Laporan Kasus
-
Upload
rwikenpramuditas -
Category
Documents
-
view
79 -
download
0
description
Transcript of Laporan Kasus
Laporan Kasus
Ikterik
Oleh:
Ade Septriana Fremmuzar, S.Ked
I1A007025
Pembimbing:
dr. Djallalluddin, PKK, M.Kes, Sp.PD
BAGIAN/UPF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNLAM – RSUD ULIN
BANJARMASIN
2012
Lembar Pengesahan
Laporan Kasus
Ikterik
Oleh:
Ade Septriana Fremmuzar, S.Ked
I1A007025
Pembimbing
dr. Djallalluddin, PKK, M.Kes, Sp.PD
Banjarmasin, Januari 2012
Setuju Diajukan :
dr. Djallalluddin, PKK, M.Kes, Sp.PD
Selesai diajukan :
dr. Djallalluddin, PKK, M.Kes, Sp.PD
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II LAPORAN KASUS
II.1. Identitas pasien 3
II.2. Anamnesis 3
II.3. Pemeriksaan Fisik 4
II.4. Pemeriksaan Penunjang …………………………………… 6
II.5. Resume .................... ............................................................ 8
II.6. Daftar Masalah...................................................................... 9
II.7. Pengkajian............................................................................ 9
II.8. Follow up.....………………………………………………. 11
BAB III PEMBAHASAN 14
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboratorium RSUD Ulin 11 Oktober 2011 6
Tabel 2. Follow up tanggal 27 Oktober 2011 – 5 November 2011 11
Tabel 3. Dosis diuretik pada pasien dengan gagal 30
Tabel 4. Dosis obat yang biasa digunakan pada gagal jantung 32
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Foto thorax 7
Gambar 2. Gambaran EKG 8
Gambar 3. Klasifikasi terapi gagal jantung menurut NYHA 20
v
BAB I
PENDAHULUAN
Ikterus
Hepatitis adalah suatu keadaan peradangan jaringan hati, yang dapat
disebabkan oleh infeksi atau non infeksi. Virus hepatitis dapat disebabkan oleh
berbagai macam virus yang berbeda seperti virus hepatitis A, B, C, D dan E.1
Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut",
hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".2
Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati
di seluruh dunia. Lebih dari75% anak di benua Asia, Afrika, dan India memiliki
antibodi anti-HAV pada usia 5 tahun. Di Indonesia sendiri insidensi penyakit
hepatitis A berkisar antara 39,8-63,8% kasus.3
Manifestasi klinis berupa demam, kurang nafsu makan, mual, nyeri pada
kuadran kanan atas perut, dan dalam waktu beberapa hari kemudian timbul sakit
kuning. Urin penderita biasanya berwarna kuning hingga coklat gelap yang terjadi
1-5 hari sebelum timbulnya penyakit kuning. Terjadi pembesaran pada organ hati
dan nyeri pada perabaan hati.4
Diagnosis penyakit hepatitis dilakukan dengan tes virologi dan tes
serologi. Pencegahan dilakukan dengan cara meningkatkan pola hidup bersih dan
sehat. Upaya menjaga kebersihan diri melalui mencuci tangan dengan sabun
hingga bersih, terutama setelah buang air dan sebelum makan atau menyiapkan
makanan, serta dengan pemberian vaksin.4
1
Jika seseorang sudah terkena hepatitis A pengobatan tidak ada yang
spesifik, melainkan hanya bersifat simtomatis seperti pemberian antipiretik untuk
menurunkan panas, antiemetik jika pasien mengalami mual muntah, serta yang
paling penting adalah istirahat dengan tirah baring.4
BAB II
LAPORAN KASUS
II.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
2
Suku : Banjar
Status : Umum
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Banjarmasin
Masuk rumah sakit : 8 Desember 2011
No.RMK : 96.69.54
BB/TB : 55 kg/167 cm
BMI : 19
Status Gizi : Normal range
II.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Kuning
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan kulit dan mata kuning sejak 5 hari SMRS.
Kuning mula-mula muncul di mata kemudian menyebar ke seluruh kulit tubuh,
pasien menyangkal adanya kulit yang terasa gatal.
3
Pasien juga ada demam sejak 7 hari SMRS, demam dirasakan tidak terlalu
tinggi dan munculnya setiap waktu, demam tanpa mengigil, demam tidak disertai
dengan adanya keringat dingin.
Selain itu pasien juga ada keluhan nyeri perut dibagian kanan atas sejak 5
hari yang lalu, nyeri seperti ditusuk-tusuk namun nyeri dirasakan tidak terlalu
hebat, nyeri tidak ada menyebar ke pinggang maupun ke kaki. Nyeri dirasakan
menetap dan terus menerus, pasien ada minum Paracetamol dan kemudian
nyerinya berkurang tetapi setelah itu nyeri dirasakan kembali.
Pasien juga mengeluh muntah-muntah sejak 5 hari yang lalu SMRS.
Muntah-muntah diawali dengan keluhan mual sesudah makan, muntah muncul
terutama di pagi hari, muntah sebanyak 3-4 kali sehari masing-masing sekitar
setengah gelas aqua. Muntah berupa makanan yang habis dimakan, tidak ada
muntah hitam. Perut juga terasa penuh. Karena pasien muntah-muntah, tubuh
pasien menjadi lemas.
