Karya Tulis Ilmiah

25
http://one.indoskripsi.com/node/2224 PENGERTIAN BEBERAPA ISTILAH (KARYA TULIS ILMIAH, KATA, FONEM, MORFEM, FRASE, KALIMAT, PARAGRAF, KLAUSA, DAN WACANA) PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH • Tulisan ilmiah: tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. (Eko Susilo, M. 1995:11) • Karya tulis ilmiah: karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, atau Karya tulis ilmiah: karya ilmiah yang dibuat berdasarkan pada kegiatan-kegiatan ilmiah (penelitian lapangan, percobaan laboratorium, telaah buku/ library research, dll.) - Tulisan disebut sebagai karya tulis ilmiah apabila: 1. Disertakan fakta dan data yang bukan merupakan khayalan ataupun pendapat pribadi. 2. Disajikan dengan bentuk ilmiah, obyektif atau apa adanya. . Menggunakan bahasa baku (ilmiah), lugas, dan jelas, serta mungkin dari makna yang sifatnya konotasi/ ambigu. (Syarifah, Ety. 2004:--) • Karya Ilmiah terbagi atas karangan ilmiah dan laporan ilmiah. - Karangan Ilmiah Karangan ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasil

Transcript of Karya Tulis Ilmiah

Page 1: Karya Tulis Ilmiah

http://one.indoskripsi.com/node/2224

PENGERTIAN BEBERAPA ISTILAH (KARYA TULIS ILMIAH, KATA, FONEM, MORFEM, FRASE, KALIMAT, PARAGRAF, KLAUSA, DAN WACANA)PENGERTIAN

KARYA TULIS ILMIAH

• Tulisan ilmiah: tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. (Eko Susilo, M. 1995:11)• Karya tulis ilmiah: karya ilmiah yang bentuk, isi, dan bahasanya menggunakan kaidah-kaidah keilmuan,atau Karya tulis ilmiah: karya ilmiah yang dibuat berdasarkan pada kegiatan-kegiatan ilmiah (penelitian lapangan, percobaan laboratorium, telaah buku/ library research, dll.)- Tulisan disebut sebagai karya tulis ilmiah apabila:1. Disertakan fakta dan data yang bukan merupakan khayalan ataupun pendapat pribadi.2. Disajikan dengan bentuk ilmiah, obyektif atau apa adanya.. Menggunakan bahasa baku (ilmiah), lugas, dan jelas, serta mungkin dari makna yang sifatnya konotasi/ ambigu.(Syarifah, Ety. 2004:--)• Karya Ilmiah terbagi atas karangan ilmiah dan laporan ilmiah.- Karangan IlmiahKarangan ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasilpemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dari hasilpenelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syaratsebagai berikut :1. penulisannya berdasarkan hasil penelitian;2. pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;3. karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya;4. baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metodetertentu;5. bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, dan cermat;6. bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidakterbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir.Melihat persyaratan di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki

Page 2: Karya Tulis Ilmiah

ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang :1. masalah yang diteliti,2. metode penelitian,3. teknik penulisan karangan ilmiah,4. penguasaan bahasa yang baik.- Laporan ilmiahLaporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan,atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dandapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatukarangan.. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasilpenelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karanganilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupasmasalah ilmu pengetahuan dan telnologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.- Karangan/laporan ilmiah dapat dibedakan berdasarkan tujuan penulisannya.1. Kerta kerjaKertas kerja ditulis untuk disampaikan kepada kelompok tertentu dalam suatupertemuan ilmiah, misalnya dalam seminar, simposium, lokakarya, konerensi ataukongres. Di samping itu kertas kerja dapat juga ditulis untuk melengkapi tugas-tugaspada mata kuliah tertentu.2. ArtikelArtikel ditulis untuk pembaca tertentu, umpamanya untuk dimuat dalam majalahilmiah. Jika artikel ini ditujukan untuk orang awam, biasanya penyajiannya secarapopuler dan dimuat pada surat kabar atau dalam majalah umum.3. Skripsi, Tesis, dan DesertasiKetiga jenis karangan ilmiah ini ditulis untuk memperoleh pengakuan tingkatkesarjanaan dalam suatu perguruan tinggi. Skripsi ditulis untuk memperoleh gelarSarjana, tesis untuk memperoleh gelar Master (S2), dan disertasi untuk memperolehgelar Doktor. Istilah skripsi sering disebut dengan istilah lain yaitu tugas akhir untukpersyaratan memperoleh gelar Sarjana.4. LaporanDalam dunia perusahaan dan instansi pemerintah, kegiatan menulis laporanmemegang peranan penting karena tindakan selanjutnya diambil berdasarkan laporanyang diterima. Laporan itu ada yang ditulis dalam jangka waktu tertentu yang disebutlaporan periodek, dan ada juga yang ditulis berdasarkan kebutuhan dan permintaan.Laporan ilmiah biasanya ditulis oleh staf ahli.

