Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatis

download Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatis

of 17

description

dokumen

Transcript of Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatis

Slide 1

ASUHAN KEPERAWATAN SIROSIS HEPATIS

DEFINISI

Sirosis hepatis merupakan penyakit kronis yang ditandai oleh obstruksi difus dan regenerasi fibrotic sel-sel hepar. Karna jaringan yang nekrotik menghasilkan fibrosis, maka penyakit ini akan merusak jaringan hati serta pembuluh darah yang normal menganggu aliran darah serta cairan limfe, dan akhirnya menyebabkan infusiensi hati. (Kowalak,2011)

ETIOLOGI

Malnutrisi Alkoholisme Hepatitis virus yang telah menginfeksi sel hati semakin lama akan berkembang menjadi sirosis hepatis. Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika Hemokromatosis (kelebihan zat besi) Penyakit wilson (penumpukan tembaga yang berlebihan) Zat toksik

MANIFESTASI KLINIS

Pembesaran hati Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang cepat.Obstruksi portal dan asites Pasien dengan keadaan semacam ini cenderung menderita dispepsia kronis atau diare.Distensi pembuluh darah akan membentuk varises/hemoroid tergantung lokasinya. Adanya tekanan yang tinggi dapat menimbulkan ruptur dan pendarahan. Kurang lebih 25% pasien akan mengalami hematemesis ringan/varises pada lambung dan esofagus.Edema Kosentrasi albumin plasma menurun, produksi aldosteron yang berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta air dan kalium. Defisiensi Vitamin dan Anemia Kemunduran mental

PATOFISIOLOGI

Zat toksikHepatis kronisInfeksi virusalkoholismeSirosis hepatisHipertensi portalasitesOliguriaHipernatremiaPenurunan ekresi Na dan urin Azotemia hipotensiPEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium :Darah lengkap : hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht) dan sel darah merah (sdm) mungkin menurun karena perdarahan Albumin serum menurun Hipokalemi (pada pemeriksaan kadar elektrolit) Pemanjangan masa protrombin Glukosa serum : hipoglikemi Fibrinogen menurun Blood urea nitrogen (BUN) meningkat

Pemeriksaan Jasmani Hati : 1.Hati Perkiraan besar hati, biasanya hati membesar pada awal sirosis, bila hati mengecil artinya prognosis kurang baik. Besar hati normal selebar telapak tangan sendiri (7-10 cm). pada sirosis hati, konsistensi hati biasanya kenyal/firm, pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit pada perabaan hati. 2. Limpa Pembesaran limpa diukur dengan 2 cara: Schuffner: hati membesar ke medial dan ke bawah umbilicus (SI-IV) dan dari umbilicus ke SIAS kanan (SV-VIII). Hacket: bila limpa membesar kea rah bawah saja (HI-V). Perut dan ekstra abdomen: pada perut diperhatikan vena kolateral dan ascites. Perhatikan spider navy pada tubuh bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, caput medusa, dan tubuh bagian bawah. Perlu diperhatikan adanya eritema palmaris, ginekomastia, dan atrofi testis pada pria. Bisa juga dijumpai hemoroid.

Pemeriksaan penunjang lain

RadiologiEsofagoskopiUltrasonografiTomografikomputerisasiEndoscopie cholangio pancreatography (ERCP)AngiografiPemeriksaan cairan asites

KOMPLIKASI

Gangguan respirasi AsitesHipertensi portalIkterusKoagualopatiEnsefalopatiVarises esophagus yang mengalami perdarahan; perdarahan akut GIGagal hati dan gagal ginjal (Kowalak,2011)

PENATALAKSANAAN

Pemberian vitamin serta suplemen gizi untuk membantu menyembuhkan sel-sel hati yang rusak dan memperbaiki status gizi pasien.Pemberian antacid untuk mengurangi distress lambung dan menurunkan potensi perdarahan Gastrointestinal.Pemberian diuretic yang mempertahankan kalium untuk mengurangi penumpukan cairanPemberian vasipresin untuk mengatasi varises esophagusIntubasi esofagogastrik dengan kateter multi lumen untuk mengendalikan perdarahan dari varises esophagus atau lokasi perdarahan lain dengan menggunakan balon untuk menekan lokasi perdarahan tersebut

Lavase lambung sampai cairan yang mengalir keluar menjadi jernih, lavase dilakukan dengan pemberian antacid dan antagonis histamine jika perdarahan tersebut terjadi sekunder karna ulkus lambungTamponade balon esophagus untuk menekan pembuluh darah yang mengalami perdarahan dan menghentikan kehilangan darah dari varises esophagusParasentesis untuk mengurangi tekanan intra abdomen dan mengeluarkan cairan asitesPemasangan shunt melalui pembedahan untuk mengalihkan cairan asites kedalam sirkulasi darah vena agar terjadi penurunan berat badan, penurunan lingkar perut, peningkatan eksresi natrium dari ginjal dan perbaikan eksresi urinPenyuntikan preparat sklerosing pada pembuluh darah yang mengalami perembesan darah agar terjadi pembekuan dan sklerosis.Pemasangan Shunt portosistemik untuk mengendalikan perdarahan dari varises esophagus dan menurunkan hipertensi portal (mengalihkan sebagian aliran darah vena porta dari hati; tindakan ini jarang dilakukan). (Kowalak,2011)

