Post on 27-Oct-2015
description
Asuhan Keperawatan BBLR
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar Bayi Berat Lahir Rendah
1. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat badan lahir
pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (2499 gram). (Abdul Bari
Saifuddin, 2001).
Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama
di sebut prematur (Buku Asuhan Keperawatan Perinatal Hal. 73). Tahun 1961
(WHO) telah mengganti istilah premature baby dengan low birt weight baby
(bayi dengan berat lahir rendah = BBLR). hal ini dilakukan karena tidak
semua bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi
prematur (Hanifa Wiknjosastro, 1999).
Untuk mencapai keseragaman pada Kongres European Perinatal Medicine ke II
tahun 1970 telah disusun sebagai berikut (Juniarti, Sri. M, NurLina. S, 1995) :
a. Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu.
b. Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu –
42 minggu.
c. Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu
lebih.
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam (Abdul Bari Saifuddin, 2001) :
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1.500 gram - 2.500 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir kurang dari 1.500
gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), berat lahir kurang dari 1.000
gram.
WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 (tiga) kelompok :
d. Preterm : kurang dari 37 minggu lengkap.
e. Term : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap.
f. Post Term : 42 minggu lengkap atau lebih.
2. Etiologi
Terjadinya lahir prematur / BBLR pada bayi disebabkan oleh berbagai
macam faktor diantaranya :
a. Faktor Ibu
1). Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan
2) Usia
3) Keadaan Sosial Ekonomi
4) Faktor lain
b. Faktor Janin
c. Faktor Uterus dan Plasenta
3. Klasifikasi
a. Bayi berat lahir rendah kurang bulan (<37 minggu) disebut Prematur,
dengan gejala:
Kulit tipis dan mengkilap
Tulang rawan telinga sangat lunak
Lanugo banyak terutama pada punggung
Jaringan payudara belum terlihat, puting berupa titik
Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora
Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
Kadang disertai dengan Pernapasan tidak teratur
Aktifitas dan tangisanya lemah
Menghisap dan menelan tidak efektif
b. Bayi berat lahir rendah cukup bulan (>37 minggu) disebut Dysmatur,
dengan gejala:
Umur janin umumnya cukup tetapi beratnya kurang dari 2500 gram
Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
Mengisap cukup kuat
4. Gejala klinis dan komplikasi
a. Tanda – tanda BBLR :
1). Berat Badan Kurang dari 2.500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm.
2). Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
3). Kepala lebih besar dari badan
4). Lanugo (bulu halus ) banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
5). Lemak sub kutan kurang.
6). Ubun – ubun dan sutura melebar
7). Genitalia belum sempurna, labia minora belun tertup oleh labia mayora
(pada wanita) pada pria testis belum turun.
8). Pembuluh darah kulit banyak terlihat peristaltik usus dapat terlihat.
9). Rambut halus dan tipis.
10). Banyak tidur dan tangis lemah.
11). Kulit tampak mengkilat dan licin
12). Pergerakan kurang dan lemah.
13). Refleks tonus leher lemah, refleks isap kurang, refleks menelan kurang dan
refleks batuk masih lemah.
b. Komplikasi
Penyakit yang terdapat pada bayi BBLR antara lain :
1). Sindrom distest pernafasan, disebut juga penyakit membran hialin yang
melapisi alveolus perut.
2). Aspirasi pnemunia, keadaan ini disebabkan karena repleks menelan dan
batuk pada bayi prematur belum sempurna.
3). Perdarahan intraventrikuler, adalah perdarahan spontan pada ventrikel atau
lateral, biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membran hialin di paru
– paru.
4) Fibroplasia retrolintal, keadaan ini disebabkan oleh gangguan oksigen yang
berlebihan.
5) Hiperbillirubinemia, keadaan ini disebabkan karena hepar pada bayi
prematur belum matang.
5. Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan, perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup
diluar maka yang perlu diperhatikan :
a. Mempertahankan suhu dengan ketat; BBLR mudah mengalami hipotermia,
oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat; BBLR sangat rentan terhadap infeksi,
perhatikan prinsif – prinsif pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum
memegang bayi.
c. Pengawasan nutrisi; refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat; perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau
nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
B. Konsep Dasar Proses Keperawatan Bayi Berat Lahir Rendah
Dalam melaksanakan proses keperwatan, harus berpedoman kepada
komponen – komponen dasar dalam proses keperawatan yang terdiri dari tahap
demi tahap yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. masing – masing komponen saling berkesinambungan.