PENULISAN KARYA ILMIAHPenulisan karya ilmiah menggunakan bahasa ragam resmi, sederhana, dan lugas,serta selalu dipakai untuk mengacu hal yang dibicarakan secara objektif.Bahan dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosa kata, peristilahan, tatakalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah ditetapkan sebagai pola atau acuanbagi komunikasi, resmi, baik tertulis maupun lisan.Kesulitan utama dalam pembakuan bahasa Indonesia ialah dalam bidang ejaandan peristilahan.Contoh karya tulis ilmiah:

Page 3: Karya Tulis Ilmiah

Hasil Penelitian Dr. Ir. Sulistijono, DEA. (NIP : 131651434), sosen Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Surabaya.• Karakteristik Delaminasi Pada Komposit Laminat GFRP Woven Roving dengan Pembebanan Fatik Mode I• Karakterisasi Paduan Ingat Bentuk (Shape Memory) Ti-Ni• Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Kromat (CRO3) dan Densitas Arus Terhadap Kualitas lapisan Hasil Proses Black Chrome Plating• Pengaruh Densitas Arus dan Konsentrasi Asam Sulfat Terhadap Ketebalan dan Kualitas Pewarnaan Lapisan Oksida pada Anodizing Al• Analisis Kegagalan Pada Baut Pengikat di Lingkungan Air Laut• Studi Parameter Proses pada Cu-Ni-Cr-Al-Y Plating dengan Metode Elektrokimia (Kajian Teoritik dan Pembuatan Prototipe)KATAKata dengan sendirinya mempunyai arti:• Sebuah bunyi dan perpaduan bunyi yang keluar dari mulut seseorang (ucapan). Misalnya: "sepatah kata"• Sebuah paduan/serangkaian huruf yang membentuk sebuah makna dalam suatu bahasa tertentu.Bila dipadukan, sering terdengar ungkapan-ungkapan seperti:Kata mutiara, kata pengantar, kata sandi, kata kunci, tutur kata, kata kerja, kata benda, kata sifat, kata hubung, dan lain sebagainya.

FRASEFrase atau frasa, dari bahasa Latin, phrase adalah sebuah istilah linguistik, bisa berarti:1. kalimat2. kata majemuk yang bisa dianggap satu kata. Misalkan rumah putihBeberapa jenis frasa:1. adverbial2. adjektival3. apositif4. ekosentris5. endosentris6. nominal7. parataktis8. preposisional9. verbal

KLAUSAKlausa adalah sekelompok kata yang terdiri atas subyek (seringkali hanya satu kata benda saja) dan predikat (kadang-kadang hanya satu kata kerja saja).Contoh:Anjing berlariSubject: AnjingPredikat: berlari

Page 4: Karya Tulis Ilmiah

KALIMATKalimat, dari bahasa Arab, adalah satuan lingusitik yang terkecil yang bisa berdiri sendiri. Dalam bahasa Latin disebut sintaks atau sintaksis.Dalam linguistik, kalimat adalah satuan dari bahasa. atau arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan atau tujuan dan diakhiri dengan intonasi final.

WACANAWacana : (Sans)1. ucapan, tutur;2. kesatuan tutur;3. kesatuan bahasa yang lengkap.

PARAGRAFParagraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.Macam-macam paragraf:• Paragraf induktif: Paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.• Generalisas: Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan berdasarkan data yang sesuai dengan fakta. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili• Analogi: Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.• Paragraf hubungan sebab akibat: Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.• Paragraf hubungan akibat sebab: Paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.• Dalam paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

FONEMFonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /k/.

MORFEMMorfem adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa yang masih memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi.

Page 5: Karya Tulis Ilmiah

Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja.

SIMPULAN

Akhirnya, setelah sejenak membaca dan memahami beberapa pengertian beberapa istilah di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa:• Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang menyajikan fakta atas suatu hasil penelitian, percobaan, kajian suatu ilmu, dan lain-lain yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan ditulis salam bahasa ilmiah yang baik (baku, lugas, dan jelas) dengan metode tertentu serta bersifat obyektif.• Kata merupakan perpaduan bunyi ataupun huruf yang membentuk suatu arti.• Frase adalah dua kata atau lebih yang mengandung satu makan.• Klausa adalah sekelompok kata yang tersusun dari unsur subyek dan predikat, dan kalau perlu ditambah obyek dan keterangan.• Kalimat adalah kumpulan kata yang berisi suatu informasi.• Wacana adalah kesatuan bahasa yang terdiri dari beberapa kalimat.• Paragraf adalah kumpulan kalimat yang berisi suatu pesan dan mengandung satu ide pokok dengan cara penulisan tertentu, yaitu umumnya menjorok ke depan pada kalimat pertama.• Fonem adalah satuan terkecil suatu bahasa yang berbentuk bunyi dan dapat menunjukkan perbedaan makna.• Morfem adalah satuan terkecil suatu bahasa, namun pada beberapa kata perbedaannya tidak mengubah arti.

http://www.warmasif.co.id/kesehatanonline/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=180aEvidence Based MedicineBy admin Minggu, 05-Agustus-2007, 20:57:25 1331 clicks

