Asuhan Keperawatan Ge
-
Upload
rizakartiko -
Category
Documents
-
view
222 -
download
1
Transcript of Asuhan Keperawatan Ge
ASUHAN KEPERAWATAN GE (GASTROENTERITIS)
1. PENGERTIAN
GE (Gastroenteritis) adalah radang pada lambung dan usus yang memberkan
gejala diare dengan atau tanpa muntah dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh,
diare yang di maksud adalah buang air besar berkali-kali ( dengan jumlah yang melebihi
4 kali dan bentuk faces yang cair , dapat disertai dengan darah atau lendir.
(Suratun,&Lusianah,2010).
Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. (Sudoyo,Setiyohadi,Alwi,Simadibrata&Setiati, ).
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari
3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200gr/hr) dan konsistensi (faces cair),
(Brunner&Suddarth,2001).
Diare yaitu suatu kondisi dimana tinja berbentuk cair dan disertai dengan
adanya tanda-tanda dehidrasi serta penurunan berat badan yang disebabkan adanya
infeksi atau keracunan makanan ( Davey,2006).
Kesimpulan diare adalah suatu kondisi dimana faces berbentuk cair atau
setengah cair yang disebabkan oleh adanya infeksi atau keracunan makanan dengan
frekuensi lebih dari 3 kali/hari sehingga dapat menyebabkan dehidrasi atau penurunan
berat badan.
2. KLASIFIKASI
a. Diare akut
Diare akut yaitu diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari
15 hari dengan faces yang cair/lembek dengan jumlah lebih dari normal. Diare akut
sering disebab kan oleh infeksi (bakteri, parasit dan virus), keracunan makanan, efek
obat-obatan dan lain-lain.
Menurut World Gastroenterology Organization Global Guidelines 2005, etiologi diare
akut dibagi atas empat penyebab yaitu bakteri, virus, parasit dan non-infeksi.
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan menjadi :
1
Diare non inflamasi
Diare ini di sebabkan oleh enterotoksindan menyebabkan diare cair dengan
volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen jarang terjadi atau
bahkan tidak ada sama sekali. Dehidrasi cepat terjadi apabila tidak mendapat
cairan pengganti. Tidak ditemuka leukosit pada pemeriksaan faces rutin.
Diare inflamasi
Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin dikolon.
Gejala klinis ditandai mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam,
tenesmus, gejala dan tanda dehidrasi . Secara makroskopis terdapat lendir dan
darah pada pemeriksaan faces rutin, dan secara mikroskopis terdapat sel
leukosit polimorfonuklear.
b. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 hari, dengan batasan
waktu ini merupakan kesepakatan untuk mempercepat pemastian diagnostik dan
pengobatan. Diare kronis dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari mekanisme
/patofisiologi ini antara lain diare osmotik, diare sekretorik,malabrsorbsi asam empedu,
malarbsorbsi lemak, defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif dieritrosit,
motilitas dan waktu transit usus abnormal, gangguan permeabilitas usus, eksudasi
cairan, elektrolit dan mukus berlebihan. Etiologi dari diare kronik sangat beragam dan
tidak hanya selalu disebabkan kelainan pada usus. Kelainan yang dapat menimbulkan
kelainan diare kronik antara lain kelainan endokrin, kelainan hati, kelainan pankreas,
infeksi, keganasan dll.
Mekanisme terjadinya diare akut maupun kronik dapat di bagi menjadi diare
sekresi, diare osmotik, diare eksudatif, dan gangguan motilitas.
1. Diare sekresi
Diare dengan volume faces banyak biasanya di sebabkan oleh gangguan transport
elekrolit akibat peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit namun
kemampuan arbsorbsi mukosa usus ke dalam lumen usus menurun. penyebabnya
adalah toksin bakteri (seperti toksin kolera),, pengaruh garam empedu, asam lemak
rantai pendek, laksatif non osmotic dan hormon intestinal (gastrin vasoactive
intestinal polypeptide (VIP)).
2
2. Diare osmotic
Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diarbsorbsi sehingga osmolaritas
lumen meningkat dan air tertarik dari plasma ke lumen usus sehingga terjadilah
diare. Sebagai contoh mal arbsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat
garam magnesium.
