nifas yuyus
-
Upload
ebi-pebrianto -
Category
Documents
-
view
257 -
download
0
description
Transcript of nifas yuyus
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. N
DENGAN DIAGNOSA POST PARTUS SPONTAN
DI RUANG PERAWATAN NIFAS RSUD
Dr. H. MOCH ANSHARI SALEH
BANJARMASIN
DISUSUN OLEH :
Nama : Yusnati Zuraida
N I M : 08059
Semester : V
AKADEMI KEPERAWATAN MURAKATA BARABAI
KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
TAHUN AKADEMIK
2010 / 2011
LAPORAN PENDAHULUAN
PARTUS SPONTAN
I. KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Pengertian
Persalinan lahir adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang
dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri tanpa alat yang tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya berlangsung kurang lebih 24 jam melalui jalan lahir.
Persalinan adalah membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam
jalan lahir. (Prawiharjo, 2001)
Persalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri kurang dari 24
jam melalui jalan lahir.
B. Etiologi
1. Teori penurunan hormon estrogen dan progesteron (1-2 minggu sebelum
partus) menimbulkan relaksasi otot rahim dan estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan, kadar
progesteron menurun sehingga timbul his.
2. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar progesteron dan
estrogen yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menyebabkan
kontraksi uterus.
3. Teori distensi rahim menjadi besar dan menegang menyebabkan ischemia otot
rahim yang menggangu sirkulasi uteroplasenta
4. Teori iritasi mekanik: gangguan bergeser dan tekanan pada belakang servik
sehingga menimbulkan kontraksi
5. Induksi persalinan (induction of labour)
Persalinan dapat ditimbulkan dengan jalan :
a. Bagang laminaria: Laminuria dimasukkan dalam kanalis serviks untuk
merangsang fleksus trankehauses.
b. Amniotomi (pemecahan ketuban)
c. Oxytocin drip
C. Tanda persalinan
1. Tanda-tanda permulaan persalinan
a. Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala turun memasuki atas
panggul terutama pada primigravida, pada multigravida tidak begitu kentara
b. Perut kelihatan lebih besar, fundus uteri turun
c. Perasaan sering kencing/susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah rahim
d. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dan uterus, kadang-kadang disebut “false labour pains”
e. Serviks menjadi lunak, mulai mendatar dan sekresinya bertambah, bisa
bercampur darah (bloody show)
2. Tanda-tanda inpartu
a. Rasa sakit atau adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks
c. Kadang-kadang ketuban pecah sendirinya
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada
3. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan
a. Kala I
Pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm. Kala
pembukaan dibagi 2 fase :
1) Fase laten: pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3
cm berlangsung 7-8 cm
2) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase:
- Periode akselerasi : Pembukaan menjadi 4 cm, berlangsung 2 jam
- Periode dilaktasi : Maksimal selama 2 jam pembukaan,
berlangsung cepat menjadi 9 cm
- Periode deselerasi : Berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap
Proses pembukaan serviks disebut dengan berbagai istilah :
1) Melembek (softening), menipis (hunnet out), oblitrasi (obliteratek),
mendatar dan tertarik ke atas (afficed dan taken up) dalam pembukaan
(dilatation)
2) Pembedahan primigravida atau multigravida
- Primi : - Serviks mendatar (effecement) dulu baru dilatasi
- Berlangsung 13-14 jam
- Multi : - Mendatar dan membuka bisa bersamaan
- Berlangsung 6-7 jam
b. Kala II
Mulai pembukaan lengkap (10 cm) sampai anak lahir. Tandanya :
1) His semakin kuat, nyeri, panjang ± 50 detik – 100 detik. Interval makin
pendek: 2 menit s/d 3 menit satu kali/ 3-4x/ 10 menit