Page 6: Karya Tulis Ilmiah

Seringkali pasien dibuat bingung oleh banyaknya pilihan obat yang dijual bebas dan obat yang diresepkan dokter untuk proses penyembuhan penyakitnya. Apakah obat yang dipilih atau obat yang diresepkan oleh dokter benar-benar membantu mengatasi penyakit yang diderita pasien. Bahkan, jika dokter tidak mengikuti perkembangan mutakhir berbagai riset dan penelitian suatu penyakit, kemungkinan kekurangtepatan pemilihan obat yang akan diberikan kepada pasien dapat terjadi. Sementara itu, kemajuan riset dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang dikembangkan oleh berbagai perusahaan farmasi terus menghasilkan obat-obatan baru. Saat ini di luar negeri gencar dikomunikasikan acuan pemilihan obat yang rasional agar obat memiliki nilai guna dan ketepatan dalam proses penyembuhan penyakit. Acuan ini disebut sebagai Evidence-based medicine (EBM). EBM adalah pemanfaatan bukti ilmiah mutakhir yang sahih dalam tatalaksana proses penyembuhan penyakit. Inilah hasil kesimpulan semiloka mengenai EBM yang diselenggarakan oleh Pfizer bersama DR. Dr. Anwar Santoso, SpJP, FIHA dari Unit Epidemiologi Klinis, Universitas Udayana-Bali baru-baru ini di Jakarta. Tidak semua penelitian menghasilkan atau mencerminkan penemuan yang berkualitas. Untuk itulah kalangan medis harus mempunyai kemampuan untuk melakukan kajian kritis (critical appraisal) berdasarkan prinsip-prinsip EBM terhadap hasil-hasil penelitian klinis tersebut dan independen dalam menentukan keputusan klinis (clinical decision), tambah DR. Dr. Anwar Santoso. Lebih jauh DR. Dr. Anwar Santoso mengingatkan kalangan medis dianjurkan untuk merujuk pada penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Antara lain, hasil penelitian itu hendaknya valid (absah), hasilnya secara klinis bermakna (important), dan dapat diaplikasi pada populasi pasien di Indonesia. DR. Dr. Anwar mencontohkan, penelitian-penelitian besar yang dilakukan oleh peneliti-peneliti tingkat dunia untuk produk penurun kolesterol Atorvastatin yang tergabung dalam ALP (Atorvastation Landmark Program). ALP adalah kumpulan penelitian-penelitian besar di dunia yang mendukung penggunaan Atorvastatin. ALP menghasilkan banyak pengertian baru dalam tatalaksana hiperkolesterolemia, khususnya dalam pencegahan Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Atorvastatin sudah terbukti sebagai obat penurun kolesterol yang efektif dan aman bagi penderita hiperkolesterolemia. Namun, penggunaan Atorvastatin untuk penderita diabetes baru terbukti bermanfaat sejak selesainya studi CARDS (The Collaborative Atorvastatin Diabetes Study) Studi CARDS merupakan uji klinis berskala besar yang melibatkan 2.838 penderita yang membuktikan bahwa pemberian Atorvastatin 10 mg sekali sehari pada penderita diabetes mampu menurunkan angka kejadian stroke sebesar 48% secara bermakna. Dapat disimpulkan bahwa penelitian-penelitian dalam ALP memberikan landasan atau dasar pada dokter dalam tatalaksana penderita yang memiliki risiko terkena Penyakit Jantung Koroner atau Stroke. DR. Dr. Anwar Santoso, SpJP, FIHA juga mengkhawatirkan kalangan medis yang belum melakukan upaya untuk senantiasa memahami informasi terkini yang sahih berdasarkan prinsip EBM, akan terhambat pemberian solusi pengobatan terbaik bagi pasien. Selain itu, untuk kepentingan agar mendapatkan pengobatan yang terbaik, pasien juga dapat memilih dokter yang memiliki wawasan cukup luas dan independen terhadap

Page 7: Karya Tulis Ilmiah

penemuan-penemuan terkini yang sahih di dunia medis. Untuk saat ini, EBM adalah solusi dan alat yang tepat untuk memberikan manfaat pada penderita. EBM melibatkan antara lain bukti ilmiah mutakhir yang sahih yakni bukti-bukti penelitian klinis terbaru, relevan, efektif dan akurat, pengalaman dan kemampuan klinis dokter (clinical expertise). Selain itu EBM juga melibatkan kemampuan klinis dan pengalaman sehingga secara cepat dapat mengidentifikasi kondisi penderita (kondisi kesehatan, diagnosis, risiko, keuntungan interfensi, prognosis penderita dll.). Pada saat tiga faktor (bukti mutakhir, pengalaman dokter, dan harapan penderita) ini bertemu secara sinergis, maka akan didapatkan sebuah hasil optimal dari tatalaksana medis yang akan meningkatkan kualitas hidup penderita secara signifikan. Sumber:detikhealth.com

Berpikir KritisDitulis 17 August 2009 pukul 19:04 oleh admin

Definisi

Berpikir Kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan (decision making), perencanaan stratejik (strategic planning), proses ilmiah (scientific process), dan pemecahan masalah (problem solving).

Berpikir kritis dapat diterjemahkan sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri (Peter Facione, ). Proses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai  fakta, keadaan, konsep, metode dan kriteria. Richard Paul mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses merumuskan  alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan (reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.

