ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

44
Nama dosen : Annastasia Sintia Lamonge Mata kuliah : Sistem Endokrin ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKTINOMA Disusun oleh : Kelompok 8 Ifke Adriana Manuho 14061100 Juliana Ariyani 14061064 Diana Kapoh 14061078 Grasela Lelemboto 14061087 Birgita Sikopong 13061085 Benadikta Tandaju 14061085 Sandi Padang 14061098 Renelli Pangkey 14061178 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

description

asuhan keperawatan prolaktinoma

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

Nama dosen : Annastasia Sintia Lamonge

Mata kuliah : Sistem Endokrin

ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKTINOMA

Disusun oleh : Kelompok 8

Ifke Adriana Manuho 14061100

Juliana Ariyani 14061064

Diana Kapoh 14061078

Grasela Lelemboto 14061087

Birgita Sikopong 13061085

Benadikta Tandaju 14061085

Sandi Padang 14061098

Renelli Pangkey 14061178

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

MANADO

2016

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan karena atas tuntunan serta penyertaannya makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKTINOMA” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas sistem endokrin dimana bertujuan menanbah wawasan mahasiswa mengenai prolaktinoma, serta menjadi acuan belajar bagi para pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari, masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan dalam pembuatan makalah kedepannya.

Kami penyusun makalah ini menyampaikan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Manado, Maret 2016

Penyusun

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Tujuan C. Manfaat

BAB II TEORI

A. DefinisiB. EtiologiC. Anatomi dan fisiologiD. Manifestasi klinisE. PatofisiologiF. KomplikasiG. Pemeriksaan penunjangH. Penatalaksanaan I. Konsep asuhan keperawatan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKelenjar pituitari (hipofisis) memproduksi macam-macam hormon yaitu:

GH, TSH, ACTH, FSH & LH, LTH.LTH (PRL) merangsang kelenjar mammae untuk menghasilkan air susu

serta memacu ovarium untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Prolaktinoma adalah kondisi medis yang ditandai dengan pertumbuhan tumor jinak, yang timbul dari sel-sel di kelenjar hipofisis yang berperan untuk menghasilkan hormone prolaktin pada kelenjar mammae.

Pada penderita prolaktinoma, produksi berlebihan hormon ini oleh kelenjar hipofisis menyebabkan keluarnya air susu meskipun wanita tersebut sedang tidak menyusui. Hal ini juga dapat menyebabkan gejala, seperti nyeri saat hubungan seksual karena keringnya vagina, penurunan ketertarikan seksual, nyeri pada payudara, periode menstruasi yang abnormal dan gangguan penglihatan. Prolaktinoma sering kali ditemukan pada usia kurang dari 40thn. Meskipun kondisi ini secara umum berhubungan dengan wanita, namun tidak meutup kemungkinan pria juga dapat menderita kondisi ini. Gejala yang ditunjukan pada pria seperti pembesaran payudara, disfungsi ereksi, dan penurunan pertmbuhan rambut tubuh.

B. Tujuan1. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan penyakit prolaktinoma2. Untuk mengetahui asuhan keperawata pada pasien prolaktinoma

C. Manfaat1. Menamba wawasan mahasiswa mengenai penyakit prolaktinoma2. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan prolaktinoma

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

BAB II

TEORI

A. DefinisiHipersekresi prolaktin (prolaktinema) adalah abnormalitas endokrin yang sering di temukan dan di sebabkan oleh gangguan hipotalamik – hipofisis. Prolaktin (PRL) merupakan hormone yang paling banyak di keluarkan oleh adenoma hipofisis hiprsekresi PRL mengakibatkan galaktorea dan disfungsi gonad,.

B. Etiologi1. Gangguan pada hipotalamus (peningkatan hormone TRH) 2. Gangguan pada hipofisis (seperti adanya tumorpada hipofisis baik berupa mikro ataupun makro)3. Obat-obatan 4. Neurogenik seperti adanya luka pada dinding dada sehingga menstimulasi terjadinya peningkatan prolaktin 5. Penurunan eliminasi prolaktin dalam tubuh di sebabkan oleh rendahnya bersihan prolaktin dalam sirkuasi sistemik tubuh dn stimulasi prolaktin langsung pada pusat

C. Anatomi dan Fisiologi

Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak

didalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Hipofisis

mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya, sehingga

disebut kelenjar pemimpin, atau master of gland. kelenjar hipofisis terdiri dari

dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus posterior.

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

Fungsi hipofisis anterior ( adenohipofise ) menghasilkan sejumlah hormon

yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin

yang lain, yaitu :

Hormon pertumbuhan (somatotropin ) : mengendalikan pertumbuhan

tubuh (tulang, otot, dan   organ-organ lain).

