Lp Pleuritis
-
Upload
laras-ciingu-syahreza -
Category
Documents
-
view
459 -
download
45
description
Transcript of Lp Pleuritis
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PLEURITIS DAN OKSIGENASIDI RUANG CEMPAKA RST dr. SOEPRAOENDEPARTEMEN KEPERAWATAN DASAR
Disusun oleh :
Laras Frestyawangi Wasitin2014204610111072
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN & ASUHAN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DEPARTEMEN KEPERAWATAN DASAR2015
Mahasiswa
Laras Frestyawangi Wasitin
201420461011072Mengetahui, Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan
() ()
BAB ITINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiPleuritis mengacu pada inflamasi kedua lapisan pleura, pleur parietalis, yang menutui permukaan dinding dada, mediastinum, dan permukaan atas diafrgma, dan pleura viseralis, yang menutupi seluruh permukaan kedua paru (Suzanne, 2001).
Pleuritis adalah peradangan pleura yang disebabkan penumpukan cairan dalam rongga pleura, selain cairan dapat pula terjadi karena penumpukan pus atau darah. Pleuritis juga dapat disebut sebagai komplikasi dari efusi pleura atau penyakit pada pleura.Diketahui bahwa cairan masuk ke dalam rongga kosong antara kesua pleuraa tersebut, karena biasanya di sana hanya terdapat sedikit (10-20 cc) cairan yang merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak secara teratur.
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Pleura
Pleura merupakan lapisan pembungkus paru (pulmo). Dimana antara pleura yang membungkus pulmo dextra dan sinistra dipisahkan oleh adanya mediastinum. Pleura dari interna ke eksterna terbagi atas 2 bagian, yaitu : Pleura Visceralis/ Pulmonis
Pleura yang langsung melekat pada permukaan pulmo.
Pleura ParietalisBagian pleura yang berbatasan dengan dinding thorax.
Kedua lapisan pleura ini sebagai berhubungan pada hilus pulmonis sebagai ligamen Pulmonale (Pleura penghubung) . Diantara kedua lapisan pleura ini terdapat sebuah rongga yg disebut dengan cavum pleura. Dimana di dalam cavum pleura ini terdapat sedikit cairan pleura yang berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika proses pernapasan.
2. Fisiologi Pleura
Fungsi mekanis pleura adalah meneruskan tekanan negatif thoraks kedalam paru-paru, sehingga paru-paru yang elastis dapat mengembang. Tekanan pleura pada waktu istirahat (resting pressure) dalam posisi tiduran pada adalah -2 sampai -5 cm H2O; sedikit bertambah negatif di apex sewaktu posisi berdiri. Sewaktu inspirasi tekanan negatif meningkat menjadi -25 sampai -35 cm H2O.
Selain fungsi mekanis, seperti telah disinggung diatas, rongga pleura steril karena mesothelial bekerja melakukan fagositosis benda asing; dan cairan yang diproduksinya bertindak sebagai lubrikans.
Cairan rongga pleura sangat sedikit, sekitar 0.3 ml/kg, bersifat hipoonkotik dengan konsentrasi protein 1 g/dl. Gerakan pernapasan dan gravitasi kemungkinan besar ikut mengatur jumlah produksi dan resorbsi cairan rongga pleura. Resorbsi terjadi terutama pada pembuluh limfe pleura parietalis, dengan kecepatan 0.1 sampai 0.15 ml/kg/jam. Bila terjadi gangguan produksi dan reabsorbsi akan mengakibatkan terjadinya pleural effusion. Fungsi pleura yang lain mungkin masih ada karena belum sepenuhnya dimengertiC. Etiologi1. Virus dan MikoplasmaEfusi pleura karena virus atau mikroplasma agak jarang. Bila terjadi jumlahnya tidak banyak dan kejadiannya hanya sleintas saja. Jenis-jenis virusnya adlaah echovirus, coxsackie group, chlamidia, rivkettsia, dan mikroplasma.