2) Ketuban pecah (sewaktu pembukaan hampir/sudah lengkap) – keluar air
sekonyong-konyong kantong ketuban
3) Timbul refleks mengedan
4) Anus dan vulva membuka, perineum menonjol: kepala membuka pintu
dan akhirnya keluar pintu (ekspulasi)
5) Lama kala II
Primi 1-1 ½ jam, multi ± ½ jam
c. Kala III
Dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai lahirnya plasenta lamanya ± 5-10
menit, tanda-tanda lepasnya plasenta :
1) Uterus menjadi bundar
2) Perdarahan sekonyong-konyong
3) Tali pusat memanjang
4) Fundus uteri naik, mudah digerakkan
5) Lamanya persalinan pada primi dan multi
Primi Multi
Kala I
Kala II
Kala III
13 jam
1 jam
½ jam
7 jam
½ jam
¼ jam
d. Kala IV
Dimulai sejak 1 jam setelah plasenta lahir dan selalu harus mendapat
perhatian seperti :
1) Kontraksi uterus
2) Perdarahan
3) Plasenta dan selaput ketuban lengkap
4) Vesika urinaria kosong
5) Luka episiotomi harus dirawat (jika ada)
D. Mekanisme persalinan
1. Engaged
a. Turun/masuk kepala ke PAP dalam jurusan melintang dan fleksi ringan
b. Pada primi terjadi kehamilan pada akhir bulan terakhir
c. Pada multi terjadi pada permukaan persalinan
2. Descent
a. Majunya kepala yang mana pada primi terjadi pada kala II sedangkan multi
bersamaan dengan engaged sambil descent terjadi pula fleksi, rotasi interna
dan defleksi
b. Faktor yang mempengaruhi :
1)Tekanan cairan ketuban
2)Tekanan langsung dari uterus pada saat kontraksi
3)Kontraksi otot diagfragma dan otot abdomen
4)Melurusnya tubuh janin karena adanya kontraksi uterus
3. Fleksi
a. Fleksi/menekur muka dagu mendekati dagu dan bagian terendah/depan UUK
b. Fleksi terjadi karena anak didorong ke bawah, tetapi bagian terendah
mendapat tekanan dari serviks dasar/panggul
4. Rotasi interna
Putaran paksi dimana bagian terendah janin (UUK) berputar kedepan yang
biasanya pada hedge III sehingga berada dibawah symphisis.
5. Ekstensi
Setelah sub occiput lahir kepala mengadakan defleksi, kepala berputar ke
atas sehingga sub occiput hipomokion akan melahirkan UUB, dahi, hidung,
mulut dan dagu, sehingga kepala lahir seluruhnya.
6. Rotasi eksterna
a. Terjadi setelah kepala anak lahir seluruhnya
b. Berputar mengembalikan posisi kepala anak keposisi semula sebelum rotasi
interna, berputar ke arah punggung untuk menghilangkan torsi pada leher
7. Ekspansu
Setelah paksi keluar selesai, bahu depan lahir diikuti oleh bahu belakang
kemudian trochancer mayor depan dan belakang sampai kaki anak (anak lahir
seluruhnya)
E. Penanganan persalinan normal
1. Kala I (kala pembukaan)
a. Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan
b. Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
c. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur
yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
d. Menjaga rasa nyaman ibu
e. Memenuhi ibu buang air kecil dan mencegah dehidrasi
f. Menyarankan ibu sesering mungkin untuk buang air kecil
g. Memantau tanda-tanda vital dan kemajuan persalinan
2. Kala II (kala pengeluaran janin)
a. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan cara :
- Mendampingi ibu buang air kecil dan mencegah dehidrasi
- Menawarkan minum, menghisap dan memijat
b. Menjaga kebersihan diri
c. Memberikan dukungan moril untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan
ibu
d. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
e. Menjaga kantong kencing tetap kosong
f. Memberikan cukup minum untuk mencegah dehidrasi
3. Kala III (kala pengeluaran uri)
a. Memberikan oxitoxin untuk merangsang uterus untuk berkontraksi
b. Melakukan penanganan tali pusat terkendali dilakukan saat uterus
berkontraksi
c. Apabila plasenta telah lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau
klem pada tali pusat mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan
kebawah dan keatas sesuai dengan jalan lahir, kedua tangan memegang