Berpikir kritis dapat muncul kapanpun diperlukan suatu penilaian, keputusan, atau penyelesaian sebuah masalah secara umum. Kapan pun seseorang perlu berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa yang perlu diketahui alasannya. Proses itu melalui usaha dan reflektif seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengar. Semua dapat dilakukan  secara kritis maupun tidak. Berpikir kritis  sangat penting terutama

Page 8: Karya Tulis Ilmiah

untuk  menjadi pembaca yang cermat dan penulis kreatif. Dari uraian ini kita mengetahui bahwa secara umum, berpikir kritis merupakan ”sebuah cara  mengatasi permasalahan kehidupan”.

Proses Berpikir Kritis

Proses berpikir kritis  bermula dari ilmu  pengetahuan. Semua dimulai dengan pengetahuan, dilanjutkan dengan sedikit atau lebih memahami topik yang dibahas. Contoh, jika anda berpikir mengenai bagaimana cara memperbaiki mesin, anda pasti memerlukan pengetahuan  mengenai cara kerja mesin  dan apa yang menjadi permasalahannya.

Tahap selanjutnya adalah meningkatkan pemahaman. Ini adalah tahap dimana anda mengerti apa yang sedang anda pikirkan. Jika anda tidak dapat memahami apa yang anda pikirkan, maka anda tidak dapat memikirkannya secara efektif.

Langkah penting selanjutnya adalah aplikasi. Jika anda tidak dapat mengaplikasikan pemikiran dan pengetahuan pada kehidupan nyata, menerapkannya untuk hal yang bermanfaat bagi kehidupan,  maka  anda sesungguhnya tidak mengehui pentingnya memikirkan suatu topik. Oleh karena itu, carilah  sesuatu yang bermanfaat untuk anda pikirkan.

Setelah semua langkah di atas dilaksanakan maka analisis topik yang sedang anda pikirkan. Bagi informasi ke dalam kategori dan sub kategori. Pilih hal-hal yang masuk ke dalam bagian yang lebih penting, dan selesaikanlah terlebih dahulu.

Langkah kedua terakhir dari berpikir kritis adalah sintesis. Ini adalah langkah dalam mengorganisir, menyusun konsep, menggubah (menyusun), dan menciptakan hal baru yang anda kembangkan dari yang sudah ada.

Langkah paling akhir adalah evaluasi. Lihat kembali produk akhir anda. Jika anda menyukainya, maka tuntaskan.  Jika tidak, kembali ke langkah awal dengan sasaran dan tujuan yang berbeda. Ingat, jangan menyelesaikan sesuatu yang anda tidak  sukai. Jika akhirnya  menghasilkan pemikiran atau penerapan yang anda sukai, maka gunakanlah !

Langkah – langkah sederhana ini telah  dideskripsikan dalam beberapa langkah oleh Wolcott dan Lynch.  Jika proses ini digunakan di sekolah , maka siswa hendaknya memulai proses berpikir kritis dengan langkah 1 dan dengan latihan beralih menuju langkah 2 serta jenjang selanjutnya.

Langkah 1 Mengidentifikasi masalah, informasi yang relevan dan semua dugaan tentang masalah tersebut. Ini termasuk kesadaran akan kemungkinan adanya lebih dari satu solusi.

Langkah 3 Mengeksplorasi interpretasi dan mengidentifikasi hubungan yang ada. Ini termasuk mengenali bias/prasangka yang ada, menghubungkan alasan yang terkait dengan berbagai alternatif pandangan dan mengorganisir

Page 9: Karya Tulis Ilmiah

informasi yang ada sehingga menghasilkan data yang berarti.

Langkah 3 Menentukan prioritas alternatif yang ada dan mengkomunikasikan kesimpulan. Ini termasuk proses menganalisis dengan cermat dalam mengembangkan panduan yang dipakai untuk menentukan faktor, dan mempertahankan  solusi yang terpilih.

Langkah 4 Mengintegrasikan, memonitor dan menyaring strategi untuk penanganan ulang masalah. Ini termasuk mengetahui pembatasan dari solusi yang terpilih dan mengembangkan sebuah proses berkelanjutan untuk membangkitkan dan menggunakan informasi baru.

Contoh Berpikir Kritis

Tentukan masalah yang mungkin dihadapi siswa baikyang secara langsung dengan bahan pelajaran atau tugas yang  terkait dengan kondisi atau  situasi pribadi.  Koran atau sumber informasi dari internet  merupakan salah satu sumber  masalah yang ada di kehidupan nyata yang sangat beragam. Pilih  objek yang dapat  siswa lihat relevansi atau keterkaitannya.

Contoh Umum

Seorang guru biologi dapat mengajukan masalah mengenai kloning manusia atau pembuatan bendungan untuk meningkatkan kelangsungan hidup ikan. Kedua topik tersebut bisa mengundang beragam jenis pendapat dan dapat dijawaban dengan  fakta-fakta pendukung yang ada. Informasi tentang itu dapat dilihat dari berbagai faktor,  di antaranya kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, penelitian dari pihak akademisi, laporan LSM lingkungan hidup, dan sebagainya.

Tujuan pelatihan bukan untuk menemukan jawaban yang tepat, tetapi lebih kepada melatih proses berpikir kritis untuk mengembangkan kemampuan menemukan berbagai kebenaran sebagai alternatif. Memilih alternatif terbaik dan paling sedikit kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkannya.

