makanan, tempat tinggal yang memadai,

kebersihan, dukungan emosional, cinta dan afeksi, keamanan dan

kenyamanan.(15)

Page 22: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

11

3. Indikator Kekerasan pada Lansia

Adapun beberapa indikator adanya kekerasan pada lansia adalah sebagai

berikut(1):

Tabel 2.1. Indikator Kekerasan Pada Lansia

Jenis Kekerasan Kemungkinan Indikator Kekerasan Fisik Memar dan bilur yang tidak dapat dijelaskan

Memar dibagian wajah, bibir atau mulut, di badan, punggung, attau paha. Luka bakar yang tidak dapat dijelaskan Luka bakar dapat berupa: luka sundutan rokok, terutama di telapak kaki, telapak tangan, punggung. Fraktur yang tidak dapat dijelaskan, biasanya pada tengkorak, hidung, atau struktur wajah lainnya. Lansia biasanya disorientasi atau grogi, yang menunjukkan penyalahgunaan obat-obatan.

Kekerasan Psikologis Gangguan tingkah laku, seperti: anti sosial, destruktif, menarik diri atau depresi. Sikap neurotik, seperti: gangguan tidur, gangguan bicara, marah atau agitasi.

Pengabaian Terlihat kotor, bau pesing atau bau tinja, atau hal lain yang membahayakan kesehatan di lingkungan hidup lansia. Ada ruam, luka, atau kutu pada lansia Lansia mengalami kondisi medis yang tidak diobati, kurang gizi, atau dehidrasi yang tidak berhubungan dengan suatu penyakit yang dietahui. Pakaian tidak adekuat.

4. Dampak Kekerasan Pada Lansia

Tindakan kekerasan yang dialami oleh lansia sebenarnya adalah perlakuan

yang senantiasa berdampak jangka panjang. Selama ini berbagai kasus telah

membuktikan bahwa terjadinya elder abuse (penganiayaan lansia) sering disertai

dengan elder neglect (penelantaran lansia).

Page 23: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

12

Adapun dampak yang dialami lansia akibat dari kekerasan yang dialami

adalah sebagai berikut(9) :

a. Problem kesehatan mental, misalnya: kecemasan yang berlebihan, problema

dalam makanan, susah tidur

b. Sering mimpi buruk serta ketakutan. Selain itu juga menyebabkan kehilangan

nafsu makan, sakit kepala, serta dapat menyebabkan kekurangan gizi pada

lansia.

c. Kurangnya motivasi dan harga diri pada lansia.

d. Mengembangkan perilaku agresif (suka menyerang), jadi pemarah, atau

bahkan sebaliknya lansia menjadi pendiam dan suka menarik diri dari

pergaulan di lingkungannya.

e. Mengakibatkan depresi pada lansia.(9)

5. Teori Penyebab Kekerasan Pada Lansia

Ketergantungan pada usia tua dapat meningkatkan risiko kekerasan dan

penganiayaan serta pelalaian pada lansia. Penganiayaan dapat terjadi jika tingkat

ketergantungan sangat besar sehingga pemberi perawatan dapat menunjukkan

perilaku bermusuhan dan agresif yang dapat membahayakan lansia. Pelaku dari

tindakan kekerasan pada lansia adalah lebih sering pada pemberi asuhan pada

lansia sendiri yatu seperti anak, cucu, menantu, dan orang lain yang berada di

lingkungan lansia. Kasus-kasus pelalaian menunjukkan peran ketergantungan

pada salah perlakuan. Adapun beberapa teori menunjukkan penyebab terjadinya

perilaku kekerasan pada lansia adalah sebagai berikut(1) :

Page 24: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

13

a. Teori Psikopatologi Penganiaya

Teori ini mengemukakan bahwa orang-orang yang menderita penyakit

mental, ketergantungan zat (seperti: obat atau alkohol) memiliki kemampuan

untuk mengendalikan perilaku mereka seperti halnya yang dilakukan orag

sehat. Penyalahgunaan zat memainkan peran besar dalam perlakuan

kekerasan.(1)

b. Teori Kekerasan Antargenerasi

Teori ini berfokus pada kekerasan sebagai pelaku yang dipelajari dan

diturunkan dari generasi ke generasi di beberapa keluarga karena kekerasan

sudah menjadi model perilaku koping yang dapat diterima, dengan tanpa

hukuman untuk perilaku tersebut. Model ini mengemukakan bahwa anak

yang tumbuh dalam keluarga yang kejam juga akan menjadi kejam. Beberapa

orang meyakini bahwa salah perlakuan dapat berhubungan dengan balas

dendam pada anak yang sudah dewasa yang waktu kecilnya mengalami

penganiayaan atau kekerasan.(1)

c. Teori Stres Pemberi Perawatan

Stres diyakini dapat mengakibatkan perilaku kekerasan, hal ini didukung oleh

klinisi. Hal ini disebut juga model situasional sosial yang mencakup stress

structural dan norma budaya.(1)

d. Teori Pertukaran

Teori ini menerangkan bahwa salah perlakuan atau kekerasan pada lansia

merujuk ke sifat manusia untuk mendapatkan pujian dan menghindari

hukuman. Moel ini terlihat pada hubungan antara lansia dan pemberi

perawatan yang suka menganiaya dan memberikan postulat bahwa selama

Page 25: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

14

penganiaya tersebut akan terus bersikap kejam. Jika perubahan tersebut

menjadi negative, seperti pada kasus ancaman sanksi, kurangnya pendapatan,

rasa bersalah, dan sebagainya, perilaku tersebut akan berhenti.(1)

6. Pencegahan Kekerasan Pada Lansia

Tindakan perawat dalam pencegahan kejadian kekerasan pada lansia adalah

sebagai berikut(16) :

a. Tindakan Preventif

Usaha-usaha yang sifatnya preventif adalah usaha yang dapat dilakukan

melalui pendidikan di masyarakat, yaitu :

1) Pembinaan pendidikan dalam keluarga :

a) Menghindari perselisihan antar anggota keluarga

b) Mencegah terjadinya faktor pencetus stress dalam perawatan lansia

c) Menanamkan pendidikan agama dalam lingkungan keluarga dan lansia

d) Memelihara hubungan dan kasih sayang yang adil dan merata antar sesama

anggota keluarga

e) Memberikan peran dan tanggung jawab diantara anggota keluarga.

2) Pembinaan pendidikan dalam masyarakat

Masyarakat adalah tempat pendidikan yang ketiga setelah pendidikan rumah

tangga dan sekolah. Pembinaan pendidikan kemasyarakatan dimaksudkan

untuk mengisi waktu senggang dengan mengadakan kegiatan yang

bermanfaat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membuat kelompok

pengajian, kelompok majlis taklim, pendidikan olahraga, dan usaha-usaha

lainnya.

Page 26: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

15

b. Tindakan Kuratif

Tindakan secara kuratif dan rehabilitasi, yaitu setelah usaha dan tindakan

yang lain dilaksanakan, tindakan ini merupakan pembinaan khusus untuk

memecahkan dan menanggulangi problem kesehatan dan permasalahn

terkait dengan lansia.(16)

B. Konsep Lansia

1. Pengertian Lansia

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi

dan memperbaiki kerusakan yang diderita.(17)

Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara

ilmiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.

Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan

tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun

demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering

menghinggapi lanjut usia.(1)

2. Batasan-batasan Lanjut Usia

Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya

berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia

lanjut adalah sebagai berikut(1) :

a. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu :

1) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun

2) Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun

Page 27: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

16

3) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.

b. Menurut Prof. DR. Koesoemanto Setyonegoro, Sp.Kj., batasan usia dewasa

sampai lanjut usia dikelompokkan menjadi :

1) Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun

2) Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun

3) Lanjut usia (geriatric age) usia > 66/70 tahun, terbagi atas :

a) Young old (usia 70-75 tahun)

b) Old (usia 75-80 tahun)

c) Very old (usia > 80 tahun).

c. Menurut Burnsie (1979), ada empat tahap lanjut usia yaitu :

1) Young old (usia 60-69 tahun)

2) Middle age old (usia 70-79 tahun)

3) Old-old (usia 80-89 tahun)

4) Very old-old (usia >90 tahun).(1)

Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, terdapat

dalam UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Menurut

Undang-Undang tersebut di atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia

60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.(1)

3. Mitos-mitos Lanjut Usia dan Kenyataannya

a. Mitos Kedamaian dan Ketenangan

Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa

muda dan dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan

sudah berhasil dilewati. Namun pada kenyataannya sering ditemui stress pada

Page 28: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

17

lansia karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena

penyakit.(18)

b. Mitos Konservatisme dan Kemunduran

Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya konservatif, tidak kreatif,

menolak inovasi, berorientasi ke masa silam, susah berubah, keras kepala, dan

cerewet. Namun pada kenyataannya, tiak semua lanjut usia bersikap dan

berpikiran demikian.(18)

c. Mitos Senilitas

Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan

bagian otak.(18)

d. Mitos Ketidakproduktifan

Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif, namun kenyataannya

tidak demikian karena banyak usia lanjut yang mencapai kematangan, dan

produktifitas mental dan material.(18)

4. Masalah Pada Usia Lanjut

Salah satu permasalahan yang terjadi pada usia lanjut adalah suatu tindak

kekerasan, yaitu kekerasan fisik dan kekerasan psikologis sehingga menimbulkan

efek trauma yang sangat berat yang dialami oleh usia lanjut. Sedangkan menurut

(Maryam dkk, 2008) masalah kekerasan jiwa yang sering timbul pada usia lanjut

adalah(18) :

a. Kecemasan, ditandai dengan perasaan yang khawatir atau takut yang tidak

rasional akan kejadian yang akan terjadi, susah untuk tidur sepanjang malam,

rasa tegang, dan cepat marah, sering mengeluh akan gejala yang ringan atau

takut terhadap penyakit yang berat.

