KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

37
KARYA ILMIAH MENENTUKAN LAMA PENYINARAN TERHADAP PEMERIKSAAN RADIOLOGI DENGAN RADIASI SINAR-X NYOMAN WENDRI, S.Si., M.Si Drs. IDA BAGUS ALIT PARAMARTA, M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2016

Transcript of KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

Page 1: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

KARYA ILMIAH

MENENTUKAN LAMA PENYINARAN TERHADAP PEMERIKSAAN

RADIOLOGI DENGAN RADIASI SINAR-X

NYOMAN WENDRI, S.Si., M.Si

Drs. IDA BAGUS ALIT PARAMARTA, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Page 2: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

KARYA ILMIAH

MENENTUKAN LAMA PENYINARAN TERHADAP PEMERIKSAAN

RADIOLOGI DENGAN RADIASI SINAR-X

NYOMAN WENDRI, S.Si., M.Si

Drs. IDA BAGUS ALIT PARAMARTA, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

i

Page 3: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id
Page 4: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

ABSTRAK

Pada pengambilan photo Roentgen sangat bergantung pada pengaturan tegangan, arus, dan

waktu. Pengaturan tegangan, arus, dan waktu berpengaruh terhadap energy radiasi,

intensitas, dandosis yang dihasilkan pesawat sinar-X. Dalam pengambilan photo Roentgen

penentuan tegangan, arus, dan waktu harus disesuaikan dengan factor expose pasien yaitu

jarak dan ketebalan tubuh yang mau di ber iradiasi sinar-X.

Kata Kunci : Radiologi, Rontgen, Sinar-X

iii

Page 5: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatken kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalh ini penulis susun

untuk karya tulis ilmiah yang diberi judul: Menentukan Lama Penyinaran Terhadap

Pemeriksaan Radiologi dengan Radiasi Sinat-X.

Pada kesempatan ini penulis penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Ir. S. Poniman , M.Si selaku ketua jurusan Fisika FMIPA Universitas

udayana.

2. Bapak Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si selaku Dekan FMIPA Universitas

Udayana.

3. Teman-teman sejawat di Jurusan Fisika Universitas Udayana atas sumbang

sarannya, serta semua pihak yang yang turut mendukung demi kelancaran

penulisan karya tulis ilmiah ini.

Bukit Jimbaran,

Penulis

iv

Page 6: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii

ABSTRAK .................................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

Page 7: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

6.2 Saran ......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

Page 8: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

1

1

B A B I

P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Radiologi adalah suatu cara pemeriksaan yang menghasilkan gambar dari bagian

dalam tubuh manusiayang ada diagnostik yang dinamakan pencitraan diagnostik.

Radiologi merupakan ilmu tentang penggunaan alat-alat radio yang dapat digunakan

untuk melihat bagian tubuh dengan menggunakan pancaran atau radiasi gelombang

elektromagnetik.

sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakay. Perlu diatur suatu

sistem pelayanan kepada masyarakat. Perlu diatur suatu sistem pelayanan yang baik

yang berhubungan dengan ketepatan diagnosa pada pasien pada salah satu klinik dibali

saat ini telah memiliki fasilitas sangat baik diantaranya pesawat sinar-x. Optimalisasi

hasil pemeriksaan dengan pesawat sinar-x ini sangat diperlukan agar citra yang

dihasilkan memiliki kualitas baik dengan radiasi yang diberikan pada pasien tetap dalam

Page 9: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

2

jumlah sekecil mungkin yang berada dalam nilai batasan yang aman. Prembentukan

citra dalam peristiwa pencitraan pesawat sinar - x dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya: tegangan, arus, dan waktu penyinaran. (Suyanto, dkk, 2011)

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penulisan karya tulis ini adalah :

Menentukan lama penyinaran pada pesawat sinar-x dalam pemeriksaan thorax.