plasenta dan perlahan memutar dengan searah jarum jam, segera setelah
plasenta dan selaputnya lahir, massase fundus uteri agar berkontraksi
d. Periksa ibu secara seksama dan jahit kalau ada robekan pada serviks vagina
dan perineum
4. Kala IV (kala pengawasan)
a. Periksa fundus tiap 15 menit pada jam pertama saat 20-30 menit pada jam
kedua
b. Memeriksa tanda-tanda vital, kandung kencing, perdarahan tiap 15 menit
pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua
c. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
d. Bersihkan perineum dan kenakan pakaian yang bersih dan kering
e. Anjurkan ibu istirahat
f. Meningkatkan hubungan ibu dan bayi
g. Berikan ASI segera setelah lahir
h. Ajari ibu atau keluarga tentang :
- Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
- Tanda-tanda bahaya ibu dan anak
- Perawatan luka jahitan/jahitan perineum
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
2. Status pengkajian
3. Anamnesa
Tentang his: mulai nyeri, lokasi, teratur tidak disertai ingin mengejang
Pengeluaran dari vulva: lendir, darah, darah keluar cairan
Keluhan yang menyertai
Pola reproduksi
4. Pemeriksaan fisik: tanda vital, inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan periksa
dalam
5. Pengkajian HIS: frekuensi, panjang his dan kuatnya
6. Data psiko-sosial
B. Diagnosa keperawatan dan intervensi
1. Mulainya proses persalinan, peningkatan aktivitas endometrium, pembukaan
serviks berhubungan dengan perubahan hormonal dan fisik
2. Resiko tinggi infeksi pada alat genetal dan perkemihan berhubungan dengan
prosedur invasif/pemeriksaan vaginam dari rektum dan perineum yang kotor,
pembukaan serviks, pecahnya kantong ketuban
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hipoxia uteri, tekanan bawah
anak
4. Prosedur cardiac output berhubungan dengan kontraksi uterus, pergeseran
arteri dan uterus
5. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan penurunan motilitas lambung
pembatasan intake
6. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan tekanan bawah anak
7. Resiko tinggi injuri pada janin berhubungan dengan penurunan aliran darah
dari uterus ke plasenta akibat kontraksi
8. Resiko tinggi infeksi dan injury pada ibu berhubungan dengan fase ekspulsi
pada janin
9. Resiko perdarahan pada kala III dan IV berhubungan dengan kontraksi uterus
10. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang prosedur rumah
sakit, tidak ada persiapan menerima kelahiran dan kematian
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Bandung: EI Star.
Ibrahim, Christa. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 3. Jakarta: Bharota.
Mansjoer, Arif et al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke II Jilid I. Media
Aesculapius: Jakarta.
Mary, Hamilton. 1995. Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. EGC: Jakarta.
Prawiharjo, Sarwono. 2001. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. N
DENGAN DIAGNOSA POST PARTUS SPONTAN
DI RUANG PERAWATAN NIFAS RSUD
Dr. H. MOCH ANSHARI SALEH
BANJARMASIN
Tanggal masuk : 16 Januari 2011 Jam masuk : 15.45 wita
Ruang / kelas : Nifas/III Kamar no. : B8
Pengkajian tanggal : 17 Januari 2011 Jam : 20.00 wita
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama pasien : Ny. N Nama suami : Tn. T
2. Umur : 18 tahun Umur : 22 tahun
3. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
4. Agama: Islam Agama : Islam
5. Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7. Alamat: Anjir Alamat : Anjir
8. Status : Kawin
B. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Alasan kunjungan ke rumah sakit
1 jam sebelum masuk RS Jam 20.00 wita klien mengatakan kepada
keluarga perut terasa mules, mules semakin sering, klien mengatakan tidak
ada keluar air-air selama hamil. Ia mengatakan rajin memeriksakan
kandungannya ke puskesmas dikatakan kehamilannya baik-baik saja.