Pasien mengatakan kencingnya normal, berwarna kuning jernih, tidak ada
kencing seperti teh. Pasien tidak ada bab cair, tidak ada sulit buang air besar, tidak
ada bab dempul.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit kuning (-), Riwayat malaria (-), Pergi ke daerah endemis
malaria (kotabaru) tidak ada, Riwayat minum alkohol (-), Riwayat menggunakan
obat-obatan terlarang (-), Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-)
4
Riwayat Penyakit Keluarga
Sakit kuning (-), Malaria (-), Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-)
Riwayat Sosial Lingkungan
Pasien tergolong ekonomi menengah ke bawah, pasien tinggal di daerah
pasar, dirumah sederhana yang terbuat dari papan, dengan ukuran tipe 45, dengan
2 kamar tidur, 1 kamar mandi, sehari-hari pasien mandi, cuci dan kakus
menggunakan air PDAM, pasien hanya tinggal sendirian dirumah. Jarak antara
rumah tergolong rapat sehingga sirkulasi kurang. Pasien bekerja sebagai pedagang
dipasar kaki lima. Di lingkungan sekitar pasien bekerja dan di lingkungan
tetangga tidak ada yang menderita sakit serupa. Pasien sering makan di warung
yang berada di pasar. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok, minum alkohol,
atau menggunakan narkoba. Pasien juga tidak terbiasa mengkonsumsi obat bebas
atau jamu-jamuan herbal.
II.3 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Tanda vital
Keadaan Umum : Tampak lemas
Kesadaran : Komposmentis
GCS : E4V5M6
Tekanan darah : 110/80 mm Hg
Laju nadi : 72 kali/menit
5
Laju nafas : 20 kali/menit
Suhu tubuh (aksiler) : 37,2 oC
Kepala dan leher
Umum : Bentuk normal, simetris, tidak ada luka/benjolan, rambut hitam,
keriting
Kulit : Petechiae (-), pucat (-), ikterik (+)
Mata : Palpebra kanan dan kiri tidak edema, konjungtiva kanan dan kiri tidak
pucat, sklera ikterik
Mulut : Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, stomatitis (-)
Leher : JVP 5 cmH2O dengan posisi kepala 45o, pembesaran KGB (-/-), kaku
kuduk tidak ada
Pemeriksaan Thorak
Paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan simetris, retraksi (-), spider nevi (-)
Palpasi : Fremitus vokal simetris
+ ++ ++ +
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
S SS SS S
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
6
Palpasi : Iktus cordis teraba (+) di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Kanan : ICS III-V linea parasternalis dextra
Kiri : ICS IV-V linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler, dan tidak terdengar suara bising
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, datar, venektasi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Hepar teraba 2 jari dibawah arcus costae dan 3 jari dibawah
processus xypoideus, konsistensi lunak, tidak berdungkul-dungkul,
tepi tajam. Lien dan massa tidak teraba, nyeri tekan perut kanan
atas (+), McBurney sign (-), Murphy sign (+)
Perkusi : Timpani (+), Redup berpindah (-)
Ekstremitas
Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-), parese (-/-), sianosis (-/-), palmar
eritem (-/-), ikterik (+)
Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-), parese (-/-), palmar eritem (-/-),
ikterik (+)
II.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboratorium RSUD Ulin 8 Desember 2011
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 16,7 14,0-18,0 g/dLLekosit 4,4 4.0-10.5 ribu/uLEritrosit 5,55 4,50-6,00 juta/uL
7
Hematokrit 53,8 40-50 Vol%Trombosit 214 150.000-450.000 /uLRDW-CV 13,8 11,5-14,7 %MCV,MCH, MCHCMCV 97,0 80,0-97,0 FlMCH 30,0 27,0-32,0 PgMCHC 31,0 32,0-38,0 %HITUNG JENISNeutrofil% 55,2 50.0-70.0 %Limfosit% 35,7 25-40 %MID% 9,1 4.0-11.0 %KIMIA DARAHGDS 89 <200 mg/dlSGOT 266 16-40 U/ISGPT 51 8-45 U/IUreum 11 10-45 mg/dlCreatinin 0,6 0,4-1,4 mg/dl Bilirubin Total 12.13 0.20-1.20 mg/dlBilirubin Direk 5.29 0.00-0.50 mg/dlBilirubin Indirek 6,84 0.00-0.50 mg/dlIMUNO-SEROLOGIHbsAg NEGATIVE
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Imunologi dan Serologi 8 Desember 2011
Jenis Salmonella Hasil WidalTITER
1/20 1/40 1/80 1/160 1/320S. Typhi O + + + - -S. Typhi H + + + - -S. Para Typhi A – O + + - - -S. Para Typhi B – O + + - - -
Tabel 3. Hasil pemeriksaan laboratorium RSUD Ulin 9 Desember 2011
Pemeriksaan Hasil Nilai RujukanURINALISAWarna-kekeruhan Kuning agak keruh Kuning keruhBJ 1.020 1.005-1.030pH 6.5 5.0-6.5Keton Negative NegativeProtein-Albumin 1+ NegativeGlukosa Negative Negative
8
Bilirubin Negative NegativeDarah samar Negative NegativeNitrit Positif NegativeUrobilinogen 0.2 0.2-1.0Leukosit 1+ NegativeURINALISA (SEDIMEN)Leukosit 1-2 0-3Erytrosit 1-2 0-2Selinder Negative NegativeEpitel 1+ 1+Bakteri 2+ NegativeKristal As.urat 1+ NegativeLain-lain Negative Negative
Tabel 4. Hasil pemeriksaan laboratorium RSUD Ulin 12 Desember 2011
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan SatuanKIMIAHATIBilirubin total 11.06 0.20-1.20 mg/dlBilirubin Direk 5.54 0.00-0.40 mg/dlBilirubin Indirek 5.52 0.20-0.60 mg/dlSGOT 137 0-46 U/ISGPT 371 0-45 U/I
Tabel 5. Hasil pemeriksaan USG Abdomen RSUD Ulin 13 Desember 2011
Liver Ukuran normal, sudut tumpul, tepi rata, intensitas echoparenkim homogen menurun, bilier normal, tak tampak nodul.