Siswa selanjutnya diminta untuk  memutuskan apa yang pertama kali mereka pikirkan, mereka harus mengungkapkan pula argumennya, mengapa hal itu penting untuk menjadi bahan pemikiran awal, siswa perlu mendukung argumentasinya dengan mencari pandangan dan bukti-bukti lain. Akhirnya mereka harus memenutuskan alternatif mana yang paling logis untuk diterapkan, pendapat mana yang paling tepat menurut mereka.

Masalah yang mendasari cara berpikir kritis sangat bergantung pada jenis pelajaran. Pendidik  dapat mengarahkan siswa untuk melengkapi aktivitas dan menetapkan pendapat mereka pada saat awal pelajaran. Kemudian, sebagai materi  tambahan, pendapat,  dan pandangan  dirangkum selama proses pengajaran. Ssiswa juga diminta untuk menjawab pertanyaan yang sama di akhir pelajaran untuk menentukan apakah semua jawaban dapat mereka kembangkan secara kritis.

Page 10: Karya Tulis Ilmiah

Sembilan tips mengembangkan kompetensi berpikir kritis:

1. Berpikiran terbuka terhadap ide-ide baru.

2. Mengetahui bahwa setiap orang bisa memiliki pandangan yang berbeda.

3. Memisahkan berpikir dengan perasaan dan berpikir logis.

4. Menanyakan hal-hal yang anda anggap tidak masuk akal.

5. Menghindari kesalahan umum dalam pemberian alasan yang anda buat.

6. Jangan berargumen tentang sesuatu yang anda tidak mengerti.

7. Kembangkanlah kosakata yang tepat untuk penyampaian dan pengertian ide yang lebih baik

8. Mengetahui ketika anda memerlukan informasi lebih lanjut.

9. Mengetahui perbedaan antara kesimpulan yang dapat dan harus benar.

Latihan

Siswa perlu merumuskan  satu jawaban yang tepat dari masalah yang dihadapinhya. Untuk itu, siswa membutuhkan panduan  berpikir secara sistematis.  Sekolah perlu menyediakan informasi mengenai berbagai pendekatan atau sudut pandang terhadap masalah. Juga dapat  menyediakan perangkat pertanyaan untuk membantu siswa melewati setahap demi setahap.Penugasan juga dapat dilakikan secara terpisah, satu kali penugasan dimulai dengan Level 1 atau dapat juga berupa satu semester panjang yang dimulai dengan level 1 dan berlanjut ke langkah yang lebih tinggi dengan mengumpulkan serta membagi informasi secara bersama-sama  di antara para siswa.

Empat Pertanyaan. Wolcott dan Lynch menyarankan untuk memulai pertanyaan sebagai berikut kepada para siswa :

1. Apa pendapat kalian tentang masalah ini ?

2. Apa yang menjadi landasan pendapat kalian ?

3. Apakah memungkinkan untuk menguji? Apakah pendapat kalian benar ? Jika iya, bagaimana caranya ? Jika tidak, mengapa begitu ?

4. Bagaimana bisa berbeda pendapat tentang masalah ini ?

Page 11: Karya Tulis Ilmiah

Langkah utama penugasan dapat dimulai dengan menentukan butir-butir penugasan yang berpotensi penting dalam memandu siswa melewati tiap langkahnya berpikir kritis seperti contoh di bawah ini:

Langkah 1 : Identifikasi masalah, informasi yang relevan atau tidak menentu.

Jelaskan mengapa orang-orang tidak setuju tentang suatu permasalahan

Buat catatan informasi yang mungkin berguna dalam pemikiran mengenai topik tertentu

Konsultasi ke para ahli dan eksplorasi kepustakaan atau sumber lain yang terkait : buat list tentang masalah yang terkait dengan topik dan buat list berbagai sudut pandang terkait.

Identifikasi beberapa solusi yang memungkinkan untuk permasalahan tersebut

Seleksi  informasi yang dapat mengidentifikasi alasan dan bukti pendukung terhadap solusi yang diberikan

Langkah 2 : Mengeksplorasi interpretasi dan koneksi

Mendiskusikan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing bukti yang terkait dengan topik permasalahan

Membandingkan dan membedakan argumen yang terkait dengan dua atau lebih solusi terhadap permasalahan tersebut

Mengidentifikasi dan mendiskusikan implikasi dari pengalaman pribadi dan pilihan mengenai bagaimana anda berpikir tentang permasalahan tersebut.

Mengembangkan satu atau lebih cara untuk mengorganisir informasi dan menganalisisnya agar dapat berpikir lebih detail mengenaik topic tersebut

Langkah 3 : Memprioritaskan alternative dan mengkomunikasikan kesimpulan

Mempersiapkan dan mempertahankan sebuah solusi Mengidentifikasi masalah yang anda lebih prioritaskan dibanding

masalah lain terkait dengan kesimpulan yang akan anda buat Jelaskan bagaimana anda merespon argumen pendukung untuk

solusi yang berbeda Jelaskan bagaimana anda mendesai catatan atau presentasi yang

dapat dikomunikasikan secara efektif terhadap audiens anda

Deskripsikan bagaimana anda akan mengkomunikasikan secara berbeda mengenai suatu topic dalam keadaan yang berbeda

Langkah 4 : Mengintegrasikan. Memantau, dan menyaring strategi untuk penanganan ulang masalah.