2. Bakteri Piogenik
Bakteri yang sering ditemukan adalah : aerob dan anaerob. Bakteri-bakteri aerob sering meliputi Streptococcus Pneumonis, Streptococus mileri, stafilococus aureus, Hemofilus spp, E.Coli, Klebsiela, Pseudomonas spp. Bakteri-bakteri anaerob meliputi Bakteroides spp, peptostreptococcus, Fusobakterium.3. Tuberkulosis
Selain komplikasi tiberkulosa, dapat juga disebabkan oleh robeknya rongga pleura atau melalui aliran getah bening.
4. Fungi
Pleuritis karena fungi sangat jarang. Biasanya terjadi karena penjalaran infeksi fungi dari jaringan paru. Jenis penyebab pleuritis adalah Aktinomikosis, koksidiomikosis, aspergillus, kriptokokus, histoplasmalosis, blastomikosis dan lain-lain.
5. Parasit
Parasit yang menginvasi ke dalam rongga pleura hanyalah amoeba dalam bentuk tropozoit.
D. Tanda dan Gejala
1) Nyeri pada dada yang diperburuk oleh bernapasGejala yang paling umum dari pleurisy (pleuritis) adalah nyeri yang umumnya diperburuk oleh penghisapan (menarik napas). Meskipun paru-paru sendiri tidak mengandung syaraf-syaraf nyeri apa saja, pleura mengandung berlimpah-limpah ujung-ujung syaraf. Ketika cairan ekstra berakumulasi dalam ruang antara lapisan-lapisan dari pleura, nyeri biasanya dalam bentuk pleurisy yang kurang parah. Dengan jumlah-jumlah akumulasi cairan yang sangat besar, ekspansi dari paru-paru dapat dibatasi, dan sesak napas dapat memburuk.2) Sesak NapasGejala radang pada awalnya dimulai dengan ketidak tenangan, kemudian diikuti dengan pernafasan yang cepat dan dangkal. Dalam keadaan akut, karena rasa sakit waktu bernafas dengan menggunakan otot-otot dada, pernafasan lebih bersifat abdominal.
Kekurangan oksigen yang disebabkan oleh toksomia dan akibat radang paru-paru yang mengikutinya, penderita dapat mengalami kematian setiap saat. Pada radang pleura penderita nampak lesu karena adanya penyerapan toksin (toksomia) proses kesembuhan dapat pula terjadi, meskipun diikuti dengan adesi pleura. Penderita nampak normal, tetapi bila dikerjakan sedikit saja segera menjadi lelah karena turunnya kapasitas vital pernapasannya.3) Perasaan "ditikam"Nyeri pada penderita pleuritis bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam seperti ditikam. Nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernapas dalam atau batuk, atau bisa secara terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernapas dalam dan batuk. Nyeri merupakan akibat dari peradangan pada lapisan pleura sebelah luar dan biasanya dirasakan di dinding dada tepat di daerah yang mengalami peradangan.
Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan lapisan pleura sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan penderita mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-parunya pada saat bernapas sehingga terjadi gawat pernapasan.E. Patofisiologi
Ketika kedua membran yang mengalami inflamasi atau bergesekan selama respirasi , akibatnya nyeri hebat, terasa tajam seperti tusukan pisau, nyeri dapat menjadi minimal atau tidak terasa ketika nafas ditahan atau dapat menjalar ke bahu kemudian sejalan dengan terbentuknya cairan pleurra, nyeri akan berkurang pada periode dini ketika terkumpul sedikit cairan, gesekan, friksi pleura dapat terdengar dengan stetoskop, hanya akan menghilang kemudia bila telah berkumpul cairan dan memisahkan pleurra yang mengalami inflamasi.F. Pemeriksaan Penunjang1) Pada Chest X-Ray didapatkan bayangan seperti kurva, dengan permukaan daerah alteral lebih tinggi daripada bagian medial.2) Pada Torakosintesis ditemukan warna cairan agak kemerah-merahan, kuning kehijauan dan agak purulen, atau merah tengguli. Warna ciran pleura normal adalah agak kekuning-kuningan.