GB Dinding menebal, tak tampak dilatasi CBDLien Pankreas normalRen kanan/kiri Normal, tak tampak ectasis/batuVesica urinaria NormalKesimpulan : Hepatitis akut dengan cholecystitis akut Tak tampak obstruksi jaundice
Tabel 6. Hasil pemeriksaan laboratorium RSUD Ulin 14 Desember 2011
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
9
IMUNO-SEROLOGIAnti HCV NEGATIVE
II.5 RESUME
Tn.S 22 tahun dengan keluhan kulit dan mata kuning sejak 5 hari SMRS.
Demam tanpa menggigil sejak 7 hari SMRS. Nyeri perut dibagian kanan atas (+)
sejak 5 hari, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Muntah (+) sebanyak 3-4 kali sehari @
setengah gelas aqua. Pasien lemas (+). BAK normal, kencing seperti teh (-). BAB
dempul (-). TD 110/80 mmHg, nadi 72 x/menit, nafas 20 kali/menit dan suhu
aksiler 37,2 oC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik, kulit kuning,
nyeri tekan hiponkondriaka kanan atas, Murphy sign (+). Dari hasil pemeriksaan
penunjang didapatkan SGOT 266 U/I, SGPT 51 U/I, bilirubin total 12.13 mg/dl,
bilirubin direk 5.29 mg/dl, bilirubin indirek 6.84 mg/dl, HbsAg (-), Anti HCV (-).
Pada USG abdomen didapatkan hepatitis akut dengan cholecystitis akut tanpa
obstruksi jaundice.
II.6 DAFTAR MASALAH
a. Ikterik
b. Vomitus
II.7 PENGKAJIAN
a. Ikterik
Atas Dasar :
- Dari anamnesis didapatkan kuning pada kulit dan mata sejak 5
10
hari SMRS. Pasien juga ada demam sejak 7 hari SMRS.
- Dari pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik, kulit tampak
kuning. Nyeri tekan perut kanan atas, teraba hepar 2 jari dibawah
arcus costae dan 3 jari dibawah processus xypoideus, konsistensi
lunak, tidak berdungkul-dungkul tepi tajam.
- Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan bilirubin total 12.13
mg/dl, bilirubin direk 5.29 mg/dl, bilirubin indirek 6.84 mg/dl,
SGOT 266 U/I, SGPT 51 U/I, HbsAg (-), Anti HCV (-). Pada
USG abdomen didapatkan hepatitis akut dengan cholecystitis akut
tanpa obstruksi jaundice.
Dipikirkan : 1. Gangguan intra hepatik (hepatitis akut)
2. Gangguan pre hepatik (anemia hemolitik
e.c. malaria)
3. Gangguan post hepatik (kolesistitis)
R/ Diagnosis : Bilirubin total, direk, indirek, SGOT, SGPT,
HbsAg, anti HAV, anti HCV, HB, urinalisa
USG abdomen
R/ Terapi : Tirah baring
Asupan protein, kalori dan cairan yang adekuat
Inj. Antrain 3x1 amp
Per oral Hepatin 3x1
R/ Monitoring : Bilirubin total, direk, indirek, SGOT, SGPT
R/ Edukasi : Mengurangi aktivitas fisik, menghindari makan
11
sembarangan, menjaga kebersihan tubuh.
b.Vomitus
Atas Dasar :
- Dari anamnesis pasien ada keluhan muntah sejak 5 hari SMRS.
Muntah 3-4 x sehari, masing-masing sekitar setengah gelas aqua,
muntahan berupa makanan yang habis dimakan, muntah hitam (-).
- Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan perut kanan atas,
teraba hepar 2 jari dibawah arcus costae dan 3 jari dibawah
processus xypoideus, konsistensi lunak, tidak berdungkul-dungkul,
tepi tajam.
Dipikirkan : Vomitus e.c. DD gastritis
DD hepatitis akut
DD kolesistitis
DD ISK
R/ Diagnosis : urinalisa, USG abdomen
R/ Terapi : IVFD RL : D5% 20 tpm
Inj. Ondansentron 4 mg 3x1 amp
Inj. Ranitidin 4 mg 3x1 amp
R/ Monitoring : Serum elektrolit
R/ Edukasi : Asupan nutrisi dan cairan yang adekuat. Makanan
lunak dengan frekuensi sering porsi kecil, dengan
komposisi kalori: 30-35 kg/BB, karbohidrat : 50-
12
55%, protein 1-1,2 g/kg BB, lemak tergantung
toleransi.