Page 29: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

18

b. Depresi, ini merupakan masalah kesehatan jiwa yang sering didapatkan pada

usia lanjut.

c. Insomnia, kebiasaan atau pola tidur usia lanjut dapat berubah, yang terkadang

dapat mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain yang tinggal serumah.

d. Paranoid, usia lanjut terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam

mereka, membicarakan, serta berkomplot ingin melukai atau mencuri barang

miliknya. Bila kondisi ini berlangsung lama dan tidak ada dasarnya, ini

merupakan kondisi yang disebut paranoid.

e. Demensia, demensia merupakan gangguan mental yang berlangsung

progresif, lambat, dan serius yang disebabkan oleh kerusakan organik

jaringan otak.(18)

5. Dukungan Sosial Pada Lansia

Komponen penting bagi masa tua yang sukses dan kesehatan mental bagi

lansia adalah adanya system pendukung yang efektif. Sumber pendukung pertama

biasanya merupakan anggota keluarga seperti pasangan, anak-anak, saudara

kandung, dan cucu. Namun, struktur keluarga akan mengalami perubahan jika ada

anggota yang meninggal dunia, pindah ke daerah lain, atau menjadi sakit. Oleh

karena itu, kelompok pendukung yang lain sangat penting. Beberapa dari

kelompok ini adalah tetangga, teman dekat, kolega sebelumnya dari tempat kerja

atau organisasi, dan anggota lansia di tempat ibadah.(1)

Page 30: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

19

C. Alur Pikir

Tindakan kekerasan pada lansia yang sering dialami di rumah tangga

menunjukkan adanya pergeseran nilai dalam masyarakat. Bentuk tindakan

kekerasan yang dialami oleh lansia berupa tindakan atau perilaku kekerasan fisik

(kekerasan psikologis, dan pengabaian. Kekerasan pada lansia biasanya dapat

dilakukan oleh keluarga lansia, seperti anak, suami atau istri, cucu, menantu atau

dapat juga orang lain yang berada disekitar lansia.

Bagan 2.1. Kerangka Alur Pikir Penelitian

Input Proses Output

Pelaku

tindakan

Kekerasan

Pada Lansia

adalah

biasanya

suami/istri,

anak, cucu,

menantu,

dan orang

lain

Lansia

1. Perilaku

kekerasan

fisik

2. Perilaku

kekerasan

psikologis.

3. Perilaku

pengabaian

1. kecemasan yang berlebihan 2. problema dalam makanan 3.susah tidur 4.depresi 5. harga diri rendah

Page 31: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

20

D. Definisi Operasional

Tabel 2.2. Gambaran Kekerasan Pada Lansia

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Skala Hasil Ukur

1.

Perilaku Kekerasan Pada lansia

Perilaku kekrasan terhadap lansia adalah perlakuan semena-mena terhadap lansia oleh anggota keluarga atau orang-orang yang merawat lansia. Kekerasan pada lansia mencakup kekerasan fisik, psikologis, sosial, serta pengabaian atau penelantaran

Kuesioner Wawancara Nominal -Ada : satu atau lebih kekerasan yang dialami oleh lansia -Tidak Ada : tidak ada satupun kekerasan yang dialami oleh lansia

2. Perilaku kekerasan fisik

Segala sesuatu yang dialami oleh lansia yang dapat menyebabkan cedera fisik seperti pukulan, tamparan, gigitan, cubitan, luka tusuk, memar,atau luka bakar akibat, dan kekerasan fisik lainnya.

Kuesioner Wawancara Nominal -Pernah : satu atau lebih bentuk kekerasan fisik yang dialami lansia -Tidak Pernah : lansia yang sama sekali tidak mengalami kekerasan fisik

Page 32: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

21

3. Perilaku kekerasan psikologis

Perilaku kekerasan yang dialami lansia berupa penganiayaan verbal yang tidak beralasan, seperti ketika lansia diancam, diusir, dipermalukan, ditipi, disalahkan atau salah penanganan secara emosional lainnya.

Kuesioner Wawancara Nominal -Pernah : satu atau lebih bentuk kekerasan psikologis yang dialami lansia -Tidak Pernah : lansia yang sama sekali tidak mengalami kekerasan psikologis

4. Perilaku Pengabaian

Perilaku terhadap lansia ketika kebutuhan dasar lansia tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan makanan, tempat tinggal yang memadai, kebersihan, dukungan emosional, cinta dan afeksi, keamanan dan kenyamanan.

Kuesioner Wawancara Nominal -Pernah : satu atau lebih bentuk kekerasan pengabaianyang dialami lansia -Tidak Pernah : lansia yang sama sekali tidak mengalami kekerasan pengabaian

5. Pelaku Tindakan kekerasan

Orang-orang yang melakukan perilaku kekerasan pada lansia

Kuesioner Wawancara Nominal 1.anak 2.cucu 3. menantu 4.orang lain

Page 33: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu memaparkan secara

sederhana gambaran fenomena yang ada dalam masyarakat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RW XIV Kelurahan Surau Gadang wilayah kerja

Puskesmas Nanggalo. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai

dengan Juni 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Notoatmodjo (2012) populasi adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

lansia yang berada di RW XIV Kelurahan Surau Gadang yang merupakan wilayah

kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang, yaitu sebanyak 104 orang.(19)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti.(2) Besarnya

sampel menurut Nursalam (2007) untuk populasi kurang dari 1.000 maka sampel

yang diambil berdasarkan rumus estimasi proporsi(19) :

a. Besar sampel

=N.(z2).p.qሺd2ሻሺNെ1ሻ+ (z2).p.q

Page 34: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

23

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir 5% (0,05)

z = Harga normal baku sesuai dengan luas area di bawah

kurva baku sebesar (1-/2) untuk = 0,05

Nilai Z = 1,96

p = Proporsi Masalah

q = (1-p)

Jadi, berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah :

=N.(z2).p.qሺd2ሻሺNെ1ሻ+ (z2).p.q

=(104).൫ 1,962൯.(0,5).(1െ0,5)ሺ0,052ሻሺ104െ1ሻ+ ሺ1,962ሻ.ሺ0,5ሻ.(1െ0,5)

=ሺ104ሻሺ3,84ሻሺ0,5ሻ(0,5)ሺ0,0025ሻሺ103ሻ+ ሺ3,84ሻሺ0,5ሻ.(0,5)

=ሺ399,36ሻ(0,25)ሺ0,25ሻ+ (0,96)

=99,84

1,21 = 82 orang lansia

b. Cara penarikan sampel

Berdasarkan rumus yang digunakan, maka diperoleh besarnya sampel

adalah sebanyak 82 orang lansia. Pada RW XIV terdiri dari empat RT, maka

Page 35: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

24

langkah selanjutnya adalah peneliti melanjutkan pengambilan sampel di masing-

masing RT dengan menggunakan rumus “probability proporsinate to size”, yaitu

sebagai berikut(19):

=Ni

N x n

Keterangan :

ni = Jumlah sampel yang dicari

Ni = Jumlah lansia di masing-masing RT

N = Jumlah lansia di RW XIV

n = Jumlah sampel secara keseluruhan

1 =27

104 x 82

= 21,28

= 21 orang lansia

2 =24

104 x 82

= 18,92 = 19 orang lansia

3 =26

104 x 82

= 20,5 = 21 orang lansia

4 =27

104 x 82 = 21,28 = 21 orang lansia

Berdasarkan hasil di atas, untuk menentukan responden maka peneliti

menggunakan teknik simple random sampling, yaitu dengan cara pengambilan

sampel menggunakan tabel random sampling, caranya peneliti menggunakan 2

angka depan di uang kertas. Pengambilan sampel disesuaikan dengan banyaknya

sampel yang telah ditetapkan banyaknya sampel yang telah di dapat, penentuan

tersebut untuk mewakili masing-masing RT di RW XIV.(19)

Page 36: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

25

Adapun kriteria inklusi dari sampel yang akan diteliti adalah :

a. Lansia yang kooperatif

b. Lansia yang bersedia menjadi responden.

c. Lansia yang berusia 60-90 tahun di RW XIV Kelurahan Surau Gadang

Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo

d. Lansia yang tinggal dengan keluarga dalam jangka waktu 1 tahun.

Kriteria ekslusi dari sampel yang akan diteliti adalah:

a. Lansia yang sakit dan sedang berada di rumah sakit

b. Lansia yang tidak sedang berada di tempat penelitian pada saat penelitian

dilakukan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer pada penelitian ini bersumber dari responden yang menjadi

sampel penelitian dengan menggunakan instrument kuesioner dengan cara

wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini didapat dari Dinas Kesehatan Kota

Padang yaitu tentang jumlah lansia yang ada di Kota Padang dan dari data

Puskesmas Nanggalo Padang yaitu tentang jumlah lansia yang ada di

Kecamatan Nanggalo serta lansia yang dibina oleh Puskesmas Nanggalo.

2. Langkah Pengumpulan Data

a. Peneliti meminta izin kepada pihak puskesmas untuk melakukan penelitian

di wilayah kerja puskesmas Nanggalo.

Page 37: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

26

b. Peneliti meminta izin kepada pihak kantor Kecamatan Nanggalo.

c. Peneliti meminta izin ke kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo

untuk melakukan penelitian.

d. Peneliti meminta izin penelitian kepada tiap-tiap ketua RT di RW XIV

Kelurahan Surau Gadang.

e. Peneliti melakukan sweeping untuk mengumpulkan nama lansia yang ada

di RW XIV Kelurahan Surau Gadang.

f. Sebelum melakukan wawancara (penelitian), peneliti menemui responden

yang terpilih, kemudian peneliti berkenalan dengan responden.

g. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

h. Peneliti meminta inform consent dari responden

i. Peneliti menanyakan semua pertanyaan yang ada di kuesioner kepada

responden.

3. Instrument Penelitian

Instrument yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

kuesioner untuk mengetahui gambaran perilaku kekerasan pada lansia di RW XIV

wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.

E. Teknik Pengolahan Data

Menurut Notoadmodjo (2012) teknik pengolahan data terdiri dari :

1. Penyuntingan data (editing)

Setelah penelitian dilakukan, kemudian peneliti melakukan kegiatan ini

untuk merelevansi jawaban, tidak ada jawaban yang kurang atau tidak

relevan yang diberikan responden.

Page 38: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

27

2. Pengkodean Data (coding)

Masing-masing kuisioner peneliti beri kode dan nilai pada setiap kuisioner

dan jawaban responden untuk memudahkan dalam pengolahan data.

Pengkodean yang peneliti berikan adalah untuk pertanyaan negative peneliti

beri kode (0) bila jawaban Tidak dan kode (1) bila jawaban Ya. Untuk

pertanyaan positif peneliti beri kode (0) bila jawaban Ya dan kode (1) bila

jawaban Tidak.

