LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS

9
LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS A. DEFINISI HIDROSEFALUS Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikelserebral, ruang subarac ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hidrosefalusmerupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertmbahnya cairan spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah,200). Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresi! pada ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari "aringan # "aringan serebral selama pro berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. &kibat berlebihan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan ter"adinya pel ruang tempat mengalirnya li'uor ( ualim, 2010) enis *idrose!alus dapat diklasi!ikasikan menurut+ 1. aktu -embentukan a. *idrose!alus $ongenital, yaitu *idrose!alus yang dialami se"ak dalamkandungan da setelah dilahirkan b.*idrose!alus &kuisita, yaitu *idrose!alus yang ter"adi setelah bayidilahirkan at !aktor lain setelah bayi dilahirkan (*arsono,200 ). 2. -roses /erbentuknya *idrose!alus a. *idrose!alus &kut, yaitu *idrose!alus yang te"adi secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan absorbsi $SS ($airan Serebrospinal) b. *idrose!alus ronik, yaitu *idrose!alus yang ter"adi setelah cairan$SS menga beberapa minggu (&nonim,200) . Sirkulasi $airan Serebrospinal a. $ommunicating, yaitu kondisi *idrose!alus dimana $SS masih biaskeluar dari v alirannya tersumbat setelah itu. b.Non $ommunicating, yaitu kondis *idrose!alus dimana sumbatanaliran $SS yang ter"adi satu atau lebih "alur sempit yangmenghubungkan ventrikel ventrikel otak (&nonim, 200 ). 3. -roses -enyakit a. &c'uired, yaitu *idrose!alus yang disebabkan oleh in!eksi yangmengenai otak sekitarnya termasuk selaput pembungkusotak (meninges). b. 45 6acuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau cederatraumatis ya menyebabkan penyempitan "aringan otak atauathrophy (&nonim, 200 ). B. ETIOLOGI HIDROSEFALUS *idrose!alus ter"adi bila terdapat penyumbatan aliran $SS pada salah satu tem pembentukan $SS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subara penyumbatan, ter"adi dilatasi ruangan $SS diatasnya. -enyumbatan aliran $SS sering terd bayi dan anak ialah+ 1. ongenital + disebabkan gangguan perkembangan "anin dalam rahim,atau in!eksi meliputi + 7 Stenosis a'uaductus sylvi 7 Spina bi!ida dan kranium bi!ida 7 Syndrom 8andy alker 7 ista arakhnoid dan anomali pembuluh darah 2. 8idapat + disebabkan oleh in!eksi, neoplasma, atau perdarahan 7 9n!eksi &kibat in!eksi dapat timbul perlekatan meningen. secara patologis terlihat penebalan "a dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. penyebab lain in!eksi adalah to

description

laporan pendahuluan hidrosephalus

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUS

LAPORAN PENDAHULUAN HIDROSEFALUSA. DEFINISIHIDROSEFALUSHidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikelserebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).

Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah,2007).Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang ruang tempat mengalirnya liquor (Mualim, 2010)

Jenis Hidrosefalus dapat diklasifikasikan menurut:

1. Waktu Pembentukan

a. Hidrosefalus Congenital, yaitu Hidrosefalus yang dialami sejak dalamkandungan dan berlanjut setelah dilahirkan

b. Hidrosefalus Akuisita, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah bayidilahirkan atau terjadi karena faktor lain setelah bayi dilahirkan (Harsono,2006).

2. Proses Terbentuknya Hidrosefalus

a. Hidrosefalus Akut, yaitu Hidrosefalus yang tejadi secara mendadakyang diakibatkan oleh gangguan absorbsi CSS (Cairan Serebrospinal)

b. Hidrosefalus Kronik, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah cairanCSS mengalami obstruksi beberapa minggu (Anonim,2007)

3. Sirkulasi Cairan Serebrospinal

a. Communicating, yaitu kondisi Hidrosefalus dimana CSS masih biaskeluar dari ventrikel namun alirannya tersumbat setelah itu.

b. Non Communicating, yaitu kondis Hidrosefalus dimana sumbatanaliran CSS yang terjadi disalah satu atau lebih jalur sempit yangmenghubungkan ventrikel-ventrikel otak (Anonim, 2003).