II.8 FOLLOW UP
Tabel 7. Follow up tanggal 8 Desember 2011 – 17 Desember 2011
Tanggal Perawatan8/12 9/12 10/12 11/12 12/12
PemeriksaanSubyektif Mual + < < - -Muntah + + < < <Pusing + + < < <Makan/Minum </< +/+ +/+ +/+ +/+Air kencing seperti teh - - - - -Nyeri perut + + + + +ObjekifTanda vitalTekanan darah (mmHg) 110/80 120/80 110/80 110/70 100/80Nadi (x/menit) 72 70 78 72 74RR (x/menit) 20 20 21 20 20Temperatur (oC) 37,2 36,9 36,9 36,8 36,7Pemeriksaan fisikKulit dan sklera ikterik + + + + +Nyeri tekan perut kanan atas + + + + +
Tanggal Perawatan13/12 14/12 15/12 16/12 17/12
PemeriksaanSubyektif Mual + < < - -Muntah + < < - -Pusing < < < < <Makan/Minum +/< +/< +/< +/< +/<Air kencing seperti teh - - - - -Nyeri perut < < << << <<ObjekifTanda vitalTekanan darah (mmHg) 110/70 110/80 120/8
0120/80 120/80
Nadi (x/menit) 74 76 74 78 74RR (x/menit) 20 20 20 22 24Temperaturo C 36,9 36,7 37,0 36,9 37,2
13
Pemeriksaan fisikKulit dan sklera ikterik < < < < <Nyeri tekan perut kanan atas + + + + +
TanggalAssessment dan Plan
8 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitisTerapiIVFD RL 20 tpmInj. Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1 (H1)Inj. Ondansentron 4mg 3x1Po. Hepatin 3x1
9 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitis Terapi IVFD RL 20 tpm Inj. Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1 (H2) Inj. Ondansentron 4mg 3x1 Po. Hepatin 3x1
10 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitis Terapi IVFD RL 20 tpm Inj. Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1 (H3) Inj. Ranitidin 2x1 Inj. Ondansentron 4mg 3x1 Po. Hepatin 3x1
11 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitis Terapi IVFD RL 20 tpm Inj. Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1 (H4) Inj. Ranitidin 2x1 Inj. Ondansentron 4mg 3x1 Po. Hepatin 3x1
12 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitis Terapi IVFD RL 20 tpm Inj. Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1 (H5) Inj. Ranitidin 2x1 Inj. Ondansentron 4mg 3x1 Po. Hepatin 3x1
13 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitis TerapiIVFD RL 20 tpmInj. Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1 (H6)Inj. Ranitidin 2x1Inj. Ondansentron 4mg 3x1
14
Po. Hepatin 3x114 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitis
TerapiIVFD RL 20 tpmInj. Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1 (H7)Inj. Ranitidin 2x1Inj. Ondansentron 4mg 3x1Po. Hepatin 3x1
15 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitisTerapiIVFD RL 20 tpmInj. Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1 (H8)Inj. Ranitidin 2x1Inj. Ondansentron 4mg 3x1 (k/p)Po. Hepatin 3x1
16 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitis TerapiIVFD RL 20 tpmInj. Ondansentron 4mg 3x1 (k/p)Po. Hepatin 3x1
17 Desember 2011 Diagnosa: ikterik e.c. Hepatitis akut DD kolesistitis TerapiIVFD RL 20 tpmPo. Hepatin 3x1
15
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien didiagnosis hepatitis akut berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan
keluhan demam tanpa menggigil sejak 7 hari SMRS, badan lemah, mual dan
muntah sejak 5 hari , badan dan mata semakin lama semakin kuning sejak 5 hari
SMRS, nyeri perut kanan atas tidak terlalu hebat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan perut kanan atas, teraba
hepar 2 jari dibawah arcus costae dan 3 jari dibawah processus xypoideus,
konsistensi lunak, tidak berdungkul-dungkul, tepi tajam. Pada kulit didapatkan
tampak kuning, sclera ikterik.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan bilirubin total 12.13 mg/dl,
bilirubin direk 5.29 mg/dl, bilirubin indirek 6.84 mg/dl, SGOT 266 U/I, SGPT 51
U/I, HbsAg (-), Anti HCV (-). Pada USG abdomen didapatkan hepatitis akut
dengan cholecystitis akut tanpa obstruksi jaundice.
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya
(membran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang
meningkat konsentrasinya dalam sirkulasi darah. Bilirubin dibentuk sebagai
akibat pemecahan cincin hem, biasanya sebagai akibat metabolisme sel darah
merah. Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata Prancis “ jaune” yang berarti
kuning. Ikterus sebaiknya diperiksa dibawah cahaya terang siang hari, dengan
melihat sklera mata, dan kalau ini terjadi konsentrasi bilirubin sudah
16
berkisar antara 2-2,5 mg/dL (34 sampai 43 umol/L). Jika ikterus sudah jelas dapat
dilihatdengan nyata maka bilirubin mungkin sebenarnya sudah mencapai angka 7
mg%.5
Gambar 1. Metabolisme Bilirubin6
Berikut ini adalah fase-fase pembentukkan bilirubin :
1. Eritrosit yang sudah tua akan difagosit oleh monosit dan makrofag dan
sebagiannya lagi akan didestruksi / katabolisasi di sistem retikuloendotelial (SRE)
17
seperti hati dan limfa, sementara sel darah yang telah difagosit itu akhirnya juga
akan dibawa menuju SRE untuk mengalami katabolisasi lebih lanjut.
