Tugas Askeb IV

47
TUGAS ASKEB IV TENTANG “ KEHAMILAN DENGAN HEPATITIS ” KELOMPOK 24 : HARLA PEBRIZA SEPTI HERDA YULI MUSTIKA TK II B PRODI DIII KEBIDANAN Dosen Pembimbing : DEVI SYARIEF S.SIT.,M.Keb STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG T.A 2011/2012

Transcript of Tugas Askeb IV

Page 1: Tugas Askeb IV

TUGAS ASKEB IV

TENTANG

“ KEHAMILAN DENGAN HEPATITIS ”

KELOMPOK 24 :

HARLA PEBRIZA SEPTI HERDA

YULI MUSTIKA

TK II B

PRODI DIII KEBIDANAN

Dosen Pembimbing :

DEVI SYARIEF S.SIT.,M.Keb

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

T.A 2011/2012

KATA PENGANTAR

Page 2: Tugas Askeb IV

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya

sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “KEHAMILAN DENGAN

HEPATITIS “ , sebagai salah satu tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Patologi (Askeb IV).

Pada semester 4 Program Studi D III Kebidanan STIKes Mercubaktijaya Padang.

Penyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karna itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Devi Syarief, S.Si.T, M.Keb selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan

tugas penyusunan makalh ini sehingga kami mendapatkan pengetahuan tentang

“Kehamilan dengan Hepatitis”.

2. Semua pihak khususnya anggota kelompok yang telah meluangkan waktu dan

pikirannya untuk mengerjakan tugas ini.

3. Serta teman – teman semua yang telah mendukung selesainya makalah ini .

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah diberikan

dan semoga makalah ini berguna baik bagi penulis maupun pihak yang memanfaatkannya.

Penulis menyadari bahwa makalh ini jauh dari sempurna . oleh karna itu saran dari

pembaca sangat penulis harapkan dengan demi perbaikan makalah ini.

Padang , 31 Maret 2012

Penulis

BAB I

Page 3: Tugas Askeb IV

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hepatitis bermasalah di Indonesia, pertama oleh karena carrier-nya tergolong banyak, Kedua,

imunisasi Hepatitis pada bayi (Universal Immunization) di Indonesia baru dimulai beberapa

tahun lampau (1996). Hal ketiga, belum semua orang berisiko tinggi kena Hepatitis patuh

meminta vaksinasi. Dengan kondisi seperti itu, berarti masyarakat yang telanjur tertular Hepatitis

sudah sekian banyak, dan kian tak terkontrol pula.

Masih banyak masyarakat kita yang belum tahu, bahwa hubungan seks bebas juga bisa menjadi

sumber penularan Hepatitis. Sembarang melacur, lalu seorang suami tanpa disadarinya sebab

mungkin tidak tahu, menularkan penyakitnya kepada istrinya, lalu kepada anak-anaknya lewat

cemaran cairan tubuh antar-anggota keluarga, atau persalinan bayi.

Penyakit ini biasanya jarang terjadi pada wanita hamil. Namun, apabila timbul ikterus (gejala

kuning) pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling sering adalah hepatitis virus.

Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan wanita

tidak hamil pada usia yang sama. Di negara sedang berkembang, wanita hamil lebih mudah

terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya dengan keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang

kurang baik. Hepatitis virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka kejadian

yang sama. Menurut sebuah penelitian, 9.5 persen hepatitis virus terjadi pada trimester I, 32

persen terjadi pada trimester II, dan 58.5 persen terjadi pada trimester III.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Agar mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan penapisan pada bumil khususnya

Kehamilan dengan Hepatitis.

2. Tujuan khusus

Page 4: Tugas Askeb IV

agar mengetahui pengertian dan macam – macam penyakit dalam kehamilan, khususnya

pada kasus ibu hamil dengan hepatitis

agar dapat melakukan manajemen pengkajian data

agar dapat melakukan diagnosis dari pengkajian data

BAB II

Page 5: Tugas Askeb IV

PEMBAHASAN

1. DEFENISI

Hepatitis atau radang hati, satu jenis penyakit hati yang paling sering dijumpai di antara penyakit –

panyakit lain yang menyerang hati. Penyakit ini terutama disebabkan oleh virus dan ditandai oleh

perubahan warna kulit dan bagian putih mata (sclera) menjadi kekuningan. Warna kuning tersebut timbul

karena adanya pengendapan pigmen bilirubin, yang bersal dari cairan empedu. Warna air kencing

penderita pun menjadi kuning atau bahkan kecoklatan seperti air teh. (Ensiklopedi)

Hepatitis B kronik adalah suatu penyakit infeksi ditandai oleh peradangan hati berlanjut, lebih lama dari

masa penyembuhan infeksi hepatitis akut, yaitu lebih dari 6 bulan.

Infeksi VHB pada masa anak – anak mempunyai resiko menjadi kronis, terutama pada anak yang

mendapat infeksi perinatal. Data yang menunjukkan bahwa bayi yang terinfeksi VHB sebelum usia 1

tahun mempumyai resiko kronisitas sampai 90 %, sedangkan bila infeksi VHB terjadi pada usia antara 2 –

5 tahun resikonya menjadi 50 %, bahkan bila terjadi infeksi pada anak usia di atas 5 tahun, hanya

beresiko 5 – 10 tahun untuk terjadinya kronisitas.

Istilah “hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya berbagai macam,

mulai dari virus sampai dengan obat - obatan. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A,

hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), bisa

kronik (hepatitis B dan C) dan bisa juga kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C).

Pada wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan wanita tidak hamil

pada umur yang sama. Kelainan hepar yang mempunyai hubungan langsung dengan peristiwa kehamilan,

ialah : Acute fatty liver of pregnancy (Obstetric acute yellow-atrophy). Infeksi hepatitis virus pada

kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, namun tetap memerlukan

penanganan khusus, mengingat penyulit-penyulit yang mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin.