Deskripsikan batasan dari usulan solusi anda atas permasalahan terkait

Deskripsikan kondisi yang akan anda pertimbangkan ulang untuk solusi dari anda

Jelaskan bagaimana kondisi dapat berubah di masa depan, menghasilkan perubahan yang memungkinkan dalam solusi paling logis terhadap permasalahan terkait.

Page 12: Karya Tulis Ilmiah

Membangun sebuah rencana untuk memantau kinerja dari solusi yang anda

Siswa mungkin memiliki ketidaknyamanan dengan proses ini karena mereka berusaha memikirkan jawaban yang diharapkan pembimbing.  Penting agar dipertimbangkan dalam hal ini pendidik  tidak perlu memberikan peringkat nilai, tetapi bagaimana cara mereka menjawab butir-butir  yang ada dan bagaimana mereka mampu menjawab masing-masing pertanyaan yang ada yang ujungnya adalah mereka menentukan solusi alternatif yang menurut pertimbangan mereka paling logis.

Metode PenelitianDitulis 20 March 2009 pukul 05:17 oleh admin

Kajian Bagian metode dalam karya ilmiah berfungsi untuk menjelaskan keseluruhan prosedur penelitian. Pada bagian ini dinyatakan mengenai tahapan secara detail dari metode umum yang telah disinggung dalam pendahuluan. Deskripsi yang diberikan haruslah lengkap supaya orang lain dapat mengulangi secara tepat apa yang telah kita lakukan. Metode pelaksanaan penelitian sangatlah penting untuk menilai kredibilitas pekerjaan yang telah dilakukan.

Di dalam metode diuraikan secara jelas bagaimana kita melaksanakan penelitian. Perlu dicantumkan mengenai subjek penelitian, karakteristik subjek penelitian yang dipakai, lokasi dan waktu penelitian dilaksanakan. Untuk melengkapi data, terkadang penting untuk dideskripsikan mengenai kondisi sosial budaya dan perekonomian di lokasi penelitian.Bagaimana cara kita mengumpulkan data dan prosedur pelaksanaan penelitian dilakukan juga harus diuraikan dalam metode. Setelah data terkumpul maka perlu dilakukan analisis. Apakah data termasuk jenis data kualitatif atau kuantitatif. Berikanlah prosedur cara menganalisis data dan pengujian statistika dari data yang saudara peroleh. Secara umum, tampilkanlah pengukuran data-data kuantitatif seperti berapa banyak, berapa lama, kapan, dan sejenisnya yang dapat saudara kumpulkan selama waktu pelaksanaan. Metode disusun sedemikian rupa agar pembaca dapat mengerti alur berpikir dari pelaksanaan penelitian. Apabila penelitian dilaksanakan lebih dari satu siklus, maka sebaiknya jelaskanlah masing-masingnya dalam struktur yang sama. Jika memang diperlukan dapat digunakan subjudul untuk setiap siklus metode pelaksanaan. Kita juga

Page 13: Karya Tulis Ilmiah

perlu menjelaskan alasan kita melakukan setiap langkah dalam prosedur pelaksanaan, variabel apa yang diukur dan mengapa variabel tersebut diamati. Kita dapat menggunakan kalimat aktif dalam menjelaskan metode pelaksanaan, tetapi pada bagian ini akan lebih sering menggunakan orang ketiga dan struktur kalimat pasif. Hindari penggunakan kata ganti orang pertama dalam penjelasan uraian metode. Ingatlah untuk menggunakan bentuk lampau (past tense) dalam setiap penjelasan, karena apa yang akan dilaporkan sudah dilakukan dan terjadi di waktu lampau bukan di masa depan (waktu yang akan datang). Jika ada bagian dari metode pelaksanaan yang secara lengkap dijelaskan dalam publikasi sebelumnya maka cukup dengan mencantumkan nama metode dan tahunnya (sumber pustaka) dan tidak perlu dituliskan ulang. KriteriaAda beberapa kriteria yang harus ada dalam metode penelitian, yaitu :Rubrik Pengukuran Metode Penelitian

No. Kriteria Metode PenelitianSesuai Kriteria

SkorYa Tidak

1 Menggambarkan tahapan prosedur pelaksanaan penelitian secara detail

2 Memuat subjek penelitian 3 Mendeskripsikan karakteristik subjek penelitian4 Memuat lokasi penelitian5 Memuat waktu pelaksanaan penelitian6 Mendeskripsikan kondisi sosial budaya dan

ekonomi di lokasi penelitian7 Menjelaskan alasan pengukuran setiap variabel

yang diamati8 Memuat indikator kerja yang akan digunakan9 Mendeskripsikan prosedur pengumpulan data10 Mendeskripsikan prosedur analisis dan pengujian

data secara statistikaTotal Skor

Contoh :Judul : Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas I SMP Negeri 1 Danau Panggang Melalui Kuis Numbered-Head-TogetherMetode PenelitianDalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 1 SMP Negeri1 Danau Panggang tahun pelajaran 2006/2007, yang berjumlah 23 orang. Rancangan penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 sampai 13 September 2006 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 samapai 22 September 2006. Setiap siklusnya melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan pengamatan, pemberian tes, dan penyebaran angket. Keterlaksanaan RP dianalisis dengan menghitung jumlah butir-butir yang terlaksana dibagi jumlah butir seluruhnya kali 100%. dan memperhatikan butir-butir yang lemah, butir-butir yang kuat serta saran dan komentar