Untuk pengkodean pada pelaku kekerasan peneliti beri kode (1) jika anak

yang melakukan, diberi kode (2) jika menantu yang melakukan , diberi kode

(3) jika cucu yang melakukan, dan kode (4) jika saudara yang melakukan.

Jika tidak terdapat perilaku kekerasan pada lansia, peneliti beri kode (0).

3. Memproses Data (entry)

Setelah data peneliti beri kode pada kuesioner, kemudian peneliti

memasukkan data kedalam master tabel untuk diproses secara

komputerisasi.

4. Pembersihan Data (cleaning)

Setelah data di masukkan ke dalam master tabel, peneliti kemudian

memeriksa kembali data yang sudah terkumpul, saat dilakukan pembersihan

data ini tidak ada data yang tertinggal, data jelas dan valid.

5. Pentabulasian Data (tabulating)

Sesudah semua data dibersihkan, maka data peneliti tabulasikan dan

disajikan dalam bentuk variable distribusi frekuensi, data yang telah diolah

kemudian dianalisa.

Page 39: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

28

F. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara univariat. Analisa univariat merupakan

analisa terhadap masing-masing variable yang meliputi perilaku kekerasan fisik,

perilaku kekerasan psikologis, dan perilaku pengabaian. Analisa yang dilakukan

secara statistik deskriptif dalam distribusi frekuensi sesuai dengan veriabel yang

diteliti.(19)

Page 40: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian tentang Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di RW XIV

Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Waktu

pengumpulan data dilakukan pada tanggal 2 Maret 2015 – 16 Maret 2015

terhadap 82 responden yang berada di 4 RT yaitu di Kelurahan Surau Gadang.

Adapun karakteristik responden penelitian ini adalah :

1. Berdasarkan umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Umur

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Umur Responden Frekuensi Persentase(%)

Usia Lansia (60-74) 68 82,9

Usia Lansia Tua (75-90) 14 17,1

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki usia

lansia (60-74 tahun) sebanyak 68 orang (82,9%) dan usia lansia tua (75-90)

sebanyak 14 orang (17,1%).

Page 41: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

30

2. Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Jenis Kelamin

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Umur Responden Frekuensi Persentase(%)

Laki-laki 32 39

Perempuan 50 61

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki jenis

kelamin laki-laki sebanyak 32 orang (39%) dan jenis kelamin perempuan

sebanyak 50 orang (61%).

3. Berdasarkan pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Pendidikan

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Umur Responden Frekuensi Persentase(%)

SD 15 18,3

SMP 28 34,1

SMA 39 46,7

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang memiliki

pendidikan SD sebanyak 15 orang (18,3%), pendidikan SMP sebanyak 28 orang

(34,1%), dan pendidikan SMA sebanyak 39 orang (46,7%).

Page 42: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

31

B. Hasil Penelitian

Berikut ditampilkan secara rinci hasil penelitian yang telah dilakukan :

1. Perilaku Kekerasan Pada Lansia

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Kekerasan

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Perilaku Kekerasan Frekuensi Persentase(%)

Ada 54 65,9

Tidak Ada 28 34,1

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari separo (65,9%)

responden mengalami tindakan kekerasan di RW XIV Kelurahan Surau Gadang.

Adapun rincian dari perilaku kekerasan di atas adalah sebagai berikut :

a. Tindakan Kekerasan Fisik

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan Fisik

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Tindakan Kekerasan Fisik Frekuensi Persentase(%)

Pernah 29 35,4

Tidak Pernah 53 64,6

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kurang dari separo (35,4%)

responden mengalami tindakan kekerasan fisik di RW XIV Kelurahan Surau

Gadang.

Page 43: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

32

b. Tindakan Kekerasan Psikologis

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tindakan Kekerasan Psikologis

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Tindakan Kekerasan Psikologis Frekuensi Persentase(%)

Pernah 47 57,3

Tidak Pernah 35 42,7

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari separo (57,3%)

responden mengalami tindakan kekerasan psikologis di RW XIV Kelurahan Surau

Gadang.

c. Tindakan Pengabaian

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengabaian

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Tindakan Diabaikan

Frekuensi Persentase(%)

Pernah 41 50

Tidak Pernah 41 50

Jumlah 82 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa separo (50%) responden

mengalami pengabaian di RW XIV Kelurahan Surau Gadang.

Page 44: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

33

2. Pelaku Tindakan Kekerasan

Table 4.8 Distribusi Frekuensi Pelaku Tindakan Kekerasan

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Pelaku

Tindakan kekerasan

fisik

Tindakan kekerasan psikologis

Tindakan kekerasan

pengabaian

F % F % F %

Anak 57 52,8 180 66,1 229 89,1

Menantu 1 0,9 20 7,2 18 7

Cucu 39 36,1 11 4,3 0 0

Saudara 11 10,2 61 22,4 10 3,90

Jumlah 108 100 272 100 257 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari separo (52,8%) pelaku

tindakan kekerasan fisik dilakukan oleh anak responden, lebih dari separo (66,1%)

pelaku tidakan kekerasan psikologis dilakukan oleh anak, dan lebih dari separo

(89,1%) pelaku tindakan kekerasan pengabaian pada responden dilakukan oleh

anak.

Page 45: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

34

3. Tindakan Kekerasan Berdasarkan Jenis Kelamin Responden

1) Kekerasan Fisik

Table 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan

Kekerasan Fisik Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Pelaku

Pernah Mendapatkan

Tindakan kekerasan fisik

Tidak Pernah Mendapatkan

Kekerasan Fisik Jumlah

F % F % F % Laki-laki 9 28,1 23 71,9 32 100

Perempuan 20 40 30 60 50 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa kurang dari separo (28,1%)

responden laki-laki mengalami tindakan kekerasan fisik, dan kurang dari separo

(40%) responden perempuan mengalami tindakan kekerasan fisik.

2) Kekerasan Psikologis

Table 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kekerasan

Psikologis Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Pelaku

Pernah Mendapatkan

Tindakan Kekerasan Psikologis

Tidak Pernah Mendapatkan

Kekerasan Psikologis

Jumlah

f % f % F % Laki-laki 17 53,1 15 46,9 32 100

Perempuan 30 60 20 40 50 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa lebih dari separo (60%)

responden perempuan mengalami tindakan kekerasan psikologis.

Page 46: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

35

3) Kekerasan Pengabaian

Table 4.11 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin dan Kekerasan

Pengabaian Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Tahun 2015

Pelaku

Pernah Mendapatkan

Tindakan Kekerasan Psikologis

Tidak Pernah Mendapatkan

Kekerasan Psikologis

Jumlah

F % f % F % Laki-laki 16 50 16 50 32 100

Perempuan 25 50 25 50 50 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa separo (50%) responden

perempuan dan laki-laki mengalami tindakan pengabaian.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 lansia didapatkan lebih dari

separo (65,9%) lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang mengalami tindakan

kekerasan. Kekerasan tersebut meliputi kekerasan fisik, psikologis, dan

pengabaian. Dari setiap responden dapat mengalami bentuk tindakan kekerasan

lebih dari satu.

Tindakan kekerasan yang terjadi pada lansia dapat dipengaruhi oleh usia

lansia, hal tersebut dapat terjadi karena tingkat ketergantungan pada usia lanjut

yang dapat mempengaruhi perilaku bermusuhan dan agresif dari keluarga yang

dapat membahayakan lansia.(6)

Berdasarkan hal tersebut didapatkan gambaran umum tindakan kekerasan

berdasarkan variabel-variabel penelitian sebagai berikut :

Page 47: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

36

1. Tindakan Kekerasan Fisik

Berdasarkan 82 lansia tersebut didapatkan kurang separo (35,4%) lansia di

RW XIV Kelurahan Surau Gadang mengalami tindakan kekerasan fisik.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Fahri Risma

(2011) tentang Gambaran Kekerasan Pada lansia di Desa Tandang Semarang

menunjukkan bahwa kurang dari separo lansia mengalami tindakan kekerasan

fisik yaitu sebesar (35,5%).

Perilaku kekerasan fisik adalah tindakan kekerasan yang paling mudah

diamati karena menimbulkan luka fisik yang nyata. Perilaku kekerasan fisik dapat

berupa dipukul, dicubit, diikat, digigit, dibenturkan, dan yang lainnya yang

meninggalkan luka fisik. Akibat tindakan fisik yang dialami lansia yang menjadi

korban bisa berupa : luka memar, luka-luka simetris di wajah, punggung, dan

tungkai.

Lansia yang mengalami tindakan kekerasan tersebut sering menunjukan

penarikan diri, ketakutan, atau mungkin juga tingkah laku agresif, emosi yang

labil. Mereka juga sering menunjukan gejala depresi, jati diri yang rendah,

kecemasan, adanya gangguan tidur, menjadi bersifat keras, dan gangguan stress

pascatrauma.(16)

Tingginya angka tindakan kekerasan pada lansia ini dapat dilihat dari

tindakan kekerasan fisik yang didapatkan. Bentuk kekerasan fisik tertinggi adalah

kekerasan fisik berupa dicubit yaitu sebanyak (63,4%), sedangkan tertinggi

selanjutnya adalah kekerasan fisik berupa dipukul yaitu sebanyak (31,7%),

kekerasan fisik berupa digigit adalah sebanyak (12,2%), kekerasan fisik berupa

Page 48: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

37

dibenturkan adalah sebanyak (7,3%), kekerasan fisik berupa diancam benda tajam

sebanyak (2,4%), dan (1,2%) lansia mengalami kekerasan fisik berupa tamparan,

dan tidak ada di RW XIV Kelurahan Surau Gadang yang mengalami perilaku

kekerasan berupa diikat.

Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Rosidawati (2012) yang

menunjukkan perilaku kekerasan fisik berupa dicubit termasuk frekuensi tertinggi

setelah kekerasan berupa ditampar yaitu dengan persentase (62,58%). Sedangkan

hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahri Risma

(2011) menunjukkan bahwa kekerasan fisik tertinggi yang diterima lansia adalah

berupa dipukul yakni sebesar (37,80%).