Hormon TSH : mengendalikan pertumbuhan dan aktivitas sekretorik

kelejar tiroid.

Hormon ACTH : mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan

kortisol yang berasal dari kortex suprarenal.

Hormon FSH : pada ovarium berguna untuk merangsang perkembangan

folikel dan sekresi esterogen. Pada testis, homon ini berguna untuk

merangasang pertumbuhan tubulus seminiferus, dan spermatogenesis.

Hormon LH : pada ovarium, untuk ovulasi, pembentukan korpusluteum,

menebalkan dinding rahim dan sekresi progesteron. Dan pada testis, untuk

sekresi testoteron

Hormon Prolaktin : untuk sekresi mamae dan mempertahankan korpus

luteum selama hamil.

Fungsi hipofisis posterior,yaitu:                                                                   

Anti-diuretik hormon (ADH): mengatur jumlah air yang melaluiginjal,

reabsorbsi air, dan mengendalikan tekanan darah padaarteriole.

 Hormon oksitosin : mengatur kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi

dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.Hormon prolaktin adalah hormon

yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis bagian anterior

(depan). Hormon ini ada pada laki-laki dan perempuan. Prolaktin benyak

terdapat pada ibu yang sedang menyusui, karena ia adalah hormon penting

yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi susu, sehingga pada saat

diperlukan siap berfungsi.Hormone ini juga diproduksi oleh plasenta.Fungsi

hormon prolaktin yaitu :

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

berperan dalam pembesaran alveoli dalm kehamilan,mempengaruhi inisiasi

kelenjar susudan mempertahankan laktasi serta menstimulasi sel di dalam

alveoli untuk memproduksi  ASI.

Hormon ini juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan zat

oleh tubuh ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke janin.Kadar normal hormon

prolaktin di dalam darah sekitar 5-10 mg/mL.Sekresi hormon prolaktin

meningkat pada masa hamil, stres fisik dan mental, keadaan hipoglikemia.

Keluarnya hormon prolaktin, menstimulasi sel di dalam alveoli untuk

memproduksi ASI dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Ketika

bayi menyusu, rangsangan sensorik itu dikirim ke otak. Otak kemudian

bereaksi mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah

menuju kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat

susu untuk bekerja, memproduksi susu.

Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi

menyusu. Sebagian besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama

kurang lebih 30 menit, setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu

selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin sampai dipayudara dan

merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormone Prolaktin

bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisapbayi saat

ini, sudah tersedia dalam payudara, di Sinus Laktiferus.Hormon oksitosina

adalah hormone yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian posterior

(belakang).

Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan

hormon Oksitosin selain hormon Prolaktin.

 Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin.

Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara.

Di payudara, hormon Oksitosin ini merangsang sel-sel otot

untuk berkontraksi.Oksitosin berfungsi :Mengencangkan otot halus dalam

rahim pada saat melahirkan, merangsang terjadinya kontraksi yang penting

dalam proses pembukaan vagina sebelum melahirkan dan ketika proses

melahirkan, setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

sekitaral veoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.Oksitosin berperan

dalam proses turunnya susu let-down / milk ejectionreflex dan membantu

mengembalikan uterus pada ukuran sebelumnya dan membantu

menghentikan pendarahan pasca persalinan.

D. Manifestasi klinis

1.      efek langsung dari prolaktin yang berlebihan, seperti induksi galaktorea

atau hipogonadisme;

2.      efek dari lesi struktural (sepertitumor hipofisis), yang menyebabkan

gejala nyeri kepala, gangguan lapang pandang, atau yang terkait disfungsi

sekresi hormon hipofisis anterior. Pasien biasanya datang dengan keluhan

gangguan menstruasi amenorea atau oligomenorea atau siklus regular tetapi

dengan infertilitas. Kadang, pasien dapat mengeluh menoragia atau galaktorea.

Galaktorea jarang terjadi pada wanita postmenopause akibat kurangnya

estrogen. Pada fase lanjut dapat timbul gejala akibat perluasan tumor (misalnya

nyeri kepala, gangguan visus,dan oftalmoplegi eksterna) atau gejala-gejala

akibat kegagalan kelenjar adrenal atau gangguan tiroid sekunder.   Manifestasi

klinis hiperprolaktinemia umumnya berasal diari efek prolaktin pada payudara

dan fungsi gonad. Kurang lebih 90% penderita wanita dengan

hiperprolaktinemia mengalami galaktorea. Galaktorea dapat terjadi unilateral

ataubilateral, klinis atau sub-klinis, spontan atau dirangsang, dan dapat bersifat

encer atau kental. Namun galaktorea bukan hormon khas dari

hiperprolaktinemia karena ia dapat terjadi tanpa adanya hiperprolaktinemia.