Hepatitis virus sering menimbulakan jaundice pada kehamilan, dengan kemajuan pengobatan saat ini,

asam ursodeoxychalic dapat mengurangi kerusakan hati, baik akut maupun kronik.

2. ETIOLOGI

Page 6: Tugas Askeb IV

Penyebab hepatitis bermacam-macam. Pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi

atas infeksi dan bukan infeksi.

Penyebab-penyebab tersebut antara lain :

1. Infeksi virus ; hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, Hepatitis E, Hepatitis

F,hepatitis G.

2. Non virus ; Komplikasi dari penyakit lain, Alkohol, Obat-obatan kimia atau zat

kimia, Penyakit autoimun.

Nama-nama virus penyebab hepatitis yang saat ini telah dikenali adalah:

virus hepatitis A atau VHA

virus hepatitis B atau VHB

virus hepatitis C atau VHC,

virus hepatitis D atau VHD,

virus hepatitis E atau VHE,

virus hepatitis F atau VHF

virus hepatitis G atau VHG.

Sedangkan penyakit hepatitis yang ditimbulkannya disebut sesuai dengan nama

virusnya. Di antara ketujuh jenis hepatitis tersebut, hepatitis A, B dan C merupakan jenis

hepatitis terbanyak yang sering dijumpai. Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang

ditemukan. Para ahli pun masih memperdebatkan apakah hepatitis F merupakan jenis

hepatitis tersendiri atau tidak.

Ikterus merupakan salah satu gajala klinis pada wanita hamil denga hepatitis, namun

adapun ikterus dalam kehamilan sebenarnya disebabkan oleh beberapa keadaan. Ikterus

yang disebabkan oleh kehamilan berupa ; perlemakan hati akut, toksemia, dan kolestasis

intrhepatik. Sedangkan ikterus yang tejadi bersamaan dengan suatu kehamilan; hepatitis

virus, batu empedu, penggunaan obat-obatan hepatotoksik, dan sirosis hepatis. Ikterus

dapat timbul pada satu dari 1500  kehamilan, 41% diantaranya adalah hepatitis virus,21%

oleh karna kolestatis intahepatik, dan kurang dari 6% oleh karna obtruksi saluran empedu

di luar hati.

3. GEJALA KLINIK

Page 7: Tugas Askeb IV

   

Penyakit hati bisanya jarang terjadi pada wanita hami, namun apabila timbul ikterus

pada kehamiln, maka penyebabnya yang paling tering adalah hepatitis virus. Penyakit

hepatitis biasanya memberikan keluhan mual, muntah, anoreksia, demam ringan, mata

kunng. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai ikterus dan hepatomegali, sedangkan

splenomegali hanya ditemukan pada 20-25% penderita.

Gejala dan tanda penyakit hepatitis-B adalah sebagai berikut  :

1. Selera makan hilang

2. Rasa tidak enak di perut

3. Mual sampai muntah

4. Demam tidak tinggi Kadang-kadang disertai nyeri sendi

5. Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)

6. Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning

7. Kulit seluruh tubuh tampak kuning

8. Air seni berwarna coklat seperti air teh

4. PENGARUH HEPATITIS VIRUS PADA KEHAMILAN DAN JANIN

Bila hepatitis virus terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka gejala-

gejala nya akan sama dengan gejalahepatitis virus pada wanita tidak hamil. Meskipun

gejala-gejala yang timbul relatip lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul

pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit.

Hepatitis virus yang terjadi pada trimester III, akan menimbulkan gejala-gejala yang

lebih berat dan penderita umumnya me-nunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase

inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitasIbu yang

sangat tinggi, dibandingkan dengan penderita tidakhamil. Pada trimester III, adanya

defisiensi faktor lipo tropikdisertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menye-

babkan penderita mudah jatuh dalam acute hepatic necrosisTampaknya keadaan gizi ibu

hamil sangat menentukan prognose.

Page 8: Tugas Askeb IV

Penyelidik lain juga menyimpulkan, bahwa berat ringan gejala hepatitis virus pada

kehamilan sangat tergantung darikeadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi

protein, ditambah pula me-ningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan

janin,menyebabkan infeksi hepatitis virus pada kehamilan memberi gejala-gejala yang

jauh lebih berat.Pengaruh kehamilan terhadap berat ringannya hepatitis virus,telah

diselidiki oleh ADAM, yaitu dengan cara mencari hubungan antara perubahan-perubahan

koagulasi pada kehamilan dengan beratnya gejala-gejala hepatitis virus. Diketahuibahwa

pada wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses

pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan

aktivitasfibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC(Disseminated Intra

Vascular Coagulation). Dalam penelitianini terbukti bahwa DIC tidak berperan dalam

meningkatkanberatnya hepatitis virus pada kehamilan.Tetapi sebaliknya, bila sudah

terjadi gejala-gejala hepatitisvirus yang fulminant, barulah DIC mempunyai arti.Hepatitis

virus pada kehamilan dapat ditularkan kepada ja-nin, baik in utero maupun segera setelah

lahir. Penularan virusini pada janin, dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu :

1. Melewati placenta

2. Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan

3. Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya

4. Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi.

Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis

virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode neonatal. Jenis

virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta, ialah virus type B.