PEMBAHASAN

Seorang laki-laki berusia 58 th, diantar oleh keluarganya dengan keluhan cemas,perut membesar secara perlahan diseluruh bagian perut sejak tiga bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik yang didapat : kesadaran kompos mentis, BB 68kg, TD 110/80 mmHg, Nadi 92x/menit, RR 29x/menit, suhu 370c, konjungtiva anemis pada pemeriksaan mata. Dari pemeriksaan abdomen tampak distensi, nyeri tekan pada epigastrium, tampak edema pada ekstremitas bawah. Hasil laboratorium : Hb 8 ,wbc 17.000 mg/dl, Ht 40%, albumin 2,6 dan pada hasil USG terdapat pengecilan splenomegali. Terapi yang diberikan infuse Ringer laktat 20 tetes/menit, furosemid 40 mg, paramisin 4x500 mg, albumin transmisi 1 kolof.

Diagnosa keperawatan

noDiagnoseintervensiRasional1Gangguan pola pernafasan tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru dan pengumpulan cairan intraabdomenDO= RR: 29x/menitDS= Mandiri 1. awasi frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan. 2. selidiki perubahan tingkat kesadaran. 3. pertahankan kepala tempat tidur tinggi. Posisi miring. 4. ubah posisi dengan sering; dorong napas dalam, latihan dan batuk. 5. awasi suhu. Catat adanya menggigil, meningkatnya batuk, perubahan warna atau karakter sputum. Kolaborasi 1. berikan tambahan O2 sesuai indikasi.

1. pernapasan dangkal cepat atau dispnea mungkin ada sehubungan dengan hipoksia dan/ atau akumulasi cairan dalam abdomen. 2. perubahan mental dapat menunjukkan hipoksemia dan gagal pernapasan yang sering disertai koma hepatic. 3. memudahkan pernapasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma meminimalkan urusan resoirasi secret. 4. membantu ekspansi paru dan mobilisasi secret. 5. menunjukkan timbulnya infeksi, contoh pneumonianodiagnosaintervensirasional2Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi (contoh, SIADH, penurunan protein plasma, kelebihan natrium/ masukan cairan) d.d edema anasarka, peningkatan berat badanDO= BB: 68kg Konjungtifa anemis pada mata TD: 110/80 Albumin: 2,6DS= pasien mengeluhkan perut membesar secara perlahan di seluruh bagian perut Tampak edema pada ekstremitas bawahMandiri1. Ukur masukan dan haluaran, catat keseimbangan positif (pemasukan melebihi keluaran). Timbang berat badan tiap hari, dan catat peningkatan melebihi dari 0,5kg/hari.2. awasi TD dan CVP. Catat JVD atau distensi vena.3. kaji derajat perifer atau edema dependen4. ukur lingkar abdomen5. dorong untuk tirah baring bila ada asites

1. menunjukkan status volume sirkulasi, terjadinya atau perbaikan perpindahan cairan, dan respon terhadap terapi. Keseimbangan positif/ peningkatan berat badan sering menunjukkan sirkulasi (perpindahan cairan) dapat mempengaruhi secara lansung fungsi/ haluaran urin, mengakibatkan sindrom hepatorenal 2. peningkatan TD biasanya berhubungan dengan kelebihan volume caairan tapi mungkin tidak terjadi karena perpindahan cairan keluar kearea vascular. Distensi jugular eksternal dan vena abdominal sehubungan dengan kongestif vaskulernodiagnosaintervensirasionalKolaborasi 1. awasi albumin serum dan elektrolit (khususnya kalium dan natrium) 2. batasi natrium dan cairan sesuai indikasi. 3. berikan albumin bebas garam/plasma expander sesuai indikasi. 4. obat inotropik positif dan vasodilatasi arterial.3. perpindahan cairan pada jaringan sebagai akibat retensi natrium dan air, penurunan albumin dan penurunan ADH. 4. menunjukkan akumulasi cairan (asites) diakibatkan oleh kehilangan protein plasma/cairan kedalam area peritoneal. 5. dapat meningkatkan posisi rekumben untuk dieresis.nodiagnosaintervensiRasional3Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi/ status metabolic, akumulasi garam empedu pada kulit, turgor kulit buruk, penonjolan tulang adanya edema asitesDO= -DS= pasien mengeluhkan perut membesarMandiri 1. lihat permukaan kulit/titik tekanan secara rutin. Pijit penonjolan tulang atau area yang tetekan secara terus-menerus. Gunakan lotion minyak; batasi penggunaan sabun untuk mandi. 2. ubah posisi pada jadwal yang teratur, saat dikursi/tempat tidur; bantu dengan latihan rentang gerak aktif/pasif. 3. tinggikan ekstremitas bawah. 1. edema jaringan lebih cenderung untuk mengalami kerusakan dan terbentuk dekubitus. Asites dapat meregangkan kulit sampai titik robekan pada sirosis berat. 2. pengubahan posisi menurunkan tekanan pada jaringan edema untuk memperbaiki sirkulasi.. .