Page 14: Karya Tulis Ilmiah

pengamat. Sedang aktivitas siswa dianalisis dengan melihat jumlah indikator-indikator yang terpenuhi dari butir-butir aktivitas siswa. Kemudian dideskripsikan berdasarkan kriteria kurang, sedang, baik, dan baik sekali. Untuk menghitung ketuntasan hasil belajar siswa dengan cara menghitung jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal kali seratus persen.Data yang diperoleh dari pengisian angket yang disebarkan setelah kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan, dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase. Respon siswa dikatakan positif jika jumlah persentase kategori sangat setuju dan setuju lebih dari jumlah persentase kategori sangat tidak setuju, tidak setuju dan tidak menjawab.Lembar LatihanCobalah analisis kesesuaian metode penelitian di atas dengan menggunakan rubrik pengukuran ! Kesimpulan apa yang saudara peroleh dari analisis yang telah saudara lakukan ?……………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………….Cobalah buat metode penelitian untuk karya tulis ilmiah yang akan saudara susun !Judul Penelitian : ……………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………….Metode Penelitian……………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………….Referensihttp://abacus.bates.edu/~ganderso/biology/resources/writing/HTWsections.html http://www.bms.bc.ca/library/Guidelines%20for%20writing%20Scientific%20papers.pdf http://suhadinet.wordpress.com/2008/04/25/meningkatkan-hasil-belajar-biologi-siswa-kelas-i-smp-negeri-i-danau-panggang-melalui-kuis-numbered-heads-together/http://syair79.files.wordpress.com/2008/03/bab-iii.pdf

Page 15: Karya Tulis Ilmiah

AbstrakDitulis 20 March 2009 pukul 04:54 oleh admin

Kajian Abstrak merupakan intisari dari karya tulis yang dituangkan ke dalam satu atau dua paragraf (150-200 kata) berisi gambaran penelitian secara lengkap. Dua hal utama yang dimuat dalam abstrak adalah hasil penelitian dan kesimpulan. Secara singkat abstrak juga memuat tujuan umum dan ruang lingkup penelitian yang tidak tercantum dalam judul. Jangan menyertakan metode pelaksanaan secara detail ke dalam abstrak. Tulislah dengan sangat ringkas dan jangan melebihi satu halaman. Abstrak disusun setelah seluruh bangun karya tulis selesai diwujudkan.

Abstrak dapat berdiri sendiri dan dipublikasikan sebagai suatu unit yang mampu dipahami tanpa harus bergantung pada teks lainnya. Jadi jangan sampai penjelasan dalam abstrak merujuk pada gambar ataupun grafik di dalam teks. Selain itu, hindarilah penggunaan singkatan dan akronim yang memerlukan penjelasan lebih lanjut. Ciri abstrak yang baik adalah yang memudahkan pembaca memahami kandungan utama karya tulis secara cepat dan akurat. Tujuannya agar pembaca dapat menentukan relevansi isi karya tulis dengan kebutuhan mereka serta memutuskan apakah akan melanjutkan membaca keseluruhan karya tulis tersebut atau tidak. KriteriaAda beberapa kriteria yang harus ada dalam abstrak, yaitu :Rubrik Pengukuran Abstrak Penelitian

No. Kriteria Abstrak Penelitian Sesuai Kriteria SkorYa Tidak

1 Rumusan singkat

2Mampu berdiri sendiri dan dipublikasikan sebagai kesatuan unit yang dapat dipahami

3 Terdiri dari 100 – 200 kata 4 Tidak melebihi satu halaman5 Memuat tujuan penelitian

6Memuat ruang lingkup yang belum tercantum pada judul penelitian

7Memuat ringkasan metode pelaksanaan pembelajaran atau pengelolaan sekolah

8 Memuat ringkasan hasil penelitian

9Memuat ringkasan kesimpulan dari pembahasan hasil pelaksanaan

10Tidak merujuk pada referensi tabel atau grafik dalam teks

11 Tidak menggunakan singkatan atau akronim yang

Page 16: Karya Tulis Ilmiah

membutuhkan penjelasanTotal Skor

Contohhttp://harjonohanis.wordpress.com/2008/03/13/abstrak-penelitian-i-nyoman-sukarta-undiksa-singaraja/http://lpmpsultra.net/index.php?option=com_content&task=view&id=46&Itemid=54Judul : Meningkatkan Kemampuan Menjelaskan Sistem Gerak Manusia, Siswa SMA Negeri 1 Kendari Melalui Penggunaan Peta Konsep Dan Alat Latihan Beban Oleh : Tryanto (Guru SMAN 1 Kendari)Abstrak: Kemampuan siswa kelas XI IPA menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses pada sistem gerak manusia umumnya masih rendah. Penelitian bertujuan: 1) meningkatkan partisipasi belajar siswa, 2) meningkatkan kemampuan menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses tulang dan otot sebagai alat gerak, serta mengurangi kesalahan konsep. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus menggunakan peta konsep yang dikombinasikan dengan alat latihan beban. Subjek penelitian adalah 42 orang siswa kelas XI IPA 3 semester satu tahun 2007/2008. Dari hasil analisis diketahui bahwa aktivitas siswa dalam belajar meningkat dan kemampuan siswa menjelaskan meningkat dari kategori cukup menjadi baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan peta konsep, dikombinasikan dengan penggunaan alat latihan beban, meningkatkan partisipasi belajar, kemampuan menjelaskan, serta mengurangi kesalahan konsep. Kata Kunci: Kemampuan menjelaskan, Penggunaan Peta Konsep, Penggunaan Alat LatihanLembar LatihanCobalah analisis kesesuaian contoh abstrak penelitian di atas dengan menggunakan rubrik pengukuran ! Kesimpulan apa yang saudara peroleh dari analisis yang telah saudara lakukan ?……………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………….Cobalah buat abstrak penelitian untuk karya tulis ilmiah yang akan saudara susun !Judul Penelitian : ……………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………….Abstrak Penelitian……………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………….Referensi http://www.bms.bc.ca/library/Guidelines%20for%20writing%20Scientific%20papers.pdf

Page 17: Karya Tulis Ilmiah

http://www.nmas.org/JAhowto.htmlhttp://lpmpsultra.net/index.php?option=com_content&task=view&id=46&Itemid=54

http://usph.wordpress.com/2007/08/26/evidence-based-medicine-evidence-based-public-health-evidence-based-health-policy/

Evidence Based Medicine-Evidence Based Public Health-Evidence Based Health Policy

Beberapa teman yang dokter mungkin sering mendengar istilah yang keren disebut sebagai evidence based medicine (EBM), suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada paradigma baru untuk mengambil keputusan medis yang didasarkan pada langkah-langkah berikut (sackett, 1985):

1. Memformulasikan pertanyaan tentang masalah kedokteran yang dihadapi2. Menelusuri bukti-bukti terbaik yang tersedia untuk mengatasi masalah tersebut3. Mengkaji bukti, validitas dan keseuaiannya dengan kondisi praktek4. Menerapkan hasil kajian5. Mengevaluasi penerapannya (kinerjanya)

Langkah-langkah tersebut sepertinya mudah tetapi di Indonesia langkah 2 dan 3 adalah sesuatu yang tidak lazim dikerjakan (Mukti AG, 2002). Agar dapat melaksanakan langkah 2 dan 3 seorang dokter harus memiliki keluasan cakupan bukti yang baik yang berarti adanya akses yang adekuat ke sumber bukti (jurnal ilmiah, dll), kemudian mampu menganalisa kesesuain bukti dengan situasi lokal, mengetahui dengan baik tingkat kualitas dan kekuatan bukti yang artinya lagi ia harus memiliki kemampuan metodologi ilmiah dan statistik yang mumpuni.

Lalu apa hubungannya dengan kebijakan kesehatan? Cukup, cukup berhubungan karena kemudian demam berpikir berbasis bukti ini menular juga ke konteks Public Health, yang kemudian dikenal sebagai Evidence Based Public Health (EBPH). EBPH adalah suatu metoda untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi kebijakan dan program kesehatan masyarakat (dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat) yang memiliki (1) data untuk diuji efektivitasnya, dan (2) didasarkan pada behavior theory dan ecological model of health (Eliane R,2005).

Sayangnya lagi, bukan hanya EBM yang kurang berkembang di Indonesia, paradigma pengembangan program kesehatan masyarakat berbasis bukti (EBPH) juga berjalan stagnan, yang tentunya berujung pada kurangnya kebijakan nasional atau daerah yang didasarkan pada bukti ilimiah yang kuat. Contohnya saya pikir bejibun, dimulai dari askeskin (mengapa memilih pembayaran fee for service), penanganan flu burung (apakah memang cost efective jika biaya diprioritaskan ke pendirian RS Rujukan), penempatan bidan desa (apakah memang tingkinya AKI diakibatkan akses ke bidan yang kurang, ataukah sesungguhnya akses ke RS yang buruk?), semuanya itu memerlukan kajian ilmiah yang mendasar dan tentunya bukti yang kuat, mengapa? Karena pembiayaan program kesmas tersebut membutuhkan dana besar dan menyangkut kepentingan orang banyak (efek eksternalitas). Sekali lagi kita harus mulai memikirkan secara serius apa yang kini disebut Evidence Based Health Policy (EBHP).

Jadi katakan iya pada EBM, EBPH, dan kemudian EBHP, dimulai dari kita perguruan tinggi. Sosialisasi dan advokasi paradigma ini mesti dilakukan terhadap pengambil kebijakan di tingkat nasional dan daerah. Kerjasama yang baik antara perguruan tinggi, pemerintah, wakil rakyat, dan komponen masyarakat lainnya perlu dilakukan untuk sebuah pengambilan kebijakan kesehatan yang berbasis bukti.

Page 18: Karya Tulis Ilmiah