Beberapa bukti, bahwa virus hepatitis dapat menembus placenta, ialah ditemukannya

hepatitis antigen dalam tubuh janin in utero atau pada janin barulahir. Selain itu telah

dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang mati pada periode neonatal akibat infeksi

hepatitisvirus. Hasil autopsy menunjukkan adanya perubahan-perubahan pada hepar,

mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai suatubentuk cirrhosis. Perubahan-perubahan

yang lanjut pada heparini, hanya mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi sejak

janin dalam rahim. Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak terpusat

pada lobus kiri. Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran v irus hepatitis dari Ibu ke janin

Page 9: Tugas Askeb IV

dapat terjadi secara hematogen.Angka kejadian penularan virus hepatitis dari Ibu ke

janinatau bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara timbulnya infeksi pada Ibu

dengan saat persalinan. Angka tertinggi didapatkan, bila infeksi hepatitis virus terjadi

pada kehamilan trimester III. Meskipun pada Ibu-Ibu yang mengalami hepatitis virus

padawaktu hamil, tidak memberi gejala-gejala icterus pada bayi-nya yang baru lahir,

namun hal ini tidak berarti bahwa bayi yang baru lahir tidak mengandung virus

tersebut.Ibu hamil yang menderita hepatitis virus B dengan gejala-gejala klinik yang

jelas, akan menimbulkan penularan pada janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan

Ibu-Ibu hamil yang hanya merupakan carrier tanpa gejala klinik.

5. PENCEGAHAN

Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis

virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg. berat badan. Gamma

globulin ternyatatidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil

hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah

penularan hepatitis virus. Untuk kehamilan berikutnya hendaknya diberi jarak sekurang-

kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan tersebut semua

gejala dan pemeriksaan laborato-rium telah kembali normal. Setelah persalinan, pada

penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan,

empat bulan dan enam bulan kemudian.

6. PENGOBATAN

Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita

tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan

bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung

lemak tetapitinggi protein dan karbohydrat.Pemakaian obat-obatan hepatotoxic

hendaknya dihindari.Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingatpada

hepatitis virus yang aktip dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan

post-partum, karena menurun-nya kadar vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap

diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan pemeriksaantransaminase serum dan

Page 10: Tugas Askeb IV

pemeriksaan hepatitis virus antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi

pengobatankhusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit hepatitis virus, yang perlu dilakukan

ialah pada ibu hamil yang HBsAg positif bayinya perlu dilindungi dengan segera sesudah

lahir sedapat mungkin dalam waktu dua jam bayi diberi suntikan HBSIG dan langsung

divaksinasi dengan vaksin hepatitis B .  Pemberian HBIG hanya pada ibu yang selain

HBsAg pasitif, HBe nya juga positif. Vaksin ini diulangi lagi sampai 3 kali dengan

interval satu bulan atau sesuai dengan skema vaksin yang digunakan. Selain itu pada

kasus seperti ini para dokter dan tenaga medis harus diberi vaksin juga. Pengelolaan

secara konservatif adalah terapi pilihan untuk penderita hepatitis virus dalam kehamilan. 

Prinsipnya ialah suportif dan pemantauan gejala penyakit.

Pada awal periode simptomatik dianjurkan :

1. Istirahat

pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak

tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kecuali pada mereka dengan umur

tua dan keadaan umum yang buruk

2. Diet

Tidak ada larangan spesifik terhadap makanan tertentu bagi penderita penyakit

hepatitis. Sebaiknya semua makanan yang dikonsumsi pasien mengandung cukup

kalori dan protein. Satu-satunya yang dilarang adalah makanan maupun minuman

beralkohol. jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah – muntah, sebaiknya

diberikan infus. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup kalori (30

– 35 kalori / kg BB) dengan protein cukup (1 g / kg BB). Pemberian lemak

seharusnya tidak perlu dibatasi. Dulu ada kecenderungan untuk membatasi lemak,

karena disamakan dengna kandung empedu.

3. Medikamentosa :

a. Lamivudin : Lamivudin adalah antivirus jenis nukleotida yang menghambat

enzim reverse transcriptase yang dibutuhkan dalam pembentukan DNA.

Lamivudin diberikan pada penderita hepatitis B kronis dengan replikasi virus aktif

dan peradangan hati. Pemberian lamivudin dapat meredakan peradangan hati,

Page 11: Tugas Askeb IV

menormalkan kadar enzim ALT dan mengurangi jumlah virus hepatitis B pada

penderita.

Terapi lamivudin untuk jangka panjang menunjukkan menurunnya resiko

fibrosis, sirosis dan kanker hati. Namun lamivudin memiliki kelemahan yang

cukup vital yaitu dapat menimbulkan resistensi virus.

Efek samping yang mungkin muncul dari pemberian lamivudin antara

lain:

rasa lemah

mudah lelah

gangguan saluran pencernaan

mual, muntah

nyeri otot

nyeri sendi

sakit kepala

demam, serta kemerahan.

Efek samping yang berbahya lainnya adalah radang pankreas,

meningkatnya kadar asam laktat, dan pembesaran hati. Namun umumnya efek

samping tersebut dapat ditolerir oleh pasien. Terapi lamivudin ini tidak boleh

diberikan pada ibu hamil..

b. Telbivudin : Telbivudin adalah jenis antivirus yang relatif baru. Terapi telbivudin

diberikan pada pasien hepatitis B dengan replikasi virus dan peradangan hati yang

aktif. Telbivudin berfungsi menghambat enzim DNA polymerase yang membantu

proses pencetakan material genetic (DNA) virus saat bereplikasi. Meski belum

didukung data yang cukup bahwa telbivudin aman bagi ibu hamil, sebaiknya

terapi telbivudin tidak diberikan pada ibu hamil mupun menyusui.

Efek samping dari terapi telbivudin antara lain :

mudah lelah

sakit kepala

Page 12: Tugas Askeb IV

pusing

batuk

diare

mual

nyeri otot, dan rasa malas.

7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

   

Pemeriksaan laboratorum akan didapatkan gambaran kerusakan parenkin hati.