Page 10: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

3

B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hubungan Radiologi Dengan Sinar-X

Sel - sel hidup khususnya sel - sel gonad dan embrional yang belum dewasa dapat

dipengaruhi oleh Sinar - X dan sangat berbahaya. Sinar - X dapatDmenyebabkan

perubahanDbiologis baik genetikDmaupun somatik. Dosis yang tinggi dari sinar - X

dapat menyebabkan destruksi terhadap sel - sel seecara langsung serta sinar - X

memiilikiDkemampuanDkhusus bagi jaringan malignan.Kemampuan ini memiliki

keuntungaan pada penggunaan sinar - X untuk tujuan terapi dan juga untuk pengobatan

lesi malignan. Sinar-X untuk kepentingan diagnostik, dapat menembus hampir setiap

unsur meliiputi aluminium dan mampu menghasilkaan perubahan kimia pada film

pografi maka dariDitu dapat digunakaanDsebagai Radiografi. Radiograf atau

gambarsinar-x adalah hasil potografik yang dihasilkaan oleh sinar - X yang mennembus

objek atau tubuh dan direkam oleh fiilm khusus. (Akhdi, M. 2000)

2.2. Metode Sinar - X

Metoda terpenting didalam proses produksi sinar - X adalah prosess yang

dikenal bremstrahlung, yaitu istilah bahaasa jerman yang mengandung arti radiasi

pengereman (breaking Radiation). Elecktron sebagai partikal bermuatan liistrik yang

bergerak dengan kecepatan tinnggi, apabila menuju dekat ke inti pada suatu atom, maka

gayatarik eleektrostatik inti atom yang kuat akan menyebaabkan elecktron membelok

dengan tajam. Periistiwa itu menyebabkan elecktron kehilangan enrginya dengan

memancarkan radiiasi elecktromagnetik yang dikenal dengan sinar - X bremssrahlung.

Sinar - X dapat pula terbentuk mellui prosess perpindahan elecktron atom dari tingkat

Page 11: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

4

yang lebih tingi menuju ketingkat enrgi yang lebih rendah. Peristiwa dasar terbentuknya

secara teknis dapat dilihat pada GambarrD2. 1.

Gambar 2.1. Peristiwa Bremstrahlung

2.2.1 SpektrumDSinar - X

Spektrum kontinyu (polikromatik) dan spektrum diskrits (monokromatik) dapat

dihasilkan oleh berkas sinar -X. Sinar -X timbul akibat adanya pemberhentiian elecktro-

elecktron dengan energi kinetik tinggi oleh anoda.. Sinar -X yang lebih bermanfat dan

sering digunakan didalam kegiatan eksperimens adalah sinar -X monokromatik (sinar -X

karakteristiks) ini dapat timbul akibat adanya prosses transissi eksitasi elecktron didalam

anoda. Sinar -X dapat timbul secara tumpangtindih dengan specktrum bremstrahlung,

disamping panjang gelombang yang monokromatik, intensitasDsinar -X monokromatik

ini jauh lebiih besar daripada intensitas sinar-XDbremstrahlung. Nilai sinar -X

karakterisstik ini tidak tergantung pada besarnya tegangan yang digunakan tetapi hanya

tergantung pada besarnya jeniis bahan anoda yang digunakan.

Page 12: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

5

Sinar -X bremstrahlung mempunyai specktrum energi kontiyu yang lebar,

tinggi menuju ketingkat energi yang lebih rendah (Beiser, A., 1987)

Spektrum Sinar-x dapat dilihat melalui grafik hubungan antara panjang

gelombang dengan intensitas , seperti terlihat sesuaiDGambar 2.2.

GambarD2.2. SpektrumDSinar-X

Panjang Gelombang

Page 13: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

6

2.2.2 Pembangkit Sinar-X

Bagian-bagian pokok tabung sinar-x yang bekerja meliputi sumber elektron

elektron disiniberupa filamem yang dipanaskan disebut dengan katoda atau elektron

negatif. Jika filamen ini dalam keadaan panas elektron elektron-elektron akan mudah

bergerak, sebagai penggerak elektron dipergunakan tegangan tanpa hambatan dalam

lintasanya. Lempeng logam berfungsi sebagai alat memperlambat elektyron atau disebut

anoda. Bagian anoda yang ditumbuk oleh elektron disebut titik fokus, titik fokus ini

merupakan sumber radiasi sinar-x yang dipancarkan oleh tabung sinar-x. Kedua

elektroda berada didalam tabung gelas yang hampa udara. Pembangkit pesawat sinar-x

dapat dilihat sesuai denganDGambar 2.3

Tabung sinar -X yang digunakan untuk radiografi diagnostik terdiri dari:

a. Katoda sebagai sumber elektron

Katoda adalah elektron negatif pada tabung sinar-x yang terdiri dari

struktur logam yang berfngsi sebagai sumber elektron dan memfokuskan berkas

elektron yang meninggalkan filamen.

b. Filamen Pemanas

GambarD2.3. PembangkitDSinar -X

Page 14: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

7

Filamen pemanas terbuat dari bahan tungsen, yang berfungsi sebagai

pemanas katoda. Dimana filamen yang terbuat dari kawat tungsen ini dapat

menahan panas sangat tinggi (melebihi 2000 C) berbentuk kumparan spiral,

sehingga permukaan luar yang memancarkan elektron lebih besar.