Gejala tersering pada wanita premenopause adalah amenorea daninfertilitas.

Wanita amenore karena hiperprolaktinemia tidak mengalami atrofi payudara

seperti pada wanita postmenopause lainnya. Pada pemeriksaan, didapatkan

payudara dan areola terbentuk sempurna dengan tuberkel Montgomery yang

hiperplastik. Bila dilakukan pemijatan dari arahperifer menuju areola untuk

mengosongkan duktus laktaris, diikuti dengan penekanan areola untuk

mengosongkan sinus laktaris, dapat ditemukan galaktorea. Efek prolaktin

terhadap gonad kemungkinan disebabkan oleh gangguan pulsatilitas normal

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

dari gonadotrophin-releasing hormone (GnRH) dan perubahan sekresi

luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini akan

berakibat pada anovulasi, dengan gejala amenorea atau oligomenorea dan

infertilitas. Biasanya penderita mengalami oligomenorea, namun dapat juga

mengalami menstruasi teratur.

3.      Hiperprolaktinemia juga akan mengakibatkan osteoporosis sekunder

yaitu penurunan densitas mineral tulang pada tulang punggung. Setelah

nilaiprolaktin kembali ke nilai normal, densitas tulang dapat meningkat

kembali tetapi tidak mencapai nilai normal. Manifestasi klinis akibat

peningkatan kadar prolaktin dapat dibagi dalam 2 kelompok, yakni yang

diakibatkan secara langsung oleh kadar prolaktin yang berlebihan dan

manifestasi klinis akibat hipogonadisme.

E. Patofisiologi

Fungsi primer prolaktin adalah untuk menstimulasi sel epitel payudara untuk

berproliferasi dan merangsang produksi air susu. Estrogen menstimulasi

proliferasisel laktotrof hipofisis, dan meningkatkan kuantititas sel ini pada

wanita usia premenopause, terutama saat kehamilan. Namun,laktasi dihambat

oleh kadar estrogen dan hormone essa yang tinggi saat kehamilan. Penurunan

kadar estrogen dan hormone essa yang cepat pada periode pasca persalinan

akan menyebabkan terjadinya laktasi. Saat laktasi dan menyusui, ovulasi dapat

ditekan akibat supresi gonadotropin oleh prolaktin.Seperti kebanyakan

hormone hipofisis anterior lainnya, prolaktin diregulasi oleh hormone

hipotalamus lewat sirkulasi portal hipotalamus-hipofisis. Pada umumnya,

sinyal dominan adalah bersifat inhibitorik tonik,yang menghalangi pelepasan

prolaktin. Hal ini dimediasi oleh neurotransmitter hormone, yang bekerja pada

reseptor tipe-D2 yang terdapat pada sel laktotrof. Sedangkan sinyal

stimulatorik dimediasi oleh hormonhipotalamus, yaitu TRH ( thyrotropin-

releasing hormone ) danVIP (vasoactive intestinal peptide ). Keseimbangan

antara kedua sinyal tersebutmenentukan jumlah prolaktin yang dilepaskan dari

kelenjar hipofisisanterior. Jumlah yang dikeluarkan melalui ginjal turut

menentukan konsentrasi prolaktin di dalam darah. Maka pada hipotiroidisme

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

(keadaan dimana kadar TRHnya tinggi) dapat terjadi hiperprolaktinemia. VIP

meningkatkan kadar prolaktin sebagai respons dari menyusui dengan

meningkatkan kadar adenosine cyclic phosphate. Menurunnya kadar ormone

dapat menyebabkan sekresi prolaktin yang berlebihan. Proses yang dapat

mengganggu sintesis ormone, transpordopamin ke kelenjar hipofisis, atau

efeknya terhadap sel laktotrof, dapat mengakibatkan hiperprolaktinemia.Secara

praktis, dapat diingat 3P yaitu Physiological, Pharmacological dan

Pathological.

Secara fisiologis, peningkatan prolaktin dapat merupakan akibat dari

kehamilan dan stress. Agen farmakologik yang dapat menyebabkan

hiperprolaktinemia antara lain adalah neuroleptik, dopablockers, ormoneessant,

danestrogen. Penyebab patologik antara lain adalah penyakit hipotalamo-

hipofisis, cedera tungkai hipofisis, hipotiroidisme, gagal ginjal kronis dan

sirosis hati. Manifestasiklinis pada hiperprolaktinemia adalah akibat pengaruh

hormone terhadap jaringan targetprolaktin, yaitu hormon reproduksi dan

jaringan payudara dari kedua jeniskelamin.