2. Didalam SRE hemoglobin, suatu bentuk protein yang terdapat dalam eritrosit,
akan dipecah menjadi 3 komponen yaitu Heme, Ferum ( besi ) dan globin. Globin
akan menuju siklus metabolisme yang lain sedangkan besi akan digunakan
kembali oleh tubuh untuk pembentukan eritrosit baru dan akhirnya heme akan
dikonversi menjadi biliverdin yang berwarna kehijauan.
3. Biliverdin akan keluar dari SRE menjadi bentuk bilirubin tak terkonjugasi atau
bilirubin indirek ( BI ), karena sifatnya yang tidak larut air maka untuk ditranspor
didalam plasma, dibutuhkan suatu pembawa yaitu albumin. bersama dengan
albumin BI akan bersirkulasi dan akan mengalami ambilan oleh hepatosit.
4. BI akan diikat oleh suatu protein yang dihasilkan hati yaitu protein Y, lalu BI +
Protein Y akan mengalami reaksi enzimatik, yaitu oleh enzim glukuronil
transferase dan kemudian mengalami pengikatan lagi dengan protein Z, maka
lengkaplah bilirubin tersebut menjadi bentuk terkonjugasi / bilirubin direk yang
memiliki sifat larut dalam air.
5. Bilirubin akan dikeluarkan dari hati melalui traktus biliaris dan nantinya akan
bercampur dengan garam - garam empedu, dan kemudian memasuki saluran
cerna.
6. Didalam saluran cerna bilirubin akan dimetabolisme lebih lanjut oleh bakteri
usus menjadi sterkobilin ( dan juga urobilin ) yang mewarnai faeces sebagian
kecil akan diserap dan dibawa ke dalam sirkulasi portal ,dan kemudian ke ginjal
18
dimana bilirubin ini akan mewarnai urine ( disini namanya berganti menjadi
urobilin ) dan dikeluarkan bersama dengan urine ( serta faeces ) dari tubuh.
Tabel 8. Diagnosa banding pasien ikterik
Hepatitis akut Anemia hemolitik e.c malaria
Kolesistitis
Gejala Ikterik, Ikterik, pusing, lemah, cepat capek, sesak, demam, menggigil, berkeringat, urinnya kecoklatan, Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit dan mukosa kuning, splenomegali.
Ikterik, mual, muntah, kolik perut disebelah kanan atas epigastrium serta kenaikan suhui tubuh. Kadang-kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium, Murphy’s sign (+)
Pemeriksaan laboratorium
Hapusan darah tepi terdapat parasit malaria, HB menurun, trombositopeni, LED meningkat, kadar bilirubin meningkat.
Adanya leukositosis serta kemungkinan peninggian serum transminase dan fosfatase alkali.
Dari data tersebut yang mendekati dgn gejala dan pemeriksaan pada kasus in I yaitu hepatotis akut, karna pada pasien ini didapatkan.Bahas hptts,\klsts,malaria kalo ada
19
Hepatitis A merupakan penyakit yang terutama menyerang anak dan
dewasa muda. Penularan hepatitis A terjadi secara fekal oral, yaitu melalui
makanan dan minuman yang tercemar oleh virus hepatitis A, umumnya penularan
dari orang ke orang. Namun transmisi parenteral juga mungkin. Masa inkubasi
hepatitis A akut bervariasi antara 14 hari sampai 49 hari, dengan rata-rata 30 hari.1
Hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis A (HAV) yang tidak
memiliki amplop, merupakan virus RNA rantai tunggal. HVA pertama kali
diidentifikasi dengan mikroskop elektron pada tahun 1973 dan diklasifikasikan ke
dalam genus hepatovirus dan masuk dalam famili picornavirus. HVA berdiameter
27-28 nm dengan bentuk kubus simetrik, tahan terhadap cairan empedu, tidak
dapat diinaktifasi oleh eter, dan stabil pada suhu -20o Celcius serta pH yang
rendah (pH 3,0).Virus hepatitis A ini dapat bertahan selama 2 jam hingga 60 hari
di permukaan kering.
Gambar 2. Virus hepatitis A dilihat dari mikroskop elektron
Pada manusia terdiri atas satu serotipe, tiga atau lebih genotipe.
Strukturnya mirip dengan enterovirus, tapi hepatitis A virus berbeda. HVA dapat
mempengaruhi fungi liver ketika melakukan replikasi dalam hepatosit. Sistem
imun seseorang kemudian akan teraktivasi untuk memproduksi sebuah reaksi
20
spesifik untuk mencoba melawan dan mengeradikasi agen infeksiustersebut.
Sebagai konsekuensinya, liver akan mengalami inflamasi dan membesar.4
Virus Hepatitis A disebarkan melalui kotoran atau tinja penderita.