3) Pemeriksaan biokimia meliputi cairan eksudat dan transudat, akdar cairan transudat normalnya 3 g/dL.
4) Pemeriksaan lain adalah pH, kadar glukosa dan kadar amilase
5) Rontgen Thorax
G. Penatalaksanaan UmumTujuan pengobatan adalah untuk menemukan kondisi dasar yang menyebabkan pleuritis dan untuk menghilangkan nyeri dengan diatasinya penyakit dasar (pneumonia dan infeksi), inflamasi pleuritis biasanya menghilang. Pada waktu yang sama, penting artinya untuk memantau tanda-tanda dan gejala-gejala efusi pleurra, seperti sesak nafas, nyeri dan penurunan ekskkruksi dinding dada.Analgesik yang diresepkan dan aplikator topikal panas atau dingin akan memberikan peredaan simptomatik indomestasin, obat anti inflamasi non steroidal, dapat memberikan peredaan nyeri sambil memungkinkan pasien batuk secara efektif. Jika nyeri sangat hebat, diberikan blok intercostal prokain.Adapun obat-obatan yang dapat digunakan pada penderita dengan masalah pleuritis adalah sebagai berikut :
1. Analgesik
2. Antibiotik
3. Antidiuretik
4. Pemasangan wsd untuk mengeluarkan cairan.
H. Komplikasi
Adapun komplikasi dari pleuritis ialah :
1) Efusi pleura / empinema (pleuritis purulenta)
2) Pneumotorak (pengumpulan udara dalam rongga dada/thorax)
3) Piopneumotoraks
4) Abses paru
5) Gagal nafas
I. Pathways
Virus Bakteri Fungi Parasit
Masuk ke saluran nafas sampai ke rongga pleura
Terjadi proses hipersensitivitas dan pe permeabilitas lap. Pleura
Proses iritasi / inflamasi
PLEURITIS
Suplai O2 menurun pe ukuran rongga ekspansi paru
pleura
Peningkatan frekuensi nafas suplai O2
Penekanan daerah
Dyspepsia cepat & dangkal sekitar frekuensi nafas
Gerak terbatas merangsang nocyceptor susah bernafas
(dispnea)
Intoleran aktifitas
Merangsang pengeluaran
Ketidak efektifan jalan nafas
BHP
Susah makan spinal cort
Anoreksia thalamus
Intake adekuat cortex serebri
nyeri
Pembentukan ATP menurun
Perubahan nutrisi (-) dari kebutuhan
Pathways
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGCHerdman, T.H. & KIMAtsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnosis: Definitions & Clasification, 2015-2017. Oxford: Wiley BlackwellMorhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., et al. 2012. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. Missouri: MosbyMorhead, Sue, Johnson, Marion, Maas, Meriden L., et al. 2012. Nursing Intervention Classification (NIC) Fifth Edition. Missouri: MosbyMuttaqin. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Pernafasan. Jakarta: Salmba Medika
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction.Parasit
Fungi
Bakteri
Virus
Masuk ke saluran nafas sampai ke rongga pleura
Terjadi proses hipersensitivitas
Penurunan permeabilitas lap. pleura
Proses iritasi atau inflamasi
PLEURITIS
Spinal cord
thalamus
Penurunan ukuran rongga pleura
Ekspansi paru
Suplai O2 menurun
Merangsang nocyceptor
Nyeri Akut
Gerak terbatas
Suplai O2 menurun
Peningkatan frekuensi nafas
Penekanan daerah sekitar
Intoleransi Aktivitas
Cortex cerebri
Pernapasan cepat dan dangkal
dispnea
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas