KARYA ILMIAH
“PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK”
O
L
E
H
RADHIATUL MARDHIAH
KELAS XII.IA
Guru Pembimbing
Dra. GUSMINARNI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BATUSANGKAR
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur Penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
memberi Penulis kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis yang berjudul,
“Pembuatan dan Penggunaan Pupuk Organik.”
Penulis menyadari bahwa dalam menulis karya tulis ini banyak menemukan
kendala, namun karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya kendala tersebut dapat
diatasi. Penulis juga menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan, maka dari
itu, saran, kritik serta dukungan dari pihak terkait sangat diharapkan untuk kesempurnaan
karya tulis ini.
Terakhir, Penulis berharap agar karya ini bermanfaat baik bagi Penulis sendiri
maupun bagi pembaca, sebelumnya Penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Batusangkar, September 2011
Penulis
i
ABSTRAK
Tanaman seperti halnya mahluk hidup memerlukan makanan/hara untuk hidup dan
berkembang biak. Ketersediaan makanan tumbuhan dipengaruhi oleh kesuburan tanah.
Namun di zaman sekarang ini, kesuburan tanah sudah banyak berkurang sehingga di
berbagai tempat di Indonesia banyak terjadi degradasi lahan. Hal ini disebabkan minimnya
usaha para petani dan pemerintah untuk menggalang usaha mengembalikan unsur-unsur
hara ladang/sawah dan mengembalikan kesuburan tanah. Salah satu langkah untuk
mengembalikan kesuburan tanah dapat diusahakan dengan membuat pupuk organik
sendiri.
Pupuk organik ada berbagai macam, seperti pupuk hijau (terdiri dari dedaunan yang
mudah membusuk dalam tanah), pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk cair dan lain-lain.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua pupuk organik, yakni pupuk kandang
dan pupuk cair untuk mengetahui yang mana yang lebih efektif, baik dalam menghasilkan
tanaman yang baik dan juga untuk menjaga kesuburan tanah serta memaksimalkan hasil
bagi para petani.
Penelitian ini menggunakan sampel tanaman cokelat. Dari pemberian kedua macam
pupuk di atas, hasilnya tanaman cokelat itu sama-sama berkembang baik. Perbedaan
pertumbuhan dan perkembangannya tidak terlalu mencolok, namun peningkatannya sangat
signifikan daripada tanaman yang tidak diberi pupuk.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................i
ABSTRAK........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................iv
DAFTAR GRAFIK..........................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................2
D. Manfaat Penulisan.............................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................3
A. Teori Dasar.......................................................................3
B. Hipotesis..........................................................................3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat..........................................................4
B. Alat Dan Bahan................................................................4
C. Pembuatan Pupuk Organik..............................................4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil.................................................................................6
B. Pembahasan......................................................................8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................10
B. Saran................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................11
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Tanaman Coklat 1............................................................................7
Gambar Tanaman Coklat 2............................................................................7
Gambar Tanaman Coklat 3............................................................................7
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik Pertumbuhan Tanaman Coklat...........................................................6
v
DAFTAR TABEL
Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Coklat.....................................................6
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman seperti halnya mahluk hidup memerlukan makanan/hara untuk hidup dan
berkembang biak. Tanaman memperoleh makanan terutama dari cadangan mineral yang
ada di dalam tanah yang terkandung dalam bahan organik, limbah organik, bakteri
penambat nitrogen, endapan melalui udara, dll. Unsur hara diperoleh tanaman dari tanah
diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesa tumbuhan.
Ketersediaan makanan tumbuhan dipengaruhi oleh kesuburan tanah. Kesuburan
tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan hara dalam jumlah cukup untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan. Definisi ini seringkali dipahami terlalu
sempit dengan hanya mempertimbangkan sifat kimia/kesuburan tanah yang hanya
menyangkut jumlah dan ketersediaan unsur hara yang dikandung tanah. Konsep kesuburan
tanah sebenarnya jauh lebih luas. Aspek kesuburan adalah sifat fisik tanah, kerapatan
lindak tanah, ke dalam perakaran, struktur dan kemampuan meresapkan air.
Untuk mendapatkan kesuburan tanah diperlukan penambahan bahan-bahan yang
mengandung unsur hara. Unsur hara organik dapat diperoleh dari sisa hasil panen, bahan
yang berasal dari luar usaha, bisa juga berasal dari tanaman kacang-kacangan, dll. Salah
satu langkah untuk mengembalikan kesuburan tanah dapat diusahakan dengan membuat
pupuk organik sendiri.
Pupuk organik sudah lama dikenal para petani, jauh sebelum revolusi Hijau
berlangsung di Indonesia pada tahun 1960-an. Namun sejak Revolusi Hijau petani mulai
banyak menggunakan pupuk buatan karena praktis penggunaannya dan sebagian besar
tanaman unggul memang membutuhkan zat hara yang tinggi dan harus cepat tersedia.
Bangkitnya kesadaran sebagian masyarakat akhir-akhir ini akan dampak penggunaan
pupuk buatan terhadap lingkungan dan terjadinya penurunan kesuburan tanah mendorong
dan mengharuskan penggunaan pupuk organik.
Pupuk organik ada berbagai macam, seperti pupuk hijau (terdiri dari dedaunan yang
mudah membusuk dalam tanah), pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk cair dan lain-lain.
Kondisi ini membuat saya tertarik untuk meneliti tentang pembuatan serta penggunaan
pupuk organik yang paling efektif pada tanaman.
Oleh karena itu saya akan membahas masalah tentang perbandingan antara
penggunaan pupuk kandang dengan pupuk cair. Penggunaan pupuk sangat penting untuk
meningkatkan hasil panen. Penggunaan pupuk yang tetap akan menghasilkan panen yang
baik.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa harus menggunakan pupuk organik?
2. Bagaimana cara pembuatan pupuk organik (kandang dan cair)?
3. Manakah yang lebih efektif, pupuk kandang ataukah pupuk cair?
C. Tujuan Penulisan
1. Menerangkan tentang pengertian dan keunggulan pupuk organik.
2. Mengetahui manfaat dari penggunaan pupuk organik.
3. Mengetahui pupuk organik yang efektif dalam pertanian.
D. Manfaat Penulisan
1. Agar para pembaca mengetahui tentang pupuk organik dan keunggulannya.
2. Agar para pembaca mengetahui cara pembuatan pupuk organik
3. Agar para pembaca dapat mengetahui pupuk organik mana yang lebih efektif dalam
pertanian.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Dasar
Sejarah penggunaan pupuk diperkirakan sudah mulai dari manusia mengenal
bercocok tanam lebih dari 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari pemupukan untuk
memperbaiki kesuburan tanah terdapat pada kebudayaan tua manusia di negeri-negeri yang
terletak di daerah aliran sungai-sungai Nil, Indus, Cina, Amerika Latin, dan sebagainya.
Dalam buku yang diterbitkan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian, Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis
bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara bagi tanaman.
Dalam Peraturan Menteri Pertanian No.2/pert/hk.060/2/2006, tentang pupuk
organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa produk organik adalah pupuk yang
sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau
hewan yang telah melalui preses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah.
Jadi secara umum pupuk organik adalah suatu bahan organik (dari alam) yang
digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dengan cara menambah bahan itu ke dalam
tanah agar menjadi subur.
Menurut Setijadi (2009); Pupuk organik memiliki ciri-ciri umum memiliki
kandungan hara rendah, namun kandungan hara bervaraiasi tergantung bahan yang
digunakan; ketersediaan unsur hara lambat, hara tidak dapat langsung diserap oleh
tanaman, memerlukan perobakan atau dikomposisi baru dapat terserap oleh tanaman;
jumlah hara tersedia dalam jumlah yang terbatas.
C. Hipotesis
Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa hipotesis:
- Penggunaan pupuk Organik sangat ramah lingkungan daripada pupuk kimia
- Pupuk kandang lebih efektif dibandingkan dengan pupuk cair.
3
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat
Waktu Pembuatan Pupuk: + 2 minggu
Waktu Pengamatan: 21 Agustus 2011 – 5 September 2011 (2 minggu)
Tempat:
B. Alat Dan Bahan
1. Kotoran hewan ternak (sapi, kambing, dan lain-lain)
2. 3 buah tanaman cokelat yang berjenis dan berumur sama
3. Karung goni
4. Air
C. Pembuatan Pupuk Organik
1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang terbuat dari kotoran hewan ternak seperti sapi, kambing dan lain-
lain. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tersebut tergantung dari jenis ternak dan
makanan ternak yang diberikan, air yang diminum, umur ternak, dan lain-lain. Hindarkan
pemakaian pupuk kandang yang masih baru, sebab pupuk kandang yang masih baru belum
masak benar, dan suhunya masih tinggi.
Agar pupuk kandang terurai sebelum digunkaan pupuk kandang perlu ditimbun di
tempat yang teduh dan tidak boleh kering. Untuk mempercepat proses peruraian pupuk
kandang perlu diaduk.Tanda-tanda pupuk yang sudah mengalami peruraian adalah:
- tidak panas, temperatur sama dengan tanah sekitar
- kotoran dan rumput-rumputan tidak nampak
- warna agak kehitam-hitaman
- mudah ditaburkan
4
Cara penggunaan
Pupuk kandang diberikan pada saat sebelum tanam atau saat tanaman sudah
tumbuh. Pupuk dimasukkan ke dalam tanah atau dicampur dengan tanah sedalam 20 cm.