F. Komplikasi

Komplikasi tergantung dari ukuran tumor dan efek fisiologik dari

kondisitersebut; komplikasi hiperprolaktinemia antara lain adalah

1.      kebutaan

2.      pendarahan

3.      osteoporosis

4.      dan infertilitas.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

G. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain :

1.         Pemeriksaan hormone prolaktin

2.         Pemeriksaan MRI

3.         Pengukuran hormone TSH

4.         Pengukuran kadar ureum kreatinin

5.         CT scan

H. Penatalaksanaan

Tujuan terapi adalah untuk meredakan gejala hiperprolaktinemia atau

mengurangi ukuran tumor. Penatalaksanaan antara lain:

1.      Memperhatikan penyebab terjadinya hiperprolaktinemia, seperti dengan

menghentikan obat-obatan yang mengakibatkan hiperprolaktinemia dan pada

penderita dengan hipotiroidisme dengan memberikan terapi hormone

replacement. Medikamentosa dopamine agonist , bromocriptine mesylate

merupakan obat pilihan utama. Bromocriptine dapat menurunkan kadar

prolaktin sebanyak 70-100%, dan memulihkan proses ovulasi pada wanita

usia premenopause.

2.      Pada pasien dengan intoleransi bromocriptine atau resisten terhadap

obat tersebut, dapat diberikan cabergoline. Terapi diberikan selama 12-24

bulan dan dihentikan jika kadar prolaktin telah kembali ke nilai normal.

Bromocriptine juga dapat digunakan untuk mengecilkan ukuran

makroadenoma. Jika pengobatan medikamentosa gagal, maka indikasi untuk

dilakukan operasi. Operasi indikasi untuk suatu operasi hipofisis antara lain

adalah pasien dengan intoleransi obat, tumor yang resisten terhadap

terapimedikamentosa, atau pada pasien dengan gangguan lapang pandang

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

yang persisten meskipun telah diberikan terapi medikamentosa (manifestasi

akibat penekanan tumor).

3.      Pasien dengan hiperprolaktinemia dan tumor hipofisis kecil

dapat diobati dengan operasi Samada, atau dengan pendekatan transfenoidal.

I. Konsep Asuhan Keperawatan

A.    PENGKAJIAN

1.      Pengkajian sekunder

1.       Identitas

a.       Terjadi pada wanita dan pada laki-laki dengan pefalensi seimbang dan

mempunyai insiden puncak antara usia 20 dan 30 tahun.

b.      Keluhan Utama

c.       Klien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di tengah

dahi kabur atau penglihatan ganda; kehilangan samping (perifer) visi, ptosis yang

disebabkan oleh tekanan pada saraf yang menuju ke mata, perasaan mati rasa pada

wajah, demensia, perasaan mengantuk, kepala membesar, makan berlebih atau

berkurang.

d.      Riwayat penyakit sekarang

e.      Klien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada kepalanya, dan

pandangan kabur.

f.        Riwayat penyakit dahulu

2.       Kaji apakah sebelumnya klien pernah mengalami tumor pada bagian tubuh,

Kaji apakah klien pernah mengalami cedera kepala berat ataupun ringan.

3.       Riwayat penyakit keluarga

4.       Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit tumor hipofisis.

B.      Pemeriksaan fisik

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

a.       Inspeksi :

o   Klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada seluruh bagian

tubuh (jika timbul saat usia dini)

o   Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang abnormal pada

ujung-ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung, dagu (timbul pada saat usia

dewasa)

o   Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)

o   Tampak atropi pada pupil Klien tampak susah membedakan warna

o   Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh karena kelemahan otot

b.      Palpasi :

o   Terdapat nyeri kepala

o   Terdapat kelemahan otot tonus otot

3.      Pengkajian data dasar

1.      Aktifitas /istirahat :

o   Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

o   Sakit kepala yang hebat saat aktivitas.

o   Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.

o   Kelemahan otot.

2.      Sirkulasi

o   Edema pada ekstermitas kaki dan tangan.

o   Takikardi.

3.      Integritas ego

o   Ketidakberdayaan/putus asa sehubungan dengan perubahan penampilan fisik.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

4.      Eliminasi.

o   Perubahan pola berkemih.

o   Perubahan warna urin contoh kuning pekat.

5.      Makanan/cairan :

o   Nafsu makan menurun

o   Malnutrisi

o   Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot.

o   Perubahan pada kelembababn/turgor kulit, edema.

6.      Neurosensori.

o   Pening, disorientasi (selama sakit kepala), tidak mampu berkonsentrasi.

o   Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas)

7.      Nyeri/kenyamanan

o   Nyeri hebat, menetap, menyeluruh atau intermiten, sering sekali membuat

pasien terbangun. Mungkin terlokalisasi, pada posisi tertentu.

8.      Keamanan

o   Demam

o   Suhu meningkat (37,950 C atau lebih)

o   menggigil

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN                                   

o   Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus

o   Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat tumor

hipofisis

o   GSP, Penglihatan berhubungan dengan penekanan pada ciasma optikum

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

o   Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan metabolic ( hipermetabolik)

o   Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi air akibat peningkatan

sekresi ADH

o   Kelemahan berhubungan dengan ketidakmampuan menyokong tubuh

o   Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik

C.     RENCANA KEPERAWATAN

 I.  Nyeri akut berhubungan dengan penekanan korteks serebri di hipotalamus.

Tujuan

o   Nyeri dapat dihilangkan/ditangani

Kriteria hasil

o   Melaporkan nyeri berkurang.

o   Klien tampak tenang

o   Skala nyeri bahkan hilang.

Intervensi

Mandiri

1.      Kaji keluhan nyeri, perhatiakan lokasi, itensitas, dan waktu nyeri.

Rasional          : Mengindikasikan kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-

tanda perkembangan komplikasi.

2.      Letakan kantung es pada kepala klien.

Rasional          : Meningkatkan vasokontriksi, penumpulkan resepsi sensori yang

selanjutnya akan menurunkan nyeri atau sakit kepala.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

3.      Dorong pengungkapan perasaan klien.

Rasional          : Dapat mengurangi ansietas, sehingga mengurangi persepsi akan

intensitas rasa nyeri.

4.      Lakukan tindakan paliatif. Misalnaya pengubahan posisi.

Rasional          : Meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan otot.

Kolaborasi

1.      Berikan analgesik/antipiretik, analgesic narkotik sesuai dengan indikasi.

Rasional          : Memberikan penurunan nyeri/tidak nyaman.

II.Hipertermi berhubungan dengan kerusakan control suhu sekunder akibat tumor

hipofisis ditandai dengan suhu tubuh diatas normal (diatas 36-37,5), kulit tampak

kemerahan, klien mengeluhkan badannya panas

Tujuan

o   Perubahan suhu tubuh yang normal.

kriteria hasil :

o   Suhu tubuh klien dalam rentang normal (36,50 – 37,50C),

Intervensi

Mandiri

1.      Pantau suhu tubuh pasien (derajat dan pola) perhatikan adanya menggigil.

Rasional:Demam biasanya terjadi karena proses inflamasi tetapi mungkin

merupakan komplikasi darikerusakan pada hipotalamus.

2.      Pantau suhu lingkungan. Batasi penggunaan selimut.

Rasional:Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan

suhumendekati normal.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

3.      Berikan kompres hangat jika ada demam.

Rasional:Kompres air hangat menyebabkan tubuh dingin melalui proses konduksi.

4.      Pantau masukan dan haluaran. Catat karakteristik urine, turgor kulit, dan

membrane mukosa.

Rasional:Hipertermia meningkatkan kehilangan air tak kasat mata dan

meningkatkan resiko dehidrasi, terutama jika tingkat kesadaran menurun

/munculnya mual menurunkan pemasukan melalui oral.

Kolaborasi.

5.      Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen (Tylenol).

Rasional:Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada

hipotalamus, berguna juga untuk  membatasi pertumbuhan organismdan

meningkatkan autodestruktif  dari sel-sel yang terinfeksi.

III.  Ganguan Penglihatan berhubungan dengan penekanan pada ciasma optikum

Tujuan

o   Penglihatan klien dipertahankan pada tingkat sebaik mungkin.

Kriteria hasil

o   Penurunan tajam dan lapang pandang klien semakin membaik.

o   Klien mangatakan pandangan kabur dan ganda mulai berkurang bahkan hilang.

Intervensi

1. Tentukan ketajaman penglihatan, catat satu atau kedua mata terlibat.

Rasional : Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi, sebab kehilangan

penglihatan terjadi lambat dan progresif.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

2. Orientasikan pasien terhadap lingkungan. Staf, orang lain di areanya.

Rasional : Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan.

3. Gunakan obat tetes mata dan pelindung.

Rasional : Memberikan lubrikan danmelindungi mata.

4. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan.

Rasional : Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang

pandang.

 IV.  Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan gangguan metabolic ( hipermetabolik)

Tujuan

o   Nutrisi klien adekuat

Kriteria hasil

o   Mendemonstrasikan berat badan yang stabil

o   Bebas tanda dari malnutrisi.