3. Diare eksudatif
Inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus
besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non
infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, inflamantory bowel disease (IBD) atau
akibat radiasi.
4. kelompok lain
Adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu transit
makanan/minuman di usus menjadi lebih cepat. Pada kondisi tirotokskosis, sindroma
usus iritabel atau diabetes mellitus dapat muncul diare.
5. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya diare yaitu
a. Proses infeksi virus (rotravirus, Adenovirus enteris,Virus Norwalk), bakteri atau
toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya) atau
parasit (Biardia lambia, Cryptosporidium) ( misal : disentri, Shigelosis, keracunan
makanan).
b. Gangguan nutrisi atau malabrsorbsi (sindrom usus peka, kolitis ulsseratif, enteritis
regional, dan penyakit seliaka).
c. Obat-obatan tertentu ( penggantian hormon tiroid, pelunak faces dan laksatif,
antibiotik, kemoterapi, dan antasida).
d. Pemberian makanan per selang
e. Gangguan metabolik dan endokrin (diabetes , addison, tirotoksikosit
f. Alergi makanan, susu sapi dan keracunan makanan.
g. imunodefisiensi : AIDS
3
6. PATOFISIOLOGI
4
Masukan makanan/minuman yang terkontaminasi
Infeksi pada mukosa usus
Makanan/zat tidak dapat diserap
Menimbulkan rangsangan tertentu yaitu menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin
Menimbulkan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan toksin
Tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi
Terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus
Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
Peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus
Peningkatan gerakan usus (peristaltik)
Berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan
Diare
Resiko kekurangan cairan dan elektrolit
Gangguan rasa nyaman
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik
( makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat
toksin di dinding usus , sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik.
Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit ( dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan
gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
7. TANDA DAN GEJALA
Adapun tanda dan gejala yang timbul akibat diare :
a. Diare dengan dehidrasi ringan, dengan gejala sebagai berikut :
1) Frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari.
2) Keadaan umum baik dan sadar.
3) Mata normal dan air mata ada.
4) Mulut dan lidah basah.
5) Tidak merasa haus dan bisa minum.
b. Diare dengan dehidrasi sedang, kehilangan cairan sampai 5-10% dari berat badan,
dengan gejalasebagai berikut:
1) Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan sering.
2) Kadang-kadang muntah, terasa haus.
3) Kencing sedikit, nafsu makan kurang.
4) Aktivitas menurun.
5) Mata cekung, mulut dan lidah kering.
6) Gelisah dan mengantuk.
7) Nadi lebih cepat dari normal, ubun-ubun cekung.
c. Diare dengan dehidrasi berat, kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan dengan
gejala:
1) Frekuensi buang air besar terus-menerus.
2) Muntah lebih sering, terasa haus sekali.
5
3) Tidak kencing, tidak ada nafsu makan
4) Sangat lemah sampai tidak sadar.
5) Mata sangat cekung, mulut sangat kering.
6) Nafas sangat cepat dan dalam.
7) Nadi sangat cepat, lemah atau tidak teraba.
8) Ubun-ubun sangat cekung.
8. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi
Dehidrasi ringan yaitu kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan
gambaran klinik turgot kulit kurang elastis , suara serak , klien belum jatuh pada
keadaan syok.
Dehidrasi sedang yaitu kehilangan cairan 5-10% dari berat badan dengan
gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
Dehidrasi berat yaitu kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan dengan
gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan
kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
b. Renjatan hipovolemik
Renjatan atau syok adalah sindroma klinis akibat kegagalan sirkulasi dalam
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan baik pasokan maupun
penggunaannya dalam metabolisme seluler. Renjatan hipovolemik bisa terjadi
karena kehilangan cairan tubuh (cairan atau volume intravaskuler). Kejang akibat
volume darah berkurang.
c. Kejang.
Kejang terutama pada hidrasi hipotonik.
d. Malnutrisi
Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan (masukan makanan berkurang, pengeluaran bertambah).
e. Hipoglikemia.
yaitu kadar glukosa yang rendah.
6
f. Intoleransi sekunder akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa
usus halus.
g. Hipokalemia
yaitu kadar kalium dalam darah rendah dengan gejala meteorismus (kembung
perut karena pengumpulan gas secara berlebihan dalam lambung dan usus),
hipotonik otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram.