Keluhan utama saat ini :
2. Timbulnya keluhan secara bertahap
3. Faktor yang memperberat
Klien terlalu banyak bergerak sehingga sakitnya bertambah.
4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
Yaitu dengan berabring di tempat tidur.
5. Diagnosa medik : Partus spontan
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
a. Menarche : umur 16 tahun siklus teratur lamanya 7 hari
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya 3x ganti pembalut perhari
d. Keluhan : Nyeri saat haid
e. HPHT : 4 April 2010
f. TP : 11 Januari 2011
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
GPA : G1 P1 A0
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
KetNo Thn Umur
kehamilan
Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis BB PJ
1. 2011 37 mggu - PS Bidan - - - - ♂ 2800 47 Hidup
Genogram :
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Tinggal serumah
= Meninggal
2. Riwayat keluarga berencana
Klien melaksanakan KB, jenis kontrasepsi yang digunakan adalah pil.
Klien menggunakan KB sejak mempunyai anak pertama, tidak ada masalah
sejak menggunakan KB.
3. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah dialami ibu
Klien sebelumnya tidak pernah di rawat di RS, tidak pernah
mendapatkan pengobatan.
b. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan
dan penyakit menular.
4. Riwayat lingkungan
Klien tinggal dalam lingkungan yang cukup bersih, ada selokan tempat
pembuangan air, ada tempat sampah, kamar mandi dan WC sendiri.
Klien dan keluarga tinggal dilingkungan yang aman dan tidak ada bahaya
yang mengancam.
5. Aspek psikososial
Klien datang ke RS karena mengeluh ingin melahirkan, klien mempunyai
persepsi tentang persalinan yaitu berpendapat persalinan dengan rasa sakit,
proses persalinan ataupun sesudah persalinan tentunya menimbulkan
perubahan dalam kehidupan sehari-hari karena hadirnya seorang anggota baru
atau bayi. Klien tinggal dengan suaminya, mental klien siap menjadi seorang
ibu, karena terlihat tenang saat menjalani persalinan, klien terlihat selalu
berdo’a.
6. Kebutuhan dasar khusus
a. Pola nutrisi
Di rumah : Klien makan 3x sehari berupa nasi, lauk pauk dan sayur,
klien tidak mempunyai makanan pantangan.
Di RS : Klien makan 3x sehari sesuai dengan diet yang disediakan
di RS, klien minum 1-3 gelas perhari
b. Pola eliminasi
Di rumah : Klien BAK ± 6-8 x/hari, warna kuning jernih, saat hampir
persalinan klien tidak bisa BAK, klien BAB 1x sehari,
warna kuning, bau khas feses.
Di RS : Klien BAK 2-3 x/hari, tidak ada BAB.
c. Pola personal hygiene
Di rumah : Klien mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 1x
sehari.
Di RS : Klien hanya diseka oleh keluarganya
d. Pola istirahat dan tidur
Di rumah : Klien biasanya tidur siang ± 2 jam dan malam 7-8 jam/hari,
selama hamil tidak ada gangguan dalam pola tidur Cuma 1
hari sebelum persalinan his dirasakan klien semakin sering
sehingga tidur klien terganggu.
Di RS : Klien istirahatnya cukup berbaring di tempat tidur dan
malam hari ± 6-7 jam/hari
e. Pola aktivitas dan latihan
Di rumah : Selama hamil aktivitas klien sebagai ibu rumah tangga
tetap dijalankan tetapi aktivitas ibu terbatas, ibu lebih
sering istirahat..
Di RS : Aktivitas klien terbatas karena nyeri akibat luka episiotomi.
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok, minum-minuman keras
ataupun pengguna obat-obatan.
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 130/80 mmHg
R : 24 x/menit
N : 80 x/menit
T : 36,5oC
TB : 155 cm
BB : 50 kg
a. Kepala
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan atau
massa.
b. Mata
Posisi mata simetris, gerakan mata normal, konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik.
c. Hidung
Struktur hidung luar simetris, dan tidak terdapat sekret juga tidak ada
peradangan atau perdarahan.
d. Telinga
Bentuk dan posisi simetris, tidak terdapat peradangan dan perdarahan,
tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak ada secret, fungsi
pendengaran baik, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
e. Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir lembab, gigi lengkap, tidak ada kesulitan dalam
menelan.
f. Dada dan axilla
Mammae membesar, areola tampak hitam kecoklatan, papila mamae
agak menonjol.
g. Pernapasan
Inspeksi : Bentuk simetris, tampak bersih, R: 24 x/menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : -
Auskultasi : Tidak terdengar bunyi napas tambahan seperti wheezing dan
ronchi
h. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical 86 x/menit, tidak ada kelainan bunyi jantung
dan tidak ada nyeri dada.
i. Abdomen
Inspeksi : Perut mengecil, tampak linea dan striae
Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Auskultasi : Bising usus normal 8 x/menit
j. Genitourinary
Terdapat jahitan bekas episiotomi sepanjang ± 7 cm, terdapat lochea
rubra, tidak terpasang kateter.
k. Ekstrimitas (integument / muskulosketa)
Ekstrimitas atas sebelah kiri terpasang infus RL 20 tetes/menit,
ekstrimitas bawah baik, turgor kulit baik.
Data penunjang
1. Laboratorium : -
2. USG : -
3. Rontgen : -
4. Terapi yang didapat
Selasa, 4 Januari 2011
- Inf. RL 20 tetes/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (antibiotik)
- P/O Nifedipin 30 x 10 mg bila TD > 140/90 mmHg (antihipertensi)
Rabu, 5 Januari 2011
- Inf. RL 20 tetes/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (antibiotik)
- P/O Nifedipin 30 x 10 mg bila TD > 140/90 mmHg (antihipertensi)
Kamis, 6 Januari 2011
- Inf. RL 20 tetes/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (antibiotik)
- P/O Nifedipin 30 x 10 mg bila TD > 140/90 mmHg (antihipertensi)
Jum’at, 7 Januari 2011
- Inf. RL 20 tetes/menit
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (antibiotik)
- P/O Nifedipin 30 x 10 mg bila TD > 140/90 mmHg (antihipertensi)
Mahasiswa yang mengkaji
Yusnati Zuraida
D. Analisa Data
No Hari/Tgl Data subjektif dan objektif Etiologi Masalah Paraf
1 Selasa
17-1-2011
DS : - Klien mengatakan nyeri
pada genitalianya
- P: Nyeri dikarenakan luka
episiotomi, diperberat
apabila klien banyak
bergerak, usaha yang
dilakukan untuk
mengurangi yaitu dengan
beristirahat
- Q: Nyeri seperti diiris iris
- R: Pada perineum
- S: Skala nyeri yang
dirasakan 2 (sedang)
- T: Nyeri datang kadang-
kadang, dengan durasi
hilang timbul
DO :- Terdapat luka jahitan
dengan panjang 3 cm
- Skala nyeri 2 (sedang)
0 : tidak ada nyeri
1 : nyeri ringan
2 : nyeri sedang
Luka
episiotomi
Nyeri
(gangguan
rasa
nyaman)