Elektron yang dipancarkan oleh filamen bermuatan nrgatif selanjutnya

diarahkan menuju anoda. Daerah yang terkena tumbukan elektron merupakan

sinar-x dan daerah tersebut harus sekecil mungkin agar diperoleh gambaran

diperoleh gambaran radiografi setajam mungkin.

c. Anoda

Anoda adlah sebuah target logam electroda memiliki potensial positif.

Elecktron-elecktron menumbk lapisan anoda membentuk suatu energi yang

sebagian besar energi menjadi energi panas dengan sedikit mengemisikan sinar –X.

Sudut targert adalah sudut yang terbentuk oleh permukan target dengan

Page 15: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

8

garis veertikal. Sudut yang biasa digunaakan dalam tabung sinar -X adalah

antara 7o - 20o. Rata - rata dalam diagnostik adalah 17˚dari garis vertikal.

Sudut anoda sebagai sudutt dari permukaan tarrget terrhadap bidang

pertengahan dari sinar -X. Sudut anoda padaDtabung sinar-X mempunyai

rentang 7 derajat hingga 20 derajat dan umumnyaDmemakaiDkemiringanD

sudut(12-17)o.

d. Pendingin tabung sinar -X

e. Pemisah/filter

Filter dalam rangkaian pembangkit sinar-X berfungsi untuk

menghilangkan panjang gelombang yang panjang dari berkas sinar-X yang

keluar melalui jendela tabung.

Berkas sinar-X setelah meninggalkan target dan keluar dari tabung

kemudian harus melalui jendela tipis dalam selubung kaca, minyak di dalam

tabung dan lubang tertutup plastik dalam pelindung berlapis timbul (disebut

jendela tabung). (Widana, I wayan, 2008)

2.3 Prinsip Kerja Tabung Sinar-X

Page 16: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

9

e. Berkas sinar -X yang dihasilkan, yaitu sinar -X karackteristik bremstrahlung,

dipancarkan keluar tabungmelalui window.

2.4 Komponen Pengatur dalam Rangkaian Arus Sinar-X

a. Transformator tegangan tinggi

Sumber tegangan tinggi yang digunakan untuk menggerakan elektron-

elektron dengan cepat melalui tabung sinar-X adalah sebuah transformator yang

sering disebut Trafo tegangan tinggi. Fungsi dari trafo tegangan tinggi adalah

mengubah tegangan jala menjadi tegangan yang berorde 103 volt yang

diperlukan untuk menjalankan tabung sinar-X. Trafo ini merupakan trafo step-

up.

b. Pengatur Tegangan

Pengatur tegangan dapat menentukan kuat lemahnya medan listrik

diantara katoda dan anoda yang sangat berpengaruh terhadap daya tembus

berkas sinar-X yang keluar. Semakin besar teganganyang diberikan maka medan

listrik diantara anoda dan katoda juga semakin besar sehingga mempercepat

elektron yang dihasilkan katoda menuju anoda. Secara tidak langsung jumlah

elektron di anoda juga bertambah. Semakin banyak elektron yang terdapat pada

anoda maka semakin banyak berkas elektron yang dipancarkan sehingga

memiliki daya tembus yang cukup baik.

c. Pengatur Arus Tabung

Pengatur arus pada tabung berfungsi untuk menentukan jumlah elektron

menuju anoda. Arus yang melalui katoda dapat memanaskan filamen (kawat

tungsten) yang menyebabkan elektron-elektron pada katoda mudah bergerak.

Semakin besar arus yang diberikan pada katod, elektron akan semakin mudah

Page 17: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

10

bergerak menuju anoda. Banyaknya elektron dapat berubah dengan mengubah

suhu pada filamen yaitu dengan cara mengatur arus yang melalui tabung sinar-

X. (Widana, I wayan, 2008)

2.5 Faktor Penyinaran

Faktor eksposi (Faktor penyinaran) terdiri dari tegangan, arus, dan waaktu yang

diberikan antara kattoda dan anoda di dalam tabung Rontgen. Tegangan akan

menentukan kualitas sinar -X. mA adalah satuan arus tabung, dan s adalah satuan waktu

penyinaran. mAs akan menentukan kuantitas sinar-X.

teegangan tabung adalah:

a. Jenis pemotrettan.

b. Kettebalan objek.

c. JarakDpemotretan.

d. PerlengkapanDyangDdigunakan.