9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GASTROENTERITIS
a. Pemeriksaan Kultur Tinja
Harus diperhatikan benar apakah tinja berbentuk air/cair, setengah cair/lembek,
berlemak atau bercampur darah. Contoh tinja harus segera diperiksa untuk melihat
adanya leukosit, eritrosit, parasit (amoeba, giardia, cacing/telur cacing).
Pemeriksaan pH tinja perlu dilakukan bila ada dugaan mal abrsorbsi karbohidrat,
dimana pH tinja dibawah 5,5 (asam)disertai tes reduksi positif menunjukkan adanya
intoleransi karbohidrat/ glukosa.
b. Pemeriksaan laboratorium darah
Idealnya pemeriksaan darah ini dilakukan setelah pemeriksaan tinja, bila
pemeriksaan tinja saja belum mengarah pada diagnosis. pemeriksaan yang
dilakukan antara lain LED (Laju Endap Darah) yang tinggi, pemeriksaan darah
lengkap, kadar albumin serum yang rendah, ureum, kreatinin, kadar elektrolit
darah (natrium, kalium, klorida, fosfat),.
c. Pemeriksaan lain
Barium enema kontras ganda (Colon in loop) dan BNO dilakukan untuk melihat
adanya klasifikasi pankreas dan dilatasi kolon.
Kolonoskopi dan ileoskopi, pemeriksaan ini tidak dilakukan rutin pada setiap
diare kronik, tetapi membantu dalam menegakkan diagnosis terutama dalam
mendapatkan diagnosis patologis anatomi dengan biopsi mukosa usus.
Barium follow through dan/atau Enterocylis,: pemeriksaan rontgen ini
dilakukan bila ada kecurigaan kelainan pada ileum dan jejenum.
Gastroduodenum-jejunoskopi : Pemeriksaan ini dilakukan setelah pemeriksaan
rontgen barium follow through atau enterocylis atau barium enema atau
7
kolonoskopi dan masih dicurigai adanya kelainan pada gaster, duodenum dan
jejenum.
Endoscopic Retrogade Cholangi Pancreatography (ERCP) : pemeriksaan ini
dilakukan untuk melihat adanya kelainan pankreas.
Sidik indium 111leukosit : Pemriksaan ini sangat baik untuk melihat inflamasi
usus secara cepat, tetapi tidak dapat membedakan macam inflamasi.
Ultrasonografi abdomen : Pemeriksaan ini untuk melihat kelainan pankreas,
hati, curiga limfoma malignum dan TBC usus.
Sidik perut (CT-Scan abdomen) : pemeriksaan ini dilakukan bila pemeriksaan
ultrasonografi belum dapat dengan jelas menyokong diagnosis.
Arteriografi/angiografi mesenterika superior dan inferior : pemeriksaan ini
untuk menentukan sumbatan arteri mesenterika yang menimbulkan kolitis
iskemik.
Enteroskopi : pemeriksaan ini dapat menggantikan pemeriksaan rontgen usus
halus follow through karena lebih jelas mendiagnosis.
Magnetic resonance cholangio pancreatography (MRCP) : pemeriksaan ini
sama sensitifnya dengan ERCP dalam mendeteksi penyakit pankreas.
Endosonografi atau endoscopic ultrasound (EUS): pemeriksaan ini memiliki
sensitifitasnya yang tinggi dalam mendeteksi penyakit pankreas dini tetapi
jarang digunakan karena keterbatasan penggunaannya dalam klinik dan mahal.
10. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas pasien
Terdiri dari : Nama lengkap, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Agama,
Status, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan.
2. Identitas Penanggung Jawab
Terdiri dari : Nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Hubungan
dengan pasien.
3. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare tanpa
dehidarsi), BAB 4-10 kali dan cair ( dehidrasi ringan/sedang), atau BAB > 10 kali
8
(dehidrasi berat). Apabila diare berlangsung selama < 14 hari maka diare tersebut adalah
diare akut, sementara apabila berlangsung selama 14 hari atau lebih adalah diare
persisten.