4. Proses Penyakit

a. Acquired, yaitu Hidrosefalus yang disebabkan oleh infeksi yangmengenai otak dan jaringan sekitarnya termasuk selaput pembungkusotak (meninges).

b. Ex-Vacuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau cederatraumatis yang mungkin menyebabkan penyempitan jaringan otak atauathrophy (Anonim, 2003).

B. ETIOLOGIHIDROSEFALUSHidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada bayi dan anak ialah:1. Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim,atau infeksi intrauterine meliputi : Stenosis aquaductus sylvi Spina bifida dan kranium bifida Syndrom Dandy-Walker Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah2. Didapat : disebabkan oleh infeksi, neoplasma, atau perdarahan InfeksiAkibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis. NeoplasmaHidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV / akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma. PerdarahanPerdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.C. FISIOLOGI CAIRAN CEREBRO SPINALISa. Pembentukan CSFNormal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan demikian CSF di perbaharui setiap 8 jam. Pada anak dengan hidrosefalus, produksi CSF ternyata berkurang + 0, 30 / menit. CSF di bentuk oleh PPA;

1. Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar

2. Parenchym otak

3. Arachnoid

b. Sirkulasi CSFMelalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat pembentuknya ke tempat ke tempat absorpsinya. CSF mengalir dari II ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro ke dalam ventrikel III, dari sini melalui aquaductus Sylvius menuju ventrikel IV. Melalui satu pasang foramen Lusckha CSF mengalir cerebello pontine dan cisterna prepontis. Cairan yang keluar dari foramen Magindie menuju cisterna magna. Dari sini mengalir kesuperior dalam rongga subarachnoid spinalis dan ke cranial menuju cisterna infra tentorial.Melalui cisterna di supratentorial dan kedua hemisfere cortex cerebri. Sirkulasi berakhir di sinus Doramatis di mana terjadi absorbsi melalui villi arachnoid.

D. PATOFISIOLOGIHIDROSEFALUSJika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel lateral dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan type hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 8 jam dan ketiadaan absorbsi total akan menyebabkankematian. Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika route kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi keadaan kompensasi.Pathway HIDROSEFALUS

E. MANIFESTASI KLINISHIDROSEFALUSManifestasi klinis Hidrosefalus dibagi menjadi 2 yaitu : anak dibawah usia 2 tahun, dan anak diatas usia 2 tahun.1. Hidrosefalus dibawah usia 2 tahun Sebelum usia 2 tahun yang lebih menonjol adalah pembesaran kepala. Ubun-ubun besar melebar, terba tegang/menonjol dan tidak berdenyut. Dahi nampak melebar dan kulit kepala tipis, tegap mengkilap dengan pelebaran vena-vena kulit kepala. Tulang tengkorak tipis dengan sutura masih terbuka lebar cracked pot sign yakni bunyi seperti pot kembang yang retak pada perkusi. Perubahan pada mata.o bola mata berotasi kebawah olek karena ada tekanan dan penipisan tulang supra orbita. Sclera nampak diatas iris, sehingga iris seakan-akan seperti matahari yang akan terbenamo strabismus divergenso nystagmuso refleks pupil lambato atropi N II oleh karena kompensi ventrikel pada chiasma optikumo papil edema jarang, mungkin oleh sutura yang masih terbuka.2. Hydrochepalus pada anak diatas usia 2 tahun. Yang lebih menonjol disini ialah gejala-gejala peninggian tekanan intra kranial oleh karena pada usia ini ubun-ubun sudah tertutupF. KOMPLIKASIHIDROSEFALUS Peningkatan tekanan intrakranial Kerusakan otak Infeksi:septikemia,endokarditis,infeksiluka,nefritis,meningitis,ventrikulitis,abses otak. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik. Hematomi subdural, peritonitis,adses abdomen, perporasi organ dalam rongga abdomen,fistula,hernia, dan ileus. KematianG. PEMERIKSAAN PENUNJANGHIDROSEFALUS Pemeriksaan fisik: o Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting untuk melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normalo Transiluminasi Pemeriksaan darah:o Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus Pemeriksaan cairan serebrospinal:o Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau meningitis untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa Pemeriksaan radiologi:o X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar.o USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.o CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnyaH. PENTALAKSANAAN MEDISHIDROSEFALUS1. Pencegahan

Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan penyuluhan genetic, penerangan keluarga berencana serta menghindari perkawinan antar keluarga dekat. Proses persalinan/kelahirandiusahakan dalam batas-batas fisiologik untuk menghindari trauma kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar suatu saat lebih dipilih dari pada menanggung resiko cedera kepala bayi sewaktu lahir.

2. Terapi Medikamentosa

Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat diberikan menitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan meskipun hasilnya kurang memuaskan. Pembarian diamox atau furocemide juga dapat diberikan. Tanpa pengobatan pada kasus didapat dapat sembuh spontan 40 50 % kasus.

3. Pembedahan :

Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absorbsi. Misalnya Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS kedalam rongga cranial yang disebut :

a. Ventrikulo Peritorial Shunt

b. Ventrikulo Adrial Shunt

Untuk pemasangan shunt yang penting adalajh memberikan pengertian pada keluarga mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya : kateter shunt obat-obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.

Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pi8ntasan ventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.

Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan raksi radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh untuk selamanya. Penyulit terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi, atau dislokasi.

4. Terapi Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :a) mengurangi produksi CSSb) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsic) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :1. Penanganan sementaraTerapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.2. Penanganan alternatif ( selain shunting )Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. saat ini cara terbaik untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.3. Operasi pemasangan pintas ( shunting )Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. baisanya cairan ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang ada hidrosefalus komunikans ada yang didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan. kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.

ASUHAN KEPERAWATANHIDROSEFALUSA. PENGKAJIAN KEPERAWATANHIDROSEFALUS1. Anamnesaa. Riwayat penyakit / keluhan utamaMuntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.

b. Riwayat PerkembanganKelahiran : prematur. Lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras atau tidak.Kekejangan : Mulut dan perubahan tingkah laku.Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.Keluhan sakit perut.

2. Pemeriksaan Fisika. Inspeksi :-Anak dapat melihat keatas atau tidak.-Pembesaran kepala.-Dahi menonjol dan mengkilat. Sertas pembuluh dara terlihat jelas.

b. Palpasi-Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.- Fontanela : Keterlamabatan penutupan fontanela anterior sehingga fontanela tegang, keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.

c. Pemeriksaan Mata- Akomodasi.- Gerakan bola mata.-Luas lapang pandang-Konvergensi.-Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas.-Stabismus, nystaqmus, atropi optic.

3. Observasi Tanda-Tanda VitalDidapatkan data data sebagai berikut :

Peningkatan sistole tekanan darah.

Penurunan nadi / Bradicardia.

Peningkatan frekwensi pernapasan.

4. Diagnosa KlinisTransimulasi kepala bayi yang akan menunjukkan tahap dan lokalisasi dari pengumpulan cairan banormal. ( Transsimulasi terang )

Perkusi tengkorak kepala bayi akan menghasilkan bunyi Crakedpot (Mercewens Sign

Opthalmoscopy : Edema Pupil.

CT Scan Memperlihatkan (non invasive) type hidrocephalus dengan nalisisi komputer.-

Radiologi : Ditemukan Pelebaran sutura, erosi tulang intra cranial.

B. DIAGNOSA KEPERAWATANHIDROSEFALUS1. Resiko cidera b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, ketidakmampuan mengambil keputusan, ketidakmampuan melakukan perawatan sederhana, ketidak mampuan menciptakan lingkungan kondusif, ketidakmampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan.2. Resiko gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, ketidakmampuan mengambil keputusan, ketidakmampuan melakukan perawatan sederhana, ketidak mampuan menciptakan lingkungan kondusif, ketidakmampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan.