Adapun proses keperawatan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan landasan dari proses keperawatan yang
mencakup proses pengumpulan informasi tentang status kesehatan klien secara
sistematis dan teru menerus yang meliputi unsur bio, psiko, sosio dan spiritual
secara menyeluruh dan mulai klien masuk runah sakit (Doenges Marylyn. E,
2001).
Hal – hal yang perlu dikaji pada klien dengan BBLR adalah :
a). Biodata
1). Identitas bayi
2). Identitas ibu
3). Identitas Ayah
4). Riwayat kelahiran yang lalu
5). Status gravida
6). Riwayat persalinan sekarang
7). Keadaan bayi saat lahir
8). Keluhan utama bayi atau riwayat keluhan utama
9). Pengkajian fisik
b). Analisa data
c). Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
d). Asuhan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
(status kesehatan atau resiko perubahan pola ) dari individu. dimana perawat
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah.
Masalah diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada bayi dengan
BBLR prematur (Doengoes dkk) :
a). Potensial terjadi infeksi berhubungan dengan kurangnya daya tahan tubuh.
b). Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan belum matang organ –
organ pencernaan.
c). Potensial hipotermi berhubungan dengan belum matangnya organ pengatur
suhu tubuh.
d). Gangguan pola nafas berhubungan dengan belum matangnya organ – organ
pernafasan.
3. Perencanaan / Intervensi Keperawatan
Perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada, membahas tindakan
yang akan dilakukan pada bayi BBLR / Prematur sesuai dengan kebutuhan,
antara lain memungkinkan masalah yang timbul pada bayi dengan BBLR /
Prematur :
Diagnosa keperawatan yang muncul :
a. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan perkembangan system saraf pusat
imatur
Intervensi
Mandiri
1. Observasi tanda – tanda vital suhu
badan.
2. Tempatkan bayi pada penghangat,
incubator dan di bawah lampu pijar.
3. Ganti pakaian / alat tenun tempat
tidur bila basah.
4. Perhatikan adanya takipnoe atau
apnoe dan sianosis.
5. Pantau suhu bayi bila keluar dari
lingkuangan hangat.
Kolaborasi
6. Berikan obat – obatan sesuai
dengan indikasi.
Rasional
Mandiri
1. Hipotermia membuat bayi
cenderung pada stress dingin .
2. Mempertahankan lengkungan
termonetral membantu mencegah
stress dingin.
3. Menurunkan kehilangan suhu
melalui evaporasi.
4. Tanda – tanda ini menandakan
stress dingin, yang meningkatkan
konsumsi oksigen dan kalori serta
membuat bayi cenderung pada
asidosis.
5. Kontak diluar tempat tidur
khususnya dengan orang tua, mungkin
singkat saja bila dimungkinkan, untuk
mencegah stress dingin.
Kolaborasi
6. Membantu mencegah kejang
berkenaan dengan perubahan fungsi
SSP yang disebabkan oleh
hipertermia.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan usia dan berat badan
extreme (premature, dibawah 2.500 grm).
Intervensi
Mandiri
1. Timbang berat badan tiap hari.
2. Bandingkan masukan dan haluaran
caiaran setiap sip dan keseimbangan
kumulatif setiap periode 24 jam.
3. Evaluasi turgor kulit, membrane
mukosa, keadaan fontanel anterior.
4. Berikan ASI/PASI tiap 2 jam
sebanyak 35 cc lewat sonde.
Kolaborasi
5. Pantau pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi : Ht.
Rasional
Rasional
1. Berat badan adalah indicator paling
sensitive dari keseimbangan cairan.
2. Haluaran harus 1-3 ml / kg BB,
sementara kebutuhan terapi cairan
kira – kira 80 – 100 ml / kg BB / hari.
3. Cadangan cairan dibatasi pada bayi
praterm.
4. Pemberian ASI/PASI tiap 2 jam
dapat memenuhi kebutuhan caiarn
dalam tubuh bayi.
Kolaborasi.
5. Deidrasi meningkatkan kadar Ht
diatas nilai normal (45 – 53%).
c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasi
Intervensi
Mandiri
1. Tingkatkan cara – cara mencuci
tangan pada staf , orang tua, dan
pekerja lain.
2. Gunakan antiseptic sebelum
membantu dalam prosedur invasi
3. Kaji bayi terhadap tanda – tanda
infeksi seperti ketidakstabilan suhu,
takipnoe,
4. Lakukan perawatan tali pusat sesuai
dengan prosedur.