Penyebarannya disebut fecal-oral route contohnya tangan secara tidak sengaja
menyentuh benda bekas terkena tinja dankemudian tanpa mencuci tangan
digunakan untuk makan, atau ikan atau kerang yang berasal darikawasan air yang
dicemari oleh kotoran manusia penderita hepatitis A. Faktor risiko untuk
terkenanya hepatitis A meliputi berdomisili di tempat yang penduduknya ramai
dan dalam satu rumah dihuni oleh banyak orang, kebersihan yang kurang,
bepergian ke negara berkembang, pemakaian jarum suntik bersama misalnya pada
orang yang memakai narkoba, juga bisa melalui kontak seksual dengan
penderita.4,7 Pada kasus, pasien tinggal di daerah dekat pasar, yang dianggap
penduduknya ramai dan kebersihannya kurang sehingga mendukung untuk
terjadinya penularan penyakit hepatitis.
Virus masuk ke dalam tubuh dengan perantara makanan atau air yang
tercemar oleh feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak
dimasak atau makan kerang yangs etengah matang, ataupun minum dengan es
batu yang proses pembekuannya terkontaminasi. Didalam saluran penceranaan
HVA dapat berkembang biak dengan cepat, kemudian diangkut melalui aliran
darah ke dalam hati, dimana tinggal di dalam kapiler-kapiler darah dan menyerang
jaringan-jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan hati megalami inflamasi dan
membesar.4
21
Periode inkubasi infeksi virus hepatitis A antara 15-50 hari dengan rata-
rata 30 hari. Masa infeksi virus hepatitis A berlangsung antara 3-5 minggu. Virus
sudah berada di dalam feces 1-2 minggu sebelum gejala pertama muncul dan
dalam minggu pertama timbulnya gejala.
Setelah masa inkubasi biasanya diikuti dengan gejala-gejala berikut:
demam, kurang nafsu makan, mual, nyeri pada kuadran kanan atas perut, dan
dalam waktu beberapa hari kemudian timbul sakit kuning. Urin penderita
biasanya berwarna kuning gelap yang terjadi 1-5 hari sebelum timbulnya penyakit
kuning. Terjadi hepatomegali. HAV ditularkan dari orang ke orang melalui
mekanisme fekal-oral. HAV diekskresi dalam tinja, dan dapat bertahan di
lingkungan untuk jangka waktu lama. Orang bisa tertular apabila mengkonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh HAV dari tinja. Kadang-kadang,
HAV juga diperoleh melalui hubungan seksual (anal-oral) dan transfusi darah.4
Hepatitis akut dapat dibagi menjadi empat fase klinis : 4,8
1. Inkubasi
Masa inkubasi atau periode preklinik berlangsung10-50 hari, dengan rata-
ratakurang lebih 28 hari di mana pasien tetap asimtomatik meskipun terjadi
replikasi aktif virus.
2. Fase prodromal
Fase prodromal atau pre-ikterik berlangsung selama 3-10 hari yang ditandai
dengan munculnyagejala seperti menurunnya nafsu makan, kelelahan, panas, mual
sampai muntah, anoreksia, nyeri perut sebelah kanansakit perut, mual dan muntah,
demam, diare, urin berwarna coklat gelapseperti air teh dan tinja yang pucat.
22
3. Fase ikterik
Fase ini terjadi di mana penyakit kuning berkembang di tingkat bilirubin total
melebihi 20 - 40mg/l. Pasien seringkali baru mencari pertolongan medis pada fase
ini. Fase ikterik biasanyadimulai dalam waktu 10 hari gejala awal didahului
urin yang berwarna coklat, sklera kuning, kemudian seluruh badan menjadi
kuning. Teradi puncak fase ikterik dalam 1-2 minggu,hepatomegali ringan yang
disertai dengan nyeri tekan. Demam biasanya membaik setelah beberapa hari
pertama penyakit kuning. Viremia berakhir tak lama setelah
mengembangkanhepatitis, meskipun tinja tetap menular selama 1 - 2 minggu.
Tingkat kematian rendah (0,2% darikasus ikterik) dan penyakit akhirnya sembuh
sendiri. Kadang-kadang, nekrosis hati meluasterjadi selama 6 hingga 8 minggu
pada masa sakit. Dalam hal ini, demam tinggi, ditandai nyeri perut, muntah,
penyakit kuning dan pengembangan ensefalopati hati terkait dengan koma
dankejang, ini adalah tanda-tanda hepatitis fulminan, menyebabkan kematian pada
tahun 70 - 90%dari pasien. Dalam kasus-kasus kematian sangat tinggi
berhubungan dengan bertambahnya usia,dan kelangsungan hidup ini jarang terjadi
lebih dari 50 tahun.
4. Masa penyembuhan
Masa penyembuhan pada umumnya berjalan lambat, tetapi pemulihan pasien
lancar dan lengkap.Kejadian rekurensi pada hepatitis terjadi dalam 3 - 20% dari
pasien, sekitar 4-15 minggu setelahgejala awal telah sembuh.Ikterus berangsur
berkurang dan hilang dalam 2-6 minggu, demikian pula anorksia, lemas badan
dan hepatomegali. Penyembuhan sempurna sebagian besar terjadidalam 3-4 bulan.
23
Tes serologi adalah pemeriksaan kadar antigen maupun antibodi terhadap
virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis virus
penyebab hepatitis. Tes biokimia hati adalah pemeriksaan sejumlah parameter zat-
zat kimia maupun enzim yang dihasilkan jaringan hati(liver). Dari tes biokimia
hati inilah dapat diketahui derajat keparahan atau kerusakan sel dan selanjutnya
fungsi organ hati (liver) dapat dinilai.