2 Selasa
17-1-2011
3 : nyeri berat
4 : nyeri sangat berat
DS : -
DO :- Dilakukan episiotomi
dengan panjang 3 cm
- TTV :
TD:130/90 mmHg,
R: 24 x/m, N: 84 x/m
T: 36,6oC
- Luka masih tampak basah
- Tidak terdapat tanda-tanda
infeksi
Luka
episiotomi
Resiko
terjadi
infeksi
E. Daftar masalah
No Hari/Tgl Diagnosa keperawatan Tgl muncul Tgl teratasi Paraf
1 Selasa
17-1-2011
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan luka
episiotomi, ditandai dengan :
DS : - Klien mengatakan nyeri
pada genitalianya
- P: Nyeri dikarenakan luka
episiotomi, diperberat
apabila klien banyak
bergerak, usaha yang
dilakukan untuk
mengurangi yaitu dengan
beristirahat
- Q: Nyeri seperti diiris iris
- R: Pada perineum
- S: Skala nyeri yang
dirasakan 2 (sedang)
- T: Nyeri datang kadang-
kadang, dengan durasi
hilang timbul
DO :- Terdapat luka jahitan
17-1-2011
2 Selasa
17-1-2011
dengan panjang 3 cm
- Skala nyeri 2 (sedang)
0 : tidak ada nyeri
1 : nyeri ringan
2 : nyeri sedang
3 : nyeri berat
4 : nyeri sangat berat
Resiko terjadi infeksi berhu-
bungan dengan luka episiotomi,
ditandai dengan :
DS : -
DO :- Dilakukan episiotomi
dengan panjang 3 cm
- TTV :
TD:130/90 mmHg,
R: 24 x/m, N: 84 x/m
T: 36,6oC
- Luka masih tampak basah
- Tidak terdapat tanda-tanda
infeksi
17-1-2011
F. Intervensi keperawatan
No Hari/Tgl Dx Tujuan Intervensi Rasional Paraf
1 Senin
17-1-11
Jam
08.00
Nyeri
b/d
luka
episio-
tomi
Setelah 3x24
jam nyeri ber-
kurang/hilang
dengan
kriteria hasil :
-Klien
mengatakan
nyeri berku-
rang/hilang
-Wajah klien
rileks
-Skala nyeri 0
1. Kaji TTV
2. Kaji skala
nyeri
3. Berikan klien
istirahat
dengan posisi
senyaman
mungkin
4. Anjurkan dan
diskusikan
pada klien
1. Mengetahui
kondisi klien
2. Mengetahui
derajat nyeri
3. Dapat meng-
hilangkan
ketegangan
pada klien
4. Mengurangi
rasa nyeri/
dapat terkon-
2 Senin
17-1-11
Jam
08.00
Resiko
terjadi
infeksi
b/d
luka
episio-
tomi
-TTV dalam
batas normal
Setelah 3x24
jam perawa-
tan resiko
infeksi tidak
terjadi dengan
kriteria hasil :
-Luka tampak
mengering
-Tidak terda-
pat tanda-
tanda infeksi
seperti rubor,
kalor, dulor,
tumor, fungsi
laesa
tentang tek-
nik distraksi
dan relaksasi
5. Berikan klien
lingkungan
yang aman
dan tenang
6. Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
obat anti-
biotik
1. Obs. Tanda-
tanda infeksi
2. Lakukan
vulva hygiene
2x sehari
3. Anjurkan
klien untuk
ganti pemba-
lut kalau
basah
4. Anjurkan
klien untuk
segera
mobilisasi
trol
5. Meningkatkan
istirahat klien
6. Mempercepat
proses per-
tumbuhan
1. Mengetahui
keadaan luka
klien
2. Memberikan
kenyamanan
pada vagina
3. Agar tidak
menambah
infeksi pada
luka
4. Agar dapat
beraktivitas
G. Implementasi dan catatan perkembangan
No. Hari/Tgl Dx Jam Implementasi Evaluasi Paraf
1 Senin
17-1-11
Nyeri
b/d luka
08.00 1. Mengkaji TTV
TD: 130/80
Jam 09.00 wita
S : Klien mengata-
episio-
tomi
08.05
08.10
08.15
08.20
08.25
mmHg
N: 68 x/menit
R: 24 x/menit
T: 36,5oC
2. Mengkaji skala
nyeri yaitu skala
nyeri 2 (sedang)
3. Memberikan klien
istirahat dengan
posisi senyaman
mungkin (posisi
semi fowler)
4. Mengajarkan dan
mendiskusikan