5. Gunakan tehnik aseptic selama
penghisapan, pemasangan NGT dll.
6. Pantau bayi terhadap tanda – tanda
infeksi.
Kolaborasi
7. Pantau pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi : jumlah trombosit
Rasional
Mandiri
1. Mencuci tangan adalah praktek
yang paling penting untuk mencegah
kontaminasi silang serta mengontrol
infeksi dalam ruang perawatan.
2. Mencegah terjadinya infeksi
nosokomial dari prosedur invasi.
3. Bermanfaat dalam mendiagnosis
infeksi, suhu tubuh sendiri merupakan
indicator dari adanya infeksi.
4. Penggunaan alcohol local dan
berbagai anti mikroba yang membantu
mencegah kolonisasi.
5. Menurunkan kesempatan untuk
masuknya bakteri yang dapat
mengakibatkan infeksi pernafasan.
6. Awitan lanjut penyakit dapat terjadi
secepat mungkin pada hari ke lima.
Kolaborasi
7. Sepsis menyebakan jumlah
trombosit menurun tetapi pada bayi
pra term rentan trombosit normal
mungkin hanya 60.000. mm3
d. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit
Intervensi
Mandiri
1. Inspeksi kulit, perhatikan area
kemerahan atau tekanan.
2. Berikan perawatan mulut dengan
menggunakan gliserin.
3. Berikan latihan rentan gerak,
perubahan posisi rutin dan bantal yang
terbuat dari bahan yang lembut.
4. Memandikan bayi dengan
menggunakan air hangat dan sabun
Kolaborasi
5. Berikan zalp Antibiotik pada
hidung, mulut dan bibir bila pecah /
teriritasi.
Rasional
Mandiri
1. Mengidentifikasi area potensial
kerusakan dermal yang adapat
mengakibatkan sepsis.
2. Membantu mencegah kekeringan
dan pecah pada bibir berkenaan
dengan tidak adanya masukan oral.
3. Membantu mencegah kemungkinan
nekrosis berhubungan dengan edema
dermis.
4. Mandi sering menggunakan sabun
atau pelembab dapat meningkatkan Ph
kulit, menurunkan plora normal dan
pertahanan / melindungi pathogen
infasif.
5. Meningkatkan pemulihan pecah –
pecah iritasi dan dapat membantu
mencegah infeksi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah proses dari keperawatan oleh perawat, klien serta keluarga.
Dalam tindakannya implementasi dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan
keterampilan yang dilakukan dengan cermat dan efesien pada situasi yang tepat
dengan melindungi keamanan fisik dan psikologis serta mendokumentasikan
intervensi dan respon klien baik secara tertulis maupun lisan untuk kelanjutan
asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian akhir dari proses keperawatan untuk
mengevakuasi semua tahapan keperawatan seperti diagnosis, yaitu baik aktual
maupun potensial apakah tujuan sudah tercapai atau belum dan
menggambarkan fokus spesifik untuk masalah yang ada dan apakah sesuai
serta dapat diterima oleh klien.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal masuk RS : 15 Mei 2011 / 23.30 wit
Tanggal pengkajian : 16 Mei 2011 / 09. 23 wit
Nomor register : -
Diagnosa medis : BBLR
1. Identitas klien
a. Nama : By. S
b. Tanggal lahir / Jam : 16 Mei 2011 / 11.00 wit
c. Jenis kelamin : Perempuan
2. Identitas Ibu
a. Nama : Ny, S
b. Umur : 35 Thn
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Kristen Protestan
f. Suku bangsa : Jawa / Indonesia
g. Alamat : Angkasa
3. Identitas Ayah
a. Nama : Tn. Y
b. Umur : 37 Thn
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Kristen Protestan
f. Suku bangsa : Jawa / Indonesia
g. Alamat : Angkasa
4. Riwayat kelahiran yang lalu
a. Hamil pertama
5. Status Gravida ibu
a. Gravida : O, Partus : I, Abortus : O
b. Usia kehamilan : HPHT : 16 Agustus 2010
TP : 23 Mei 2011
c. Pemeriksaan antenatal : Teratur, oleh dokter H, Sp. Og, imunisasi TT 2 kali
d. Komplikasi antenatal : sering sakit malaria
6. Riwayat persalinan
a. Persalinan secio cesare
b. Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah
c. Ditolong oleh dokter A, Sp.Og
d. Kompliksai persalinan : Secio Cesare karena kehamilan Gemeli
e. Kondisi ketuban : jernih
7. Keadaan saat bayi lahir :
a. Kelahiran : pertama
b. Lahir Tanggal : 16 Mei 2011 Jam: 09.23
c. Usia Kehamilan : 36 Minggu
d. Plasenta : lahir kesan lengkap
e. Tali Pusat : Putih, licin, terpilin, dipotong dengan gunting steril.