Kekerasan fisik pada lansia yang terjadi tersebut diakibatkan karena lansia

yang berbuat kesalahan yang mengakibatkan keluarga menjadi kesal dan marah

terhadap tingkah lansia, namun ada juga karena lansia tidak ada berbuat

kesalahan, keluarga marah tanpa sebab kepada lansia, kemungkinan faktor

pencetusnya adalah faktor ekonomi yang dihadapi oleh keluarga lansia. Kekerasan

fisik pada lansia dapat juga terjadi karena kurangnya pengetahuan keluarga

tentang perilaku kekerasan yang dilakukan kepada lansia dan juga akibat dari

ketergantungan pada usia tua yang dapat meningkatkan risiko kekerasan. Selain

itu, lansia yang lebih tinggi mengalami tindakan kekerasan fisik adalah lansia

yang berjenis kelamin perempuan (40%) dibandingkan dengan lansia yang

berjenis kelamin laki-laki (28,1%) karena perempuan lebih dominan bersifat

lemah dan lebih sering mengalah, hal tersebut dapat memicu terjadinya kekerasan

fisik pada lansia.

Page 49: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

38

Diperlukan upaya peningkatan perlindungan terhadap lansia dari perlakuan

tindakan kekerasan fisik. Diharapkan kepada petugas atau perawat puskesmas

agar lebih memperhatikan kesejahteraan lansia dan memberikan tindakan

preventif seperti pembinaan pendidikan dalam keluarga, pembinaan pendidikan

dalam masyarakat dan juga berupa tindakan kuratif berupa bimbingan langsung

kepada keluarga atau anak lansia. Begitu juga diharapkan kepada keluarga untuk

lebih menjaga sikap dan tingkah laku yang dilakukan terhadap lansia dan juga

lebih memperhatikan kesejahteraan lansia sehingga tidak terjadinya kekerasan

fisik pada lansia.

2. Tindakan Kekerasan Psikologis

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 lansia di RW XIV, didapatkan lebih

dari separo (57,3%) lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang mengalami

tindakan kekerasan psikologis.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fahri Risma

(2011) tentang Gambaran Kekerasan Pada lansia di Desa Tandang Semarang

menunjukkan bahwa kurang dari separo lansia mengalami tindakan kekerasan

psikologis yaitu sebesar (17,03%).

Kekerasan psikologis/ mental adalah tindakan lisan yang disengaja yang

menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan, kekerasan psikologi ini

secara sengaja tidak memberikan bantuan perkembangan berbicara dan tindakan

perilaku yang diperlukan untuk perkembangan yang sehat.

Page 50: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

39

Adapun dampak dari tingginya angka tindakan kekerasan psikologi yang

dialami lansia dapat menyebabkan lansia menjadi generasi yang lemah, seperti

agresif, apatis, pemarah, susah tidur, dan depresi. Selain itu, lansia juga sering

mengalami mimpi buruk serta ketakutan dan juga menyebabkan kehilangan nafsu

makan, sakit kepala, sehingga dapat menyebabkan kekurangan gizi pada lansia(16)

Tingginya angka tindakan kekerasan psikologis pada lansia ini dapat dilihat

dari tindakan kekerasan psikologis didapatkan perilaku kekerasan psikologis yang

dialami lansia. Bentuk kekerasan tertinggi adalah perilaku kekerasan psikologis

berupa dikatakan cerewet yaitu sebanyak (79,3%), sedangkan tertinggi

selanjutnya adalah perilaku kekerasan psikologis berupa dihardik yaitu sebanyak

(64,6%), perilaku kekerasan psikologis berupa disalahkan tanpa sebab yaitu

sebanyak (48,8%), perilaku kekerasan psikologis berupa ditipu yaitu sebanyak

(36,6%), perilaku kekerasan psikologis berupa diancam dengan kata-kata kasar

yaitu sebanyak (34,1%), perilaku kekerasan psikologis berupa dihina yaitu

sebanyak (24,4%), perilaku kekerasan psikologis berupa tidak menghargai dan

menerima kondisi lansia adalah sebanyak (23,2%) dan perilaku kekerasan

psikologis berupa dipermalukan di depan umum adalah sebanyak (12,2%),

perilaku kekerasan psikologis berupa dilecehkan adalah sebanyak (8,5%), dan

untuk perilaku kekerasan psikologis berupa diusir tidak ada terjadi di RW XIV

Kelurahan Surau Gadang Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rosidawati (2012) tentang Gambaran Beban Keluarga Merawat Lansia Dapat

Memicu tindakan Kekerasan dan Penelantaran Terhadap Lansia menunjukkan

Page 51: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

40

bahwa perilaku kekerasan psikologis yang paling besar adalah berupa dihardik

dengan persentase (63,4%). Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Fahri Risma (2011) menunjukkan bahwa

kekerasan psikologis tertinggi yang diterima lansia adalah berupa dihardik yakni

sebesar (60,7%).

Tindakan kekerasan psikologis pada lansia dapat terjadi karena keadaan

ekonomi yang dihadapi anak lansia dan juga kondisi fisik yang lemah dari lansia

sendiri sehingga dapat memicu terjadinya stress pada pemberi asuhan (keluarga)

lansia, sehingga anak ataupun keluarga melampiaskan emosi atau stress tersebut

kepada lansia. Selain itu, kekerasan psikologis pada lansia lebih dominan terjadi

pada lansia yang berjenis kelamin perempuan (60%) dibandingkan dengan lansia

laki-laki (53,1%) karena selain kondisi fisik dari perempuan lemah juga karena

perempuan lebih memiliki sifat mengalah dan selalu ingin disayang, hal tersebut

dapat memicu terjadinya kekerasan psikologis pada lansia.

Diperlukan upaya peningkatan perlindungan terhadap lansia dari perlakuan

tindakan kekerasan psikologis yang diharapkan kepada petugas atau perawat

puskesmas agar lebih memperhatikan kesejahteraan lansia melalui pendekatan

terhadap keluarga dan menghindari perselisihan antar anggota keluarga. Hal ini

dapat dilakukan dengan memperkuat fungsi keluarga dimana keluarga merupakan

tempat utama bagi lansia untuk berbagi masalah dan memecahkan berbagai

masalah yang dialami lansia. Selain itu peran perawat puskesmas dapat berupa

tindakan preventif seperti pembinaan pendidikan dalam keluarga, pembinaan

pendidikan dalam masyarakat dan berupa bimbingan psikologis langsung kepada

Page 52: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

41

lansia maupun keluarga yang merawat lansia, sehingga kesejahteraan pada lansia

dapat tercapai.

3. Tindakan Kekerasan Diabaikan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 lansia, didapatkan separo (50%)

lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang mengalami tindakan kekerasan

pengabaian.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Fahri Risma

(2011) tentang Gambaran Kekerasan Pada lansia di Desa Tandang Semarang

menunjukkan bahwa kurang dari separo lansia mengalami tindakan kekerasan

pengabaian yaitu sebesar (52,53%).

Pengabaian adalah ketika kebutuhan-kebutuhan dasar lansia tidak terpenuhi.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan makanan sehat, tempat tinggal

yang memadai, pakaian yang layak, kebersihan, dukungan emosional, cinta dan

afeksi, pendidikan, dan keamanan.

Adapun dampak dari tingginya angka tindakan pengabaian yang dialami

lansia dapat menyebabkan lansia memiliki harga diri rendah dan kurang motivasi

dalam menjalani hidup, serta mengakibatkan lansia menjadi depresi.(9)

Tingginya angka tindakan kekerasan pengabaian pada lansia ini dapat dilihat

tindakan pengabaian yang didapatkan lansia. Bentuk kekerasan pengabaian yang

dialami lansia tertinggi adalah perilaku kekerasan pengabaian berupa alat kasur

yang tidak diganti seminggu sekali yaitu sebesar (69,5%), sedangkan tertinggi

selanjutnya adalah kekerasan pengabaian berupa tidak diingatkan untuk

Page 53: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

42

melakukan pemeriksaan kesehatan adalah sebesar (61%), perilaku kekerasan

pengabaian berupa tidak membantu dalam menghadapi masalah adalah sebesar

(43,9%), perilaku kekerasan pengabaian berupa tidak mengingatkan minum obat

saat sakit adalah sebesar (39%), perilaku kekerasan pengabaian berupa tidak

melibatkan pada acara keluarga adalah sebesar (29,3%), perilaku kekerasan

berupa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan terhadap suatu masalah

adalah sebesar (29,3%), perilaku kekerasan pengabaian berupa tidak menanggapi

yang dibicarakan adalah sebesar (20,7%), perilaku kekerasan berupa tidak diberi

makanan yang sehat adalah sebesar (13,4%), untuk perilaku kekerasan pengabaian

berupa tidak diberi pakaian yang layak adalah sebesar (7,3%), sedangkan untuk

perilaku pengabaian berupa tidak diberi tempat tinggal yang memadai tidak ada di

RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahri

Risma (2011) menunjukkan bahwa perilaku kekerasan pengabaian yang paling

besar adalah berupa tidak melibatkan lansia dalam pengambilan keputusan yaitu

dengan persentase (67,8%). Berdasarkan hasil survey 10 Provinsi di Indonesia

menunjukkan bahwa angka kejadian pengabaian pada lansia cukup tinggi yaitu

sebesar (68,55%).

Tindakan pengabaian yang terjadi pada lansia dapat terjadi karena kesibukan

dari keluarga lansia yang bekerja sehingga tidak terperhatiannya kondisi lansia

dan dapat terjadi karena kondisi fisik yang lemah dari lansia sehingga dapat

melakukan aktivitas secara mandiri.

Page 54: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

43

Diperlukan upaya pendekatan terhadap keluarga dan menghindari

perselisihan antar anggota keluarga dan memberikan pengetahuan kepada

keluarga tentang pentingnya kesejahteraan lansia. Hal ini dapat dilakukan dengan

memperkuat fungsi keluarga yaitu keluarga merupakan tempat utama bagi lansia

untuk berbagi masalah dan memecahkan berbagai masalah yang dialami lansia.

Selain itu perawat atau petugas puskesmas juga dapat melakukan tindakan

preventif seperti pembinaan pendidikan dalam keluarga, pembinaan pendidikan

dalam masyarakat dan lebih mengaktifkan program kesejahteraan lansia serta

memberikan pelatihan kepada kader lanjut usia dan menggerakkan posyandu

lansia, sehingga kesejahteraan pada lansia tercapai.