Intervensi

Mandiri

1.      Pantau masukan makanan setiap hari.

Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi

2.      Ukur tinggi, berat badan. Timbang berat badan setiap hari atu sesuai

indikasi.

Rasional : Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila

berat badan kurang dari normal.

3.      Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan

masukan cairan adekuat.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

Rasional : Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan.

Kolaborasi

1.      Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.

Rasional: Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan

biokimia/malnutrisi dan mempe garuhi pilihan intervensi diet.

2.      Berikan obat sesuai indikasi.

6.      Vitamin khususnya A, D, E, dan B6

Rasional  : Mencegah kekurangan karena penurunan absorpsi vitamin larut dalam

lemak.

3.      Rujuk pada ahli diet/tim pendukung nutrisi.

Rasional : Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu,

dan menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein/kalori dan

defisiensi mikronutrien.

V.  Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi air akibat peningkatan

sekresi ADH.

Tujuan

o   Membuat/mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit klien.

Kriteria hasil.

o   Menunjukan haluaran urin tepat dengan berat jenis/hasil laboratorium

mendekati normal.

Intevensi

Mandiri

1.      Awasi denyut jantung dan tekanan darah.

Rasional: Takikardi terjadi kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urin.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

2.      Catat pemasukan dan pengeluaran akurat.

Rasional: Perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan,

dan penurunan resiko kelebihan cairan.

3.      Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema.

Rasional: Edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada tubuh.

Contoh tangan dan kaki.

4.      Awasi kadar natrium serum. Batasi pemasukan natrium sesuai indikasi.

Rasional : Kadar natrium tinggi berhubungan dengan kelebihan cairan.

VI. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolik,

malnutrisi.

Tujuan

o   Menunjukan perbaikan kemampuan klien untuk beraktivitas.

Kriteria hasil

o   Melaporkan perbaikan rasa berenergi.

o   Berpatisipasi pada aktivitas yang diinginkan.

Intervensi

1.      Evaluasi laporan kelemahan, kesulitan menyelesaikan tugas. Perhatikan

kemampuan istrahat/tidur dengan tepat.

Rasiona : Menentukan derajat dari efek ketidakmampuan.

2.      Kaji kemampuan untuk berpatisipasi pada aktivitas yang

dibutuhkan/diinginkan.

Rasional: Mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pilihan

intervensi.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

3.      Rencanakan priode istrahat adekuat.

Rasional: Mencegah kelelahan berlebihan dan menyimpan energy untuk

penyembuhan.

4.      Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan ambulansi.

Rasional : Memberikan keamanan pada pasien.

VII. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.

Tujuan

o   Harga diri klien ditingkatkan.

Kriteria hasil

o   Menunjukan adaptasi awal pada terhadap perubahan tubuh.

o   Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup.

Intervensi

Mandiri

1.      Diskusikan arti perubahan dengan pasien. Identifikasi persepsi

situasi/harapan yang akan dating.

Rasional: Mengidentifikasi/mengartikan masalah untuk memfokuskan perhatian

dan intervensi secara konstruktif.

2.      Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, depresi, marah.

Rasional: Pasien dapat depresi cepat setelah perubahan penampilan fisik.

Penerimaan perubahan tak dapat dipaksakan.

3.      Susun batasan pada prilaku maladaptive, bantu pasien untuk

mengidentifikasi prilaku positif yang akan membaik.

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

Rasional: Penolakan dapat mengakibatkan penurunan harga diri  dan

mempengaruhi gambaran penerimaan diri yang baru.

4.      Dorong orang terdekat untuk mengobati pasien secara normal dan tidak

sebagai orang cacat.

Rasional : Penyimpangan harga diri dapat disadari penguatanya.

Kolaborasi

1.      Rujuk pasien kesumber pendukung. Contoh, ahli terapi psikologis.

Rasional  : Pendekatan menyeluruh diperlukan untuk membantu pasien

menghadapi rehabilitasi dan kesehatan.

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. S berusia 30 tahun datang ke RS Lasallian ditemani oleh suami. Ia datang dengan keluhan sakit kepala sepeti ditusuk-tusuk sehingga mengganggu aktivitas dan berlangsung dalam 2-5 menit, menstruasi tidak teratur serta ia mengelu mengalami kesulitan dalam berhubungan seksual dan mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan sulit membedakan warna. Klien tampak lemah, meringis dan tidak nyaman. Hasil pemeriksaan TTV menunjukan TD : 140/80 MmHg, suhu : 36.7oC, nadi : 76, R : 24x/mnt,BB : 50Kg, TB: 160cm, skala nyeri : 5 (skala 1-10). Kadar prolaktin : 42 nanogram/milliliter, MRI : mikroadenoma.