f. Pengeluaran :
- Mekonium : Tidak ada
- Air kemih : Tidak ada
b. Nilai Apgar Skor : 7 / 10
Tanda Menit (1) Menit (5)
Nafas
Jantung
Warna kulit
Tonus otot
1
2
1
2
2
2
2
2
Refleks 1 2
Jumlah 7 10
8. Tindakan resusitasi
a. Pengisapan lendir dari mulut dan hidung
b. Dihangatkan dalam Inkubator
9. Keluhan utama bayi
a. Data saat dikaji: Megap-megap saat bernapas, Refleks isap lemah,
Refleks menelan lemah, badan panas.
b. Riwayat keluhan utama: Berat badan lahir rendah: 2410 gram.
10. Pemeriksaan Fisik
a. KU : Sedang
b. Berat badan saat dikaji : 2.410 grm
c. Panjang badan : 43 cm
d. Suhu badan : 38,1OC
e. Kepala
Inspaeksi : Bentuk kepala bulat, kaput succedanium tidak ada,
ubun – ubun cembung, sutura sagitalis teraba, rambut hitam tipis, lingkar kepala
: 32 cm.
f. Muka
Inspeksi : Bentuk ovale, simetris kanan kiri, muka merah,
tidak ada oedema.
g. Mata
Inspeksi : Bentuk simetris kanan kiri, sklera tidak ikterik,
tidak ada sekret, palpebrae tidak oedema, konjungtiva tidak anemis.
h. Hidung
Inspeksi : Simetris kanan kiri, ada sekret, pernapasan cuping
hidung ada, terpasang NGT pada lubang hidung kanan.
i. Telinga
Inspeksi : Lubang telinga ada + / +, tidak ada sekret, daun
telinga ada, tidak terdapat kelainan.
j. Mulut
Inspeksi : Tampak simetris kanan kiri, bersih, palatum tidak
ada kelainan, gigi belum tumbuh, bibir kering dan pucat/sianosis, reflek isap
lemah, refleks menelan lemah, rooting refleks ada.
k. Leher
Inspeksi : Pergerakan lemah, kelenjar tyroid tidak membesar.
l. Thorax dan Pernafasan
Inspeksi : Simetris kanan kiri, papila mamae belum
terbentuk, sifat pernafasan dada, frekwensi pernafasan 68 kali / mnt, lingkar
dada 29 cm.
Auskultasi : bunyi nafas terdengar ronkhi.
m. Jantung
Auskultasi : Frekuensi bunyi jantung 148 x / mnt.
n. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, tidak ada benjolan, tali pusat hitam
dan kering, lingkar perut 25 cm.
Auaskultasi : Bising usus positif.
Perkusi : Perut tidak kembung.
o. Punggung
Inspeksi : Bentuk simetris, Fleksibilitas tulang punggung
positif,
p. Genitalia dan anus
Inspeksi : Jenis kelamin perempuan, labia minora menonjol,
BAK baik, anus tampak bersih, lubang anus positif, BAB positif.
q. Ekstremitas atas
Inspeksi : Simetris kanan kiri, lingkar lengan atas : 6 cm,
jari – jari tangan lengkap, refleks moro positif, refleks menggengam positif,
akral hangat, pergerakan aktif.
r. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Simetris kanan kiri, jari – jari kaki lengkap, akral
hangat, refleks babinski negatif, lingkar paha atas 8 cm.
11. Nutrisi : : 25 – 30 cc / 2 jam (10 X 25 – 30 cc / hari
12.Eliminasi
a. BAB : Kurang lebih 2 kali / hari, konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas.
b.. BAK : Lebih dari 6 kali setiap kencing popok basah
13. Data psikologis orang tua : orang tua klien mengatakan bagaimana
keadaan bayi saya, kapan bayi saya bisa pulang, apakah bayi saya sudah bisa
minum ASI , apakah berat badannya sudah naik, cemas memikirkan bayinya,
takut terjadi sesuatu pada bayinya.
14. Data Sosial : Orang tua klien sering menjenguk bayinya, sering
memberi ASI bayinya, interaksi dengan perawat baik.
15. Data Spiritual : Orang tua klien beragama kristen perotestan, sering
berdoa sering berdoa bersama keluarga demi kesembuhan bayinya.