Efeek yang terjadi sehubungan dengankenaikan teggangan listrik adalah

a. Energi radiiasi sinar -X akan meningkat, sehingga kerapatan pada fiilm

akan meningkat.

b. Mengurrangi kontrass objek.

Page 18: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

11

c. Mengurangi dosis radiasi pada kulit sedangkan pada gonat

meningkat.

pergerrakan. Waktu eksposi yang relatiif panjang dipergunakan pada tekniks

pemeriiksaan yang khusus misalnya tomografi.

Facktor yang mempengaruhi penyinaran adalah:

1. Fillter

Pada dasarnya tabung pesawat sinar -X didiagnostik menggunakan filter in-

heret dan biasanya ditambah dengan fillter tambahan berupa aluminium yang

kalauDdisatukanDsetaraDdengan 2mmDaluminium. Fillter ini berfungsi

sebagai penyaring radiiasi yangDlemah, sedangkan pada pemotrretan yang

menggunakan tegangann yang rendah seperrti pada teknik pemotretan

mamografi, fillter tambahan tidak diperlukan akan tetapi pada pemotrretan

tegangan tinggi. Fillter tambahan perlu diperrhitungkan.

2. JarakDPemotretan

Jarak DpemotretanDterdiri dari :

a. Jarak fokuss ke objek (FOD = focus objectSdistance)

b. Jarak objek keDfilm (OFD = object film distance)

Page 19: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

12

c. Jarak fokuss ke film (FFD = focus film distance)

Memperpanjang jarak fokuss ke fillm dapat menyebabkan:

- Berkurangnya ketajaman gambaran yang disebabkan oleh facktor

geometriik.

- Berkurangnya magnifasi (pembesaran) pada gambarr terutama pada

pemotrretan torax

- MengurangiDdosisDkulit padaDpasien

- MenaikkanDarusDdan waktuDpenyinaran

3. Luas lapangan penyinaran

4. Besaran Fokus

5. Lembaran dan film

Lembaran dan film penguaat harus dipiilih dengan mempertimbangkan

keebutuhan akan detaiil dan serta penggunan dosis radiaskontras yang

optimum, serta penggunan dosiss radiasi sekecil mungkin. Biasanya

digunakan kombiinasi lembaran penguaat dengan kecepatan sedang sehingga

facktor penyinaran dapat diperkecil.

6. Grid

Griid merupakan alat untuk mengelimiinasi radiasi hambur tidak sampai ke

fillm. Grid terdiri dari lajur-lajur lapisan tipis timbal yang disusun selang-

Page 20: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

13

seling diantara bahan yang tembus radiasi, misalnya plastik dan kahyu. Grid

digunakan terutama pada pemotretan yang menggunakan arus yang tinggi.

7. Jenis Pemotretan

Facktor penyinaran yang dipilih untuk suatu pemotretan tergantung pada:

a. Bagian tubuh yang diperiksa,

b. Strruktur yang akan difoto,

c. Keadaan fisiik pasiien

8. Proses Pengolahan Film

Tahap-tahap pemrosesan film adala dikembangkan dalam larutan

pengembang kemudian dicelupkan ke dalam air selama beberapa detik yang

gunanya sebagai penghambat, dan akhirnya ditetapkan dalam larutan . Untuk

membersihkan sisa-sisa larutan kimia yang masih melekat dipermukaan

digunakan air yang mengalir sampai bersih. untuk meghasikan gambar yang

bagus disini yang paling penting adalah lama penyinaran proses pencucian

serta umur cairan yang digunakan pada proses pencucian.

.

Page 21: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

14

B A B III

METODEDPENELITIAN

3.1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penuliisan makalah karya ilmiah ini dikumpulkan data dalam metode

sebagai berikut :

1. Wawancara

Yaitu mengadakanDtanya jawab atauDwawancaraDsecara langsungDdengan

tenaga ahli serta para staf dilaboratorium Roentgen di Klinik Kuantum.

2. pengamatan

Yang mengadakan pengamatan secar langsung untuk mendapatkan gambaran

secara lengkap tentang cara pengoperasian pesawat sinar-x.

3. Studi Literatur

Yaitu dengan membaca berbagai literatur yang berhubungann dengan sinar-x.