Tes biokimia fungsi hati dapat berupa: bilirubin urin dan urobilinogen,
bilirubin total serum dan langsung, SGPT, SGOT, fosfatase alkali, waktu
protrombin, protein total, albumin, IgG, IgA, IgM, hitung darah lengkap. Level
bilirubin naik setelah onset bilirubinuria diikuti peningkatan SGOT dan SGPT.
Individu yang lebih tua dapat memiliki level bilirubin yang lebih tinggi. Fraksi
direk dan indirek akan meningkat akibat adanya hemolisis, namun bilirubin
indirek umumnya akan lebih tinggi dari bilirubin direk. Peningkatan level SGOT
dan SGPT sangat sensitif untuk hepatitis A. Enzim liver ini dapat meningkat
hingga melebihi 10.000 mlU/ml dengan level SGPT lebih tinggi dari SGOT yang
nantinya akan kembalil normal setelah 5-20 minggu kemudian. Peningkatan
Alkaline Phospatase terjadi selama penyakit akut dan dapat berkelanjutan selama
fase kolestasik berlangsung mengikuti kenaikan level transaminase. Selain itu,
albumin serum dapat turun.9
Pada pasien ini terdapat peningkatan SGOT yaitu 266 U/I, SGPT 51 U/I,
bilirubin total 12.13 mg/dl, bilirubin direk 5.29 mg/dl, bilirubin indirek 6.84
mg/dl. Selain itu dari pemeriksaan HbsAg (-), anti HCV (-).
24
Diagnosis banding pada kasus ini adalah kolesistitis. Kolesistitis adalah
inflamasi dari dinding kantong empedu akibat adanya obstruksi pada duktus
sistitikus. Inflamasi dapat bersifat steril atau infeksi bakterial. Batu empedu
biasanya (90%) menyebabkan obstruksi (kolesistitis kalkulus). Obstruksi ini akan
mengakibatkan distensi kantong empedu sehingga dindingnya akan mengalami
edema dan iskemia, nekrosis, dan gangren (kolesistitis gangrenosa) yang dapat
berkembang menjadi perforasi dan mengakibatkan abses pada kuadran kanan atas
bahkan hingga menimbulkan peritonitis generalisata.10
Pada pasien tidak ditemukan nyeri kolik yang khas untuk membuktikan
adanya batu empedu, dimana kolik dapat berlangsung selama 1-5 jam secara
konstan, terutama di epigastrium dan kuadran kanan atas. Nyeri dapat beradiasi ke
regio skapula kanan dan punggung. Nyeri akibat iritasi peritoneal dikarenakan
adanya kontak langsung dengan kantong empedu akan membuat nyeri terlokalisir
di kuadran kanan atas. Nyeri kolik pada kolesistitis bersifat nyeri tumpul, parah,
dan konstan. Onset nyeri muncul beberapa jam setelah makan, lebih sering pada
malam hari hingga membangunkan pasien dari tidurnya. Gejala yang menyertai
nyeri adalah mual, muntah, nyeri pleuritik, dan demam ringan.11,12
Penatalaksaan hepatitis meliputi medikamentosa dan non-medikamentosa.
Hingga sekarang belum ada pengobatan spesifik bagi hepatitis virus akut,
pengobatan hanya bersifat simtomatis. Penambahan vitamin dengan makanan
tinggi kalori dan protein dapat diberikan pada penderita yang mengalami
penurunan berat badan atau malnutrisi. Pengobatan simtomastis yang biasa
diperlukan :
25
- Pemberian antiemetik jika pasien muntah-muntah
- Pemberian cairan melalui infus jika terdapat tanda-tanda dehidrasi
- Pemberian analgesik untuk menghilangkan sakit kepala
- Penggunaan bedak salisilat atau difenhidramin untuk mengurangi rasa
gatal
- Pemberian imunoglobulin yang berisi antibodi terhadap virus hepatitis,
namun pemberiannya hanya efektif dalam 14 hari setelah timbulnya
gejala.
- Jangan memberikan obat yang dimetabolisme di hati seperti
acetaminofen atau obat yang mengandung alkohol.
Dalam penatalaksanaan non-medikamentosa adalah istirahat yang
dilakukan dengan tirah baring, mobilisasi pelan-pelan dimulai jika keluhan atau
gejala berkurang, bilirubin dan transaminase serum menurun. Aktivitas normal
sehari-hari dimulai setelah keluhan hilang dan data laboratorium normal. Terapi
harus mendukung dan bertujuan untuk menjaga keseimbangan gizi yang cukup.
Tidak ada diet khusus bagi penderita hepatitis A, yang penting adalah jumlah
kalori dan protein adekuat (1 g/kg protein, 30-35 cal/kg), menu dapat disesuaikan
dengan selera penderita, terkadang pemasukan nutrisi dan cairan kurang akibat
mual dan muntah, sehingga perlu ditunjang oleh nutrisi parenteral contohnya infus
Dekstrose 10-20%. Telur, susu dan mentega benar-benar dapat membantu
memberikan asupan kalori yang baik. Minuman mengandung alkohol tidak boleh
dikonsumsi selama hepatitis akut karena efek hepatotoksiknya.