Bisa juga dengan membuatkan alur-alur pada tanah dan ini dilakukan 1 minggu sebelum
tanam. Pada waktu tanaman hendak ditanam pupuk diaduk dengan tanah. Jumlah pupuk
yang diberikan tergantung jenis tanaman. Pada penelitian ini pupuk kandang diberikan
pada tanaman cokelat.
2. Pupuk Cair
Pembuatan pupuk cair dapat dilakukan dengan cara menempatkan kotoran ternak
ke dalam goni. Kumpulkan 30-50 kg kotoran ternak yang masih segar. Masukkan dalam
karung goni dan ikatlah karung tersebut. Masukkan karung yang berisi kotoran ke dalam
drum yang berisi air 200 liter air. Dengan mengangkat ke atas dan ke bawah dalam drum
maka kotoran ternak tersebut akan mudah larut. Lakukan setiap 3 hari. Dibutuhkan waktu
kira-kira 2 minggu untuk melarutkan semua unsur hara dalam pupuk ke dalam air. Larutan
siap bila warna ini berubah menjadi coklat tua. Cara lain, untuk memperkirakan kapan
larutan telah siap/jadi adalah melalui penciuman. Hari pertama akan terasa bau amoniak
yang kuat. Setelah 10-14 hari, bau tersebut menjadi berkurang.
Cara Penggunaan
Pemakaian pupuk cair yang bagus adalah waktu tanaman berumur 2-3 minggu
setelah perkecambahan. Penggunaan pupuk cair adalah terutama untuk tanaman di
persemaian atau di kebun kecil, karena jumlah pupuk cair terbatas.
Waktu pemupukan sebaiknya pagi atau sore hari, sehingga pupuk cair tidak
cepat menguap atau tidak hilang oleh hujan. Untuk menghindari supaya daun tanaman
tidak terbakar encerkan pupuk cair. Mulailah dengan campuran yang paling encer terlebih
dahulu. Pada penelitian ini pupuk cair diberikan pada tanaman cokelat yang berumur dan
berjenis sama dengan tanaman cokelat yang diberikan pupuk kandang.
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil pengamatan selama + 2 minggu, 3 buah tanaman cokelat.
1: Tanaman cokelat yang diberi pupuk kandang
2: Tanaman cokelat yang diberi pupuk cair
3: Tanaman cokelat yang tidak diberi pupuk (sebagai perbandingan)
Variabel Bebas: Pupuk Kandang & Pupuk Cair
Variabel Terikat: Parameter pertumbuhan (tinggi batang, keadaan batang dan
daun)
Variabel Kontrol: Faktor-faktor Eksternal lainnya seperti suhu, pH, air, dll.
Akhir Minggu ke
Perkembangan Tanaman Cokelat1 (Pupuk Kandang) 2 (Pupuk Cair) 3 (Tanpa Pupuk)
Tinggi Daun Batang Tinggi Daun Batang Tinggi Daun Batang1 135 cm Hijau Kokoh 143 cm Hijau Kokoh 130 cm Hijau
mudaMudah patah, tidak kuat.
2 147 cm Hijau muda
154 cm Hijau 142 cm Hijau
3 157 cm Hijau muda
165 cm Hijau 152 cm Hijau muda
Grafik Pertumbuhan Tanaman Coklat:
6
7
B. Pembahasan
Dari tabel hasil pengamatan, jelas terlihat bahwa perbedaan antara tanaman yang
diberi pupuk kandang dan tanaman yang diberi pupuk cair, tidak terlalu jauh beda
pertumbuhan dan perkembangannya. Sementara pada tanaman yang tidak diberi pupuk,
perbedaannya terlihat jauh. Tanaman yang tidak diberi pupuk sedikitpun akan lebih lambat
pertumbuhannya dibandingkan dengan tanaman yang diberi pupuk. Perkembangannya pun
tidak bagus, terbukti dengan daun yang berwarna hijau tua dan keras serta cepat
meranggas. Serta batang yang tidak kokoh dan mudah patah.
Berdasarkan penelitian tersebut, tidak jauhnya perbedaan antara tanaman yang
diberi pupuk kandang dengan tanaman yang diberi pupuk cair, disebabkan karena bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat pupuk tersebut berasal dari kotoran hewan ternak
yang sama. Yang membedakan antara pupuk kandang dan pupuk cair terletak pada cara
pengolahan dan cara penggunaannya. Jadi, pupuk yang mana yang lebih efektif?
Jika kita perhatikan, pembuatan pupuk kandang sepertinya lebih mudah daripada
pupuk cair karena pupuk kandang hanya perlu proses pengadukan dan pendiaman selama
beberapa hari. Hasilnya pun cukup banyak dengan berbagai keuntungan tambahan. Pupuk
kandang dapat berperanan sebagai bahan pembenah tanah. Pupuk kandang dapat mencegah
erosi, pergerakan tanah dan retakan tanah. Pupuk kandangan mempunyai kandungan unsur
N, P, K rendah, tetapi banyak mengandung unsur mikro. Kandungan unsur nitrogen dalam
pupuk kandang akan dilepaskan secara perlahan-lahan. Dengan demikian pemberian pupuk
kandang yang berkelanjutan akan membantu dalam membangun kesuburan tanah dalam
jangka panjang.
Di lain pihak, pupuk cair memiliki kelebihan tersendiri. Pupuk cair menyediakan
nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti
halnya pupuk nitrogen kimia. Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan
penggunaan pupuk cair. Pupuk cair lebih mudah terserap oleh tanamn karena unsur-unsur
di dalamnya sudah terurai.
8
Tanaman menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga punya
kemampuan menyerap hara. Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya
diberikan di sekitar tanaman, tapi juga di atas daun-daun.
Penggunaan pupuk cair lebih memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk cair
berarti kita melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu :
- Memupuk tanaman
- Menyiram tanaman
- Mengobati tanaman
Permasalahan yang sering menghambat penggunaan pupuk organik (kandang, cair
dan lain-lain) adalah karena pupuk tersebut tidak praktis, kotor, dan jumlahnya banyak
(ruah). Oleh karenanya kebanyakan petani yang sudah terbiasa dengan hal yang mudah dan
praktis enggan menggunakan pupuk organik. Dengan kondisi tanah yang semakin rusak
ditambah kenaikan harga pupuk kimia, pilihan penggunaan pupuk organik tidak harus
ditunda-tunda lagi. Dalam penggunaan pupuk organik ada berbagai pilihan yang dapat
diterapkan sesuai dengan kondisi setempat.
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian – uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa penggunaan
pupuk, baik pupuk kandang maupun pupuk cair, pada tanaman dapat meningkatkan
kualitas pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Selain itu, dengan menggunakan
pupuk organik, degradasi tanah dapat dicegah. Zat-zat hara yang hilang dari dalam tanah
dapat tergantikan dengan bahan-bahan organik dari pupuk sehingga tanah dapat ditanami
kembali dengan berbagai macam tumbuhan dengan kualitas yang bagus. Dan jika
menggunakan pupuk organik juga tidak akan merusak lingkungan karena pupuk organik
ramah lingkungan.
Permasalahan yang sering menghambat penggunaan pupuk organik adalah karena
pupuk tersebut tidak praktis, kotor, dan jumlahnya banyak (ruah). Oleh karenanya
kebanyakan petani yang sudah terbiasa dengan hal yang mudah dan praktis enggan
menggunakan pupuk organik. Dengan kondisi tanah yang semakin rusak ditambah
kenaikan harga pupuk kimia, pilihan penggunaan pupuk organik tidak harus ditunda-tunda
lagi. Dalam penggunaan pupuk organik ada berbagai pilihan yang dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi setempat.
Oleh karena itu, sudah saatnya masyarkat beralih menggunakan pupuk organik.
Dengan menggunakan pupuk organik yang tentunya lebih memberikan untung lebih
banyak dibandingkan jika mereka menggunakan pupuk non-organik. Kita juga sudah
dimudahkan dengan adanya produksi pupuk organik oleh para produsen pupuk besar di
Indonesia yang mulai giat untuk memproduksi pupuk organik. Hal itu tentunya bisa
dijadikan alasan untuk beralih ke pupuk organik.
B. Saran
Agar karya ilmiah ini dapat memotivasi para pembaca, terutama yang berprofesi
sebagai petani untuk segera beralih ke pupuk organik. Pupuk organik lebih ramah
lingkungan daripada pupuk kimia. Dengan menggunakan pupuk organik, kesuburan tanah
akan tetap terjaga.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://www.litbang.deptan.go.id
http://www.agrisci.ugm.ac.id
http://id.wikipedia.org/wiki/pupuk_organik
http://warintek.progressio.or.id/pertanian/fertilizer.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/pupuk_cair
http://kaspay.edu/pertanian/pupuk
Balai Besar Litbang.2006.Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.Bogor: Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.
Windarsih, Gut.2010.PR Biologi Klaten: Intan Pariwara.
Tim Penyusun.2003. Biologi 3a. Klaten: Intan Pariwara.
11
Top Related