3.2. Pelaksanaan Penetuan tegangan, Arus Dan Waktu penyinaran.

Langkah-langkah untuk pelaksanaan penentuan tegangan, arus dan waktu

ditunjukkan pada Gambar 3.1:

1. Menghidupkan pesawat sinar-x

2. Melakukan pemaparan sinar-x pada pasien.

3. Sinar-x yang diterima pasien akan diserap oleh pasien kemudian paparan sinar-x

yang lepas akan diterima oleh film.

4. Film diproses.

5. Menghasilkan foto Rontgen

Page 22: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

15

3.3. Skema kerja

Berikut skema pengaturan pesawat sinar-X untuk menghasilkan photo Roentgen

dapat terlihat pada Gambar 3.1 :

Gambar 3.1 Skema operasional operato

Menghidupkan

Pesawat sinar X

Pemaparan pasien

Radiasi diterima

Film R adiografi

Pemrosesan film

HasilphotoRontgen

Page 23: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

16

B A B IV

HASILDDANDPEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pengamatan yang diperoleh sebagai data standard dari masing-masing

parameter yang digunakan di Klinik Quantum adalah seperti padaDTabel 4.1.

Tabel 4.1 Nilai standard parameter tegangan, arus dan waktu pada pesawat sinar-X

yang digunakan untuk pengambilan photo thorax

Proyeksi Tegangan Arus Waktu

Thorax ( Anak-

anak )

Thorax

DewasaAP

LAT

Gemuk

Sedang

Kurus

Gemuk

Sedang

Kurus

Gemuk

Sedang

Kurus

58

50

45

70

65

60

80

75

70

50

100

100

100

100

100

100

100

100

0,006

0,008

0,008

0,3

0,2

0,3

0,3

0,2

0,3

Berdasarkan Tabel 4.1 adalah parameter yang digunakan pada Klinik Quantum,

data pada Tabel 4.1 merupakan standar Nasional pada pesawat sinar-X. Data standar

nasional pada pesawat sinar-x dapat dilihat pada Lampiran 1

Page 24: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

17

Dari tabel data pengamatan pada Lampiran 2 tampak bahwa pesawat sinar-X

diopersikan pada tegangan 45 - 95 kV. Data diambil selama bulan Agustus - September

di Klinik Quantum, Jika tegangan dihubungkan dengan jumlah penggunaan pesawat

sinar-X, akan diperoleh data seperti pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nilai tegangan yang digunakan pada pesawat sinar-X

Tegangan

(kV)

Jumlah

Penggunaan

PenggunaanUntuk Organ

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

3

12

18

27

56

83

13

15

4

4

1

Tulang Dada, paru-paru, jantung

Tulang Betis, tulang lengan bawah.

Tulang betis, tulang lengan bawah, telapak tangan

Tulang dada, tulang lutut, tulang pinggang,

telapak tangan, tulang leher.

Tulang paha, tulang leher

Tulang dada dewasa, kepala, abdomen, jantung,

paru-paru

Penis, tulang panggul

Saluran Pencernaan

Penis posisi posterior dan anterior, tulang

pinggang

Tulang pinggang posisi lateral (tipesedang)

Tulangpinggangposisi lateral (tipegemuk)

Page 25: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

18

Dari data pada Tabel 4.2 dapat dibuat grafik antara tegangan dan jumlah penggunaan

pesawat sinar-X.

Gambar 4.1. Grafikn hubungan tegangan dengan jumlah penggunaan pesawat sinar-X.

Pada Grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah pemakaian tegangan yang paling

tinggi pada pemeriksaan radiologi selama 1 bulan padak linik Quantum yaitu pada

tegangan 70 kV

Gambar 4.2 Hasil Fotorontgen thorax dewasa

Page 26: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

19

4. 2DDPembahasan

4.2.1 OperasionalDsinar-X

Pada proses pengoperasiannya tabung sinar -X dapat dilihat pada Gambar 4.3

Gambar 4.3 Skema tabung sinar-X

Keterangan :

B = Tabung pesawat sinar-X

L= Perisai Timbal

R= Filamen

T= Target yang terbuat dari prasedomium

W= JendelaTabung

G= Transformator

X= Transformatorutama

N= Transformatorpadaalat control Tegangan, ArusdanWaktu

Pada ujung tabung gelas silindris (B) yang telah dibuat hampa udara, direkatkan

kawat (filamen) yang dihubungkan dengan kumparan kawat yang mempunyai hambatan

tinggi (R). Kumparan ini dipanaskan menggunakan arus listrik yang berasal dari

transformator (G), sehingga filamen yang sekaligus sebagai katoda dapat dengan mudah

Page 27: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

20

melepaskan elektron. Besarnya arus listrik yang diinginkan diatur pada meja

pengendali. Semakin besar arus listrik yang dipergunakan, filamen akan bertambah

panas sehingga semakin banyak pula elektron yang dihasilkan.