1. Pengkajiana. Identitas klien

Nama : Ny. STempat/tgl lahir(umur) : manado,16 maret (30thn)Jenis kelamin : perempuanAlamat : manado, kombos kairagi IPekerjaan : ibu rumah tanggaAgama : Kristen Status perkawinan : menikahPendidikan : SMAWarga Negara : Indonesia

b. Identitas penanggung jawabNama : Tn. ToniUmur : 36thnAlamat : manado, kombos kairagi IPekerjaan : PNSHubungan dengan klien : suami

c. Riwayat Kesehatan Riwayat Kesehatan Sekarang

Hyperprolaktinemia

Riwayat Kesehatan DahuluHipertensi

RKK Hipertensi & tumor hipofisis

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

d. Keadaan Umum Tanda –tanda Vital

1. Kesadaran Kualitatif : compos mentisSkala coma gaslow : - Respon membuka mata : 4

- Respon bicara : 5- Respon motorik : 5

+ Jumlah : 14

Kesimpulan : (+)

2. Tekanan darah : 140/80 MmHg3. Suhu : 36.70C4. Nadi : 76x/mnt5. Respirasi : 24x/mnt6. Nyeri : skala 6

Pengukuran1. BB : 50 kg2. TB : 162 cm

Pengkajian pola kesehatan

A. Kajian persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatanRiwayat penyakit yang pernah dialami : hipertensi

Data subyektif

a. Keadaan sebelum sakitPasien kurang memperhatikan siklus menstruasi

b. Keadaan sejak sakitPasien mengalami menstruasi abnormal

B. KAJIAN POLA NUTRISIData subyektifa. Keadaan sebelum sakit

Pasien mengatakan tidak terlalu peduli dengan apa yang dimakan atau asupan makanan yang penting makan saja, sebelum sakit pasien makan 3x sehari.

b. Keadaan Sejak sakitpasien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan karena nyeri kepala.

Data obyektif

a. Observasi

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

Makanan pasien tidak dihabiskanb. Pemeriksaan fisik

Keadaan rambut : rambut tampak kotor dan sedikit berminyak Hidrasi kulit : tampak kering Palpebrae : tampak berwarna hitam,gelap Konjungtiva : anemis Sclera : an ikterik Hidung : bersih, tidak ada secret Rongga mulut : bersih Gigi : agak kekuningan dan tidak terdapat karies Kesulitan mengunyah makanan yang keras: (+) Lidah : lembab, ukuran simetris Pharing : kelainan(-) Tonsil : kelainan(-) Kelenjar getah bening leher: pembengkakan(-) Kelenjar parotis : edema(-) Kelenjar tyroid : edema(-) Abdomen

InspeksiBentuk : tampak datar,lemas dengan bentuk simetrisBayangan vena : (-)Benjolan vena: (-)Hepar :tidak tampakLien : tidak ampakAsites : tidak tampak

AuskultasiPeristaltic usus : 15x/mnt

PalpasiTanda nyeri umum : (-)Massa : (-)Nyeri tekan : (-)Hepar : tidak terabaLien : tidak teraba

PerkusiSpider naevi : (-)Uremic frost : (-)Edema : (-)Ikteric : (-)Tanda radang : (-)Lesi : (-)

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

C. Kajian pola eliminasi1. Data subyektif

a. Keadaan sebelum sakitPasien mengatakan sebelum sakit BAB 1x/hari, BAK 4-5x/hari

b. Keadaan sejak sakitPasien mengatakan masih sama seperti sebelum sakit

2. Data obyektifa. Observasi : BAB & BAK lancarb. PF

Peristaltic : 15x/mntPalpasi suprapubica : kosong

D. Kajian pola akivitas & latihan1. Data subyektif

a. Keadaan sebelum sakitPasien mengatakan menghabiskan waktu membersihkan rumah

b. Keadaan sejak sakiPasien mengatakan susah beraktivitas karena nyeri

2. Data obyektifa. Observasi

Aktivitas harian :

Makan : bantuan keluargaMandi : bantuan keluargaBerpakaian : banuan keluargaKerapihan : bantuan keluargaBAB : sendiriBAK : sendiriMorbiditas ditempat tidur : bantuan orangAmbulasi : bantuan keluarga

E. Kajian pola tidur dan istirahat1. Data subyektif

a. Keadaan sebelum sakitKlien tidur 6-7 jam/hari

b. Keadaan setelah sakitKlien susah tidur karena nyeri

2. Data obyekifa. Observasi

Ekspresi wajah mengantuk : Positif Banyak menguap : Negatif

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

Palpebrae interior berwara gelap : Positif

F. Kajian pola persepsi kognitif1. Data Subjektif

a. Keadaan sebelum sakitPasien tidak menggunakan kaca mata dan alat bantu mendengar. Pasien bisa membaca dengan baik tanpa menggunakan kaca mata.

b. Keadaan sejak sakitPasien mengatakan tidak bisa membaca tanpa menggunakan kaca mata.