16. Pengobatan : - Pertahankan Suhu Badan 36,5 – 37,5o C
- Pemberian ASI
- Vitamin K
B. Klasifikasi data
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
Orang Tua Klien Mengatakan :
a. bagaimana keadaan bayi saya
b. berat badan lahir bayi rendah:
2000g
c. bayinya panas
d. bayinya megap-megap saat
bernapas
e. kapan bayi saya bisa pulang
f. apakah bayi saya sudah bisa
minum ASI lewat mulut
g. apakah berat badannya sudah
naik,
h. Cemas memikirkan bayinya
i. Takut terjadi sesuatu pada
bayinya
Klien Tampak :
a. KU : Lemah
b. Apgar score 6/7
c. Berat badan lahir : 2000 g
d. Berat badan bayi saat dikaji : 2.100 g
e. Panjang bayi : 39 cm
f. Lingkar kepala : 26 cm
g. Lingkar dada : 23 cm
h. Lingkar perut : 24 cm
i. Lingkar lengan atas : 6 cm
j. Lingkar paha atas : 8 cm
k. Pernafasan : 68 x /mnt
l. Suhu badan : 38,1OC
m. Pernapasan cuping hidung
n. Bibir kering dan pucat
o. Suara napas ronkhi
p. Kulit kemerahan
q. Akral hangat
r. Dilakukan suction
s. Terdapat sekret pada hidung
t. Refleks isap lemah
u. Refleks menelan lemah
v. Minum ASI / PASI lewat sonde
25 – 30 cc / 2 jam
w. Infus NaCl 20 tetes/menit mikro
Orang tua Klien tampak :
a. Sering menjenguk bayinya, sering
memberi ASI bayinya.
b. sering berdoa sering berdoa bersama
keluarga demi kesembuhan bayinya.
c. Sering menanyakan keadaan bayinya
w. Pengobatan :
San B pleks 2 X 0,3 cc
x. Bayi tampak dirawat di dalam
inkubator.
y. Popok sering basah
C. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. Ds: Ibu kien mengatakan:
Badan bayi panas
Do: Klien tampak:
KU lemah
Pernapasan 68x/menit
Suhu badan 38,1oC
Bibir kering dan pucat
Kulit kemerahan
Akral hangat
Hipertermi BBLR
Pusat pengaturan suhu
belum optimal
Luas badan yang kecil
Terjadi penguapan panas
yang tidak sempurna
Kelebihan panas
Hipertermi
2. Ds: Ibu klien mengatakan;
Berat badan lahir bayi
rendah: 2000 gram
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
BBLR
Fungsi pengaturan
Do: Klien tampak:
KU lemah
Berat badan lahir 2000g
Berat badan saat dikaji
2100g
Panjang bayi : 39 cm
Lingkar kepala : 26 cm
Lingkar dada : 23 cm
Lingkar perut : 24 cm
Lingkar lengan atas : 6
cm
Lingkar paha atas : 8 cm
Refleks menelan lemah
Refleks hisap lemah
Minum ASI / PASI
lewat sonde 25 – 30 cc / 2
jam
San B pleks 2 X 0,3 cc
Bayi tampak dirawat di
dalam incubator.
pencernaan belum
sempurna
Absorpsi makanan lemah
Aktivasi otot pencernaan
menurun
Merangsang produksi
HCL↑
Mual/muntah
Anoreksia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3 Ds : orang tua klien
mengatakan
a. bagaimana keadaan
BBLR
Penurunan status
bayi saya
b. kapan bayi saya bisa
dibawah pulang
c. Apakah berat
badannya sudah naik
d. sering bertanya kenapa
bayinya masih dipasang
infus.
Do : orang tua tampak :
a. cemas dengan
kondisi bayinya.
b. sering menjenguk
bayinya.
c. Sering berdoa
bersama keluarga demi
kesembuhan bayinya.
d. Sering
menanyakan keadaan
bayinya.
kesehatan
Ketidaktahuan tentang
penyakit anaknya.