Bilirubin serum meningkat, demikian pula transaminase serum. HBV – Diagnosis dan tes

lain, bila SGPT/SGOT tinggi, diagnosis HBV dilakukan dengan tes darah. Tes ini jauh

lebih rumit daripada tes HIV: tes HBV mencari antigen (pecahan virus hepatitis B)

tertentu dan antibodi (yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh sebagai reaksi terhadap

HBV). Tes darah awal untuk diagnosis infeksi HBV mencari satu antigen – HbsAg

(antigen permukaan, atau surface, hepatitis B) dan dua antibodi – anti-HBs (antibodi

terhadap antigen permukaan HBV) dan anti-HBc (antibodi terhadap antigen bagian inti,

atau core, HBV). Sebetulnya ada dua tipe antibodi anti-HBc yang dibuat: antibodi IgM

dan antibodi IgG.

8. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI

   

Pemeriksaan histopatologi menunjukkan nekrosis sel hati sentribuler, infiltrasi sel

radang disegitiga portal, sedangkan kerang karetikulin masih baik.Sayangnya, tes darah

tidak dapat memberikan semua informasi tentang keadaan hati seseorang. Mengukur viral

load HBV, tingkat enzim hati, dan AFP dalam darah tidak dapat menentukan apakah ada

kerusakan, dan bila ada, tingkat kerusakan. Untuk ini, dibutuhkan biopsi hati. Biopsi hati

hanya diusulkan untuk pasien dengan viral load HBV yang tinggi (di atas 100.000 kopi)

dan tingkat enzim hati yang tinggi.

 

Page 13: Tugas Askeb IV

BAB III

MANAJEMEN KEBIDANAN VARNEY PADA KEHAMILAN

I. PENGUMPULAN DATA (PENGKAJIAN)

Page 14: Tugas Askeb IV

1. DATA SUBJEKTIF

A. BIODATA PASIEN

Nama

Perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan klien

Umur

Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan

pasien/klien. Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.

Alamat

Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan bila keadaan

mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut, bidan dapat mengetahui tempat tinggal

pasien/klien dan lingkungannya. Dengan tujuan untuk memudahkan menghubungi

keluarganya, menjaga kemungkinan bila ada nama ibu yang sama, untuk dijadikan

petunjuk saat kunjungan rumah.

Pekerjaan

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap

permasalahan kesehatan pasien/klien. Dengan mengetahui pekerjaan pasien/klien, bidan

dapat mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya agar nasehat bidan

sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja di

pabrik rokok, mungkin yang dihisap akan berpengaruh pada janin.

Agama

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan

kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien/klien, akan memudahkan

bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

Pendidikan

Page 15: Tugas Askeb IV

Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan

mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

Status Perkawinan

Pertanyaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status

perkawinan terhadap masalah kesehatan. Bila diperlukan ditanyakan tentang perkawinan

keberapa kalinya.

Suku/Ras

Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan

kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya suku/ras pasien/klien, akan memudahkan

bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

B. RIWAYAT PASIEN (KELUHAN UTAMA)

Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang kepada

bidan. Biasanya keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil dengan hepatitis adalah

merasa lelah, ada gejala mirip flu, demam, mual, nyeri perut, BAB cair, urin warna gelap,

dan berkurangnya nafsu makan dan mata kuning.

C. RIWAYAT MENSTRUASI

Untuk mengetahui gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi

pasien/klien. Seperti menarche, siklus Menstruasi, volume, lama, menstruasi yang

terakhir, dismenorhea.

D. RIWAYAT PERKAWINAN

Perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh riwayat perkawinan terhadap

permasalahan kesehatan pasien/klien. Berapa kali kawin dan berapa lamanya untuk

membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin ibu. Kalau orang hamil sudah

Page 16: Tugas Askeb IV

lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam pimpinan

persalinan (anak mahal). Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien/klien mengenai

riwayat perkawinannya adalah :

Kawin : …………………..kali

Usia Kawin Pertama ………………………tahun

Status Perkawinan

Lama Pernikahan

E. RIWAYAT OBSTETRIC

1. Riwayat obstetric yang lalu

Untuk mengetahui adanya masalah-masalah persalinan, kehamilan dan nifas yang

lalu. Pertanyaan ini mempengaruhi prognosa persalinan dan persiapan persalinan yang

lampau.

Riwayat kehamilan

Masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan.

Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan

melahirkan, jika terdapat penyulit diupayakan pencegahannya dan penanggulangannya.

Riwayat persalinan

Mencakup jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan,

cara melahirkan. Dengan mengetahui riwayat persalinan, melihat kemungkinan yang

dapat terjadi pada ibu hamil saat persalinan sekarang dan mengupayakan

pencegahannya dan penanggulangannya. Jika persalinan dahulu terdapat penyulit

seperti perdarahan, sectio saesaria, solusio plasenta, plasenta previa kemungkinan

dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang.

Riwayat nifas

Untuk mengetahui adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu

(perdarahan, feloris).

2. Riwayat obstetric sekarang

Riwayat kehamilan sekarang

Page 17: Tugas Askeb IV

Mencakup HPHT, siklus haid, perdarahan pervaginam, fluor, mual/muntah, masalah

kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu. Anamnesa haid

serta siklusnya dapat diperhitungkan tanggal persalinan serta memantau

perkembangan kehamilannya serta dengan anamnesa ini dapat diketahui dengan

segera adanya kelainan / masalah dalam kehamilan dan dapat ditangani dengan

segera. Keluhan-keluhan yang dirasakan untuk mengantisipasi masalah yang akan

muncul seperti hepatitis, serta kapan merasakan pergerakan janin pertama kali.

imunisasi yg pernah didapat

F. RIWAYAT KESEHATAN

Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita pasien/klien. Informasi

ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan

mengupayakan pencegahannya dan penanggulangannya. Misal: Ibu menderita hepatitis

kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI.

1. Riwayat kesehatan yang lalu

Setelah mengetahui riwayat penyakit pasien/klien, bidan perlu mengetahui

gambaran mengenai riwayat penyakit pasien/klien, misal apakah penyakit tersebut

parah/tidak, apakah sudah dilakukan tindakan pada penyakit tersebut, dll. Informasi

ini penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil dan

mengupayakan pencegahan dan penanggulangannya.

2. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan sudah hampir seminggu ini mual-mual, kadang-kadang juga

muntah, nafsu makan juga berkurang dan nyeri perut bagian kanan, badannya juga

dirasakan lemah letih.

3. Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit

keluarga terhadap gangguan kesehatan ibu dan janinnya.

Page 18: Tugas Askeb IV

2. DATA OBJEKTIF

Untuk mengetahui keadaan setiap bagian tubuh dan pengaruhnya terhadap

kehamilan untuk diupayakan pencegahan dan penanggulangannya.

A. PEMERIKSAAN UMUM

Pengukuran Temperatur, Tekanan Darah, dan Denyut Nadi

Pengukuran temperature, tekanan darah dan denyut nadi dilakukan sebab

perbedaan suhu, tekanan (tensi) darah dan denyut nadi dari normal akan menunjukkan

adanya gangguan kesehatan dalam tubuh pasien.

Berat dan Tinggi Badan

Tujuan pengukuran berat dan tinggi badan adalah untuk memeastikan kesan

umum terhadap tubuh pasien/klien, terutama mengenai derajat kegemukannya.

Pasien/klien yang gemuk atau kurus memberikan kemungkinan lebih mudah

mengidap penyakit. Barat badan dicatat dalam ukuran kilogram, dan tinggi badan

dalam ukuran sentimeter (cm).

B. PEMERIKSAAN KHUSUS

1. Inspeksi

Kepala : Rambut hitam kebersihan cukup tidak ada ketombe tidak ada benjolan tidak

ada luka di kepala pertumbuhan rambut merata dan panjang

Wajah : simetris, tidak oedem, bersih

Mata : sclera ikterus, konjungtiva pucat, tak ada strabismus

Hidung : bentuk normal, tidak ada polip, tidak ada pernapasan cuping hidung

Telinga : bersih, simetris, tidak ada serumen

Mulut : simetris, bersih, tidak terdapat stomatitis, bibir tampak kering dan tidak

pecah - pecah

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran vena

jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Ketiak : bersih, tidak ada benjolan dan pembesaran kelenjar limfe

Dada : simetris, pernafasan teratur

Page 19: Tugas Askeb IV

Abdomen : membesar sudah sesuai dengan umur kehamilan, terdapat linea nigra dan

striae lividae, tidak ada bekas operasi

Genetalia : bersih, tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada fluor albus, tidak ada luka

perineum, tidak ada condiloma

Anus : bersih, tidak ada haemoroid

Ekstermitas : tidak ada oedem, tidak ada varices, tidak ada gangguan pergerakan

Palpasi

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

Mamae : Tidak ada benjolan

Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada hati

1. Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri (untuk menentukan usia

kehamilan menurut Mc.donald), dan menentukan bagian apa yang

terdapat di fundus.

2. Leopold II : untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua

sisi uterus.

3. Leopold III : untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada

bagian bawah. sudah masuk dalam pintu panggul atau belum.

4. Leopold IV : untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi sudah

masuk pintu atas panggul

Asukultasi

Untuk mendengarkan DJJ untuk mengetahui keadaan janin.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium :

1. HbsAg : +

2. SGOT : 45 u/L (0-35 u/L)

3. SGPT : 50 u/L (0-37u/L)

4. Gamma GT : 30 u/L (W:5-25 u/L)

Page 20: Tugas Askeb IV

5. Alkali phosphatase : 300 u/L (100-275 u/L)

6. Bilirubbin : 4,5

II. MERUMUSKAN MASALAH (DIAGNOSA)

Pada langkah ini, bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada langkah pertama,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis, sehingga dapat merumuskan diagnose atau

masalah kebidanan.

Diagnosa :

Ibu G1P0A0, umur kehamilan, pu-ka/pu-ki, let-kep/let-su, konvergan/vergen/divergen,

intra uterine/ekstra uterin, janin tunggal/ganda, janin hidup/mati, KU janin baik/tidak, ibu dengan

hepatitis.

Dasar :

1. ibu hamil dan G1  P0  A0 (jika ini merupakan kehamilan yang pertama), tanda pasti hamil

yaitu adanya DJJ, terasa gerakan janin oleh pemeriksa, USG

Data Subjektif :

Ibu mengatakan hamil pertama dan tidak pernah keguguran

Data Objektif :

Tonus otot perut tampak tegang

Tidak tampak striae albicans

Analisa dan Interpretasi Data :

Pada primigravida tonus otot perut tampak tegang karena tidak pernah mengalami

peregangan sebelumnya, tampak linea nigra karena adanya hiperpigmentasi kulit akibat

pengaruh hormon MSH (Melanophore Stimulating Hormon) yang meningkat dan tidak

jarang dijumpai kulit perut seolah-olah, warnanya berubah agak hipermik dan kebiru-

biruan, yang disebut striae livide.

2. Umur Kehamilan

Data Subjektif :

Page 21: Tugas Askeb IV

a. Ibu mengatakan HPHT tanggal …..

b. Ibu mengatakan umur kehamilannya ….

Data Objektif :

a. Tanggal pengkajian

b. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan

c. TFU sesuai dengan umur kehamilan

Analisa dan Interpretasi Data :

a. Dari HPHT tanggal …. sampai tanggal pengkajian …maka usia kehamilan ibu ...

Menurut rumus Neagle.

b. Pembesaran perut disebabkan oleh adanya pertumbuhan janin dan di bawah pengaruh

hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan hipertropi otot polos.

3.    Punggung Kanan

Data Subjektif :

Ibu mengatakan janinnya bergerak terutama di daerah perut sebelah kiri ibu.