2. Data Objektifa. Observasi

Klien masih mampu berbicara dengan respon verbal.b. Pemeriksaan fisik

Penglihatan Pupil : (-)Kornea : (-) Lensa mata : (-)

Pendengaran Pina : tidak ada benjolanMembrane timpani : normalTes pendengaran : normal

G. Kajian pola persepsi dan konsep diri1. Data Subjektif

a. Keadaan sebelum sakitKlien mengatakan mengetahui tentang dirinya dan keluarganya, klien sangat semangat dalam menjalani kehidupannya di lingkungan keluarga dan masyarakat.

b. Keadaan sejak sakitKlien masih semangat dalam menghadapi penyakitnya.

2. Data Objektifa. Observasi

Kontak mata : (-) Rentang perhatian : baik Suara dan cara bicara : suara terdengar lemah, suara pelan Poster tubuh : tegak

b. Pemeriksaan fisikAbdomen Bentuk : datar, lemasKulitLesi kulit : (-)

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

H. Kajian pola peran dan hubungan dengan sesame1. Data Subjektif

a. Keadaan sebelum sakitKlien mengatakan banyak bersosialisasi dengan masyarakat dan akrab dengan keluarga.

b. Keadaan sejak sakitKlin mengatakan mampu menyesuaikan diri dengan sesama saat di rumah sakit

2. Data Objektifa. Observasi

Klien tampak bisa menerima pasien lain diruangannya dan menjalani hubungan baik dengan sesamanya.

I. Kajian pola reproduksi seksualitas1. Data Subjektif

a. Keadaan sebelum sakitKlien mengatakan dia menyadari dirinya perempuan normal

b. Keadaan sejak sakit Klien mengatakan sekarang mengalami penurunan seksualitas

2. Data Objektifa. Observasi

Klien terlihat dirawat oleh keluarganya

J. Kajian mekanisme koping dan toleransi terhadap stress1. Data subjektif

a. Keadaan sebelum sakitKlien mengatakan dapat mengontrol dirinya apabila dia menghadapi masalah. Klien mengatakan keluarganya juga membantunya dalam menghadapi masalah.

b. Keadaan sejak sakitKlien mengatakan klien mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dan suasana baru dirumah sakit.

2. Data objektifa. Observasi

Ekspresi wajah tenangb. Pemeriksaan fisik

TD : 140/80 MmHgK. Kajian pola system nilai kepercayaan

1. Data subjektifa. Keadaan sebelum sakit

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

Klien mengatakan sebelum sakit klien selalu aktiv dalam mengikuti ibadah dan selalu mengucapsyukur kepada Tuhan.

b. Keadaan sejak sakitKlien mengatakan tidak bisa pergi beribadah karena dirawat di rumah sakit, namun klien tetap mengucap syukur.

2. Data objektifa. Observasi

Klien tampak merespon dengan rasa syukur

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Dalam konsep asuhan keperawatan semua yang dikaji dalam BAB II

adalah pasien dengan Dx adenoma hipofisis, sedangkan pada asuhan

keperawatan kasus Dx yang muncul adalah hyperprolaktinemia ditandai

dengan mulai adanya mikroadenoma pada kelenjar pituitary.

B. Diagnosa

Dx yang kami angkat dalam asuhan keperawatan kasus hanya kami

analisis lewat kajian keadaan pasien pasca masuk RS dan memberi hasil

pasien masih dalam tahapan pertumbuhan tumor.

C. Intervensi

Beberapa hal dapat menjadi bahan ajar kami dalam membuat perencanaan,

walaupun tingkatan penyakit berbeda antara konsep asuhan keperawatan

dan asuhan keperawatan kasus.

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hyperprolaktinemia adalah kelebihan kadar prolaktin dalam darah yang akan

memicu prolaktinoma pada kelenjar pituitary.

B. Saran

Diharapkan dalam pembuatan makalah berikutnya dapat disempurnakan

dengan penambahan definisi yang lebih luas lagi.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PROLAKINOMA

DAFTAR ISI

https://www.scribd.com/doc/104041910/Asuhan-Keperawatan-Sistem-Endokrin

https://wordpress.com/2013/12/31/makalah-tumor-hipofisis/