Target (T) adalah sasaran berupa logam bernomor atom 59 yaitu praseodimium

dengan penyangga berupa batang molybdenum, yang berhadapan langsung dengan

filamen. Perisai timbal (L) mencegah keluarnya sinar-X dari tabung kecuali hanya

melalui jendela tabung (W)

Transformator utama (X), menerima arus bolak-balik dari sumber, untuk

menaikkan tegangan dengan bilangan yang berorde 103 volt. Besarnya tegangan diatur

pada meja pengendali yang kemudian dinaikkan oleh trasformator (N).

Filamen (R) dan target (T) dihubungkan dengan ujung sekunder transformator

(X), sehingga menyebabkan adanya medan listrik diantara keduanya. Elektron-elektron

yang dilepaskan oleh filamen akan bergerak kearah target. Semakin besar tegangan

yang diberikan maka semakin cepat pula elektron yang sampai ke target. Ketika

elektron berenergi tinggi itu menumbuk target logam, sebagian besar (99%) energi

elektron tersebut diubah menjadi panas dan sebagian kecil (1%) diubah menjadi sinar-

X. Tumbukan yang terjadi menyebabkan naiknya suhu target dan didinginkan dengan

radiator. Karena struktur katoda tidak bergerak dan satu-satunya gerakan dilakukan oleh

anoda secara rotasi, maka berka selektron yang difokuskan dibawah sumbu pusat kearah

keliling lingkaran.

Produksisinar-X tersebut dapat ditingkatkan lagi dengan menaikkan tegangan

sehingga dihasilkan elektron dengan kecepatan yang lebih tinggi, jadi akan lebih besar

juga berkas elektron yang diubah menjadi sinar-X. Selanjutnya sinar-X yang terpancar

difokuskan melalui suatu filter alumunium dengan tebal 0,7 mm yang berfungsi

menghilangkan panjang gelombang yang panjang dari berkas sinar-X. Berkas sinar-X

Page 28: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

21

yang tersaring akan melalui window (jendela tabung dengan pelindung berlapis timbal)

dan siap untuk dipakai untuk kepentingan diagnostik.

5.2.2 Menentukan photo roentgen dengan mengatur Tegangan, Arus, dan Waktu.

Hubungan facktor ekspossi dengan tebal tipiisnya objek (rule of thumb).

a. Tegangan

Tiap bertambahnya atau berkurangnya 1 cm keteebalan objek pada tubuh

maka tegangan yang digunakan harus di tambah atau dikurangi. :

Tegangan (kV) maka tegangan (kV) < 80 kV

Tegangan (3 kV) maka tegangan (kV) menjadi 80 kV - 100 kV

Tegangan (4 kV) maka tegangan ( kV) > 100 kV

Maka setiap 1cm kenaiikanDtebalDtubuhDpenambahan tegaangan yang

digunakan adalah 5 % dari jumlah semula. Miisalnya kenaikan 3 cm dengan

tegangan 50 kVDmula-mula, jadi jumlah tegangan yang akan digunakan

adalah:

b. Perkalian Arus dan waktu (mAs)

Tiap tebal objeek bertambah atau berkurang 1 cm maka jumlah arus dan

wakyunya juga bertambah atau berkurang sebesar 25 %.

Contoh :

Tebal objek dari 17-20 cm dengan menggunakan perkalian arus dan waktu

adalaha 20 mA.s maka:

Page 29: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

22

Jadi tegangan yang digunakan adalah sebesar 39 mA.s, sehingga hubungan

dalam penggunaan tegangan dengan arus setiap kenaikan 10 kV, arus harus

dikurangi sebesar 50% pada pemeriksaan radiologi antara 30 – 60 kV untuk

mendapatkan hasil yang sama.

Misalkan:

Jika tegangan 60 kV dan arus 20 mA.s akan mendapaatkan hasil yang sama

deengan tegangan 70 kV dan arus 10 mA.s atau sebaliknya 20 mA.s akan

mendapatkan hasil yang sama dengan 50 kV dan 40 mA.s.