26
Pada kasus ini pasien diberikan injeksi antrain 3x 1 amp yang berisi
Metamizole Na 500 mg berfungsi sebagai anti nyeri dan antipiretik. Pre oral
hepatin 3x1 yang berisi Curcumanoid 20 mg, Silymarin phytosome 70 mg,
ekstrak echinaceae 150 mg, kolin bitartrat 150 mg, Vit B₆ 2 mg berfungsi sebagai
supplemen untuk mendukung dan menjaga fungsi hati.
Prognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 99% dari pasien dengan
hepatitis A sembuh sendiri. Komplikasi akibat Hepatitis A hampir tidak ada
kecuali pada seseorang yang memang sudah mengidap penyakit hati kronis atau
sirosis. Pada pasien ini prognosisnya dubia ad bonam.
Pencegahan terhadap infeksi hepatitis dengan penularan secara enteric
HAV.
Pencegahan dengan imunoprofilaksis : 4
I. Imunoprofilaksis sebelum paparan
a. Vaksin HAV yang dilemahkan
- Efektifitas tinggi
- Sangat imunogenik
- Antibodi protektif terbentuk dalam 15 hari pada 85-90% subjek
- Aman, toleransi baik
- Efektifitas proteksi selama 20-50 tahun
- Efek samping utama adalah nyeri di tempat penyuntikan
b. Dosis dan jadwal vaksin HAV
- > 19 tahun, 2 dosis of HAVRIX® (1440 Unit Elisa) dengan interval 6-12
bulan
27
- Anak > 2 tahun, 3 dosis HAVRIX® (360 Unit Elisa), 0, 1, dan 6-12 bulan
atau 2 dosis (720 Unit Elisa), 0, 6-12 bulan
c. Indikasi vaksinasi
- Pengunjung ke daerah resiko tinggi
- Homoseksual dan biseksual
- IVDU
- Anak dan dewasa muda pada daerah yang pernah mengalami kejadian luar
biasa luas
- Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV lebih tinggi dari angka
nasional
- Pasien yang rentan dengan penyakit hati kronik
- Pekerja laboratorium yang menangani HAV
- Pramusaji
- Pekerja pada bagian pembuangan air
II. Imunoprofilaksis pasca paparan
- Keberhasilan vaksin HAV pada pasca paparan belum jelas
- Keberhaislan immunoglobulin sudah nyata akan tetapi tidak sempurna
- Dosis dan jadwal pemberian immunoglobulin :
- Dosis: 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera
mungkin setelah paparan
- Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan
- Induikasi: kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan
infeksi HAV akut
28
Diagnosis banding untuk pasien muntah : jlskan patofis muntah dl kalo ada, br
tabel
Tabel 9. Diagnosa banding vomitus
Gastritis Hepatitis Akut Kolestitis ISKGejala Mual, muntahPemeriksaan Laboratorium
Selain dr muntah dan jk diliat dr gejala2 lain dr pasien,maka penyebab muntah tersebut adalah hepatitis akut. Knp jd muntah pd pasien hptts akuyt?
Pd kss ini didukug dr gejala lain, penyebab mnth dr pasien ini karena ????
Pd pasien ini diberikan…….
Brrikanm nutrisi blabla blaaa,
Pada pasien ini untuk mual dan muntah diberikan IVFD RL, saat gejala
muntah berkurang pasien dapat diberikan tambahan IVFD D5% untuk menambah
asupan glukosa dan diberikan injeksi ondansentron serta injeksi ranitidin. Injeksi
ranitidin berfungsi menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel.
Reseptor H2 akan merangsang sekresi cairan lambung sehingga pemberian
ranitidin menghambat sekresi cairan lambung. Injeksi ondansetron suatu
antagonis reseptor 5HT yang bekerja secara selektif dan kompetitif dalam
mencegah maupun mengatasi mual dan muntah akibat pengobatan dengan
sitostatika dan radioterapi.
29
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus hepatitis akut pada laki-laki berusia 22
tahun. Datang dengan keluhan kulit dan mata kuning sejak 5 hari SMRS. Demam
tanpa menggigil sejak 7 hari SMRS. Nyeri perut dibagian kanan atas (+) sejak 5
hari, nyeri seperti ditusuk-tusuk. Muntah (+) sebanyak 3-4 kali sehari, masing-
masing setengah gelas aqua. Pasien lemas (+). BAK normal, kencing seperti teh
(-). BAB dempul (-).
TD 110/80 mmHg, nadi 72 x/menit, nafas 20 kali/menit dan suhu aksiler
37,2 oC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sklera ikterik, kulit kuning, nyeri
tekan hiponkondriaka kanan atas, Murphy sign (+). Dari hasil pemeriksaan
penunjang didapatkan SGOT 266 U/I, SGPT 51 U/I, bilirubin total 12.13 mg/dl,
bilirubin direk 5.29 mg/dl, bilirubin indirek 6.84 mg/dl, HbsAg (-), Anti HCV (-).
Pada USG abdomen didapatkan hepatitis akut dengan cholecystitis akut tanpa
obstruksi jaundice.
Selama perawatan pasien mendapatkan terapi IVFD RL 20 tpm, inj.
Cefotaxim 1gr/12 jam 2x1, inj. Ondansentron 4mg 3x1, inj. Ranitidin 2x1, per
oral Hepatin 3x1. Pada hari perawatan ke 9 pasien pulang atas permintaan sendiri.
30
DAFTAR PUSTAKA