Kecemasan
D. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh belum optimal yang
ditandai:
Ds: Ibu kien mengatakan:
Badan bayi panas
Do: Klien tampak:
KU lemah
Pernapasan 68x/menit
Suhu badan 38,1oC
Bibir kering dan pucat
Kulit kemerahan
Akral hangat
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelemahan dalam mencerna makanan yang ditandai dengan :
Ds: Ibu klien mengatakan;
Berat badan lahir bayi rendah: 2000 gram
Do: Klien tampak:
KU lemah
Berat badan lahir 2000 g
Berat badan saat dikaji 2100 g
Panjang bayi : 39 cm
Lingkar kepala : 26 cm
Lingkar dada : 23 cm
Lingkar perut : 24 cm
Lingkar lengan atas : 6 cm
Lingkar paha atas : 8 cm
Refleks menelan lemah
Refleks hisap lemah
Minum ASI / PASI lewat sonde 25 – 30 cc / 2 jam
San B pleks 2 X 0,3 cc
Bayi tampak dirawat di dalam incubator.
3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit
anaknya yang ditandai dengan :
DS : Orang tua klien mengatakan :
Bagaimana keadaan bayi saya
Kapan bayi saya bisa pulang
Apakah bayi saya sudah bisa minum ASI lewat mulut
Apakah berat badannya sudah naik,
DO : Orang tua klien tampak :
Cemas, Sering menjenguk bayinya, sering memberi ASI bayinya.
sering berdoa sering berdoa bersama keluarga demi kesembuhan bayinya.
TEORI Definisi
BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961) BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram.(Abdul Bari Saifudin, 2002 : 376) BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gr (Farrer, Hellen, 1999) BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat antara 1500 – 2500 gram (Sarwono Prawrohardjo, 2002)
Klasifikasi BBLR : Menurut harapan hidupnya :
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500 – 2500 gram Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <> Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir <1000> (Sarwono, 2002 : 376)
Menurut masa gestasinya :
Prematuritas murni : masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB – SMK) Dismaturitas : bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami retardasi pertumbuhan intruterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
EtiologiFaktor ibu :
Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik dll) Komplikasi pada kehamilan Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan kelahiran preterm. Faktor usia Kebiasaan Ibu Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika. Keadaan sosial
Faktor janin :
Hidramnion Kehamilan multiple/ganda Kelainan kromosom
Faktor Lingkungan :
Tempat tinggal didataran tinggi Sosial Ekonomi Radiasi Zat-zat beracun
Faktor Janin
Cacat bawaan Infeksi dalam rahim
Faktor Yang Masih Belum Diketahui (IBG, Manuaba, 1998 : 326)
Gejala Klinis
1. Sebelum bayi lahir a. Pada anamnese sering terjadi adanya riwayat abortus partus dan prematurus serta lahir mati. b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan. c. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat walaupun kehamilan sudah lanjut.d. Sering dijumpai dengan oligo hydramnion / hydramnion. Hyperemesis gravidarum dan hamil lanjut dengan perdarahan antepartum.
2. Setelah bayi lahira. Bayi dengan retardasi perdarahan intra uteri, tanda-tanda bayi : - tengkorak kepala keras - gerakan bayi terbatas - abdomen cekung dan merata - jaringan lemak bawah kulit tipis / sedikit - vernick caseosa sedikit / tidak ada - kulit tipis, kering dan berlipat-lipat, mudah diangkat- tali pusat tipis dan lembek kehijauan
b. Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu, ciri-cirinya : - vernick caseosa ada - jaringan lemak bawah kulit sedikit - tulang tengkorak lunak, mudah bergerak- muka seperti boneka - abdomen buncit - tali pusat tebal dan segar - menangis lemah - kulit tipis, merah dan transparan
c. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermia, dll. Pada bayi kecil masa kehamilan alat-alat dalam tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur dengan berat badan sama karena itu akan lebih mudah di luar rahim. Namun tetap lebih peka terhadap infeksi dibandingkan dengan bayi prematur dengan BB normal.(Rustam Mochtar, 1998 : 449)
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan skor ballard2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan
KomplikasiKomplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
Hipotermia Hipoglikemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas
Paten duktus arteriosus
Infeksi
Perdarahan intraventrikuler
Apnea of Prematurity
AnemiaMasalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
Gangguan perkembangan Gangguan pertumbuhan Gangguan penglihatan (Retinopati) Gangguan pendengaran Penyakit paru kronis Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Penatalaksanaan medis1. MedikamentosaPemberian vitamin K1 Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)2. Diatetik Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama: Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang
sehari sekali. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
3. Suportif Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal : Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dinginUkur suhu tubuh dengan berkala
Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
Jaga dan pantau patensi jalan nafasPantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolitBila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang,
gangguan nafas, hiperbilirubinemia)Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnyaAnjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu
berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
Pencegahan BBLR:Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi
sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil
ASKEP BAYI BBLR:CONTOH ASKEP