Dapat dilihat pada Tabel 4.1 bahwa pada penggunaan tegangan di Klinik

Quantum pada thorax anak-anak gemuk yaitu pada tegangan 55 kV, sedangkan pada

teoritisnya bahwa tegangan yang menghasilkan photo Rontgen yang baik adalah

menggunakan tegangan 58, Jadi penggunaan tegangan pada pengambilan photo thorax

dengan menggunakan pesawat sinar-X yaitu dengan tegangan 58 kV.

Page 30: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

23

B A B V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil peembahasan, dapatdiambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Tegangan pada thorax anak-anak grmuk yaitu menggunakan tegangan 55 kV,

sedangkan pada teoritisnya bahwa tegangan yang mengasilkan photo Rontgen

yang baik menggunakan tegangan 58 kV.

2. Jika tegangan 60 kV dan arus 20 mA.s akan meendapatkan hasil 50 kV dan 40

mA.s.

3. Tiap ketebalan objek bertambahDatauDberkurang 1 cm pada ketebalan objek

tubug maka tegangan yangDdigunakan haruss diitambah atauDdikurangi.

Page 31: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

24

DAFTAR PUSTAKA

Akhdi, M. 2000. Perancangan system informasi Radiologi.Rineka Cipta. Cetakan

pertama.

Beiser, A.,1987.KonsepFisika Modern.Edisi Keempat.Penerbit Erlangga, Bandung.

Plat van der, 1995. Factor expos. Medical X-Ray

SuyatnodanB.sigit, 2011, Prosiding, Analisispembentukansinar-X

Radiologi, radiograf, fluoroscopy. http:// www.radiologi-radiogram.com. [Diakses pada

tanggal 30 Desember 2014]

Pesawat sinar-X. http://www.slideshare.net.com. [Diakses pada tanggal 30 Desember

2014]