Data Objektif :

Palapasi Leopold II teraba punggung sebelah kanan

Analisa dan Interpretasi Data :

Palpasi secara Leopold II teraba tahanan yang keras, memanjang, lebar, seperti papan

pada sisi kanan perut ibu.

4.    Presentasi Kepala, Situs Memanjang

Data Subjektif :

Page 22: Tugas Askeb IV

Tidak ada.

Data Objektif :

Leopold I                    : TFU…., teraba bokong

Leopold II                   : Punggung kanan

Leopold III                 : Kepala

Analisa dan Interpretasi Data :

a. Pada palpasi Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting, dan mudah

digerakkan pada simpisis sedangkan pada fundus teraba bagian lunak, kurang

melenting dan kurang bundar membuktikan bahwa janin dalam presentase kepala.

b. Pada palpasi Leopold 1 teraba bokong, Leopold II teraba tahanan paling banyak di

sisi kanan perut ibu, lebar seperti papan sementara pada sisi kiri perut ibu teraba

bagian-bagian kecil janin yaitu tangan dan tungkai. Leopold III teraba kepala yang

menandakan bahwa sumbu panjang janin memanjang terhadap sumbu panjang ibu.

5.    Konvergen

Data Subjektif:

Tidak ada

Data Objektif       :

Leopold IV          : Konvergen

Analisa dan Interpretasi Data :

Pada Leopold IV teraba bagian bulat, keras, melenting, dan kedua tangan masih bisa

bertemu yang menandakan kepala belum masuk dalam pintu atas panggul atau masih

konvergen.

6.    Intera Uteri

Page 23: Tugas Askeb IV

Data Subjektif :

a. Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat.

b. Ibu merasakan pergerakan janin kuat terutama pada perut sebelah kiri.

Data Objektif :

a. Pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

b. Pada saat dilakukan palpasi Leopold ibu tidak merasakan nyeri.

Analisa dan Interpretasi Data :

Salah satu tanda kehamilan intera uteri adalah terasa gerakan janin dalam rahim,

tidak terasa nyeri pada saat palpasi dan perkembangan rahim sesuai dengan tuanya

kehamian.

7.    Tunggal

Data Subjektif :

Ibu mengatakan merasakan pergrakan janin kuat terutama pada perut sebelah kiri.

Data Objektif :

Leopold I: TFU….., teraba bokong

Lepold II: Kepala

Pada auskultasi, djj terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu pada sisi

sebelah kanan perut ibu dengan frekuensi …x/menit.

Analisa dan Interpretasi Data :

Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, teraba dua bagian besar pada lokasi yang

berbeda, bagian kepala pada kuadran perut bagian bokong berada pada kuadran

fundus. Pada kehamilan tunggal hanya satu bunyi jantung.

Page 24: Tugas Askeb IV

8.    Hidup

Data Sunjektif :

Ibu merasakan pergerakan janin kuat terutama pada perut atas sebelah kiri.

Data Objektif :

Pada auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu pada sisi

sebelah kanan perut ibu dengan frekuensi …x/menit.

Analisa dan Interpretasi Data :

Janin yang hidup ditandai dengan adanya pergerakan janin yang dapat dirasakan oleh

ibunya, dan pada auskultasi terdengar DJJ yang jelas dan teratur.

9.    Keadaan Janin Baik

Data Subjektif :

Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada perut atas sebelah kiri.

Data Objektif :

Auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada satu sisi yaitu pada sisi sebelah

kanan perut ibu dengan frekuensi 142x/menit.

Analisa dan Interpretasi Data :

Ibu merasakan gerakan janinnya kuat dan bunyi jantung teratur dengan frekuensi

120-160x/menit menandakan janin dalam keadaan baik.

10. Hepatitis

Data subjektif

a. Ibu mengatakan merasa mual – mual dan kadang muntah

Page 25: Tugas Askeb IV

b. Ibu mengatakan merasa nyeri perut bagian kanan

c. Ibu mengatakan badanya letih

Data objektif

KU : lemah

terdapat nyeri tekan pada hati

sklera ikterus

Pemeriksaan laboratorium :

SGOT : 45 u/L (0-35 u/L)

SGPT : 50 u/L (0-37u/L)

Gamma GT : 30 u/L (W:5-25 u/L)

Alkali phosphatase : 300 u/L (100-275 u/L)

Analisis dan Interpretasi Data

Keadaan ibu yang mual-mual, kadang-kadang juga muntah, nafsu makan juga

berkurang dan nyeri perut bagian kanan, badannya juga dirasakan lemah letih dan

sklera ikhterus menandakan adanya gejala hepatitis pada ibu.

III. MENGANTISIPASI MASALAH (IDENTIFIKASI)

Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan,

bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang sudah

ada/sudah terjadi.

Masalah Potensial

Potensial terjadi hepatitis kronik

Data Subjektif :

Ibu mengatakan sudah hampir seminggu ini mual-mual, kadang-kadang juga

muntah, nafsu makan juga berkurang dan nyeri perut bagian kanan, badannya

juga dirasakan lemah letih.

Data Objektif

1. Sclera ikterus, konjungtiva pucat

2. Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada hati

3. Pemeriksaan laboratorium :

Page 26: Tugas Askeb IV

HbsAg : +

SGOT : 45 u/L (0-35 u/L)

SGPT : 50 u/L (0-37u/L)

Gamma GT : 30 u/L (W:5-25 u/L)

Alkali phosphatase : 300 u/L (100-275 u/L)

Bilirubbin : 4,5

IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN (TINDAKAN SEGERA)

Pada tahap ini bidan mengidentifiksi perlunya tindakan segera, baik tindakan

intervensi, tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau rujukan berdasarkan kondisi

klien. Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lain dalam pemberian terapi obat

V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH

Rencana Kegiatan

Tujuan di dalam rencana kegiatan ini adalah untuk menunjukkan perbaikan-perbaikan

yang diharapkan.

a. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu, memberi pendekatan diharapkan dapat

terjalin kepercayaan antar ibu dan bidan

b. Observasi TTV, deteksi dini komplikasi

c. Berikan pengobatan sesuai dengan terapi dokter, pengobatan sesuai advice dokter dapat

mempercepat kesembuhan dan menghindari kekeliruan

d. Pemberian nutrisi kaya karbohidrat dan protein, diet tinggi karbohidrat memberikan

energi, protein memberikan regenerasi Sel hepatic.

e. Anjurkan pasien untuk bed rest, stirahat meningkatkan penyembuhan liver, mengurangi

radang Sel hepatic.

f. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan laboratorium, memantau

perkembangan penyakit.