3. Pola Fungsi
a. Aktivitas/istirahat:
Gejala:
Kelelelahan, kelemahan atau malaise umum
Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare
Gelisah dan ansietas
b. Sirkulasi:
Tanda:
Takikardia (reapon terhadap dehidrasi, demam, proses inflamasi
dan nyeri)
Hipotensi
Kulit/membran mukosa : turgor jelek, kering, lidah pecah-pecah
c. Integritas ego:
Gejala:
Ansietas, ketakutan,, emosi kesal, perasaan tak berdaya
Tanda:
Respon menolak, perhatian menyempit, depresi
d. Eliminasi:
Gejala:
Tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau anyir/busuk.
Tenesmus, nyeri/kram abdomen
Tanda:
Bising usus menurun atau meningkat
Oliguria/anuria
e. Makanan dan cairan:
Gejala:
9
Haus
Anoreksia
Mual/muntah
Penurunan berat badan
Intoleransi diet/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu,
makanan berlemak
Tanda:
Penurunan lemak sub kutan/massa otot
Kelemahan tonus otot, turgor kulit buruk
Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
f. Hygiene:
Tanda:
Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri
Badan berbau
g. Nyeri dan Kenyamanan:
Gejala:
Nyeri/nyeri tekan kuadran kanan bawah, mungkin hilang
dengan defekasi
Tanda:
Nyeri tekan abdomen, distensi.
h. Keamanan:
Tanda:
Peningkatan suhu pada infeksi akut,
Penurunan tingkat kesadaran, gelisah
Lesi kulit sekitar anus
i. Seksualitas
Gejala:
Kemampuan menurun, libido menurun
j. Interaksi sosial
Tanda:
Penurunan aktivitas sosial
Penyuluhan/pembelajaran:
10
Gejala:
Riwayat anggota keluarga dengan diare
Proses penularan infeksi fekal-oral
Personal higyene
Rehidrasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kurang volume cairan berhubungan dengan output melalui rute normal (diare
berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang terbatas.
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
arbsorbsi nutrien, status hipermetabolik.
c. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi
kulit/jaringan.
d. Cemas berhubungan dengan psikologis/ rangsangan simpatis (proses inflamasi),
ancaman konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan dan status
sosial ekonomi.
e. Kurang pengetahuan tentang kondisi , prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat dan
tidak mengenal sumber informasi.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Kurang volume cairan berhubungan dengan output melalui rute normal (diare
berat, muntah ), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang terbatas.
Tujuan : Dihaparkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam
kurang volume cairan teratasi dengan kriteria hasil
DS : Klien mengatakan BAB berkurang.
DO : Tampak Intake seimbang dengan output dan TTV dalam batas
normal, membran mukosa kulit lembab, capilary revil < 3 detik,
Berat badan seimbang.
Tindakan keperawatan :
11
1. Monitor dan catat masukan dan pengeluaran cairan: urin, faces (jumlah,
konsistensi dan warna.
2. Observasi TTV
3. Observasi adanya kulit kering dan membran mukosa kering, penurunan turgor
kulit, pengisian kapiler lambat.
4. Ukur berat badan tiap hari
5. Pertahankan pembatasan per oral, tirah baring, dan hindari aktivitas.
6. Kolaborasi dalam pemberian therapi.
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ganguan
arbsorbsi nutrien, status hipermetabolik.
Tujuan : Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi dengan kriteria hasil:
DS : Klien mengatakan nafsu makan kembali normal
DO : BB stabil, makan habis 1 porsi dan mula berkurang
Intervensi keperawatan
1. Timbang BB setiap hari
2. Dorong tirah baring dan/atau pembatasan aktivitas selama sakit.\
3. Anjurkan istirahat sebelum makan.
4. Berikan perawatan mulut terutama sebelum makan.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi.
c. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi
kulit/jaringan.
d. Cemas berhubungan dengan faktor psikologis/rangsangan simpatis (proses
inflamasi), ancaman konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan
dan status ekonomi.
e. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat dan
tidak mengenal sumber informasi.
1. DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo,.Setiyohadi,.Alwi,.Simadibrata,.&Setiati,( ), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
12
Brunner,&Suddarth,(2001),Keperawatan Medikal Bedah,Ed.8,Vol.2,Jakarta:EGC
Davey,(2006),At A Glance Medicine,Jakarta:Erlangga
Suratun,&Lusianah,(2010).Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sistem
Gastrointestinal.Jakarta:CV Trans Info Media.
13