Page 32: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

25

Lampiran 1

PENGGUNAAN TEGANGAN, ARUS, DAN WAKTU PENYINARAN PADA

ORGAN DAN JARINGAN PASIEN DARI TANGGAL 11 AGUSTUS 2014 – 11

SEPTEMBER 2014 DI KLINIK QUANTUM

No Proyeksi kV mA S

Senin, 11 Agustus 2014

1 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2

2 Pelvis ( LAT ) 75 150 0,2

3 Cruris (AP ) 55 50 0,06

4 BOF 65 60 0,16

5 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2

6 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

9 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2

10 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2

11 Pelvis( LAT ) 75 150 0,2

12 Thorax ( sedang ) 65 100 0,15

Selasa, 12 Agustus 2014

1 Thorax( gemuk ) 70 150 0,2

2 Thorax( gemuk ) 70 150 0,2

3 Thorax( gemuk ) 70 150 0,3

4 Thorax anak 55 50 0,09

5 BOF 65 50 0,15

6 Thorax ( gemuk ) 70 100 0,16

7 Tharaco lumbal ( sedang ) 70 150 0,2

8 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2

9 Thorax( gemuk ) 70 150 0,3

10 Thorax anak 55 50 0,09

Rabu, 13 Agustus 2014

1 Cruris AP 55 50 0,04

LAT 55 50 0,04

2 BNO ( gemuk ) 80 150 0,3

Page 33: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

26

3 IVP 80 150 0,3

4 Genu (AP) 60 50 0,04

5 Genu (LAT) 60 50 0,04

Kamis, 14 agustus 2014

1 Lumbo Sacral Ap ( gemuk ) 75 150 0,2

LAT 90 150 0,3

2 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2

3 Antebrachi ( LAT) 47 50 0,04

4 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2

5 Cruris AP 50 50 0,06

6 LAT 50 50 0,05

Jumat, 15 Agustus 2014

1 BOF AP 55 50 0,03

LAT 55 50 0,02

2 Thorax ( kurus ) 60 100 0,2

3 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

4 Thorax( kurus ) 60 100 0,2

5 Tangan AP 55 50 0,03

LAT 55 50 0,03

Sabtu, 16 Agustus 2015

1 Thorax Ap 60 50 0,05

2 Thorax AP 55 50 0,06

3 Waters 75 100 0,2

Senin, 18 agustus 2014

1 Thorax AP ( kurus ) 60 100 0,3

2 Thorax AP ( gemuk ) 70 150 0,3

3 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

4 Thorax (sedang) 65 100 0,14

5 Thorax(sedang) 65 100 0,15

6 BOF 65 50 0,16

7 Thorax AP ( gemuk ) 75 150 0,3

8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,2

Page 34: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

27

9 Kepala AP 70 150 0,2

LAT 70 150 0,2

10 Kepala AP 70 150 0,2

LAT 70 150 0,2

11 Lumbo Sacral AP ( gemuk ) 80 150 0,3

LAT ( gemuk ) 90 200 0,4

Selasa, 19 Agustus 2014

1 Thorax (sedang) 65 100 0,15

2 Angkle D/S ( AP ) 60 50 0,06

3 Thorax (sedang) 65 100 0,15

4 Cruris join AP 50 50 0,06

LAT 55 50 0,07

Rabu, 20 Agustus 2014

1 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

2 Pelvis 75 150 0,6

3 Lumbo Sacral 75 150 0,2

4 Genu AP 60 50 0,04

5 LAT 60 50 0,04

Kamis, 21 Agustus 2014

1 Anthebrachi 50 50 0,04

2 Anthebrachi 50 50 0,04

3 Manus 47 50 0,03

4 Thorax (sedang) 65 100 0,2

5 Penis AP 85 150 0,25

6 LAT 75 100 0,18

7 Lumbo Sacral 64 150 0,2

8 Cervikal (LAT) 66 100 0,14

Jumat, 22 Agustus 2014

1 Thorax (sedang) 65 100 0,2

2 Thorax (sedang) 65 100 0,2

3 Pelvis 75 150 0,2

4 Waters 75 100 0,2

Page 35: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

28

5 Thorax (sedang) 65 100 0,2

6 Waters 75 15 0,25

7 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3

LAT 85 150 0,2

Sabtu, 23 Agustus 2014

1 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3

2 Thorax (sedang) 65 100 0,2

3 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

4 Femur 60 100 0,13

5 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3

LAT 85 150 0,3

Senin, 25 Agustus 2014

1 BNO/ IVP 80 150 0,3

80 150 0,3

80 150 0,3

80 150 0,3

80 150 0,3

2 Lumbo Sacral 80 150 0,3

3 Manus 47 50 0,03

LAT 47 50 0,03

4 Femur 65 100 0,12

Selasa, 26 Agustus 2014

1 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3

2 Thorax AP ( gemuk ) 70 150 0,3

3 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3

4 BOF 65 50 0,16

5 Thorax (sedang) 65 100 0,3

6 Cervikal AP 66 100 0,14

LAT 68 100 0,13

7 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3

LAT (sedang) 65 100 0,3

8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

Page 36: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

29

Rabu, 27 Agustus 2014

1 Thorax (sedang) 65 100 0,2

2 BOF 65 50 0,16

3 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

4 BNO/ IVP 80 150 0,3

5 Thorax (sedang) 65 100 0,2

6 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

7 Kepala AP 70 150 0,2

LAT 70 150 0,2

8 Thorax (sedang) 65 100 0,2

Kamis,28 Agustus 2014

1 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

2 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

3 BOF 65 50 0,16

4 BOF 65 50 0,16

5 Thorax (sedang) 65 100 0,2

6 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3

LAT 90 200 0,4

7 Articulus Genue 60 50 0,08

8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

9 BOF 65 50 0,16

Jumat, 29 Agustus 2014

1 Kepala AP 70 150 0,2

LAT 70 150 0,2

2 Lumbo SAcral 80 150 0,3

3 Pelvis 75 150 0,2

4 Cruris AP 50 55 0,08

Lat 50 55 0,08

5 Thorax (kurus) 60 100 0,2

6 Thorax 60 100 0,2

7 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3

8 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

Page 37: KARYA ILMIAH - erepo.unud.ac.id

30

9 Thorax AP (sedang) 65 100 0,3

10 BOF 65 50 0,16

11 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

12 Manus 45 50 0,04

Sabtu, 30 Agustus 2014

1 BOF 55 50 0,3

2 BOF 45 50 0,08

3 Lumbo Sacral AP 80 150 0,3

LAT 90 150 0,3

4 Thorax AP ( gemuk ) 70 150 0,3

5 Thorax (kurus) 60 100 0,2

6 Thorax ( gemuk ) 70 150 0,3

7 Thorax AP ( gemuk ) 70 150 0,3

8 Thorax AP 70 150 0,3

9 BOF 60 50 0,3

10 Thorax (sedang) 65 100 0,2