4. Pelaku Tindakan Kekerasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 82 lansia di RW XIV Kelurahan Surau

Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang didapatkan pelaku dari

kekerasan terhadap lansia adalah anak, menantu, cucu, dan saudara dari lansia.

Didapatkan bahwa pelaku untuk tindakan kekerasan fisik adalah anak (52,8%),

pelaku untuk tindakan kekerasan psikologis adalah anak (66%), serta pelaku untuk

diabaikan umumnya dilakukan juga oleh anak (89,1%).

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan Fahri Risma

(2011) tentang Gambaran Kekerasan Pada lansia di Desa Tandang Semarang

menunjukkan bahwa lebih dari separo lansia yang mengalami kekerasan fisik

dilakukan oleh anak yaitu sebesar (67,8%). Begitu juga dengan penelitian

Rosidawati (2012) tentang Gambaran Beban Keluarga Merawat Lansia Dapat

Memicu tindakan Kekerasan dan Penelantaran Terhadap Lansia menunjukkan

Page 55: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

44

bahwa anak merupakan pelaku paling tinggi yang melakukan kekerasan terhadap

lansia yaitu sebesar (71,2%).

Menurut Komnas Lansia (2012) kekerasan yang terjadi pada lansia pada

umumnya dilakukan oleh orang terdekat dengan lansia seperti anak, menantu,

cucu, dan orang-orang yang berada disekitar lansia. Data tahun 2013 di Sumatera

Barat terdapat 373 kasus kekerasan terhadap lansia, hal tersebut 7,3% dilakukan

oleh orang terdekat lansia.(7,14)

Ketergantungan pada usia tua dan beban hidup yang ditanggung keluarga

lansia dapat meningkatkan risiko kekerasan dan penganiayaan serta pelalaian pada

lansia. Penganiayaan dapat terjadi jika tingkat ketergantungan sangat besar

sehingga pemberi perawatan dapat menunjukkan perilaku bermusuhan dan agresif

yang dapat membahayakan lansia. Pelaku dari tindakan kekerasan pada lansia

adalah lebih sering pada pemberi asuhan pada lansia sendiri yatu seperti anak,

cucu, menantu, dan orang lain yang berada di lingkungan lansia. Pelaku kekerasan

yang dilakukan oleh cucu lansia pada penelitian ini adalah cucu yang memiliki

umur 11 tahun ke atas, yang pada umumnya melakukan tindakan kekerasan

karena kurangnya pengetahuan tentang tindakan kekerasan itu sendiri serta rasa

marah yang dilampiaskan kepada lansia karena sifat ketergantungan lansia sendiri.

Diharapkan kepada anak untuk tidak melakukan kekerasan pada lansia dan

diharapkan juga agar dapat menjalin kasih sayang antar sesama anggota keluarga

dan memberikan peran dan tanggung jawab diantara anggota keluarga. Agar

lansia jauh dari depresi dan harga diri rendah dan agar tercapainya tingkat

kesejahteraan pada lansia.

Page 56: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Gambaran Perilaku Kekerasan pada

lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo

Padang Tahun 2015 yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Lebih dari separo lansia mengalami perilaku kekerasan.

2. Kurang dari separo lansia mengalami perilaku kekerasan fisik.

3. Lebih dari separo lansia mengalami perilaku kekerasan psikologis.

4. Separo dari lansia mengalami perilaku kekerasan pengabaian.

5. Pelaku tindakan kekerasan fsik, kekerasan psikologis, dan kekerasan

pengabaian paling tinggi dilakukan oleh anak lansia.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian penguji memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi puskesmas

Disarankan kepada petugas Puskesmas Nanggalo atau perawat komunitas

agar dapat memberikan upaya pencegahan primer agar tidak terjadinya

perilaku kekerasan dengan cara memberikan konseling atau pendidikan

tentang bentuk-bentuk tindak kekerasan yang dapat terjadi pada usia lanjut

dan memberikan pengetahuan tentang perkembangan normal usia lanjut

kepada keluarga lansia. Selain itu, petugas puskesmas juga dapat memberikan

Page 57: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

46

pelayanan bimbingan dan konseling psikologis kepada lansia, serta dengan

cara pelatihan kader usia lanjut dan kegiatan posyandu lansia.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian dengan

melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan pada

lansia di rumah tangga, seperti usia, jenis kelamin, serta pendidikan keluarga

lansia.

Page 58: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

xii

DAFTAR PUSTAKA

1. Stanley, Mega. Buku ajar keperawatan gerontik. Edisi Ke-2. Jakarta: EGC; 2010.

2. Badan kesehatan dunia WHO. Jakarta; 2012.

3. Sensus Penduduk. Profil Jumlah lansia di Indonesia. Jakarta : 2012

4. Bappenas. Jumlah penduduk lansia di Indonesia. Jakarta : 2012

5. Dinas Kesehatan Sumatera Barat. Jumlah lansia di Sumatera Barat. Buletin Promkes Kemenkes; 2014.

6. Videbeck, Sheila L. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : EGC; 2009

7. Komnas Lansia. Kekerasan menyerang kaum lansia. Diakses 15 Desember 2014]. Tersedia dari URL: http://www.komnaslansia.go.id/modules.php?name=News&file=article41

8. Kementerian Sosial. Persentase perilaku kekerasan pada lansia. Jakarta; 2012.

9. Anderson, Elizabeth T. Buku ajar keperawatan komunitas teori dan praktik. Edisi ke-3. Jakarta : EGC; 2009.

10. Jalal, Fasli. Kesehatan jiwa lansia. Kompas 04 September 2012. Diakses

15 Desember 2014]. Tersedia di URL: http://nasional.kompas.com/read/2012/04/09/0701040/Kesehatan.Jiwa.Lansia

11. Ibtiah, dkk. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian tindakan kekerasan pada lansia. Medan: Jurnal Keperawatan; 2011.

12. Rani, Martini. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Kekerasan pada Lansia. Yogyakarta : Fakultas Keperawatan Universitas Gajah Mada; 2012.

13. Rosidawati. Gambaran Beban Keluarga Merawat Lansia Dapat Memicu tindakan Kekerasan dan Penelantaran Terhadap Lansia. Jakarta: Politeknik Kesehatan Jakarta III; 2012.

14. Dinas kesehatan kota padang. Profil dinas kesehatan kota padang. Sumatra Barat; 2013.

15. Puskesmas Nanggalo Padang. Profil Kesehatan Lansia. Padang; 2013.

Page 59: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

xiii

16. Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo. Profil kependudukan kelurahan. Padang; 2013.

17. Effendi, Ferry. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.

18. Maryam, R Siti. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika; 2008

19. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.

Page 60: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV1 Penyerahan Topik/ Judul penelitian2 Kesediaan Pembimbing 1 dan 23 Penulisan Proposal KTI4 Pengumpulan Proposal KTI5 Sidang Proposal6 Perbaikan Proposal KTI7 Penelitian/ Pengumpulan Data8 Konsultai Laporan Penelitian9 Ujian Sidang KTI10 Perbaikan KTI11 Pengumpulan Hasil KTI12 Yudisium

Padang, Juli 2015Pembimbing I Pembimbing II Peneliti

(Renidayati, S.Kp. M.Kep. Sp.Jiwa) (Tasman, S.Kp. M.Kep. Sp.Kom) Risa Fadhilah NIP. 19720528 199503 2 001 NIP. 19700522 199403 1 001 NIM : 123110324

Juli

RENCANA JADWAL PENELITIAN

GAMBARAN PEILAKU KEKERASAN PADA LANSIA DI RW XIV KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG TAHUN 2015

Maret April Mei JuniFebruari

LAMPIRAN A

N o.

KegiatanDesember Januari

Page 61: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

LAMPIRAN B

KISI-KISI KUESIONER Bentuk Perilaku Kekerasan Pada Lansia

Tujuan Variabel Jumlah Item Nomor Item

Mengetahui Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nangalo Padang Tahun 2015

a. Bentuk perilaku kekerasan fisik yang dialami lansia

b. Bentuk perilaku kekerasan psikologi/ mental yang dialami lansia

c. Bentuk perilaku kekerasan pengabaian pada lansia

d. Pelaku tindakan kekerasan yang dialami lansia

7

10

10

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.

8,9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17

18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27

disetiap item pertanyaan

Page 62: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

LAMPIRAN C

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth : Responden

Di RW XIV Kelurahan Surau Gadang

Padang

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini ;

Nama : Risa Fadhilah

NIM : 123110324

Status : Mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan RI Padang

Semester :VI (Enam)

Akan melakukan penelitian dengan judul :

“ Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia Di RW XIV

Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo

Padang Tahun 2015”

Untuk kelancaran penelitian ini, kami mohon kesediaan sebagai

responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan

digunakan untuk kepentingan penelitian, serta tidak menimbulkan

kerugian bagi responden.

Padang, Maret 2015

Peneliti

Page 63: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

LAMPIRAN D

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Setelah membaca dan mendengar penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian:

Judul : “ Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia Di RW

XIV Kelurahan Surau Gadang Wilayah Kerja Puskesmas

Nanggalo Padang Tahun 2015”

Oleh : Risa Fadhilah

NIM : 123110324

Status : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes RI Padang Jurusan

Keperawatan

Dengan ini saya menyatakan kesediaan menjadi reponden dalam penelitian

tersebut. Demikianlah persetujuan ini saya nyatakan tanpa paksaan dari

siapapun.

Padang, Maret 2015

Responden

Page 64: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

LAMPIRAN E

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU KEKERASAN PADA LANSIA DI RW XIV

KELURAHAN SURAU GADANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS

NAGGALO PADANG

TAHUN 2015

Kode reponden :

A. Identitas Responden

Nomor Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

B. Petunjuk Pengisian

1. Jawablah setiap pertanyaan dengan tepat dan benar.

2. Jika ada pertanyaan yang tidak dimengerti, silahkan tanyakan kembali.

Page 65: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

BENTUK PERILAKU KEKERASAN FISIK

1. Apakah bapak/ ibu pernah dipukul karena kesalahan yang diperbuat?

Ya

Tidak

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

2. Apakah bapak/ ibu pernah ditampar karena kesalahan yang diperbuat?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

3. Apakah anggota tubuh bapak/ ibu pernah dibenturkan oleh orang lain?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

Page 66: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

4. Apakah bapak/ ibu pernah dicubit?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

5. Apakah bapak/ ibu pernah diancam dengan benda tajam oleh orang lain?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

6. Apakah bapak/ ibu pernah diikat karena kesalahan yang bapak/ ibu

perbuat?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

Page 67: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

7. Apakah bapak/ ibu pernah digigit karena kesalahan yang bapak/ ibu

perbuat?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

BENTUK KEKERASAN PSIKOLOGI/ MENTAL

8. Apakah bapak/ ibu pernah diusir dari rumah?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

9. Apakah bapak/ ibu pernah dihina oleh orang lain?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

Page 68: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

10. Apakah bapak/ ibu pernah dihardik?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

11. Apakah bapak/ ibu pernah ditipu?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

12. Apakah bapak/ ibu pernah diancam dengan kata-kata kasar?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

13. Apakah bapak/ ibu pernah dipermalukan didepan umum?

Ya :

Tidak :

Page 69: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

14. Apakah bapak/ ibu pernah dilecehkan?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

15. Apakah bapak/ ibu pernah disalahkan tanpa sebab?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

16. Apakah keluarga sering mengatakan bahwa bapak/ibu cerewet/ sering

mengomel?

Ya :

Tidak :

Page 70: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

17. Apakah keluarga menerima dan menghargai keadaan bapak/ ibu apa

adanya?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

BENTUK PENGABAIAN

18. Apakah bapak/ ibu diberi makanan yang sehat, seperti nasi, lauk, dan

sayur?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

Page 71: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

19. Apakah bapak/ ibu diberi tempat tinggal yang memadai?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

20. Apakah bapak/ ibu diberi pakaian yang layak?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

21. Apakah keluarga membantu bapak/ ibu dalam menghadapi masalah?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

22. Apakah alat kasur/ sprei bapak/ ibu diganti seminggu sekali?

Ya :

Tidak :

Page 72: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

23. Apakah keluarga melibatkan bapak/ ibu pada setiap acara keluarga?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

24. Apakah pada saat sakit, anak atau keluarga mengingatkan bapak/ibu untuk

minum obat yang tepat?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

25. Apakah keluarga mengingatkan bapak/ ibu untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan secara teratur?

Ya :

Tidak :

Page 73: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

26. Apakah bapak/ ibu dilibatkan dalam pengambilan keputusan dalam

keluarga?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

27. Apakah keluarga menanggapi apa yang bapak/ibu bicarakan?

Ya :

Tidak :

Jika Ya :

Frekuensi :

Pelaku :

Page 74: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

LAMPIRAN F

Total Per. Kat. Per. Total Kat. per. Total Kat. Per. Tot. Ke. Kat. Ke.

Fis 1 Fis 2 Fis 3 Fis 4 Fis 5 Fis 6 Fis 7 Ke. Fisik Ke. Fisik Anak Menantu Cucu Saudara Psi 1 Psi 2 Psi 3 Psi 4 Psi 5 Psi 6 Psi 7 Psi 8 Psi 9 Psi 10 Ke. psiko. Ke. Psiko. Anak Menantu Cucu Saudara Abai 1 Abai 2 Abai3 Abai 4 Abai 5 Abai 6 Abai 7 Abai 8 Abai 9 Abai 10 Abai Ke. PengabaianAnak Menantu Cucu Saudara Pd Lansia Pada Lansia

1 89 1 1 1 0 0 1 0 0 1 3 P 2 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 P 5 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 9 0 0 0 18 Ada

2 81 2 1 1 0 0 1 0 0 1 3 P 3 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 P 5 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 P 8 0 0 0 18 Ada

3 68 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

4 74 1 2 0 0 1 1 0 0 1 3 P 0 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 1 0 1 7 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 16 Ada

5 69 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 1 Ada

6 81 1 3 1 0 1 1 0 0 1 4 P 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 P 2 0 0 5 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 P 6 0 0 0 17 Ada

7 66 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

8 61 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

9 68 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 1 Ada

10 74 1 3 0 0 1 1 0 0 0 2 P 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 P 4 0 0 3 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 5 P 5 0 0 0 14 Ada

11 68 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 P 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 P 1 1 0 0 4 Ada

12 74 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

13 63 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 4 P 3 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 P 3 1 0 0 9 Ada

14 72 2 1 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 4 P 4 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 P 6 2 0 0 14 Ada

15 72 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 P 1 1 0 5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 5 2 0 2 17 Ada

16 75 1 3 1 0 1 1 1 0 1 5 P 4 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 9 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 P 8 0 0 0 22 Ada

17 67 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

18 71 1 2 1 1 1 1 0 0 1 5 P 2 0 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 5 0 0 4 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 7 P 5 0 0 2 21 Ada

19 60 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 4 P 4 0 0 0 4 Ada

20 66 2 3 1 0 1 1 0 0 1 4 P 3 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 P 3 0 0 5 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 5 P 5 0 0 0 17 Ada

21 66 1 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 P 4 0 0 4 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 4 P 4 0 0 0 14 Ada

22 68 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 2 Ada

23 71 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 2 Ada

24 69 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 4 P 1 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 6 Ada

25 63 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

26 62 2 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 4 Ada

27 73 1 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 P 4 1 0 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 P 3 0 0 5 17 Ada

28 64 2 2 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 7 Ada

29 62 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

30 70 2 1 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 P 5 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 P 8 0 0 0 15 Ada

31 69 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 5 Ada

32 72 2 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 4 P 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 6 Ada

33 80 2 3 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 5 P 5 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 9 0 0 0 16 Ada

34 73 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 P 1 0 0 0 4 Ada

35 72 2 3 0 0 0 1 1 0 1 3 P 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 P 6 0 0 2 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 4 P 4 0 0 0 15 Ada

36 72 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 P 4 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 2 1 0 0 10 Ada

37 61 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

38 63 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

39 70 2 3 1 0 0 0 0 0 0 1 P 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4 P 3 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 9 Ada

40 68 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 3 0 0 0 7 Ada

41 68 2 2 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 P 1 0 0 0 5 Ada

42 77 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 P 2 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 3 0 0 0 6 Ada

43 72 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 4 P 4 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 P 4 0 0 0 9 Ada

44 76 1 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5 P 5 0 0 0 9 Ada

45 70 1 3 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4 P 3 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 5 P 5 0 0 0 11 Ada

46 66 1 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 3 P 1 2 0 0 6 Ada

47 73 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 P 4 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 P 6 0 0 1 15 Ada

48 65 2 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 5 Ada

49 67 1 2 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 8 Ada

50 60 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

51 69 2 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 7 Ada

52 66 1 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 8 Ada

53 68 1 3 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 5 P 4 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5 P 5 0 0 0 12 Ada

54 62 2 2 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 P 3 1 0 2 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 3 0 0 0 11 Ada

55 73 2 2 1 0 0 1 0 0 1 3 P 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 P 5 2 0 0 13 Ada

56 75 1 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4 P 4 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 P 7 0 0 0 13 Ada

57 62 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 2 Ada

58 69 1 3 0 0 0 1 0 0 1 2 P 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 P 3 0 0 3 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 12 Ada

59 64 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 5 P 2 0 0 3 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 10 Ada

60 66 1 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 P 2 0 0 0 6 Ada

61 80 1 2 1 0 0 1 0 0 1 3 P 2 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 P 5 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 6 3 0 0 19 Ada

62 76 2 3 1 0 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 P 2 0 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 5 P 5 0 0 0 11 Ada

63 62 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 P 2 0 0 0 7 Ada

64 68 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 3 Ada

65 74 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 6 P 4 2 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5 P 4 1 0 0 13 Ada

66 66 2 2 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 4 Ada

67 67 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

Pelaku Kekerasan Pengabaian

Master Tabel Gambaran Perilaku Kekerasan Pada Lansia di RW XIV Kelurahan Surau Gadang Kecamatan Nanggalo Padang

Tahun 2015

No. Resp umur JK PddkPerilaku Kekerasan Fisik Pelaku kekerasan Fisik Pelaku Kekerasan PsikologisPerilaku Kekerasan Psikologis Perilaku Kekerasan Pengabaian

Page 75: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

68 78 2 1 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 P 2 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 P 3 0 0 0 9 Ada

69 77 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 3 P 0 0 1 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 6 Ada

70 78 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

71 71 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 P 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 P 1 5 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 P 3 1 0 0 11 Ada

72 67 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 2 Ada

73 68 2 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 4 Ada

74 72 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 P 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4 P 4 0 0 0 7 Ada

75 68 2 2 1 0 0 1 0 0 0 2 P 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 4 P 3 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 8 Ada

76 65 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 3 P 3 0 0 0 3 Ada

77 66 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 P 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 2 Ada

78 64 2 3 0 0 0 1 0 0 0 1 P 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 P 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 P 2 0 0 0 5 Ada

79 64 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 Tidak Ada

80 83 1 1 1 0 0 1 0 0 1 3 P 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 7 P 4 1 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 P 7 2 0 0 19 Ada

81 62 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 P 1 0 0 0 1 Ada

82 67 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 TP 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 3 P 3 0 0 0 3 Ada

Jumlah 108 57 1 39 11 Jumlah 272 180 20 11 61 Jumlah 257 229 18 0 10 637

52,8 0,9 36,1 10,2 66,1 7,3 4,04 22,4 89,1 7,03 0 3,90

Jumlah

Page 76: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

LAMPIRAN H

ANALISIS UNIVARIAT MASING-MASING ITEM PERTANYAAN

Bentuk

Kekerasan Fisik

Lansia yang Mengalami

Kekerasan Fisik

Lansia yang Tidak Mengalami

Kekerasan Fisik Total

f % f % f %

Dipukul 26 31,7 56 68,3 82 100

Ditampar 1 1,2 81 98,8 82 100

Dibenturkan 6 7,3 76 92,7 82 100

Dicubit 52 63,4 30 36,6 82 100

Dincam Benda Tajam

2 2,4 80 97,6 82 100

Diikat 0 0 82 100 82 100

Digigit 10 12,2 72 87,8 82 100

Jenis Kekerasan Psikologis

Lansia yang Mengalami

Kekerasan Psikologis

Lansia yang tdak Mengalami Kekerasan Psikologis

Total

f % F % f %

Diusir 0 0 82 100 82 100

Dihina 20 24,4 62 75,6 82 100

Dihardik 53 35,4 29 64,6 82 100

Ditipu 30 36,6 52 63,4 82 100

Diancam dengan kata-kata kasar

28 34,1 54 65,9 82 100

Dipermalukan di depan umum

10 12,2 72 87,8 82 100

Dilecehkan 7 8,5 75 91,5 82 100

Disalahkan tanpa sebab 40 48,8 42 51,2 82

100

Page 77: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

Dikatakan cerewet

65 79,3 17 20,7 82 100

Menghargai dan menerima

63 76,8 19 23,2 82 100

Jenis Kekerasan Pengabaian

Lansia yang Mengalami Kekerasan

Pengabaian

Lansia yang tdak Mengalami Kekerasan

Psikologis Total

f % f % f % Diberi makan sehat

71 86,6 11 13,4 82 100

Diberi tempat tinggal yang memadai

82 100 0 0 82 100

Diberi pakaian yang layak

76 92,7 6 7,3 82 100

Membantu dalam menghadapi masalah

46 56,1 36 43,9 82 100

Alat kasur diganti seminggu sekali

25 30,5 57 69,5 82 100

Dlibatkan pada acara keluarga

58 70,7 24 29,3 82 100

Diingatkan minum obat saat sakit

50 61,0 32 39,0 82 100

Diingatkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

32 39,0 50 61,0 82 100

Dilibatkan pengambilan keputusan

58 70,7 24 29,3 82 100

Ditanggapi saat bicara

65 79,3 17 20,7 82 100

Page 78: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

Bentuk Kekerasan

Fisik

Frekuensi dan Persentase Pelaku Kekerasan Fisik

Total Anak Menantu

Cucu Saudara

f % f % f % f % f % Dipukul 19

73,07 1

3,84

1

3,84 5

19,23 26

100

Ditampar 0

0 0

0 0 0 1

100 1

100

Dibenturkan 1

16,67 0

0 0 0 5

83,33 6

100

Dicubit 33

63,46 0

0 19

36,53 0

0 52

100

Diancam Benda Tajam

2

100 0

0 0

0 0

0 2

100

Diikat 0

0 0

0 0

0 0

0 0

100

Digigit 2

9,52 0

0 19

90,47 0

0 21

Bentuk Perilaku Kekeasan

Fisik

Frekuensi dan Persentase Pelaku Kekerasan Psikologis Jumlah

Anak Menantu Cucu Saudara f % f % f % f % f %

Diusir 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0

Dihina 3

15 2

10 0

0 15

75 20 (100%)

100

Dihardik 48

90,56 3

5,66 1

1,88 1

1,88 53

100

Ditipu 18

60 4

13,33 1

3,33 7

23,33 30

100

Diancam dengan kata-kata kasar

16

55,17 1

3,44 0

0 12

41,37 29

100

Dipermalukan di depan umum

1

11,11 0

0 0

0 8

88,88 9

100

Dilecehkan 3

42,85 0

0 0

0 4

57,14 7

100

Disalahkan tanpa sebab

24

60

5

12,5 2

5 9

22,5 40

100

Dikatakan cerewet

56

56,15 2

3,07 7

10,77 0

0

65

100

Menghargai dan menerima keadaan lansia

12

63,16 3

15,77 0

0 4

21,06 19

100

Page 79: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

Bentuk Perilaku Kekeasan

Fisik

Frekuensi dan Persentase Pelaku Kekerasan Pengabaian Jumlah

Anak Menantu Cucu Saudara f % f % f % f % f %

Tidak diberi makan sehat

10

90,90 1

9,09 0

0 0

0 11

100

Tidak diberi tempat tinggal yg memadai

0

0 0

0 0 0 0 0 0 0

Tidak diberi pakaian yang layak

6

100 0

0 0 0 0 0 6

100

Tidak membantu dalam menghadapi masalah

36

100 0 0 0 0 0 36

100

Alat kasur tidak diganti seminggu sekali

55

96,49 2

3,50 0 0 0 0 57

100

Tidak melibatkan pada acara keluarga

18

75 4

16,67 0

100 2

8,33 24

100

Tidak mengingatkan minum obat saat sakit

31

96,88 1

3,12 0 0 0 0 32

100

Tidak mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

48

96 2

4 0 0 0 0 50

100

Tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan

13

54,17 6

25 1

4,17 4

16,67 24

100

Tidak menanggapi yg dbicarakan

13

76,47 2

11,77 0

0

2

11,77 17

100

Page 80: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

LAMPIRAN G

OUTPUT SPSS

1. Distribusi Frekuensi Umur

Statistics

umur responden

N Valid 82

Missing 0

Minimum 60

Maximum 89

2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Statistics

jenis kelamin responden

N Valid 82

Missing 0

Minimum 1

Maximum 2

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 32 39.0 39.0 39.0

perempuan 50 61.0 61.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

3. Distribusi Frekuensi Pendidikan

Statistics

pendidikan responden

N Valid 82

Missing 0

Page 81: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 15 18.3 18.3 18.3

SMP 28 34.1 34.1 52.4

SMA 39 47.6 47.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

4. Distribusi Frekuensi Kekerasan Pada Lansia

Perilaku Kekerasan yang Terjadi Pada Lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 28 34.1 34.1 34.1

Ada 54 65.9 65.9 100.0

Total 82 100.0 100.0

5. Distribusi Frekuensi Kekerasan Fisik Pada Lansia

Perilaku Kekerasan Fisik yang Terjadi Pada Lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 53 64.6 64.6 64.6

Pernah 29 35.4 35.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 82: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

6. Distribusi Frekuensi Kekerasan Psikologis Pada Lansia

Perilaku Kekerasan Psikologis yang Terjadi Pada Lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 35 42.7 42.7 42.7

Pernah 47 57.3 57.3 100.0

Total 82 100.0 100.0

7. Distribusi Kekerasan Kekerasan Pengabaian Pada Lansia

Perilaku Kekerasan Pengabaian yang Terjadi Pada Lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Pernah 41 50.0 50.0 50.0

Pernah 41 50.0 50.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

8. Distribusi Frekuensi Bentuk Kekerasan Fisik Dipukul

perilaku kekerasan fisik berupa pukulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 56 68.3 68.3 68.3

Ya 26 31.7 31.7 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 83: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

9. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Dipukul

Statistics

pelaku kekerasan fisik pukulan

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan fisik pukulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 56 68.3 68.3 68.3

Anak 19 23.2 23.2 91.5

menantu 1 1.2 1.2 92.7

cucu 1 1.2 1.2 93.9

saudara 5 6.1 6.1 100.0

Total 82 100.0 100.0

10. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Berupa Tamparan

Statistics

perilaku kekerasan fisik berupa

tamparan

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan fisik berupa tamparan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 81 98.8 98.8 98.8

Ya 1 1.2 1.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 84: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

11. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Tamparan

Statistics

pelaku kekerasan fisik tamparan

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan fisik tamparan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 81 98.8 98.8 98.8

saudara 1 1.2 1.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

12. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Berupa Benturan

Statistics

perilaku kekerasan fisik berupa

benturan

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan fisik berupa benturan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 76 92.7 92.7 92.7

ya 6 7.3 7.3 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 85: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

13. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Berupa Dibenturkan

Statistics

pelaku kekerasan fisik benturan

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan fisik benturan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 76 92.7 92.7 92.7

anak 1 1.2 1.2 93.9

saudara 5 6.1 6.1 100.0

Total 82 100.0 100.0

14. Distribusi Frekuensi Kekerasan Fisik Berupa Cubitan

Statistics

perilaku kekerasan fisik berupa cubitan

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan fisik berupa cubitan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 30 36.6 36.6 36.6

ya 52 63.4 63.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 86: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

15. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Berupa Cubitan

Statistics

pelaku kekerasan fisik cubitan

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan fisik cubitan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 30 36.6 36.6 36.6

anak 33 40.2 40.2 76.8

cucu 19 23.2 23.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

16. Distribusi Frekuensi Kekerasan Fisik Berupa Ancaman Benda Tajam

Statistics

perilaku kekerasan fisik berupa

ancaman benda tajam

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan fisik berupa ancaman benda tajam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 80 97.6 97.6 97.6

ya 2 2.4 2.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 87: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

17. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Fisik Berupa Ancaman Benda

Tajam

Statistics

pelaku kekerasan fisik ancaman

benda tajam

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan fisik ancaman benda tajam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 80 97.6 97.6 97.6

anak 2 2.4 2.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

18. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Berupa Diikat

Statistics

perilaku kekerasan fisik berupa diikat

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan fisik berupa diikat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 82 100.0 100.0 100.0

Page 88: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

39. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Diberi Makan

Sehat

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian memberi makan sehat

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian memberi makan sehat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 71 86.6 86.6 86.6

tidak 11 13.4 13.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

40. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Diberi Makan Sehat

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yang tidak memberi makan sehat

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak memberi makan sehat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 71 86.6 86.6 86.6

anak 10 12.2 12.2 98.8

menantu 1 1.2 1.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 89: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

41. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Diberi Tempat Tinggal yang Memadai

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian diberi tempat tinggal

yang memadai

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian diberi tempat tinggal yang memadai

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 82 100.0 100.0 100.0

42. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Diberi Tempat

Tinggal Yang Mmadai

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yang tidak memberi tempat

tinggal memadai

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak memberi tempat tinggal memadai

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 82 100.0 100.0 100.0

Page 90: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

43. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Diberi Pakaian Yang Layak

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian diberi pakaian yang

layak

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian diberi pakaian yang layak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 76 92.7 92.7 92.7

tidak 6 7.3 7.3 100.0

Total 82 100.0 100.0

44. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Diberi Pakaian

Yang Layak

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yang tidak memberi pakaian yang

layak

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak memberi pakaian yang layak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 76 92.7 92.7 92.7

anak 6 7.3 7.3 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 91: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

45. Distribusi Frekuensi Bentuk Pengabaian Berupa Membantu Dalam

Menghadapi Masalah

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian membantu dalam

menghadapi masalah

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian membantu dalam menghadapi masalah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 46 56.1 56.1 56.1

tidak 36 43.9 43.9 100.0

Total 82 100.0 100.0

46. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Membantu dalam Menghadapi Masalah

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yang tidak membantu

menghadapi masalah

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak membantu menghadapi masalah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 46 56.1 56.1 56.1

anak 36 43.9 43.9 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 92: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

47. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Alat Kasur Diganti Seminggu Sekali

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian alat kasur diganti

seminggu sekali

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian alat kasur diganti seminggu sekali

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 25 30.5 30.5 30.5

tidak 57 69.5 69.5 100.0

Total 82 100.0 100.0

48. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Mengganti Alat

Kasur Seminggu Sekali

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yang tidak mengganti alat kasur

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak mengganti alat kasur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 25 30.5 30.5 30.5

anak 55 67.1 67.1 97.6

menantu 2 2.4 2.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 93: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

49. Distribusi Frekuensi Bentuk Pengabaian Berupa Melibatkan Pada Acara

Keluarga

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian melibatkan pada acara

keluarga

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian melibatkan pada acara keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 58 70.7 70.7 70.7

tidak 24 29.3 29.3 100.0

Total 82 100.0 100.0

50. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Dilibatkan Dalam

Acara Keluarga

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yang tidak melibatkan pada acara

keluarga

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak melibatkan pada acara keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 58 70.7 70.7 70.7

anak 18 22.0 22.0 92.7

menantu 4 4.9 4.9 97.6

saudara 2 2.4 2.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 94: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

51. Distribusi Frekuensi Perilaku Pengabaian Berupa Mengingatkan Minum

Obat Saat Sakit

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian mengingatkan minum

obat saat sakit

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian mengingatkan minum obat saat sakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 50 61.0 61.0 61.0

tidak 32 39.0 39.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

52. Distribusi frekuensi Pelaku Pengabaian Beupa Tidak Diingatkan Minum

Obat Saat Sakit

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yang tidak mengingatlan minum

obat saat sakit

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak mengingatlan minum obat saat sakit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 50 61.0 61.0 61.0

anak 31 37.8 37.8 98.8

menantu 1 1.2 1.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 95: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

53. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Mengingatkan Untuk

Melakukan Pemeriksaan Kesehatan

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian mengingatkan untuk

melakukan PemKes

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian mengingatkan untuk melakukan PemKes

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 39.0 39.0 39.0

tidak 50 61.0 61.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

54. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Diingatkan untuk

Melakukan Pemeriksaan Kesehatan

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yang tidak mengingatkan untuk

melakukan PemKes

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak mengingatkan untuk melakukan

PemKes

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 32 39.0 39.0 39.0

anak 48 58.5 58.5 97.6

menantu 2 2.4 2.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 96: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

55. Distribusi Frekuensi Bentuk Perilaku Pengabaian Berupa Dilibatkan

Dalam Pengambilan Keputusan

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian dilibatkan dalam

pengambilan keputusan

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian dilibatkan dalam pengambilan keputusan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 58 70.7 70.7 70.7

tidak 24 29.3 29.3 100.0

Total 82 100.0 100.0

56. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Dilibatkan Dalam

Pengambilan Keputusan

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian

yag tidak melibatkan dalam

pengambilan keputusan

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yag tidak melibatkan dalam pengambilan

keputusan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 58 70.7 70.7 70.7

anak 14 17.1 17.1 87.8

menantu 6 7.3 7.3 95.1

saudara 4 4.9 4.9 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 97: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

57. Distribusi Frekuensi Bentuk Pengabaian Berupa Menanggapi yang

Dibicarakan

Statistics

perilaku kekerasan pengabaian menanggapi yang

dibicarakan lansia

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan pengabaian menanggapi yang dibicarakan lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 65 79.3 79.3 79.3

tidak 17 20.7 20.7 100.0

Total 82 100.0 100.0

58. Distribusi Frekuensi Pelaku Pengabaian Berupa Tidak Ditanggapi yang

Dibicarakan

Statistics

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak menanggapi

yang dibicarakan lansia

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan pengabaian yang tidak menanggapi yang dibicarakan lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 65 79.3 79.3 79.3

Anak 13 15.9 15.9 95.1

menantu 2 2.4 2.4 97.6

Saudara 2 2.4 2.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 98: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

19. Distribusi Frekuensi Bentuk Kekerasan Psikologis Berupa Diusir

Statistics

perilaku kekerasan psikologis berupa diusir

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan psikologis berupa diusir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 82 100.0 100.0 100.0

20. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Diusir

Statistics

pelaku kekerasan psikologis

diusir

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis diusir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 82 100.0 100.0 100.0

21. Distribusi Frekuensi Kekerasan Psikologis Berupa Dihina

Statistics

perilaku kekerasan psikologis dihina

N Valid 82

Missing 0

Page 99: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

perilaku kekerasan psikologis dihina

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 62 75.6 75.6 75.6

ya 20 24.4 24.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

22. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dihina

Statistics

pelaku kekerasan psikologis

dihina

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis dihina

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 62 75.6 75.6 75.6

anak 3 3.7 3.7 79.3

menantu 2 2.4 2.4 81.7

saudara 15 18.3 18.3 100.0

Total 82 100.0 100.0

23. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Dihardik

Statistics

perilaku kekerasan psikologis dihardik

N Valid 82

Missing 0

Page 100: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

perilaku kekerasan psikologis dihardik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 29 35.4 35.4 35.4

ya 53 64.6 64.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

24. Distribusi Fekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dihardik

Statistics

pelaku kekerasan psikologis

dihardik

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis dihardik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 28 34.1 34.1 34.1

anak 48 58.5 58.5 92.7

menantu 3 3.7 3.7 96.3

cucu 1 1.2 1.2 97.6

saudara 2 2.4 2.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

25. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Ditipu

Statistics

perilaku kekerasan psikologis ditipu

N Valid 82

Missing 0

Page 101: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

perilaku kekerasan psikologis ditipu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 52 63.4 63.4 63.4

ya 30 36.6 36.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

26. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Ditipu

Statistics

pelaku kekerasan psikologis

ditipu

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis ditipu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 52 63.4 63.4 63.4

anak 18 22.0 22.0 85.4

menantu 4 4.9 4.9 90.2

cucu 1 1.2 1.2 91.5

saudara 7 8.5 8.5 100.0

Total 82 100.0 100.0

27. Distribusi Frekuensi Kekerasan Berupa Ancaman Kata-Kata Kasar

Statistics

perilaku kekerasan psikologis ancaman kata-kata

kasar

N Valid 82

Missing 0

Page 102: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

perilaku kekerasan psikologis ancaman kata-kata kasar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 54 65.9 65.9 65.9

ya 28 34.1 34.1 100.0

Total 82 100.0 100.0

28. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Ancaman

Kata-Kata Kasar

Statistics

pelaku kekerasan psikologis

ancaman kata-kata kasar

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis ancaman kata-kata kasar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 53 64.6 64.6 64.6

anak 16 19.5 19.5 84.1

menantu 1 1.2 1.2 85.4

saudara 12 14.6 14.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 103: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

29. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Dipermalukan

Di depan Umum

Statistics

perilaku kekerasan psikologis

dipermalukan di depan umum

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan psikologis dipermalukan di depan umum

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 72 87.8 87.8 87.8

ya 10 12.2 12.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

30. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dipermalukan

Di depan Umum

Statistics

pelaku kekerasan psikologis yang

mempermalukan di depan umum

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis yang mempermalukan di depan umum

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 73 89.0 89.0 89.0

anak 1 1.2 1.2 90.2

saudara 8 9.8 9.8 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 104: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

31. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Dilecehkan

Statistics

perilaku kekerasan psikologis

dilecehkan

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan psikologis dilecehkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 75 91.5 91.5 91.5

ya 7 8.5 8.5 100.0

Total 82 100.0 100.0

32. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dilecehkan

Statistics

pelaku kekerasan psikologis

pelecehan

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis pelecehan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 75 91.5 91.5 91.5

anak 3 3.7 3.7 95.1

saudara 4 4.9 4.9 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 105: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

33. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Beruupa Disalahkan

Tanpa Sebab

Statistics

peilaku kekerasan psikologis disalahkan tanpa

sebab

N Valid 82

Missing 0

Perilaku Kkerasan psikologis disalahkan tanpa sebab

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 42 51.2 51.2 51.2

ya 40 48.8 48.8 100.0

Total 82 100.0 100.0

34. Distribusi Frekuensi Pelaku rasan Psikologis Berupa Disalahkan Tanpa

Sebab

Statistics

pelaku kekerasan psikologis

menyalahkan tanpa sebab

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis menyalahkan tanpa sebab

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 42 51.2 51.2 51.2

anak 24 29.3 29.3 80.5

menantu 5 6.1 6.1 86.6

cucu 2 2.4 2.4 89.0

saudara 9 11.0 11.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 106: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

35. Distribusi frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis Berupa Dikatakan Cerewet

Statistics

perilaku kekerasan psikologi mengatakan lansia

cerewet

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan psikologi mengatakan lansia cerewet

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak 17 20.7 20.7 20.7

ya 65 79.3 79.3 100.0

Total 82 100.0 100.0

36. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis Berupa Dikatakan

Cerewet

Statistics

pelaku kekerasan psikologi yang

mengatakan lansia cerewet

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologi yang mengatakan lansia cerewet

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 17 20.7 20.7 20.7

anak 56 68.3 68.3 89.0

menantu 2 2.4 2.4 91.5

cucu 7 8.5 8.5 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 107: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG GAMBARAN …

37. Distribusi Frekuensi Perilaku Kekerasan Psikologis berupa Dihargai dan

menerima Keadaan Lansia

Statistics

perilaku kekerasan psikologi menghargai dan menerima

keadaan lansia

N Valid 82

Missing 0

perilaku kekerasan psikologi menghargai dan menerima keadaan lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 63 76.8 76.8 76.8

tidak 19 23.2 23.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

38. Distribusi Frekuensi Pelaku Kekerasan Psikologis berupa Tidak

Menghargai dan Menerima Lansia

Statistics

pelaku kekerasan psikologis yang

tidak menghargai keadaan lansia

N Valid 82

Missing 0

pelaku kekerasan psikologis yang tidak menghargai keadaan lansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 63 76.8 76.8 76.8

anak 12 14.6 14.6 91.5

menantu 3 3.7 3.7 95.1

saudara 4 4.9 4.9 100.0

Total 82 100.0 100.0