Page 27: Tugas Askeb IV

g. Jelaskan hasil pemeriksaan, pasien dan keluarga mengerti kondisinya

BAB IV

PENUTUP

Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular di Indonesiayang terbanyak. Cara penularanya pun bermacam-macam. Dan salah satu cara penularan yang terbanyak adalah melalui dari ibu ke janin. Oleh karna itu,pentingnya penapisan pada ibu hamil untuk mengetahui lebih dini dan dapat diobati lebih lanjut, sehingga penularan ke janin bisa dihindari dan dapat mencegah penyakit hepatitis pada bayi yang dilahirkan. Pentingnya menjaga kebersihan dan personal sexual yang

Page 28: Tugas Askeb IV

benar sangat diharapkan untuk mengurangi penularan penyakit Hepatitis B. Dan pemberian makanan yang tinggi protein kalori juga dibutuhkan pada penderita hepatitisB khususnya pada ibu hamil, selain itu penderita juga harus mengurangi aktifitas fisiknya. Itu semua ditujukan untuk pemulihan kesehatan. Pengobatan sesuai terapi dokteryang benar dan sesuai dapat mempercepat penyembuhan

DAFTAR PUSTAKA

Nelson. 1999 IKA vol 1. Jakarta. EGC

Junadi, purnawan 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga,Jakarta, Media Aesculapius. FK UI

Helen, Varney, 2001, Buku Saku Bidan, Jakarta, ECG

Ensiklopedia Nasional Indonesia, 1989, Jakarta, PT Cipta Adi Pustaka

Page 29: Tugas Askeb IV

HBsAg adalah singkatan dari Hepatitis B surface Antigen, Merupakan semacam protein/Enzim yang di hasilkan oleh Virus Hepatitis B,HBsAg ini yang pertama kali di temukan pada saat virus mulai menginfeksi hati, jadi jika di dalam darah ada HBsAg menunjukan Positif atau jumlah tertentu itu menunjukan adanya Virus Hepatitis B di dalam hati.

HBeAg Adalah singkatan dari Hepatitis B E-Antigen merupakan semacam protein/Enzim yang yang akan muncul ketika Virus Hepatisi B mereplika diri / mengembangkan diri, yang juga berarti infektivitasnya

Page 30: Tugas Askeb IV

(kegiatan menginfeksi) juga meningkat. meskipun pada beberapa jenis virus hepatitis B yang saat mengembangkan diri namun tidak di temukan adanya antigen “e” atau tidak terdeteksi.

Pada penderita Hepatitis B Kronis atau menahun, bisa di golongkan menjadi 2 yaitu penderita Hepatitis B dengan HBeAg positif dan Penderita Hepatitis B dengan HBeAg negatif.

Secara sederhana bisa di jelaskan, apa bila HBsAg Positif dan HBeAg juga positif itu berarti Di dalam tubuh Pasien terdapat Virus Hepatitis B yang aktif atau mengembangkan diri, yang berarti juga bisa menular. seberapa besar pengembangan Virus tersebut dapat di lihat dari Angka HBeAg atau seberapa banyak enzim yang di hasilkan oleh sel yang teinfeksi virus Hepatitis B.

Apa Bila HBsAg positif dan HBeAg negatif berarti Penderita Hepatitis B dengan Virus yang tidak aktif atau tidak mengembangkan diri dan juga tidak menular.

Namun demikian, menurut beberapa tulisan yang saya baca, Pasien dengan HBeAg positif justru lebih responsif terhadap pengobatan, yang artinya kemungkinan sembuhnya lebih tinggi di banding Pasien HBeAg negatif.

SGOT dan SGPT adalah pemeriksaan untuk fungsi hati dan jantung, apa bila nilainya tinggi di atas nilai normal, itu berarti ada kerusakan dalam hati atau jantung, untuk itu di butuhkan pemeriksaan lebih lanjut, penderita Hepatitis B juga salah satu penyebab SGOT dan SGPT di atas normal.

(Visited 5,475 times, 30 visits today)

Penyakit hepatitis adalah sebuah penyakit yang menyerang hati. Kebanyakan orang indonesia menggunakan ejaan bahasa penyakit kuning. Ini tidak mengherankan sebab gejala hepatitis adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata.

Penyakit hepatitis terjadi akibat pada peradangan organ hati (lever). Penyebab penyakit yang utama adalah virus hepatitis. Ada beranekaragam virus hepatitis yaitu A,B,C. Itulah kenapa mungkin kamu sering mendengar hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C.

Page 31: Tugas Askeb IV

Pada awal gejala penyakit hepatitis, mungkin si penderita tidak merasakan sesuaTU, paling hanya gejala umum seperti muntah, mual, gemar tidur atau tidak nafsu makan plus tubuh tidak berstamina. Walau begitu gejala hepatitis diatas juga dapat disertai dengan demam.

Sedangkan gejala penyakit hepatitis yang mudah dilihat dari fisik adalah urine berwarna gelap, perut bagian atas membesar, penurunan berat badan, feses berwarna putih dan seperti gejala hepatitis yang sudah disebutkan diatas : kuku berwarna kuning, kulit berwarna kuning, dan putih mata menjadi kuning.