pada klien tentang
teknik distraksi
(yaitu dengan
berbicara dengan
orang lain) dan
relaksasi (dengan
latihan napas
dalam)
5. Memberikan klien
lingkungan yang
aman dan tenang
6. Berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat antibiotik
(inj. ceftriaxone
2x1 gr)
kan bahwa ia
merasa nyeri
pada daerah
kemaluannya
O :- Terdapat luka
bekas jahitan 3
cm
- Skala nyeri 2
(sedang)
0: Tidak ada
nyeri
1: Nyeri ringan
2: Nyeri sedang
3: Nyeri berat
4: Nyeri sangat
berat
- TTV :
TD: 130/80
mmHg
N: 68 x/menit
R: 24 x/menit
T: 36,5oC
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
1. Mengkaji TTV
2. Mengkaji skala
nyeri
3. Memberikan
klien istirahat
dengan posisi
senyaman
mungkin
4. Mengajarkan
2 Senin
17-1-11
Resiko
terjadi
infeksi
b/d luka
episio-
tomi
08.30
08.35
08.40
08.45
1. Mengobservasi
tanda-tanda
infeksi (tidak
terdapat tanda
rubor, kalor,
dulor, tumor dan
fungsiolaesa)
2. Melakukan vulva
hygiene
3. Menganjurkan
klien untuk ganti
pembalut kalau
basah
4. Menganjurkan
klien untuk segera
mobilisasi (segera
miring kanan/kiri)
dan
mendiskusikan
pada klien
tentang teknik
distraksi
5. Memberikan
klien
lingkungan
yang aman dan
tenang
6. Berkolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
obat antibiotik
Jam 09.30 wita
S : -
O :- Luka masih
tampak basah
- Terdapat luka
bekas jahitan 3
cm
- Tanda-tanda
infeksi tidak
terlihat seperti
rubor, kalor,
dulor, tumor
dan fungsio-
laesa
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi
1. Mengobservasi
tanda-tanda
infeksi
2. Melakukan
vulva hygiene
3. Menganjurkan
klien untuk
ganti pembalut
kalau basah
4. Menganjurkan
klien untuk
segera
mobilisasi
1 Selasa
18-1-11
Nyeri
b/d luka
episio-
tomi
08.00
08.05
08.10
08.15
1. Mengkaji TTV
TD: 120/80
mmHg
N: 80 x/menit
R: 24 x/menit
T: 36,1oC
2. Mengkaji skala
nyeri yaitu skala
nyeri 2 (sedang)
3. Memberikan klien
istirahat dengan
posisi senyaman
mungkin (posisi
semi fowler)
4. Mengajarkan dan
mendiskusikan
pada klien tentang
teknik distraksi
(yaitu dengan
berbicara dengan
orang lain) dan
relaksasi (dengan
Jam 09.00 wita
S : Klien mengata-
kan bahwa nyeri
pada daerah
kemaluannya
berkurang
O :- Tampak luka
bekas jahitan 3
cm
- Skala nyeri 1
(ringan)
0: Tidak ada
nyeri
1: Nyeri ringan
2: Nyeri sedang
3: Nyeri berat
4: Nyeri sangat
berat
- TTV :
TD: 120/80
mmHg
N: 80 x/menit
2 Selasa
18-1-11
Resiko
terjadi
infeksi
b/d luka
episio-
tomi
08.20
08.25
08.30
08.35
latihan napas
dalam)
5. Berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
obat antibiotik
(inj. ceftriaxone
2x1 gr)
1. Mengobservasi
tanda-tanda
infeksi (tidak
terdapat tanda
rubor, kalor,
dulor, tumor dan
fungsiolaesa)
2. Melakukan vulva
hygiene
3. Menganjurkan
klien untuk segera
mobilisasi (segera
miring kanan/kiri)
R: 24 x/menit
T: 36,1oC
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan,
klien pulang
Jam 09.30 wita
S : -
O :- Luka klien
sudah kering
- Terdapat luka
bekas jahitan 3
cm
- Tanda-tanda
infeksi tidak
terlihat seperti
rubor, kalor,
dulor, tumor
dan fungsio-
laesa
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan,
klien pulang