3. Deficit self care b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, ketidakmampuan mengambil keputusan, ketidakmampuan melakukan perawatan sederhana, ketidak mampuan menciptakan lingkungan kondusif, ketidakmampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan.

4. Perubahan fungsi keluarga mengalami situasi krisis ( anak dalam catat fisik ) b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, ketidakmampuan mengambil keputusan, ketidakmampuan melakukan perawatan sederhana, ketidakmampuan menciptakan lingkungan kondusif, ketidakmampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan.

C. RENCANA KEPERAWATANHIDROSEFALUSNODIAGNOSA KEPERAWATANNOCNIC

1.Resiko cideraSetelah dilakukan kunjungan selama 3x diharapkan keluarga mampu menciptakan lingkungan kondusif dengan kriteria hasil:

Keselamatan fisik dapat dipertahankan

Adanya pelindung dan alat bantu untuk klien1. Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malam hari siapkan lampu panggil

2. Jelaskan pada keluarga pentingnya keselamatan pada anak dan cara pencegahan untuk cidera.

3. Anjurkan pada keluarga untuk mengawasi segala aktifitas klien yang membahayakan keselamatan.

4. Beri alat bantu misal:tongkat

2.Resiko gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuhSetelah dilakukan kunjungan selama 3x diharapkan keluarga mampu melakukan perawatan sederhana dirumah dengan kriteria hasil:

Berat badan ideal Tidak muntah Tidak terjadi malnutrisi1. Berikan makanan lunak tinggi kalori tinggi protein.

2. Berikan klien makan dengan posisi semi fowler dan berikan waktu yang cukup untuk menelan.

3. Ciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan terhindar dari bau bauan yang tidak enak..

4. Timbang berat badan bila mungkin.

5. Jagalah kebersihan mulut ( Oral hygiene)

6. Berikan makanan ringan diantara waktu makan

7. Beri penjelasan pada keluarga tentang makanan yang baik dikonsumsi anak

3.Deficit self careSetelah dilakukan kunjungan selama 3x diharapkan keluarga dapat menciptakan lingkungan kondusif dengan kriteria hasil:

Klien dapat melakukan perawatan diri dengan mandiri atau dibantu

Klien bersih dan tidak bau

1. Kaji ketidakmampuan klien dalam perawatan diri

2. Kaji tingkat fungsi fisik

3. Kaji hambatan dalam berpartisipasi dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan

4. Jelaskan pada keluarga pentingnya kebersihan diri

5. Jelaskan dan ajarkan cara perawatan diri meliputi:mandi, toileting , berpakaian.

4.Perubahan fungsi keluarga b.d situasi krisis ( anak dalam catat fisik )Setelah dilakukan kunjungan selama 3x diharapkan Keluarga menerima keadaan anaknya, mampu menjelaskan keadaan penderita dengan kriteria hasil:

Keluarga berpartisipasi dalam merawat anaknya dan secra verbal

keluarga dapat mengerti tentang penyakit anaknya.1. Jelaskan secara rinci tentang kondisi penderita, prosedur, terapi dan prognosanya.

2. Ulangi penjelasan tersebut bila perlu dengan contoh bila keluarga belum mengerti

3. Klarifikasi kesalahan asumsi dan misskonsepsi

4. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya.

DAFTAR PUSTAKAMc Closky & Bulechek. (2002). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America:Mosby.Meidian, JM. (2002). Nursing Outcomes Classification (NOC).United States of America:Mosby.Mualim. 2010. Askep Hidrosefalus. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2012 http://mualimrezki.blogspot.com/2010/12/askep-hydrocephalus.htmlNursalam. 2005. Asuhan Keperawatan BAyi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta: Salemba Medika.Price,Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi;Konsep klinis proses-proses penyakit,Jakarta;EGC.

Riyadi. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha IlmuSaharso. 2008. Hydrocephalus. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2012 http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=061214-sykj201.htmVanneste JA. Diagnosis and management of normal-pressure hydrocephalus. J. Neurol, 2000 ; 247 : 5-14.