Pencegahan penyakit hepatitis adalah dengan cara pemberian imunisasi untuk hepatitis A dan Hepatitis B sejak usia dua tahun sudah cukup untuk mencegah terserangnya penyakit hepatitis. Kamu juga harus melakukan pola makan yang sehat, olahraga yang teratur

Jenis pemeriksaan laboratorium untuk diagnosa hepatitis :

1) SGOT

Prinsip : aminotransferasi ( AST ) mengkatalis transaminasi dari L aspartate dan a - kataglutarate membentuk L – glutamate dan oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi menjadi malate oleh enzym malate oleh enzym malate dehydrogenase ( MDH ) dan niconamide adenine dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi, berbanding langsung dengan aktivitas AST dan diukur secara fotometrik.

Reaksi :

AST

L – aspartate + a - kataloglutarate l – glutamate + oxaloacetate

pH 7,8

MDH

;Oxaloacetate + NAD Malate + NAD

Cara kerja :

Dipipet 1000 ul regent, dimasukkan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 100 ul sampel, diinkubasi selama 1 menit pada temperatur 370 C

Dibaca pada fotometer pada panjang gelombang 340 nm dengan faktor 1746

Nilai Normal : Kadar SGOT dalam serum normal adalah 10 – 45 U/L (370C)

Page 32: Tugas Askeb IV

2) SGPT

Prinsip : Alanine aminotransferase ( ALT ) mengkatalis transiminasi dari L – alanine dan a - kataglutarate membentuk l – glutamate dan pyruvate, pyruvate yang terbentuk di reduksi menjadi laktat oleh enzym laktat dehidrogenase ( LDH ) dan nicotinamide adenine dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi hasil penurunan serapan ( absobance ) berbanding langsung dengan aktivitas ALT dan diukur secara fotometrik dengan panjang gelombang 340

Reaksi :

ALT

L - alanine + a - kataglutarate l – glutamate + pyruvate

pH 7,4

Pyruvate + NADH Lactate + NAD

Cara kerja :

Dipipet 1000 ul regent, dimasukkan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 100 ul sampel, diinkubasi selama 1 menit pada temperatur 370 C

Dibaca pada fotometer pada panjang gelombang 340 nm dengan faktor 1746

Pembahasan : Kadar SGPT dalam serum normal adalah 10 – 36 U/L (370C)

Gamma-glutamil transferase (gamma-glutamyl transferase, GGT) adalah enzim yang ditemukan terutama di hati dan ginjal, sementara dalam jumlah yang rendah ditemukan dalam limpa, kelenjar prostat dan otot jantung. Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk mendeteksi beragam jenis penyakit parenkim hati. Kebanyakan dari penyakit hepatoseluler dan hepatobiliar meningkatkan GGT dalam serum. Kadarnya dalam serum akan meningkat lebih awal dan tetap akan meningkat selama kerusakan sel tetap berlangsung.

Page 33: Tugas Askeb IV

GGT adalah salah satu enzim mikrosomal yang bertambah banyak pada pemakai alkohol, barbiturat, fenitoin dan beberapa obat lain tertentu. Alkohol bukan saja merangsang mikrosoma memproduksi lebih banyak enzim, tetapi juga menyebabkan kerusakan hati, meskipun status gizi peminum itu baik. Kadar GGT yang tinggi terjadi setelah 12-24 jam bagi orang yang minum alkohol dalam jumlah yang banyak, dan mungkin akan tetap meningkat selama 2-3 minggu setelah asupan alkohol dihentikan. Tes gamma-GT dipandang lebih sensitif daripada tes fosfatase alkalis (alkaline phosphatase, ALP).

Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah spektrofotometri atau fotometri, dengan menggunakan spektrofotometer/fotometer atau alat kimia otomatis. Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau plasma heparin.

Nilai Rujukan

DEWASA : Pria : 15 - 90 U/L, Wanita : 10 - 80 U/L, Lansia : sedikit lebih tinggi

ANAK-ANAK : Bayi baru lahir : 5 x lebih tinggi daripada dewasa, Prematur : 10 x lebih tinggi dari dewasa, Anak : sama dengan dewasa.

(Nilai normal bisa berbeda untuk tiap lab, tergantung metode yang digunakan)

ALKALI PHOSPHATASE (ALP)

Enzym ini terdapat di : Liver, tulang, mucosa usus, ginjal dan plasenta (kehamilan trimester 3)

Dalam keadaan normal dapat dijumpai peningkatan pada : anak yang tumbuh dan kehamilan trimester 3.

Page 34: Tugas Askeb IV

Peningkatan terjadi pada : Obstruksi saluran empedu

Peningkatan aktivitas saluran empedu

Hepatoma

Penyakit liver seperti abses

Penyakit tulang (rikets, osteomalasia)

Penurunan dapat terjadi pada : Hypothyroid, malnutrisi, defisiensi vit C, hypophosphatemia.

Merupakan indikator yang peka adanya CLOLESTASIS, tetapi tidak spesifik

Nilai normal : anak 4-10 unit Bodansky : Dewasa : 2-4 Unit Bodansky

GAMMA GLUTAMYL TRANSFERASE (GGT) :

Dapat dijumpai pada : Hepatobiliar dan endothel jarinan. Tidak terdapat di Tulang dan Plasenta, sehingga pada anak yang tumbuh dan kehamilan kadar dalam darah tidak meningkat.

Nilai normal : 6-24 U/L pada pria, sedangkan wanita : 4-18 U/L

Paningkatan dalam darah dapat dijumpai pada : Cholestasis (sensitive)

Penyakit liver alkoholik

Penyakit syaraf

Post mycard infaref

Minum obat anti konvulsant

Pada alkoholisme : gamma GT lebih peka dibanding SGOT/SGPT